ETIndonesia – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan Jakarta memasuki fase krusial dan mencegah agar tak masuk fase genting, ia memastikan seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).
Sebab, seperti diketahui, ada peningkatan keterisian pasien COVID-19, per tanggal 31 Mei 2021 kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33% dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36%.
“BOR kita juga naik signifikan per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78% hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71%. Dari 78% keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta dan komitmen kami tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah,” terang Widyastuti.
“Hal ini harus kita antisipasi dengan terus menambah jumlah BOR. Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR, di mana kami berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani,” terang Widyastuti.
Selain penambahan kapasitas BOR, menurut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan) di mana para tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik. (asr)
ETIndonesia- Lonjakan kasus aktif yang mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, membuat seluruh pihak harus ekstra waspada mencegah Ibu Kota masuk ke fase genting pascalibur Hari Raya Idulfitri.
Maka dari itu, perlu intervensi seluruh pihak, sekaligus pihak Pemprov DKI Jakarta melalui Kepgub No. 759 Tahun 2021 dan Ingub No. 39 Tahun 2021 kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 28 Juni 2021.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kondisi pandemi di Ibu Kota menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, karena peningkatan terjadi terus-menerus dan signifikan, terutama pascalibur lebaran.
Pada 31 Mei 2021 saja atau tepatnya saat perpanjangan PPKM Mikro sebelumnya, kasus aktif di Jakarta sudah menunjukkan angka 10.658 dengan positivity rate 7,6% dari hasil tes PCR.
“Selama dua minggu ini, kenaikannya konstan dan cenderung mengalami lonjakan hinggaper 14 Juni 2021 kasus aktif di Jakarta mencapai angka 19.096 atau naik 9.000-an kasus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti dalam keterangan persnya.
Bahkan, kata dia, beberapa hari ini pertambahan kasusnya mencapai 2.000, 2.300, 2.400, dan 2.700 dengan kenaikan positivity rate yang juga signifikan di angka 17,9%.
Menurut Widyastuti, ada hal lain yang juga tak kalah mengkhawatirkan, yakni varian baru mutasi virus Sars-Cov-2 atau COVID-19, yakni varian yang berasal dari luar negeri, di mana transmisi virus ini sudah ada di Jakarta. Widyastuti memaparkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.
“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” papar Widyastuti. (asr)
ETIndonesia- Gubernur DKI Provinsi Jakarta, Anies Baswedan menyatakan tengah menguatkan sinergi dan kolaborasi dengan jajaran Forkopimda serta seluruh elemen masyarakat guna mengintervensi dan mengantisipasi agar Jakarta tak masuk ke fase genting.
Nantinya, penguatan ini akan diimplikasikan dalam berbagai kegiatan, seperti operasi gabungan guna membentuk pendisiplinan kolektif. Berdasarkan pengalaman pada tahun lalu, jika Jakarta masuk fase genting, maka Pemprov DKI harus menarik rem darurat yang akan berdampak pada perekonomian.
“Ibu Kota kini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra. Bila kondisi sekarang tak terkendali, kita akan masuk fase genting, dan jika fase itu terjadi, maka kita harus ambil langkah drastis seperti yang pernah dialami bulan September dan Februari tahun lalu. Kita inginkan peristiwa itu tak berulang. Untuk itu, maka dua unsur harus kerja bersama. Unsur rakyat warga dengan pemerintah dan penegak hukum, harus kolaborasi, masyarakat menjalankan 3M dan kita (di Pemerintahan) semua laksanakan 3T,” papar Gubernur Anies dalam keterangan persnya.
Gubernur Anies juga menerangkan bahwa kondisi yang ada kini harus membuat kita semakin waspada dan menyadari akan bahaya COVID-19 dan mutasinya. Sehingga, kita harus semakin disiplin dan mengikuti seluruh peraturan PPKM Mikro yang telah ditentukan, mulai dari rumah, tempat bekerja, fasilitas umum, tempat makan, fasilitas hiburan dan lain sebagainya. Semua akan didisiplinkan secara kolektif dan diberikan sanksi apabila ada yang melanggar.
“Jadi, ini adalah peringatan pada kita semua, mari kita waspada, mari kita kembali lebih disiplin. Saya ingin ingatkan semua, kita masih dalam pandemi, usahakan di rumah. Semua perkantoran evaluasi, bila kegiatan sudah lebih 50 persen pekerja, kembalikan 50 persen. Semua fasilitas hiburan, seperti tempat-tempat berkumpul, restoran, rumah makan, kafe, ikuti ketentuan 50 persen. Begitu juga jam operasi harus ditaati, jam 9 malam harus selesai, harus tutup. Bila tetap buka, kami akan disiplinkan, akan kami berikan sanksi sesuai ketentuan gak ada pengecualian. Semuanya mari ambil sikap tanggung jawab,” pesan Gubernur Anies.
“Dan pada semua masyarakat, bila tak harus bepergian, jangan tinggalkan rumah. Tinggal di rumah, kecuali harus pergi karena kebutuhan dasar dan mendesak. Kami berharap dengan pendisiplinan beberapa hari ke depan mudah-mudahan membuat situasi di Jakarta lebih terkendali dan kita harap kegentingan yang dikhawatirkan, tidak terjadi,” tandasnya. (asr)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari tahun ini telah mengutus tim investigasi ke Kota Wuhan untuk melacak sumber wabah. Laporan hasil investigasi dirilis pada akhir bulan Maret yang antara lain menyangkal adanya dugaan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology- WIV) memelihara kelelawar hidup, bahkan mengklaim bahwa virus komunis Tiongkok (COVID-19) bocor dari laboratorium itu sangat tidak mungkin. Namun, kini ada fakta baru.
Ada rekaman video terbaru yang dirilis oleh media Australia menunjukkan bahwa, para peneliti laboratorium di WIV memelihara kelelawar hidup. Tujuannya, demi kepentingan penelitian dan menemukan berbagai jenis virus baru.
Sharri Markson, seorang pembawa acara Australian di Sky News pada 13 Juni mengatakan : “Dipeliharanya kelelawar hidup di laboratorium Wuhan itu ternyata bukan teori konspirasi. Ini adalah sebuah fakta. Seperti yang Anda lihat di layar, video ini menunjukkan bahwa di Institut Virologi Wuhan, ada kandang kelelawar”.
Setiap kandang dalam laboratorium di WIV itu terdapat kelelawar. Anda juga dapat melihat gambar peneliti yang sedang memberi makan kelelawar dengan serangga.
Berita yang dirilis oleh media Australia ‘Sky News’ pada 13 Juni ini telah “menampar muka” Peter Daszak, ketua tim WHO yang ditugaskan untuk melakukan penelusuran kembali virus guna mengetahui sumbernya.
Sharri Markson mengatakan : “Dalam pesan tweet yang disampaikan Peter Daszak pada Desember 2020 disebutkan bahwa tidak ada kelelawar yang dikirim ke laboratorium di WIV untuk dianalisa genetik virus dari hewan yang hidup di alam liar. Kemudian dalam pesan tweet kedua yang dirilis pada bulan Desember juga, dia (Daszak) mengulangi pernyataan tersebut. Daszak mengatakan bahwa ini adalah teori konspirasi yang tersebar luas. Namun, rekaman video yang diambil dalam laboratorium di Wuhan yang ditayangkan pada malam ini, menunjukkan bahwa pernyataan Daszak adalah salah”.
Peter Daszak, seorang ahli zoologi Inggris pernah bekerja sama dengan Institut Virologi Wuhan selama 15 tahun. Organisasinya, ‘EcoHealth Alliance’ telah menyumbangkan dana sebesar USD. 600.000 kepada Institut Virologi Wuhan.
Namun demikian, pada awal wabah, Daszak bersikeras mempertahankan pendapatnya bahwa virus komunis Tiongkok tidak mungkin bocor dari WIV.
Setelah pergi ke Wuhan untuk penyelidikan pada Januari tahun ini, laporan yang dirilis hanya menyebutkan bahwa dalam laboratorium di WIV tidak memelihara kelelawar hidup kecuali hewan mamalia jenis primata.
Mungkin karena ada hubungan keuangan antara Peter Daszak dengan WIV, sehingga Daszak buru-buru menolak adanya kebocoran virus dari laboratorium. Pernyataannya yang tidak sesuai dengan fakta itu, telah menjadi pertanyaan bagi kalangan dunia luar dan ia pun dicurigai ikut menutupi fakta tentang asal usul pandemi yang mencelakakan dunia.
Video resmi yang direkam oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada bulan Mei 2017 menyebutkan : Tim peneliti Shi Zhengli telah mengumpulkan lebih dari 15.000 sampel kelelawar dari daratan Tiongkok dan Afrika, dengan tujuan untuk melacak sumber virus SARS, dan untuk menemukan berbagai jenis virus baru.
Film berdurasi 10 menit yang diperoleh ‘Sky News’ Australia adalah film pendek yang direkam oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada Mei 2017, untuk memperingati Institut Virologi Wuhan yang dianugerahi laboratorium tingkat keempat. Film ini juga menampilkan sistem pemantauan ruang di dalam laboratorium untuk mencegah kecelakaan yang tidak terduga. (sin)
Wabah epidemi di Guangzhou pada 21 Mei 2021, dilaporkan lebih dari 140 kasus yang dikonfirmasi pada gelombang ini. Proporsi pasien sakit parah dan kritis relatif tinggi, dan 80% pasien mengalami demam. Semua obat untuk menghilangkan panas, detoksifikasi, dan penurun demam di semua apotek di Guangzhou tidak boleh dijual. Di antara kasus yang dikonfirmasi di Guangzhou, banyak pasien terinfeksi setelah divaksin dengan buatan domestik.
Seorang warga Tiongkok dengan nama samaran Yang Jin mengungkapkan tentang pelarangan penjualan obat pereda demam. Ia membuka apotek lokal di Guangzhou. Kepada reporter The Epoch Times, warga itu menuturkan, sekarang Food and Drug Administration memiliki persyaratan ketat di apotek. Sedangkan pelanggan harus memindai kode saat memasuki toko. Jika memiliki kode merah dan kuning, maka tidak boleh masuk toko. Hanya yang memiliki kode hijau bisa masuk ke toko.
Selain itu, pengawasan obat-obatan semakin diperketat, seperti terhadap obat sakit kepala untuk menghilangkan rasa sakit, parasetamol, penurun panas dan detoksifikasi, atau apa pun yang memiliki kaitan efek penurun demam.
Yang Jin membeberkan, kini ada banyak kasus orang tanpa gejala di Guangzhou. Mereka tak demam dan tidak dapat terdeteksi sama sekali. Oleh karena itu, Food and Drug Administration (FDA) setempat, sangat ketat dan memberi tahu semua obat yang berhubungan dengan demam harus diturunkan dari rak. Dilarang menjualnya. Sedangkan alkohol masih dijual. Akan tetapi, masker N95 sudah lama habis. Masker yang dikemas secara individual untuk perawatan medis dan bedah sekarang tersedia.
Saat ini, di antara kasus yang dikonfirmasi di Guangzhou, 4 pasien masih terinfeksi setelah suntikan pertama vaksin Corona.
Shao Yiming, seorang peneliti di Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok dan konsultan Komite Litbang Vaksin Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Tiongkok, bahwa vaksin Corona Tiongkok diposisikan untuk pencegahan sekunder, dan tingkat perlindungannya adalah untuk penyakit, bukan mencegah infeksi. Jadi, beberapa orang setelah divaksin mungkin terinfeksi. Dengan kata lain, vaksin yang dibuat di Tiongkok, “hanya mencegah penyakit tetapi tidak mencegah terinfeksi”.
Meskipun diketahui bahwa vaksin itu tak efektif, Yang Jin menilai masih bagus. Dikarenakan, kalau tidak divaksin, tak boleh mendatangi banyak tempat. Misalnya di perusahaannya harus divaksin. Banyak perusahaan lainnya juga mewajibkan vaksinasi. Yan Jin mengatakan, dirinya pada minggu depan sudah divaksin dengan dosis keduai. Warga itu menuturkan, pada putaran wabah kali ini di Guangzhou, sudah muncul varian strain India yang berulang kali terjadi.
Zhang Zhongde, wakil direktur Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Guangdong, mengatakan bahwa dalam epidemi Guangzhou. Diungkapkan, sekitar 80% pasien mengalami demam tinggi. Viral load pada pasien cukup tinggi dan penyakit berkembang menjadi pesat. Jumlah pasien yang mengalami sakit parah dan kritis, masih relatif tinggi. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa pasien bertambah parah setelah hanya 3-4 hari jatuh sakit.
Chen Bin, wakil direktur Komisi Kesehatan Kota Guangzhou, mengumumkan : Pada pukul 24:00 11 Juni, 14,4 juta dosis dan 10,61 juta orang telah divaksin, di mana 3,8 juta di antaranya telah menyelesaikan dua dosis. Selain itu, pemerintah menyetujui penggunaan vaksin darurat yang tidak aktif untuk orang berusia 3 hingga 17 tahun.
Laporan pemerintah setempat hanya menyebutkan, dalam sehari 11 Juni, sebanyak 8 kasus baru dikonfirmasi di Guangzhou, yang tertua berusia 95 tahun dan yang termuda berusia 1 tahun.
Pada 12 Juni, di Provinsi Guangzhou diklasifikasikan sebagai 2 area berisiko tinggi dan 14 area berisiko sedang. (hui)
Sehari sebelum Festival Perahu Naga, terjadi ledakan gas di Distrik Zhangwan, Kota Shiyan, Provinsi Hubei, Tiongkok, Minggu (13/6/2021). Insiden itu menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 138 lainnya. Warga mengatakan, banyak orang di tempat kejadian yang tidak terselamatkan
Warga Tiongkok mengungkapkan kesaksiannya soal ledakan gas di Provinsi Hubei. Seorang warga Komunitas Yanhu di Shiyan, Hubei berkata : “Pada pukul enam pagi, pipa gas Shiyan meledak. Mengerikan. Sangat menakutkan!”
Seorang warga lainnya di Komunitas Yanhu di Shiyan, Hubei menuturkan : “Lantai pertama pasar sayur ini semuanya runtuh, dan ia tidak tahu berapa banyak orang yang terkubur. Gas meledak.”
Seperti dilaporkan sebelumnya, sekitar pukul 06.40 13 Juni, terjadi ledakan gas alam di Komunitas Yanhu, Distrik Zhangwan, Shiyan, Hubei. Ledakan menyebabkan reruntuhan di sekitar lokasi kecelakaan. Menurut pihak berwenang, saat ini ada 12 kematian, 37 luka serius dan 138 luka-luka.
Untuk diketahui, Kota Shiyan, Provinsi Hubei adalah lokasi Perusahaan Kendaraan Komersial Dongfeng, sehingga disebut “Kota Otomatis”.
Komunitas Yanhu terletak di komunitas di bawah Jalan Checheng, Distrik Zhangwan, Kota Shiyan. Hanya berjarak 400 meter dari kawasan Komersial Dongfeng Pabrik rangka Perusahaan. Tidak jelas apakah ada karyawan pabrik yang masuk dalam daftar korban.
Menurut Li, warga yang terluka dalam kecelakaan mengungkapkan, dirinya sampai terdorong sejauh tiga meter oleh gelombang udara selama ledakan. Sehingga menyebabkan luka di kepala dan tangannya. Dia juga mengatakan bahwa pada Maret tahun lalu, orang-orang dari perusahaan gas mengunjungi toko dan bertanya apakah mereka mencium bau gas alam.
Ketika kecelakaan itu terjadi, banyak warga berpergian ke pasar. Hari itu bertepatan sehari sebelum Festival Perahu Naga atau peh cun.
Saksi lainnya, Zhang mengatakan bahwa, dia sedang sarapan di sebuah restoran ketika ledakan terjadi. Dia kemudian, mendengar suara keras sebelum tiba di pasar sayur. Kemudian seluruh pasar sayur seperti ambruk, dan langit penuh dengan batu bata dan puing-puing.
Warga di Komunitas Yanhu lainnya menuturkan : semua kaca di mobil hancur dan kendaraan roda empat itu terbalik.
Sedangkan kaca-kaca di bangunan sekitar juga pecah akibat efek ledakan gas.
Pihak berwenang mengatakan penyebab kecelakaan itu masih dalam penyelidikan. Dikarenakan, banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan ini, bank darah setempat mengimbau warga untuk mendonorkan darahnya. (hui)
Sejak Maret tahun ini, lebih dari 200 kapal nelayan komunis Tiongkok telah berkumpul dan berlabuh di Oxbow Reef yang merupakan zona ekonomi eksklusif Filipina. Pemerintah Filipina menunjukkan bahwa kapal penangkap ikan komunis Tiongkok itu dilengkapi dengan senjata, tak lain adalah kapal milisi.
Oleh karena itu, pemerintah Filipina telah berulang kali mengajukan protes diplomatik ke pemerintah komunis Tiongkok, menuntut agar kapal-kapal tersebut segera keluar dari perairan Filipina.
Namun demikian, pihak berwenang Beijing mengklaim bahwa kapal-kapal ini menghindari cuaca buruk dan menolak penarikan. Pejabat Filipina mengatakan bahwa, pada 12 Mei, masih ada hampir 300 kapal milisi maritim komunis Tiongkok yang tersebar di perairan yang berdekatan dengan Kalayaan di provinsi Palawan.
Invasi kapal milisi komunis Tiongkok telah menyebabkan ketegangan dalam hubungan kedua negara, dan meningkatkan gelombang anti-komunisme di Filipina. Bahkan beberapa penduduk Filipina, tidak puas dengan Presiden Filipina Duterte yang dinilai bersikap terlalu lemah terhadap komunis Tiongkok.
Pada 12 Juni, kelompok-kelompok seperti Gerakan Duterte Wakasan (Duterte Wakasan Movement), partai politik sayap kiri Bayan Muna, dan Aliansi Guru Peduli (Alliance of Concerned Teachers) mengadakan konvoi kendaraan untuk memprotes.
Pada 12 Juni, warga Filipina melakukan protes di depan Kedutaan Besar komunis Tiongkok. (Ezra Acayan/Getty Images)
Pada 12 Juni, warga Filipina melakukan protes di depan Kedutaan Besar komunis Tiongkok. (Ezra Acayan/Getty Images)
Pada 12 Juni, warga Filipina melakukan protes di depan Kedutaan Besar komunis Tiongkok. (Ezra Acayan/Getty Images)
Pada 12 Juni, warga Filipina melakukan protes di depan Kedutaan Besar komunis Tiongkok. (Ezra Acayan/Getty Images)
Konvoi kendaraan berangkat dari Quezon Manila dan Metro Manila, memimpin para pendukung di sepanjang jalan dan membunyikan klakson, berjalan sampai di depan Kedutaan Besar komunis Tiongkok di Makati.
Ribuan orang pendemo mengangkat slogan-slogan seperti Hancurkan imperialisme ! Komunis Tiongkok Keluar dari Filipina ! Akhiri Kekuasaan Duterte ! Akhiri Rezim Boneka Komunis Tiongkok ! Dan meneriaki slogan Filipina adalah milik kita, Komunis Tiongkok pergi dari Filipina !
Ada puluhan orang polisi Filipina berjaga-jaga di lokasi dengan membawa tameng dan peralatan anti huru hara lainnya.
Neri Colmenares, mantan anggota parlemen Filipina juga hadir dalam kegiatan unjuk rasa tersebut, ia adalah mobilisator masyarakat untuk berdemo dari kubu oposisi 1SAMBAYAN.
Kepada reporter dari media ‘Central News Agency’ Neri Colmenares mengatakan, hari ini adalah Hari Kemerdekaan Filipina, tetapi “Kami berpendapat bahwa kami tidak independen karena komunis Tiongkok selain menguasai Laut Filipina Barat, tetapi juga mengendalikan ekonomi bahkan presiden kami. Inilah masalahnya. Dalam keadaan seperti ini, bagaimana sebuah negara bisa mengklaim telah merdeka ?”
1SAMBAYAN berharap menyatukan kubu oposisi untuk bersama-sama, memilih kandidat presiden dan wakil presiden yang tangguh dalam menghadapi pemerintah komunis Tiongkok untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden tahun depan.
Menurut Konstitusi Filipina, masa jabatan presiden adalah 6 tahun dan tidak dapat dipilih ulang. Saat ini, di antara kandidat presiden, putri sulung Presiden Duterte yakni Sara Duterte, adalah yang memiliki dukungan paling banyak yang mungkin akan memenangkan kursi kepresidenan tahun depan.
Neri Colmenares mengatakan banyak orang percaya, bahwa jika Duterte yang lain terpilih menjadi presiden di tahun depan, itu berarti bahwa 6 tahun ke depan, komunis Tiongkok akan terus menguasai Laut Filipina Barat, termasuk mempengaruhi politik dan ekonomi Filipina.
Orang luar telah memperhatikan bahwa Presiden Duterte yang di masa awal jabatannya, lebih mempertimbangkan kepentingan ekonomi, sehingga enggan terlalu merangsang Beijing untuk berfokus dalam mengatasi permasalahan sengketa teritorial, tetapi baru-baru ini ia juga mulai menunjukkan sikapnya yang keras terhadap Beijing.
Pada 14 Mei, Duterte dengan tegas menolak permintaan Beijing agar Filipina menarik kapalnya dari Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan. Duterte mengatakan bahwa, dirinya tidak akan tunduk meskipun di bawah tekanan rusaknya hubungan persahabatan dengan Beijing.
Menanggapi ancaman komunis Tiongkok, militer Filipina telah mengirim kapal perang tambahan untuk berpatroli di perairan tempat kapal-kapal milisi berlabuh, meskipun Beijing merasa keberatan dengan hal itu. Duterte mengatakan : “Kita memiliki sikap kita sendiri, dan saya ingin memperjelas di sini… kami tidak akan mundur”.
Pemilihan presiden Filipina akan berlangung pada bulan Mei tahun depan. Menurut media ‘Central News Agency’ bahwa pesaing Duterte mengkritik keras sikap Duterte yang terlalu lemah dalam menghadapi komunis Tiongkok. Karena itu belakangan ini Presiden Duterte mengubah sikapnya.
Gino, salah seorang mobilisator masyarakat dari Aliansi Teh Susu Filipina (Milk Tea Alliance Philippines) yang berpartisipasi dalam demonstrasi pada 12 Juni mengatakan : “Kami telah melihat pelanggaran hak asasi manusia yang serius di seluruh Asia”. Hari ini, kami tidak hanya memperjuangkan hak kedaulatan Filipina di Laut Tiongkok Selatan, tetapi juga menentang otoritarianisme di Asia dan dunia.
Perilaku intimidasi pemerintah komunis Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan telah berlangsung selama bertahun-tahun, menyebabkan ketidakpuasan sejumlah negara tetangga. Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Internasional Den Haag telah memutuskan bahwa klaim kedaulatan Beijing atas Laut Tiongkok Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional. Namun, pemerintah komunis Tiongkok tidak mengikuti keputusan tersebut dan terus melakukan ekspansi di Laut Tiongkok Selatan.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada 13 Juli 2020, mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa klaim pemerintah komunis Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan adalah ilegal. Sejak itu, frekuensi misi militer AS di Laut Tiongkok Selatan ditingkatkan demi menjaga kedaulatan dan navigasi bebas negara sekutunya di wilayah tersebut.
Setelah pecahnya perselisihan antara Beijing dengan Manila, pada 23 Maret tahun ini, Kedutaan Besar AS di Filipina mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan : Kami akan terus mendukung Filipina. Filipina adalah sekutu perjanjian tertua kami di Asia.
Kedutaan Besar AS di Manila, juga menuduh pemerintah komunis Tiongkok menggunakan milisi maritim untuk melakukan intimidasi, memprovokasi dan mengancam negara lain yang akan merusak perdamaian dan keamanan kawasan. (sin)
Laporan tentang dugaan kebocoran dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Taishan, Guandong, Tiongkok sedang diselidiki. Tentunya, laporan tersebut membangkitkan ingatan tentang bencana nuklir Chernobyl pada tahun 1986.
Sebuah perusahaan nuklir Prancis menyatakan, pihaknya sedang bekerja untuk menyelesaikan “masalah kinerja” di perusahaan Listrik Tenaga Nuklir yang sebagian dimilikinya di Kota Taishan, Provinsi Guangdong, Tiongkok.
Hal demikian menyusul laporan, pihak berwenang AS telah melakukan penilaian atas laporan tentang kemungkinan kebocoran di fasilitas dengan peringatan “Ancaman radiologi yang akan segera terjadi.”
Framatome, adalah sebuah divisi dari grup listrik milik Prancis, Électricité de France S.A (EDF) mengatakan kepada France 24 dalam sebuah pernyataan pada 14 Juni, bahwa pihaknya “mendukung resolusi masalah kinerja” di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan, yang merupakan perusahaan patungan antara EDF dan China General Nuclear Power Group ( CGN), terletak sekitar 84 mil sebelah barat Hong Kong.
“Menurut data yang tersedia, pabrik beroperasi dalam parameter keselamatan, tim kami bekerja dengan para ahli yang relevan untuk menilai situasi dan mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah potensial apa pun,” kata pihak perusahaan kepada France 24.
Pernyataan ini setelah laporan CNN sebelumnya pada 14 Juni yang menyatakan, bahwa pemerintah AS telah melakukan penilaian terhadap laporan kebocoran di PLTN tersebut.
Media itu melaporkan bahwa Framatome, yang merupakan unit EDF yang merancang reaktor di pabrik dan terlibat dalam operasionalnya, telah memperingatkan “ancaman radiologi yang akan segera terjadi.”
Mengutip surat dari Framatome kepada pihak berwenang AS, CNN melaporkan bahwa peringatan itu termasuk tuduhan bahwa pihak berwenang Tiongkok menaikkan batas radiasi yang dapat diterima di luar pabrik, tujuannya untuk menghindari keharusan menutup fasilitas tersebut.
CGN adalah perusahaan milik negara mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 13 Juni, bahwa “indikator lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan dan sekitarnya normal.”
Laporan tersebut tidak merujuk kepada kebocoran atau insiden apa pun di fasilitas tersebut. Akan tetapi, laporan itu mengklaim memenuhi peraturan keselamatan dan persyaratan teknis untuk operasi pembangkit nuklir.
EDF kepada Reuters menyebutkan, mereka telah menggelar pertemuan dengan CGN dan penumpukan gas inert seperti argon, helium, atau neon adalah “fenomena yang diketahui, dipelajari dan disediakan dalam prosedur operasi reaktor.”
Untuk diketahui, Reaktor PLTN Taishan adalah Reaktor Daya Evolusioner generasi ketiga yang dirancang oleh Prancis.
Teknologi ini juga sedang digunakan di Prancis, Finlandia, dan di proyek Hinkley Point C yang diinvestasikan Tiongkok di Inggris.
Pasokan Listrik dari PLTN tersebut melayani kebutuhan wilayah Guangzhou dan Shenzhen, pusat manufaktur utama Provinsi Guangdong, yang menghadapi kekurangan listrik dalam beberapa pekan terakhir. Penyebabnya, gara-gara cuaca panas dan pasokan tenaga air yang lebih rendah dari biasanya dari Provinsi tetangga, Yunnan. (asr)
ETIndonesia- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian Covid-19 B.1.617.2 atau varian Delta dari India mendominasi penularan di tiga wilayah di Indonesia yakni di Jakarta, Kudus dan Bangkalan.
“Kami tadi melaporkan kepada beliau (Jokowi) di beberapa wilayah seperti di Kudus, DKI Jakarta, Bangkalan memang sudah terkonfirmasi Varian Delta B.1617.2 atau juga varian dari India mendominasi,” ujarnya di Channel Sekretariat Presiden.
Hal demikian disampaikannya dalam keterangan pers bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Istana Negara, Senin (14/06/2021) usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Menkes mengungkapkan, varian Delta lebih menular meski demikian tidak lebih mematikan.
“Karena ini penularannya lebih cepat, walaupun tidak lebih mematikan, ini perlu benar-benar kedua hal (Prokes dan 3T) tadi dipercepat atau diperhatikan. Implementasi di lapangan dan juga akselerasi vaksinasi,”katanya. (asr)
ETIndonesia- Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Tahap X mulai 15-28 Juni 2021.
Hal demikian disampaikan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto, dalam keterangan pers bersama Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, di Istana Negara, Jakarta, Senin, (14/6/2021).
“Untuk daerah-daerah berbasis PPKM mikro merah itu kantornya 25 persen, namun kantor itu harus digilir,” ujarnya.
Menurut Airlangga, hitungan 25 persen bukan hanya orang tersebut semata, melainkan harus diputar sehingga meyakinkan bahwa yang work from office bergantian dan memastikan bahwa pekerjaannya itu adalah standby di tempat mereka bekerja masing-masing.
“Kemudian kalau di daerah oranye atau kuning, WFO dan WFH-nya 50 persen,” jelasnya.
Soal sekolah tatap muka, daerah dengan zonasi merah, aktivitas belajar-mengajar tetap dilakukan secara online.
“Jadi kemarin sudah ada yang belajar tatap muka terbatas, dua hari dua jam, namun untuk daerah merah ditetapkan mengikuti PPKM mikro. Jadi kecamatan yang merah itu secara online dua minggu dan pada periode ini 15-28 Juni sebagian besar sudah libur anak-anak sekolah,” paparnya.
Adapun, khusus di tempat ibadah di daerah merah atau kecamatan yang merah juga beribadah dari rumah sehingga beribadah di tempat umum atau publik atau tempat-tempat ibadah khusus di daerah merah ditutup dulu untuk dua minggu.
“Terkait daerah-daerah merah antara lain Kudus, Bangkalan, dan beberapa daerah nanti yang instruksi Mendagri-nya akan segera diterbitkan dan masing-masing daerah untuk membuat keputusan di daerah provinsi maupun kabupaten/kota masing-masing,” ujarnya. (asr)