Home Blog Page 128

Trump Kritik Zelenskyy: Apakah Ukraina Akan Kehilangan Dukungan AS?

0

Pertemuan antara delegasi  Amerika Serikat dan Rusia di Arab Saudi pada Selasa (18 Februari) mendapat respons positif dari Presiden Trump. Ia menyatakan kemungkinan bertemu langsung dengan Presiden Putin pada akhir bulan ini. Sementara itu, hubungan Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memanas setelah Ukraina tidak diundang ke pertemuan tersebut. Trump menyebut Zelensky sebagai seorang “diktator,” dan Zelensky pun memberikan tanggapan yang terdengar seperti ultimatum. Ketegangan ini memicu perhatian luas dari berbagai kalangan

EtIndonesia. Para diplomat tinggi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi dan mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik serta mendorong gencatan senjata di Ukraina. Hasil ini memuaskan kedua pemimpin negara tersebut.

Presiden AS Donald Trump: “Saya semakin yakin dengan kemungkinan tercapainya gencatan senjata. Delegasi mereka luar biasa. Rusia bersedia melakukan sesuatu.”

Sementara itu, Putin menggambarkan pertemuan tersebut sebagai “sangat bersahabat,” dengan perwakilan AS yang dinilai tidak memihak dan menunjukkan sikap terbuka.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang tidak diundang ke pertemuan tersebut, secara terbuka menyuarakan kekecewaannya dan menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan tanpa keterlibatan Ukraina. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari Trump.

Trump berkata: “Saya yakin saya bisa mengakhiri perang ini. Menurut saya, prosesnya berjalan cukup baik. Tapi hari ini, saya mendengar seseorang mengatakan, ‘Kami tidak diundang.’ Kalian sudah berada di sana selama tiga tahun. Kalian seharusnya bisa mengakhiri perang ini sejak lama. Perang ini seharusnya tidak pernah dimulai. Kalian bisa saja mencapai kesepakatan.” 

“Saya bisa membantu Ukraina mendapatkan kembali hampir seluruh wilayah mereka—tanpa ada yang tewas, tanpa kota yang hancur, dan tanpa gereja yang runtuh. Tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya… Sekarang, situasinya adalah Ukraina belum mengadakan pemilu, dan mereka menerapkan darurat militer. Maksud saya, saya tidak ingin mengatakan ini, tetapi dukungan terhadap pemimpin Ukraina hanya tinggal 4%.”

Zelenskyy yang menjabat sejak 2019, seharusnya mengakhiri masa jabatannya pada 20 Mei 2024 sesuai konstitusi Ukraina. Namun, akibat perang, pemerintah memberlakukan hukum darurat militer yang membekukan proses pemilu dan memperpanjang masa jabatan Zelensky.

Menanggapi pernyataan Trump soal rendahnya dukungan publik terhadapnya, Zelenskyy memberikan jawaban berikut:

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: “Terkait angka 4% itu, kami tahu bahwa informasi palsu semacam ini berasal dari Rusia. Kami sadar bahwa AS dan Rusia sedang membahas angka-angka tersebut. Sayangnya, Presiden Trump—yang sangat kami hormati, dan yang selama ini mendapat dukungan dari rakyat Amerika—telah dikelilingi oleh informasi palsu seperti ini.”

Komentar Zelenskyy yang menuding Trump terpengaruh propaganda Rusia memperparah ketegangan. Pada 19 Februari pagi, Trump membalas melalui media sosial dengan kritik yang lebih keras:

“Zelenskyy menolak mengadakan pemilu, dukungannya di Ukraina sangat rendah. Satu-satunya hal yang dia kuasai hanyalah memanipulasi Biden. Sebagai seorang diktator yang memerintah tanpa pemilu, sebaiknya dia segera bertindak, atau dia akan kehilangan negaranya.”

Pernyataan ini segera menuai kritik dari anggota parlemen Partai Demokrat. Sebaliknya, anggota Partai Republik menghindari komentar tentang hubungan Trump dan Zelenskyy, tetapi menyatakan keyakinan bahwa Trump mampu mewujudkan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Ketua Parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, menanggapi komentar Trump melalui unggahan di Facebook: “Yang dibutuhkan Ukraina saat ini adalah peluru, bukan surat suara…”

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin, mengatakan bahwa meskipun legitimasi Zelensky dipertanyakan, Putin bersedia berunding dengannya jika diperlukan.

Dalam video yang dirilis pada larut malam, Zelenskyy mengatakan bahwa dunia hanya memiliki dua pilihan: memilih Putin atau memilih perdamaian. Bagaimana pernyataan ini akan mempengaruhi perkembangan situasi masih harus diamati. Namun, Zelensky dijadwalkan bertemu dengan utusan khusus AS untuk konflik Rusia-Ukraina pada 20 Februari.

Utusan Khusus AS untuk Konflik Rusia-Ukraina, Kellogg: “Kami sangat memahami pentingnya kedaulatan dan kemerdekaan negara ini. Salah satu tugas utama saya adalah duduk bersama mereka dan mendengarkan langsung.”

Kellogg menegaskan bahwa ia akan melaporkan semua hasil kunjungan ini kepada Presiden Trump dan Senator Marco Rubio.

Pengamat Politik, Du Wen: “Ukraina adalah korban perang—seperti korban kekerasan yang seharusnya memiliki hak untuk bersuara dan menentukan nasibnya sendiri, bukan dipaksa untuk patuh atau diam. Amerika Serikat dan Barat harus memprioritaskan kepentingan Ukraina, bukan memaksakan rekonsiliasi yang tidak adil. Jika Ukraina, sebagai pihak yang dirugikan, tidak diizinkan berpartisipasi langsung dalam negosiasi awal, bahkan tidak boleh mengungkapkan kekecewaannya, maka keadilan dari perundingan semacam itu patut dipertanyakan. Amerika adalah negara yang menjunjung keadilan. Saya tidak percaya Amerika akan mengabaikan prinsip tersebut demi tunduk pada kejahatan.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Kennedy  Center Dievakuasi Karena Ancaman Bom Palsu yang Menargetkan Pertunjukan Shen Yun

0

Shen Yun menggambarkan ancaman tersebut sebagai bagian terbaru dari serangkaian ‘prank’ yang bertujuan menakuti teater dan penonton.

EtIndonesia. Ancaman bom yang menargetkan Shen Yun Performing Arts di John F. Kennedy Center for the Performing Arts menyebabkan evakuasi dan penutupan jalan pada  20 Februari 2025 pagi, beberapa jam sebelum pertunjukan perdana grup tersebut digelar di Washington.

Untuk diketahui, John F. Kennedy Memorial Center for the Performing Arts, umumnya dikenal sebagai Kennedy Center, adalah pusat budaya nasional Amerika Serikat, yang terletak di tepi timur Sungai Potomac di Washington, D.C.  Pusat ini menjadi tempat bagi berbagai genre seni pertunjukan, seperti teater, tarian, musik klasik, jazz, pop, psikedelik, dan folk Musik.

Polisi D.C. merespons kejadian tersebut sekitar pukul 10:45 pagi. Sebuah email yang diterima oleh teater 15 menit sebelumnya mengklaim bahwa sebuah bom telah ditempatkan di fasilitas tersebut dan akan diledakkan jika pertunjukan Shen Yun tetap berlangsung.

Seorang juru bicara U.S. Park Police mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirim petugas ke Kennedy Center tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut. Juru bicara tersebut mengatakan bahwa para petugas tidak lagi berada di teater dan mengarahkan pertanyaan lebih lanjut ke Kennedy Center.

BACA JUGA PKT Targetkan Shen Yun Secara Global dengan Ancaman Bom dan Tekanan Diplomatik

BACA JUGA : Pertunjukan Shen Yun Sukses Besar, Gangguan dari PKT  Meningkat, Dikecam oleh Berbagai Pihak

Kennedy Center tidak menanggapi pertanyaan dari The Epoch Times hingga berita ini diterbitkan.

Insiden ini merupakan yang terbaru di antara puluhan ancaman serupa di seluruh dunia yang ditujukan kepada Shen Yun, sebuah kelompok seni berbasis di negara bagian New York yang menggunakan tarian dan musik klasik Tiongkok untuk menampilkan peradaban kuno Tiongkok sebelum pengambilalihan oleh rezim komunis.

Pertunjukan pada 20 Februari, yang merupakan awal dari rangkaian 12 pertunjukan, diperkirakan akan tetap berjalan sesuai jadwal pada pukul 19:30, menurut pernyataan dari Shen Yun.

Shen Yun didirikan pada tahun 2006 oleh para praktisi Falun Gong, sebuah disiplin meditasi yang berlandaskan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Keyakinan ini disensor  secara ketat di Tiongkok, dengan para praktisinya sering mengalami pelecehan, dipenjara, dan disiksa sebagai upaya memaksa mereka meninggalkan keyakinannya.

Kelompok seni ini kini memiliki delapan rombongan yang melakukan tur keliling dunia secara bersamaan, tampil di ratusan kota di lima benua.

Shen Yun menggambarkan email ancaman tersebut sebagai bagian dari serangkaian ‘prank’ yang bertujuan menakuti teater dan penonton.”

Ancaman  ini sering kali ditulis dalam bahasa Mandarin dan jumlahnya meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan meningkatnya kampanye Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk menekan Falun Gong, menurut Shen Yun.

“PKT takut pada Shen Yun karena misi perusahaan ini adalah menampilkan ‘Tiongkok sebelum komunisme,’ untuk menghidupkan kembali budaya tradisional—budaya yang telah dihabiskan PKT selama beberapa dekade untuk dihancurkan,” kata Shen Yun.

“Pada saat yang sama, sebagai bagian dari setiap pertunjukan Shen Yun, kisah penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok dan perjuangan damai mereka yang penuh keberanian juga diceritakan dengan cara yang mengharukan di atas panggung. Ini adalah kejahatan terhadap hak asasi manusia yang telah lama berusaha disembunyikan oleh PKT.”

Levi Browde, direktur eksekutif Falun Dafa Information Center, memiliki pandangan yang sama.

“Siapa pun yang mengirimkan ancaman ini melakukannya dengan cara yang terkoordinasi dan kemungkinan besar memiliki hubungan dengan Beijing,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Lagi pula, siapa lagi yang ingin membungkam Shen Yun dan mengintimidasi para pendukung Falun Gong? Ini adalah taktik represi transnasional yang sangat berbahaya dan keji.”

Ric Grenell, utusan khusus misi AS dan direktur eksekutif sementara Kennedy Center, menyalahkan ancaman tersebut pada iklim politik yang memusuhi siapa pun yang dianggap tidak sesuai dengan arus utama.

“Kita hidup di dunia sekarang di mana orang-orang yang tidak menyukai sesuatu mulai menciptakan kekacauan,” katanya kepada The Epoch Times. “Kita telah mengalami Cancel Culture, pembekuan rekening bank, dan berbagai hal lainnya.”

“Jadi kita harus memperbaiki ini.”

Beberapa email terbaru berusaha mengintimidasi anggota parlemen AS dan pejabat pemerintah lainnya yang telah menyuarakan dukungan untuk Falun Gong.

Departemen Luar Negeri AS telah mengecam ancaman tersebut. Dalam pernyataannya kepada The Epoch Times pada awal Februari, departemen itu mengutuk “tindakan intimidasi” dan menyerukan “perlindungan terhadap hak kebebasan berekspresi.”

Seorang juru bicara departemen lebih lanjut mendesak PKT untuk mengakhiri kampanye pemberantasan Falun Gong yang telah berlangsung selama 25 tahun, dengan mencatat bahwa departemen tersebut telah mendokumentasikan kasus-kasus campur tangan terhadap Falun Gong dan Shen Yun “di banyak negara.”

Pada Desember 2024, The Epoch Times melaporkan tentang pertemuan rahasia pada tahun 2022 di mana pemimpin PKT, Xi Jinping, menginstruksikan pejabat untuk menyerang Falun Gong secara internasional melalui jalur hukum dan disinformasi.

Seiring dengan kampanye ini, Browde mengatakan bahwa pusatnya telah melihat peningkatan intimidasi, pelecehan, dan disinformasi yang menargetkan Falun Gong dan Shen Yun, terutama di Amerika Serikat. Ini sering kali mencakup “posting yang menyesatkan, tidak akurat, dan menghasut kebencian” di platform media sosial seperti X dan YouTube, serta di media arus utama Barat.

Dia berharap ada perhatian terhadap konteks yang lebih luas di balik meningkatnya ancaman ini.

“Liputan berita yang mendiskreditkan memiliki konsekuensi, dan jejak Beijing terlihat jelas dalam kampanye ini,” katanya.

Jan Jekielek berkontribusi dalam laporan ini.

Sumber : Theepochtimes.com

Badai Geopolitik: Ketegangan Rusia-AS Hingga Insiden Sandera yang Penuh Misteri

0

EtIndonesia. Pada tanggal 20 Februari, pejabat Rusia menyatakan kesepakatan untuk melanjutkan dialog dengan Amerika Serikat mengenai berbagai isu strategis. Meski demikian, Rusia menolak keras pengiriman pasukan perdamaian dari negara-negara anggota NATO ke Ukraina. Sementara itu, Presiden Ukraina, Zelenskyy, mengungkapkan kesiapan negaranya untuk mencapai kesepakatan bersama Presiden AS mengenai investasi dan masalah keamanan, usai bertemu dengan utusan khusus Amerika untuk isu Rusia-Ukraina.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menambahkan bahwa dialog antara Rusia dan Amerika Serikat juga mencakup pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Namun, dia menegaskan bahwa jika pasukan perdamaian yang dikerahkan berasal dari negara anggota NATO, hal tersebut akan menimbulkan risiko besar bagi keamanan Rusia.

Usulan Pasukan Perdamaian dan Kesiapan Tempur

Mantan Perdana Menteri Inggris, Stamp, sebelumnya mengusulkan pengiriman pasukan perdamaian dari Eropa ke Ukraina, dengan jumlah yang tidak melebihi 30.000 personel. Usulan ini diajukan dengan syarat Amerika Serikat memberikan jaminan perlindungan terhadap pasukan tersebut. 

Di sisi lain, laporan dari situs pertahanan Spanyol pada tanggal 19 mengungkapkan bahwa meskipun terdapat pembicaraan damai antara Amerika Serikat dan Rusia, demi meningkatkan kemampuan tempur udara NATO, Angkatan Udara AS telah menempatkan empat pesawat pengebom B-52 di pangkalan udara RAF Fairford, Inggris. Pesawat-pesawat tersebut kini bergabung dengan kelompok pengendali serangan bersama Inggris untuk melakukan latihan dukungan udara jarak dekat secara bilateral.

Komunikasi Tingkat Tinggi dan Kontrol Politik Internal

Pada tanggal 19 Februari, Presiden Putin menyatakan bahwa dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Trump, Ukraina tidak dikecualikan sebagai bagian dari agenda diskusi. Namun, dia menekankan bahwa pertemuan informal yang hanya berlangsung singkat sambil minum kopi tidaklah memadai. 

“Kita harus memastikan tim kita siap menghadapi isu-isu yang sangat penting bagi Amerika Serikat dan Rusia, agar kita dapat mencapai solusi yang diterima kedua belah pihak,” ujar Putin. 

Sebagai akibat dari upaya mempersiapkan pertemuan penting dengan Presiden Trump, pidato tahunan penting Putin yang biasanya disampaikan kepada parlemen federal pada akhir Februari pun tertunda. Beberapa minggu terakhir, komentar-komentar dari Putin dan pejabat Rusia mengenai hubungan dengan Amerika Serikat dikendalikan secara ketat, guna menjaga posisi tawar yang menguntungkan di mata lawan bicara.

Implikasi Regional dan Tanggapan Terhadap Iran

Di sisi lain, media Iran secara tiba-tiba memperingatkan bahwa Rusia mungkin rela mengorbankan kepentingan Iran demi mendapatkan konsesi dari Amerika Serikat dalam konflik di Ukraina. Peringatan ini juga menyiratkan bahwa Rusia berpotensi mengabaikan tindakan apa pun yang diambil oleh Amerika Serikat terhadap Iran, menambah kompleksitas hubungan di kawasan tersebut.

Survei Popularitas dan Isu Transparansi di Ukraina

Dalam ranah domestik, Kyiv International Institute of Sociology (KIIS) mengeluarkan survei yang menunjukkan dukungan terhadap Presiden Zelenskyy mencapai 57%. Meski demikian, terdapat kritik dari beberapa pihak yang mengungkapkan bahwa survei tersebut dilakukan oleh lembaga yang dimiliki dan dioperasikan oleh rekan dekat Zelenskyy, yakni pejabat Universitas Kyiv, Volodymyr Paniotto, yang juga mendapat dana dari National Endowment for Democracy (NED) dan Open Society Foundations. Isu transparansi ini kembali memicu perdebatan tentang keakuratan data dukungan publik terhadap pemerintahan Ukraina.

Pertemuan Zelenskyy dan Upaya Mencapai Perdamaian

Pada tanggal 20 Februari, Zelenskyy menulis tentang pertemuan produktifnya dengan Kellogg yang membahas berbagai rincian penting, mulai dari situasi medan perang, pertukran tawanan perang, hingga jaminan keamanan efektif. 

“Kita telah menyentuh cara tercepat dan paling konstruktif untuk mencapai hasil. Kita harus memastikan perdamaian yang handal dan berkelanjutan, sehingga Rusia tidak pernah bisa memulai perang lagi. Kita bersatu dengan Amerika Serikat dan Eropa untuk mencapai perdamaian dan keamanan yang lebih baik,” tulis Zelensky. 

Walaupun konferensi pers pasca pertemuan tersebut dibatalkan secara mendadak dan digantikan dengan sesi foto bersama, hal tersebut dilakukan atas permintaan pihak Amerika Serikat, meskipun alasan spesifiknya tidak diungkapkan.

Analisis Strategis: Peran Amerika dan Pergeseran Pengaruh Global

Seorang pengamat bernama Fang Wei mengemukakan bahwa penempatan tim Rusia yang mewah oleh Presiden Trump memiliki tujuan strategis, yaitu untuk membangun kepercayaan sehingga Rusia merasa aman. Menurutnya, hal ini merupakan langkah untuk mengalihkan pengaruh Rusia dari Tiongkok menuju Amerika Serikat, serta mendorong Uni Eropa untuk mengambil peran lebih besar dalam menghadapi ancaman Rusia.

Sementara itu, penarikan sumber daya Amerika dari Ukraina dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk memastikan keamanan Taiwan di masa depan. Meski terdapat pihak yang menentang kebijakan Ukraina yang diusung oleh Trump, belum semua informasi penting terkait hal tersebut diketahui publik.

Perkembangan Dramatis di Timur Tengah: Hamas dan Pertukaran Sandera Israel

Dalam kabar lain yang tak kalah mengharukan, pada tanggal 20 Hamas menyerahkan jenazah empat sandera Israel yang ditahan sejak konflik antara Israel dan Hamas. Di antara jenazah yang diserahkan terdapat Kfir, bayi berusia 9 bulan, dan Ariel yang baru berusia 4 tahun. Ini merupakan kali pertama Hamas menyerahkan jenazah sandera. 

Proses penyerahan dilakukan dengan pengamanan ketat, di mana militan Hamas mengepung lokasi dan pada tahap akhir jenazah dimasukkan ke dalam mobil Palang Merah Internasional. Di perbatasan Gaza, warga Israel berkumpul meskipun hujan, untuk memberikan penghormatan kepada konvoi tersebut. 

Di Tel Aviv, warga berkumpul di lapangan di luar markas besar pertahanan dan menyatakan keprihatinan mendalam, diiringi pernyataan Presiden Israel, Herzog, yang menyatakan: “Saat ini, perasaan duka dan amarah begitu mendalam; segenap bangsa merasa patah hati.”

Sebelumnya, pada November 2023, Hamas sempat mengklaim bahwa sandera yang terdiri dari seorang ibu dan dua anak tewas akibat serangan udara Israel, meskipun klaim tersebut tidak disertai bukti dan belum dikonfirmasi oleh pihak Israel. 

Sebagai bagian dari proses pertukaran jenazah sandera ini, diperkirakan Israel akan melepaskan lebih dari 600 tahanan Palestina pada tanggal 22 Februari 2025.

Isu ini menimbulkan beragam reaksi di media sosial dan kalangan pengamat, yang menyebut pertukaran tersebut sebagai cerminan kekejaman dan ekstremisme, meskipun juga ada yang menilai bahwa situasi ini masih menyimpan lapisan-lapisan kompleks yang harus diungkap dalam perkembangan mendatang.

MG Motor Indonesia Hadirkan Lini Kendaraan Listrik Lengkap di IIMS 2025, Jawab Tren Mobilitas Modern 

0

Jakarta– Menjawab tren mobilitas modern yang semakin mengarah pada keberlanjutan, MG Motor Indonesia (MG) menghadirkan jajaran kendaraan listrik (EV) terbarunya di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Bertempat di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, MG menampilkan lini kendaraan listrik lengkap yang mengusung “Brit Dynamic”—perpaduan antara performa unggulan, teknologi inovatif, dan desain ikonik khas Inggris. 

Komitmen MG dalam Menghadirkan Mobilitas Berkelanjutan

Sebagai salah satu pionir inovasi otomotif, MG terus memperkuat posisinya di pasar kendaraan listrik Indonesia. He Guowei, Chief Executive Officer (CEO) MG Motor Indonesia, menyatakan, “MG tidak hanya fokus pada performa, tetapi juga pada teknologi dan desain yang menjadi ciri khas kami. Di IIMS 2025, kami menampilkan lini kendaraan listrik lengkap yang menawarkan pengalaman berkendara dinamis, inovatif, dan ramah lingkungan.” 

MG juga memberikan kemudahan bagi pengunjung yang tertarik dengan kendaraan listrik melalui program spesial “MG 123”. Program ini menawarkan berbagai keuntungan eksklusif, seperti 1 tahun asuransi gratis, 2 tahun cicilan 0%, voucher listrik gratis selama 3 tahun, serta Wall Charger gratis untuk setiap pembelian EV MG. Selain itu, tersedia perawatan gratis hingga 5 tahun atau 75.000 km. 

Tiga Model Unggulan MG di IIMS 2025

MG menghadirkan tiga model kendaraan listrik unggulan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen pengemudi, mulai dari pecinta mobil sport hingga mereka yang mencari kendaraan fungsional sehari-hari. 

1. MG Cyberster: Roadster Listrik yang Menggugah Adrenalin

MG Cyberster hadir sebagai satu-satunya roadster listrik di dunia, menawarkan pengalaman berkendara yang memukau. Dengan desain yang terinspirasi dari DNA klasik MG, kendaraan ini memadukan estetika ikonik dengan sentuhan futuristik. Motor listrik bertenaga hingga 536 HP pada varian AWD memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu sekitar 3,2 detik. Jarak tempuhnya mencapai 503 km dalam sekali pengisian daya, menjadikannya mobil sport yang bertenaga sekaligus efisien. 

Fitur unggulan seperti pintu gunting (scissor doors) dan atap soft-top yang dapat dibuka semakin menambah daya tariknya. MG Cyberster telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk “Best EV Roadster” dari Top Gear Electric Awards 2024 dan “Red Dot Award for Product Design.” 

2. MG 4 EV: Hatchback Listrik dengan Karakter Sporty 

Bagi penggemar hatchback listrik, MG 4 EV menjadi pilihan ideal. Dengan penggerak roda belakang (RWD), kendaraan ini menawarkan handling yang lebih baik dan akselerasi responsif. Motor listriknya menghasilkan tenaga hingga 201 HP, memungkinkan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu sekitar 7,7 detik. Baterai berkapasitas 51 kWh memberikan jarak tempuh hingga 425 km. 

MG 4 EV telah meraih penghargaan “The Best Engineering Excellence Award of the Year” dari Carvaganza Editor’s Choice Awards 2023 dan dinobatkan sebagai “The Most Favorite Best EV Car” di IIMS 2023. 

3. MG ZS EV: SUV Listrik yang Stylish dan Serbaguna 

MG ZS EV hadir sebagai SUV listrik yang stylish dan fungsional. Dengan grille tertutup khas EV dan interior yang luas, kendaraan ini menawarkan kenyamanan dan keamanan tinggi. Fitur canggih seperti kamera 360 derajat, Adaptive Cruise Control, dan Lane Departure Warning menjadikannya pilihan tepat untuk berbagai kebutuhan. 

MG ZS EV telah meraih rating 5-star dalam uji keselamatan Euro NCAP dan berbagai penghargaan internasional, seperti “Car of the Year 2022” di Swedia dan “Affordable EV of the Year 2022” di Inggris. 

Test Drive dan Pengalaman Langsung 

Selama IIMS 2025, MG memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk merasakan langsung performa kendaraan listriknya melalui sesi test drive. Enam unit kendaraan dari berbagai segmen, termasuk MG 4 EV dan MG ZS EV, siap memberikan pengalaman berkendara yang tak terlupakan. 

MG 123 Special Promo: Apresiasi untuk Pelanggan 

Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelanggan, MG menghadirkan program spesial **MG 123** dengan berbagai keuntungan menarik. Selain insentif finansial, setiap transaksi juga berkesempatan mengikuti Lucky Dip dengan hadiah-hadiah menarik. 

Kehadiran MG di IIMS 2025 tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar kendaraan listrik Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan mobilitas berkelanjutan yang inovatif dan stylish. Dengan lini kendaraan listrik lengkap dan program spesial yang menggiurkan, MG siap memimpin era baru mobilitas modern di Indonesia. 

MG Motor Indonesia: Inovasi, Performa, dan Gaya untuk Masa Depan Mobilitas.

Seekor Kuda di Tiongkok Mati Setelah Menyelamatkan Orang yang Tenggelam, Pemerintah Daerah Mendirikan Patung untuk Menghormatinya

EtIndonesia. Seekor kuda berusia tujuh tahun di Tiongkok yang ikut menyelamatkan pria yang tenggelam telah mati karena sakit beberapa hari setelah aksi heroiknya, menyentuh hati banyak orang di media sosial daratan.

Dijuluki Bailong, yang berarti “Naga Putih”, kuda itu sedang dilatih oleh pemiliknya di dekat sungai di Xiantao di Provinsi Hubei pada tanggal 4 Februari ketika seorang pria jatuh ke dalam air, Jimu News melaporkan.

Pria itu diselamatkan setelah pemiliknya, Yilibai, menunggangi kuda itu dan mencambuknya agar masuk ke dalam air.

Yilibai mengatakan Bailong belum pernah masuk ke dalam air sebelumnya tetapi tidak ragu-ragu saat melompat ke sungai.

“Ketika menerima perintah saya, dia menjalankannya dengan tegas dan sangat kooperatif,” kata Yilibai. “Bailong memainkan peran utama dalam upaya penyelamatan.”

Kemudian, kuda itu mengalami demam dan lemah selama beberapa hari.

Pada malam tanggal 10 Februari, Bailong tiba-tiba berhenti makan dan tidak buang air besar. Dia kembali terserang demam yang berlangsung beberapa jam, menurut pemiliknya.

Pemerintah setempat mengirim dokter hewan untuk merawat hewan yang didiagnosis mengalami obstruksi usus, masalah umum pada kuda tetapi dengan tingkat kematian yang tinggi.

Bailong diberi pil untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kekuatannya.

Namun, pada malam tanggal 11 Februari, kuda itu mati.

Yilibai, yang telah memelihara Bailong selama lebih dari setahun, patah hati.

“Bailong dan saya telah mengalami banyak hal bersama. Tolong jangan bicarakan itu di depan saya. Menyebutkannya akan membuat saya menangis,” katanya.

“Yilibai memperlakukan kuda itu seperti anaknya sendiri. Dia masih belum bisa menerima kehilangan Bailong,” kata teman Yilibai kepada media.

Pria yang jatuh ke air dan diselamatkan oleh Bailong dan Yilibai mengatakan dia merasa bersalah atas kematian kuda itu, menurut teman Yilibai.

“Kami meyakinkannya bahwa Bailong mati karena suatu penyakit. Kematiannya tidak terkait dengan penyelamatan,” kata teman yang tidak disebutkan namanya itu.

Otoritas pengelolaan ternak setempat telah menangani jenazah Bailong “dengan cara yang tepat” setelah mendapatkan persetujuan dari pemiliknya.

Pemerintah daerah mengatakan akan mendirikan patung kuda di dekat sungai untuk menghormati keberaniannya.

Kamar dagang untuk pengusaha asli Xinjiang yang tinggal di Xiantao mengatakan akan memilih kuda putih lain dan mengirimkannya ke Yilibai sebagai hadiah.

Pemilik yang berduka berasal dari daerah otonomi Uygur Xinjiang di Tiongkok barat laut. Dia bekerja di sebuah klub berkuda di Xiantao.

Pemerintah setempat juga mengajukan penghargaan Orang Samaria yang Baik untuk Yilibai dan dua pria lainnya yang bergabung dalam upaya penyelamatan.

Kematian kuda itu memicu luapan emosi di Tiongkok.

“Bailong sangat berani! Semangatnya akan terus menginspirasi kita selamanya,” kata seorang pengamat daring.

Sementara yang lain berkomentar: “Saya terharu hingga menangis. Bailong akan selalu dikenang.” (yn)

Sumber: scmp

Zelenskyy Balas Trump Soal “Presiden 4%”, Lembaga Survei yang Digunakannya Ternyata Dibiayai oleh Pihak Tertentu

0

EtIndonesia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebutnya sebagai “Presiden 4%”. Untuk membantah klaim tersebut, Zelenskyy mengutip hasil survei dari Kyiv International Institute of Sociology (KIIS), yang menunjukkan bahwa tingkat dukungannya mencapai 57%. Namun, pengguna media sosial di platform X mengungkapkan bahwa lembaga survei tersebut sebenarnya dimiliki dan dikelola oleh sekutu Zelenskyy, yaitu Volodymyr Paniotto, seorang pejabat di Universitas Nasional Kyiv.

Lebih lanjut, Paniotto disebut memiliki hubungan dengan beberapa organisasi pendanaan Barat, termasuk National Endowment for Democracy (NED) dan Open Society Foundations milik George Soros.

Hubungan Lembaga Survei dengan Organisasi Barat

Dari tangkapan layar situs web KIIS, terlihat bahwa klien utama lembaga ini meliputi berbagai media dan organisasi yang didanai oleh negara-negara Barat, seperti:

  • Deutsche Welle (DW) – Media milik Pemerintah Jerman
  • Radio Free Europe – Media yang didanai oleh Pemerintah AS
  • Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE)
  • Serta beberapa LSM dan organisasi yang menerima pendanaan dari negara-negara Barat

Selain itu, berdasarkan rekam jejak pernyataannya, Paniotto diketahui sebagai pendukung setia Zelenskyy. Dia juga pernah mendukung gerakan Euromaidan pada tahun 2014, yang berujung pada penggulingan Presiden Viktor Yanukovych.

Tak hanya itu, Paniotto juga aktif menulis untuk Global Dialogue, sebuah platform yang menerima pendanaan dari:

  • Klaus Schwab, Ketua World Economic Forum (WEF)
  • National Endowment for Democracy (NED)
  • Open Democracy, lembaga yang terkait dengan George Soros

Dugaan Konflik Kepentingan dan Keberpihakan Media

Sejumlah pengguna media sosial menuding bahwa KIIS, yang mengklaim sebagai lembaga survei independen, ternyata memiliki hubungan erat dengan media-media yang mendukung Zelenskyy. KIIS juga disebut menyediakan layanan bagi stasiun radio, media pro-pemerintah, serta tokoh dan kanal pro-Zelenskyy.

Mereka juga menyoroti bagaimana data yang dirilis oleh KIIS sering dikutip oleh media-media Barat, yang ironisnya juga turut memberikan dana bagi lembaga tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang netralitas dan independensi hasil survei yang digunakan untuk membantah klaim Trump.(jhn/yn)

Vance Peringatkan Zelenskyy : “Jangan Mencemarkan Nama Trump” 

0

 
EtIndonesia. Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance pada hari Rabu (19/2) memperingatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa secara terbuka “mencemarkan nama” Trump adalah tindakan yang sangat buruk dan hanya akan membawa dampak sebaliknya. Vance menekankan bahwa pernyataan Trump bukanlah berdasarkan “disinformasi Rusia”, melainkan didasarkan pada intelijen yang diketahui. Peringatan ini muncul beberapa jam setelah Zelenskyy menuduh Trump berada dalam “ruang disinformasi” yang dibuat oleh Rusia.

Vance Peringatkan Zelenskyy: Jangan Mencemarkan Nama Trump

Pada 18 Februari, perwakilan dari Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pertemuan bilateral di Arab Saudi tanpa kehadiran Ukraina. Setelah pertemuan tersebut, Trump menyatakan bahwa Ukraina “seharusnya tidak membiarkan perang ini terjadi.” Selain menyinggung bahwa Ukraina juga harus bertanggung jawab atas perang tersebut, dia juga mempertanyakan legitimasi pemerintahan Zelenskyy yang belum mengadakan pemilu meskipun masa jabatannya telah berakhir.

Pada 18 Februari, Trump di Mar-a-Lago, Florida, secara terbuka mengkritik Zelenskyy atas konflik Rusia-Ukraina, dengan mengatakan bahwa pihak Ukraina “seharusnya bisa mencapai kesepakatan lebih awal” dan “mengakhiri perang.” Sehari setelahnya, pada 19 Februari, Zelenskyy membalas pernyataan Trump dengan menyebut bahwa “Trump hidup dalam disinformasi Rusia.”

Pada 19 Februari waktu setempat, Vance dalam wawancara eksklusif dengan Daily Mail di Kantor Sayap Barat Gedung Putih mengatakan: “Zelenskyy mencoba mengubah pandangan Presiden Trump melalui pencemaran nama secara terbuka. Setiap orang yang mengenal Presiden tahu bahwa ini adalah cara terburuk untuk berurusan dengan pemerintahan ini.”

Vance juga mengkritik bahwa selama tiga tahun terakhir, Zelenskyy menerima “nasihat yang salah” dan diberitahu bahwa tidak ada tindakan yang akan menjadi kesalahan baginya.

Vance menekankan: “Tentu saja, kami menghormati rakyat Ukraina dan mengagumi keberanian para tentaranya, tetapi kami percaya perang ini harus segera diakhiri. Ini adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat, bukan berdasarkan disinformasi Rusia, melainkan pemahaman mendalam Trump tentang geopolitik dan sikap teguhnya selama bertahun-tahun.”

Pada hari yang sama, dalam wawancara dengan media konservatif AS The National Pulse, Vance juga menegaskan bahwa secara terbuka menunjukkan “perbedaan pendapat” bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi Trump.

Vance menyatakan: “Tentu saja, rakyat Ukraina memiliki pandangan mereka sendiri. Namun, cara mengungkapkan pendapat itu seharusnya dilakukan melalui diskusi pribadi dengan diplomat Amerika… dan bukan dengan kritik terbuka seperti yang dilakukan Zelenskyy. Itu memalukan dan tidak akan mengubah pandangan Presiden Amerika Serikat. Bahkan, justru akan menghasilkan efek sebaliknya.”

Dalam wawancara dengan Daily Mail mengenai upaya AS dalam mendorong gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, Vance mengatakan: “Ini adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat, dan itu tidak didasarkan pada apa yang disebut sebagai disinformasi Rusia, melainkan berdasarkan fakta bahwa saya percaya Trump memiliki pemahaman yang kuat tentang geopolitik dan telah lama memiliki pandangan yang sangat jelas mengenai hal ini.”

Vance menambahkan: “Kami mencintai rakyat Ukraina. Kami mengagumi keberanian para tentara, tetapi kami percaya bahwa perang ini perlu diakhiri secepat mungkin.”

Menariknya, pada 19 Februari, Trump semakin tegas dalam kritiknya melalui platform media sosial Truth Social, di mana dia menulis: “Diktator tanpa pemilu ini, Zelenskyy, sebaiknya segera mengambil tindakan, kalau tidak, dia akan kehilangan seluruh negaranya.”

Trump juga mengklaim dalam konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida, bahwa tingkat dukungan publik terhadap Zelenskyy hanya tersisa 4%, dan kembali menyatakan bahwa “Ukraina seharusnya tidak membiarkan perang ini terjadi.”

Pada konferensi pers 19 Februari, Zelenskyy membalas: “Saya sangat menghormati Presiden Trump, dan juga sangat menghormati Amerika Serikat yang selalu mendukung kami. Namun, sangat disayangkan, saat ini dia berada dalam ruang disinformasi.”

Laporan media asing menunjukkan bahwa perkembangan ini menandai adanya keretakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan antara Washington dan Kyiv.

Pemimpin AS dan Ukraina Saling Kritik dengan Pedas – Media AS: Tanda Tata Dunia Baru Sedang Terbentuk

Pada 15 Februari, The Hill menerbitkan opini yang ditulis oleh komentator konservatif John Mac Ghlionn dengan judul “Raja Gila Kyiv: Mengapa Zelenskyy Tidak Dapat Mengakhiri Perang?” Dalam tulisannya, Zelenskyy disamakan dengan Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi—para pemimpin otoriter yang tetap berkuasa hingga negaranya berada di ambang kehancuran.

Oleh Saakyan, salah satu pendiri think tank Ukraina National Platform for Resilience and Social Cohesion, menyatakan: “Banyak orang kecewa dengan sikap Biden yang ragu-ragu dan berharap Trump akan menekan Rusia untuk mengakhiri perang. Sekarang, mereka semua kecewa.”

Sementara itu, The Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Zelenskyy telah menghabiskan waktu berbulan-bulan membangun hubungan dengan tim Trump, dengan harapan dapat bekerja sama jika Trump menang dalam pemilu mendatang. Namun, upaya ini kini tampak sia-sia.

The Wall Street Journal menyoroti bahwa dalam waktu hanya empat minggu setelah menjabat, Trump telah secara drastis mengubah arah kebijakan luar negeri Washington, mendefinisikan ulang hubungan Amerika dengan dunia. Selain kebijakan kompromi terhadap Rusia dan perselisihan dengan Zelenskyy, Trump juga menjauhkan diri dari Eropa, membongkar berbagai program bantuan luar negeri AS, serta memberlakukan tarif perdagangan yang berpotensi memicu perang dagang global.

Sebagian besar pakar kebijakan luar negeri sepakat bahwa sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat telah membentuk aliansi global yang memperkuat posisinya di dunia. Tidak ada negara lain yang lebih mampu menjamin perdagangan bebas global dan stabilitas internasional seperti AS—baik saat Perang Dingin melawan Uni Soviet maupun dalam menghadapi tantangan dari Tiongkok saat ini.Victoria Coates, Wakil Presiden Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di lembaga pemikir konservatif The Heritage Foundation, mengatakan: “Trump bukanlah orang yang meninggalkan tatanan pasca-Perang Dunia II. Sebaliknya, kita hidup di era di mana tatanan itu memang sedang runtuh, dan kita harus menerima bahwa lanskap geopolitik telah berubah secara drastis.” (jhn/yn)

Trump dan Elon Musk Wawancara Bersama: Tanpa Reformasi, AS Akan Bangkrut

0

EtIndonesia. Sejak menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump gencar mendorong reformasi pemerintah federal. Dalam perkembangan terbaru, Trump mengumumkan pemecatan semua jaksa federal dari era Biden dan memerintahkan Gedung Putih untuk mengawasi lembaga-lembaga independen. Dalam wawancara bersama Elon Musk, keduanya menegaskan bahwa tanpa reformasi, Amerika Serikat akan menghadapi kebangkrutan.

Penasihat senior presiden, Elon Musk, mengatakan, “Mengapa saya suka kaus saya bertuliskan ‘dukungan teknis’? Karena saya datang ke sini untuk memberikan dukungan teknis kepada presiden.”

Dua bulan setelah Trump dan Musk menjabat, keduanya kembali tampil bersama dalam wawancara untuk membahas reformasi pemerintahan.

Pada  Selasa, Trump memposting pernyataan yang mengumumkan pemecatan semua jaksa federal yang diangkat pada era Biden. Dia menulis, “Kita harus segera ‘membersihkan rumah’ dan memulihkan kepercayaan masyarakat… Era keemasan Amerika harus memiliki sistem peradilan yang adil, dan semuanya dimulai hari ini!”

Di hari yang sama, Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang menempatkan semua lembaga independen pemerintah federal di bawah pengawasan Gedung Putih. Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB), Mr. Vogt, ditunjuk untuk memimpin pengawasan ini.

Lembaga-lembaga yang masuk dalam pengawasan Gedung Putih meliputi Komisi Komunikasi Federal (FCC), Komisi Perdagangan Federal (FTC), Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), serta kewenangan non-moneter dari Federal Reserve (FED).

Selain itu, Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang pertama kali dibentuk pada masa jabatan Trump, bertujuan untuk secara signifikan mengurangi pengeluaran pemerintah, memberantas pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan dana. 

Hingga saat ini, DOGE telah memecat ribuan pegawai. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan bahwa tim DOGE telah mengidentifikasi potensi penghematan sebesar 50 miliar dolar AS. Program ini diperkirakan dapat mengurangi pengeluaran hingga beberapa persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Musk memperingatkan dengan tegas bahwa tanpa reformasi, AS akan mengalami kebangkrutan.

Penasihat senior presiden, Elon Musk, mengatakan, “Tujuan utama kami adalah menghilangkan defisit anggaran sebesar 1 triliun dolar AS. Jika defisit ini tidak terkendali, Amerika akan bangkrut. Masyarakat harus benar-benar memahami hal ini.”

Presiden Donald Trump menambahkan, “Ini melibatkan penipuan senilai ratusan miliar dolar. Saya berbicara tentang pemborosan dan penyalahgunaan dana, yang sebenarnya adalah bentuk penipuan. Dia (Musk) telah melakukan pekerjaan yang luar biasa.”

Namun, Musk juga menghadapi masalah konflik kepentingan. Trump menegaskan bahwa Musk tidak akan terlibat dalam urusan pemerintah yang terkait dengan luar angkasa. Dokumen Gedung Putih menyatakan bahwa Musk bukanlah pegawai tetap Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), melainkan memegang posisi sebagai “penasihat senior presiden”, yang dikategorikan sebagai “pegawai Gedung Putih.” (Hui)

Sumber : New Tang Dynasty Asia Pacific Television (NTDTV).

Gelombang PHK di BUMN Tiongkok Meluas, Pakar: Mungkin Terkait Pembagian Ulang Kepentingan

0

EtIndonesia. Belakangan ini, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus melanda berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Tiongkok dan mempengaruhi banyak sektor. Banyak netizen mengeluhkan bahwa mereka tiba-tiba diberhentikan tanpa alasan yang jelas.

Analisis menunjukkan bahwa PHK ini terkait dengan pergantian kepemimpinan di sejumlah BUMN sehingga menyebabkan pembagian ulang kepentingan. Akibatnya, banyak keluarga kelas menengah menghadapi krisis ekonomi yang memperparah ketegangan sosial.

Seorang blogger Tiongkok mengungkapkan, “Saya baru saja di-PHK setelah bekerja selama empat tahun di sebuah BUMN sebagai tenaga kontrak. Kontrak kerja saya yang ketiga tidak diperpanjang secara sepihak, yang menurut saya melanggar hukum. Selama empat tahun bekerja, saya sudah dua kali mengalami PHK tanpa alasan, tetapi kasusnya berakhir begitu saja tanpa penyelesaian jelas.”

Selain dia, banyak netizen lain juga memposting pengalaman serupa, baik mereka sendiri maupun teman-teman yang terkena PHK di berbagai sektor, termasuk industri konstruksi, China Southern Power Grid, dan bank-bank milik negara.

Seorang blogger lain mengatakan, “Saya punya teman lulusan Universitas Zhejiang yang bekerja di BUMN sejak lulus. Kami semua mengira itu pekerjaan ‘mangkuk besi’ yang aman. Tapi siapa sangka, seluruh departemennya malah diberitahu untuk mencari pekerjaan baru dalam waktu 30 hari.”

Gelombang PHK di kalangan karyawan BUMN dan lembaga negara memicu kepanikan banyak orang, yang mulai meragukan stabilitas pekerjaan di sektor yang selama ini dianggap aman.

Pada  Rabu (19/2/2025), media pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) melaporkan adanya perubahan dan pergantian kepemimpinan di sejumlah BUMN besar. Beberapa netizen berspekulasi bahwa PHK ini terkait langsung dengan pergantian pejabat tinggi. Namun, karyawan yang memiliki koneksi atau dukungan dari orang-orang berpengaruh tampaknya tidak terpengaruh.

Seorang blogger Tiongkok lainnya berbagi pengalaman, “Permohonan saya untuk diangkat menjadi karyawan tetap sebenarnya sudah diajukan hingga ke tingkat direktur utama. Tapi kemudian, kepemimpinan perusahaan berubah drastis, baik di tingkat atas maupun di departemen kami. Akibatnya, harapan untuk menjadi karyawan tetap pun sirna.”

Terkait gelombang PHK yang meluas ini, para analis menilai bahwa penyebab utamanya memang adalah memburuknya kondisi ekonomi. Namun, yang lebih penting adalah adanya “penyesuaian kekuasaan dan kepentingan” di kalangan elite.

Professor Xie Tian dari Aiken Business School, University of South Carolina, Amerika Serikat, mengatakan, “Setiap kali terjadi PHK massal, biasanya berkaitan dengan penyesuaian di tingkat atas. Dalam situasi seperti ini, orang-orang di sekitar Xi Jinping dan kroni-kroninya akan memanfaatkan kesempatan untuk memasukkan orang-orang mereka sendiri. Proses pembagian ulang kepentingan di antara keluarga-keluarga berpengaruh ini pasti juga akan menyangkut keuntungan politik.”

Selain itu, gelombang PHK ini diperkirakan akan semakin mempercepat kemerosotan kelas menengah Tiongkok dan memperburuk konflik sosial.

Profesor Ye Yaoyuan dari University of St. Thomas, Amerika Serikat, menjelaskan, “Keruntuhan kelas menengah di Tiongkok akan menjadi masalah serius bagi Partai Komunis. Ini berarti mereka kehilangan salah satu sumber pajak terbesar dan tulang punggung tenaga kerja yang menjadi pilar utama perekonomian negara.”

Sumber : NTDTV.com 

Kerugian Vanke Mencapai Rekor Tertinggi,  Mengapa Krisis Real Estate di Tiongkok Begitu Sulit Diatasi?

0

EtIndonesia. Menurut data terbaru, perusahaan pengembang properti Tiongkok Vanke, yang memiliki latar belakang modal negara, mencatat kerugian besar hingga ratusan miliar yuan pada tahun lalu. Mengapa krisis properti di Tiongkok begitu sulit untuk diatasi? 

Seorang konten kreator Tiongkok mengatakan, “Harga rumah akan terus anjlok dan sulit dihentikan. Era kejayaan properti di Tiongkok telah berakhir, ditandai dengan krisis yang dialami Vanke kali ini.”

Baru-baru ini, Vanke merilis pengumuman yang memperkirakan kerugian bersih perusahaan pada tahun lalu mencapai RMB..45 miliar , memecahkan rekor sejak perusahaan tersebut go public.

Selain itu, data terbaru dari “China Real Estate Research (CRIC)” menunjukkan bahwa pada Januari tahun ini, penjualan dari 100 perusahaan properti terbesar di Tiongkok turun 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, raksasa properti Tiongkok, Country Garden, juga melaporkan penurunan penjualan pada Januari, hanya mencapai RMB.2,26 miliar , turun drastis sebesar 58,83% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pakar masalah Tiongkok, Wang He, mengatakan, “Saat ini, sektor properti sedang mengalami penurunan, baik itu properti industri, komersial, maupun residensial. Semuanya sedang lesu.”

Pada tahun 2020, pemerintah PKT memperkenalkan kebijakan “Tiga Garis Merah” yang bertujuan untuk memperketat regulasi di sektor properti dan membatasi akses pembiayaan bagi pengembang. Akibatnya, banyak pengembang mengalami krisis likuiditas hingga bangkrut. Menurut data dari Standard & Poor’s (S&P), sejak tahun 2021 hingga 2023, setidaknya 50 perusahaan properti Tiongkok gagal membayar utang atau mengalami wanprestasi.

Wang He menjelaskan, “Ada dua alasan utama mengapa gelembung properti di Tiongkok bertahan begitu lama. Pertama, pemerintah tidak membiarkan gelembung ini pecah secara alami. Kedua, ekonomi Tiongkok secara keseluruhan sedang mengalami penurunan struktural.”

Para analis berpendapat bahwa kebijakan pemerintah justru menjadi pemicu utama krisis di pasar properti Tiongkok. Prospek pasar properti pada tahun 2025 diperkirakan masih akan suram.

Ekonom Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat, Zheng Xuguang, mengatakan, “Kontribusi sektor properti terhadap ekonomi nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB) akan terus menurun hingga mencapai titik keseimbangan baru.”

Sementara itu, Wang He menambahkan, “Setelah gelembung properti pecah, pemerintah tidak membiarkan harga properti menyesuaikan diri secara alami di pasar. Sebaliknya, mereka berusaha mempertahankan harga agar tidak turun. Akibatnya, gelembung ini tidak dapat dibersihkan dari pasar, yang menyebabkan sektor properti terus terjebak dalam krisis berkepanjangan.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pandemi di Tiongkok: Krematorium Kewalahan dan Kematian Mendadak Memicu Kepanikan

0

EtIndonesia. Dalam situasi yang semakin memprihatinkan, pandemi di Tiongkok menunjukkan gejala perubahan yang drastis. Berbagai laporan mengungkapkan bahwa di sejumlah daerah, fasilitas krematorium kewalahan menangani lonjakan kematian mendadak. Informasi yang dikumpulkan dari media sosial dan berbagai sumber di dalam negeri mengindikasikan bahwa kejadian ini bukanlah sekadar isu kecil.

Kejadian Mengerikan di Tengah Pandemi

Pada 7 Februari lalu, mantan jurnalis Zhao Lanjian menyampaikan kabar mengejutkan dari dalam negeri. Menurut laporannya, seorang netizen mengonfirmasi bahwa dua kurir pengantar tiba-tiba pingsan dan tidak sempat diselamatkan, yang kemudian langsung dinyatakan meninggal dunia. Zhao mengungkapkan bahwa kasus serupa telah muncul di berbagai platform media sosial, membuat banyak warga merasa seolah kembali ke masa pandemi besar.

“Sekarang, kematian mendadak sudah terlalu sering terjadi,” ujar salah seorang netizen. Ia menuturkan pengalamannya saat mengunjungi rumah sakit darurat, di mana di sebelahnya terlihat seorang wanita berusia 30-an menangis karena kehilangan pasangan yang dinyatakan tidak dapat bangun setelah semalam bekerja keras. 

Bahkan, kabar tentang remaja berusia 17 tahun yang tiba-tiba terserang serangan jantung telah membuat banyak keluarga hancur karena kehilangan anggota keluarga secara mendadak.

Kondisi Fasilitas Kesehatan dan Krematorium yang Kritis

Di Tangshan, Hebei, seorang warga bernama Hua mengatakan bahwa situasi di rumah sakit sudah ibarat pasar yang penuh sesak.

“Jenazah pun tidak bisa segera dikebumikan atau dikremasi. Di desa kami, kematian sudah terjadi begitu banyak sehingga untuk mengurus jenazah pun harus mencari tenaga tambahan. Rasanya seperti menghadapi kiamat,” ujarnya.

Di Kabupaten Jinzhai, Lu’an, Provinsi Anhui, Zhang Xiong yang bergerak di bidang penguburan jenazah mengungkapkan bahwa setiap hari terjadi 20 hingga 30 kematian. 

“Pandemi kali ini sangat parah sehingga bisnis krematorium pun berkembang pesat. Rumah duka besar dengan selusin tungku operasional didirikan untuk mengantisipasi lonjakan kematian,” jelasnya.

Aspek Medis: Virus Baru atau Efek Samping Vaksin?

Di tengah kekhawatiran masyarakat, muncul perdebatan mengenai penyebab peningkatan kematian mendadak. Sebagian kalangan mengaitkan hal ini dengan efek samping vaksinasi, sedangkan yang lain menduga adanya virus baru. 

Dr. Lin Xiaoxu, seorang ahli virus asal Amerika, mengungkapkan kekhawatirannya di Forum Jingning. Dia menyoroti bahwa 99 persen kasus influenza yang terdeteksi merupakan tipe H1N1, berbeda dari pola influenza musiman yang biasanya didominasi tipe H3N2.

“Kemungkinan besar, H1N1 tahun ini telah mengalami mutasi yang membuatnya menjadi lebih dominan dan berbahaya,” jelasnya. 

Ia menambahkan, keterlambatan pelaporan resmi dan kurangnya pengujian khusus untuk flu burung di saluran pernapasan rutin membuat kesiapsiagaan terhadap wabah semakin rentan.

Dampak Global dan Langkah Pencegahan

Kekhawatiran akan mutasi virus flu burung juga meluas ke luar negeri. Di California dan Shanghai, misalnya, diberlakukan larangan perdagangan unggas hidup sebagai upaya pencegahan. 

Laporan The Wall Street Journal pada 18 Februari 2025 menyebutkan bahwa CDC Amerika Serikat menemukan sapi terinfeksi H5N1, dan kasus infeksi flu burung juga dilaporkan pada kucing. Para ahli memperingatkan bahwa jika terjadi rekombinasi genetik antara virus flu burung dengan virus influenza lainnya, situasi ini dapat memicu wabah global yang lebih serius.

Krisis Investasi dan Dampaknya pada Sektor Kesehatan

Tak hanya dari sisi epidemi, krisis di sektor medis juga mencuat. Sebuah artikel daring yang viral—namun kemudian dilarang—mengungkapkan bahwa tiga raksasa medis multinasional tengah menarik investasi dari Tiongkok. Di antaranya, Johnson & Johnson memindahkan lini produksi stent kardiovaskularnya, Medtronic memindahkan lini produksi pompa suntik insulin ke Vietnam, dan Abbott menutup lini produksi reagen diagnostik. Total dana yang ditarik mencapai 427 miliar yuan, sementara pasokan 137 jenis peralatan penyelamat pun terhenti.

Keluarnya investasi asing ini memicu kecemasan bahwa ketergantungan dunia medis Tiongkok terhadap perusahaan asing dapat menggiring negara ke dalam krisis kesehatan yang lebih mendalam. Publik mulai mencurigai adanya pemalsuan data pada obat generik buatan dalam negeri, yang menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk kesehatan lokal.

Trump: AS dan Tiongkok Berpeluang Mencapai Kesepakatan Dagang Baru

0

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (19/2) mengatakan bahwa dalam waktu dekat ada kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang baru antara AS dan Tiongkok. Dia juga mengungkapkan bahwa pemimpin PKT, Xi Jinping, akan mengunjungi Amerika Serikat, meskipun dia tidak memberikan rincian mengenai waktu kunjungan tersebut.

Saat berbicara kepada wartawan di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Trump mengatakan bahwa AS telah mencapai “kesepakatan dagang yang sangat baik” dengan Tiongkok pada tahun 2020, dan dia percaya ada “kemungkinan” bagi kedua negara untuk mencapai perjanjian baru.

Banyak pihak berspekulasi bahwa dialog atau interaksi antara Trump dan Xi Jinping dapat menentukan apakah Pemerintahan AS akan melonggarkan atau menunda kebijakan tarif perdagangan terhadap Tiongkok.

Saat ditanya apakah ada pemimpin lain yang akan mengunjungi AS, Trump menjawab: “Pada akhirnya, kami akan mengundang Presiden Xi. Kami akan mengundang semua orang ke Amerika.”

Kunjungan terakhir Xi Jinping ke AS terjadi pada November 2023, saat dia bertemu dengan Presiden AS saat itu, Joe Biden, dalam sebuah pertemuan puncak yang menghasilkan kesepakatan untuk memulihkan komunikasi antara militer kedua negara serta menekan produksi fentanyl.

Sebelum resmi dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari, Trump juga sempat berbicara dengan Xi Jinping, membahas berbagai isu termasuk TikTok, perdagangan, serta Taiwan.

Pada hari Rabu, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahannya saat ini sedang bernegosiasi dengan Tiongkok mengenai aplikasi TikTok, dengan tujuan agar platform populer tersebut dapat dijual.

Pekan lalu, Trump menyatakan bahwa dia telah berbicara dengan Xi Jinping setelah menjabat kembali, tetapi dia tidak mengungkapkan detail percakapan tersebut.

Hubungan antara AS dan Tiongkok telah tegang selama bertahun-tahun akibat berbagai isu seperti tarif perdagangan, keamanan siber, TikTok, Taiwan, Hong Kong, hak asasi manusia, dan asal-usul virus COVID-19.

Selain itu, Trump juga menyampaikan keyakinannya bahwa dia dapat mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.

“Kami bisa mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk menghentikan pertumpahan darah,” kata Trump. Dii menambahkan bahwa dia percaya Rusia juga menginginkan perang segera berakhir.

“Saya rasa mereka (Rusia) saat ini memiliki beberapa kartu tawar-menawar, karena mereka telah merebut cukup banyak wilayah, jadi mereka berada di atas angin,” ujar Trump. (jhn/yn)

AS dan Ukraina Berselisih, Pemimpin Inggris dan Prancis Akan ke AS untuk Mediasi — Siapkan 30.000 Pasukan ke Ukraina

0

EtIndonesia. Amerika Serikat dan Rusia memulai pembicaraan terkait perang Rusia-Ukraina, namun Ukraina tidak diikutsertakan. Pada Rabu (19 Februari), hubungan antara AS dan Ukraina memanas setelah kedua pemimpinnya saling melontarkan kritik. Sementara itu, pemimpin Inggris dan Prancis dijadwalkan bertemu dengan Donald Trump minggu depan untuk membahas situasi Ukraina. 

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Inggris dan Prancis sedabg merencanakan pengerahan hingga 30.000 pasukan darat ke Ukraina untuk mendukung implementasi kemungkinan perjanjian “gencatan senjata” antara Rusia dan Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, dalam wawancara dengan Fox News pada 19 Februari mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan mengunjungi Washington minggu depan.

Ketika ditanya apakah Rusia dan Ukraina dapat mencapai kesepakatan damai, Waltz menjawab, “Kami sedang berkoordinasi dengan semua pihak terkait, dan selanjutnya kami akan mengirim tim teknis untuk membahas lebih banyak detail.”

Baru-baru ini, para pejabat Eropa merasa terkejut dan bingung dengan sikap pemerintahan Trump terhadap isu Ukraina.

Trump Mengkritik Zelensky — Apakah Ukraina Akan Kehilangan Dukungan AS?

Menurut laporan media asing, dalam pertemuan darurat kedua para pemimpin Eropa yang diadakan oleh Macron baru-baru ini, mereka kembali menyerukan tindakan segera untuk mendukung Ukraina dan memperkuat kemampuan pertahanan Eropa. Namun, keputusan konkret yang diambil masih sangat terbatas.

Kantor Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan pada 19 Februari bahwa Starmer menyatakan dukungannya kepada Volodymyr Zelenskyy sebagai pemimpin sah Ukraina yang dipilih secara demokratis. Starmer juga menilai bahwa penangguhan pemilu selama masa perang adalah keputusan yang “sepenuhnya wajar”.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskan bahwa Zelenskyy telah terpilih melalui pemilu yang sah. Ketika ditanya siapa yang memulai perang, Dujarric menjawab bahwa “Rusia telah menginvasi Ukraina”.

Menurut laporan majalah Jerman Der Spiegel, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa pernyataan Trump yang menyebut Zelenskyy sebagai “diktator” adalah “keliru dan berbahaya”.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte bersama Macron dan Starmer membahas jalur penyelesaian damai, termasuk pentingnya jaminan keamanan bagi Ukraina.

Inggris dan Prancis Rencanakan Kirim 30.000 Pasukan ke Ukraina

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Inggris dan Prancis sedang merencanakan pengerahan hingga 30.000 pasukan darat ke Ukraina untuk mendukung implementasi kemungkinan perjanjian “gencatan senjata” antara Rusia dan Ukraina. 

Kehadiran pasukan ini bertujuan untuk mencegah Rusia melanggar kesepakatan dan, jika perlu, siap melakukan tindakan militer untuk menanggapi pelanggaran tersebut.

Namun, negara-negara seperti Inggris dan Prancis saat ini tidak berencana untuk menempatkan pasukan mereka di garis depan Ukraina timur guna menghindari konfrontasi langsung dengan militer Rusia.

Meskipun Zelenskyy sebelumnya memperkirakan bahwa Barat perlu mengirim setidaknya 100.000 pasukan darat untuk menghalangi Rusia, penilaian pihak Barat menunjukkan bahwa bahkan jika AS menghentikan bantuan militernya, Ukraina masih memiliki cukup persediaan senjata untuk melanjutkan pertempuran selama beberapa bulan ke depan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Kain dengan Bercak Harapan: Midtown Hotels Indonesia Berikan Dukungan Penuh bagi Anak Disabilitas 

0

Surabaya – Kota Surabaya kembali membuktikan dirinya sebagai kota yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat, termasuk anak-anak disabilitas. Melalui program CSR yang digagas oleh Midtown Hotels Indonesia, anak-anak penyandang disabilitas di Rumah Anak Prestasi – Dinas Sosial Surabaya diajak untuk berkreasi dengan teknik shibori menggunakan kain linen bekas dari hotel. Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan harapan baru bagi anak-anak dan orang tua mereka. 

Kegiatan yang digelar pada Rabu, 20 Februari 2025, ini dihadiri oleh Donny Manuarva, Corporate General Manager of Midtown Hotels Indonesia, beserta jajarannya. Dalam kesempatan tersebut, Donny menyampaikan pentingnya menjaga semangat inovasi dan dukungan bagi masyarakat, khususnya anak-anak disabilitas. “Kegiatan seperti ini memiliki esensi yang baik. Namun, akan menjadi tidak baik jika kita tidak merawat dan mempertahankannya,” ujarnya. 

Anak-anak disabilitas, seperti Rangga, Emma, Belva, dan lainnya, terlihat antusias mengikuti arahan mentor, Leo, dalam mengolah kain bekas menjadi karya seni. Dengan teknik shibori, kain-kain polos yang sudah tidak terpakai diubah menjadi kain berwarna-warni dengan motif unik. Proses melipat, mengikat, dan mencelupkan kain ke dalam pewarna menjadi momen menyenangkan yang penuh tawa dan kebersamaan. 

Dukungan Emosional dan Edukasi

Ibunda Rangga, salah satu orang tua yang hadir, mengungkapkan kegembiraannya atas kegiatan ini. “Saya sangat senang dan berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut. Ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga dukungan emosional bagi anak-anak kami,” ujarnya. 

Program ini juga menjadi bagian dari komitmen Midtown Hotels Indonesia dalam menciptakan ekosistem yang suportif melalui program Midtown CONNECT dan edukasi pengelolaan limbah melalui M-GREEN. “Kami ingin menunjukkan bahwa barang bekas bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai,” tambah Donny. 

Kegiatan ini berhasil menciptakan suasana inklusif yang hangat antara tim hotel dan anak-anak disabilitas. Theo, Public Relations Crown Prince Hotel Surabaya, berbagi pengalamannya, “Saya belajar untuk membuka diri dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Ternyata, saya bisa! Sekarang saya tidak takut lagi untuk memulai obrolan dengan teman-teman disabilitas.” 

Kepala UPTD, Eva, dan Kepala Bidang, Imam Mahmudi, juga turut memberikan apresiasi. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kolaborasi ini. Ini adalah kesempatan bagi anak-anak disabilitas untuk menunjukkan karya mereka dan memupuk rasa percaya diri,” kata Eva. 

Harapan untuk Masa Depan 

Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesenangan, tetapi juga harapan bagi anak-anak disabilitas dan orang tua mereka. Midtown Hotels Indonesia berkomitmen untuk terus meluncurkan program serupa sepanjang tahun 2025, memberikan dukungan nyata bagi masyarakat sekitar. 

“Kami percaya, setiap batasan adalah awal dari harapan. Melalui program ini, kami ingin memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berkarya dan berkembang,” tutup Donny. 

Dari kain bekas, tercipta karya seni. Dari batasan, lahir harapan baru.