Home Blog Page 144

Tubuh Lama yang Tak Membusuk: Membuat Kita Merenungkan Makna Kehidupan

EtIndonesia. Di Rusia, seorang Lama Buddha Tibet bernama Pandido Khambo Lama Itigilow meninggal pada tahun 1927. Namun, hampir satu abad kemudian, tubuhnya tetap utuh, tidak membusuk, dan terlihat seperti hidup. 

Semasa hidupnya, Itigilow pernah berpesan: “Ketika manusia kehilangan kepercayaan, saat itulah aku akan muncul, membuat mereka merenungkan arti kehidupan!”

Itigilow merupakan reinkarnasi dari Khambo Lama ke-11 dan pada tahun 1911 menjadi pemimpin agama Buddha Tibet Buryat di Rusia. Dia banyak membangun kuil, mencetak naskah suci, dan berusaha menghidupkan kembali ajaran Buddha di Rusia. Itigilow juga dikenal sebagai ahli medis yang menyusun ensiklopedia farmakologi dan memberikan pengobatan kepada masyarakat setempat.

Ramalan Sang Lama: “Teror Merah Akan Datang!”

Pada tahun 1926, setahun sebelum wafat, Itigilow memperingatkan para biksu bahwa “Teror Merah akan datang”, merujuk pada gerakan Komunisme yang akan memicu pembantaian besar-besaran. Prediksinya terbukti benar, ketika dalam dekade berikutnya, rezim Komunis Soviet menyebabkan 30 juta rakyat Rusia kehilangan nyawa.

Rezim Soviet tidak hanya membantai warganya sendiri, tetapi juga mengekspor kekerasan ke negara lain. Pembersihan agama oleh Soviet sangat kejam, di mana setiap petugas represi ditargetkan untuk menyelesaikan 10 kasus per hari, dan mereka yang melebihi target akan mendapat hadiah. Demi mendapatkan penghargaan, ada yang memproses 60 kasus sehari, bahkan ratusan kasus dalam seminggu.

Misteri Tubuh Tak Membusuk Terungkap Setelah Puluhan Tahun

Pada 15 Juni 1927, Khambo Lama Itigilow meninggal dunia dalam posisi meditasi. Sebelum meninggal, dia meminta para biksu untuk membuka peti matinya 30 tahun kemudian.

Pada tahun 1955 dan 1973, para biksu secara diam-diam membuka peti kayu Itigilow dan mendapati tubuhnya masih dalam posisi meditasi, tanpa tanda-tanda pembusukan. Namun, karena takut akan represi Pemerintah Soviet, para biksu merahasiakan temuan tersebut.

Hingga tahun 2002, tubuh Itigilow yang tak membusuk akhirnya diumumkan kepada dunia. Ahli patologi Rusia, Yuriy Tampereyev, melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh tersebut dan tidak menemukan tanda-tanda proses pengawetan buatan. Tidak ada bekas sayatan, jahitan, atau suntikan pada tubuhnya.

Tidak Seperti Mumi: Tubuh Tetap Lembut dan Elastis

Berbeda dengan proses mumifikasi yang membutuhkan penghilangan total cairan tubuh, kulit dan jaringan Itigilow tetap lembut dan elastis. Pada tubuh manusia biasa, setelah kematian akan terjadi kekakuan, munculnya bintik mayat, pembusukan lemak yang menghasilkan “lilin mayat” dan bau busuk. Namun, tidak ada tanda-tanda ini pada tubuh Khambo Lama.

Profesor Viktor Zvyagin dari Pusat Forensik Federasi Rusia mengatakan bahwa setelah mendapat izin dari biara, mereka mengambil sampel kecil rambut, kulit, dan kuku untuk penelitian. Dengan metode spektroskopi inframerah, ditemukan bahwa jaringan protein dalam tubuh Itigilow masih menunjukkan aktivitas, dan tidak ada bau busuk di dalam peti matinya, bahkan hingga saat ini.

Apakah Khambo Lama Masih Hidup?

Ketika ditanya apakah tubuh tersebut masih hidup, Zvyagin menjawab: “Tidak. Suhu tubuhnya di bawah 20 derajat Celcius, yang jelas merupakan tanda kematian.”

Namun, Profesor Galina Yershova dari Universitas Humaniora Rusia mengatakan bahwa ketika peti batu tempat Itigilow beristirahat dibuka, tercium aroma wangi. Sendi-sendi tubuhnya masih lentur dan otot-ototnya tetap elastis seperti pada orang hidup.

Fenomena Medis yang Tak Terjelaskan

Para ahli menemukan bahwa kulit, rambut, kuku, dan jaringan tubuh Itigilow sama sekali tidak berbeda dengan milik orang hidup. Struktur protein dalam tubuhnya tetap utuh dan tidak terpengaruh oleh waktu, suhu, atau lingkungan selama 90 tahun.

Secara medis, protein yang diekstraksi biasanya hanya dapat bertahan selama 3-5 tahun dalam kondisi suhu minus 80°C. Namun, dalam kasus Itigilow, protein dalam tubuhnya tetap stabil dan aktif selama hampir seabad.

Membuka Pintu ke Dunia Spiritual

Fenomena tubuh tak membusuk ini membuka pintu bagi manusia untuk memahami bahwa melalui praktik spiritual, seseorang dapat mencapai kondisi tubuh yang luar biasa. Bukan hanya dalam tradisi Buddha Tibet, tetapi juga di berbagai tradisi spiritual lain, terdapat banyak bukti praktis mengenai kondisi tubuh suci ini.

Kenapa Khambo Lama memilih meninggalkan tubuhnya dalam kondisi ini? 

Sesuai pesannya:“Ketika manusia kehilangan kepercayaan, saat itulah aku akan muncul, membuat mereka merenungkan arti kehidupan!”

Melalui keajaiban tubuhnya yang tetap utuh, Khambo Lama seakan mengingatkan manusia untuk tidak melupakan nilai-nilai spiritual dan makna mendalam dari keberadaan kita di dunia ini.(jhn/yn)

Bisikan Misterius : Dia Merasakan Pertanda Kematian Pasangannya


Etindonesia.
Kisah ini terjadi pada 20 April 2022, tetapi harus dimulai dari malam sebelumnya. Nortlondo (Transliterasi-red) dan kekasihnya menghabiskan waktu bersama di rumah. Dia ingat betul betapa cerianya sang kekasih malam itu. Mereka menonton televisi dan berbicara tentang permainan peran (role-playing game) nostalgia, terutama tentang sebuah cerita dalam permainan lama yang sangat berarti bagi mereka.

Kekasihnya bercerita dengan antusias mengenai sebuah acara jangka panjang yang pernah dia rancang, menceritakan kisah dua karakter dalam permainan tersebut. Saat itu, di tengah cerita yang mengalir, tiba-tiba terdengar suara dalam kepala Nortlondo. Suara itu terdengar seperti suaranya sendiri, tetapi lebih tenang dan bijaksana, seolah datang dari tingkat kesadaran yang lebih tinggi.

“Fokuslah, ingatlah setiap detail ini dengan baik,” bisik suara itu.

Tanpa banyak berpikir, Nortlondo menatap kekasihnya dalam-dalam, memperhatikan senyum dan gerak-geriknya, menangkap setiap ekspresi bahagia dan rasa cintanya.

Malam itu terasa berbeda. Nortlondo merasakan dorongan yang sangat kuat, sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Saat larut malam, dia terbangun oleh suara benturan keras. Dia berkeliling si seluruh rumah, memeriksa setiap sudut, namun tak menemukan sumber suara.

Ketika hendak kembali tidur, dia memandang kekasihnya yang terlelap dan tiba-tiba dilanda rasa takut yang tak terjelaskan. Sesuatu mendorongnya untuk membangunkan sang kekasih — sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Dengan sedikit canggung, dia meminta maaf karena membangunkannya, mengatakan hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Setelah itu, mereka kembali tidur.

Keesokan paginya, Nortlondo merasa tubuhnya sangat tidak nyaman. Meskipun dia dan kekasihnya jarang bersosialisasi dengan orang lain, dia tetap memutuskan untuk melakukan tes COVID-19 untuk pertama kalinya, hanya untuk berjaga-jaga.

Perasaan tidak nyata terus menyelimuti dirinya. Segalanya terasa kabur, seperti dia terlepas dari kenyataan. Saat itu, kekasihnya juga mengaku merasa tidak enak badan, tetapi menganggapnya hanya kelelahan.

Hari itu, Nortlondo harus menyelesaikan sebuah pekerjaan, sementara kekasihnya berencana turun ke bawah untuk makan siang. Sebelum berpisah, mereka saling menatap, dan pikiran Nortlondo dipenuhi banyak hal yang tak jelas.

Beberapa waktu kemudian, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nortlondo keluar dari ruangannya dan menyadari kekasihnya belum kembali ke atas. Dia melihat setumpuk pakaian yang belum dilipat dan merasa geli.

Dia pun turun ke lantai bawah untuk memanggilnya, dengan riang memberitahukan bahwa pekerjaannya telah selesai. Namun, ketika melihat kekasihnya, waktu seolah berhenti.

Dalam sekejap, pikirannya hampir terlepas dari tubuhnya. Dia melihat kekasihnya yang tampak seperti sedang tidur, tetapi suara tenang itu kembali berbicara dalam kepalanya:

“Ah, ternyata memang begini caranya.”

Sekelebat ingatan aneh dan perasaan ganjil selama beberapa hari terakhir menyatu menjadi satu kenyataan yang menghantamnya keras. Rasanya seperti ada dinding tak terlihat yang memisahkan masa lalu dan masa kini, membuatnya termangu di tempat, tidak bisa bergerak mendekati kekasihnya.

Selanjutnya, yang dia ingat hanyalah teriakan histerisnya dan bayangan samar-samar para paramedis serta tetangga yang datang membantu.

Antara Rasa Kehilangan dan Misteri Suara di Kepala

Kehilangan kekasihnya meninggalkan luka mendalam di hati Nortlondo. Namun, ada sesuatu yang membuatnya terus bertanya-tanya: suara tenang yang seolah telah memberi peringatan tentang kejadian ini.

Walaupun suara itu terasa menyeramkan, Nortlondo justru merasa bersyukur. Suara tersebut membantunya mengabadikan momen terakhir kekasihnya dengan penuh cinta dan kebahagiaan, sehingga kenangan indah itulah yang terus tertanam dalam ingatannya, menggantikan bayangan tubuh tak bernyawa kekasihnya.

Namun, suara itu tetap menjadi misteri.

  • Apakah suara itu adalah kesadarannya dari masa depan?
  • Ataukah itu merupakan bentuk komunikasi dari entitas dengan tingkat spiritual yang lebih tinggi?

Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak akan pernah terjawab, tetapi pengalamannya memberikan pesan yang mendalam bagi banyak orang.

Pesan dari Sebuah Pengalaman Spiritual

Pengalaman Nortlondo mengingatkan kita untuk selalu menghargai setiap momen bersama orang yang kita cintai. Suara misterius yang dia dengar seolah menjadi simbol dari suara hati yang sering kali kita abaikan.

Kadang-kadang, dalam hening, mungkin kita juga mendengar bisikan hati yang memberi kita dorongan untuk lebih mencintai, lebih peduli, dan lebih hadir dalam setiap detik kehidupan kita.

“Jangan menunggu sampai terlambat untuk menunjukkan cinta kita. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa kita benar-benar hidup di dalamnya.”

Pengalaman ini mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan penuh kasih sayang dan ketulusan, memastikan bahwa kita tidak menyisakan penyesalan di setiap akhir cerita hidup kita. (jhn/yn)

Gedung Putih : Satu Syarat Penting, Trump akan Pertimbangkan Kembali Bantuan Militer untuk Ukraina

EtIndonesia. Setelah perselisihan sengit antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih, AS langsung menghentikan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina. Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, memastikan bahwa Trump akan mempertimbangkan untuk melanjutkan bantuan tersebut jika Ukraina bersedia kembali ke meja perundingan dan berhasil membangun mekanisme kepercayaan tertentu.

Menurut laporan media, perselisihan tersebut terjadi pada 28 Februari saat Trump dan Zelenskyy membahas konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan mencapai puncaknya, berakhir dengan suasana tidak menyenangkan. Hanya beberapa hari kemudian, pada 3 Maret, Trump mengumumkan penghentian bantuan militer untuk Ukraina, diikuti dengan pemutusan berbagi intelijen antara kedua negara.

Mekanisme Kepercayaan Jadi Kunci

Mike Waltz mengungkapkan bahwa Trump telah menerima surat dari Zelenskyy pada 4 Maret. Dalam surat tersebut, Ukraina menyatakan keinginannya untuk melanjutkan negosiasi dan menandatangani perjanjian di sektor pertambangan. Waltz menyebut surat ini sebagai “langkah pertama yang baik dan positif”. Saat ini, AS tengah mendiskusikan detail terkait tanggal dan lokasi perundingan damai.

Waltz juga menjelaskan upaya untuk membangun “mekanisme kepercayaan” guna menguji itikad baik Rusia. Meski tidak merinci mekanisme tersebut, Waltz menyebut Inggris dan Prancis telah mengusulkan gencatan senjata udara dan laut selama satu bulan di Ukraina sebagai cara untuk melihat apakah Rusia akan patuh. Zelenskyy menyatakan dukungannya terhadap proposal ini.

Menurut Waltz, Trump hanya akan mempertimbangkan untuk memulihkan bantuan kepada Ukraina jika melihat kedua belah pihak tulus dalam melakukan negosiasi dan terdapat kemajuan dalam mencapai perdamaian.

“Kita harus memastikan bahwa kedua belah pihak benar-benar melakukan negosiasi secara jujur, mencari sebagian perdamaian, lalu berlanjut menuju perdamaian abadi,” tegasnya.

Pidato Trump: “Kebangkitan Mimpi Amerika”

Pada 5 Maret pukul 10 pagi waktu setempat, Trump memberikan pidato pertamanya di Kongres dalam periode keduanya sebagai Presiden. Menurut pernyataan Gedung Putih, tema pidato ini adalah “Kebangkitan Mimpi Amerika” dan menekankan pencapaian bersejarah sejak ia menjabat. Trump juga mengumumkan bahwa AS akan memasuki “era keemasan”.

Dalam pidatonya, Trump mengklaim bahwa ekonomi AS sedang bangkit, masyarakat optimis terhadap masa depan, dan dia berkomitmen untuk menekan inflasi, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, serta mempercepat berakhirnya perang Rusia-Ukraina.

Berbicara tentang perang Ukraina, Trump berjanji akan berusaha mengakhiri konflik yang dia sebut “kejam dan tidak perlu” ini. Dia juga mempertanyakan sejauh mana dukungan sekutu Eropa terhadap Ukraina. 

“Amerika Serikat telah memberikan bantuan miliaran dolar kepada Ukraina, tetapi pengeluaran negara-negara Eropa untuk membeli energi dari Rusia masih jauh lebih besar daripada bantuan militer mereka untuk Ukraina,” kritik Trump.

Trump juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap pengeluaran besar pemerintahan Biden selama perang ini, yang menurutnya lebih tinggi dibanding sekutu Eropa. Dia menegaskan bahwa AS tidak seharusnya menanggung terlalu banyak tanggung jawab dan menyatakan akan lebih memprioritaskan kepentingan nasional.

Zelenskyy: Siap Mengikuti Kepemimpinan Trump

Menurut CNN, pada 5 Maret, Zelenskyy menulis di media sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa Ukraina selalu berkomitmen pada perdamaian. Dia mengakui pertemuan di Gedung Putih pada 28 Februari tidak berjalan seperti yang diharapkan.

“Sekarang saatnya untuk mengembalikan segalanya ke jalur yang benar. Kami berharap kolaborasi dan komunikasi di masa depan akan lebih konstruktif,” tulis Zelenskyy.

Zelenskyy menegaskan kesiapan Ukraina untuk duduk di meja perundingan dan segera mewujudkan perdamaian abadi. Dia menyatakan kepercayaan dirinya pada kepemimpinan kuat Trump dan kesiapan timnya untuk mencapai kesepakatan damai jangka panjang.

Selain itu, dia juga menyebutkan kesiapan Ukraina untuk menandatangani perjanjian di sektor pertambangan dan keamanan, dalam bentuk apa pun dan kapan pun. Zelenskyy menilai kesepakatan ini sebagai langkah penting menuju jaminan keamanan yang lebih besar dan komitmen stabilitas yang kokoh.“Saya sangat berharap kesepakatan ini dapat mendorong implementasinya secara efektif,” pungkas  Zelenskyy.(jhn/yn)

Putin Tawarkan Diri sebagai Penengah AS-Iran, Pakar Keamanan Ragukan Efektivitasnya

EtIndonesia. Pada 4 Maret, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov melalui saluran televisi milik Pemerintah Rusia, Zvezda, menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin bersedia menjadi penengah dalam negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.

Peskov menegaskan bahwa Iran merupakan mitra dan sekutu penting bagi Rusia, dan Moskow akan terus mengembangkan hubungan bilateral tersebut.

“Presiden Putin yakin bahwa masalah nuklir Iran hanya bisa diselesaikan dengan cara damai,” kata Peskov. “Sebagai sekutu Iran, Rusia akan melakukan segala cara untuk memfasilitasi solusi damai.”

Meskipun Iran membantah ingin mengembangkan senjata nuklir, Badan Pengawas Nuklir PBB memperingatkan bahwa Iran secara signifikan meningkatkan proses pengayaan uranium hingga kemurnian 60%, mendekati tingkat 90% yang dibutuhkan untuk senjata nuklir.

Presiden Trump baru-baru ini kembali menerapkan kebijakan “maximum pressure” (tekanan maksimum) terhadap Iran untuk menghentikan ambisi nuklirnya. Namun, Trump juga menunjukkan keinginan untuk berdialog dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian guna mencapai kesepakatan.

“Pemerintahan Trump siap berdialog dengan lawan maupun sekutu, tetapi selalu dari posisi kekuatan untuk melindungi keamanan nasional kita,” ujar Brian Hughes, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.

Pakar Keamanan Meragukan Niat dan Efektivitas Rusia

Meskipun Rusia menawarkan diri sebagai mediator, Washington belum memberikan respons positif atau meminta Rusia memainkan peran tersebut.

Media Jewish Insider melaporkan bahwa sejumlah pakar kebijakan luar negeri meragukan peran Rusia sebagai penengah yang jujur dan efektif. Mereka menyoroti dua masalah utama:

1.  Kedekatan Rusia-Iran: Rusia semakin erat dengan Iran, terutama dalam konteks perang Rusia-Ukraina di mana Moskow sangat bergantung pada persenjataan Iran. Apakah Putin bisa menjadi mediator yang netral dan mendukung kepentingan AS?

2.  Hasil Negosiasi yang Tidak Jelas: Di bawah mediasi Rusia, masih belum jelas kesepakatan nuklir seperti apa yang bisa dicapai oleh Trump dengan Iran.

Analis: Trump Lihat Rusia sebagai Mitra, Bukan Lawan

Mark Dubowitz, CEO Foundation for Defense of Democracies, berpendapat bahwa Trump mungkin melihat Rusia sebagai mitra yang potensial dalam negosiasi dengan Iran.

“Trump tampaknya berharap Rusia tidak hanya membawa Iran ke meja perundingan tetapi juga membantu meyakinkan Teheran untuk menghentikan seluruh infrastruktur nuklirnya,” kata Dubowitz.

Dia menambahkan, Trump mungkin percaya bahwa dengan bantuan Rusia, Iran akan terdesak oleh tekanan keras dari AS dan Israel, serta kehilangan dukungan dari Moskow jika tidak setuju dengan kesepakatan tersebut.

Namun, Dubowitz mengingatkan bahwa harapan tersebut mungkin tidak sejalan dengan kenyataan.

Keraguan atas Peran Mediasi Rusia dalam Krisis Nuklir Iran

Jonathan Lord, Direktur Program Keamanan Timur Tengah di Center for a New American Security, mengatakan:“Melihat luasnya hubungan antara Iran dan Rusia serta bagaimana Rusia mendukung penggunaan alat-alat paling merusak oleh Iran, sulit dipercaya bahwa Rusia dapat menjadi mediator yang efektif dalam negosiasi nuklir.”

Dia menambahkan, Iran secara aktif mendukung aktivitas Rusia, termasuk memberikan dukungan mematikan dalam perang Rusia-Ukraina.

David Makovsky, peneliti senior di Washington Institute for Near East Policy, juga menyampaikan skeptisismenya: “Kita perlu tahu apa sebenarnya yang ditawarkan Putin, atau apakah ini hanya taktik Iran untuk mengulur waktu sambil memperkuat sistem pertahanan udara dan kemampuan rudal balistiknya.”

Ketidakpastian Strategi Trump terhadap Iran

Hingga kini, belum jelas apa sebenarnya tujuan akhir Trump dalam kebijakan terhadap Iran. Meskipun dia telah menandatangani perintah eksekutif untuk memulihkan sanksi “maximum pressure” terhadap Iran, Trump mengakui perasaannya yang “galau” dan berharap tidak harus sering menggunakan sanksi tersebut.

Selama kampanye pemilu, Trump berkali-kali menyatakan ingin mencapai kesepakatan dengan Iran. Namun, pernyataannya tidak selalu sejalan dengan sikap kerasnya di masa jabatan pertama, ketika dia keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015 (JCPOA) karena dianggap tidak cukup mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Trump juga menepis gagasan untuk melakukan serangan militer bersama Israel terhadap Iran, menunjukkan pendekatan yang lebih diplomatis daripada sebelumnya.

Pakar: Sanksi Saja Tidak Cukup untuk Hentikan Iran

Jonathan Ruhe, Direktur Kebijakan Luar Negeri di Jewish Institute for National Security of America (JINSA), mengatakan: “Trump meraih kesuksesan dalam masa jabatan pertamanya, tetapi saya ragu kondisi saat ini memungkinkan tercapainya hasil yang serupa.”

Menurutnya, kebijakan “maximum pressure” saja mungkin tidak cukup untuk mencapai tujuan jangka panjang AS dalam menghentikan ambisi nuklir Iran.

Tawaran Rusia untuk menjadi penengah dalam negosiasi nuklir AS-Iran membuka peluang, tetapi juga memunculkan banyak keraguan. Dengan rekam jejak Rusia yang cenderung mendukung Iran dalam berbagai konflik, para ahli mempertanyakan apakah Putin benar-benar bisa menjadi mediator yang jujur.

Dengan situasi geopolitik yang kompleks, keputusan akhir Trump dan respons Iran akan sangat menentukan arah kebijakan nuklir global. Namun, banyak yang percaya bahwa mediasi Rusia lebih mungkin menjadi taktik politik daripada solusi nyata dalam mengatasi krisis nuklir Iran.(jhn/yn)

Penemuan Baru di Laut Adriatik: Peradaban Kuno Berusia 7.000 Tahun Tersingkap

EtIndonesia. Apakah 7.000 tahun yang lalu manusia sudah memiliki jaringan maritim yang matang? Temuan terbaru para arkeolog di sebuah gua di pulau tak berpenghuni di Laut Adriatik memberikan jawaban yang mencengangkan. Sebelumnya, pada abad lalu, ditemukan artefak dari Zaman Besi di gua ini, tetapi penggalian terbaru justru menemukan jejak manusia yang jauh lebih tua.

Pulau yang dimaksud adalah Pulau Šćedro di lepas pantai Kroasia. Pada tahun 1923, arkeolog Grga Novak menemukan pecahan keramik dari Zaman Besi di Gua Latina, menunjukkan adanya aktivitas manusia prasejarah. Temuan ini sebelumnya dianggap sebagai tanda kehidupan tertua di gua tersebut.

Penemuan yang Mengubah Sejarah

Namun, penelitian terbaru yang dipimpin oleh tim arkeolog yang dipimpin oleh Kansaros, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Jelsa dan Asosiasi Sahabat Šćedro, telah mengubah pandangan tersebut. Mereka baru saja menggali area seluas 1,5 x 1,5 meter dan menemukan bukti-bukti yang mengejutkan.

Dalam penggalian tersebut, arkeolog menemukan:

  • 97 tulang hewan,
  • 109 cangkang kerang laut,
  • 250 pecahan keramik, dan
  • 4 alat batu kuno.

Banyaknya artefak dan ragam jenis temuan ini menunjukkan bahwa gua tersebut dulunya merupakan tempat aktivitas manusia yang penting.

Kemiripan dengan Budaya Hvar Kuno

Di antara pecahan keramik yang ditemukan, 67 di antaranya memiliki ciri khas unik, seperti mangkuk berbentuk setengah bola dengan tepi melingkar dan permukaan halus, dihiasi ukiran geometris.

Desain ini mengingatkan para peneliti pada Budaya Hvar (Hvar Culture), sebuah peradaban kuno yang berkembang sekitar tahun 5000 hingga 4300 SM. Hal ini diperkuat dengan kesamaan pola keramik dengan temuan di Gua Grapčeva di Pulau Hvar.

Kemungkinan besar, Gua Latina dan pemukiman manusia lainnya ditempati pada periode yang sama, memperlihatkan adanya hubungan budaya dan aktivitas manusia lintas wilayah pada zaman itu.

Bukti Jaringan Perdagangan dan Jalur Maritim Kuno

Analisis lebih lanjut terhadap alat-alat batu menunjukkan bahwa bahan-bahannya tidak berasal dari Pulau Šćedro. Material tersebut kemungkinan didatangkan dari pulau-pulau lain di Laut Adriatik, daratan Kroasia, atau bahkan wilayah seberang laut.

Temuan ini mengarah pada hipotesis bahwa pada Zaman Neolitikum, manusia sudah memiliki jaringan perdagangan yang canggih dan jalur laut yang berkembang. Pulau Šćedro, dengan posisinya yang strategis di jalur pelayaran, mungkin memiliki peran penting dalam perdagangan dan interaksi antarpulau.

Potensi Pulau Šćedro sebagai Pusat Aktivitas Manusia

Hingga saat ini, penggalian baru mencakup sebagian kecil dari Gua Latina. Namun, temuan ini sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa gua tersebut mungkin pernah menjadi tempat tinggal permanen atau setidaknya tempat perlindungan musiman bagi manusia prasejarah.

Para arkeolog berencana untuk memperluas area penggalian dan melanjutkan penelitian lebih lanjut. Fokus berikutnya adalah mengeksplorasi Budaya Hvar-Naquane (Hvar-Nakovane Culture), sebuah peradaban kuno yang belum banyak diteliti.

Menguak Rahasia Peradaban Kuno di Laut Adriatik

Penemuan ini membuka jendela baru dalam memahami sejarah manusia purba di wilayah Laut Adriatik. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat kuno yang mungkin telah membangun jaringan perdagangan dan maritim yang sangat maju jauh sebelum sejarah tertulis dimulai.

Bukan hanya penemuan arkeologis, temuan ini juga memberikan inspirasi untuk merenungkan betapa luasnya kemampuan adaptasi dan inovasi manusia di masa lalu, menghadirkan narasi sejarah yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. (jhn/yn)

“Medistra Hospital Resmikan Oncology Center, Hadirkan Layanan Kanker Terpadu dengan Teknologi Mutakhir”

0

Jakarta, 1 Maret 2025 – Menanggapi tingginya angka kasus kanker di Indonesia, Medistra Hospital meresmikan Oncology Center, sebuah pusat layanan kanker terpadu yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan tenaga medis terbaik. Peresmian yang berlangsung pada Kamis (27/2) di Jakarta ini dihadiri oleh sejumlah pakar medis, pasien penyintas kanker, serta perwakilan dari berbagai pihak terkait. Kehadiran Oncology Center ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru dalam meningkatkan pelayanan dan harapan hidup pasien kanker di Indonesia.

Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan), pada tahun 2022, Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus kanker baru dengan 242.099 kematian, terutama disebabkan oleh kanker payudara, leher rahim, paru-paru, dan kolorektal. Tanpa intervensi yang tepat, jumlah kasus kanker diperkirakan akan meningkat sebesar 63% antara tahun 2025 hingga 2040. Oleh karena itu, Medistra Hospital berkomitmen untuk menghadirkan layanan kanker yang komprehensif, mulai dari deteksi dini hingga perawatan lanjutan.

Dr. Adhitya Wardhana, MARS, Presiden Direktur Medistra Hospital, dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi dalam pelayanan kanker. “Kami berusaha menghadirkan pusat onkologi yang tidak hanya canggih secara teknologi tetapi juga memberikan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya. Kami berharap Oncology Center ini dapat menjadi rujukan utama bagi pasien kanker di Indonesia,” ujarnya.

Oncology Center Medistra Hospital dilengkapi dengan peralatan diagnostik terbaru dan terapi terkini, serta menerapkan pendekatan multidisiplin dalam penanganan kanker. Prof. Dr. Abdul Muthalib, Sp. PD, KHOM, Spesialis Hematologi Onkologi Medistra Hospital, menjelaskan bahwa perkembangan teknologi dalam onkologi di Medistra sangat pesat. “Kami terus mengadopsi peralatan dan terapi terkini untuk meningkatkan akurasi diagnosis serta efektivitas pengobatan, sehingga kami dapat menentukan jenis pengobatan yang paling tepat bagi pasien,” jelasnya.

Deteksi Dini sebagai Kunci Utama 

Prof. DR. Dr. Aru W. Sudoyo, Sp. PD, KHOM, FACP, FINASIM, Spesialis Hematologi Onkologi Medistra Hospital, menekankan pentingnya deteksi dini dalam meningkatkan peluang kesembuhan pasien. “Deteksi dini kanker adalah kunci utama. Dengan pemeriksaan rutin, kita dapat mendeteksi kanker sejak tahap awal, di mana pengobatan lebih efektif dan memiliki dampak yang lebih kecil pada tubuh,” ujar Prof. Aru.

Keberhasilan Transplantasi Stem Cell Hematopoietic 

Dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp. PD, KHOM, Spesialis Hematologi Onkologi Medistra Hospital, menyoroti keberhasilan transplantasi stem cell hematopoietic yang telah dilakukan sejak tahun 2016. “Keberhasilan ini menempatkan Medistra setara dengan rumah sakit terkemuka di luar negeri dalam penanganan kanker darah. Kami berharap ini dapat memberikan inspirasi dan harapan bagi pasien untuk menjalani pengobatan yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Dr. Ardhi Rahman Arhani, Sp. PD, KHOM, Spesialis Hematologi Onkologi Medistra Hospital, menegaskan komitmen rumah sakit dalam memberikan dukungan medis menyeluruh. “Kami fokus pada layanan yang komprehensif, mulai dari deteksi dini, perawatan lanjutan, nutrisi, rehabilitasi medik, hingga perawatan paliatif. Dengan tim spesialis multidisiplin dan teknologi terkini, kami siap memberikan layanan terbaik bagi pasien,” tegasnya.

Untuk membuat janji temu dengan para ahli di Oncology Center Medistra Hospital, masyarakat dapat menghubungi +62 858-8718-4268 (07:00 – 20:00 WIB) atau +621 5210 200 (24/7). Kehadiran Oncology Center ini semakin menegaskan posisi Medistra Hospital sebagai institusi kesehatan yang berkomitmen dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi, baik dalam aspek preventif, diagnostik, maupun pengobatan kanker.

Dengan fasilitas unggulan dan pendekatan multidisiplin, Medistra Hospital berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi beban kanker di Indonesia serta meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

“IM3 Hadirkan Paket Internet Ramadan 300GB dan Acara Buka Puasa Bersama di Surabaya”

Surabaya, 6 Maret 2025 – Menyambut bulan suci Ramadan, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melalui brand IM3 menghadirkan layanan telekomunikasi yang simpel dan terjangkau untuk memudahkan masyarakat tetap terhubung dengan keluarga dan orang terdekat. Kampanye bertajuk “Simpelnya IM3, Temukan Makna untuk Bersama” menawarkan Paket Freedom Internet Ramadan 150GB untuk 30 hari dengan bonus tambahan kuota sahur 150GB, sehingga pelanggan mendapatkan total 300GB dengan harga Rp150.000. Kuota ini dapat digunakan untuk berbagai aktivitas digital, seperti streaming film, berselancar di media sosial, dan berkirim pesan, terutama pada waktu sahur (01.00 – 06.00).

Selain paket internet spesial, IM3 juga menggelar acara buka puasa bersama bertajuk BOOKBER SIMPEL IM3 di Kota Lama Surabaya pada 22 Maret 2025. Acara ini akan dihadiri oleh musisi Kunto Aji sebagai bintang tamu spesial, serta menampilkan berbagai kegiatan menarik seperti pembagian takjil gratis, kids fashion show, penampilan mahasiswa, dan tausiyah bersama tokoh agama setempat. Pengunjung juga berkesempatan memenangkan hadiah menarik seperti sepeda listrik dan smartphone dengan membeli produk IM3 di booth yang disediakan.

Fahd Yudhanegoro, EVP Head of Circle Java Indosat Ooredoo Hutchison, menjelaskan bahwa kampanye ini bertujuan untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan di bulan Ramadan. “Kami memahami bahwa Ramadan adalah momen spesial bagi masyarakat Indonesia. Dengan Paket Freedom Internet Ramadan 300GB, kami ingin memastikan pelanggan tetap terhubung dengan keluarga dan orang terdekat, terutama di tengah lonjakan penggunaan internet selama Ramadan,” ujar Fahd.

Untuk mendukung layanan ini, IM3 telah meningkatkan kapasitas jaringan di 88 titik site dan menambah belasan mobile BTS baru di Jawa Timur. Jaringan IM3 kini mencakup 98% wilayah Jawa Timur, termasuk daerah pelosok, sehingga memastikan koneksi yang kuat, luas, dan stabil.

Kampanye “Simpelnya IM3, Temukan Makna untuk Bersama” juga diwujudkan melalui video kampanye yang diluncurkan pada 27 Februari 2025. Video ini terinspirasi dari kisah nyata dan dibintangi oleh aktor muda Chicco Kurniawan, menggambarkan bagaimana masyarakat produktif tetap dapat menemukan makna Ramadan di tengah kesibukan sehari-hari.

Tidak hanya untuk pelanggan, IM3 juga menghadirkan Program Kejutan Simpel IM3 sebagai ajang silaturahmi dengan mitra dan Sahabat Outlet di berbagai wilayah. Program ini meliputi pembagian bingkisan Ramadan dan THR Simpel bagi pelanggan di sekitar mitra IM3. Selain itu, melalui aplikasi myIM3, pelanggan dapat mengikuti misi spesial kebaikan Ramadan dan berkesempatan memenangkan hadiah menarik seperti iPhone 15, e-voucher, dan puluhan GB kuota internet.

Paket spesial Ramadan IM3 dapat diakses melalui outlet terdekat, IM3 Official WhatsApp, layanan SMS *888#, e-commerce, atau aplikasi myIM3 mulai 20 Februari hingga 31 April 2025. Informasi lebih lanjut tentang kampanye dan acara BOOKBER SIMPEL dapat diakses di im3.id/ramadan.

Dengan berbagai inisiatif ini, IM3 berkomitmen untuk memberikan pengalaman yang lebih simpel dan bermakna bagi masyarakat selama bulan Ramadan, sekaligus memperkuat kebersamaan dan silaturahmi di tengah kesibukan sehari-hari.

Thailand Deportasi 40 Orang Uighur ke Tiongkok, Memicu Kecaman Internasional

EtIndonesia. Pada Kamis, seorang menteri Thailand menyatakan bahwa keputusan untuk mendeportasi 40 warga etnis Uighur kembali ke Tiongkok pekan lalu didasarkan pada “kepentingan terbaik” bagi Thailand. Langkah ini diambil untuk menghindari kemungkinan pembalasan dari Pemerintah Tiongkok jika para pengungsi tersebut dikirim ke negara lain.

Menurut laporan Reuters, Wakil Menteri Luar Negeri Thailand, Russ Jalichandra, dalam pernyataan resminya mengatakan: “Thailand mungkin akan menghadapi pembalasan dari Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok), yang dapat mempengaruhi mata pencaharian banyak warga Thailand.”

Dia menambahkan bahwa memulangkan para pengungsi kembali ke Tiongkok merupakan “pilihan terbaik” untuk Thailand.

Potensi Pembalasan dari Tiongkok Tidak Dijelaskan Lebih Lanjut

Namun, Russ tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bentuk pembalasan seperti apa yang mungkin dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok.

Baik Kementerian Luar Negeri Tiongkok maupun kedutaan besarnya di Bangkok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters terkait pernyataan Russ tentang kemungkinan pembalasan tersebut.

Negara Lain Pernah Menawarkan Suaka bagi Etnis Uighur

Dalam pernyataannya, Russ juga menyebutkan bahwa beberapa negara lain sempat menawarkan untuk menampung para pengungsi Uighur tersebut. Pernyataan ini berbeda dengan klaim sebelumnya dari pejabat Thailand yang mengatakan bahwa mereka tidak menerima tawaran semacam itu.

Namun, dia tidak merinci negara mana saja yang memberikan penawaran tersebut.

Laporan Reuters pada Rabu sebelumnya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, Kanada, dan Australia termasuk di antara negara-negara yang bersedia menampung para pengungsi Uighur tersebut. Namun, Bangkok dilaporkan enggan bertindak karena khawatir akan memicu kemarahan Beijing.

Kecaman Internasional atas Deportasi Rahasia

Pemerintah Thailand berulang kali membela tindakan pengusiran rahasia tersebut, meski para pakar hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa para pengungsi Uighur ini berisiko menghadapi penyiksaan, penganiayaan jika dipulangkan ke Tiongkok.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Pemerintah Tiongkok melakukan pelanggaran berat terhadap sekitar 10 juta etnis Uighur yang mayoritas beragama Muslim di wilayah Xinjiang, Tiongkok barat laut. Namun, Beijing secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

Sejarah Pengusiran Etnis Uighur di Thailand

Pada tahun 2014, lebih dari 300 warga etnis Uighur melarikan diri dari Tiongkok dan ditangkap di Bangkok.

Pada 2015, Thailand memaksa 109 orang di antara mereka untuk kembali ke Tiongkok. Sementara 173 lainnya, yang kebanyakan wanita dan anak-anak, dikirim ke Turki.

Sebanyak 53 orang sisanya ditahan di pusat penahanan imigrasi Thailand, di mana lima di antaranya meninggal selama penahanan.

Lima orang lainnya kemudian dipenjara karena mencoba melarikan diri, sedangkan 43 orang lainnya tetap ditahan di pusat penahanan imigrasi di Bangkok.

Hingga pada 27 Februari, pihak berwenang Thailand mendeportasi 40 dari etnis Uighur tersebut kembali ke Tiongkok, yang kemudian memicu kecaman internasional.

Reaksi Internasional: Ancaman Terhadap Hak Asasi Manusia

Organisasi hak asasi manusia mengecam keras keputusan Thailand ini. Amnesty International dan Human Rights Watch memperingatkan bahwa deportasi tersebut dapat menyebabkan para pengungsi tersebut menghadapi penganiayaan lebih lanjut di Tiongkok, termasuk penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang.

PBB melalui para pakar hak asasi manusianya juga mendesak Thailand untuk menghentikan deportasi paksa, mengingat adanya risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesejahteraan para pengungsi Uighur jika mereka dikembalikan ke Tiongkok.

Kesimpulan: Keamanan Nasional atau Kepatuhan pada Tiongkok?

Keputusan Thailand untuk memulangkan para pengungsi Uighur ke Tiongkok menimbulkan pertanyaan serius mengenai keseimbangan antara melindungi hak asasi manusia dan menjaga hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Sementara Pemerintah Thailand berdalih bahwa tindakan tersebut diambil demi kepentingan nasional, banyak pihak melihatnya sebagai bentuk kepatuhan terhadap tekanan politik dan ekonomi dari Beijing.

Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan geopolitik dapat mempengaruhi keputusan-keputusan kemanusiaan, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap kelompok-kelompok rentan di tengah dinamika politik internasional. (jhn/yn)

Pengamanan Ditingkatkan untuk Dua Sesi PKT : Polisi Kosongkan Area, Pembatasan bagi Warga yang Mengajukan Pengaduan ke Beijing

0

EtIndonesia. Pada Selasa (4/3/2025) saat pembukaan Dua Sesi Partai Komunis Tiongkok (PKT), Beijing kembali dalam keadaan siaga tinggi seperti biasanya. Untuk mencegah banyaknya warga yang datang ke ibu kota untuk mengajukan pengaduan, sejumlah besar polisi dikerahkan untuk menjaga ketat area sekitar tempat pertemuan.

Jalan-jalan utama menuju Beijing juga dijaga ketat oleh polisi, yang melakukan penyisiran dan pengosongan area. Jika ada warga yang tertangkap mencoba masuk, mereka akan diusir dari Beijing. Bahkan, warga biasa yang ingin naik kereta harus menjalani pemeriksaan keamanan dua kali. Tingkat absurditas ini semakin meningkat dari hari ke hari.

Kepala Stasiun Kereta Api Xining, Sun Zhaoxiang, mengatakan, “Mulai pukul 00.00 tanggal 28 Februari 2025 hingga berakhirnya Dua Sesi Nasional, penumpang yang naik kereta menuju Beijing akan menjalani pemeriksaan keamanan dua kali.”

Selama periode Dua Sesi PKT, tidak hanya penumpang kereta api menuju Beijing yang harus menjalani pemeriksaan ketat, tetapi pintu masuk jalan tol ke arah Beijing juga dijaga polisi dengan ketat, memeriksa kendaraan yang melintas. Hal ini memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat.

Seorang warga Tiongkok berkata, “Ya ampun, seketat ini?”

Namun, warga yang mengajukan pengaduan diperlakukan lebih keras lagi. Menjelang dan selama Dua Sesi, para pengadu yang dalam perjalanan ke Beijing dicegat oleh polisi. Setelah ditangkap, mereka dipulangkan ke daerah asal mereka dan kemudian ditahan secara ilegal, dikenai tahanan rumah, atau bahkan hilang tanpa jejak.

Selain itu, warga Beijing yang dianggap sebagai “orang sensitif” oleh pemerintah juga banyak yang dipaksa dibawa keluar kota. Mereka yang tetap tinggal di rumah pun diawasi secara ketat.

Seorang warga Beijing, Ibu Min, mengatakan, “Akhir-akhir ini saya dikontrol di rumah, mungkin sampai tanggal 12 atau 13 Maret, saat Dua Sesi selesai. Saya diawasi, ada orang berjaga di depan pintu rumah.”

Seorang warga Heilongjiang, Ibu Ma, mengatakan, “Selama Anda dianggap sebagai orang sensitif, mereka (PKT) pasti akan mengusir Anda, tidak boleh berada di Beijing.”

Pada 4 Maret, keamanan di Beijing semakin diperketat. Warga melaporkan bahwa pemerintah menerapkan pembatasan lalu lintas yang sangat ketat. Saat iring-iringan kendaraan para perwakilan Dua Sesi melintas, polisi dalam jumlah besar lebih dulu mengosongkan jalan.

Seorang warga Beijing, Ibu Huang, mengatakan, “Di tepi jalan penuh dengan polisi. Di halte bus pun banyak polisi atau petugas berpakaian preman. Di jalan raya, setiap 10 hingga 20 meter ada satu polisi lalu lintas yang mengatur kendaraan, menyuruh kendaraan menepi, dan mengosongkan jalan.”

Para analis berpendapat bahwa Dua Sesi PKT hanyalah pertemuan formalitas tanpa kekuatan nyata. Pemerintah lebih mementingkan mempertahankan kekuasaannya dengan cara otoriter dan tidak peduli terhadap kesejahteraan rakyat.

“Penangkapan warga yang mengajukan pengaduan telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dua Sesi hanyalah stempel karet Partai Komunis. Mereka ingin memastikan semua aspek masyarakat tetap stabil sesuai keinginan mereka. Namun, metode ini sangat tidak tepat, karena justru menekan ketidakpuasan sosial yang akhirnya akan meledak lebih besar di masa depan,” ujar Gong Kai, anggota Partai Demokrat Tiongkok. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Pidato Perdana Donald Trump di Kongres AS: Sampaikan Isu Tiongkok

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Selasa (4 Maret) malam, menyampaikan pidato pertamanya di Kongres setelah kembali ke Gedung Putih. Dalam pidato tersebut, ia menyoroti pencapaian pemerintahannya selama enam minggu terakhir, termasuk kebijakan imigrasi, perang Rusia-Ukraina, investasi dalam industri semikonduktor, pemotongan pajak, serta peningkatan efisiensi pemerintahan. 

Pada kesempatan itu, Trump juga berjanji untuk menghidupkan kembali industri manufaktur AS dan memperkuat pertahanan nasional. Dengan durasi 1 jam 40 menit, pidato ini mencetak rekor sebagai pidato terpanjang dalam sejarah pertemuan gabungan DPR dan Senat AS.

“Amerika telah kembali,” ujar Trump.

Dalam pidatonya di hadapan Kongres AS, Trump mengumumkan berbagai kebijakan utama yang tampaknya ditujukan untuk kepentingan dalam negeri AS, tetapi secara tidak langsung juga menargetkan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

“Tarif rata-rata yang dikenakan Tiongkok terhadap produk kita adalah dua kali lipat dari yang kita kenakan terhadap mereka, sementara tarif Korea Selatan adalah empat kali lipat dari kita,” ujarnya. 

Trump mengumumkan bahwa pekan depan ia akan mengambil langkah besar untuk meningkatkan produksi dalam negeri AS atas mineral-mineral penting dan elemen tanah jarang. Sumber daya ini sangat krusial dalam pembuatan produk elektronik, panel surya, kendaraan listrik, hingga sistem senjata tertentu. 

Langkah ini merupakan bagian dari rencana besar Trump untuk mewujudkan kemandirian industri teknologi tinggi AS serta menekan ekspansi PKT dalam sektor tersebut.

Sebagai contoh, minggu ini Trump mengumumkan bahwa perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) akan berinvestasi sebesar US$.100 miliar di AS untuk membangun pabrik semikonduktor.

Trump menambahkan, “Baru kemarin, perusahaan semikonduktor terbesar dan terkuat di dunia, yang menguasai 97% pasar, mengumumkan investasi sebesar US$165 miliar untuk membangun pabrik chip paling kuat di dunia di AS.”

Selain itu, Trump juga baru-baru ini menerapkan tarif impor terhadap baja, aluminium, dan tembaga. 

Penasihat Trump, Peter Navarro, dengan jelas menyatakan bahwa kebijakan tarif ini bertujuan untuk melawan ambisi PKT dalam mendominasi pasar-pasar strategis ini.

Keputusan terbaru Trump untuk meningkatkan produksi mineral dan elemen tanah jarang dalam negeri juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan AS pada PKT serta mempersempit dominasi Tiongkok di pasar global dalam sektor-sektor penting.

Dalam pidatonya, Trump juga mengumumkan rencananya untuk mendirikan kantor baru di Gedung Putih khusus untuk industri perkapalan, serta memberikan insentif pajak khusus guna menghidupkan kembali industri galangan kapal AS.

Trump menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan nasional dan infrastruktur industri AS. Namun, bagaimana ini berkaitan dengan PKT?

“Langkah ini akan memberikan dampak besar dan semakin memperkuat keamanan nasional kita,” ujarnya. 

Saat ini, PKT menguasai sebagian besar industri perkapalan dunia, memproduksi lebih dari setengah dari seluruh kapal dagang global. Sebaliknya, industri galangan kapal AS mengalami kemunduran selama bertahun-tahun. Banyak anggota parlemen AS memperingatkan bahwa kesenjangan ini bukan sekadar masalah ekonomi, tetapi juga risiko keamanan nasional. Jika terjadi perang di luar negeri, kelemahan armada kapal AS dapat menjadi titik lemah yang fatal.

Dengan demikian, kebijakan Trump untuk menghidupkan kembali industri perkapalan AS tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada Tiongkok, tetapi juga menantang dominasi PKT di sektor ini serta meningkatkan kesiapan pertahanan AS.

Trump juga mengumumkan permintaannya kepada Kongres untuk mendanai sistem pertahanan rudal Gold Dome yang paling canggih, yang akan sepenuhnya diproduksi di AS guna melindungi wilayah negara tersebut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Macron: Pasukan Eropa Siap Masuk Ukraina, Perluas Payung Nuklir untuk Lindungi Sekutu

EtIndonesia. Presiden Prancis,  Emmanuel Macron mengumumkan bahwa pasukan Eropa siap ditempatkan di Ukraina setelah tercapainya perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina. Meski begitu, Macron menegaskan bahwa pasukan tersebut tidak akan terlibat dalam pertempuran atau berada di garis depan untuk saat ini.

Selain itu, Macron juga menyatakan kesiapan Prancis untuk berdiskusi dengan sekutu Eropa mengenai kemungkinan memperluas “payung nuklir” Prancis guna melindungi Eropa dari ancaman eksternal. Di Eropa, hanya Prancis dan Inggris yang memiliki persenjataan nuklir.

Langkah Eropa Setelah AS Hentikan Bantuan Militer ke Ukraina

Setelah Amerika Serikat mengumumkan penghentian bantuan militer ke Ukraina, Eropa bergerak cepat untuk mengisi kekosongan tersebut. Uni Eropa (EU) mengadakan KTT khusus pada 6 Maret di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan diundang untuk membahas perang Rusia-Ukraina dan isu-isu keamanan Eropa.

Dalam pidato nasional pada 5 Maret, Macron menyampaikan rencananya untuk menggelar pertemuan militer dengan negara-negara yang siap bertanggung jawab dalam menjaga perdamaian di Ukraina.

“Mulai minggu depan, kami akan mengumpulkan kepala staf militer dari negara-negara yang siap mengambil tanggung jawab di Paris. Ini adalah rencana yang disusun bersama Ukraina dan berbagai mitra Eropa, dengan tujuan mencapai perdamaian yang stabil, tahan lama, dan terverifikasi,” kata Macron.

Macron juga mengungkapkan bahwa dia siap memulai diskusi strategis mengenai cara menggunakan kekuatan nuklir Prancis untuk melindungi sekutu-sekutu Eropa.

“Sebagai tanggapan terhadap seruan bersejarah Kanselir Jerman di masa depan, saya memutuskan untuk memulai debat strategis mengenai bagaimana melalui pencegahan (nuklir), kita dapat melindungi sekutu kita di Eropa,” tambah Macron.

Diskusi ini muncul di tengah upaya Prancis dan Inggris untuk menyusun rencana perdamaian dengan Ukraina, yang rencananya akan diajukan kepada Amerika Serikat dalam beberapa hari mendatang.

Bantuan Militer dan Keuangan Eropa untuk Ukraina

Di sisi lain, NATO juga bergerak aktif dalam memberikan bantuan tambahan kepada Ukraina. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Friedrich Merz, calon kuat Kanselir Jerman berikutnya, serta Kanselir Jerman saat ini, Olaf Scholz, untuk membahas bantuan tambahan senilai lebih dari 30 miliar euro bagi Ukraina.

Belanda juga menunjukkan komitmennya dengan Perdana Menteri Dick Schoof mengumumkan bantuan sebesar 3,8 miliar dolar AS untuk Ukraina pada Rabu lalu.

Persiapan untuk Era Baru di Eropa: Ketahanan dan Keamanan Kolektif

Pengumuman Macron mencerminkan perubahan signifikan dalam strategi pertahanan Eropa, di mana negara-negara Eropa mulai mengambil langkah lebih mandiri dalam menghadapi ancaman keamanan tanpa terlalu bergantung pada Amerika Serikat.

Melalui KTT di Brussel dan pertemuan para pemimpin militer di Paris, Eropa menunjukkan keseriusannya untuk tidak hanya melindungi Ukraina tetapi juga memperkuat pertahanan kontinentalnya sendiri.

Langkah memperluas payung nuklir Prancis juga menjadi sinyal kuat bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman dari Rusia, terutama di tengah situasi geopolitik yang semakin tidak stabil. (jhn/yn)

AS Tangguhkan Berbagi Laporan Intelijen Militer dengan Ukraina : Meninjau Hubungan dan Mempromosikan Perundingan Perdamaian

EtIndonesia. Amerika Serikat mengumumkan keputusan mengejutkan, di mana CIA menghentikan berbagi intelijen dengan Ukraina. Langkah ini diperkirakan akan semakin memperburuk posisi Ukraina di medan perang dan dapat membawa perubahan pada situasi di garis depan. Pihak AS menyatakan bahwa tindakan ini bertujuan untuk menekan Ukraina agar segera mempercepat proses perundingan damai.

“Ukraina sudah siap untuk segera duduk di meja perundingan,” ujar Presiden AS Donald Trump. 

Dalam pidatonya di Kongres pada Selasa (4 Maret) malam, Trump mengungkapkan bahwa ia menerima surat dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dalam surat tersebut, Zelenskyy menyatakan keinginannya untuk segera memulai perundingan guna mencapai perdamaian permanen.

Trump mengapresiasi surat dari Zelenskyy dan mengatakan, “Pada saat yang sama, kami telah melakukan diskusi serius dengan Rusia dan menerima sinyal kuat bahwa mereka juga siap untuk mencapai perdamaian.”

Pekan lalu, setelah terjadi ketegangan diplomatik di Gedung Putih, Trump sempat meragukan apakah Zelenskyy benar-benar ingin melakukan gencatan senjata. 

Baru-baru ini, AS telah sepenuhnya menghentikan bantuan militer ke Ukraina. Tidak hanya itu, Direktur CIA John Ratcliffe pada Rabu (5 Maret) mengonfirmasi kepada Fox News bahwa AS telah memutuskan berbagi intelijen dengan Kyiv. Dia menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk menekan Ukraina agar segera memulai perundingan damai. Namun, sejauh mana pemotongan intelijen ini belum sepenuhnya jelas.

Anggota parlemen Ukraina sekaligus anggota Komite Keamanan Nasional, Serhiy Rakhmanin, mengatakan, “Jika informasi intelijen ini berkurang secara signifikan, situasinya akan menjadi sangat serius.”

Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Waltz, mengatakan, “Kami mengambil langkah mundur, menghentikan sementara, dan meninjau kembali berbagai aspek dari hubungan ini.”

Waltz menambahkan bahwa dirinya telah berbicara dengan Penasihat Keamanan Nasional Ukraina dalam sebuah percakapan yang konstruktif. Ia meyakini akan ada kemajuan yang signifikan dalam waktu dekat.

Menariknya, sumber informasi mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, tampaknya berperan sebagai perantara dalam isu Ukraina. Starmer dikabarkan memberikan saran kepada Zelenskyy tentang cara memperbaiki hubungan dengan Trump.

“Saya melakukan yang terbaik untuk memainkan peran saya dan tetap berhubungan secara rutin dengan semua pihak yang terlibat,” ujar Keir Starmer. 

Starmer meyakini bahwa perdamaian yang langgeng hanya bisa dicapai melalui kerja sama antara AS, Eropa, dan Ukraina. 

Menurutnya, jika negara-negara Eropa dapat berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan memiliki rencana keamanan yang menjamin perlindungan Ukraina, maka AS akan setuju untuk memberikan dukungan keamanan. Hal ini dianggap sebagai langkah krusial untuk mencegah Rusia melancarkan serangan lagi.

Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa program nuklir Iran akan menjadi salah satu topik dalam pembicaraan AS-Rusia di masa mendatang. Kremlin mengatakan bahwa masalah ini telah disinggung dalam perundingan putaran pertama bulan lalu.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, “Sikap Rusia adalah bahwa masalah nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui cara politik dan diplomatik. Menurut kami, ini adalah solusi yang memungkinkan.”

Bulan lalu, Trump kembali menerapkan tekanan maksimum terhadap Iran, termasuk menargetkan ekspor minyak negara tersebut guna mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Macron Serukan Rakyat Prancis Menghadapi Era Berbahaya di Tengah Mendekatnya AS dan Rusia

EtIndonesia. Pada Rabu, 5 Maret, di Paris, Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyampaikan pidato nasional yang menggugah rakyatnya untuk menghadapi “dunia yang berbahaya” dengan keberanian. Di tengah perubahan besar dalam geopolitik, di mana Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump semakin mendekat ke Rusia, Macron memperingatkan ancaman terhadap Eropa dan Ukraina.

“Hanya menjadi penonton dalam dunia berbahaya ini adalah sebuah kegilaan,” kata Macron dengan tegas.

Elysée Palace menjelaskan, Macron menyadari kecemasan yang melanda masyarakat Prancis. Pidatonya ditujukan untuk menjawab kekhawatiran tersebut, serta untuk mengubah kecemasan menjadi tindakan dan semangat maju.

Ketika Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin memaksa Ukraina untuk menerima syarat damai dari Rusia dan menyelesaikan perang dengan cara apa pun, termasuk menaikkan tarif bagi Kanada, Meksiko, dan bersiap memberlakukan bea masuk untuk Uni Eropa, situasi politik global bergeser drastis.

Macron berusaha meyakinkan rakyatnya: “Masa depan Eropa tidak ditentukan oleh Washington dan Moskow!”

Perubahan mendadak di AS sangat mengagetkan sekutu-sekutunya.

“Saya berharap Amerika tetap di pihak kita, tetapi kita harus siap jika terjadi sebaliknya,” ujar Macron.

Dia memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya mengancam Ukraina, tetapi seluruh keamanan Eropa.

“Rusia mengancam kita dengan sikap kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tampaknya provokasi ini tidak akan berakhir,” kata Macron.

Membangun Pertahanan Eropa yang Mandiri

Sebagai satu-satunya kekuatan nuklir di Eropa, Prancis harus memberikan kontribusi nyata bagi pertahanan benua ini.

KTT yang digelar di Brussel pada Kamis (6/3) menjadi momentum penting bagi Eropa untuk memperkuat kekuatan militernya secara mandiri. Macron mendesak negara-negara anggota Uni Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan guna melindungi Ukraina sekaligus Eropa.

Langkah maju ini terlihat dalam rencana Uni Eropa untuk menginvestasikan miliaran euro guna memperkuat pertahanan bersama. Macron menegaskan bahwa Prancis telah lama mendorong gagasan ini, dan kini ancaman Trump untuk menarik diri dari Eropa membuat negara-negara anggota akhirnya bersatu dalam urusan pertahanan kolektif.

Namun, memperkuat pertahanan berarti meningkatkan pengeluaran, yang menjadi tantangan besar bagi setiap negara anggota.

“Kita harus berkomitmen untuk benar-benar mewujudkan pertahanan kolektif, bukan sekadar omong kosong di atas kertas,” kata Macron.

Memperkuat Militer Tanpa Menaikkan Pajak

Macron menjelaskan bahwa meski kondisi keuangan publik Prancis sulit, negara tetap harus berkontribusi dalam pertahanan Eropa.

Memperkuat militer memerlukan investasi besar, tetapi Macron berjanji untuk tidak menaikkan pajak rakyat.

“Untuk mencapai ini, kita perlu melakukan reformasi, membuat pilihan sulit, dan menunjukkan keberanian,” tambahnya.

Dia mengajak semua pihak, dari partai politik, serikat pekerja, hingga asosiasi pengusaha, untuk bersama-sama mencari solusi yang relevan bagi masa depan, bukan sekadar mempertahankan kebiasaan lama.

Pertemuan dengan Para Pemimpin Eropa dan Strategi Nuklir

Baru-baru ini, Macron aktif berkolaborasi dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer untuk membangun solidaritas Eropa dan menjaga dialog lintas-Atlantik.

Dia juga mengumumkan rencana untuk menggelar pertemuan para kepala staf pertahanan negara-negara Eropa yang siap mengambil tanggung jawab, guna memastikan perdamaian di Ukraina, termasuk kemungkinan penempatan pasukan Eropa di sana.

Macron juga menekankan pentingnya diskusi strategis mengenai perlindungan Eropa melalui kekuatan nuklir Prancis. Meski demikian, dia memastikan rakyatnya bahwa keputusan penggunaan senjata nuklir selalu berada di tangan Presiden Prancis.

Reaksi Politik dan Sikap Oposisi

Pemimpin La France Insoumise (Gerakan Prancis Tak Tunduk), Jean-Luc Mélenchon, melalui platform media sosial X, mengatakan: “Macron berkata jujur, zaman memang telah berubah. Tetapi kita tidak boleh lagi mengikuti mereka yang membawa kita ke jalan buntu dan mengidealkan Amerika.”

Setelah pidato tersebut, Macron langsung menghadiri makan malam bersama Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, seorang pendukung Trump dan Putin serta salah satu suara paling kritis di dalam Uni Eropa.

Trump Menekan Ukraina untuk Berdamai dengan Rusia

Pada 28 Februari, di Ruang Oval, Gedung Putih, Trump terlibat perdebatan sengit dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dua hari kemudian, AS mengumumkan pembekuan bantuan militer ke Kiev, dan pada Rabu, AS mengonfirmasi penghentian berbagi intelijen dengan Ukraina.

Dalam pidato di hadapan Kongres AS, Trump menyebut telah menerima surat dari Zelenskyy yang mengungkapkan keinginan untuk mencapai “perdamaian abadi” dengan Rusia secepat mungkin.

Beberapa jam sebelumnya, pemimpin Ukraina memang menyatakan niat tersebut, bahkan mengusulkan gencatan senjata dari udara dan laut, sejalan dengan rencana yang diajukan oleh Macron.

Penolakan Macron atas Kebijakan Ekonomi Trump

Di luar masalah Ukraina, Macron juga menyinggung ancaman Trump untuk memberlakukan tarif terhadap barang-barang Eropa.

“Keputusan ini tidak masuk akal, baik untuk ekonomi Amerika maupun bagi kita,” tegas Macron dalam pidatonya.

Dengan kondisi geopolitik yang terus berubah, Prancis dan Eropa berada di persimpangan jalan. Macron menyerukan solidaritas Eropa dan mengajak semua warga untuk bersiap menghadapi tantangan besar di depan mata, dengan tetap mempertahankan keberanian dan semangat kolektif. (jhn/yn)