Muka Ahli WHO “Kena Tamparan” Gara-Gara Rekaman Video Membuktikan Laboratorium Wuhan Memelihara Kelelawar Hidup

 oleh Zhang Ruizhen

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari tahun ini telah mengutus tim investigasi ke Kota Wuhan untuk melacak sumber wabah. Laporan  hasil investigasi dirilis pada akhir bulan Maret yang antara lain menyangkal adanya dugaan laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology- WIV) memelihara kelelawar hidup, bahkan mengklaim bahwa virus komunis Tiongkok (COVID-19) bocor dari laboratorium itu sangat tidak mungkin. Namun, kini ada fakta baru. 

Ada rekaman video terbaru yang dirilis oleh media Australia menunjukkan bahwa, para peneliti laboratorium di WIV memelihara kelelawar hidup. Tujuannya, demi kepentingan penelitian dan menemukan berbagai jenis virus baru.

Sharri Markson, seorang pembawa acara Australian di Sky News pada 13 Juni mengatakan : “Dipeliharanya kelelawar hidup di laboratorium Wuhan itu ternyata bukan teori konspirasi. Ini adalah sebuah fakta. Seperti yang Anda lihat di layar, video ini menunjukkan bahwa di Institut Virologi Wuhan, ada kandang kelelawar”.

Setiap kandang dalam laboratorium di WIV itu terdapat kelelawar. Anda juga dapat melihat gambar peneliti yang sedang memberi makan kelelawar dengan serangga. 

Berita yang dirilis oleh media Australia ‘Sky News’ pada 13 Juni ini telah “menampar muka” Peter Daszak, ketua tim WHO yang ditugaskan untuk melakukan penelusuran kembali virus guna mengetahui sumbernya.

Sharri Markson mengatakan : “Dalam pesan tweet yang disampaikan Peter Daszak pada Desember 2020 disebutkan bahwa tidak ada kelelawar yang dikirim ke laboratorium di WIV untuk dianalisa genetik virus dari hewan yang hidup di alam liar. Kemudian dalam pesan tweet kedua yang dirilis pada bulan Desember juga, dia (Daszak) mengulangi pernyataan tersebut. Daszak mengatakan bahwa ini adalah teori konspirasi yang tersebar luas. Namun, rekaman video yang diambil dalam laboratorium di Wuhan yang ditayangkan pada malam ini, menunjukkan bahwa pernyataan Daszak adalah salah”.

Peter Daszak, seorang ahli zoologi Inggris pernah bekerja sama dengan Institut Virologi Wuhan selama 15 tahun. Organisasinya, ‘EcoHealth Alliance’ telah menyumbangkan dana sebesar USD. 600.000 kepada Institut Virologi Wuhan. 

Namun demikian, pada awal wabah, Daszak bersikeras mempertahankan pendapatnya bahwa virus komunis Tiongkok tidak mungkin bocor dari WIV. 

Setelah pergi ke Wuhan untuk penyelidikan pada Januari tahun ini, laporan yang dirilis hanya menyebutkan bahwa dalam laboratorium di WIV tidak memelihara kelelawar hidup kecuali hewan mamalia jenis primata.

Mungkin karena ada hubungan keuangan antara Peter Daszak dengan WIV, sehingga Daszak buru-buru menolak adanya kebocoran virus dari laboratorium. Pernyataannya yang tidak sesuai dengan fakta itu, telah menjadi pertanyaan bagi kalangan dunia luar dan ia pun dicurigai ikut menutupi fakta tentang asal usul pandemi yang mencelakakan dunia.

Video resmi yang direkam oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada bulan Mei 2017 menyebutkan : Tim peneliti Shi Zhengli telah mengumpulkan lebih dari 15.000 sampel kelelawar dari daratan Tiongkok dan Afrika, dengan tujuan untuk melacak sumber virus SARS, dan untuk menemukan berbagai jenis virus baru.

Film berdurasi 10 menit yang diperoleh ‘Sky News’ Australia adalah film pendek yang direkam oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada Mei 2017,  untuk memperingati Institut Virologi Wuhan yang dianugerahi laboratorium tingkat keempat. Film ini juga menampilkan sistem pemantauan ruang di dalam laboratorium untuk mencegah kecelakaan yang tidak terduga. (sin)