Pria Bertato Menyerang Stan Informasi Falun Gong di Flushing, New York City

Frank Yue – The Epoch Times

Seorang pria Asia bertato pada  Kamis (10/2/2022) menyerang dua stan informasi di kawasan Flushing, New York City, yang didirikan untuk meningkatkan kesadaran akan penganiayaan oleh Partai Komunis Tiongkok yang berlangsung lama  terhadap kelompok spiritual Falun Gong atau Falun Dafa. 

Insiden itu, yang menggemakan kampanye pelecehan serupa yang menargetkan kegiatan Falun Gong di New York dan di tempat lain, yang diyakini diatur oleh Partai Komunis Tiongkok dalam upaya untuk mengintimidasi praktisi Falun Gong.

Sekitar pukul 15.20 pada Kamis waktu setempat, seorang pria bertato mengenakan pakaian serba hitam mendekati salah satu stan di depan Golden Shopping Mall di Jalan Utama Flushing dan meninju salah satu papan pajangan tanpa mengatakan sepatah kata pun, menurut saksi bernama Xu Weiguo, seorang sukarelawan yang berjaga di stan tersebut.

Pria itu kemudian melanjutkan untuk melempar sebuah meja yang memajang materi informasi ke jalanan, dan menginjak papan pajangan yang jatuh dengan kakinya, kata Xu Weiguo. 

Pria itu tampaknya berusia dua puluhan dan tampak seperti gangster, Xu Weiguo menambahkan. Pria itu mengenakan topi hitam dan T-shirt warna hitam memperlihatkan tato-tato di dadanya, dan lengan tato di kedua lengan, yang ditunjukkan oleh rekaman kejadian yang diperoleh The Epoch Times.

“Pria itu bahkan merobek brosur-brosur saat ia sedang duduk di tanah, pria itu membawa papan [yang rusak itu] ketika ia pergi, takut bahwa bukti yang ditinggalkannya mungkin digunakan untuk melawannya,” kata Xu Weiguo.

Sebelumnya pada hari itu, pria yang sama juga merusak stasiun informasi lainnya di jalan di luar Perpustakaan Umum Flushing.

Lily Wang, seorang sukarelawan di stan itu, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa si penyerang membuat suatu gerakan tiba-tiba terhadap meja informasi dan mulai menghancurkan meja itu.

“Pria itu membuang semua brosur di atas meja tersebut dan menendang meja itu,” ujar Lily Wang.

Rekaman insiden tersebut memastikan peristiwa ini.

Lily Wang dan sukarelawan lainnya bernama Zhang Shuzhen berbicara kepada penyerang itu, “Berhenti melakukan itu!” Tetapi pria itu tidak mendengarkan, kenang Lily Wang.

Kedua wanita itu kemudian menghalangi pria itu untuk merusak lebih banyak barang. Satu orang Barat yang lewat bergabung, berhasil mencegah tersangka untuk melanjutkan serangannya.

Pria itu kemudian pergi, sambil mengutuk, menurut Lily Wang.

Tetapi kemudian pria itu kembali, kali ini dengan bajunya yang terbuka memperlihatkan dadanya yang bertato, dan berupaya merusak barang-barang lagi. Namun, para sukarelawan mampu menghalanginya untuk kedua kalinya.

Sekitar satu jam setelah serangan sore di luar Golden Shopping Mall, polisi tiba di lokasi untuk melakukan penyelidikan.

The New York City Police Department (NYPD) kepada The Epoch Times mengatakan penyelidikan atas insiden itu sedang berlangsung dan tidak ada informasi tambahan saat ini.

‘Kejahatan Kebencian’

Perwakilan dari kelompok advokasi yang mengoperasikan stan informasi mengecam serangan itu, sambil mendesak Departemen Kepolisian Kota New York untuk menyelidiki peristiwa tersebut secara menyeluruh.

“Kami mengutuk para preman Partai Komunis Tiongkok atas serangan jahat itu,” kata Yi Rong, Presiden Global Service Center for Quitting the CCP atau Pusat Layanan Global untuk Mundur dari Partai Komunis Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

Yi Rong menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan kebencian” yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok terhadap para praktisi Falun Gong.

Selama lebih dari dua dekade, rezim komunis di Tiongkok telah melakukan sebuah kampanye penindasan yang luas terhadap para praktisi Falun Gong. 

Jutaan praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok dijebloskan ke fasilitas penahanan, di mana mereka mengalami penyiksaan, kerja paksa, dan dipanen organ-organ mereka.

Namun demikian, penindasan tersebut telah meluas melampaui perbatasan Tiongkok, dengan Partai Komunis Tiongkok dan kroni-kroninya menargetkan para praktisi Falun Gong di luar negeri yang meningkatkan kesadaran mengenai penganiayaan tersebut. 

Badan-badan hak asasi manusia menjuluki hal ini sebagai sebuah kampanye “penindasan trans-nasional” yang bertujuan untuk membungkam dan mengintimidasi kritik terhadap rezim Tiongkok di luar negeri.

Ini bukan pertama kalinya para praktisi Falun Gong menjadi sasaran di kawasan Flushing.

Beberapa anggota yang dihasut oleh kedutaan Tiongkok mengepung dan secara fisik menyerang praktisi Falun Gong yang menghadiri rapat umum resmi di Flushing, New York City, pada 17 Mei 2008. (The Epoch Times)

Pada 2008, Flushing menjadi pusat sebuah kampanye kekerasan berkelanjutan melawan para praktisi Falun Gong yang menjaga stasiun informasi yang berlangsung beberapa bulan. Gerombolan warganegara Tiongkok menyerang, meninju, mencaci maki, dan melempar batu ke arah para praktisi Falun Gong.

Kekerasan selama berbulan-bulan ternyata terkait dengan konsulat Tiongkok di New York. Peng Keyu, Konsul Jenderal New York saat itu, mengakui dalam sebuah panggilan telepon rahasia untuk menghasut kelompok pro-Partai Komunis Tiongkok untuk meluncurkan serangkaian penyerangan terhadap praktisi Falun Gong di daerah tersebut.

Saat si penyerang pergi berlalu setelah serangan pertama di luar perpustakaan pada Kamis, Lily Wang, seorang sukarelawan, melihat pria itu membuat gerakan kemenangan kepada seseorang di seberang jalan.

Polisi memantau anggota pro-PKT yang meneriakkan ancaman dan penghinaan kepada praktisi Falun Gong yang berada di seberang jalan di Flushing, New York, pada Juni 2008. (The Epoch Times)

Ternyata orang itu adalah Li Huahong, kata Lily Wang. Li Huahong adalah seorang pemimpin sebuah kelompok garis depan Partai Komunis Tiongkok setempat, yang memiliki riwayat melecehkan para praktisi Falun Gong dan menyebarkan propaganda kebencian terhadap Falun Gong.

Pada 2013, Li Huahong dihukum karena menyerang seorang praktisi Falun Gong di Flushing.

Pada Kamis, ketika Li Huahong melihat bahwa para sukarelawan telah melihatnya, Li Huahong mengejek mereka, “Lapor ke polisi! Kenapa tidak?” menurut Lily Wang.

Michael Yu, seorang sukarelawan di pusat informasi di Flushing, mengatakan peristiwa tersebut mengungkapkan “sifat mirip-gangster” dari Partai Komunis Tiongkok dan ketakutan Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang mempelajari kebenaran mengenai penganiayaan brutal di Tiongkok.

Serangan tersebut merupakan sebuah pelanggaran secara terang-terangan terhadap kebebasan beragama yang dinikmati di Amerika Serikat, kata Yi Rong, menambahkan ia berharap pelaku akan dibawa ke pengadilan. (Vv/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=4u2FEC8LtyI
https://www.youtube.com/watch?v=9lAM0SBRnkc
https://www.youtube.com/watch?v=0zNCRey0yXM