Eva Fu
Seorang pria ditangkap hingga diborgol oleh aparat kepolisian dari The New York City Police Department (NYPD) karena diduga merusak stan-stan informasi di kawasan Flushing, New York City, Amerika Serikat. Stan-stan itu berusaha menjelaskan penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok yang telah berlangsung lama terhadap Falun Gong.
Tersangka, Zheng Buqiu dari Flushing, 32 tahun, ditangkap sekitar tengah hari pada Selasa (15/2/2022) di dekat persimpangan Main Street dan Kissena Boulevard, tidak jauh dari empat stan yang dirusaknya sejak 10 Februari.
Polisi telah mendakwa Zheng Buqiu dengan kejahatan kebencian dan kejahatan kriminal di derajat keempat, kata seorang petugas kepada The Epoch Times. Kedua kejahatan itu dapat diganjar hukuman sampai setahun penjara.
Bertindak Kasar
Pria yang kemudian diidentifikasi sebagai Zheng Buqiu, mengenakan topi hitam dan kemeja hitam, memperlihatkan tato-tato yang menghiasi kedua lengan dan bagian dadanya, mulai melakukan vandalisme di Main Street di Flushing.
BACA JUGA : Pria Bertato Menyerang Stan Informasi Falun Gong di Flushing, New York City
BACA JUGA : Kantor Mirip-Gestapo di Tiongkok Berusaha Membasmi Kelompok Spiritual Falun Gong di Seluruh Dunia
Pada satu stan informasi di depan Golden Shopping Mall pada Jumat (11/2/2022), Zheng Buqiu meninju dan menendang sebuah papan pajangan yang tertera kata-kata “Sejati, Baik, dan Sabar”—–tiga prinsip disiplin spiritual Falun Gong–berdasarkan rekaman video insiden tersebut.
Zheng Buqiu kemudian menggulingkan sebuah meja, membuat berantakan buklet-buklet informasi serta bingkai-bingkai logam yang menopang papan pajangan tersebut, sebelum membawa pergi papan pajangan yang hancur itu; ia juga merusak sebuah portable speaker dengan cara menginjaknya.
Sebelumnya pada hari itu, Zheng Buqiu melemparkan banyak materi informasi ke jalanan dan berusaha menghancurkan sebuah meja, yang berupaya dilindungi oleh relawan stand dengan tubuh mereka, di stan lain di depan Perpustakaan Umum Queens, demikian menurut para relawan.
BACA JUGA : Sidang Panel Ungkap Adanya Paralel Holocaust dalam Penganiayaan Falun Gong di Tiongkok
Pria itu lantas pergi sebelum kembali dengan bajunya dilepas, merobek sebuah papan pajangan sebelum para relawan menghalanginya dari menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Peristiwa di mal tersebut meninggalkan Xu Weiguo, seorang relawan yang merekam sebagian vandalisme. Ia tidak dapat tidur pada malam itu.
“Sebagai seorang wanita di sini, ini benar-benar meresahkan, Saya belum pernah melihat hal seperti ini sejak saya datang ke Amerika Serikat lebih dari 10 tahun yang lalu,” kata Xu Weiguo kepada The Epoch Times pada 11 Februari.
Xu Weiguo dan relawan lainnya melihat serangan itu sebagai bagian kampanye intimidasi yang diatur oleh Partai Komunis Tiongkok untuk mencegah mereka berbicara menentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan rezim Tiongkok.
“Peristiwa itu meninggalkan ketakutan yang tersisa dalam diri saya, bahkan kekasaran yang dilakukan oleh pria itu di Amerika, benar-benar di luar pemahaman,” ujarnya.
Para praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok telah dianiaya secara sistematis dan brutal oleh Partai Komunis Tiongkok selama lebih dari dua dekade. Para praktisi Falun Gong yang berada di luar negeri, ingin meningkatkan kesadaran akan masalah ini telah mengalami upaya yang konsisten oleh Partai Komunis Tiongkok dan preman-premannya untuk menggagalkan aktivitas para praktisi Falun Gong.
Jutaan praktisi Falun Gong telah dipenjarakan atau dikirim ke fasilitas-fasilitas pemerintah yang lain, di mana praktisi-praktisi Falun Gong itu dikenakan kerja paksa, mengalami pemukulan, dicekoki makanan, dan pelecehan seksual yang dimaksudkan untuk memaksa mereka melepaskan keyakinannya. Praktisi-praktisi Falun Gong yang dipenjara juga menjadi korban panen organ secara paksa.
Saat Pertandingan Olimpiade dimulai di Beijing, Falun Dafa Information Center yang berbasis di New York mengidentifikasi lebih dari selusin kamp penjara di sekitar sejumlah Venue Olimpiade di Beijing dan kota-kota terdekat, di mana penahanan dan penyiksaan masih berlangsung.
Zheng Buqiu melakukan beberapa serangan lagi selama beberapa hari, sebelum ditangkap sekitar satu jam setelah ia menggulingkan sebuah meja informasi Falun Gong di Perpustakaan Umum Queens dan menarik bunga-bunga teratai indah yang memperindah pajangan, sehingga menyebabkan para praktisi Falun Gong melapor ke polisi.
Sedikitnya enam polisi hadir untuk menangkap pelaku, yang mengenakan sebuah jaket dengan penutup kepala berwarna hitam dan topi warna hitam, demikian rekaman video dari penangkapan menunjukkan.
Sebuah Seruan untuk Kesadaran
Yi Rong, Juru bicara Falun Gong Spiritual Center menyatakan penghargaan dan kelegaan atas penangkapan Zheng Buqiu. Ia berterima kasih kepada polisi karena telah mengambil tindakan yang cepat untuk “memulihkan perdamaian untuk komunitas Flushing.”
Pelecehan yang menargetkan Falun Gong telah menyebabkan rasa tidak aman di dalam komunitas Tionghoa, kata Yi Rong, yang mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk meningkatkan langkah untuk melindungi komunitas Tionghoa agar kejahatan kebencian seperti ini tidak terulang lagi.
Banyak dari sukarelawan yang berdiri di stan tersebut mengalami penganiayaan oleh rezim Tiongkok secara langsung sebelum mereka mencari perlindungan di Amerika Serikat, dan mereka meminta pemerintah Amerika Serikat untuk melindungi kebebasan berkeyakinan mereka, kata Yi Rong kepada The Epoch Times.
Sentimen yang sama juga dibagikan oleh pemimpin distrik Majelis negara bagian Martha Flores-Vazquez. Pada pertemuan yang ia selenggarakan pada 13 Februari, ia menunjuk ke sebuah meja yang telah digulingkan oleh penyerang tersebut, menyebutnya sebagai “sebuah penghinaan yang besar.”
“Kami tidak menyambut kejahatan-kejahatan rasial, kami tidak menyambut kegiatan-kegiatan kriminal datang ke sini untuk menggulingkan sebuah meja, untuk menggulingkan sebuah kebudayaan, ini bukan Tiongkok, ini adalah Amerika Serikat,” katanya.
Stan-stan informasi adalah salah satu cara utama para praktisi Falun Gong menginformasikan penduduk setempat dan wisatawan mengenai penderitaan sesama praktisi Falun Gong di Tiongkok. Hal itu juga membuat mereka menjadi sebuah target serangan yang menonjol.
Selama berbulan-bulan pada 2008, gerombolan massa mengibarkan bendera-bendera komunis yang berwarna merah serta meludahi, mengutuk, dan secara fisik menyerang para praktisi Falun Gong di Flushing yang membagikan materi-materi cetak yang berhubungan dengan Falun Gong.
Peristiwa serupa terjadi di tempat lain, termasuk di Australia, Jepang, dan baru-baru ini di Hong Kong.
Pada April lalu, para pelaku bermasker merusak enam stan informasi di beberapa distrik di Hong Kong sekitar belasan kali, menggunakan pisau dan cat semprot untuk menghancurkan tanda-tanda di stan-stan informasi itu. Kerusakan materil diperkirakan sekitar 30.000 dolar Hong Kong.
Yi Rong bersumpah bahwa para praktisi Falun Gong tidak akan dibungkam.
“Kami tidak melepaskan kepercayaan kami di daratan Tiongkok, apalagi kami berada di sini,” tegasnya. (Vv/asr)
Linda Lin berkontribusi pada laporan ini