Home Blog Page 138

Menhan AS Pete Hegseth : Keanggotaan Ukraina di NATO Tidak Realistis

0

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, pada Rabu (12 Februari) menyatakan bahwa perang antara Ukraina dan Rusia “harus berakhir.” Amerika Serikat berkomitmen untuk mempertahankan kedaulatan Ukraina, tetapi kesepakatan damai yang memungkinkan Ukraina bergabung dengan NATO bukanlah hasil yang realistis

ETIndonesia. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, pada Rabu (12 Februari) kembali menegaskan bahwa perang antara Ukraina dan Rusia “harus diakhiri.” Amerika Serikat tetap berkomitmen mempertahankan kedaulatan Ukraina, tetapi menyepakati perdamaian dengan membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO bukanlah opsi yang realistis.

Dalam pidatonya sebelum pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina pada Rabu, Hegseth menyatakan bahwa pasukan Eropa harus menjadi kekuatan utama dalam menjamin keamanan Ukraina pasca perang. Ia menegaskan bahwa militer AS tidak akan terlibat dalam hal ini.

Ia juga menyoroti niat Presiden AS, Donald Trump, yang berencana mengakhiri perang melalui jalur diplomasi, dengan membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan. Hanya dengan menggabungkan kekuatan aliansi dan evaluasi realistis di medan perang, perang yang menghancurkan ini dapat diakhiri dan perdamaian yang langgeng dapat terwujud.

Hegseth tidak mengumumkan bantuan baru AS untuk Ukraina. Ia menegaskan, “Kita ada di sini hari ini untuk menyatakan secara langsung dan jelas bahwa realitas strategis yang keras membuat Amerika Serikat tidak dapat terus berfokus pada keamanan Eropa sebagai prioritas utama.”

Menteri Pertahanan AS: Mengizinkan Ukraina Bergabung dengan NATO Hanya Akan Memperpanjang Perang

Hegseth menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak melihat keanggotaan Ukraina di NATO sebagai hasil yang dapat dicapai melalui negosiasi. 

“Mengejar tujuan yang tidak realistis ini hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan lebih banyak penderitaan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jaminan keamanan apa pun yang diberikan kepada Ukraina “harus didukung oleh kekuatan militer dari Eropa dan luar Eropa yang memiliki kapasitas untuk mewujudkannya.”

“Yang harus diperjelas adalah bahwa sebagai bagian dari jaminan keamanan apa pun, Amerika Serikat tidak akan menempatkan pasukan di Ukraina,” tegasnya.

Hegseth juga menyatakan bahwa mengembalikan Ukraina ke perbatasannya sebelum 2014 (sebelum Rusia mencaplok Krimea dan bagian timur Ukraina) adalah “tujuan yang tidak realistis.”

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta pembebasan penuh wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang diduduki Rusia sejak 2014. Ukraina juga mengajukan permintaan untuk bergabung sepenuhnya dengan NATO dan mendapatkan perlindungan dari aliansi tersebut.

Hegseth mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutu Eropa dapat bekerja sama dalam beberapa aspek untuk meningkatkan tekanan negosiasi terhadap Rusia.

“Harga energi yang lebih rendah, ditambah dengan penerapan sanksi energi yang lebih efektif, akan membantu mendorong Rusia ke meja perundingan,” katanya.

Selain itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dijadwalkan mengunjungi Ukraina pekan ini untuk bertemu dengan Zelenskyy sebagai bagian dari upaya AS dalam menyelesaikan perang dan mengamankan akses terhadap sumber daya mineral penting.

Eropa Harus Bertanggung Jawab Lebih Besar, AS Tidak Akan Menerima Ketergantungan yang Tidak Seimbang

Menteri Pertahanan AS juga menegaskan bahwa Eropa harus “naik ke panggung utama” dan mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk keamanan benua mereka sendiri. Ia menambahkan bahwa ketidakseimbangan dalam hubungan aliansi hanya akan menciptakan ketergantungan yang tidak sehat.

“Kejujuran akan menjadi landasan kebijakan kita ke depan,” tambahnya.

Hegseth juga menggemakan seruan Presiden Trump agar sekutu NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), bukan hanya 2%, karena menurut Trump angka tersebut tidak mencukupi.

Di akhir pidatonya, Hegseth menekankan bahwa Amerika Serikat “tetap berkomitmen pada aliansi NATO dan kemitraan pertahanan dengan Eropa. Namun, AS tidak akan lagi menoleransi hubungan yang tidak seimbang yang mendorong ketergantungan.”

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, merespons dengan mengatakan, “Kami telah mendengar kekhawatiran Anda mengenai peningkatan jaminan keamanan Ukraina, dan kami juga mendengar kekhawatiran Anda tentang penguatan keamanan Eropa.”

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, sebelumnya pada hari yang sama menyatakan bahwa ia setuju dengan pandangan Trump. “Kita harus menyeimbangkan dukungan keamanan untuk Ukraina. Namun, untuk benar-benar mengubah jalannya konflik, kita harus berbuat lebih banyak,” ujarnya.

Rutte juga mengungkapkan bahwa belanja pertahanan oleh anggota NATO selain Amerika Serikat meningkat 20% dibandingkan tahun 2023. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa tahun lalu, anggota NATO non-AS menyumbang lebih dari setengah dari total bantuan sebesar €50 miliar (sekitar $51,9 miliar) yang diberikan kepada Ukraina. (Jhon)

Sumber : www.aboluowang.com

Wapres AS JD Vance Peringatkan Eropa: Regulasi Berlebihan Akan Membunuh Teknologi Kecerdasan Buatan

0

ETIndonesia. Pada Selasa (11 Februari) 2025, saat menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Aksi Kecerdasan Buatan (AI) di Paris, Vance memperingatkan bahwa penerapan regulasi yang “berlebihan” terhadap AI di Eropa dapat “membunuh” perkembangan teknologi ini. Ia juga menyebut revisi regulasi terkait AI sebagai bentuk “sensor otoriter”.

Menurut laporan Reuters, dengan semakin berkembangnya teknologi AI serta meningkatnya perhatian global terhadap teknologi ini, pendekatan terhadap AI telah berubah secara signifikan—dari fokus pada masalah keamanannya menjadi lebih ke arah persaingan geopolitik.

Dalam pidatonya di KTT tersebut, Vance menegaskan prinsip America First dari pemerintahan Trump, dengan menekankan bahwa Amerika Serikat harus menjadi pemimpin utama dalam industri AI serta menentang regulasi ketat yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap teknologi ini.

“Kami percaya bahwa regulasi berlebihan terhadap industri AI hanya akan membunuh industri yang revolusioner ini,” kata Vance, seperti dikutip oleh Reuters dalam pertemuan itu.

“Kami juga sangat yakin bahwa AI harus terbebas dari bias ideologi, dan AI buatan Amerika tidak boleh diarahkan menjadi alat sensor otoriter,” tambahnya.

Vance mengkritik peraturan Uni Eropa seperti Undang-Undang Layanan Digital (Digital Services Act) dan Peraturan Umum Perlindungan Data (General Data Protection Regulation, GDPR) yang dinilainya menciptakan terlalu banyak regulasi, sehingga membebani perusahaan kecil dengan biaya kepatuhan yang tak ada habisnya.

“Tentu saja, kita ingin memastikan bahwa internet adalah tempat yang aman. Namun, mencegah predator mengeksploitasi anak-anak secara daring adalah satu hal lain, sedangkan mencegah orang dewasa mengakses pendapat yang dianggap pemerintah sebagai ‘misinformasi’ adalah hal yang sangat berbeda,” ujarnya.

Perjalanan ke Paris ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Vance sejak menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat.

Sindiran terhadap Tiongkok: AI Berbiaya Rendah yang Didukung Pemerintah Otoriter

Reuters juga melaporkan bahwa dalam pidatonya, Vance tampaknya melontarkan kritik terhadap Tiongkok.

“Dari kamera pengawas CCTV hingga teknologi 5G, kita sudah sangat familiar dengan teknologi murah yang disubsidi besar-besaran oleh rezim otoriter,” kata Vance.

“Namun, bekerja sama dengan mereka sama saja dengan mengikat negara Anda dengan rantai ke tangan tuan otoriter, yang tidak hanya ingin mengendalikan tetapi juga menggali dan menguasai infrastruktur informasi Anda. Jika suatu kesepakatan tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, ingatlah pepatah di Silicon Valley: ‘Jika Anda tidak membayar suatu produk, maka Anda adalah produknya’,” ujarnya.

Bulan lalu, sebuah perusahaan rintisan Tiongkok yang sebelumnya tidak dikenal, DeepSeek, merilis model bahasa AI sumber terbuka yang dikembangkan menggunakan perangkat keras berbiaya sangat rendah. Model ini diklaim memiliki performa yang setara dengan model AI terbaik dari Amerika, yang sempat mengejutkan dunia teknologi dan keuangan Barat. Beberapa analis bahkan menganggapnya sebagai tanda kegagalan kebijakan pembatasan teknologi tinggi AS terhadap Tiongkok.

Akibatnya, kapitalisasi pasar Nvidia, perusahaan desain chip AI terkemuka AS, sempat mengalami penurunan sebesar 17% di Wall Street.

Presiden AS Donald Trump menyebut keberadaan DeepSeek sebagai “peringatan serius” bagi industri teknologi Amerika. Sementara itu, penasihat AI Trump, David Sacks, menuduh DeepSeek menggunakan data OpenAI yang dicuri untuk melatih modelnya.

Saat ini, aplikasi chatbot DeepSeek tengah diselidiki. Di beberapa negara, termasuk AS, aplikasi tersebut menghadapi larangan karena kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data.

Dua hari lalu, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) merilis pernyataan yang mengungkap bahwa DeepSeek memiliki fitur yang memungkinkan rekaman percakapan ditransmisikan, termasuk pola input keyboard pengguna, yang dapat mengidentifikasi individu dan mengirimkan data ke server perusahaan Tiongkok, seperti volceapplog.com.

Sejumlah kementerian di Korea Selatan telah melarang akses terhadap aplikasi ini dengan alasan keamanan, mengikuti jejak Australia dan Taiwan, yang juga mengeluarkan peringatan atau pembatasan terhadap DeepSeek.

Badan Intelijen Korea Selatan juga menyatakan bahwa DeepSeek memungkinkan pengiklan untuk mengakses data pengguna secara tidak terbatas dan menyimpan data pengguna Korea di server yang berlokasi di Tiongkok. Berdasarkan hukum Tiongkok, data tersebut harus diserahkan kepada pemerintah Tiongkok jika diminta, yang menimbulkan kekhawatiran global tentang privasi pengguna.

Meskipun Vance tidak secara eksplisit menyebut DeepSeek dalam pidatonya, Reuters mencatat bahwa hingga saat ini belum ada bukti bahwa data dari DeepSeek secara diam-diam dikirim ke pemerintah Tiongkok. Model bahasa AI sumber terbuka DeepSeek saat ini hanya tersedia untuk digunakan secara bebas oleh publik.

Trump: Amerika Harus Menjadi “Ibu Kota AI Dunia”

Presiden Trump menegaskan bahwa ia ingin menggunakan cadangan minyak dan gas alam AS untuk memenuhi kebutuhan energi dari teknologi yang intensif konsumsi daya seperti AI, sehingga menjadikan Amerika sebagai “ibu kota AI dunia”.

Selain itu, ia telah mencabut perintah eksekutif Presiden Joe Biden terkait regulasi AI. Trump kini sedang menyusun kebijakan AI yang bertujuan mengurangi hambatan regulasi dan membangun sistem AI yang bebas dari bias ideologi, agar AS tetap memimpin dalam persaingan global di bidang kecerdasan buatan.

Peluncuran DeepSeek bulan lalu semakin memperburuk persaingan geopolitik antara Beijing dan Washington dalam perebutan dominasi teknologi global.

Macron dan Von der Leyen: Regulasi Tetap Dibutuhkan untuk AI yang Kredibel

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berbicara setelah Vance, menyatakan bahwa ia sepakat dengan perlunya mengurangi regulasi yang berlebihan. Namun, ia juga menegaskan bahwa regulasi tetap penting untuk membangun kepercayaan terhadap AI.

“Hanya dengan regulasi yang jelas, kita dapat memastikan kepercayaan terhadap AI. Jika tidak, masyarakat bisa saja menolak teknologi ini secara keseluruhan,” kata Macron, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang dijadwalkan bertemu dengan Vance dalam pertemuan bilateral, juga menegaskan bahwa Uni Eropa perlu mengurangi birokrasi, tetapi pada saat yang sama meningkatkan investasi di bidang AI. (jhon)

Sumber : www.aboluowang.com

Terjerat Utang Lebih dari RMB. 100 Miliar, Tiga Perusahaan Raksasa Ritel Tiongkok, Suning Group, Bangkrut dan Direstrukturisasi

0

ETIndonesia. Baru-baru ini, tiga perusahaan dari raksasa ritel Tiongkok, Suning Group, resmi memasuki proses kebangkrutan dan restrukturisasi. Para ahli menilai bahwa kegagalan Suning mencerminkan kegagalan transformasi industri ritel Tiongkok.

Pada 7 Februari, situs informasi kasus kebangkrutan perusahaan nasional Tiongkok mengumumkan bahwa kasus restrukturisasi Suning Electric Group, Suning Holdings Group, dan Suning Real Estate Group telah diterima oleh Pengadilan Menengah Nanjing pada 26 Januari.

Dalam pengumuman tersebut, para kreditur dari tiga perusahaan ini diminta untuk mengajukan klaim utang sebelum 25 Maret.

Ekonom AS, Huang Dawei berkata “Kebangkrutan dan restrukturisasi Suning sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Masalah ini sudah terlihat sejak empat tahun lalu. Neraca keuangan mereka sudah menunjukkan krisis besar dalam likuiditas dana.”

Suning Electric dan Suning Holdings adalah pemegang saham Suning.com. Pada tahun 2021, total utang Suning.com melebihi RMB.139,7 miliar dengan kerugian bersih mencapai RMB.43,2 miliar . Pada tahun 2022, rasio utang Suning melampaui 89%. Suning juga berulang kali dituntut karena gagal membayar pemasok dan biaya iklan. Pada akhir 2023, banyak cabang Suning mengajukan kebangkrutan.

Huang Dawei mengatakan : “Sebagai pemimpin industri ritel Tiongkok, Suning pernah menjadi simbol harapan integrasi antara ritel offline dan e-commerce. Namun, kegagalannya mencerminkan beberapa masalah mendalam:

  1. Ekspansi berlebihan dan ketidakseimbangan dalam pengelolaan keuangan.
  2. Pasar domestik Tiongkok yang semakin lesu, di mana industri ritel sangat terdampak oleh kondisi ekonomi.
    Secara keseluruhan, kebangkrutan Suning menandai kegagalan transformasi ritel Tiongkok.”

Direktur Eksekutif Asosiasi Motivasi Taiwan, Lai Rongwei berkata : “Suning juga berinvestasi di sektor properti, dan akhirnya terbebani oleh sektor tersebut. Ketika Suning mulai berhutang, banyak perusahaan investasi juga menanam modal di Suning. Sekarang mereka ikut terdampak. Ini mencerminkan sinyal serius dari perekonomian makro Tiongkok—ekspor tidak berjalan lancar, investasi macet, dan daya beli domestik juga menurun.”

Setidaknya tiga perusahaan investasi milik negara, termasuk Zhongrong Trust, juga terkena dampak dari kebangkrutan Suning. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Netanyahu : Jika Hamas Tidak Bebaskan Sandera pada 15 Februari, Perang Akan Dilanjutkan

ETIndonesia. Pada Selasa (11 Februari), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa jika kelompok bersenjata Palestina, Hamas, tidak membebaskan para sandera sebelum pukul 12 siang pada 15 Februari, perjanjian gencatan senjata di Gaza akan berakhir, dan pasukan Israel akan melanjutkan pertempuran.

“Jika Hamas tidak mengembalikan sandera kami sebelum pukul 12 siang tanggal 15 Februari, perjanjian gencatan senjata akan berakhir, dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan melanjutkan pertempuran intensif hingga Hamas benar-benar dikalahkan,” ujarnya. 

Sebelumnya, Netanyahu bertemu dengan beberapa menteri senior, termasuk Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Keamanan Nasional, yang semuanya mendukung ultimatum ini.

Menurut laporan Reuters, setelah Netanyahu mengeluarkan ultimatum ini, Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap gencatan senjata, tetapi juga menuduh Israel telah melanggar kesepakatan tersebut.

Namun, belum jelas apakah Netanyahu menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza atau hanya tiga sandera yang dijadwalkan dibebaskan pada 15 Februari sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengkritik Hamas, menegaskan bahwa kelompok tersebut seharusnya membebaskan “semua” sandera, bukan hanya beberapa orang. Trump menyatakan: “Kami ingin mereka semua kembali. Ini adalah pernyataan pribadi saya, Israel bisa saja punya keputusan lain, tetapi bagi saya, jika mereka tidak kembali pada 15 Februari pukul 12 siang, situasinya akan menjadi tidak terkendali.”

Situasi Gencatan Senjata dan Tuduhan Pelanggaran

Perang antara Israel dan Hamas telah berlangsung hampir 16 bulan. Setelah perjanjian gencatan senjata tahap pertama mulai berlaku pada 19 Januari, Hamas  secara bertahap membebaskan beberapa sandera. Namun, pada 10 Februari, Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan dan menyatakan bahwa mereka tidak akan membebaskan lebih banyak sandera sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Hamas menuduh Israel melakukan beberapa serangan mematikan, menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan, serta menghambat kembalinya warga Gaza ke wilayah utara Jalur Gaza—semua ini dianggap sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata.

Namun, Israel membantah telah menahan bantuan kemanusiaan dan menyatakan bahwa mereka hanya menembaki warga sipil yang mendekati posisi militer Israel tanpa mengindahkan peringatan.

Status Pertukaran Sandera dan Tahanan

Dalam perjanjian gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari, dari 33 sandera yang masih ada, 16 orang telah dibebaskan oleh Hamas, termasuk lima sandera berkewarganegaraan Thailand yang dibebaskan secara tidak terduga.

Sebagai bagian dari pertukaran ini, Israel telah membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup karena serangan mematikan serta individu yang ditahan selama perang tanpa dakwaan resmi. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 


Trump Telpon Putin, Kremlin: Putin Undang Trump ke Moskow untuk Bahas Perang Ukraina

ETIndonesia. Kremlin pada Rabu (12 Februari 2025) mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang Presiden AS Donald Trump untuk berkunjung ke Moskow. Pada hari yang sama, Putin dan Trump berbicara melalui telepon mengenai kemungkinan mengakhiri perang di Ukraina dan sepakat untuk bertemu di masa mendatang.

Menurut laporan Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan: “Presiden Rusia mengundang Presiden AS untuk mengunjungi Moskow dan menyatakan kesediaannya menerima pejabat AS guna membahas berbagai bidang yang menjadi perhatian kedua negara, termasuk solusi atas perang di Ukraina.”

Peskov juga mengungkapkan bahwa pembicaraan antara Putin dan Trump berlangsung selama satu setengah jam.

Sebelumnya, terakhir kali Putin berbicara dengan seorang presiden AS yang sedang menjabat adalah pada Februari 2022, ketika ia berdiskusi dengan Presiden Joe Biden—beberapa saat sebelum Putin memerintahkan pasukan Rusia memasuki Ukraina.

Menurut laporan TASS, kantor berita resmi Rusia, percakapan antara Putin dan Trump juga membahas situasi di Timur Tengah, hubungan bilateral AS-Rusia, serta pertukaran tahanan antara kedua negara.

Berdasarkan ringkasan pernyataan Kremlin, Putin “sepakat dengan pandangan Trump bahwa solusi jangka panjang dapat dicapai melalui perundingan damai”. Peskov menambahkan bahwa Putin juga “menekankan pentingnya menangani akar permasalahan konflik”.

“Trump mendukung gencatan senjata segera dan penyelesaian masalah melalui jalur damai,” kata Peskov. “Putin dan Trump juga sepakat untuk tetap menjaga komunikasi pribadi, termasuk merencanakan pertemuan tatap muka.”

Percakapan Publik Pertama Trump-Putin Sejak Trump Menjabat Kembali

Ini adalah percakapan pertama yang diungkap ke publik antara pemimpin AS dan Rusia sejak Trump dilantik kembali sebagai Presiden AS pada 20 Januari.

Trump telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengakhiri perang di Ukraina dan bersedia bertemu langsung dengan Putin untuk membahas solusi diplomatik. Namun, hingga kini, tanggal dan lokasi pertemuan puncak tersebut masih belum diumumkan.

Pada Rabu siang waktu AS, Trump menyatakan bahwa ia baru saja menyelesaikan pembicaraan telepon dengan Putin dan kedua belah pihak telah sepakat untuk segera memulai negosiasi perdamaian.

Melalui unggahan di platform medianya, Truth Social, Trump menulis bahwa ia baru saja menyelesaikan “pembicaraan telepon yang panjang dan produktif” dengan Putin. Ia mengatakan bahwa topik yang dibahas mencakup Ukraina, Timur Tengah, energi, kecerdasan buatan (AI), dan dolar AS. (jhon)

Sumber : Epochtimes.com 

FBI Kembali Membuka Arsip: 2.400 Dokumen Baru Terkait Pembunuhan Presiden Kennedy Ditemukan

0

ETIndonesia. Pada Selasa (11 Februari), Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 2.400 dokumen baru terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy. Saat ini, berbagai lembaga pemerintah AS sedang berupaya untuk memenuhi perintah eksekutif Presiden Donald Trump, yang bulan lalu menginstruksikan publikasi ribuan dokumen terkait insiden bersejarah ini.

FBI menyatakan bahwa mereka sedang menyerahkan dokumen-dokumen baru ini kepada Arsip Nasional dan Administrasi Catatan Amerika Serikat (NARA) untuk diproses dalam prosedur deklasifikasi.

Sejak awal 1990-an, pemerintah AS mewajibkan agar semua dokumen terkait pembunuhan Kennedy pada 22 November 1963 disimpan dalam arsip khusus di NARA. Hingga saat ini, lebih dari lima juta halaman dokumen telah dirilis ke publik, tetapi para peneliti memperkirakan masih ada sekitar 3.000 dokumen yang belum sepenuhnya dideklasifikasi.

FBI tidak mengungkapkan isi spesifik dari 2.400 dokumen baru yang ditemukan. Namun, pada tahun 2020, FBI mendirikan Pusat Arsip Sentral (Central Records Complex) dan meluncurkan proyek jangka panjang untuk mendigitalkan serta menginventarisasi dokumen yang telah ditutup di kantor-kantor regionalnya. Dengan teknologi baru dan pencatatan arsip yang lebih akurat, FBI mengklaim dapat menelusuri dan mengakses dokumen-dokumen ini dengan lebih cepat.

Photo Mantan Presiden John F Kennedy pada 15 Juli 1957. (STRINGER/AFP/Getty Images/TheEpochTimes)

Upaya Transparansi atau Tekanan Politik?

Jefferson Morley, Wakil Presiden Mary Ferrell Foundation—sebuah organisasi yang mengarsipkan dokumen terkait pembunuhan Kennedy—menyebut langkah FBI ini sebagai “pengungkapan yang sangat tidak biasa dan jujur”.

“Ini menunjukkan bahwa FBI benar-benar sedang bergerak menuju transparansi,” kata Morley.

Ia juga meyakini bahwa langkah FBI ini bisa memberi tekanan pada lembaga lain agar menyerahkan dokumen-dokumen yang masih belum diserahkan ke Arsip Nasional.

Bulan lalu, Trump menerbitkan perintah eksekutif yang menginstruksikan Direktur Intelijen Nasional dan Jaksa Agung AS untuk menyusun rencana memublikasikan dokumen-dokumen rahasia terkait pembunuhan Kennedy.

Juru bicara Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerahkan rencana deklasifikasi tersebut, tetapi tidak merinci isi rencana tersebut ataupun kapan dokumen-dokumen ini akan dirilis ke publik.

Menurut undang-undang, semua dokumen terkait pembunuhan Kennedy seharusnya sudah dibuka pada tahun 2017, kecuali jika Presiden AS memberikan perintah penundaan dengan alasan keamanan nasional.

Pada periode pertamanya, Trump pernah berjanji akan merilis semua dokumen yang tersisa, tetapi beberapa dokumen tetap dirahasiakan karena alasan keamanan nasional. Presiden Joe Biden secara bertahap mendeklasifikasi sebagian dari dokumen-dokumen ini, tetapi masih ada yang belum sepenuhnya diungkapkan.

Halaman pertama Daily Express, Nomor 19746, Sabtu 23 November 1963 dengan judul ‘Kennedy Dibunuh: Peluru penembak jitu’, foto diambil pada tanggal 7 Juni 1968. Foto oleh Evening Standard / Hulton Archive / Getty Images

Pembunuhan Kennedy: Misteri dan Teori Konspirasi yang Tak Terpecahkan

Pembunuhan John F. Kennedy telah memicu banyak teori konspirasi selama beberapa dekade.

Pada 22 November 1963, ketika konvoi mobil Kennedy melewati depan Texas School Book Depository di Dallas, Texas, seorang pria bersenjata menembak dari lantai enam gedung tersebut, menewaskan sang Presiden.

Lee Harvey Oswald, seorang mantan marinir AS yang pernah membelot ke Uni Soviet sebelum kembali ke Texas, ditangkap sebagai pelaku penembakan. Namun, dua hari kemudian, ketika Oswald akan dipindahkan ke penjara, ia ditembak mati oleh Jack Ruby, seorang pemilik klub malam di Dallas.

Oswald sempat mengklaim bahwa ia hanyalah “kambing hitam”, menegaskan bahwa dirinya bukan pelaku sebenarnya. Karena Oswald terbunuh sebelum sempat diadili, banyak pertanyaan tentang kasus ini tetap tidak terjawab, dan spekulasi terus berkembang.

Presiden Lyndon B. Johnson—pengganti Kennedy—kemudian membentuk Komisi Warren untuk menyelidiki insiden ini. Pada kesimpulan akhirnya, komisi tersebut menyatakan bahwa Oswald bertindak sendirian tanpa adanya keterlibatan pihak lain.

Namun, banyak yang tidak mempercayai kesimpulan tersebut, dan puluhan teori alternatif pun muncul.

Apakah Dokumen Baru Akan Mengungkap Kebenaran?

Penulis Gerald Posner, yang menulis buku Case Closed (menyimpulkan bahwa Oswald bertindak sendirian), menyatakan bahwa dokumen yang ditemukan FBI mungkin hanya merupakan duplikasi dari dokumen-dokumen yang telah dirilis sebelumnya.

“Jika dokumen-dokumen ini benar-benar baru, pertanyaannya adalah: Mengapa dokumen-dokumen ini bisa hilang selama bertahun-tahun?” ujarnya.

Namun, jika arsip ini berisi informasi baru tentang Oswald atau investigasi awal kasus ini, maka temuan tersebut bisa menjadi pengungkapan yang sangat mengejutkan.

Selama bertahun-tahun, dokumen yang telah dideklasifikasi dari CIA mengungkapkan bahwa Oswald mengunjungi kedutaan Soviet dan Kuba di Mexico City hanya beberapa minggu sebelum pembunuhan Kennedy.

Fakta bahwa CIA mengawasi pergerakan Oswald sebelum insiden tersebut telah menjadi bahan perdebatan selama 5-10 tahun terakhir, dan banyak peneliti percaya bahwa dokumen baru ini mungkin mengandung informasi tambahan tentang keterlibatan intelijen dalam kasus ini. (jhon)

Sumber : Epochtimes.com

Estonia: Tiongkok Membantu Rusia Memproduksi Drone Militer dengan Menyelundupkan Komponen Barat

ETIndonesia. Badan Intelijen Eksternal Estonia pada Rabu (12 Februari), merilis Laporan Keamanan Nasional Tahunan yang mengungkapkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) membantu Rusia dalam produksi drone militer dengan bertindak sebagai pusat penyelundupan komponen teknologi Barat ke Moskow.

80% Komponen Drone Rusia Berasal dari Tiongkok

Laporan tersebut menyebutkan bahwa sekitar 80% dari komponen drone yang masuk ke Rusia berasal dari Tiongkok. Sebelumnya, laporan Ukraina menunjukkan bahwa 60% komponen asing yang ditemukan pada senjata Rusia di medan perang Ukraina diperoleh melalui Tiongkok.

Dokumen tersebut juga menegaskan bahwa Tiongkok telah menjadi pusat utama bagi Rusia dalam mengimpor teknologi tinggi dan barang-barang berstatus ganda (dual-use) untuk menghindari sanksi Barat.

Kepala Badan Intelijen Estonia, Kaupo Rosin, menyatakan: “Kepentingan Tiongkok dalam hal ini adalah untuk mencegah kekalahan Rusia dalam perang Ukraina. Jika Rusia kalah, itu akan menjadi kemenangan bagi Amerika Serikat, yang merupakan pesaing utama Tiongkok.”

Sebagai anggota NATO, Estonia secara aktif memantau kekuatan militer Rusia dan menganggap Moskow sebagai ancaman utama bagi keamanan nasionalnya—terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Estonia, bersama dengan negara-negara Baltik lainnya seperti Latvia dan Lituania, pernah dianeksasi oleh Uni Soviet selama Perang Dunia II dan baru memperoleh kembali kemerdekaannya setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991.

Rusia Bergantung pada Komponen Barat untuk Produksi Drone

Laporan tersebut menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki alternatif dalam negeri untuk komponen drone, sehingga mereka sangat bergantung pada pasokan dari Barat.

“Pemerintah Tiongkok menggunakan perusahaan swasta untuk memfasilitasi kerja sama bilateral dan secara diam-diam mentransfer komponen dual-use ke Rusia,” bunyi laporan tersebut.

Selain itu, laporan tersebut memperingatkan bahwa taktik ini dapat mengurangi ketergantungan Rusia pada komponen Barat dalam jangka panjang dan melemahkan kemampuan negara-negara Barat untuk memberikan tekanan melalui sanksi.

Badan intelijen Estonia juga mencurigai bahwa kantor-kantor perusahaan Barat di Tiongkok mungkin terlibat dalam skema penyelundupan ini. (jhon)

Sumber : Epochtimes.com

AS dan Rusia Capai Kesepakatan Pertukaran Tahanan, Guru yang Ditahan Selama Lebih dari 3 Tahun Dibebaskan dan Kembali ke Amerika

0

ETIndonesia. Amerika Serikat dan Rusia telah mencapai kesepakatan baru dalam pertukaran tahanan. Gedung Putih mengumumkan pada 11 Februari bahwa Steve Witkoff, utusan khusus Presiden Trump untuk Timur Tengah, baru saja mengunjungi Rusia pada hari yang sama untuk membawa pulang Marc Fogel, seorang guru Amerika berusia 63 tahun yang telah ditahan di Rusia selama lebih dari tiga tahun.

Keluarga Fogel telah mengeluarkan pernyataan, berterima kasih kepada Presiden Trump, tetapi hingga saat ini, belum ada konfirmasi apakah AS telah membebaskan tahanan Rusia sebagai bagian dari pertukaran ini atau siapa orang yang dibebaskan tersebut.

Trump Sebelumnya Berbicara dengan Putin

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, menyatakan bahwa kesepakatan pertukaran tahanan ini dicapai melalui negosiasi yang dipimpin oleh Presiden Trump, Steve Witkoff, dan beberapa penasihat presiden lainnya.

Waltz menggambarkan kesepakatan ini sebagai tanda niat baik Rusia dan menunjukkan bahwa Moskow mungkin sedang bergerak menuju penyelesaian perang di Ukraina.

Ia juga mengonfirmasi bahwa Witkoff dan Fogel telah meninggalkan wilayah udara Rusia dan sedang dalam perjalanan pulang ke AS.

“Di bawah kepemimpinan Trump, Fogel akan segera kembali menginjakkan kaki di tanah Amerika, bersatu kembali dengan keluarga dan orang-orang terkasihnya malam ini,” kata Waltz.

Sebelumnya, Trump telah menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan menyampaikan bahwa perang di Ukraina harus segera diakhiri. Namun, ia tidak mengungkapkan lebih lanjut detail pembicaraan tersebut.

Fogel Dijatuhi Hukuman 14 Tahun Penjara karena Membawa Ganja ke Rusia

Marc Fogel adalah seorang warga negara AS yang mulai mengajar di Anglo-American School of Moscow sejak tahun 2012. Pada Agustus 2021, ia ditangkap karena membawa 17 gram ganja medis ke Rusia, yang mengakibatkan dirinya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara pada Juni 2022.

Namun, baru pada akhir tahun lalu, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden mengklasifikasikan Fogel sebagai “tahanan yang ditahan secara tidak sah” (wrongfully detained).

Pertukaran Tahanan Sebelumnya: AS dan Rusia Lakukan Swap Terbesar Sejak Perang Dingin

Pada 1 Agustus tahun lalu, AS dan Rusia melakukan pertukaran tahanan terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin. Dalam kesepakatan itu, Rusia membebaskan 16 orang, termasuk jurnalis Evan Gershkovich dari The Wall Street Journal (WSJ) dan Paul Whelan, mantan Marinir AS.

Sebagai imbalannya, negara-negara Barat membebaskan delapan tahanan Rusia, sehingga total 24 tahanan berpindah tangan dalam pertukaran tersebut. (Jhon)

Sumber : www.aboluowang.com

Tiongkok Mengalami Puncak Pandemi: Kasus Kematian Mendadak Akibat “Paru-Paru Putih” Meningkat, Krematorium Penuh

0

ETIndonesia. Setelah Tahun Baru Imlek, pandemi di Tiongkok kembali mencapai puncaknya. Kasus pneumonia dan pasien dengan gejala “paru-paru putih” meningkat drastis, menyerang semua kelompok usia. Banyak penduduk meninggal dunia secara mendadak, dan krematorium di berbagai daerah penuh sesak. Akan tetapi, pemerintah terus menutupi kebenaran.

Seorang warga Tiongkok mengatakan: “Kabarnya, varian virus kali ini sangat ganas, semua orang harus lebih berhati-hati.”

Setelah liburan, penyebaran virus di Tiongkok menjadi sangat ganas. Menurut warga, jika satu orang terinfeksi, seluruh keluarga kemungkinan besar akan tertular.

“Flu ini benar-benar parah. Setelah terinfeksi, suhu tubuh bisa mencapai 39 derajat Celsius. Setelah suami saya terkena, saya juga tertular, lalu ibu mertua saya, dan sekarang suami saya mulai batuk,” ungkap seorang warga.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Beijing baru-baru ini mengeluarkan peringatan darurat dengan menyatakan bahwa Beijing masih berada dalam periode puncak penyakit menular pernapasan termasuk flu. 

Warga melaporkan bahwa pandemi kali ini menyebar sangat cepat. Banyak orang mengalami “paru-paru putih” hanya dalam beberapa hari setelah terinfeksi, dan jumlah kematian mendadak meningkat drastis. Namun, pemerintah tetap menyembunyikan kenyataan ini.

Seorang warga Shenyang, Xu, mengatakan: “Banyak sekali yang terkena penyakit ini. Terlalu banyak orang meninggal dunia, bahkan di sekitar saya juga ada yang meninggal dunia. Krematorium penuh, bahkan harus membayar lebih agar bisa mendapat giliran kremasi dalam beberapa hari.”

Warga Shenyang lainnya, Liu, menambahkan: “Begitu banyak yang meninggal dunia karena paru-paru putih. Usia lanjut seperti 50-an hingga 70-an tahun, bahkan orang muda juga ada. Setiap hari ada orang yang mengadakan upacara pemakaman, tetapi berita ini tidak pernah dilaporkan.”

Pada 8 Februari, Rumah Sakit Keempat Kota Nanning di Guangxi melaporkan satu kasus langka infeksi manusia dengan virus flu burung H10N3 dalam kondisi kritis.

H10N3 adalah penyakit menular langka yang disebabkan oleh subtipe virus influenza A. Jika manusia terinfeksi, dapat menyebabkan pneumonia parah dan kegagalan pernapasan. Hal ini pun memicu kekhawatiran masyarakat.

Pengamat politik, Li Lin Yi, mengatakan: “Ciri khas virus di Tiongkok saat ini adalah adanya banyak kombinasi virus yang muncul. Namun, pemerintah tidak transparan dalam melaporkan infeksi virus ini dan tidak memberi tahu kondisi yang sebenarnya.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pejabat Tinggi AS Kunjungi Eropa : Menhan AS Sebut Tiongkok sebagai Ancaman Utama

0

ETIndonesia. Pada Selasa (11 Februari 2025), Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Wakil Presiden JD Vance masing-masing mengunjungi Jerman dan Prancis. Hegseth menegaskan bahwa Tiongkok adalah ancaman utama bagi Amerika Serikat.

Saat mengunjungi Stuttgart, Jerman, Menhan Hegseth meninjau Komando Eropa AS (USEUCOM) dan Komando Afrika AS (AFRICOM). Ia menekankan pentingnya bekerja sama dengan sekutu untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap Tiongkok.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan: “Kami akan terus membangun pencegahan, baik itu dari komando ini, di Ukraina, maupun di seluruh benua Afrika. Bersama sekutu dan mitra, kami akan memastikan kekuatan AS semakin diperkuat untuk menghadapi tindakan yang coba dilakukan oleh PKT.”

Mengenai kunjungannya ke Komando Afrika, Hegseth menegaskan bahwa PKT adalah ancaman utama bagi AS.

Hegseth menambahkan: “Niat PKT bersifat jahat, tidak hanya di bagian dunia mereka sendiri, tetapi juga di Amerika Selatan dan Afrika. Posisi AS di wilayah-wilayah tersebut, serta hubungan dengan sekutu dan mitra, sangat penting dalam persaingan global ini. Oleh karena itu, ini tetap menjadi prioritas utama.”

Ia juga menekankan bahwa NATO tetap solid, tetapi negara-negara anggota harus berbagi tanggung jawab secara lebih merata. Selama kunjungannya ke Eropa, ia akan mendorong sekutu NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

Hegseth menegaskan: “Eropa harus terlindungi dari segala bentuk agresi, tetapi negara-negara tetangga harus berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan nasional dan kolektif.”

Selain itu, Hegseth akan menghadiri pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina sebelum mengikuti pertemuan para Menteri Pertahanan NATO. Ia juga menegaskan bahwa pemerintahan Trump tidak akan mengirim pasukan AS ke Ukraina.

Pada hari yang sama, di sela-sela KTT Aksi Kecerdasan Buatan (AI) di Paris, Wakil Presiden AS JD Vance bertemu untuk pertama kalinya dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan para pemimpin Uni Eropa lainnya.

Vance secara tidak langsung mengkritik PKT karena menggunakan AI untuk meningkatkan kemampuan intelijen militer dan pengawasan mereka, serta mencuri informasi dari negara lain.

Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan: “Kami melihat banyak peluang untuk membangun hubungan ekonomi dengan Eropa. Kami juga ingin memastikan bahwa kami benar-benar berpartisipasi dalam kemitraan keamanan yang saling menguntungkan bagi Eropa dan Amerika Serikat.”

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menambahkan:”Kita harus optimis tentang hubungan transatlantik kita. Hubungan ini dalam dan memiliki ikatan yang kuat, jadi saya sangat menantikan kerja sama dengan Anda dan Presiden Anda.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Tiongkok  Bangun Bandara Lepas Pantai Terbesar di Dunia: Keberhasilan Strategis atau Pertaruhan yang Mahal?

Stephen Xia dan Sean Tseng

Tiongkok sedang membangun sebuah fasilitas yang mana bisa menjadi bandara buatan terbesar di dunia, menimbulkan kekhawatiran di Jepang dan Korea Selatan mengenai kemungkinan penggunaannya untuk kepentingan militer. Para pengamat Tiongkok  mempertanyakan apakah proyek ini akan menjadi keberhasilan yang luar biasa atau sekadar proyek mahal yang justru mendatangkan kerugian?

Bandara yang sedang dibangun—Bandara Internasional Dalian Jinzhouwan—berlokasi di Dalian, sebuah kota pelabuhan utama di timur laut Tiongkok yang dekat dengan Korea Selatan dan Jepang. Wilayah ini memiliki nilai strategis yang telah lama diakui. Bandara Dalian yang sudah ada saat ini, Bandara Internasional Dalian Zhoushuizi, berasal dari lapangan udara militer yang dibangun selama pendudukan Jepang pada awal 1900-an.

Dari perspektif ekonomi, pembangunan bandara baru ini tampaknya tidak masuk akal bagi kota dengan populasi sekitar 7,5 juta jiwa. Banyak pengamat mencurigai bahwa bandara ini dirancang untuk penggunaan ganda—infrastruktur sipil yang dapat dengan cepat dikonversi untuk operasi militer.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) memiliki sejarah mereklamasi lahan untuk kepentingan strategis, seperti pulau buatan di Laut Tiongkok Selatan yang kini menjadi fasilitas militer, melanggar hukum maritim internasional, dan meningkatkan ketegangan di kawasan.

Kedekatan Dalian dengan negara-negara sekutu AS berarti bahwa bandara besar di kota ini dapat dengan mudah disesuaikan untuk penggunaan militer, sehingga menambah kekhawatiran keamanan dan memperumit prospek jangka panjang bandara tersebut.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Tiongkok yang berhaluan komunis dan Amerika Serikat—serta Korea Selatan dan Jepang yang mempererat hubungan militer dengan Washington—setiap proyek berskala besar di wilayah ini menimbulkan pertanyaan apakah proyek tersebut berpotensi mendukung tujuan militer PKT.

Pada tahun 2011, pemerintah daerah Dalian mulai mereklamasi lahan dari laut untuk menciptakan pulau buatan sebagai lokasi bandara baru. Pada tahun 2024, hampir semua pekerjaan reklamasi telah selesai, menghasilkan pulau dengan luas sekitar 7,7 mil persegi. Dengan anggaran sebesar $4,3 miliar, bandara ini akan memiliki terminal seluas 9,69 juta kaki persegi dan empat landasan pacu. Para pejabat mengatakan bahwa bandara ini akan melayani 80 juta penumpang dan menangani satu juta ton kargo setiap tahunnya, dengan penyelesaian akhir dijadwalkan pada tahun 2035.

Banyak pihak bertanya-tanya mengapa Dalian membutuhkan bandara sebesar ini, terutama ketika bandara tersibuk di Tiongkok—Bandara Internasional Ibu Kota Beijing—melayani lebih dari 67 juta penumpang pada tahun 2024. Secara ekonomi, angka-angka ini tampak kurang masuk akal.

Selain tantangan teknis, prospek keuangan bandara ini juga masih belum pasti. Provinsi Liaoning, tempat Dalian berada, memiliki utang jumbo dan berisiko tinggi mengalami gagal bayar. Sementara itu, popularitas kereta cepat telah mengurangi daya saing transportasi udara.

Teng Fei, anggota Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok, mengatakan kepada media Tiongkok bahwa kelangsungan bandara ini mungkin bergantung pada pemaksaan kota-kota terdekat—atau bahkan wilayah Beijing–Tianjin–Hebei—untuk mengandalkan Dalian sebagai pusat penerbangan. Namun, apakah hal ini akan terjadi atau bahkan layak dilakukan masih menjadi pertanyaan.

Bandara lepas pantai sering menghadapi tantangan teknis dan ekologis yang unik. Lokasi bandara Dalian yang dibangun di atas lahan reklamasi menghadapi risiko penurunan tanah dan bahkan amblesan, yang dapat menimbulkan bahaya serius bagi keselamatan dan operasional jangka panjangnya. Dampak lingkungan juga menjadi perhatian utama.

Proyek serupa di Sanya, Hainan, merusak terumbu karang dan membahayakan spesies langka, yang mengakibatkan denda sebesar $11 juta dan kewajiban untuk melakukan restorasi ekologi. Namun, di Dalian, kekhawatiran ini tampaknya kalah dengan faktor politik dan militer. Pihak berwenang Tiongkok mengabaikan kekhawatiran tersebut, dengan menyatakan bahwa reklamasi hanya akan berdampak kecil pada terumbu karang, tetapi langkah pencegahan akan tetap diambil.

Selama lebih dari satu dekade, PKT telah berinvestasi besar dalam proyek transportasi berskala masif. Banyak di antaranya gagal memberikan manfaat ekonomi atau sosial yang dijanjikan serta menimbulkan dampak lingkungan yang besar.

Sebagai contoh, Kereta Cepat Beijing–Guangzhou dikritik karena biaya operasionalnya yang tinggi, jumlah penumpang yang rendah, serta dampak lingkungannya, seperti konsumsi energi yang besar dan perubahan bentang alam. Jalur Kereta Cepat Guangzhou–Shenzhen–Hong Kong juga mengalami pembengkakan biaya dan keterlambatan, dengan manfaat ekonomi yang masih belum jelas dibandingkan dengan kerusakan habitat dan penggunaan sumber daya yang besar.

Bandara Internasional Daxing Beijing—yang dibangun untuk mengurangi kepadatan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing—sering dipertanyakan justifikasi ekonominya karena masalah penggunaan lahan (pemindahan penduduk) dan dampak ekologisnya.

Bendungan Tiga Ngarai, meskipun meningkatkan transportasi jalur air di pedalaman, mengakibatkan perpindahan jutaan penduduk, merusak ekosistem, dan meningkatkan risiko geologi.

Apakah bandara lepas pantai baru di Dalian akan menjadi keberhasilan besar atau justru menjadi beban finansial dan lingkungan bergantung pada berbagai faktor, seperti kelayakan ekonomi, keberlanjutan ekologi, dan kemungkinan tujuan militer. Hanya waktu yang akan menentukan apakah proyek raksasa ini akan memenuhi harapan tinggi atau justru menjadi bagian dari megaproyek Tiongkok yang mana kurang dimanfaatkan.

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pandangan penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

India Batalkan Kontrak 400 Drone dengan Komponen Tiongkok karena Masalah Keamanan

0

Seorang pakar mengatakan India secara ketat melarang badan keamanannya menggunakan drone buatan Tiongkok karena kekhawatiran akan ancaman spionase

ETIndonesia. India membatalkan tiga kontrak untuk 400 drone militer karena mengandung komponen buatan Tiongkok, yang mana menurut seorang pakar dapat mengancam pertahanan negara.

Kontrak yang dibatalkan tersebut, senilai $26 juta (sekitar Rs 230 crore), mencakup 200 drone ketinggian menengah, 100 drone berat, dan 100 drone logistik ringan, sebagaimana dilaporkan oleh Times of India pada 7 Februari.

Pathikrit Payne, seorang peneliti senior di Dr. Syama Prasad Mookerjee Research Foundation, sebuah lembaga think tank yang berafiliasi dengan partai berkuasa di India, Bharatiya Janata Party, mengonfirmasi perkembangan ini kepada The Epoch Times.

“Pemerintah khawatir dengan kerentanan siber drone India, terutama karena beberapa drone diduga memiliki komponen buatan Tiongkok. Ada kekhawatiran bahwa Tiongkok dapat mengambil alih kendali drone dengan melewati arsitektur atau protokol keamanan yang ada,” kata Payne.

Menurut Payne, India telah berkembang menjadi produsen drone yang signifikan, dan New Delhi berupaya memproduksi berbagai komponen penting secara domestik sebagai bagian dari skema insentif atau insentif terkait produksi. Inisiatif ini juga bertujuan untuk memperkuat keamanan nasional India.

“Jadi, pemerintah melakukan langkah yang tepat dengan menciptakan ekosistem yang mendorong dan secara langsung mewajibkan perusahaan untuk tidak hanya merakit drone di India tetapi juga mendapatkan komponen dari India,” tambahnya.

Pemimpin PKT, Xi Jinping, ingin menjadikan Tiongkok sebagai negara adidaya terkemuka pada tahun 2049, dan inovasi teknologi merupakan misi utama dalam mencapai tujuan ini. Emilian Kavalski dan Claris Diaz dari China Observers in Central and Eastern Europe (CHOICE), sebuah konsorsium pakar multinasional, menulis analisis awal tahun ini tentang risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh drone buatan Tiongkok. 

Kavalski dan Diaz menyatakan bahwa ancaman dari teknologi drone Tiongkok  membuat negara-negara harus memasukkan masalah ini ke dalam kebijakan keamanan nasional mereka serta “mengidentifikasi kerentanannya.”

Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency – CISA) merilis laporan berjudul Cybersecurity Guidance: Chinese-Manufactured UAS awal tahun ini, yang menunjukkan bahwa data apa pun yang dikumpulkan oleh sistem pesawat tak berawak (UAS) buatan Tiongkok dapat membahayakan “kontrol keamanan siber dan fisik, yang berpotensi menyebabkan efek seperti pencurian atau sabotase aset penting.”

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa drone ini dapat mengekspos “detail akses jaringan yang meningkatkan kemampuan Republik Rakyat Tiongkok untuk melakukan serangan siber terhadap infrastruktur penting.”

Menurut Payne, India secara ketat melarang badan keamanannya menggunakan drone buatan Tiongkok karena kekhawatiran akan ancaman spionase. Selain itu, India semakin gencar mencegah produsen menggunakan komponen buatan Tiongkok. Pasalnya, dapat menimbulkan risiko serupa.

India telah menerapkan program insentif bernilai miliaran dolar untuk produsen elektroniknya guna mengurangi ketergantungan pada Tiongkok. Tahun lalu, New Delhi menambahkan 15 sektor lagi ke dalam inisiatifnya yang bertujuan untuk mendorong manufaktur dalam negeri.

Payne sebelumnya mengatakan kepada The Epoch Times bahwa sektor manufaktur dan ekonomi India menghadapi tantangan geopolitik yang signifikan. Tantangan ini termasuk ancaman terhadap keamanan nasional akibat akses Tiongkok terhadap data dari perangkat elektronik yang diproduksi di negara tersebut. Ia menegaskan bahwa New Delhi menyadari situasi ini dan bertekad untuk mempromosikan produk buatan India guna mengurangi pengaruh rezim Tiongkok.

Sumber : Theepochtimes.com

Menkeu AS  Akan Kunjungi Ukraina saat Zelenskyy Usulkan Pertukaran Wilayah dengan Rusia

0

Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan Presiden Ukraina dan membahas keterlibatan keuangan Amerika Serikat di negara tersebut

ETIndonesia. Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent akan melakukan perjalanan ke Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan membahas keterlibatan keuangan AS di negara tersebut.

Presiden Donald Trump mengumumkan pada 11 Februari bahwa Bessent akan bertemu dengan Zelenskyy di Ukraina, dengan alasan bahwa Amerika Serikat belum melihat hasil pertempuran yang memadai dibandingkan dengan jumlah uang yang telah dikeluarkan untuk mendukung Kyiv dalam perang melawan Rusia.

“Perang ini harus dan akan segera berakhir—terlalu banyak kematian dan kehancuran,” tulis Trump di platform media sosial Truth. “AS telah menghabiskan miliaran dolar secara global, dengan hasil yang sedikit.”

Trump telah berjanji dalam kampanyenya untuk membawa Kyiv dan Moskow ke meja perundingan gencatan senjata pada hari pertama masa kepresidenannya, tetapi sejauh ini ia masih berjuang untuk mencapai kesepakatan yang didukung oleh kedua belah pihak yang bertikai.

Sementara itu, Zelenskyy telah menawarkan konsesi penting untuk mengakhiri perang.

Pada November, Zelenskyy mengatakan bahwa ia bersedia memasuki pembicaraan gencatan senjata dengan Moskow dengan syarat sekutu dan mitra Barat Ukraina menjamin keamanan wilayah Ukraina yang tidak diduduki selama negosiasi berlangsung.

Dan pada 7 Februari, Zelenskyy mengumumkan bahwa ia bersedia membuat kesepakatan dengan Trump untuk menjual sejumlah besar elemen tanah jarang dari Ukraina ke Amerika Serikat sebagai imbalan atas bantuan keamanan yang berkelanjutan.

Kesepakatan itu akan memberikan akses kepada Amerika Serikat terhadap deposit elemen tanah jarang dan mineral penting senilai sekitar $500 miliar, kata Trump pada Selasa.

Elemen tanah jarang adalah kelompok logam yang digunakan dalam pembuatan kendaraan listrik, ponsel, sistem rudal, dan produk elektronik lainnya. Saat ini tidak ada pengganti yang layak, dan permintaan diperkirakan akan terus meningkat karena ketersediaannya yang terbatas di seluruh dunia.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lain, sangat bergantung pada Tiongkok untuk pasokan elemen tanah jarang, karena Tiongkok adalah pemasok terbesar di dunia untuk banyak logam tersebut.

Oleh karena itu, deposit alam Ukraina yang luas dari berbagai elemen tanah jarang dan logam lainnya seperti titanium dan litium menawarkan peluang bagi Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok, sekaligus memberikan bantuan bagi Ukraina dalam pertahanannya melawan Rusia.

Zelenskyy Usulkan Pertukaran Wilayah dengan Rusia

Rencana perjalanan Bessent juga bertepatan dengan upaya Ukraina untuk meredakan ketegangan dengan Trump dan menunjukkan isyarat terbesar sejauh ini bahwa mereka berupaya mencapai gencatan senjata.

Berbicara kepada The Guardian minggu ini, Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina akan berupaya menukar wilayah Rusia di Kursk yang didudukinya dengan beberapa wilayahnya sendiri yang saat ini berada di bawah pendudukan Rusia.

Pasukan Ukraina dengan cepat merebut sebagian besar Kursk dalam serangan mendadak pada Agustus lalu dan  mengerahkan sumber daya yang sangat besar untuk mempertahankan wilayah tersebut dengan harapan dapat menggunakannya sebagai alat tawar-menawar saat negosiasi gencatan senjata akhirnya tiba.

Keinginan Kyiv untuk mempertahankan wilayah tersebut dengan segala cara telah terlihat jelas dalam beberapa minggu terakhir, dengan memprioritaskan pertahanan atas pencapaiannya dan meluncurkan serangan baru ke wilayah itu, bahkan ketika pasukan Rusia terus maju perlahan di tenggara Ukraina.

Zelenskyy mengumumkan serangan baru ke Kursk dalam pidatonya pada 7 Februari, dengan mengatakan bahwa “sejumlah besar” tentara Rusia telah tewas. Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, elemen militer Ukraina yang terlibat dalam serangan baru itu mencakup unit lapis baja, kavaleri, udara, infanteri, dan cadangan dari pasukan pertahanan teritorial Ukraina.

Langkah strategis Kyiv di Kursk terjadi saat pasukan Rusia bergerak maju menuju kota penting Pokrovsk di tenggara Ukraina dan kota terdekat Chasiv Yar.

Pokrovsk adalah pusat logistik utama yang memasok banyak garis depan, sementara Chasiv Yar berada di puncak bukit strategis. Jika salah satu atau kedua kota tersebut jatuh, pasukan Rusia bisa memperkuat cengkeraman mereka di wilayah Donetsk Ukraina dan berpotensi melancarkan serangan besar baru ke Dnipro di Ukraina tengah.

Bessent,  akan menjadi pejabat kabinet pertama dalam pemerintahan Trump yang mengunjungi Ukraina, kemungkinan akan membahas perkembangan ini dengan Zelenskyy serta membuka negosiasi untuk akses ke elemen tanah jarang Ukraina.

Memastikan akses ke elemen tanah jarang kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina.

Pengumuman perjalanan Bessent ke Ukraina juga bertepatan dengan kunjungan beberapa pejabat AS lainnya ke Eropa untuk membahas perang dengan para pemimpin dari Kyiv dan sekutu Eropa lainnya. Mereka termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, dan utusan khusus untuk Ukraina Keith Kellogg.

The Associated Press dan Reuter

Sumber : Theepochtimes.com

Dokter Dikecam Karena Melakukan Pemindaian pada Kucing Peliharaan di Rumah Sakit Tempatnya Bekerja

EtIndonesia. Seorang dokter di Italia saat ini sedang diselidiki karena menggunakan peralatan rumah sakit untuk mendiagnosis kucing peliharaannya yang terluka dan kemudian mengoperasinya untuk menyelamatkan nyawanya.

Dr. Gianluca Fanelli, kepala bagian Radiologi Intervensional dan Neuroradiologi di Rumah Sakit Parini di Aosta, Italia, baru-baru ini memecah belah negara asalnya menjadi dua kubu – satu kubu yang menganggapnya sebagai pahlawan yang lebih mementingkan kehidupan daripada aturan dan regulasi, dan kubu lain yang menganggap dia harus menghadapi konsekuensi karena secara sadar melanggar aturan di tempat kerjanya.

Pada malam tanggal 27 Januari, setelah membawa kucingnya yang terluka ke dokter hewan dan menerima diagnosis yang mengerikan, ahli radiologi membawa kucingnya, Athena, ke Rumah Sakit Parini tempatnya bekerja dan memasang pemindai CT untuk mengetahui kerusakan organ dalam yang dideritanya. Dia kemudian melakukan operasi pneumotoraks pada kucingnya di ruang angiografi unit tersebut untuk menyelamatkan nyawanya.

“Saya telah melakukan tugas saya. Tanpa saya, Athena saya akan mati,” jelas dr. Fanelli. “Saya tahu saya hanya bisa menyelamatkannya dengan intervensi tepat waktu. Pada saat tiga pemindaian CT tidak berfungsi, setelah pukul 8 malam pada hari Senin 27 Januari, ketika tes yang dijadwalkan untuk hari itu selesai dan semua mesin diagnostik tidak dijadwalkan untuk tes mendesak apa pun, setelah memastikan tidak ada pasien dan, jelas tidak mencatat waktu, saya memutuskan untuk memeriksa kondisinya.”

Athena selalu menjadi kucing yang suka berpetualang. Pada hari itu, dia memanjat ke atap gedung enam lantai yang biasa disebut rumah oleh keluarga Gianluca Fanelli, hanya saja kali ini dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.

Ahli radiologi membawanya ke klinik hewan tempat staf menemukan fraktur posterior, terlepasnya setidaknya satu dari dua paru-paru dengan dugaan pneumotoraks, dan kemungkinan lesi pada organ dalam. Setelah memastikan kerusakan internal dengan pemindaian CT, Fanelli kemudian dapat melakukan drainase rongga paru-parunya, yang akhirnya memungkinkan Athena bernapas lagi.

“Menjadi dokter berarti menjalankan misi. Kekuatan pendorongnya justru kehidupan yang mengalir di mata mereka yang mempercayakan diri mereka pada perawatan Anda, dan kehidupan ini mengalir dalam setiap makhluk hidup,” kata dokter Italia itu. “Jika kucing saya mati, saya tidak akan pernah bisa memaafkan diri saya sendiri, terutama karena anak-anak saya memujanya.”

Kabar tentang perbuatan Gianluca Fanelli pada malam tanggal 27 Januari menyebar seperti api di Rumah Sakit Parini, dan ketika berita itu sampai ke manajemen, penyelidikan internal pun diperintahkan. Bergantung pada temuannya, Fanelli dapat menghadapi tuduhan pemborosan uang publik dan merampas layanan penting bagi pasien.

Kasusnya saat ini sedang ditangani oleh jaksa Aosta. Salah satu pertanyaan utama adalah mengapa ahli radiologi membawa kucing itu ke Rumah Sakit Parini setelah mendapat vonis dari klinik hewan, yang dijawabnya sebagai “emosi saat itu” dan “urgensi untuk campur tangan karena itu adalah situasi hidup dan mati”.

“Suami saya menyelamatkan nyawa, titik!” Istri Gianluca Fanelli, politisi lokal Nicoletta Spelgatti, mengatakan kepada wartawan. “Dalam hidup, berbuat baiklah dan jangan pernah khawatir tentang konsekuensinya. Hukum manusia dan hukum alam semesta tidak selalu cocok.” (yn)

Sumber: odditycentral