Home Blog

33 Tahun Kemudian, Pembantaian di Lapangan Tiananmen Masih Penting bagi Dunia

Dorothy Li

Tanggal 3 Juni 1989, adalah malam berdarah bagi para pengunjuk rasa mahasiswa pro-demokrasi. Kala itu, tank-tank meluncur menuju ke Lapangan Tiananmen, Beijing untuk memusnahkan orang-orang dan apapun di jalanan. Gas air mata dan peluru tajam membanjiri alun-alun.

Para pengunjuk rasa yang panik menyandarkan tubuh-tubuh yang lemas ke sepeda, bus, dan ambulans untuk mengangkut mereka pergi. Ribuan pengunjuk rasa tak bersenjata diperkirakan tewas.

Pembunuhan massal tersebut mengejutkan dunia. Sebagai tanggapan, kala itu Presiden AS George H.W. Bush mengutuk pembantaian tersebut. Kemudian menangguhkan pengiriman senjata ke Tiongkok dan memberlakukan beberapa sanksi.

“Tapi mereka segera beralih,” kata Li Hengqing, mantan pemimpin mahasiswa 1989 yang sekarang tinggal di Washington. Li menunjukkan bahwa sebagian besar sanksi langsung dicabut dan hubungan ekonomi kembali dilanjutkan.

“Kebetulan saya percaya bahwa kontak komersial telah memimpin, pada esensinya adalah pencarian lebih banyak terhadap kebebasan ini,” kata Bush pada konferensi pers yang diadakan sehari setelah pembantaian Tiananmen. 

“Saya pikir karena orang memiliki insentif komersial, apakah itu di Tiongkok atau  sistem totaliter lainnya, langkah menuju demokrasi menjadi lebih tak terhindarkan,” katanya. 

Teori itu digambarkan  “sangat konyol,” kata Yuan Hongbing, seorang cendikiawan Tiongkok yang kemudian diskors dari tugasnya karena berpartisipasi dalam aksi protes Tiananmen. Ia mengatakan kebijakan keterlibatan Washington dengan Tiongkok menguntungkan PKT. Bahkan, membantu rezim komunis mengumpulkan kekuatan ekonomi selama tiga dekade. 

“[Respon] Barat menguatkan PKT,” kata Chen Weijian, seorang komentator Tiongkok yang meninggalkan daratan Tiongkok ke Selandia Baru dua tahun setelah tindakan keras Tiananmen.

Setelah 33 tahun, “pembangunan ekonomi tak mengarah ke Tiongkok yang bebas,” kata Chen, yang merupakan pendiri majalah pro-demokrasi Tiongkok dan diselidiki karena mendukung demonstrasi 1989. Sebaliknya, PKT berusaha menggunakan kekuatan ekonomi untuk “mengubah aturan komunitas internasional” dan mengekspor model kontrol penindasannya ke seluruh dunia.

Chen mengutip percakapan antara Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.

Selama pidato baru-baru ini di kelas kelulusan Akademi Angkatan Laut, Biden mengatakan bahwa Xi mengatakan kepadanya bahwa demokrasi akan jatuh dan “otokrasi akan menjalankan dunia.”

“Ketika dia menelepon saya untuk memberi selamat kepada saya pada malam pemilihan, dia mengatakan kepada saya apa yang dia katakan berkali-kali sebelumnya,” kata Biden pada 27 Mei, merujuk pada Xi. 

“Dia berkata, ‘Demokrasi tidak dapat dipertahankan di abad ke-21. Otokrasi akan menjalankan dunia. Mengapa? Hal-hal berubah begitu cepat. Demokrasi membutuhkan konsensus, dan itu membutuhkan waktu, dan Anda tidak punya waktu.’

“Dia salah,” kata Biden.

Disensor di Tiongkok

Hong Kong, sebagai tempat terakhir untuk memperingati para korban pembantaian 1989 di pulau yang dikuasai PKT, melarang peringatan massal sejak tiga tahun lalu, dengan alasan pandemi, di tengah pengekangan kebebasan Hong Kong yang lebih luas di tangan rezim komunis.

Para pemimpin kelompok di balik acara nyala lilin tahunan  ditahan setelah didakwa melakukan subversi di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan PKT. Mereka termasuk di antara lebih dari 150 orang yang  didakwa atau dihukum berdasarkan Undang-Undang kejam yang telah digunakan untuk menghapus perbedaan pendapat di pusat demokrasi yang pernah berkembang pesat.

Pada peringatan tahun ini, puluhan polisi berpatroli di Victoria Park, tempat acara penyalaan lilin tahunan  yang pernah digelar sebelumnya.

Di daratan Tiongkok, aksi protes Lapangan Tiananmen, sebuah gerakan dipimpin oleh pemuda yang mengadvokasi reformasi demokrasi, masih merupakan topik yang tabu. Sampai hari ini, rezim partai komunis Tiongkok tidak akan mengungkapkan jumlah atau nama mereka yang terbunuh akibat kekejamannya. 

Rezim mencoba untuk menghapus semua kenangan pembantaian berdarah dengan menghapus setiap penyebutan peristiwa dari internet negara. Lebih parah lagi, kerap menekan para kerabat korban untuk memastikan agar mereka tetap bungkam. Akibatnya, generasi muda Tionghoa tidak menyadari apa yang terjadi pada malam itu.

Meskipun rezim terus menekan kenangan pada hari itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan “terus berbicara dan mempromosikan akuntabilitas atas kekejaman rezim Tiongkok dan pelanggaran hak asasi manusianya termasuk yang terjadi di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.”

“Kepada rakyat Tiongkok dan mereka yang terus menentang ketidakadilan dan mencari kebebasan, kami tidak akan melupakan 4 Juni,” katanya dalam pernyataan 3 Juni.

Pandemi

Tahun ini, Lapangan Tiananmen dilockdown beberapa minggu sebelum 4 Juni, sebagai  langkah pencegahan pandemi di bawah kebijakan “nol-COVID” rezim. 

Pendekatan kejam, yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap kasus infeksi dalam komunitas dengan memberlakukan lockdown dan karantina wajib, menyebabkan terjadinya kekurangan makanan dan penundaan perawatan medis bagi jutaan orang yang dilockdown di seluruh Tiongkok. 

“[PKT] ingin mengendalikan virus melalui pendekatan yang tidak menghormati hak asasi manusia, yang sama seperti yang dilakukan pada 4 Juni,” kata Chen.

Bagi Chen, kasus Li Wenliang, seorang dokter yang termasuk orang pertama memperingatkan tentang wabah COVID-19 awal di Wuhan, adalah alarm bagi dunia tentang bagaimana penindasan PKT dapat mempengaruhi mereka. Dokter tersebut ditegur oleh polisi pada Januari 2020 ketika pihak berwenang meremehkan tingkat keparahan wabah. Li kemudian meninggal dunia karena virus.

Chen mengatakan pandemi saat ini akan berbeda jika rezim tidak menyensor whistleblower dan pihak lain yang mencoba membunyikan alarm. “Akhirnya dunia mulai memahami PKT sekarang.”

Luo Ya dan Eva Fu berkontribusi pada laporan ini.

Ancaman bagi Keamanan Nasional, Financial Times: Politisi Partai Republik AS Desak Delisting 25 Perusahaan Tiongkok

EtIndonesia. Menurut laporan Financial Times Inggris, dua anggota Kongres dari Partai Republik Amerika Serikat meminta Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menghapus pencatatan 25 perusahaan Tiongkok dari bursa saham AS, termasuk Alibaba, karena diduga memiliki kaitan dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan dianggap berpotensi membahayakan keamanan nasional AS.

Mengutip Reuters, dua anggota Kongres yang dimaksud adalah Ketua Komite tentang Partai Komunis Tiongkok DPR AS, John Moolenaar, dan Ketua Komite Khusus Senat tentang Penuaan, Rick Scott. Keduanya dikabarkan bersama-sama mengirim surat kepada Ketua SEC, Paul Atkins, untuk mendesak tindakan terhadap perusahaan-perusahaan tersebut.

Perusahaan yang disebutkan termasuk raksasa mesin pencari Baidu, platform e-commerce JD.com, serta platform media sosial populer Weibo.

Dalam surat tersebut, kedua anggota Kongres menyatakan: “Entitas-entitas ini di satu sisi mendapat keuntungan dari modal investor AS, namun di sisi lain mereka mendukung tujuan strategis Partai Komunis Tiongkok, termasuk modernisasi militernya dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, yang menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi para investor Amerika.”

Mereka juga menambahkan bahwa meskipun perusahaan-perusahaan Tiongkok ini tampak komersial di permukaan, “pada akhirnya mereka digunakan untuk melayani tujuan negara yang jahat.”

Kedua politisi ini menekankan bahwa SEC memiliki kewenangan dan alat yang diberikan oleh Undang-Undang Akuntabilitas Perusahaan Asing (Holding Foreign Companies Accountable Act) untuk menangguhkan perdagangan dan memaksa perusahaan-perusahaan tersebut keluar dari bursa AS.

Saat ini terdapat lebih dari 100 perusahaan Tiongkok yang tercatat di bursa saham AS, dengan nilai kapitalisasi pasar gabungan sekitar 1 triliun dolar AS. Sejak dimulainya perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia itu, kekhawatiran investor terhadap potensi delisting perusahaan-perusahaan tersebut kembali mencuat. (Hui)

Disadur dari Central News Agency

Pria di Chongqing, Tiongkok  Membakar dan Menyerang Orang-orang di Jalan, Lalu Bundir 

Tulisan ini tidak bermaksud kepada Anda Melakukan tindakan mengakhiri hidup, Jika anda memiliki kecenderungan serupa segera kunjungi psikiater atau klinik kesehatan mental

Pada 3 Mei 2025, seorang pria di Chongqing, Tiongkok melakukan aksi brutal di jalanan dengan membakar, menyerang orang menggunakan pisau, terlibat perkelahian dengan warga selama beberapa waktu, dan akhirnya secara kejam bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri. Otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) berusaha keras mengecilkan insiden ini dalam laporan resminya.

EtIndonesia. Sejumlah besar video yang beredar di internet menunjukkan bahwa di kawasan ramai Chaotianmen, Distrik Yuzhong, Chongqing, seorang pria paruh baya membakar sebuah sepeda motor dan beberapa barang di pinggir jalan, lalu melukai orang dengan pisau belati. Dalam kepulan asap tebal, beberapa pria dan petugas keamanan menggunakan berbagai alat untuk melawan pelaku dalam perkelahian jalanan yang kacau.

Dalam keributan itu, pelaku berhasil merebut tongkat besi dari seorang pria berbaju hitam. Saat pria itu tersandung dan jatuh ketika mencoba melarikan diri, pelaku dengan brutal menikamnya beberapa kali menggunakan pisau.

Video lain menunjukkan seorang pria berbaju hitam memegang lengannya yang terluka sambil lari meninggalkan lokasi.

Ada juga seorang pria berbaju biru yang duduk di pinggir jalan, dengan pakaian di bagian kiri dada dan perutnya berlumuran darah.

Video paling mengerikan merekam momen saat pelaku akhirnya bundir. Ia duduk di pinggir jalan dan berkali-kali menikam tenggorokannya dengan pisau pendek, bahkan mencoba memotong arteri lehernya. Akhirnya, ia memegang pisau dengan kedua tangan dan menikam tenggorokannya dalam-dalam. Keadaannya terlihat sangat kritis.

Hingga saat ini, motif kejadian dan jumlah korban masih belum diketahui secara pasti.

Pada hari yang sama, Kepolisian Distrik Yuzhong, Chongqing, mengeluarkan pernyataan resmi yang mencoba mengecilkan insiden tersebut.

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 12:20 siang, dan pelaku yang bernama Li (53 tahun) membakar sepeda motor di luar sebuah toko di Jalan Shaanxi dengan maksud “membuat keributan”. Pernyataan itu hanya menyebutkan “dua warga terluka” dan bahwa pelaku “sudah dikendalikan”, serta tidak menyebutkan insiden bundir.

Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan kemerosotan ekonomi di Tiongkok daratan, kemarahan publik meningkat, dan berbagai insiden bunuh diri, pembunuhan brutal, serta serangan acak menjadi semakin sering terjadi. Pihak berwenang PKT terus berusaha menyensor dan menutupi informasi terkait peristiwa-peristiwa semacam ini. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Bayi Mungil yang Diselamatkan Tertidur Selama 102 Hari Sebelum Akhirnya Membuka Matanya

EtIndonesia. Ketika seorang Samaria yang Baik Hati melihat sesuatu di dasar tempat sampah daur ulang mereka yang kosong di tengah musim dingin, mereka merasa khawatir. Mereka segera menyadari bahwa itu adalah tikus tanah kecil yang mencoba berhibernasi di tempat yang salah.

“Biasanya meringkuk dan tertidur di dahan pohon berlubang atau semak-semak lebat hingga sekitar bulan Maret, dasar tempat sampah bukanlah tempat yang baik untuk tinggal dalam suhu beku ini, jadi si penelepon membawanya kepada kami,” kata Wildlife Aid Foundation dalam siaran pers.

Wildlife Aid Foundation segera setuju untuk menerima tikus kecil itu dan memberinya nama Walnut. Mereka memastikan bahwa dia dalam kondisi baik, memberinya banyak makanan dan cairan, sebelum menempatkannya di sarang buatan, di mana dia dapat kembali berhibernasi dengan nyaman.

Itulah yang dilakukan Walnut — dan selama 102 hari, dia ‘mati’ bagi dunia.

Akhirnya, setelah tidur siang yang sangat lama, Walnut mulai bergerak dan akhirnya membuka mata mungilnya secara permanen lagi.

“Selama dua minggu terakhir, dia menjadi semakin aktif,” tulis Wildlife Aid di Facebook.

Setelah memberinya tempat yang aman untuk berhibernasi, penyelamat Walnut memastikan dia sehat dan siap untuk kembali ke alam liar. Kemudian, mereka melepaskannya.

“Sudah sepantasnya Surrey Dormouse Group memberikan hari kebebasan bagi tikus kami yang menggemaskan dan masuk daftar merah ke lokasi yang ramah tikus hazel, memberinya peluang terbaik untuk berhasil kembali ke alam liar,” tulis Wildlife Aid.

Sulit untuk mengucapkan selamat tinggal, terutama setelah memanggilnya “pasien termanis tahun ini.” Namun, sudah waktunya, dan Walnut kecil akan selalu berterima kasih kepada penyelamatnya karena memberinya kesempatan.(yn)

Sumber: the dodo

Parade Berdarah 9 Mei? 20 Pemimpin Dunia Terancam di Moskow!

EtIndonesia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara terbuka memperingatkan bahwa partisipasi dalam parade militer Rusia pada Hari Kemenangan, 9 Mei mendatang di Moskow, dapat membawa risiko besar. Dalam pernyataannya, Zelenskyy menegaskan bahwa siapa pun yang menghadiri acara tersebut harus siap menanggung konsekuensinya secara pribadi.

“Siapa pun yang ikut dalam parade itu, tanggung sendiri risikonya—nyawa ada di tangan masing-masing,” ujar Zelenskyy dalam konferensi pers terbaru.

Kekhawatiran Keamanan dan Respons Internasional

Peringatan dari Zelenskyy muncul setelah Juru Bicara Presiden Rusia mengumumkan bahwa sekitar 20 kepala negara dan pemerintahan diperkirakan akan hadir dalam parade tersebut. Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyarankan agar para pemimpin dunia mempertimbangkan kembali rencana mereka untuk menghadiri acara di Moskow.

“Dari sudut pandang keamanan, kami tidak menyarankan Anda mengunjungi Rusia pada 9 Mei. Jika Anda ragu, jangan tanya kami. Ini sepenuhnya adalah keputusan terkait keselamatan pribadi Anda,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Beberapa negara Asia telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk Presiden Tiongkok, Xi Jinping, Presiden Vietnam, dan Presiden Laos. Namun, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un memutuskan untuk tidak hadir, meskipun sebelumnya dilaporkan telah mengirimkan pasukan untuk mendukung Rusia. Keputusan ini diduga karena kekhawatiran terhadap keselamatannya.

Pembatalan dan Ketidakhadiran Pemimpin Dunia

Perdana Menteri India, Narendra Modi awalnya dijadwalkan hadir, namun kemudian menggantikan dirinya dengan Menteri Pertahanan India. Namun, Menteri Pertahanan tersebut juga membatalkan perjalanannya. Presiden Serbia, Aleksandar Vučić dan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico juga secara bersamaan mengumumkan bahwa mereka jatuh sakit dan tidak dapat menghadiri parade.

Situasi ini menempatkan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dalam posisi sulit, karena telah lebih dahulu mengumumkan kehadirannya. Pembatalan mendadak dapat menimbulkan spekulasi dan tekanan diplomatik.

Permintaan Tiongkok dan Strategi Ukraina

Media melaporkan bahwa Pemerintah Tiongkok secara diam-diam meminta Ukraina untuk tidak menyerang Moskow selama parade berlangsung. Namun, analis menilai bahwa kemungkinan serangan langsung dari Ukraina cukup kecil, mengingat kehadiran banyak pemimpin dunia dalam acara tersebut. Zelenskyy diduga menggunakan strategi perang psikologis untuk menekan Rusia tanpa melakukan serangan fisik.

Partisipasi Ukraina dalam Parade di London

Sementara itu, Ukraina mengirimkan pasukannya untuk berpartisipasi dalam parade militer memperingati Hari Kemenangan Eropa di London pada 5 Mei 2025, yang menandai 80 tahun kemenangan Sekutu di Eropa selama Perang Dunia II. Langkah ini dianggap sebagai upaya Ukraina untuk menarik perhatian internasional dan mengalihkan fokus dari parade Rusia.

Dukungan Militer AS dan Serangan Ukraina

Pada 3 Mei 2025, Amerika Serikat mengumumkan paket bantuan militer tambahan senilai 315 juta dolar untuk Ukraina, termasuk dukungan untuk jet tempur F-16. Bantuan ini diberikan setelah peringatan dari presiden AS, Donald Trump kepada kedua belah pihak untuk segera menghentikan perang.

Pada hari yang sama, militer Ukraina melancarkan serangan menggunakan drone udara dan laut di Laut Hitam, menargetkan Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Krimea. Dalam serangan ini, sebuah drone laut Ukraina berhasil menembak jatuh jet tempur Rusia Su-30, mencetak rekor baru dalam sejarah militer.

Perubahan Sikap AS terhadap Konflik

Pada 2 Mei 2025, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengumumkan bahwa Amerika Serikat tidak lagi berperan sebagai mediator dalam konflik Rusia-Ukraina. Pernyataan ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan diplomatik AS terhadap perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Wakil Presiden AS, JD Vance, menyatakan bahwa konflik ini tidak akan selesai dalam waktu dekat, dan bahwa kesepakatan damai hanya dapat dicapai oleh kedua belah pihak. Senator Marco Rubio menambahkan bahwa AS tidak boleh membuang sumber dayanya untuk negosiasi yang tidak membuahkan hasil.

Langkah CIA dalam Merekrut Informan Tiongkok

Pada 1 Mei 2025, CIA merilis dua video berbahasa Mandarin yang ditujukan untuk merekrut informan dari dalam Partai Komunis Tiongkok. Video pertama ditujukan kepada pejabat tinggi, menawarkan “jalan keluar” dari intrik internal, sementara video kedua mengajak pejabat tingkat bawah untuk menghubungi CIA melalui dark web dengan jaminan keamanan bagi diri dan keluarga mereka.

Kesimpulan:

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia semakin meningkat menjelang peringatan Hari Kemenangan Rusia pada 9 Mei. Peringatan dari Presiden Zelenskyy, pembatalan kehadiran beberapa pemimpin dunia, serta dukungan militer tambahan dari Amerika Serikat menunjukkan dinamika geopolitik yang kompleks dan terus berkembang. Sementara itu, langkah CIA dalam merekrut informan dari Tiongkok menambah dimensi baru dalam persaingan intelijen global.

Trump Usulkan Kirim Pasukan Bantu Perangi Perdagangan Narkoba, Presiden Meksiko: Sudah Saya Tolak

EtIndonesia. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, hari Minggu (⅘) mengumumkan bahwa dirinya telah menolak usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang secara langsung menawarkan untuk mengirimkan pasukan militer AS ke Meksiko guna membantu memberantas perdagangan narkoba.

Dalam sebuah acara publik yang digelar hari ini, Sheinbaum menjelaskan bahwa dalam percakapan teleponnya dengan Trump, dia secara tegas menyampaikan: “Tidak, Presiden Trump. Wilayah negara kami tidak bisa dilanggar, dan kedaulatan negara kami tidak untuk dijual.”

Sheinbaum mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan tersebut, Trump menanyakan bagaimana Amerika Serikat dapat membantu Meksiko dalam memerangi organisasi kriminal, dan kemudian menyarankan agar militer AS dikirim ke wilayah Meksiko.

Menanggapi hal itu, Sheinbaum menyatakan bahwa dirinya menolak keras usulan tersebut dan menegaskan: “Kami tidak akan pernah menerima keberadaan pasukan militer AS di tanah air kami.”

Namun, Sheinbaum juga menyampaikan bahwa dirinya telah menekankan kepada Trump mengenai keinginannya untuk tetap bekerja sama, termasuk dengan memperkuat kerja sama dalam pertukaran informasi intelijen. Selain itu, dia juga mendesak Trump untuk menghentikan penyelundupan senjata lintas perbatasan—salah satu faktor utama yang telah memicu gelombang kekerasan di Meksiko selama hampir dua dekade terakhir, dan telah merenggut lebih dari 450.000 nyawa.

Sheinbaum menambahkan bahwa Trump telah mengeluarkan sebuah perintah pada 2 Mei lalu, yang isinya mencakup upaya untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna “mencegah arus senjata dari Amerika Serikat masuk ke Meksiko.” (jhn/yn)

Putin: Rusia Tak Perlu Gunakan Nuklir untuk Akhiri Perang — Soal Pengganti, Akan Ada Banyak Pesaing


EtIndonesia. Dalam sebuah video yang disiarkan pada 4 Mei, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia memiliki kekuatan dan kemampuan yang cukup untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan hasil yang sesuai dengan kepentingan Rusia, tanpa perlu menggunakan senjata nuklir.

Dalam dokumenter berjudul “Rusia, Kremlin, Putin, 25 Tahun”, yang diproduksi oleh televisi nasional Rusia untuk memperingati 25 tahun kepemimpinan Putin, dia muncul dan menjawab sejumlah pertanyaan, termasuk tentang risiko eskalasi perang menjadi konflik nuklir. 

Putin menekankan bahwa Rusia tidak ingin menggunakan senjata nuklir, sambil menuding bahwa Ukraina hanya ingin memprovokasi Moskow agar membuat kesalahan.

“Mereka ingin memancing kami agar kami terpancing dan melakukan kesalahan. Tidak perlu menggunakan senjata-senjata itu… dan saya berharap tidak akan pernah perlu menggunakannya,” ujar Putin.

Dia juga menambahkan: “Kami memiliki kekuatan dan sarana yang cukup untuk memastikan seluruh operasi yang dimulai sejak 2022 dapat diselesaikan dengan hasil yang masuk akal dan sesuai dengan tujuan Rusia.”

Pernyataan tersebut mengacu pada apa yang oleh Kremlin disebut sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina yang dimulai tahun 2022.

Pihak Kremlin juga menegaskan bahwa latar belakang konflik Rusia-Ukraina sangat kompleks, dan harapan dari tim Presiden AS, Donald Trump agar konflik bisa cepat diselesaikan sulit terwujud.

Putin: Saya Sedang Memikirkan Soal Pengganti — Kemungkinan Ada Banyak Kandidat

Masih dalam film dokumenter yang sama, Putin merespons tudingan dari negara-negara Barat bahwa dirinya menjalankan kekuasaan secara otoriter. Dia mengatakan bahwa dirinya “telah memikirkan” soal siapa yang akan menggantikannya kelak, dan bahkan memberi sinyal bahwa kemungkinan akan ada lebih dari satu kandidat yang bersaing.

Putin pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada 31 Desember 1999, saat Presiden Rusia saat itu, Boris Yeltsin, menyerahkan jabatan kepadanya. Dia menjabat sebagai presiden dari tahun 2000–2008, kemudian sebagai perdana menteri hingga 2012, dan kembali menjadi presiden hingga saat ini.

Kini berusia 72 tahun, Putin ditanya dalam film tersebut apakah dia pernah memikirkan soal suksesi. 

Dia menjawab: “Saya telah memikirkan soal itu.”

Dia menambahkan:“Pilihan akhir tetap di tangan rakyat — rakyat Rusia. Saya rasa sebaiknya ada satu orang, atau beberapa orang, agar rakyat bisa punya pilihan.”

Menurut konstitusi Rusia, jika seorang presiden tidak dapat menjalankan tugasnya, maka kekuasaan akan berpindah sementara kepada Perdana Menteri, yang saat ini dijabat oleh Mikhail Mishustin.

Ukraina Tuding Rusia Luncurkan Serangan Drone di Kyiv pada Malam Hari

Di hari yang sama, Sabtu, 4 Mei, militer dan pejabat Ukraina melaporkan bahwa Rusia melancarkan serangan drone pada malam hari ke ibu kota Kyiv, menyebabkan setidaknya 11 orang terluka, termasuk dua anak-anak, dan beberapa bangunan tempat tinggal terbakar.

Kepala Administrasi Militer Kyiv, Timur Tkachenko, menginformasikan lewat media sosial bahwa puing-puing drone yang berhasil dijatuhkan menyebabkan kebakaran di beberapa wilayah, yakni Distrik Obolonskyi dan Distrik Sviatoshynskyi.

Layanan Darurat Ukraina menyebut dalam unggahan di Telegram bahwa sebanyak 76 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api, termasuk di Distrik Shevchenkivskyi, yang mengalami kebakaran lebih kecil.

Militer Ukraina juga mengungkapkan bahwa Rusia mengerahkan 165 unit drone pada malam tersebut, di mana 69 berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina, sementara 80 lainnya tidak diketahui keberadaannya atau nasibnya.(jhn/yn)

“Pusaran Waktu” di Taman Thompson: Jejak yang Terkunci di Jalur Hutan Terlarang

EtIndonesia. Bertahun-tahun silam, di Kota Watertown, Negara Bagian New York, ada seorang mahasiswi tingkat satu yang sangat tertarik pada cerita-cerita urban legend lokal—kisah-kisah yang seperti diselimuti kabut misteri, beredar dari mulut ke mulut. Dia begitu terobsesi dengan kisah-kisah seperti “Annie dari Gunung Tug”, atau peternakan sapi terbengkalai di Evans Mills. Namun dari semua cerita itu, ada satu yang paling menggugah rasa penasarannya: Taman Thompson, yang hanya berjarak empat mil dari kampusnya.

Di taman itu, beredar legenda tentang suatu “pusaran waktu”, yang konon tersembunyi di dalam hutan lebatnya. Beberapa orang yang masuk ke dalam kawasan tersebut dikabarkan kembali beberapa jam kemudian, namun dengan kondisi yang aneh—seolah mereka tidak pernah meninggalkan tempat itu sama sekali.

Terdorong oleh rasa ingin tahu, mahasiswi itu mulai melakukan penelitian kecil-kecilan. Dia menggali informasi, mendengarkan cerita dari penduduk setempat, dan mencatat kisah-kisah ganjil. Salah satunya tentang seorang anak perempuan yang tiba-tiba menghilang saat sedang karyawisata bersama sekolah, dan ditemukan tiga hari kemudian di lokasi yang sama, bersikeras bahwa dia tidak pernah pergi. Ada pula kisah sepasang kekasih yang sedang berjalan di taman, ketika sang pria tiba-tiba menghilang di depan mata pacarnya—tanpa jejak.

Alih-alih merasa takut, semua cerita itu justru membuat mahasiswi semakin terdorong untuk membuktikannya sendiri. Dia pun berhasil membujuk teman sekamarnya untuk menemaninya menyelidiki kawasan misterius tersebut. Pada suatu malam, mereka berdua membawa perbekalan sederhana dan berjalan kaki menuju taman, dengan alasan agar mobil mereka tidak terlihat jika diparkir sembarangan di tepi jalan.

Jalur Terlarang di Hutan Sunyi

Saat mereka tiba di Taman Thompson, jam menunjukkan hampir pukul sembilan malam—waktu taman hendak ditutup. Awalnya, semuanya tampak biasa. Namun tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah jalur kecil yang dipagari rantai besi, seolah mengatakan: “Di sinilah pintu masuk yang sebenarnya.” Teman sekamarnya mencoba mencegah, namun rasa ingin tahu dan keberanian khas anak muda membuat  mahasiswi itu melompati rantai. Temannya, dengan berat hati, mengikuti dari belakang.

Mereka pun melangkah masuk ke jalur kecil yang mengarah ke dalam hutan. Kanopi pepohonan di atas mereka sangat rapat, membuat cahaya bulan pun tak bisa menembus ke bawah. Kegelapan yang menyelimuti terasa kental dan berat. Mereka pun menyalakan lampu senter dari ponsel masing-masing—dan saat itulah mereka menyadari bahwa pohon-pohon di sekitar mereka tampak aneh: melengkung, membengkak, bahkan beberapa tampak seperti memiliki wajah manusia yang terdistorsi dalam gelap.

Semakin jauh mereka melangkah, tanah di bawah kaki terasa makin tak wajar—dipenuhi cacing-cacing yang menggeliat. Tidak ada angin, tidak ada suara serangga, bahkan tidak ada bunyi daun jatuh sekalipun. Hening yang begitu mutlak membuat mereka merasa seolah terlempar ke dunia lain.

Waktu yang Hilang

Setelah hampir satu jam berputar-putar tanpa arah, mahasiswi tersebut merasa mereka tersesat. Mereka seperti lalat tanpa kepala, berjalan tanpa tujuan yang jelas. Dia pun memutuskan untuk mencoba menerobos hutan, mencari jalan keluar. Saat itu malam terasa semakin pekat. Tubuh mereka yang mungil (keduanya di bawah 175 cm) terasa makin kecil di tengah hutan yang menelan segala suara dan cahaya.

Akhirnya, setelah melewati semak-semak dan tanah berlumpur, mereka menemukan sebuah bangunan toilet umum dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di sana. Teman sekamarnya lalu memeriksa ponsel dan terkejut bukan main—waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari! Padahal mereka merasa baru dua jam berlalu sejak memasuki hutan. 

Dengan wajah panik, mereka saling menatap dan berteriak: “Astaga, sudah jam tiga pagi?!”

Pengejaran oleh Cahaya Merah Biru

Tak ingin berlama-lama di tempat itu, mereka segera melanjutkan perjalanan. Saat berjalan menyusuri jalan setapak, tiba-tiba mereka melihat cahaya merah dan biru—lampu dari kendaraan patroli atau keamanan. Ketakutan akan tertangkap berada di area terlarang membuat mereka buru-buru bersembunyi di balik semak-semak. Mereka diam tak bergerak sampai mobil itu perlahan menjauh.

Begitu merasa aman, mereka segera berlari sekencang mungkin, melewati jalanan yang semakin familiar hingga akhirnya berhasil keluar dari taman dan kembali ke asrama.

Jalur yang Menghilang

Namun keanehan tidak berhenti di situ. Beberapa hari setelah kejadian itu, mereka mencoba mencari kembali jalur kecil yang telah mereka lewati malam itu—baik secara langsung maupun melalui peta digital. Anehnya, jalur itu benar-benar tidak ada. Seolah-olah jalan kecil itu menghilang bersama malam itu sendiri.

Dan mengenai waktu yang hilang selama beberapa jam—tidak ada penjelasan logis yang bisa mereka temukan. Namun satu hal yang pasti: Taman Thompson bukanlah sekadar taman biasa. Mereka percaya, dan telah menyaksikan sendiri, bahwa pusaran waktu yang dikabarkan itu benar-benar nyata.

Petualangan mereka berubah menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan—sebuah kisah nyata tentang waktu yang retak, dan menolak menjadi bagian dari dunia nyata.(jhn/yn)

Aksi Pemakzulan Massal di Taiwan Picu Kecemasan PKT, Kapal Perang AS Lewati Selat Taiwan Secara Rutin

Gerakan pemakzulan massal di Taiwan tengah berlangsung dengan sangat intens. Baru-baru ini, seorang akademisi Taiwan yang menetap di Australia, Yuan Hongbing, mengungkapkan bahwa gerakan ini telah membuat petinggi Partai Komunis Tiongkok (PKT) sangat cemas. Mereka khawatir sejumlah “anggota legislatif pro-PKT” akan dimakzulkan, sehingga menambah kekuatan anti-Komunis di parlemen Taiwan. Sementara itu, pada 29 April, mantan Panglima Komando Indo-Pasifik AS memimpin delegasi bertemu Presiden Taiwan Lai Ching-te dan menyampaikan dukungan terhadap Taiwan.

EtIndonesia. Gerakan pemakzulan di Taiwan bertujuan untuk menggulingkan anggota legislatif dari Partai Kuomintang (KMT) yang dianggap menyebabkan kekacauan di parlemen.

Yuan Hongbing yang sedang berada di Taiwan untuk mengamati gerakan ini menyatakan pada 27 April kepada Epoch Times bahwa ini adalah gerakan demokrasi besar oleh warga negara Taiwan untuk melawan infiltrasi dan taktik penyatuan kembali yang dilakukan PKT.

Menurut Yuan, target utama pemakzulan adalah para legislator yang menjadi agen PKT, yang mencoba melemahkan pemerintahan Lai Ching-te melalui kekacauan di parlemen. Gerakan ini memicu kemarahan luas di kalangan masyarakat Taiwan.

Yuan juga mengungkapkan bahwa menurut informasi dari orang dalam rezim PKT yang memiliki hati nurani, pimpinan PKT sangat cemas terhadap gerakan ini. Mereka khawatir bahwa setelah legislator pro-PKT dimakzulkan, generasi muda anti-Komunis dan pembela Taiwan akan masuk parlemen lewat pemilihan pengganti, menciptakan kekuatan baru yang anti-Komunis.

Sumber tersebut menyebutkan bahwa satuan kerja khusus urusan Taiwan yang dipimpin langsung oleh Xi Jinping telah mengeluarkan dokumen ke Kantor Urusan Taiwan seminggu lalu. Dokumen itu memerintahkan agar mencegah tokoh pemimpin gerakan sipil ini untuk terpilih sebagai anggota legislatif. Mereka juga diperintahkan untuk menggunakan segala bentuk propaganda guna menghancurkan reputasi pribadi tokoh-tokoh tersebut.

Jenderal Aquilino, mantan Panglima Komando Indo-Pasifik AS, baru-baru ini memimpin delegasi dari National Bureau of Asian Research (NBR) untuk mengunjungi Taiwan. Presiden Republik Tiongkok (Taiwan) Lai Ching-te menerima kunjungan delegasi tersebut pada 29 April di Istana Kepresidenan.

“Ini adalah kunjungan kedua saya ke Taiwan dalam lima bulan. Saya sangat terkesan. Saya sangat mengagumi kepemimpinan Presiden Lai dan tindakannya dalam melindungi pulau Taiwan serta rakyatnya. Demokrasi Taiwan yang berkembang sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas kawasan. Saya akan terus mendukung Taiwan bersama NBR, termasuk Presiden NBR Roy Kamphausen. Hubungan kerja sama erat antara Taiwan dan AS sangat penting untuk menjamin stabilitas regional,” ujar Jenderal Aquilino. 

Presiden Lai Ching-te menyampaikan, “Pada peringatan 46 tahun diberlakukannya Undang-Undang Hubungan Taiwan, kami berterima kasih kepada pemerintah AS atas dukungan penjualan senjata selama ini yang telah memperkuat kemitraan Taiwan-AS. Kami yakin bahwa selain kerja sama militer, Taiwan dan AS juga dapat membangun hubungan ekonomi yang lebih erat, meningkatkan ketahanan ekonomi bersama, dan menjadi pilar penting bagi keamanan kawasan. Saya juga berharap dengan bantuan Anda semua, hubungan keamanan nasional dan kerja sama industri antara Taiwan dan AS dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.”

Kedua pihak juga berdiskusi mengenai kerja sama Taiwan-AS.

Baru-baru ini, kapal perang USS Lawrence milik Angkatan Laut AS melewati Selat Taiwan. PKT mengecam keras dan menuduh AS memanipulasi isu tersebut. Namun baik militer AS maupun Taiwan tidak mempublikasikan kejadian ini secara terbuka, memunculkan spekulasi apakah ini adalah sinyal politik.

Wakil Direktur Pusat Analisis Intelijen di Kementerian Pertahanan Taiwan, Hu Zhonghua, menyatakan bahwa “Selat Taiwan adalah perairan internasional. Selama pelayaran dilakukan sesuai hukum laut internasional, itu adalah perilaku rutin. Kami tidak merasa perlu mengumumkannya secara khusus.”

Militer PKT terus mengganggu wilayah Taiwan dengan pesawat dan kapal perang. Pada 28 April, tercatat 27 pesawat tempur dan 10 kapal perang PKT memasuki wilayah sekitar Taiwan. Menjelang peringatan setahun pelantikan Presiden Lai pada 20 Mei, muncul pertanyaan bagaimana Taiwan akan menanggapi kemungkinan peningkatan tekanan militer dari PKT. Militer Taiwan menegaskan bahwa ancaman dari PKT tidak akan hilang hanya karena pergantian partai berkuasa, dan bahwa pasukan Taiwan akan menanggapi secara tepat.

PKT juga terus memprovokasi di Laut Tiongkok  Selatan. Amerika Serikat dan Filipina tengah menggelar latihan militer tahunan “Shoulder-to-Shoulder” dengan skenario simulasi perang nyata. Latihan ini berlangsung dari 26 April hingga 9 Mei.

Letnan Jenderal Marinir AS, Sederholm, menyatakan, “Ini adalah kewajiban perjanjian kami dan merupakan perjanjian tertua kami di wilayah Pasifik, dan kami selalu menganggapnya serius. Bagi Marinir AS, kami tidak pernah meninggalkan Pasifik, bahkan saat berperang di Irak dan Afghanistan sekalipun.”

Pada 27 April, militer AS mengkonfirmasi bahwa peluncur rudal anti-kapal NMESIS untuk pertama kalinya ditempatkan di Pulau Batan, Filipina. PKT dianggap sebagai ancaman utama di kawasan ini.

Pulau Batan hanya berjarak sekitar 200 kilometer dari ujung selatan Taiwan. Jangkauan rudal anti-kapal ini mencakup sebagian besar wilayah Selat Bashi dan Selat Balintang antara Taiwan dan Filipina.

Sekitar 9.000 tentara AS dan 5.000 tentara Filipina ikut serta dalam latihan ini. Selain AS dan Filipina, Australia, Jepang, Inggris, Prancis, dan Kanada juga mengirim personel militer untuk berpartisipasi.

Selama latihan ini, Filipina menyatakan siap memperdalam kerja sama militer dengan Taiwan dan sedang menjajaki kemungkinan untuk menjadikan pelayaran kapal perang mereka di Selat Taiwan sebagai tindakan rutin. Hal ini dianggap sebagai perubahan besar dalam strategi keamanan nasional Filipina. 

Juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui adanya kontak militer dengan Taiwan, dan menyatakan bahwa kerja sama militer hanya tinggal selangkah lagi menuju latihan gabungan. Hal ini memicu kemarahan dari pihak PKT. (Hui)

Laporan disusun oleh Huang Yanhua dan Wu Huizhen, New Tang Dynasty News Weekly

Kebakaran Hutan Guncang Israel Jelang Hari Kemerdekaan — Negara Masuki Krisis Nasional

EtIndonesia. Sehari menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Israel, kebakaran hutan besar tiba-tiba melanda wilayah barat Yerusalem, memicu krisis nasional. Dalam kondisi cuaca kering disertai angin kencang, api dengan cepat menyebar luas, menyebabkan ribuan orang harus dievakuasi secara mendesak, ribuan hektar hutan musnah, dan seluruh kegiatan perayaan nasional terpaksa dibatalkan. Ini menjadi salah satu bencana alam terparah yang dialami Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Kebakaran pertama kali terdeteksi di Hutan Eshtaol, wilayah barat Yerusalem. Karena suhu tinggi dan angin kencang, api meluas ke berbagai daerah di sekitarnya, termasuk Umm Tuba, Mesilat Zion, Mashar, dan Eilon. Api bahkan mengancam Jalan Tol No.1, jalur utama yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv, sehingga otoritas terpaksa menutup total akses jalan tersebut.

Evakuasi Massal dan Pengamanan Ketat

Polisi dan dinas pemadam kebakaran langsung mengaktifkan protokol darurat. Ribuan warga dari berbagai desa dievakuasi dalam waktu singkat. Para lansia, orang sakit, dan penyandang disabilitas dievakuasi dengan bantuan aparat militer dan kepolisian. Situasi sempat kacau; beberapa pengemudi terpaksa meninggalkan kendaraan dan lari menyelamatkan diri. Militer mengerahkan kendaraan lapis baja dan truk logistik untuk membantu proses penyelamatan dan evakuasi.

“Api seperti binatang buas yang lepas kendali — benar-benar tidak bisa dikendalikan,” ujar seorang petugas pemadam kebakaran menggambarkan betapa gentingnya situasi di lapangan.

13 Orang Terluka, Rumah Sakit Kerahkan Seluruh Sumber Daya

Sedikitnya 13 orang dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar dan paparan asap tebal. Beberapa rumah sakit di Yerusalem mengaktifkan protokol siaga penuh, dengan dua orang dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

“Kami mengerahkan semua sumber daya untuk menyelamatkan setiap korban,” kata direktur salah satu rumah sakit di Yerusalem. “Seluruh unit gawat darurat telah dalam kondisi siaga penuh.”

Bantuan Internasional Dikerahkan

Karena kobaran api tak kunjung bisa dikendalikan, pemerintah Israel meminta bantuan internasional dari negara-negara sahabat seperti Yunani, Italia, dan Kroasia. Italia dan Kroasia telah mengirimkan masing-masing tiga pesawat pemadam kebakaran untuk mendukung operasi udara. Bantuan tambahan dari negara lain diperkirakan tiba dalam satu hingga dua hari ke depan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Yerusalem, Friedman, mengatakan: “Angin sangat kencang, sehingga operasi udara pun menjadi tidak stabil. Saat ini kami sudah mengerahkan 163 tim pemadam kebakaran darat dan 12 pesawat pemadam, namun api masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya.”

Kerusakan Ekologis dan Warisan Budaya Tak Terkira

Kebakaran ini menghanguskan puluhan ribu hektar hutan lindung, termasuk Hutan Eshtaol yang terkenal sebagai destinasi wisata dan habitat berbagai flora-fauna langka. Kini, kawasan tersebut telah berubah menjadi tanah hangus.

Selain kerusakan lingkungan, api juga mencapai salah satu bangunan simbolik — Monumen Pasukan Lapis Baja, menyebabkan sejumlah warisan sejarah ikut musnah.

Wali Kota Yerusalem mengatakan: “Ini bukan hanya kerugian ekologi besar, tetapi juga penghancuran bagian penting dari memori nasional kita.”

Pemerintah Israel Nyatakan Siaga Nasional

Menteri Pertahanan Israel menegaskan bahwa pemerintah akan menggunakan segala cara yang tersedia untuk memadamkan api dan melindungi rakyat.

“Ini bukan sekadar bencana alam. Ini adalah ujian nyata atas ketahanan nasional kita,” katanya.

Badan Meteorologi memperingatkan bahwa angin kemungkinan masih akan menguat, sehingga pemadaman total dalam waktu dekat sulit dicapai. Pemerintah menyerukan warga untuk terus mengikuti informasi resmi dan mematuhi instruksi evakuasi.

18 Orang Ditangkap atas Dugaan Pembakaran

Pada 1 Mei waktu setempat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa 18 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi pembakaran, termasuk satu tersangka yang tertangkap tangan saat sedang membakar.

Polisi Yerusalem bekerja sama dengan dinas intelijen dan keamanan nasional untuk melakukan investigasi mendalam. Sejumlah tersangka disebut berasal dari kelompok ekstremis lokal, yang pernah menunjukkan kebencian ekstrem dan berusaha mengacaukan stabilitas pemerintahan. (jhn/yn)

India Perintahkan Larangan Total Impor Barang dari Pakistan

EtIndonesia. Hubungan antara India dan Pakistan memburuk secara drastis setelah terjadinya serangan teroris di wilayah Kashmir. Pemerintah India pada hari Jumat (2/5), mengumumkan pelarangan total terhadap seluruh barang impor yang berasal dari atau melewati Pakistan, yang berlaku segera tanpa penundaan.

Dalam pengumuman resmi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri India (DGFT), disebutkan bahwa larangan ini diterapkan demi kepentingan keamanan nasional dan kebijakan publik.

“Setiap bentuk pengecualian hanya dapat diberikan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah,” demikian isi pengumuman tersebut.

Pemicu krisis diplomatik terbaru ini adalah serangan teror yang terjadi pada 22 April di kawasan pegunungan wisata Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 26 orang, sebagian besar di antaranya adalah wisatawan sipil.

Pemerintah India menuding Pakistan terlibat langsung dalam serangan ini, namun pihak Pakistan membantah tuduhan tersebut dan mengklaim memiliki “intelijen terpercaya” yang menyebutkan bahwa India sedang merencanakan aksi militer.

Sejak insiden berdarah itu, India telah mengumumkan serangkaian langkah pembalasan, di antaranya:

  • Menangguhkan pelaksanaan Perjanjian Air Sungai Indus tahun 1960,
  • Membatalkan visa bagi warga negara Pakistan,
  • Mengusir para diplomat Pakistan, dan
  • Membatasi penerbangan Pakistan dari melintasi wilayah udara India.

Sebagai respons, Pakistan juga mengambil langkah-langkah balasan, seperti:

  • Menghentikan seluruh aktivitas perdagangan lintas batas dengan India,
  • Menutup wilayah udaranya untuk pesawat India,
  • Mengusir diplomat India, serta
  • Mengancam bahwa pemutusan pasokan air oleh India akan dianggap sebagai “tindakan perang.”

Statistik dari Kementerian Perdagangan India menunjukkan bahwa perdagangan bilateral antara kedua negara memang telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.

  • Dalam periode April 2024 hingga Januari 2025, total impor India dari Pakistan hanya sebesar USD 420.000, jauh menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD 2,86 juta.
  • Ekspor India ke Pakistan juga anjlok dari USD 1,1 miliar menjadi hanya USD 448 juta.

Walaupun para pejabat tinggi AS seperti Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah menyerukan kedua pihak untuk menahan diri demi mencegah eskalasi konflik di kawasan, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar tetap menegaskan bahwa India akan mengusut dan menuntut pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Jaishankar menyatakan, “Pelaku, pendukung, dan dalang dari serangan ini harus diadili.”(jhn/yn)

Latihan Militer Gabungan AS-Filipina Memasuki Minggu kedua, Latihan Anti-Pendaratan dengan Tembakan Langsung

EtIndonesia. Pada Sabtu (3 Mei), latihan militer gabungan tahunan antara Amerika Serikat dan Filipina memasuki pekan kedua. Lebih dari 14.000 tentara dari kedua negara menggelar latihan tembak langsung anti-pendaratan di Provinsi Cagayan, Filipina utara.

Latihan anti-pendaratan ini mensimulasikan skenario pertahanan terhadap serangan di pesisir utara Filipina.

Letnan Kolonel Timothy Laub, Komandan Unit Tempur Pesisir Ketiga AS, menyatakan bahwa latihan gabungan ini menunjukkan kemampuan serangan terpadu. Para prajurit menggunakan berbagai jenis senjata, mulai dari senjata individu, ranjau Claymore, peluncur granat M320, hingga howitzer 155 mm dan berbagai jenis pesawat tempur.

Letkol Timothy Laub mengatakan, “Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi kami untuk bekerja sama dan terus meningkatkan kemampuan tim.”

Brigadir Jenderal Michael Logico, Asisten Direktur Latihan dari pihak Filipina, mengatakan, “Kami sedang melakukan latihan pertahanan darat. Latihan yang baru saja kami lakukan tidak perlu ditafsirkan dengan cara lain.”

Latihan gabungan “Shoulder-to-Shoulder” tahun ini dimulai pada  Minggu (27 April) lalu. Tentara AS dan Filipina menggelar latihan tembak langsung pertahanan udara dan rudal di utara Manila.

Militer AS mengkonfirmasi bahwa peluncur rudal anti-kapal NMESIS untuk pertama kalinya telah ditempatkan di Pulau Batan, Filipina. Kemampuan anti-kapal laut sangat penting dalam konflik di kawasan Pasifik, mengingat Tiongkok (PKT)  merupakan ancaman utama di wilayah tersebut.

Menurut laporan lain, sejak Filipina menerapkan strategi transparansi di Laut Tiongkok Selatan pada 2023, negara itu menjadi sasaran balasan dari PKT. Padai Jumat, juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Tarriela, mengatakan bahwa PKT telah melancarkan perang opini melalui serangan siber terhadap posisi Filipina di Laut Tiongkok Selatan.

Latihan militer gabungan AS-Filipina ini dijadwalkan berlangsung hingga 9 Mei. Beberapa tentara dari Australia dan Jepang juga akan berpartisipasi. (Hui)

Laporan oleh Li Qingyi dan Liu Fei, New Tang Dynasty Television

Insiden Desak-desakan di Negara Bagian Goa, India: 6 Tewas, 80 Terluka

EtIndonesia. Terjadi insiden desak-desakan di desa Shirgao, negara bagian Goa, India — desa yang terkenal dengan ritual berjalan di atas api dalam tradisi Hindu pada  3 Mei 2025. Kejadian ini menyebabkan sedikitnya 6 orang tewas dan sekitar 80 orang lainnya terluka.

Peristiwa tragis ini terjadi  di Kuil Dewi Lairai (Lairai Devi Temple) di Shirgao.

Pejabat kepolisian dari ibu kota negara bagian Goa, Panaji, bernama V.S. Chadonkar menyatakan bahwa ribuan orang berkumpul untuk mengikuti ritual berjalan di atas api yang sangat populer tersebut. 

“Kekacauan yang terjadi selama upacara keagamaan memicu insiden desak-desakan,” jelasnya.

Kepala Menteri Goa, Pramod Sawant, dalam pernyataannya menyebutkan, “Enam orang dinyatakan meninggal bahkan sebelum sempat tiba di rumah sakit.” Kepala Dinas Kesehatan Goa, Vishwajit Rane, mengatakan bahwa sekitar 80 orang mengalami luka-luka, dan di antaranya “5 orang dalam kondisi kritis.”

Pramod Sawant mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk para korban luka dan menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan “segala bentuk dukungan” kepada keluarga korban tewas dan terluka. Kantor Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Insiden desak-desakan yang mematikan sering terjadi dalam acara keagamaan besar di India. Awal tahun ini, dalam perayaan Kumbh Mela — festival keagamaan Hindu berskala sangat besar di kota Prayagraj, India Utara — insiden serupa terjadi pada pagi hari salah satu harinya, menyebabkan sedikitnya 30 orang meninggal dunia. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

“California Bukan Amerika!” — Gubernur California Bertolak Belakang dengan Trump: Ingin Ulurkan Tangan Terbuka kepada Tiongkok

EtIndonesia. Menurut laporan Nikkei Asia, Gubernur California dari Partai Demokrat, Gavin Newsom, dalam wawancara daring pada tanggal 2 Mei menyatakan bahwa dirinya tidak sependapat dengan kebijakan tarif tinggi terhadap Tiongkok yang diberlakukan oleh Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.

Newsom menegaskan:”California bukanlah Amerika Serikat.”

Dia menyampaikan bahwa negara bagian California tetap mengulurkan “tangan terbuka” kepada Tiongkok dan mitra dagang lainnya.

Meskipun ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terus meningkat, Newsom menegaskan bahwa perdagangan global bukanlah permainan zero-sum (menang-kalah). Dia mengakui adanya hubungan saling ketergantungan antara AS dan Tiongkok.

Newsom mengakui bahwa hingga saat ini pemerintah California belum melakukan dialog tingkat tinggi langsung dengan pihak Tiongkok, namun dia berupaya menggambarkan California sebagai mitra kerja sama yang stabil, terbuka terhadap Tiongkok dan mitra dagang lainnya. Dia juga mengingatkan bahwa dalam kunjungannya ke Tiongkok tahun 2023 lalu, dirinya telah menandatangani berbagai memorandum of understanding (MoU) dengan berbagai pihak dari tingkat provinsi, regional, kota, hingga pemerintah pusat Tiongkok.

Laporan Nikkei Asia juga menyoroti bahwa dalam wawancara tersebut, Newsom berulang kali menyebutkan adanya “jarak” antara California dan Washington, D.C.—bukan hanya secara geografis, tetapi juga secara ideologis.

Newsom mengatakan: “Kami berjarak 2.000 mil dari Washington, D.C., tapi secara ideologis kami berada di dua dunia yang berbeda. Saya mewakili negara bagian yang paling tidak sejalan dengan Trump di seluruh Amerika.”

Dia melanjutkan: “California bukanlah Amerika Serikat. Kami bangga menjadi bagian dari negara ini, namun nilai-nilai yang kami pegang sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang diungkapkan pemimpin Gedung Putih saat ini.”

Newsom menjelaskan bahwa meskipun dia tidak menentang penggunaan tarif sebagai alat kebijakan, dia percaya bahwa penggunaannya harus bersifat strategis dan terintegrasi dengan kebijakan industri. Dia menilai bahwa tarif balasan (reciprocal tariffs) yang diberlakukan oleh Trump tidak memenuhi prinsip-prinsip tersebut.

Dia menekankan bahwa California memiliki hubungan perdagangan yang erat dengan Asia, terutama melalui perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley yang sangat tergantung pada rantai pasokan dan pasar Asia. Akibatnya, menurut Newsom, California menjadi negara bagian yang paling terdampak oleh kebijakan tarif tersebut dibandingkan dengan wilayah lain di AS.

Newsom menambahkan: “California mengalami kerugian ekonomi langsung dan tidak langsung yang diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar. Dampaknya sangat besar terhadap sektor pariwisata, perdagangan, usaha kecil, korporasi besar… bahkan terhadap reputasi kami secara keseluruhan. Dan kerusakan reputasi ini tidak bisa dinilai dengan uang.”

Dia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Trump bisa membuat investor asing, termasuk dari negara sekutu seperti Jepang, mengalihkan investasinya dari California.

“Inilah sebabnya kami harus bangkit dan melawan kebijakan tersebut,” tegasnya.

Sebagai negara bagian dengan populasi dan ekonomi terbesar di Amerika Serikat, California juga tercatat sebagai negara bagian dengan nilai impor barang tertinggi. Berdasarkan siaran pers Kantor Gubernur California tertanggal 23 April 2024, produk domestik bruto (PDB) nominal California tahun 2024 mencapai 4,1 triliun dolar AS, melampaui Jepang yang sebesar 4,02 triliun dolar AS. Bila dihitung sebagai entitas ekonomi terpisah, California akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia, setelah AS, Tiongkok, dan Jerman.

Data juga menunjukkan bahwa pada tahun 2024, nilai total perdagangan ekspor-impor California mencapai hampir 675 miliar dolar AS. Meksiko, Kanada, dan Tiongkok merupakan tiga tujuan ekspor terbesar bagi California, menyumbang lebih dari sepertiga dari total nilai ekspor negara bagian tersebut yang mencapai 183 miliar dolar AS. Di saat yang sama, lebih dari 40% impor California juga berasal dari ketiga negara tersebut.

Setelah Trump mengumumkan kebijakan “tarif balasan” (reciprocal tariffs) pada awal April lalu, Newsom langsung menyatakan bahwa California akan membangun hubungan strategis dengan negara-negara mitra dan meminta agar produk asal California dibebaskan dari langkah pembalasan negara-negara tersebut.

Pada 16 April, Newsom bahkan mengumumkan bahwa pihaknya akan menggugat pemerintah federal AS atas kebijakan tarif tersebut, menuduh bahwa kebijakan itu merupakan penyalahgunaan wewenang dan melanggar hukum. Ini menjadikan California sebagai negara bagian pertama yang secara resmi menantang kebijakan tarif pemerintahan Trump. (jhn/yn)

Parlemen Ukraina Akan Sahkan Perjanjian dengan AS Pekan Depan, Rusia dan Ukraina Mungkin Gelar Pembicaraan Langsung

Pada  Jumat (2 Mei), Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal berbicara di parlemen Ukraina dan mendesak para anggota parlemen untuk segera meratifikasi perjanjian yang baru-baru ini ditandatangani dengan Amerika Serikat. Perjanjian ini bertujuan untuk memperoleh bantuan menyeluruh dari AS guna meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional Ukraina.

EtIndonesia. Pada Kamis  (1 Mei) malam, serangan drone Rusia menghantam wilayah Zaporizhzhia di Ukraina, menyebabkan kebakaran pada beberapa bangunan dan melukai 29 orang, termasuk seorang anak.

Pada  Jumat, pejabat Ukraina menyatakan bahwa parlemen Ukraina akan mengadakan pemungutan suara pada 8 Mei untuk meratifikasi perjanjian pertambangan dengan Amerika Serikat. Sekitar satu hingga satu setengah bulan setelahnya, Ukraina akan memulai pembentukan Dana Investasi Rekonstruksi Nasional.

Perdana Menteri Shmyhal menyampaikan bahwa perjanjian ini telah mendapat dukungan dari sekutu-sekutu Eropa. Selain pendanaan, AS juga kemungkinan akan memberikan bantuan senjata dan sistem pertahanan udara di masa mendatang.

 “Perjanjian ini jelas akan menjadi dasar untuk membangun hubungan baru dengan Amerika Serikat. Kami sangat membutuhkan hubungan ini, baik untuk mempertahankan kedaulatan kami selama perang maupun untuk membangun kembali negara kami setelah perang berakhir,” kata Denys Shmyhal.

Juru bicara Komisi Eropa, Paula Pinho, menyatakan bahwa mereka menyambut baik perjanjian tersebut dan menekankan bahwa isi perjanjian telah mempertimbangkan proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dan kesesuaiannya dengan hukum UE, yang dinilai sangat penting.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa perjanjian ini tidak hanya mencakup eksplorasi mineral penting, tetapi juga berdampak besar dalam memperkuat keamanan nasional Ukraina.


“Ketika kalian memiliki mitra seperti Amerika Serikat, dan kita bekerja sama dengan negara kalian, maka ini akan menciptakan keamanan nasional yang lebih kuat bagi semua pihak. Dan tentu saja, keuntungan dari kerja sama ini akan diinvestasikan kembali ke Ukraina untuk rekonstruksi, yang memang sangat diperlukan,” kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tamie Bruce. 

Wakil Presiden AS, J.D. Vance, dalam wawancara Kamis (1 Mei), menyampaikan bahwa perang di Ukraina tidak akan segera berakhir. Ia menyebut fokus AS akan beralih dari mediasi ke dorongan untuk kontak langsung antara Kyiv dan Moskow, demi tercapainya kesepakatan gencatan senjata. (Hui)

Laporan oleh Yu Liang, New Tang Dynasty Television