Ketua Liga Arab Mengutuk ‘Kriminal’ Milisi Houthi Menembak Mati Mantan Presiden Yaman

Epochtimes.id. Ketua Liga Arab Ahmed Abul Gheit pada Selasa (5/12/2017) mengecam pembunuhan terhadap mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh oleh pemberontak milisi Houthi. Tindakan pembunuhan ini digambarkan sebagai “sifat kriminal” Houthi.

Ketua blok pan-Arab tersebut memperingatkan bahwa pembunuhan Saleh saat dia melarikan diri dari ibukota Sanaa setelah runtuhnya aliansi yang tidak nyaman tersebut dengan pemberontak mengancam “ledakan situasi keamanan” di negara yang dilanda perang tersebut.

“Pembunuhan Saleh dan bagaimana hal itu dilakukan mengungkapkan kepada semua orang sifat kriminal yang kehilangan kemanusiaan dari milisi yang merupakan alasan utama penghancuran membinasakan negara tersebut,” kata Gheit dalam sebuah pernyataan dilansir AFP.

Pemberontak milisi Houthi bergerak cepat untuk mengkonsolidasikan kontrol mereka atas kota Sanaa setelah hampir seminggu terjadi bentrokan mematikan dengan loyalis Saleh.

Saleh, yang telah memerintah Yaman selama tiga dekade sebelumnya telah bergabung dengan Houthi pada tahun 2014 ketika mereka menguasai sebagian besar negara tersebut, termasuk ibukota Sanaa.

Pada 4 Desember 2017, pemberontak Houthi menghentikan empat konvoi kendaraan Saleh sekitar 40 kilometer selatan Sanaa, menembak Saleh dan mengumumkan kematiannya. (MOHAMMED HUWAIS / AFP / Getty Images)

Namun aliansi tersebut bubar dalam sepekan terakhir, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan saat Saleh bermaksud menyiapkan lembaran baru ke koalisi pimpinan-Saudi yang menggelar serangan udara hebat melawan Houthi sejak September 2015.

Perang Yaman telah membuat ribuan orang tewas sejak 2015, menyebabkan semakin parahnya krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sumber di milisi Houthi mengatakan pejuangnya menghentikan kendaraan lapis baja Saleh dengan tembakan roket RPG di luar ibukota Sanaa dan kemudian menembaknya hingga tewas.

Sedangkan sumber di partai Saleh mengonfirmasi bahwa dia tewas dalam serangan saat konvoi.

Rekaman yang tidak diverifikasi kebenarannya memperlihatkan tubuh Saleh berdarah setelah diserang milisi Houthi.

Pada malam tanggal 1 Desember 2017, pemberontak “Gerakan Houthi” bentrok dengan pendukung Saleh di ibukota Sanaa. (STRINGER / AFP / Getty Images)

Ali Abdullah Saleh tewas setelah menghentikan aliansinya dengan Houthi setelah hampir tiga tahun di mana mereka bersama-sama melawan koalisi pimpinan Arab Saudi. Koalisi Arab Saudi mencoba mengembalikan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.

Dalam pidato di televisi pada Senin, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi mengucapkan selamat kepada orang-orang Yaman atas apa yang dia gambarkan sebagai sebuah kemenangan melawan sebuah “konspirasi pengkhianatan”.

Sebelumnya Saleh (75) dalam pidatonya mengatakan dirinya bersiap untuk sebuah “halaman baru” dalam hubungan dengan koalisi Arab Saudi. Saleh juga menyebut bahwa milisi Houthi sebagai “milisi kudeta.” Tudingan tersebut membuat Houthi menuduh Saleh sebagai pengkhianat. (asr)

Sumber : AFP/al-Ahram