ETIndonesia- Provinsi Jawa Tengah tengah menjadi sorotan saat ini. Berdasarkan catatan Satgas Penanganan COVID-19, provinsi mencatatkan kenaikan secara stagnan mulai minggu kedua bulan Mei 2021 dan tertinggi secara nasional. Dimana jumlahnya mengalami kenaikan 51% dibandingkan minggu sebelumnya.
Melihat peta zonasi risiko, Jawa Tengah memiliki 1 kabupaten/kota dalam zona merah yakni Kudus. Dan ada 10 kabupaten/kota masuk zona oranye, 2 kabupaten/kota masuk zona kuning.
“Dan saat ini, pemerintah pusat siap memberikan dukungan berupa dana siap pakai kepada pemerintah kabupaten Kudus, berikut bantuan lain seperti tenda isolasi, masker kain, dan hand sanitizer,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (4/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Untuk lonjakan di Kudus, disebabkan kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi kupatan paska Idul Fitri. Saat ini pencegahan penularan dan penanganan kasus yang sudah ada. Metode Whole Genom Sequencing (WGS) sedang dilakukan di Kudus untuk mengetahui varian apa yang tersebar di daerah tersebut. Dan hasilnya akan diumumkan kemudian.
Disamping itu, dalam upaya penanganan di berbagai daerah, pemerintah telah menyajikan perkembangan tingkat nasional secara rutin melalui publikasi data beserta analisisnya. Data ini bersumber dari pemerintah daerah dan terakumulasikan dibawah sistem data kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan.
Keaktualan data yang tercatat ini dan akurasi di lapangan sangat bergantung pada sistem pelaporan dan transparansi sistem pencatatan. Karena itu Satgas di seluruh daerah didorong untuk berlomba-lomba memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan masing-masing yang dilakukan secara paralel, dengan upaya pemerintah pusat menjamin sistem data pusat-daerah yang interoperable.
“Dan yang perlu digarisbawahi, bahwa kondisi pandemi COVID-19 yang cukup terkendali saat ini dapat tercerminkan dari data. Dan hasil ini merupakan efektifitas dari penerapan PPKM Mikro,” tambahnya.
Masyarakat diminta turut andil mencegah penularan dengan menunda berkegiatan bagi yang memiliki gejala. Pastikan kondisi kesehatan prima sebelum melakukan kegiatan di luar rumah. Bagi yang bergejala, segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mengantisipasi jika tertular.
“Sehingga kasus di tingkat mikro dapat lebih cepat terdeteksi dan lebih cepat memperoleh penanganan,” pungkas Wiku. (asr)
Penyebaran virus varian India meningkat 30% hingga 100%.Kemudian Singapura memperketat pengendalian perbatasan yang masuk dari Guandong, Tiongkok.
Menurut statistik dari Universitas Johns Hopkins, pada Jumat (4/6/2021) pukul 05:00 pagi, jumlah total kasus virus Komunis Tiongkok (COVID-19) di seluruh dunia melebihi 172 juta kasus, dan jumlah kematian melebihi 3,7 juta jiwa.
Kasus dan kematian baru yang dikonfirmasi dalam sehari pada 3 Juni adalah: (Sebagian data berasal dari worldometer)
18.991 kasus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat dan 601 kematian;
5.181 kasus dikonfirmasi di Inggris dan 18 orang meninggal;
3.688 kasus dikonfirmasi di Jerman dan 86 orang meninggal;
15.684 kasus yang dikonfirmasi di Prancis dan 149 kematian;
India memiliki 132.364 kasus yang dikonfirmasi dan 2.713 kematian;
83.391 kasus yang dikonfirmasi dan 1.682 kematian di Brasil;
8.807 kasus yang dikonfirmasi di Rusia dan 387 kematian;
2.848 kasus yang dikonfirmasi di Jepang dan 111 kematian;
Korea Selatan memiliki 695 kasus yang dikonfirmasi dan 1 kematian;
Di Taiwan, 341 kasus dikonfirmasi dan 21 orang meninggal.
Berikut ini update tentang epidemi virus Komunis Tiongkok:
Pakar Inggris: Tingkat penyebaran varian India meningkat 30% hingga 100%
Pakar penyakit menular terkemuka Inggris, Neil Ferguson, mengatakan jika dibandingkan dengan varian Alpha Inggris (Kent), varian Delta India memiliki daya penularan 30% hingga 100% lebih tinggi.
Melansir dari BBC, Ferguson berkata : “Kami pasti akan mendapatkan lebih banyak data. Sayangnya, berita tentang varian Delta tidak seoptimis yang saya harapkan. Perkiraan yang paling mungkin saat ini adalah tingkat penyebaran varian ini mungkin 60% lebih tinggi daripada varian Alpha.”
Meskipun masih ada beberapa ketidakpastian, tergantung pada estimasi dan analisis data. Secara umum diperkirakan bahwa daya transmisi varian Delta akan lebih tinggi sekitar 30% hingga 100%.
Dr. Mike Tildesley, anggota panel penasihat ilmiah pemerintah Inggris, mengatakan proposal untuk membuka kembali Inggris pada 21 Juni akan menjadi “keputusan yang sangat sulit”.
Penelitian Jepang: dua dosis vaksin Pfizer, wanita muda memiliki lebih banyak antibodi
Rumah sakit afiliasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Chiba di Jepang, menggelar survei terhadap 1.774 karyawan yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer. Hasilnya menemukan bahwa semakin muda wanita tersebut, semakin banyak antibodi yang mereka miliki.
Penyelidikan menemukan bahwa antara dua minggu hingga sebulan setelah menerima dua dosis vaksin Pfizer, hampir semuanya mengalami peningkatan antibodi. Walhasil menunjukkan tentang efektifnya vaksin tersebut.
Analisis lebih lanjut menemukan bahwa wanita dan anak muda, menghasilkan lebih banyak antibodi dalam tubuh mereka.Wanita muda di usia dua puluhan, memiliki sekitar dua kali jumlah antibodi pada pria di usia enam puluhan.
Selain itu, dibandingkan dengan orang yang minum alkohol dua atau tiga kali seminggu atau yang tidak minum alkohol sama sekali, jumlah antibodi pada bagi peminum setiap hari sedikit lebih rendah, menunjukkan bahwa minum alkohol juga dapat memengaruhi jumlah antibodi.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun faktor-faktor seperti jenis kelamin dan usia dapat menyebabkan sedikit perbedaan dalam jumlah antibodi di tubuh manusia, secara keseluruhan, hampir 100% dari subjek akan membentuk antibodi yang cukup.
Korea Selatan: Target vaksinasi untuk paruh pertama tahun ini dapat diselesaikan lebih cepat dari jadwal
Jeong Eun-kyung, direktur Badan Manajemen Penyakit Korea Selatan, mengatakan target vaksinasi untuk semester pertama tahun ini diharapkan bisa rampung lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. Saat ini, 81% warga Korea Selatan berusia 60 hingga 74 tahun, telah mendaftar untuk vaksinasi.
Pada 3 Mei, pihak berwenang menaikkan target jumlah vaksinasi pada paruh pertama tahun ini dari 12 juta menjadi 13 juta, yang setara dengan 25% dari total populasi.
Jeong Eun-kyung mengatakan bahwa, mengingat vaksinasi dan janji saat ini, bersama dengan bantuan AS berupa 1 juta dosis vaksin Johnson & Johnson, diharapkan 25% orang akan menerima dosis pertama vaksin pada paruh pertama tahun ini. Sehingga kehidupan sehari-hari mereka akan kembali normal terlebih dahulu.
Saat ini, 13,8% penduduk di Korea Selatan telah menyelesaikan penyuntikan dosis pertama vaksin.
Epidemi meningkat di Guangdong, Singapura memperketat pengendalian perbatasan
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada Jumat 4 Juni, bahwa karena peningkatan kasus yang dikonfirmasi di Guangdong, tindakan pengendalian perbatasan akan diperketat. Tujuannya, untuk melarang masuknya pelancong jangka pendek yang pernah selama 21 hari terakhir ke Guangdong, Tiongkok dan pemegang Air Travel Pass (ATP) .
Gelombang baru epidemi baru-baru ini muncul di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Dari 21 Mei hingga 3 Juni, ada hampir 80 kasus lokal. Singapura akan memperketat kontrol perbatasan pada penumpang dari Guangdong.
Singapura menyatakan bahwa mulai pukul 23.59 pada 5 Juni 2021, penumpang jangka pendek yang berpergian ke Provinsi Guangdong dalam 21 hari terakhir dan memegang Air Travel Pass (ATP) tidak akan diizinkan masuk ke Singapura.
Warga negara Singapura, penduduk tetap, dan pemegang izin jangka panjang yang telah melakukan perjalanan ke Guangdong dalam 21 hari terakhir harus menjalani tes PCR setibanya di Singapura. Selanjutnya dikarantina di tempat tinggal mereka selama 7 hari. Mereka harus menjalani tes PCR lagi sebelum masa karantina habis.
Dipengaruhi oleh epidemi, pengangguran meningkat, lebih banyak orang meninggalkan Bay Area, San Fransisco, California
Menurut data resmi terbaru dari Biro Sensus AS, populasi keseluruhan Bay Area di San Fransisco, California, pada tahun 2020 menurun dibandingkan dengan 2019. Analisis menunjukkan, bahwa COVID-19 menyebabkan peningkatan pengangguran dan menyebabkan eksodus penduduk.
Menurut statistik, di antara 17 kota di Bay Area dengan populasi lebih dari 100.000 jiwa, 12 kota telah kehilangan penduduk mereka, 4 kota meningkat penuduknya, dan 1 kota tak mengalami perubahan.
Selama Maret dan April 2020, banyak perusahaan tutup karena epidemi. Akibatnya, Bay Area kehilangan 638.600 pekerjaan. Dari Mei 2020 hingga Maret 2021, hanya 238.400 (sekitar 37%) pekerjaan yang dipulihkan.
Beberapa ahli percaya bahwa negara bagian seperti Texas dan Florida, dapat menarik penduduk dari California dan Bay Area untuk pindah. Pasalnya, negara bagian ini dapat menyediakan lingkungan kerja yang lebih baik, lingkungan bisnis, dan biaya hidup yang lebih rendah.
Pompeo: penentangan internal yang sengit terhadap penyelidikan virus Wuhan
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengonfirmasi kepada “Epoch Times” berbahasa Inggris pada Kamis (3/6/2021), bahwa ketika ia mencoba untuk mengetahui bagaimana virus Komunis Tiongkok menyebar dari Tiongkok ke Amerika Serikat, ia dihadapkan dengan oposisi sengit di internal pemerintahan AS.
Pompeo mengeluarkan pernyataan Menteri Luar Negeri pada 15 Januari, yang mencakup pengungkapan penting bahwa para peneliti di Institut Virologi Wuhan memiliki gejala virus muncul beberapa bulan sebelumnya. Itu terjadi sebelum virus menyebar ke seluruh Tiongkok dan negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa, Institut Virologi Wuhan sedang melakukan eksperimen peningkatan fungsi dan menanyakan apakah dana pembayar pajak AS, dapat disalahgunakan untuk proyek militer rahasia Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.
Pompeo mengkonfirmasi kepada The Epoch Times pada (3/6), kondisi saat itu sangat melelahkan untuk mengeluarkan pernyataan itu.
Pompeo berkata : “Saya mulai menyadari pada akhir 2020 bahwa kepercayaan kami pada titik data yang dirilis pada pertengahan Januari telah berlipat ganda. Waktu terus berlalu, dan saya mencoba untuk berjuang di dalam Departemen Luar Negeri dan bahkan dalam skala yang lebih luas. “
Dia memperkenalkan bahwa kendala utama pada saat itu adalah, bahwa bukti penting ada di tangan badan intelijen, dan badan-badan ini menentang dibuka ke publik.
Mantan Menteri Luar Negeri berkata bahwa, menurutnya penting untuk mempublikasikan informasi ini. Bahkan hari ini, dia masih percaya bahwa rakyat Amerika harus mengetahui semua kebenaran. Jika virus itu benar-benar bocor dari Institut Virologi Wuhan, pemerintah Komunis Tiongkok harus Bertanggung jawab. (hui)
Epidemi virus Komunis Tiongkok atau Covid 19 di Guangzhou, Tiongkok menyebar dengan cepat. Pada (4/6), seorang perawat pria didiagnosis. Dua rumah sakit kelas tiga di Guangzhou segera mengumumkan penangguhan sehari. Beberapa direktur rumah sakit kembali menegaskan bahwa virus varian India yang beredar di Guangzhou lebih menular dan lebih cepat.
Sebelumnya, beberapa ahli luar negeri menunjukkan bahwa semua obat saat ini tidak efektif melawan virus varian India, menimbulkan tantangan besar bagi pencegahan dan pengendalian epidemi.
Pada (4/6), departemen rawat jalan di Rumah Sakit Umum Dade Road, Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Guangdong, Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Guangzhou akan ditangguhkan selama satu hari.
Fasilitas yang ditangguhkan itu termasuk klinik rawat jalan umum, klinik demam, klinik darurat, dan klinik rawat jalan di Jalan Yanjiang Kampus, Gedung Komprehensif Kampus Yanjiang, dan pemeriksaan teknis Medis Rumah Sakit Haiyin, perawatan rawat jalan, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain
Jarak garis lurus antara kedua rumah sakit tersebut kurang dari 1 km. Menurut situs web Caixin Tiongkok daratan, penangguhan layanan rawat jalan di dua rumah sakit terkait dengan diagnosis seorang perawat pria di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Guangdong pada (4/6).
Laporan tersebut mengutip seseorang yang mengetahui masalah tersebut yang mengatakan, “Saat ini tidak mungkin untuk memastikan di mana dia terinfeksi, dan tidak mungkin untuk menentukan infeksi di rumah sakit untuk saat ini.”
Selain itu, pada (3/6), Klinik Rawat Jalan Fangcun dan Klinik Rawat Jalan Liwan dari Rumah Sakit Otak yang Berafiliasi dengan Universitas Kedokteran Guangzhou telah ditutup sepenuhnya, dan waktu pemulihan akan diberitahukan secara terpisah.
Sebelumnya pada (31/5), Rumah Sakit Kota Kedelapan yang Berafiliasi dengan Universitas Kedokteran Guangzhou menangguhkan semua layanan rawat jalan dan darurat (termasuk vaksinasi dan pengujian asam nukleat) di Distrik Jiahe, dan waktu dimulainya kembali akan diberitahukan secara terpisah.
Pada (3/6), Lei Chunliang, Kepala Rumah Sakit Kedelapan Universitas Kedokteran Guangzhou, menegaskan kepada media bahwa dibandingkan dengan epidemi sebelumnya di Guangzhou, virus varian India yang beredar saat ini lebih ganas dan menyebar lebih cepat.
Virus varian India telah menyebar ke setidaknya 50 negara di seluruh dunia. Direktur Kesehatan Malaysia Noor azmi mengatakan pada konferensi pers pada 11 Mei bahwa virus varian India menyebar sangat cepat. Semua obat saat ini tidak efektif melawan virus varian, dan jika dikonfirmasi pasien hanya dapat melawan virus di rumah sakit, yang merupakan tantangan besar untuk pencegahan epidemi.
Noor Azmi mengatakan, virus varian India cenderung menular ke orang muda, sayangnya banyak pasien meninggal karena tidak bisa mendapatkan perawatan tepat waktu.
Dia juga menunjukkan pada konferensi pers pada 18 Mei bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi virus varian India tidak menunjukkan gejala seperti batuk atau demam, tetapi akan memiliki gejala nyeri sendi, kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Sebenarnya telah menyebar ke paru-paru.
Sejak merebaknya virus varian India di Guangzhou pada (21/5), Guangzhou telah berada dalam keadaan kota semi-tertutup. Lebih dari 180.000 orang telah “ditutup”, penghuni komunitas tertutup “tidak keluar rumah”, dan area kunci di sekitarnya terdaftar sebagai ditutup Personel di area manajemen “hanya masuk tetapi tidak boleh keluar.”
Video yang diunggah di Internet menunjukkan bahwa komunitas Guangzhou telah ditutup dan dikarantina, dan warga mengantre untuk membeli makanan dengan panik. Warga juga tertutup di komplek dan tidak dapat keluar untuk membeli persediaan. Mereka mengeluh, “begitu mengatakan isolasi langsung diisolasi, sama sekali tidak memiliki persiapan apapun. Ini mengerikan.”
Karena virus mutan terlalu menular, Guangzhou telah mengirimkan kendaraan tak berawak untuk mengirimkan pasokan hidup ke area karantina Liwan. Perusahaan mobil self-driving Guangzhou Baidu, JD.com, Wenyuan, Xiaoma, dan Yihang semuanya berencana untuk mengirim kendaraan tak berawak.
Saat ini, tiga kendaraan Wenyuan Zhixing telah melaju ke area isolasi, sebuah minibus siaga di Jembatan Hedong, dan kendaraan tak berawak seperti Baidu Xiaoma juga akan tiba satu demi satu.
Hingga pukul 24:00 (3/6), Guangzhou telah melaporkan total 840 kasus terkonfirmasi impor, 441 kasus terkonfirmasi domestik termasuk kasus terkait impor luar negeri, dan 1 kematian. Namun, beberapa warga di Guangzhou mempertanyakan bahwa pihak berwenang menyembunyikan epidemi, dan data yang dipublikasikan tampaknya telah menyusut secara serius. (hui)
Perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Joe Biden pada Kamis (3/6/2021) merupakan amandemen dan perluasan perintah administrasi Trump No. 13959 yang dikeluarkan pada November tahun lalu.
Biden membuat panjang perusahaan Tiongkok yang dimasukkan ke daftar larangan dari sebelumnya, adalah perusahaan yang berhubungan dengan pertahanan dan teknologi hingga perusahaan Tiongkok yang mengembangkan teknologi pengawasan.
Dalam perintah eksekutif itu, disebutkan bahwa teknologi pengawasan telah dimanfaatkan oleh pemerintah komunis Tiongkok untuk menekan orang dan secara serius melanggar hak asasi manusia.
Perintah eksekutif baru mempertahankan sebagian besar entitas Tiongkok dalam daftar hitam aslinya, termasuk Huawei, China Telecom, dan China Unicom. Namun, dalam hal jumlah, telah mengalami penambahan dari yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump sebelumnya yang 44 menjadi 59 perusahaan sekarang. Warga maupun perusahaan Amerika Serikat tidak diperkenankan untuk berinvestasi di perusahaan dalam daftar hitam tersebut.
Selain itu, pemerintahan Biden juga telah menetapkan bahwa semua daftar hitam perusahaan Tiongkok di masa depan akan dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, bukan lagi oleh Kementerian Pertahanan, sehingga larangan tersebut lebih memiliki dasar hukum dan dapat diimplementasikan dalam waktu yang lama.
Dikabarkan bahwa pemerintahan Biden masih akan terus memperbarui daftar entitas Tiongkok. Karena itu diperkirakan akan ada lebih banyak lagi perusahaan Tiongkok yang dimasukkan ke dalam daftar hitam. (sin)
ETIndonesia- Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini menyoroti anggaran proyek alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Kementerian Pertahanan sebesar 124.995.000.000 dolar AS atau Rp1.788.228.482.251.470 (1,7 kuadriliun).
Anggaran besar tersebut dinilai sudah berada di luar kepantasan apalagi kini sedang dilanda Pandemi yang menghantam segala macam lini perekonomian yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.
“Momentumnya salah karena sedang krisis Covid-19, tidak layak karena APBN sekarat dan syarat utang dan tidak masuk di akal sehat,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima wartawan pada Rabu (3/6/2021).
Rektor Universitas Paramadina itu mengungkapkan tentang melonjaknya tingkat kemiskinan akibat Covid-19 dikarenakan sistem produksi runtuh. Akibatnya, pengangguran terbuka meningkat dari lima persen menjadi sekitar delapan persen.
Ia mengungkapkan tentang warga yang bekerja penuh juga mengalami penurunan. Porsentasenya dari 71 persen, kini menjadi 64 persen. Sehingga sisanya menjadi penganggur terbuka dan terselubung.
Menurut Didik, keadaan seperti ini tidak pantas anggaran yang besar tersebut diajukan dalam jumlah yang sangat besar. Pasalnya, menguras anggaran sosial, pendidikan, kesehatan, daerah dan sebagainya.
Namun demikian, ketika tetap disetujui oleh anggota DPR meskipun sudah terlihat secara kongkrit atas kondisi perekonomian saat ini, maka mereka dikhawatirkan tidak tahu diri.
“Jika anggaran ini disetujui Komisi I, maka wakil rakyat pun tidak tahu diri dan kurang mengukur kepantasan dengan kondisi prihatin pada saat ini,” ujar Didik. (Gatra/asr)
ETIndonesia- Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi menutup penggunaan Kantor Gubernur Jawa Barat yang dikenal Gedung Sate di Bandung, mulai Kamis (3/6/2021) setelah 32 PNS pemprov Jawa Barat positif terinfeksi COVID-19.
Hal demikian disampaikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam keterangannya kepada wartawan.
“Terdapat satu klaster yang kami nilai membuat situasi di tempat kerja atau Gedung Sate ini harus dilakukan penutupan sementara. Karena terdapat 32 PNS di Pemprov Jabar yang terpapar Covid,” ujarnya.
Pria yang kerap disapa Kang Emil itu mengatakan, pihaknya secara langsung melakukan tracing kepada seluruh yang terpapar termasuk keluarganya. Sehingga kemudian, kata Emil, didapati fakta bahwa kejadiannya adalah pasca Lebaran ketika ada satu rombongan ke Jakarta melakukan pertemuan di Kementerian, kemudian dari situ menjadi sumber keterpaparan.
Ia berharap selanjutnya agar terus memperhatikan protokol kesehatan. Jika pergi ke manapun, kata dia, bermobil satu maka dua orang atau lebih tetap gunakan masker, tetap jaga jarak. Kurangi perbincangan yang tidak perlu.
“Sehingga kita tetap bisa produktif berkedinasan tanpa terpapar Covid,” tambahnya. (asr)
ETIndonesia- PT Garuda Indonesia mencatatkan utang perusahaan sebesar US$4,5 miliar atau setara Rp70 triliun. Oleh karena itu, sebagai langkah menghadapi ancaman kebangkrutan yang dihadapi harus dilakukan audit forensik terhadap keuangannya.
“Penyelamatan Garuda Indonesia, saya memandang lebih kepada strategi hukum. Dimulai dengan audit forensik laporan keuangan Garuda Indonesia. Dengan melibatkan BPK, KPK, Kejaksaan Agung lembaga berwenang lainnya,” ujar Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza dalam siaran persnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/6/2021).
Politikus PKB itu memeinta agar dilakukan inventarisasi internal secara mendalam, sehingga bisa diketahui apa yang sebenarnya terjadi di tubuh perusahaan penerbangan plat kuning tersebut.
“Untuk melakukan inventarisasi masalah pun nantinya menjadi lebih mudah dilakukan, sebaliknya jika ada korupsi di dalam Garuda kita akan mengetahuinya secara jelas dan terang benderang,” ujarnya.
Ia mengatakan, parlemen pada dasarnya mendukung sepenuhnya atas upaya yang dilakukan pemerintah sebagai langkah penyelamatan.
“kita Komisi VI DPR, mendukung penuh upaya penyelamatan maskapai Garuda Indonesia, selama upaya itu benar dan sesuai dengan undang-undang serta ketentuan hukum yang berlaku,” tambahnya. (asr)
ETIndonesia- Sebagai langkah menekan risiko penularan virus COVID-19 di lingkungan Gedung Blok G lantai 4, Balai Kota DKI Jakarta dilakukan penutupan sementara (lock down) secara sebagian (parsial).
Penutupan dilakukan setelah Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (31/5) lalu.
Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin menyampaikan lock down dilakukan selama 3 hari sejak Senin (31/5).
“Penutupan kami lakukan di tempat yang ditemukan kasus, yaitu di sisi Selatan Gedung Blok G lantai 4 Balaikota. Sedangkan untuk lantai-lantai lain yang steril, masih dibuka dengan diberlakukan protokol kesehatan. Untuk area yang ditutup, kegiatan pemerintahan tetap dilakukan secara virtual dengan diterapkannya kebijakan Work From Home (WFH),” terang Budi pada Rabu (2/6).
Selain itu, disinfeksi juga telah dilakukan di seluruh ruangan sebagai upaya pencegahan penularan virus.
Seluruh ASN dan petugas lainnya di lantai tersebut juga telah dilakukan Swab PCR. Budi juga berharap seluruh aktivitas dan tugas dapat tetap berjalan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. (asr)
ETIndonesia- Sinetron ‘Suara Hati Istri Zahra’ menuai sorotan skala luas setelah pemeran bernama Zahra dilakoni oleh aktris yang baru berusia 15 tahun. Kini rumah produksinya dengan jurus barunya tapi tetap kisah yang sama, akhirnya mengganti pemerannya.
Semula dikisahkan Lea Ciarachel yang memainkan peran sebagai Zahra mengalami kecelakaan dan jatuh ke jurang. Kenderaan yang ditumpanginya pun hangus terbakar. Zahra yang diplot sebagai istri ketiga pun harus dirawat ke rumah sakit.
Selama di rumah sakit, Zahra nampaknya harus menjalani operasi medis. Cuplikan trailer yang ditayangkan kemudian memperlihatkan Zahra yang dibaluti perban di wajahnya. Kemudian terlihat perawat membuka perbannya.
“Gak mungkin, ini bukan wajah saya dok,” demikian ujar pemeran anyar itu. Apa yang dikatakannya, terucap ketika ia melihat wajahnya di cermin usai dibuka perban yang membaluti wajahnya.
Ya, kini pameran Zahra sudah dilakoni oleh aktris Hanna Kirana yang berusia 23 tahun.
Sebelumnya dikutip dari situs resminya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan sudah menerima klarifikasi dari stasiun televisi Indosiar tentang program sinetron yang menuai kisruh yakni Suara Hati Istri Zahra.
Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, Nuning Rodiyah mengatakan, Indosiar ke depan akan mengganti pemeran dalam tiga episode mendatang.
Selain itu, tambah Nuning, dalam klarifikasi yang disampaikan Direktur Program Indosiar Harsiwi Ahmad, Indosiar akan selalu mengingatkan pihak rumah produksi untuk menggunakan artis dengan usia di atas 18 tahun untuk membawakan peran tokoh yang sudah menikah. Indosiar juga berjanji akan memperhatikan muatan cerita dalam setiap produksi program siaran.
Nuning menegaskan, evaluasi terhadap sinetron Suara Hati Istri ini harus dilakukan secara menyeluruh, baik dari sisi pemeran ataupun tema cerita. KPI menyatakan, berkepentingan untuk memastikan layar kaca mengedepankan prinsip perlindungan untuk anak.
“Jangan sampai ada hak anak yang terlanggar karena televisi abai dengan prinsip tersebut,” ujar Nuning. (asr)
Biaya hidup yang terus meningkat di daratan Tiongkok menyebabkan semakin banyak pasangan muda memilih menjadi kelompok DINK. Para pria memilih pergi ke klinik atau rumah sakit untuk menjalani vasektomi. Apa itu kelompok DINK?
Biaya hidup yang terus meningkat di daratan Tiongkok menyebabkan semakin banyak pasangan muda memilih menjadi kelompok DINK. Bahkan ketika pemerintah komunis Tiongkok telah menerapkan kebijakan 3 anak, sebagian besar pasangan muda masih belum tertarik untuk memiliki anak, justru yang pria memilih pergi ke klinik atau rumah sakit untuk menjalani vasektomi.
Menurut situs web ‘New York Times’ berbahasa Mandarin, semakin banyak pasangan muda di daratan Tiongkok yang memilih untuk menjadi kelompok DINK, yakni kelompok pasangan muda yang memilih berpenghasilan ganda dengan tanpa anak.
Istilah dalam bahasa Inggrisnya Double Income, No Kids yang sebenarnya sudah populer di negara-negara Eropa dan Amerika selama beberapa dekade, dan dalam beberapa tahun terakhir mulai dianut oleh masyarakat di Tiongkok.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa selama beberapa dekade, melahirkan anak di Tiongkok terutama karena alasan tradisi berbakti dan mempertimbangkan soal andalan di hari tua. Namun, kenaikan biaya hidup dan beban keuangan lainnya, seperti memilih sekolah, membeli rumah, kendaraan dan lainnya telah menjadi alasan utama membengkaknya jumlah DINK di daratan Tiongkok.
Menurut sebuah penelitian oleh media Tiongkok “Funü yanjiu luncong” (the Collection of Women’s Studies) yang diterbitkan pada tahun 2018, disebutkan bahwa biaya ekonomi langsung yang diperlukan untuk membesarkan anak dari usia 0 hingga 17 tahun adalah RMB. 191 ribu. Jumlah ini merupakan 7 kali pendapatan tahunan rata-rata warga Tiongkok.
Pada tahun 2018, jumlah lajang di Tiongkok ada sekitar 240 juta orang, terhitung sekitar 17% dari total populasi Tiongkok, tetapi sejak tahun 2010, jumlahnya meningkat sekitar 1/3.
“Membesarkan anak-anak itu sangat merepotkan” menjadi omongan banyak anak-anak muda.
Menurut hasil sensus terakhir, rata-rata ukuran rumah tangga Tiongkok saat ini adalah 2,62 orang, telah mengalami penurunan dibandingkan dengan 3,1 orang yang merupakan hasil sensus tahun 2010.
Laporan tersebut mengatakan tidak sedikit kaum DINK yang secara sukarela melakukan vasektomi untuk memastikan bahwa mereka tidak akan memiliki anak. Misalnya, Huang Yulong, seorang pria yang tinggal di Provinsi Guangdong, telah menjalani vasektomi pada usia 26 tahun.
Dia menceritakan karena orang tuanya harus bekerja di pabrik yang jauh dari tempat tinggalnya untuk menghidupi keluarga, dia terpaksa diasuh di rumah kerabat sejak masih kecil dan hanya berjumpa dengan orang tua sekali dalam setahun. Pengalaman semacam ini membuatnya tidak pernah merasakan pentingnya memiliki keturunan.
“Jika saya juga menikah dan memiliki anak, anak-anak akan tetap menjadi orang rendahan”, kata Huang Yulong.
“Suatu hari nanti saya juga akan menitipkan anak sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua saya. Jadi saya pikir tidak usahlah,” tambahnya.
“Bagi generasi kita, anak-anak sebenarnya bukanlah suatu kebutuhan. Apalagi kita sekarang bisa memiliki bisa tidak, jadi lebih baik kita menghabiskan uang, tenaga, dan waktu untuk hidup kita sendiri”, kata Mr. Huang yang tinggal di Kota Guangzhou.
Saat ini beberapa perusahaan asuransi dan agen perjodohan di daratan Tiongkok telah mulai menjual produk untuk kaum DINK, termasuk para agen real estat juga telah mendirikan agen khusus untuk menyediakan apartemen bagi DINK. Kamar tidur yang pernah diiklankan sebagai kamar bayi diubah menjadi ruang untuk senam.
Untuk mengatasi krisis kependudukan, pemerintah komunis Tiongkok pada 31 Mei menerapkan kebijakan 3 anak beserta beberapa langkah pendukung demi mensukseskan kebijakan tersebut. Namun opini masyarakat meresponnya negatif. Ada netizen yang mengomentari pemerintah dengan menyebutkan bahwa sebentar keluarga berencana dengan 1 anak, dan sekarang menganjurkan kelahiran 3 anak.
Dia menuntut pemerintah minta maaf atas hal ini. Beberapa orang percaya bahwa karena berbagai faktor ekonomi, satu keluarga tidak dapat menghidupi 3 orang anak, dan lain-lain.
Ada juga netizen juga menyebutkan : “Satu saja sudah membuat kelabakan apalagi tiga. Pada saat itu, kita terbebani oleh biaya perawatan keempat orang tua dan tiga orang anak yang masih kecil. Mudah digambarkan tetapi sulit dilakukan. Jika ini terus berlanjut, tekanan terhadap kaum perempuan di masyarakat dan tempat kerja akan semakin besar”.
“Bagi anak muda, walaupun punya keinginan untuk memiliki 3 orang anak sesuai yang didengungkan pemerintah, tetapi begitu melihat isi dompetnya dan mempertimbangkan beban utang keluarga. Yang muncul dalam hatinya adalah jauh kemampuan dari keinginan,” komentar netizen.
Mereka berpendapat, ada hal lain yang tidak kalah penting yakni biaya pernikahan, kelahiran, mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anak yang cukup mahal itu berat untuk dipikul”.
Karena tidak ada komentar yang bersifat antusias dalam mendukung kebijakan baru komunis TIongkok, maka media corong pemerintah ‘Xinhua’ kemudian menutup fungsi komentar dari berita tersebut. (sin)
Pada 15 April 1989, Hu Yaobang, pemimpin komunis Tiongkok yang dikenal sebagai reformis meninggal dunia, menimbulkan rasa duka yang mendalam dari para mahasiswa Tiongkok.
Sejak pertengahan hingga akhir April itu, sejumlah besar mahasiswa dan masyarakat dari seluruh negeri terus berdatangan ke ibukota Beijing, dengan harapan dapat berdialog langsung dengan pemerintah dan menyampaikan aspirasi mereka yang antara lain adalah menuntut dihapuskannya sistem harga jalur ganda, anti-korupsi, dan memperjuangkan demokrasi.
Namun, pemerintah komunis Tiongkok tidak mau mempedulikan tuntutan rakyat, dan corong pemerintah pun terus berusaha memutarbalikkan fakta. Bahkan, memprovokasi yang benar dan salah, memicu timbulnya pro dan kontra di masyarakat, sehingga kontradiksi meningkat.
Pada akhirnya, pemerintah komunis Tiongkok menggunakan senapan dan kendaraan tank untuk secara brutal menindas gerakan demokrasi patriotik ini, menyebabkan bencana yang mengerikan.
Sejak 3 Juni 1989 malam, pembantaian yang terjadi di daratan Tiongkok itu mengejutkan dunia dan mengungkap watak komunis Tiongkok yang kejam dan jahat.
Mungkin foto-foto masa lalu sudah tidak jelas lagi dan warnanya berangsur-angsur memudar, namun di benak masyarakat, Gerakan 4 Juni 1989 tidak akan terlupakan sepanjang masa.
Berikut adalah kumpulan foto-foto lawas yang diberikan oleh Mr. Dongfang kepada Epoch Times. Dari foto-foto tersebut kita bisa melihat sekilas penampakan sebenarnya dari gerakan mahasiswa saat itu.
Pada 17 Mei 1989 masyarakat sipil berunjuk rasa guna mendukung mogok makan mahasiswa
Hingga hari kelima para mahasiswa di lapangan Tiananmen melakukan mogok makan, pemerintah komunis Tiongkok masih masih enggan menerima dialog dan mengabaikan tuntutan mahasiswa.
Dan, sejak saat itu terjadi demonstrasi besar-besaran yang diikuti oleh satu juta lebih warga sipil dari semua lapisan di Beijing, yang membawa kegiatan mendukung mencapai titik klimaks.
Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, di depan Lapangan Tiananmen, Beijing para mahasiswa berunjuk rasa untuk menuntut demokrasi. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989 sekitar pukul 19:00, di depan Lapangan Tiananmen, Beijing beberapa mahasiswa meneriakkan slogan-slogan yang menuntut demokrasi melalui pengeras suara. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, para mahasiswa mengangkat spanduk untuk mengekspresikan keinginan mereka. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, para mahasiswa memberikan pidato di sisi selatan Balai Agung Rakyat, Beijing. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto :Pada 17 Mei 1989, lautan manusia di Lapangan Tiananmen. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 17 Mei, di sebelah timur Lapangan Tiananmen, Beijing, sebuah ambulans sedang menolong mahasiswa yang mogok makan. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Pada 18 Mei 1989
Menurunnya kesehatan para mahasiswa yang mogok makan memengaruhi hati warga sipil Beijing. Banyak organisasi sosial dan para cendekiawan, mengirimkan surat terbuka dan himbauan kepada para pemimpin Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara. Agar bersedia untuk berdialog dengan para mahasiswa yang sedang mogok.
Keterangan Foto : Pada 18 Mei 1989 pagi, para dosen dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum mulai melakukan mogok makan sebagai tuntutan di depan Gerbang Xinhua. Dijaga oleh lebih dari 20 orang polisi militer. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Pada 20 Mei 1989
Pada 20 Mei 1989 pagi hari, Li Peng, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Tiongkok, mengumumkan penerapan darurat militer di beberapa daerah, melarang aksi unjuk rasa, pawai dan kegiatan lainnya. Darurat militer menimbulkan kemarahan masyarakat. Jumlah orang di Lapangan Tiananmen dan jalan-jalan di Beijing malahan bertambah. Ratusan ribu orang berbaris di jalan-jalan, untuk menuntut Li Peng dan Deng Xiaoping mundur dari jabatan.
Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, sekitar pukul 13:00, sejumlah slogan digantungkan oleh mahasiswa dan warga di peron pengatur lalu lintas pada sisi barat Lapangan Tiananmen. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, sekitar pukul 13:00, sejumlah slogan digantungkan oleh mahasiswa dan warga di peron pengatur lalu lintas pada sisi barat Lapangan Tiananmen. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, setelah darurat militer dikeluarkan, masih banyak orang yang berada di Lapangan Tiananmen. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, setelah darurat militer dikeluarkan, situasi saat mahasiswa dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok memblokir Gerbang Xinhua. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Pada 21 Mei 1989
Asosiasi Otonomi Mahasiswa Universitas Beijing, menghendaki mahasiswa untuk mengevakuasi diri dari Lapangan Tiananmen. Wang Dan, mengadakan pertemuan darurat dengan perwakilan siswa dengan keputusan memveto resolusi Asosiasi tersebut.
Keterangan Foto : Pada 21 Mei 1989 siang, sejumlah materi propaganda ditempelkan pada patung marmer di depan memorial hall. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)
Laporan media Hong Kong, pada (3/6/2021) kapal kargo yang terbakar di laut dekat Pulau Stonecutters, di sebelah barat Semenanjung Kowloon, Hong Kong, belum dapat dipadamkan. Ketika lebih dari 13 jam, asap masih membumbung dari tempat kejadian.
Baru pada pukul 08:20 pagi waktu setempat, api di kapal kargo itu mulai dipadamkan. Departemen Pemadam Kebakaran Hong Kong mengatakan bahwa tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Dilaporkan bahwa 15 awak kapal selamat.
Amukan si jago merah itu bermula terjadi sekitar pukul 17.00 (2/6/2021), ketika sebuah kapal kargo sepanjang 120 meter yang membawa sekitar 2.000 ton potongan logam tiba-tiba terbakar. Asap tebal menyebar di Kowloon Barat karena tiupan angin, termasuk ke kawasan Tsing Yi, Mei Foo, Cheung Sha Wan dan Tai Kok Tsui. Sedangkan warga yang berada di kawasan Sha Tin, yang terletak lebih dari 10 kilometer jauhnya, mengatakan mereka mencium bau yang menyengat.
Beberapa orang mengatakan bahwa, mereka merasa tidak nyaman setelah mencium baunya hingga sakit tenggorokan. Kobaran Api tidak dapat segera dipadamkan sampai malam. Petugas pemadam kebakaran menaikkan peringatan kebakaran ke level 3 pada pukul 23.00 pada (2/6/2021).
Media setempat, Hong Kong 01 melaporkan bahwa reporter mengendarai kendaraan di sepanjang Jembatan Pulau Stonecutters. Ketika dalam perjalanan, kaca kendaraan ditutup dan AC dioperasikan. Namun, bau menyengat yang kuat masih masuk ke dalam kendaraan. Hingga menyebabkan batuk-batuk dan mata berair.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Hong Kong, jumlah partikel tersuspensi halus PM2.5 dan partikel tersuspensi PM10 di daerah Sham Shui Po meningkat tajam.
Pada (2/6), pukul 22.00, konsentrasi kedua polutan melonjak menjadi 129,7 mikrogram dan 166,7 per meter kubik Mikrogram, di mana PM10 melonjak 8,5 kali dibandingkan dengan pada pukul 17.00.
Dinas Pemadam Kebakaran setempat mengatakan, pihaknya setelah menerima laporan pada (2/6) pukul 17:26, mereka mengirimkan sejumlah kapal pemadam kebakaran. Mereka menggunakan 4 meriam air pemadam kebakaran, selang pemadam kebakaran, dan tim alat bantu pernapasan untuk memadamkan api. Namun demikian, api masih belum bisa dipadamkan hingga (3/6/2021). Tidak ada laporan cedera atau polusi minyak yang dilaporkan. Departemen Pemadam Kebakaran akan menindaklanjuti dan menyelidiki insiden tersebut.
Anggota Dewan Distrik Yau Tsi Mong, Chen Ziming mengatakan bahwa mereka telah menerima puluhan pertanyaan warga tentang kebakaran kapal kargo. Warga mempertanyakan lambannya pihak berwenang memberikan informasi. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak membawa anak-anak keluar selama dua hari terakhir. Pasalnya, pihak berwenang belum dapat menentukan apakah asap tersebut mengandung zat beracun. Dikhawatirkan anak-anak tidak nyaman karena baunya yang sensitif.
Laporan menyebutkan, Kapal kargo yang terbakar tercatat di Panama dengan muatan 8.700 ton. Kapal tersebut dibuat pada 1997 dan tiba di Hong Kong dari Nansha, Guangdong pada (31/5/2021). (hui)
Selama ini India dikenal sebagai “Apotek Dunia” karena memasok sejumlah besar obat generik berbiaya rendah ke seluruh bagian dunia. Namun, epidemi virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 yang parah menyebabkan industri farmasi India telah ditutup dan rantai pasokan obat ekspor juga runtuh.
Saat ini, lebih dari separuh pemerintah daerah di India memilih untuk menutup kota, dan banyak industri pilar juga menghadapi dampak serius, dan tingkat operasi pabrik turun drastis. Di antara mereka, tingkat operasi perantara farmasi India dan perusahaan Active Pharmaceutical Ingredient (API) atau Bahan farmasi aktif hanya sekitar 30%.
Karena tindakan penguncian skala besar, perusahaan farmasi pada dasarnya telah ditutup, dan rantai pasokan India untuk mengekspor obat-obatan ke Eropa dan wilayah lain saat ini dalam keadaan runtuh.
India dan Tiongkok adalah dua produsen dan eksportir utama obat-obatan di pasar farmasi internasional.
Sebagai produsen obat generik terbesar ketiga di dunia, India memproduksi 20% obat generik dunia, dan industri farmasi telah menjadi salah satu pilar ekonomi India. Saat ini, obat-obatan India diekspor ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dan vaksin serta produk biofarmasi diekspor ke 150 negara.
Namun demikian, sebagian besar bahan farmasi aktif –API India perlu diimpor dari Tiongkok. Menurut laporan “Indian Express” (The Indian Express), sekitar 70% API bergantung pada Tiongkok, dan API beberapa obat seperti parasetamol dan ibuprofen hampir 100% bergantung pada Tiongkok.
Laporan itu mengatakan kontrol lingkungan dan persaingan India dengan Tiongkok telah berkontribusi pada ketergantungan pada impor ini karena produksi Tiongkok lebih tinggi dan biaya lebih rendah.
Menurut laporan media daratan CBN pada Maret tahun lalu, data dari SBICAP Securities, anak perusahaan dari State Bank of India Capital Markets Co., Ltd., menunjukkan bahwa 85% API India bergantung pada impor, dan Tiongkok menyumbang 68%.
Provinsi Hubei, tempat virus Komunis Tiongkok pertama kali menyebar, adalah pusat produksi utama, menyumbang 35% hingga 40% dari impor bahan mentah dan bahan baku India.
Analis SBICAP Securities, Kunal Dhamesha mengatakan kepada Tiongkok Business News bahwa antibiotik adalah API yang paling banyak diimpor di India, diikuti oleh multivitamin dan hormon.
Lebih dari 90% antibiotik seperti penisilin, o-cloxacillin, ciprofloxacin, tetracycline, gentamicin, dan neomycin diimpor dari Tiongkok. Lebih dari 50% obat-obatan seperti multivitamin dan hormon bergantung pada Tiongkok.
Pembatasan ekspor obat-obatan India membuat Eropa gelisah
Pemerintah Eropa merasa tidak nyaman pada awal merebaknya virus Komunis Tiongkok. Saat itu, India melarang ekspor produk tertentu terkait epidemi, yang memicu kekhawatiran Eropa tentang gangguan rantai pasokan dan kelangkaan obat-obatan.
Produsen API Eropa sebagian besar terkonsentrasi di Italia, Jerman, Spanyol, dan Prancis. Mereka berfokus pada API bervolume rendah dan kompleks.
Pada awal Maret tahun lalu, ketika virus Komunis Tiongkok berada dalam pandemi global, Administrasi Perdagangan Luar Negeri India mengeluarkan pemberitahuan yang membatasi ekspor 26 bahan mentah dan olahannya, termasuk parasetamol, tinidazol, eritromisin, dan klindamisin.
Sebuah studi oleh Pro Generika, kelompok lobi obat generik Jerman, menganalisis produksi global 565 API dan menemukan bahwa Asia memiliki 63% sertifikat kualitas, yaitu sekitar 32% lebih tinggi dari tahun lalu. Lebih dari 80% dari sertifikat ini ada di tangan produsen India dan Tiongkok.
Menanggapi seruan untuk memindahkan produksi kembali ke Eropa, orang dalam industri Eropa memperingatkan bahwa ini mungkin proses yang rumit.Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dan standar lingkungan yang lebih ketat membuat mereka tidak mungkin bersaing dengan pemasok Asia dalam hal harga.
Epidemi India dapat menguntungkan perusahaan farmasi Tiongkok
“Securities Times” Tiongkok menerbitkan sebuah artikel pada April tahun ini bahwa memburuknya epidemi virus Komunis Tiongkok di India mungkin memiliki dampak negatif yang lebih serius pada ekonomi, dan itu juga akan memengaruhi rantai industri global.
Jika epidemi India mengintensifkan kekurangan pasokan obat global, harga satuan yang tinggi dari beberapa bahan baku dapat berlanjut. Karena pasokan global API sangat bergantung pada Tiongkok dan India, perusahaan API yang relevan di Tiongkok akan diuntungkan.
Laporan itu juga mengatakan bahwa penutupan skala besar perusahaan India akan mempengaruhi ekspor. Kemungkinan keuntungan bagi perusahaan ekspor bahan baku Tiongkok sangat tinggi.
Selain itu, perusahaan India juga merupakan usaha besar bagi perusahaan farmasi inovatif global CXO. CXO intensif dalam sumber daya manusia, dan India kemungkinan besar mengalami penurunan kapasitas usaha yang signifikan. Oleh karena itu, beberapa perusahaan daratan seperti WuXi AppTec akan mendapat manfaat darinya.
Informasi publik menunjukkan bahwa Wuxi AppTec (Cayman) Co., Ltd., yang didirikan pada tahun 2000 oleh Li Ge dari Universitas Peking dan istrinya, dikenal sebagai “Alibaba di industri farmasi” dan “Huawei di industri farmasi.” Modal investasi di belakangnya termasuk Boyu Capital yang dikendalikan oleh Jiang Zhicheng, cucu dari mantan pemimpin partai Jiang Zemin.
Komunis Tiongkok “menaburkan garam” pada luka orang India
“Economic Daily” India melaporkan pada 16 Mei bahwa India mendesak Komunis Tiongkok untuk menstabilkan harga bahan mentah yang digunakan untuk mengobati obat-obatan terkait virus Tiongkok, dan mengizinkan penerbangan perusahaan kargo tetap tidak terganggu.
Laporan tersebut mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut yang mengatakan bahwa pemerintah India dan Asosiasi Farmasi membuat permintaan ini karena harga bahan baku yang dibeli dari Tiongkok untuk produksi parasetamol, ivermectin dan beberapa antibiotik telah meningkat tajam. Misalnya, harga bahan baku yang digunakan untuk memproduksi ivermectin telah naik 300%. Ivermectin adalah obat antiparasit yang telah terbukti membantu mengurangi kematian pasien dengan virus Komunis Tiongkok.
Pada April tahun ini, Times of India mengungkapkan bahwa Sichuan Airlines, maskapai milik negara Komunis Tiongkok, mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan pasokan medis virus Komunis Tiongkok ke India selama 15 hari.
Selain itu, pedagang India juga mengatakan bahwa pabrikan Tiongkok telah menaikkan harga bahan terkait sebesar 35% hingga 40%, dan biaya pengiriman juga meningkat menjadi lebih dari 20%.
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyatakan pada “India Ideas Summit” Juli lalu bahwa India adalah sekutu terpercaya Amerika Serikat. Dia mendesak India untuk memperhatikan rantai pasokan domestik, mengurangi ketergantungannya pada perusahaan Tiongkok dalam telekomunikasi dan pasokan medis, dan mempercepat pemisahannya dari Komunis Tiongkok.
Sebagai tanggapan, pemerintah India telah mengambil tindakan. Pada Maret tahun lalu, pemerintah India mengumumkan investasi sebesar 30 miliar rupee atau sekitar US$400 juta untuk mengembangkan tiga taman API, dan untuk menginvestasikan 694 miliar rupee atau sekitar US$900 juta di 53 produsen API dalam 8 tahun ke depan.
Tips: bahan baku dan obat jadi
Rantai pasokan farmasi terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama adalah produksi bahan aktif farmasi (API), yang merupakan bagian penting dari efek obat.
Tahap kedua disebut produksi formulasi, yang terdiri dari kombinasi eksipien dan API. Obat diubah menjadi obat jadi yang dapat digunakan, seperti tablet, kapsul, krim, suntikan dan lain-lain. (hui)
Data terbaru menunjukkan bahwa dari 24 Mei – 30 Mei, banyak orang di Hongkong meninggal dunia setelah divaksinasi dan wanita yang sedang hamil mengalami keguguran.
Dalam seminggu, ada lagi 12 orang yang meninggal dunia setelah divaksin di Hongkong, dan 4 orang wanita yang sedang hamil mengalami keguguran.
Sejauh ini, jumlah kumulatif kematian di Hongkong setelah disuntik dengan vaksin buatan komunis Tiongkok, telah mencapai 80 orang. Sedangkan jumlah wanita hamil yang mengalami keguguran setelah divaksin, meningkat menjadi 23 orang.
Selain itu, dalam seminggu terakhir terjadi lagi 34 kasus stroke akut setelah pasien disuntik vaksin dan 16 kasus infark miokard atau serangan jantung.
Menurut data yang tercatat hingga 31 Mei oleh Otoritas Rumah Sakit Hongkong, bahwa hampir 1,38 juta orang warga Hongkong telah menerima vaksin dosis pertama, dan 1,02 juta orang telah menerima vaksin dosis kedua, yang semua vaksinnya adalah produksi Fosun Pharma dan Sinovac. (sin)
Rezim Tiongkok membantah bahwa staf laboratorium di Wuhan terinfeksi dengan COVID-19 sebelum pandemi, sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai sebuah laporan Wall Street Journal.
Pada 23 Mei, Wall Street Journal melaporkan mengenai sebuah laporan intelijen Amerika Serikat yang dirahasiakan mengenai tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan, yang mencari perawatan rumah sakit dengan gejala mirip-COVID-19 pada November 2019 —– sebulan sebelum permulaan “penderita pertama” diidentifikasi oleh rezim Komunis Tiongkok.
Rezim Tiongkok menegaskan lagi bahwa virus Partai Komunis Tiongkok berasal dari luar Tiongkok.
Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menuduh Amerika Serikat melepaskan virus Komunis Tiongkok dari pangkalan militer Fort Detrick di Maryland selama jumpa pers di Beijing pada 24 Mei.
Zhao Lijian mengabaikan fakta bahwa virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus, mulai menginfeksi orang-orang di Wuhan, di tengah-tengah Provinsi Hubei, tengah Tiongkok, tempat Institut Virologi Wuhan berada, pada akhir 2019. Semua penderita pertama di negara lain, terinfeksi beberapa minggu kemudian dan terhubung ke Wuhan secara langsung atau tidak langsung.
Zhao Lijian mengulangi klaim Komunis Tiongkok bahwa: “Institut Virologi Wuhan tidak pernah dipapar terhadap Coronavirus 2019 sebelum 30 Desember 2019. Hingga saat ini, staf dan mahasiswa di Institut Virologi Wuhan aman, belum pernah terinfeksi.”
Pada 15 Januari, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat merilis sebuah lembar fakta mengenai Institut Virologi Wuhan, yang mengatakan: “Pemerintah Amerika Serikat memiliki alasan untuk percaya bahwa beberapa peneliti di dalam Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada musim gugur 2019, sebelum penderita pertama kasus wabah teridentifikasi, dengan gejala yang konsisten dengan COVID-19 dan penyakit musiman yang umum.”
Dr. Anthony Fauci, kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat, mengatakan kepada PolitiFact pada 11 Mei, bahwa kini ia “tidak yakin” bahwa COVID-19 berkembang secara alami.
Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengatakan dalam kesaksian Senat pada 19 Mei, bahwa “secara pasti” adalah “satu kemungkinan” bahwa virus Komunis Tiongkok dapat berasal dari sebuah laboratorium.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada sebuah konferensi pers pada 24 Mei, bahwa pemerintah masih perlu melakukan lebih banyak penelitian.
Ketika itu ia berkata : “Kami tidak punya cukup informasi untuk menarik kesimpulan mengenai asal-usulnya. Diperlukan melihat sebuah rentang pilihan. Kami butuh data, kami butuh investigasi yang independen.”
Laporan Wall Street Journal
Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu bahwa, laporan intelijen yang dirahasiakan memberikan rincian-rincian baru mengenai jumlah peneliti yang terpengaruh, perjalanan penyakit, dan kunjungan-kunjungan ke rumah sakit, yang “menambah permintaan untuk penyelidikan apakah virus tersebut lolos [dari] laboratorium.”
Wall Street Journal berbicara kepada seorang pejabat, yang saat ini masih aktif dan seorang mantan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui laporan tersebut.
Seorang pejabat menggambarkan laporan tersebut sebagai “berpotensi signifikan tetapi masih membutuhkan penyelidikan dan pembuktian tambahan,” sementara pejabat yang lain berkata:” Informasi yang kami dapatkan dari berbagai sumber adalah bermutu sangat bagus. Informasi tersebut adalah sangat tepat. Apa yang tidak diberitahukan kepada anda adalah mengapa mereka jatuh sakit.”
Wall Street Journal melaporkan bahwa tiga peneliti tersebut menerima perawatan di rumah sakit pada November 2019, selama lebih dari sebulan sebelum penderita COVID-19 pertama kali diumumkan oleh rezim Tiongkok.
Ini bukanlah pertama kalinya informasi mengenai tiga peneliti Institut Virologi Wuhan jatuh sakit di musim gugur 2019 dirilis.
Ahli virologi Belanda, Marion Koopmans mengatakan kepada NBC News pada 11 Maret, bahwa ia telah mengetahui tiga peneliti yang jatuh sakit di laboratorium, tetapi merasa hal tersebut “secara pasti bukanlah sesuatu sangat besar.”
David Asher, seorang rekan senior di Institut Hudson yang ahli dalam kebijakan keuangan dan strategi Asia, mengatakan pada sebuah seminar Institut Hudson pada 17 Maret:
“Saya sangat meragukan bahwa tiga orang di dalam keadaan perlindungan yang sangat tinggi di laboratorium tingkat tiga, yang mempelajari Coronavirus semuanya sakit influenza yang membuat mereka dirawat di rumah sakit atau dalam kondisi yang parah sekali dalam minggu yang sama.”
David Asher berkata: “Kita harus memahami bahwa mereka menggerutui penelitian kelelawar di Institut Wuhan, “Ada kemungkinan bahwa ini adalah “kelompok pertama yang diketahui yang kami ketahui, dari korban-korban yang kami yakini menderita COVID-19.”
Sejak tahap awal wabah COVID-19 pertama di Wuhan, sudah menjadi diskusi hangat mengenai apakah virus Komunis Tiongkok lolos dari Institut Virologi Wuhan.
Menghadapi pertanyaan-pertanyaan semacam itu, Institut Virologi Wuhan menolak untuk membagikan data-data mentah, log keamanan, dan catatan laboratorium mengenai pekerjaan mereka terhadap Coronavirus pada kelelawar.
Shi Zhengli, ahli virologi Institut Virologi Wuhan yang dijuluki “Nyonya Kelelawar” untuk penelitiannya terhadap Coronavirus asal kelelawar, menolak hipotesis kebocoran laboratorium, dan juga menyangkal ada hubungan antara Institut Virologi Wuhan dengan militer.
Pada Februari 2020, para peneliti Tiongkok menulis dalam sebuah artikel penelitian, bahwa virus Komunis Tiongkok adalah “96 persen identik pada tingkat genom keseluruhan dengan sebuah Coronavirus kelelawar,” yang dikumpulkan tim Shi Zhengli dari Provinsi Yunnan.
Dokumen-dokumen resmi menunjukkan bahwa, Shi Zhengli dan Institut Virologi Wuhan telah berpartisipasi dalam proyek itu bekerja sama dengan para pemimpin militer selama bertahun-tahun. (Vv)