Panjang Jari Tangan Anda Menunjukan Kepribadian Anda
ETIndonesia-Media Jepang ‘GetNews’ mempublikasikan sebuah berita yang cukup menarik.
Katanya bentuk ukuran dari jari tangan seseorang menunjukkan tingkat kepribadian dan popularitas diri orang tersebut.
Apakah akurat ? Coba Anda cocokan dengan diri Anda sendiri!
Tipe A : Jari manis lebih panjang dari jari telunjuk

Orang dengan jari tangan tipe ini sering kali tidak pandai dalam menganalisa pembicaraan untuk memahami pikiran orang lain.
Tetapi masih bisa disenangi / disambut oleh kerabat dan teman-teman karena ia memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang sangat baik.
Ketika rekan kerja atau teman memiliki masalah, mereka akan mencari dia untuk meminta bantuan solusi.
Orang dengan jari tangan tipe ini cocok berkarir sebagai insinyur, peneliti, analis, konsultan. Umumnya orang-orang ini sangat cerdas dan berkemampuan.
Tipe B : Jari telunjuk lebih panjang dari jari manis

Orang dengan jari tangan tipe ini umumnya memiliki tingkat percaya diri yang terlalu tinggi dan cenderung narsis.
Untuk menunjukkan kelebihannya, orang ini bisa memilih mengambil alih atau menyelesaikan pekerjaan secara sendirian daripada harus bekerja secara tim.
Orang-orang ini biasanya berpikiran ego-driven dan berambisi.
Berpikiran untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi.
Selain itu, juga memiliki kualitas sebagai bintang, sehingga sangat cocok untuk menjadi bintang, tentu dalam bidang yang ia tekuni.
Tipe C : Jari telunjuk dan jari manis sama tinggi

Orang dengan jari tangan tipe ini biasanya termasuk orang golongan ‘cinta perdamaian’.
Menghendaki segala sesuatu berjalan secara harmonis dan tidak suka berselisih dengan orang lain, mudah bergaul.
Dalam pergaulan kelompok, orang-orang tipe ini suka merawat, mengurus orang-orang sekelompok tanpa pamrih.
Tidak ambisius, akan mengurus keluarga dan anak-anak dengan penuh kasih sayang.(sin/yant)
Seorang Pria Tiba-Tiba Kehilangan Ingatan 20 Tahun, Merasa Seperti Berusia 16 Tahun! Lupa Anak Bini, Mengeluh Dirinya Tampak Tua dan Gendut
ETIndonesia- Seorang pria bernama Daniel Porter yang kini berusia 37 tahun tinggal di Kota Granbury, Texas, Amerika Serikat, bersama istri (Ruth) dan putrinya (Libby) yang berusia 10 tahun. Malam sebelum kejadian, dia tidak menunjukkan adanya kelainan apapun.
Namun tanpa terduga, dia tidak lagi mengenali istri dan anaknya ketika bangun keesokan paginya, dan tidak tahu di mana dirinya berada.
Porter tiba-tiba menjadi asing dengan segala sesuatu yang berada di sekitarnya. Kadang ia merasa dirinya sedang mabuk minuman, yang muncul dalam benaknya adalah dirinya tertidur di dalam rumah seorang wanita asing.
Tetapi kadang yang muncul dalam ingatannya adalah dirinya sedang menghadapi penyanderaan, sehingga perlu cepat-cepat melarikan diri.
Istrinya Ruth menyadari adanya hal yang tidak beres dengan suaminya mengatakan : “Saya bisa merasakannya bahwa ia sangat stress. Bahkan tidak tahu siapa saya atau di mana dirinya berada”.
Perubahan sikap Porter tidak hanya sampai di situ, dia pikir dirinya hidup di tahun 1990-an, yang masih berusia 16 tahun dan duduk di bangku SMA. Hal yang lebih aneh adalah ketika Porter melihat ke cermin, dia marah dan berkata : “Mengapa dia menjadi tua dan gemuk ?”。
Dalam ketidakberdayaan, Ruth akhirnya meminta orang tua Porter untuk memberikan penjelasan kepada Porter. Setelah itu Porter baru percaya bahwa dirinya telah menikah dan memiliki seorang putri berusia 10 tahun. Tetapi Porter masih tidak dapat menerima perubahan yang begitu besar.
Porter telah kehilangan ingatan selama 20 tahun. Kepribadiannya juga mengalami perubahan yang sangat drastis. Selain itu, kesukaannya terhadap makanan juga berbeda jauh dari dahulunya. Dia tidak lagi mengingat pengetahuan yang dipelajari di masa lalu.
Bahkan sama sekali lupa bahwa dirinya adalah seorang perawat profesional dalam bidang pendengaran. Untuk itu ia terpaksa meninggalkan pekerjaan tersebut.
Keluarganya dengan cemas membawanya ke dokter spesialis. Dokter mendiagnosis bahwa Porter menderita gangguan berupa kehilangan ingatan sementara (transient global amnesia. TGA). Biasanya, pasien akan kehilangan ingatannya untuk jangka waktu tertentu dan akan kembali normal dalam waktu 24 jam.
Namun, setahun telah berlalu, gangguan ingatan Porter tidak kunjung kembali normal. Selama ini, keluarganya selalu berharap ingatan Porter akan kembali normal ketika bangun dari tidur suatu pagi.
Penyebab amnesia Porter belum jelas, tetapi Ruth berspekulasi bahwa itu mungkin karena tekanan emosional. Dua tahun lalu, Porter pernah kehilangan pekerjaannya dan terpaksa menjual propertinya. Keluarganya pindah ke Missouri. Namun, kehidupan barunya tidak mulus.
Akibatnya, dia pindah kembali ke Granbury, Texas. Mungkin liku-liku yang dialami dalam kehidupan membuatnya sangat menderita, baik secara fisik maupun mental. Tekanan emosional kemudian membuatnya sering mengalami kejang-kejang.
Demi membantu Porter menemukan ingatan, selain menemani untuk menerima perawatan psikologis, istrinya Ruth juga sering memperlihatkan foto-foto kenangan lama sewaktu bersamanya, membawa Porter ke komunitas lama, menemui teman-teman lama.
Meskipun ingatan Porter belum pulih, namun dengan bantuan keluarganya, dia mulai berubah ceria dan humoris. Yang tidak kalah menggembirakan adalah sikapnya lebih ramah daripada sebelumnya. (sin)
Sumber : NTDTV.com
Video: Membuka Tutup Botol dengan Selembar Kertas
ETIndonesia-Ketika Anda pergi piknik atau makan-makan di luar rumah bersama teman dan tidak menemukan alat untuk membuka tutup botol yang berisi minuman ringan, bir atau lainnya.
Bagaimana? Apakah ada kertas? Selembar kertas sudah bisa digunakan untuk membuka tutup botol.
Caranya mudah. Gunakan selembar kertas berukuran A4 yang dilipat beberapa kali secara horizontal agar kertas menjadi tebal, setelah itu lipat secara vertical untuk membentuk satu sudut kaku yang dapat digunakan untuk membuka tutup botol.
Dengan mengeluarkan sedikit tenaga untuk mencongkel maka tutup botol akan terlepas dengan tanpa merusak kertas.
Cobalah ! (Sin/Yant)
Diagnosis Harian COVID-19 : 47.899 Kasus Terkonfirmasi dan Kematian 864 Kasus
ETIndonesia – Laporan per 13 Juli menunjukkan penularan pandemi di seluruh wilayah Indonesia bertambah bersamaan dengan angka kesembuhan secara nasional.
Kasus positif terkonfirmasi 47.899 kasus dan kumulatifnya mencapai 2.615.529 kasus.
Angka kesembuhan harian 20.123 orang dan total berjumlah 2.139.601 orang (81,8%).
Kasus kematian yang dilaporkan 864 kasus dan kumulatifnya mencapai 68.219 kasus (2,6%).
Jumlah kumulatif spesimen selesai diperiksa mencapai 22.133.149 spesimen. Rinciannya, spesimen positif (kumulatif) sebanyak 5.037.783 spesimen dan spesimen negatif (kumulatif) sebanyak 15.415.045 spesimen.
Sedangkan jumlah orang yang diperiksa harian ada 159.354 orang dan kumulatifnya 14.929.865 orang.
Hasilnya, Lalu pada hasil terkonfirmasi negatif jumlah kumulatifnya meningkat menjadi 12.314.336 orang termasuk tambahan hari ini sebanyak 111.455 orang. Secara sebaran wilayah masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota. (asr)
Bertambah 12.182 Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 , 90.216 Orang Masih Dirawat atau Isolasi di Jakarta
ETIndonesia- Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 42.555 spesimen per Selasa (13/7/2021).
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 29.788 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 12.182 positif dan 17.606 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini sebanyak 7.288 orang dites, dengan hasil 1.080 positif dan 6.208 negatif.
Dwi juga menyebut, trend kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun masih bertambah. Sebanyak 14% dari 12.182 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun, dengan rincian, yaitu 1.123 kasus adalah anak usia 6 – 18 tahun dan 370 kasus adalah anak usia 0 – 5 tahun. Sedangkan, 9.305 kasus adalah usia 19 – 59 tahun dan 1.384 kasus adalah usia 60 tahun ke atas.
“Untuk itu, penting sekali bagi para orang tua agar menjaga anak-anaknya lebih ketat dan menghindari keluar rumah membawa anak-anak. Sebisa mungkin lakukan aktivitas di rumah saja bersama anak, karena kasus positif pada anak saat ini masih tinggi,” imbaunya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
“Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 205.310 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 447.612 per sejuta penduduk,” terangnya.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 7.529 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 90.216 (orang yang masih dirawat/ isolasi).
Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 689.243 kasus. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 589.486 dengan tingkat kesembuhan 85,5%, dan total 9.541 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,4%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,6%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 43,0%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 14,5%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. (asr)
Area Parkir RSUD Dr Soetomo Surabaya Dimaksimalkan untuk Layanan Pasien COVID-19
ETIndonesia- Selain membangun kontainer untuk UGD, RSUD Dr Soetomo juga sedang menyiapkan area parkir yang sudah disiapkan sejak 2 minggu lalu untuk memberikan layanan kepada pasien COVID-19.
“Tanggal 14 Juli ini sudah bisa dimulai. Sebagian diantaranya untuk memberikan layanan IGD dan sebagian untuk ruang isolasi dengan kapasitas 150 tempat tidur,” kata Gubenur Khofifah Minggu, (11/7/2021) dalam keterangan tertulisnya.
Ia menyampaikan, area parkir yang disulap menjadi ruang isolasi bagi pasien Covid-19 terbagi 6 level, yakni, 3A dan 3B, lalu 4A dan 4B, serta 5A dan 5B. Area parkir ini akan dimaksimalkan untuk memberikan layanan kepada pasien Covid-19.
“Jadi, kita menambahkan ruang isolasi seperti ini karena yang datang ke RS Dr. Soetomo bukan hanya warga Surabaya melainkan pasien rujukan dari luar kota. Harus tetap ada layanan yang memberikan pengharapan layanan bagi seluruh masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid 19,” tegasnya.
“Kami memaksimalkan layanan kesehatan supaya proses yang kita lakukan lebih komprehensif. Tetapi ini sektor hilir. Hulunya adalah tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.
Khofifah juga mengunjungi 2 pabrik oksigen di Jatim, dirinya memohon kepada pihak rumah sakit agar melakukan koordinasi kepada pemerintah kabupaten/kota untuk proaktif membawa silinder atau tabung oksigen ke tempat-tempat pengisian.
“Saya ingin menyampaikan dua pabrik yang saya datangi sebetulnya kapasitas oksigennya masih sangat mencukupi. Tapi tolong proaktif dari masing-masing rumah sakit dan para kepala daerah,” ungkapnya. (asr)
Sumber : Kominfo Jawa Timur
Atasi UGD RS Overload, RSUD Dr. Soetomo Surabaya Sulap Kontainer Jadi UGD
ETIndonesia- RSUD Dr. Soetomo membangun kontainer untuk triage yang berlokasi di depan UGD RSUD dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Jumlah kontainer UGD yang disiapkan sebanyak 5 kontainer. Masing-masing kontainer mampu menampung 5 pasien Covid-19 dengan gejala sedang.
Untuk mengetahui kesiapan kontainer UGD, Gubernur Khofifah didampingi Direktur RSUD dr. Soetomo Djoni Wahyuhadi melihat lebih dekat kondisinya.
“Beberapa hari yang lalu, saya mendapat informasi bahwa UGD di beberapa rumah sakit di Surabaya ditutup karena sudah overloaded. Saya sudah menyampaikan kepada Dokter Joni bahwa UGD RSUD Dr Soetomo harus tetap memberikan layanan,” kata Gubernur Khofifah saat melihat kontainer UGD di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Minggu, (11/7/2021) dalam keterangan tertulisnya.
“Teman-teman bisa melihat pasien sampai meluber di selasar maka setelah tempat ini siap mereka akan segera dipindahkan ke triage ini,” tambahnya.
Di tengah situasi sulit, Gubernur Khofifah bersyukur sekaligus mengucapkan terima kasih karena ada pihak yang menyumbangkan kontainer. Kontainer itu, kata Khofifah, disulap menjadi triage UGD untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala sedang.
“Jadi, modelnya disekat menjadi 5 bagian dan bisa menampung 25 orang. Masing-masing 1 kamar tersedia 5 bed termasuk Hepa Filter untuk bisa memberikan layanan bagi 5 pasien,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Khofifah, kontainer yang disulap menjadi triage UGD bagi pasien Covid-19 gejala sedang. Kondisinya pun saat ini dinilai sudah siap memberikan pelayanan kesehatan.
“Bahkan, pasien yang sebelumnya berada di selasar, sudah mulai bergerak menuju kontainer yang disulap menjadi triage UGD,” imbuhnya. (asr)
Sumber : Kominfo Jawa Timur
Vaksin Tiongkok Sisakan Masalah, Hungaria Mengeluh: Benar-benar Ada Masalah
Luo Tingting – NTD
Baru-baru ini, Hungaria yang dikenal pro-komunis, secara terbuka menyatakan bahwa vaksin Tiongkok “sangat bermasalah,” merujuk pada fakta bahwa para lansia yang divaksinasi belum menghasilkan cukup antibodi melawan virus. Media setempat juga mempertanyakan efektivitas vaksin buatan Tiongkok itu.
Kantor berita Associated Press melaporkan pada 9 Juli bahwa di Budapest, ibu kota Hongaria, banyak para lansia yang telah menerima dua dosis lengkap vaksin Sinopharm tidak menghasilkan cukup antibodi terhadap virus Komunis Tiongkok.
Wakil walikota Budapest, Ambrus Kiss, mengatakan bahwa ini telah membuat para pemimpin kota percaya bahwa vaksin Tiongkok “benar-benar bermasalah.”
Dia juga mengatakan bahwa, pemerintah harus mempertimbangkan untuk memberikan dosis ketiga atau booster kepada mereka yang gagal mengembangkan respon imun yang memadai.
Hungaria adalah negara pertama di Uni Eropa yang melakukan vaksinasi, dan juga satu-satunya negara anggota Uni Eropa yang menggunakan vaksin Sinopharm.
Media Hungaria “Hungary Today” menerbitkan laporan berjudul “Isu Sinopharm Hungaria” pada awal Juli, mempertanyakan efektivitas vaksin Sinopharm Tiongkok.
Menurut laporan itu, 1 juta orang di Hungaria divaksinasi dengan Sinopharm Tiongkok, dan kebanyakan dari mereka adalah para lansia. Namun, menurut dokumen tes antibodi dari 450 orang di laboratorium di Budapest, banyak para lansia yang tidak memiliki kekebalan yang cukup setelah divaksinasi dengan Sinopharm.
Dokumen menunjukkan bahwa 90% orang di bawah usia 60 tahun mengembangkan antibodi 2 hingga 3 minggu setelah dosis kedua. Tetapi hanya 60% orang di atas 70 tahun yang memiliki efek yang sama. Dan, 90% dari semua kelompok umur dapat secara efektif menghasilkan antibodi bagi mereka yang divaksinasi oleh Pfizer.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa nilai antibodi vaksin Sinopharm 10 kali lebih rendah dari Pfizer. Semakin tinggi usia, semakin tinggi tingkat ketidakmampuan untuk menghasilkan antibodi yang cukup.
Media AS, CNBC baru-baru ini mengutip data dari situs web Our World In Data menyebutkan, negara-negara dengan tingkat vaksinasi global yang tinggi dan tingkat infeksi virus Komunis Tiongkok, kebanyakan dari mereka mengandalkan vaksin produk Tiongkok. Di antaranya, lima dari enam negara yang paling banyak memvaksinasi vaksin dari Tiongkok, yakni Uni Emirat Arab, Seychelles, Mongolia, Uruguay, dan Chili. (hui)
Lebih dari 600 Nakes Masih Terinfeksi Setelah Disuntik dengan Vaksin Buatan Tiongkok, Kemenkes Thailand Gunakan Merek Lainnya
Luo Tingting
Seorang pejabat kesehatan senior dari Kementerian Kesehatan Thailand, mengatakan pada konferensi pers pada 11 Juli, bahwa kelompok ahli merekomendasikan agar staf medis divaksinasi dengan dosis ketiga vaksin untuk meningkatkan kekebalan.
Dia menekankan bahwa vaksin dosis ketiga akan menggunakan vaksin merek yang berbeda, “baik AstraZeneca atau vaksin mRNA yang akan diterima Thailand dalam waktu dekat.” Pemerintah Thailand akan membahas proposal vaksin baru untuk staf medis pada 12 Juli.
Vaksin buatan Tiongkok, Sinovac saat ini terutama digunakan di Thailand. Menurut statistik dari Kementerian Kesehatan Thailand dari April hingga Juli, sebanyak 618 dari 677.348 tenaga medis yang menerima dua dosis vaksin buatan Tiongkok terinfeksi. Salah satu perawat meninggal dunia dan staf medis lainnya dalam kondisi kritis.
Pada pertengahan Mei lalu, 26 pemain dan staf tim bola voli putri Thailand secara kolektif terinfeksi setelah divaksinasi dengan vaksin buatan Tiongkok.
Mereka awalnya akan pergi ke Italia untuk berpartisipasi dalam Liga Bola Voli Dunia, akhirnya terpaksa mundur.
Efektivitas vaksin Tiongkok dipertanyakan banyak negara. Associated Press melaporkan pada 9 Juli bahwa di Budapest, ibu kota Hongaria, banyak orang lanjut usia yang telah menerima dua dosis vaksin buatan Tiongkok tidak menghasilkan cukup antibodi untuk melawan virus Komunis Tiongkok.
Wakil walikota Budapest, Ambrus Kiss, mengatakan bahwa ini telah membuat para pemimpin percaya bahwa vaksin Tiongkok “benar-benar bermasalah.”
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi kepada media pada akhir KTT Uni Eropa pada akhir Juni mengatakan bahwa dari pengalaman Chili dalam menggunakan vaksin Tiongkok untuk mencegah epidemi, menunjukkan perlindungan vaksin Tiongkok tidak cukup.
Chili menggunakan vaksin sinovac buatan Tiongkok, tetapi badan kesehatan Chili mempertanyakan efektivitas vaksin dan mempertanyakan apakah mampu mengatasi gelombang baru varian virus.
Sama halnya, Di Indonesia, yang juga memberikan vaksin buatan Tiongkok. Setidaknya 10 dokter meninggal setelah menerima dua dosis vaksin pada Juni lalu. Ikatan Dokter Indonesia mengatakan, status vaksinasi 16 dokter lainnya yang meninggal dunia masih diverifikasi.
Menurut data asosiasi, setidaknya 20 dokter di Indonesia yang telah menerima dua dosis vaksin meninggal dalam lima bulan terakhir, lebih dari seperlima kematian dokter Indonesia pada periode yang sama.
Pejabat kesehatan Indonesia pada pertengahan Juni lalu menyatakan, bahwa lebih dari 350 staf medis di Jawa Tengah juga telah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, tetapi mereka masih terinfeksi.
Indonesia adalah salah satu negara yang paling parah terkena dampak di Asia, dengan 2,567.630 juta kasus dikonfirmasi dan 67.355 kasus kematian per 13 Juli. Kasus terkonfirmasi harian pada hari itu bertambah 40,427 kasus dan kematian 891 kasus.
Menurut proyek pelacakan data “Our World in Data”, pada 6 Juli, ada 36 negara dengan lebih dari 1.000 kasus baru didiagnosis per juta orang setiap minggu, di mana lebih dari 60% populasi di 6 negara setidaknya telah divaksinasi satu dosis pertama. Lima dari enam negara itu menggunakan vaksin Tiongkok, yakni Uni Emirat Arab, Seychelles, Mongolia, Uruguay, dan Chili. (hui)