Keempat nubuat merujuk pada satu hal! Akankah tsunami penentu terjadi pada 2025 ini? Apa yang dimaksud oleh ilmuwan lintas disiplin tentang “pembatalan” rencana asteroid menabrak Bumi?
Semua orang membincangkan soal 2025 adalah tahun bencana. Sejak gempa bumi dahsyat yang terjadi di Myanmar pada Maret tahun ini, berita tentang gempa bumi terus bermunculan.
Prediksi Terbaru Brandon Biggs: Waktu Kita Hanya Tinggal 3 Bulan
Pada akhir April 2025, paranormal selebriti internet Brandon Biggs kembali muncul untuk memperingatkan kita dengan nada yang sangat percaya diri: “Kali ini benar-benar akan terjadi! Gempa bumi besar sudah di depan mata, dan kita hanya punya waktu tiga bulan lagi untuk bersiap!”
Semua orang akan tercengang dengan ucapannya, benarkah itu?
Lalu bagaimana Biggs mengetahui kejadian di masa yang akan datang? Dia mengatakan bahwa itu berdasarkan “penglihatannya.” Gambaran-gambaran di masa mendatang itu akan muncul dalam benaknya dengan sendirinya, dan gempa bumi ini pun seperti itu.
Dalam gambar, sebagian besar wilayah di pantai barat Amerika Serikat dan British Columbia, Kanada, yaitu wilayah Vancouver, berguncang hebat. Bangunan-bangunan runtuh satu demi satu, dan gedung-gedung tinggi jatuh langsung ke laut. Itu sungguh tragis. Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 50.000 orang.
Tidak hanya itu, gempa bumi tersebut juga meluas hingga ke California dan sampai ke Jepang. Jepang tidak hanya dilanda gempa bumi tetapi juga letusan gunung berapi, 2 bencana sekaligus. Gelombang kejutnya bahkan mencapai Benua Afrika…
Peringatan Biggs yang lebih mengerikan adalah “Banyak di antara kalian yang sedang tidur dalam suatu malam, tidak akan pernah bangun lagi.” Karena bencana ini berskala global, dan lebih buruk daripada kisah Sodom dan Gomora dalam Alkitab. Apa yang terjadi pada kedua kota itu? Singkatnya adalah karena manusia bertindak sembrono dan menyimpang dari moralitas, mereka membuat Tuhan murka sehingga seluruh kota dihancurkan dalam semalam.
Baru saja Biggs selesai menyampaikan peringatannya, gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo benar-benar terjadi di lepas pantai Chili dan Argentina pada 2 Mei 2025. U.S. Tsunami Warning Centers langsung mengeluarkan peringatan, dan pemerintah setempat dengan tergesa-gesa meminta semua warga untuk mengungsi.
Sejumlah video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa jalan-jalan penuh sesak dengan orang-orang yang berlarian untuk mengungsi, mobil-mobil terjebak dalam kemacetan, dan antrean panjang di stasiun pompa bensin.
Beruntung tsunami tidak terjadi, alarm kemudian dicabut. Kendati semua orang mulai kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Tetapi tidak mungkin ada yang mengatakan saya tidak takut.
Bagaimana tidak menakutkan? Karena Chili, Argentina, California, Vancouver, bahkan Jepang yang sangat berjauhan secara geografis, tetapi sebenarnya mereka terhubung oleh saraf bawah tanah yang sama. Dengan kata lain, semuanya terletak di “Sabuk Gempa Lingkar Pasifik”. Lebih dari 90% gempa bumi di dunia terjadi di sini.
Jadi bagaimana sabuk gempa yang sangat panjang ini terbentuk?
Sekilas kita melihat bahwa permukaan bumi sebenarnya terdiri dari beberapa “lempeng” raksasa yang tersusun seperti ‘Lego’. Saat ini ada enam lempeng utama, yakni: Lempeng Afrika, Lempeng Amerika, Lempeng Eurasia, Lempeng India, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Antartika. Jangan terkecoh dengan fakta bahwa Samudra Pasifik hanyalah perairan yang sangat luas. Sebenarnya ada “Lempeng Pasifik” yang super besar di bawahnya.
Lalu apa yang terjadi antar lempeng? Sederhananya, semua lempeng itu bergerak perlahan, ada yang saling bertabrakan, ada yang saling bergesekan. Dahulu kala, Lempeng Pasifik menghantam Lempeng Eurasia. Lalu apa yang terjadi? Pulau-pulau yang sekarang bernama Jepang, Taiwan, dan Filipina muncul dari dalam laut. Ketika bergerak ke arah timur dan menghantam Lempeng Amerika, desakannya memunculkan Pegunungan Rocky nan megah, yang membentang dari Amerika Serikat hingga Kanada.
Jadi jika kita mengira bahwa Jepang dan California tidak ada hubungannya satu sama lain hanya karena keduanya dipisahkan oleh Samudra Pasifik, itu jelas salah! Mereka seperti kedua ujung dari jungkat-jungkit, ketika satu sisi bergerak, sisi lainnya juga akan bergetar. Dari sudut pandang geologis, sangat masuk akal jika terjadi satu gempa bumi di California dan satu gempa bumi di Jepang.
Dan sekarang, Amerika Selatan juga mulai merasakan getaran. Apakah lempeng-lempeng besar di bawah tanah mulai bergerak?
Apakah… gempa bumi dahsyat yang disebutkan Brandon Biggs sedang mendekat?
Kalau dihitung-hitung, dari 30 April dimana ia mengeluarkan peringatan, ditambah 3 bulan seperti yang ia sebutkan, maka batas waktu itu adalah akhir Juli 2025!
Apakah hitungan mundur sudah dimulai?!
Ramalan Ajaib Paranormal Wanita Thailand Mor Plai
Secara kebetulan pada bulan April sebelum Biggs mengeluarkan peringatan, seorang paranormal wanita di Thailand bernama Mor Plai juga mengeluarkan peringatan. Dia mengatakan bahwa Jepang kemungkinan akan mengalami gempa bumi antara Juli dan Agustus tahun ini, yang juga dapat memengaruhi Gunung Fuji!
Tidak hanya itu, gunung berapi bawah laut antara Jepang dan Indonesia kemungkinan juga meletus, dan bahkan tempat-tempat seperti Singapura dan Thailand pun mungkin akan terkena dampaknya.
Namun dia mengatakan bahwa karena dirinya tidak melihat adanya abu vulkanik, maka dia memperkirakan Gunung Fuji tidak meletus. Tetapi dia melihat sesuatu yang lebih mengerikan, yaitu: tsunami!
Siapakah Mor Plai? Seperti Brandon Biggs, keduanya bisa “melihat masa depan.” Menurut Mor Plai, dia memiliki bakat supernormal sejak masih kecil dan dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang biasa.
Ketika berusia 7 atau 8 tahun, dia dapat mengobrol dengan makhluk gaib. Suatu kali, dia bahkan pergi ke istana gaib dan bertemu dengan Raja Neraka!
Tentu semua orang terkejut dan ingin bertanya: Seperti apakah rupa Raja Neraka?
Sambil tersenyum Mor Plai mengatakan: “Saya tidak ingin mengungkapkan terlalu banyak, karena tidak boleh membocorkan rahasia surga.”
Namun dia menambahkan: “Neraka itu nyata, dan penggorengan di sana sangat panas.”
Ketika dia berusia 17 atau 18 tahun, dia mulai berhubungan dengan makhluk tinggi dari dimensi lain. Cara dia berkomunikasi dengan makhluk tinggi sangat istimewa. Bukan lewat kata-kata, tapi lewat cara menyalakan dupa dan meditasi. Kemudian dia dapat menerima “pesan dari Tuhan” dan gambaran mulai muncul dalam benaknya.
Pada tahun 2014, dia menjadi terkenal karena berhasil meramalkan hilangnya pesawat Malaysia Airlines.
Terlebih lagi, baru-baru ini dia membuat pernyataan yang lebih mengejutkan di acara tersebut: Pesawat Malaysia Airlines MH307 sebenarnya tidak hilang, tetapi tersedot ke dalam “medan magnet delta” yang misterius dan seluruh pesawat jatuh ke dalam waktu dan ruang paralel.
Bangkai pesawat itu mungkin tidak akan ditemukan hingga 40 atau 50 tahun kemudian, tetapi itu pasti bukan pesawat yang utuh. Bagaimana dengan penumpang pesawat? “Sayangnya, mereka tidak dapat kembali,” kata Plai.
Pada 2019, dia kembali meramalkan pandemi COVID-19. Kali ini, dia disembah sebagai dewi oleh orang Thailand, dia banyak mendapat undangan wawancara dari media dan acara TV.
Namun seperti banyak paranormal lainnya, sebagian akurat, namun banyak pula yang tidak tepat.
Dia meramalkan pemilu Thailand pada tahun 2023, tetapi gagal. Kritik pun langsung bermunculan di dunia maya, yang mengatakan bahwa motifnya tidak murni dan bahwa dia ingin menggunakan ramalannya untuk memengaruhi pemilu. Plai hanya bisa memilih untuk tetap diam dan menghilang untuk sementara waktu.
Baru pada Desember tahun lalu dia muncul kembali di acara TV, dan kali ini peringatannya jelas:
“Musim semi tahun depan (2025), antara Maret dan April, akan terjadi gempa bumi besar di Myanmar, dan Bangkok juga akan terkena dampaknya, bahkan menyebabkan runtuhnya bangunan tinggi.”
Bagaimana hasilnya? Ramalan Plai tidak meleset, dan begitu akuratnya hingga membuat bulu kuduk berdiri.
Seberapa akuratnya? Mari kita lihat runtuhnya bangunan di Bangkok, Thailand akibat gempa bumi ini.
Bangkok berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari Mandalay, Myanmar yang merupakan episentrum gempa, yang jauhnya hampir sama dengan jarak Beijing ke Shanghai. Secara logika, jarak ini seharusnya tidak terpengaruh oleh gempa.
Coba Anda lihat, gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo di Tangshan, dekat Beijing yang terjadi pada tahun 1976, mengubah seluruh kota menjadi reruntuhan, tetapi Shanghai nyaris tidak terpengaruh.
Namun kali ini, tepat pada hari terjadinya gempa bumi Myanmar, sebuah gedung pemerintahan yang masih dalam pembangunan di Bangkok, Thailand — gedung baru untuk Kantor Audit Nasional – tiba-tiba runtuh total dalam hitungan detik dengan suara keras. Terlebih lagi, gedung itu adalah satu-satunya bangunan di Bangkok yang runtuh pada hari terjadi gempa bumi.
Bukankah ini aneh? Semua bangunan lainnya baik-baik saja, kecuali gedung pemerintah yang baru dibangun itu.
Tak lama kemudian, seseorang mengungkapkan: Ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan gempa bumi, kecuali terkait dengan kualitas konstruksi dari pekerjaan perusahaan konstruksi PKT yang perlu dipertanyakan. Ada banyak intrik-intrik yang terjadi di baliknya.
Dalam waktu sekejap, kejadian ini menjadi topik panas yang banyak dibahas di Internet, dan media-media besar melaporkannya dengan heboh, sampai popularitas berita tersebut secara langsung melampaui bencana gempa bumi itu sendiri dan menjadi berita utama di halaman depan.
Sebagaimana dikatakan Mor Plai dalam ramalannya yang tidak berpanjang lebar. Dia hanya menyebutkan satu hal, yaitu runtuhnya bangunan besar. Jadi apakah dia benar-benar melihat masa depan dari berita besar ini?
Bila memang demikian, apakah ramalannya tentang gempa besar di Jepang juga akan menjadi kenyataan?
Lebih-lebih soal prediksi waktu, tempat, dan gabungan bencana gempa bumi dan gunung api antara Mor Plai dan Brandon Biggs seperti keluaran dari satu naskah yang sama, nyaris tidak berbeda!
Saat ini, beberapa netizen mulai ragu: Mungkinkah apa yang mereka lihat sebenarnya adalah bencana yang sama?
Belum cukup sampai di sini, masih ada paranormal ketiga yang memprediksikan “dunia kiamat” ini.
Ryo Tatsuki — Ramalan Tsunami Terbesar
Dia adalah kartunis Jepang Ryo Tatsuki, seorang paranormal yang meramalkan masa depan melalui mimpi.
Pada awal tahun 1999, dalam cerita komiknya Ryo menggambarkan gempa bumi dahsyat yang melanda Jepang, bahkan dengan mencantumkan waktunya, yaitu pagi hari pada 5 Juli 2025.
Dalam mimpinya dia melihat di dasar laut antara Jepang dan Filipina, tiba-tiba muncul retakan besar, lalu dari sana keluar magma dalam jumlah sangat besar mengakibatkan tsunami setinggi ratusan meter, yang melanda mulai dari Jepang hingga Taiwan, Filipina, dan Indonesia semuanya terkena dampaknya. Tak ada satu negara pun di sekitar Samudra Pasifik yang luput.
Pada akhirnya, hanya dua pertiga wilayah Jepang yang tersisa, sementara itu Taiwan, Hongkong, dan Filipina benar-benar menyatu untuk membentuk lempeng benua baru — “Dunia Baru Pasifik.”
Anda mungkin dapat saja mengatakan bahwa hal ini dibesar-besarkan? Karena perubahan geologis dapat memakan waktu jutaan atau puluhan juta tahun. Bagaimana mungkin benua baru tercipta dalam semalam?
Ryo Tatsuki berkata dengan tenang: “Inilah yang muncul dalam impi saya, percaya atau tidak terserah Anda.”
Ryo juga mengatakan bahwa dirinya melihat Gunung Fuji juga bergerak. Mula-mula asap hitam keluar dari kawah gunung, kemudian terdengar ledakan keras dan magma menyembur ke angkasa.
Singkatnya, semua elemen dalam film bencana seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi terpenuhi semuanya.
Bila Anda masih sangsi apakah kartunis wanita bernama Ryo Tatsuki ini benar-benar telah melihat masa depan, atau dia cuma mengandalkan kisah-kisah sensasional untuk menarik penggemar, serta menghasilkan uang, dan memperoleh jumlah lalu lintas Internet?
Maka marilah kita dengarkan bagaimana para penggemar berat Ryo Tatsuki menanggapi hal ini:
Ryo langsung menghilang dari mata publik setelah dia membuat ramalan itu. Jika dia benar-benar ingin mendapatkan uang dari ramalannya, bagaimana mungkin dia tidak bersuara sedikit pun di tahun-tahun dimana angpao dari Internet begitu menawan?
Yang lebih penting, dia menulis dengan jelas dalam ramalannya bahwa dia sendiri juga akan mati dalam tsunami. Dia bahkan meninggalkan pesan yang terdengar seperti surat wasiat:
“Jika misi saya adalah membunyikan alarm untuk hari tersebut, maka misi saya akan berakhir pada tahun 2025.”
Begitu ucapannya keluar, semua terdiam, karena tak seorang pun yang mau bercanda tentang kehidupan dan kematian dirinya.
Mungkin dia tidak peduli apakah kita mau percaya atau tidak. Dia hanya memenuhi tanggung jawab terakhirnya dan menyampaikan apa yang dia “lihat.”
Jadi, apakah mereka bertiga melihat gambar yang sama?
Tunggu, ada satu sosok lagi yang muncul dengan pesan misterius bahwa masih terdapat orang keempat yang juga menyampaikan gambar ramalan yang dilihatnya!
Ramalan dalam Lukisan Terkenal
Lebih jauh lagi, ini bukanlah suatu gambar ramalan yang khusus, tetapi sebuah lukisan terkenal di dunia yang pasti pernah kita lihat.
Mari kita bicarakan dahulu mengenai mimpi yang dialami Ryo Tatsuki. Dia mengatakan bahwa setelah tsunami yang dahsyat itu, segalanya berubah. Dia melihat ada 3 buah kapal yang berada di bawah jembatan penyeberangan pejalan kaki di Yokohama.
Mengapa 3 buah kapal? Bukan 2, atau 4, tetapi 3?
Apa yang akan kita temukan jika kita mencari “tsunami, Yokohama, 3 buah kapal” di Internet?
Hasil pencarian akan membawa kita ke mahakarya Ukiyo-e Jepang: “The Great Wave off Kanagawa”, (Ombak Besar di Kanagawa) oleh pelukis legendaris zaman Edo: Katsushika Hokusai.
Gambar itu menunjukkan ada 3 buah kapal yang mengapung di perairan laut dekat Yokohama yang ombaknya besar, dan para pelautnya sedang mendayung dengan putus asa. Lukisan tersebut ditempatkan sebagai kekayaan bangsa Jepang, dan lukisan itu juga dicetak pada uang kertas 1.000 yen Jepang baru yang terbit pada 2024.
Tetapi yang mungkin tidak diketahui ialah bahwa ketika lukisan ini pertama kali diterbitkan di Jepang pada 1830-an, satu salinannya hanya seharga dua mangkuk ramen. Hal ini dikarenakan Ukiyo-e merupakan cetakan berwarna yang populer pada saat itu, mirip dengan lukisan cetakan masa kini, dan dapat diproduksi secara massal, sehingga harganya pun sangat murah.
Akan tetapi, ketika menyebar ke Eropa, ia menjadi sangat populer dan digemari oleh dunia seni Eropa. Banyak seniman yang menggantungkan gambar ini di rumah, dan mengaku bahwa mereka mendapat inspirasi dari lukisan tersebut. Pada tahun 2021, lukisan ini terjual di lelang New York dengan harga setinggi langit sebesar USD 1,59 juta (25,9 miliar rupiah)! Mengubah sebuah cetakan menjadi harta seni kelas dunia dalam sekejap.
Lukisan itu menjadi populer dan orang-orang mulai mempelajarinya. Seseorang mengajukan pertanyaan: “Seberapa tinggi ombaknya?” Beberapa ilmuwan bahkan membuat perhitungan serius dan mengatakan bahwa berdasarkan ukuran kapal, tinggi gelombang itu bisa sekitar 10 hingga 12 meter. Ini sepenuhnya memenuhi kriteria tsunami!
Namun tak lama kemudian seseorang memverifikasi bahwa pada era Hokusai, tidak ada tsunami di dekat Yokohama, bahkan angin kencang dan gelombang laut tinggi pun tidak ada.
Hokusai sendiri dikenal sebagai pelukis realistis, bukan pelukis yang menyukai gaya fantasi. Jadi pertanyaannya adalah — mengapa ia melukis gelombang yang tingginya berlebihan seperti itu? Dari manakah inspirasinya datang?
Sejauh ini, tak seorang pun dapat menjelaskan dengan pasti.
Tapi tahukah Anda? Sejak 1960-an, gelombang besar ini semakin ditafsirkan sebagai tsunami oleh banyak orang.
Berbicara tentang tsunami, tahukah Anda dari mana kata “tsunami” berasal? Sebenarnya, itu adalah transliterasi dari bahasa Jepang 津波(つなみ)yang berarti ombak besar di pelabuhan. Dalam Konferensi Ilmu Bumi Internasional pada 1963, istilah ini secara resmi didaftarkan sebagai istilah profesional internasional dan menjadi istilah khusus untuk tsunami.
Pada 2003, UNESCO bahkan menggunakan lukisan Hokusai sebagai model untuk menerbitkan tanda resmi “Zona Bahaya Tsunami”. Sejak saat itu, gelombang besar ini secara resmi menjadi simbol visual tsunami global.
Dengan lebih memperhatikan lukisan ini. Kita akan menemukan bahwa ia benar-benar menyembunyikan begitu banyak detail yang cukup menarik.
Pertama-tama, cuaca hari itu tampaknya tidak buruk. Dilihat dari cahaya dan nadanya, pagi itu tampak cerah, matahari baru saja terbit, dan tidak ada tanda-tanda badai di langit.
Namun pada suasana tenang itu, tiba-tiba datang gelombang besar dari laut yang menghantam daratan. Jadi, pertanyaan: dari mana gelombang besar itu berasal? Kalau bukan gempa bumi, lalu karena apa?
Lihatlah Gunung Fuji yang berada di kejauhan — gunung tinggi yang dianggap suci dalam budaya Jepang dan digambarkan sangat megah dalam lukisan. Namun ukurannya begitu kecil hingga hampir “tertelan ombak”. Selain itu, dikelilingi oleh lapisan awan gelap. Apakah ini mengindikasikan bahwa “Gunung Suci” ini pun tidak luput dari ancaman?
Yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa dalam gambar tidak tampak ada daratan di antara ombak dan Gunung Fuji, kecuali 3 buah perahu kecil yang sedang berjuang untuk bertahan hidup di bawah terpaan ombak ganas. Apakah ini berarti Jepang akan menghadapi bencana dahsyat dan sebagian besar wilayahnya akan hilang dari peta?
Terakhir, mari kita lihat buih gelombangnya. Ia tidak seperti gelombang air biasa, tetapi berbentuk seperti cakar tajam yang seakan-akan ingin menerkam orang. Jenis gelombang ini memiliki istilah khusus dalam dunia seni, yang disebut “gelombang cakar harimau”. Kita tahu bahwa harimau adalah binatang yang sangat ganas. Apakah ini bukan sebuah peringatan? Benarkah krisis tak kasat mata tengah mendekat secara diam-diam?
Apakah semua ini hanya imajinasi Katsushika Hokusai yang tidak disengaja, atau, seperti dikatakan Ryo Tatsuka, misi sebenarnya dari lukisan ini adalah untuk memperingatkan kita tentang datangnya tsunami dahsyat lebih dari seratus tahun kemudian?
Jadi, apakah bencana ini benar-benar akan tiba?
Apa Kata Ilmuwan?
Jangan terburu-buru panik. Kalau prediksi sih ada yang akurat ada juga yang tidak, bukan? Mari kita ubah perspektif kita dan menyimak apa yang dikatakan oleh para ilmuwan.
Pada 8 Agustus 2024, gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo terjadi di Prefektur Miyazaki, Jepang. Setelah gempa bumi, para ahli segera mengeluarkan peringatan: Berikan perhatian khusus terhadap pergerakan yang tidak biasa di Palung Laut Tiongkok Selatan.
Pada April tahun ini, Komite Investigasi Gempa Bumi Jepang mengeluarkan peringatan terbaru yang menyebutkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi besar di Palung Nanhai dapat mencapai 80%, dan jika hal itu terjadi, diperkirakan akan menyebabkan kematian 300.000 orang!
Di mana letak Palung Nanhai itu?
Itu adalah area retakan dasar laut yang dilihat oleh Ryo Tatsuka dalam mimpinya.
Jadi pertanyaannya adalah apakah gempa bumi seperti itu akan memicu terjadinya tsunami super?
Mari kita lihat kembali data historisnya.
Sejak adanya pendataan global, telah tercatat sekitar 260 kali tsunami yang merusak di seluruh dunia, rata-rata terjadi satu kali setiap 6 hingga 7 tahun.
Di antaranya, 80% tsunami terjadi di sabuk seismik Lingkar Pasifik yang baru saja diperkenalkan.
Mari kita tinjau beberapa peristiwa tsunami besar baru-baru ini:
——Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,3 magnitudo terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia, memicu tsunami besar yang menyapu 300.000 orang.
——Pada 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,1 magnitudo terjadi di lepas pantai timur laut Jepang. Tsunami besar tersebut menyebabkan lebih dari 18.000 orang meninggal atau hilang, dan memicu krisis kebocoran nuklir Fukushima yang menyebabkan kepanikan global.
——Pada 28 September 2018, gempa bumi besar lainnya terjadi di Pulau Sulawesi, Indonesia, yang memicu tsunami, dengan korban tewas dan hilang mencapai hampir 7.000 orang.
Apakah Anda menemukan ada jarak hampir 7 tahun antara kedua tsunami besar itu.
Jika ini adalah siklus alami, maka waktu berikutnya akan terjadi pada tahun 2025 ini.
Apakah Jepang akan mendapat giliran lagi?
Benarkah Jepang akan berhasil lolos dari bencana?
Belum tentu!
Ramalan Kunio Yasue
Saya tidak tahu sejak kapan sebuah “ramalan Jepang” yang misterius mulai menyebar luas di Internet. Konon itu berasal dari seorang fisikawan yang sangat luar biasa, Kunio Yasue, yang terkenal dan pelopor dalam bidang “dinamika otak kuantum”. Namun setelah 2010, arah penelitiannya mengalami perubahan. Ia mulai menjelajahi dunia roh, alien, dan kesadaran manusia. Tidaklah mengherankan jika seorang ilmuwan “lintas batas” tiba-tiba membuat prediksi aneh.
Meskipun kita tidak memiliki cara untuk memverifikasi apakah ramalan ini benar-benar berasal dari Kunio Yasue, tetapi kontennya sangat menarik sebagai berikut:
Seorang pejabat NASA AS secara pribadi mengungkapkan kepada Kunio bahwa AS telah memiliki informasi akurat tentang “bencana besar” yang akan terjadi pada 5 Juli 2025. Bukan hanya waktunya yang cocok, tetapi bahkan lokasinya secara mengejutkan konsisten dengan prediksi Ryo Tatsuka.
Akan tetapi, Kunio Yasue menduga bahwa ini mungkin bukan gempa bumi, tetapi insiden asteroid menabrak bumi. Sebab menurut pengetahuan profesionalnya, gempa bumi tidak dapat diprediksi secara akurat. Namun jika benda langit itu benar-benar menabrak bumi, teknologi manusia kini dapat memperkirakannya secara akurat dua tahun sebelumnya, dan waktunya bahkan dapat dihitung secara akurat hingga mengetahui detiknya.
Nubuat itu kemudian menyebutkan bahwa Amerika Serikat telah meluncurkan rencana rahasia untuk menghadapi bencana besar. Namun rencana ini sekarang telah dibatalkan!
Pertanyaannya adalah: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pembatalan rencana? Apakah bencana yang semula diperkirakan akan terjadi akhirnya menjadi batal? Ataukah sistem untuk mencegah asteroid menabrak bumi itu yang dibatalkan?
Yang lebih kebetulan lagi adalah bahwa pada 5 Juli pagi hari waktu Jepang bertepatan dengan 4 Juli waktu AS yang merupakan Hari Nasional Amerika Serikat. Apakah ada “manipulasi manusia” di balik ini?
Kunio Yasue tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, tetapi hanya mengajukan serangkaian pertanyaan ini dan membiarkan semua orang memikirkannya.
5 Juli 2025 sudah semakin dekat.
Jadi, menurut Anda apakah “bencana besar” ini akan benar-benar terjadi?
Namun, sekalipun bencana terjadi, kita pun tak perlu takut. Izinkan saya mengakhiri pembicaraan hari ini dengan membacakan sebuah petikan dari buku Ryo Tatsuka yang berbunyi:
“Hari di masa depan akan lebih cerah dan penuh harapan. Tidak perlu kita bimbang dan ragu. Seluruh bumi dan semua manusia akan berada dalam keadaan yang cerah, mulia, dan penuh vitalitas.”
“Pembersihan terhadap hati dan jiwa setiap manusia akan segera berlangsung.”
“Jika semua orang bersedia saling membantu dan bekerja sama, semuanya akan bergerak ke arah yang positif.” (Sin/whs)