Home Blog Page 1549

Zhou Enlai, Perdana Menteri Kontroversial pada Zamannya (3)

0

Chen Weiyu

Pada edisi lalu, kami telah menjelaskan misi rahasia yang dijalankan oleh Zhou Enlai yang tunduk kepada Komunis Internasional, bersama dengan Mao Zedong menjual wilayah negara. Tak disangka hal ini menyinggung hati yang rapuh dari kaum pengikut komunis dan “50 sen (buzzer PKT yang disebut Wumaodang, partai 50 Sen, red.)”, yang sama sekali  tidak  bisa menerima kenyataan tentang sosok Zhou Enlai yang sebenarnya, memang tidak heran, karena selama ini dalam propaganda PKT, sosok Zhou Enlai telah dibentuk sedemikian rupa sebagai “perdana menteri yang baik” yang sedemikian sempurna dan anggun. Bagaimana mungkin mereka bisa menerima sosok pemimpin agung di mata mereka luluh lantak begitu saja?

Namun, sosok sebenarnya Zhou Enlai tidak hanya itu saja, di lanjutan kali ini, pembaca akan melihat  bahwa Zhou En- lai sebenarnya adalah seorang pembantai yang sangat kejam dan menganggap nyawa manusia tidak lebih dari sekedar sebatang rumput tak berharga.

Pada musim gugur 1923, Sekjend Komunis Internasional yang juga kepala mata-mata Dimitrov diasingkan ke Jerman, dan bertanggung jawab atas semua pelatihan militer serta mata-mata anggota partai komunis dari berbagai negara, dengan menyusun rencana revolusi merah di setiap negara. Dan karenanya Zhou Enlai menjadi murid dan orang kepercayaan Dimitrov, kemudian menjadi penanggung jawab jaringan intelijen Komunis Internasional untuk wilayah Tiongkok. Setelah itu, seumur hidupnya Zhou Enlai melakukan kegiatan mata-mata, sebagian hal yang ia lakukan umumnya tidak diketahui banyak orang.

Menurut penelitian, istilah “mata-mata” yang digunakan PKT awalnya berasal dari “Divisi Operasi Khusus Pusat”, yang disebut juga tim merah. 

Pada November 1927, Divisi Operasi Khusus resmi dibentuk di Shanghai, dengan Zhou Enlai langsung bertanggung jawab sebagai komandannya, kader utamanya antara lain Chen Geng dan Gu Shunzhang. Divisi Operasi Khusus bertanggung jawab atas hal intelijen dan perlindungan politik, salah satu misi utamanya adalah membunuh mata-mata dan anggota partai yang mengkhianati PKT. Kasus dihabisinya seluruh keluarga Gu Shunzhang adalah salah satu contohnya.

Gu Shunzhang dianggap sebagai mata- mata PKT yang serba bisa, ia pernah berguru pada KGB di Uni Soviet, mahir dalam menyamar, pertunjukan sulap, mengoperasikan dan mereparasi mesin, serta psikologi, juga mahir menembak baik dengan tangan kanan maupun kiri, peledakan,  menembak di dalam ruangan tanpa bisa didengar suaranya dari luar, membunuh dengan tangan kosong tanpa meninggalkan bekas dan lain sebagainya, bisa dikatakan sebagai “guru besar mata-mata” bagi PKT.

Pada 1931, Gu Shunzhang ditangkap oleh Kuo Min Tang di Wuhan dan berkhianat, belum sempat diungkap kejahatan PKT, Zhou Enlai yang sudah mendengar kabar tersebut langsung memimpin tim mata-matanya untuk membunuh seluruh keluarga Gu yang berada di Shanghai, Zhou Enlai memerintahkan agar seluruh anggota keluarga Gu baik anak-anak maupun orang tua semuanya dibunuh, termasuk istri Gu dan anak yang masih belia, mertua, juga adik iparnya, belasan orang keluarganya dibunuh dengan kejam.

Malam itu salah seorang yang bertamu di rumah keluarga Gu adalah mantan murid Zhou Enlai di sekolah militer Huang Pu yakni Si Li, yang merupakan orang yang berjasa telah menyelamatkan Zhou Enlai, dia adalah adik dari Si Lie yang merupakan Kepala Divisi 2 Pasukan ke 26 Kuo Min Tang.

Pada April 1927, Chiang  Kai Shek “membersihkan partai”, Zhou Enlai ditangkap oleh Divisi 2 dan nyawanya terancam, karena Si Li mengingat jasa Zhou Enlai sebagai gurunya maka Si Li membantunya melarikan diri.

Malam itu, Zhou Enlai memimpin operasi dan turun tangan sendiri, Si Li juga ikut dihabisinya. Belasan anggota keluarga Gu Shunzhang di kediamannya di Shanghai dibunuh, jasad mereka dikubur dan dicor dengan semen.

Operasi pembunuhan tersebut tidak terlacak sepanjang musim panas itu, Gu Shunzhang berusaha mencari tahu keberadaan keluarganya namun tidak membuahkan hasil, perlahan ia merasakan ada yang tidak beres dan merasa was-was. Pada November 1931, Wang Shide dari Divisi Operasi Khusus  PKT tertangkap, Wang Shide mengungkap kejadian tersebut dan lokasi penguburan jasad, sehingga menjadi “kasus penggalian jasad di Desa Haitang” yang menggemparkan Shanghai bahkan seluruh negeri.

Pada Oktober 1933, Chiang Kai Shek mengumpulkan hampir satu juta pasukan dan mulai melakukan pengepungan yang kelima terhadap PKT di teritori Jiangxi- Fujian Soviet, pasukan merah PKT dipukul mundur, dan terpaksa melarikan diri ke arah barat laut. Agar tidak terlacak jejaknya, sebelum melarikan diri PKT telah menghabisi puluhan ribu orang yang dicurigai tidak bisa diandalkan atau perwira dan serdadu yang terluka yang tidak bisa berjalan sendiri, inilah “peristiwa liang puluhan ribu mayat” yang terkenal itu.

Waktu itu Zhou  Enlai adalah salah seorang pemimpinnya, bertanggung jawab mengatur aksi spesifik internal. Biro Perlindungan Politik yang dikuasainya memiliki kekuasaan tak terbatas, acap kali hanya dengan kalimat “Biro Perlindungan meminta Anda ikut untuk diinterogasi” saja, langsung membawa pergi seseorang. Orang yang dibawa pergi sebagian besar “hilang” begitu saja, tanpa perlu memberikan alasan dan pemberitahuan kabar terakhirnya. Di masa itu, kader dan prajurit yang diperiksa mencapai ribuan orang.

Untuk mengeksekusi para “kader yang goyah” dan “kaum pembangkang” dalam jumlah sebesar  ini, di tengah hutan belantara perbatasan antara utara Kota Ruijin dan Yundu dibangun sebuah Pengadilan Militer Khusus, tak jauh dari pengadilan tersebut, ada sebuah jurang sungai antara dua gunung selebar tiga meter lebih, antara jurang terdapat sebuah jembatan kayu kecil, di bawah jembatan itu disanalah letak “liang puluhan ribu mayat”. Yang disebut mengintrogasi hanya terdiri dari satu kalimat: “Anda telah melakukan kesalahan besar anti revolusi, barisan  revolusi tak bisa menerima Anda, sekarang Anda akan dipulangkan.” Lalu terpidana pun digiring ke tepi jurang, sekali tebas sekali tendang eksekusi pun selesai, tidak lagi repot-repot menggali lubang. Ada yang lebih parah lagi, terpidana disuruh menggali sendiri liang kubur, lalu golok ditebaskan dan korban ditendang masuk ke dalam liang atau terkadang langsung dikubur hidup-hidup.

Pada saat  Tentara Merah (Komunis) mundur atau berbaris jarak jauh di wilayah teritori Kuo Min Tang, tentara yang tertinggal jika tidak bisa ditandu, maka oleh anggota Biro Perlindungan Politik akan “langsung dieksekusi mati tanpa ampun”, agar mereka tidak ditangkap lalu dipaksa membocorkan rahasia. Menurut ingatan mantan Kepala Staf Tentara Merah PKT Gong Chu, “Pembantaian kejam bersejarah seperti ini, baru berakhir sebulan setelah Tentara Merah berhasil menerobos kepungan.”

Gong Chu melihat sendiri pemban-  taian puluhan ribu orang, serta Kepala Staf Pasukan Merah ke 12 yakni Lin Ye beserta istrinya ditikam dari belakang oleh anggotanya sendiri. Aksi pembersihan oknum pembangkang yang mengerikan ini, membuat Gong Chu kehilangan kepercayaannya terhadap PKT, akhirnya Gong Chu seorang diri membelot ke Kuo Ming Tang, dan menjadi “jendral pengkhianat Tentara Merah yang pertama”.

Setelah PKT berkuasa, Zhou Enlai terus memainkan peran suka kekerasan dan haus darah, Gerakan yang cukup terkenal antara lain kecelakaan udara Kashmir, 3 tahun bencana kelaparan besar Tiongkok, gerakan rasialis anti-Tionghoa di Indonesia, Khmer Merah, kerusuhan sayap kiri Hong Kong 1967 dan lain sebagainya.

Kecelakaan udara pesawat Kashmir Princess, adalah kejadian pada April 1955, sebelum Zhou Enlai bertolak ke Bandung, Indonesia, untuk menghadiri KAA, telah  menerima  informasi  intelijen yang  mengatakan  bahwa di dalam pesawat penerbangan itu telah dipasang bom waktu. 

Untuk membingungkan badan intelijen Kuo Min Tang, Zhou Enlai memerintahkan seluruh tim perwakilan PKT untuk berangkat sesuai jadwal semula, sedangkan Zhou Enlai sendiri tidak ikut naik ke pesawat tersebut, menyebabkan 11 orang bawahannya berikut wartawan tewas di Samudera Pasifik, taraf kekejamannya sungguh sulit dibayangkan. (sud)

Bersambung

Keterangan Foto : Zhou Enlai (Foto oleh RENE FLIPO / AFP melalui Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=kfqn_AWKdjg

Jam 13 yang Mencolok: Budaya di Era Penipuan

0

JEFF MINICK

Lebih dari waktu mana  pun dalam sejarah manusia, kini kita hidup di zaman penipuan dan kebohongan.

Ini hanyalah satu contoh. Meskipun banyak pejabat kesehatan yang mengecam praktik memakai masker sebagai hal yang tidak berguna, namun  para walikota dan gubernur telah menetapkan bahwa warga harus memakai masker untuk mencegah penyebaran COVID-19. 

Sebagian besar dari kita, bahkan mereka yang memandang remeh masker sebagai hal  yang merendahkan dan tidak manusiawi, hanya mengenakan masker saat diperlukan.

Tapi apakah itu berhasil?

Mari kita mengujinya. Kenakan masker Anda, kenakan kacamata, dan buanglah napas beberapa kali. Kabut pada kacamata itu adalah udara, dan mungkin  virus, yang keluar dari masker Anda.

Pakar lain — akademisi, konse- lor, dokter — memberi tahu bahwa kita dapat memilih untuk menjadi pria atau wanita, atau jenis kela- min lain yang kita sukai, tanpa perlu memperhatikan aspek bio- logis atau kromosom seks. Lantas bagaimana dengan “Anda tidak bisa menipu Ibu Alam”?

Politisi  dan  pakar  media  televisi arus utama di Amerika begitu jarang     mengatakan     kebenaran, sehingga   banyak   orang   Amerika mengabaikannya, mencari sumber daring  untuk  berita,  dan  merasa semakin seperti warga Soviet Rusia membaca  yang  tersirat  dari  berita Prada  hari   ini   untuk   mencari tahu yang sebenarnya.

Jadi apa efek dari rentetan kecurangan dan eufemisme ini terhadap budaya kita? 

Menutupi realitas

Eufemisme sudah lama merambah bahasa, alat yang berguna untuk melunakkan kenyataan. Menggunakan istilah “meninggal” bukannya mati, contohnya adalah ungkapan umum yang digunakan untuk mengurangi efek pukulan dari kematian.

Namun, dalam beberapa  tahun terakhir, sebagian  eufemisme berusaha menyamarkan kebenaran. Beberapa laporan  militer mengatakan tentang “kerusakan tambahan”, merupakan cara yang lebih lembut  untuk  mengatakan “kematian warga sipil”, “pro-pilihan” terdengar tidak keras dibanding pro-aborsi, dan “warga senior” sekarang adalah istilah pengganti yang umum untuk menyebut “orang tua”  dalam komunikasi publik.

Di era kebenaran politik kita saat ini, upaya untuk menyembunyikan makna dan niat di balik topeng kata-kata yang menipu ini terus berlanjut, menimbulkan pertanyaan: Apa efek korosi ini pada bahasa kita dan akibatnya pada budaya kita?

Media dan bahasa

Baru-baru ini, AssociAted Press (AP)   menyatakan   bahwa   penulis seharusnya  tidak  lagi  menggunakan  kata  “kerusuhan”  (riot)  untuk menggambarkan  pembakaran  dan penjarahan  yang  sedang  berlangsung  yang  dialami  oleh  beberapa kota  di  Amerika  dalam  lima  bulan terakhir, mereka menyarankan agar    menggunakan    “ketidaktenteraman” (unrest) sebagai deskripsi yang “lebih ringan”.

Jadi apa itu kerusuhan? Apakah kata tersebut harus dibuang dari bahasa? Dan kata apa yang harus kita gantikan dengan  “perusuh” (rioters)? Akankah kita membaca pernyataan seperti ini: Mereka yang terlibat dalam ketidaktenteraman   yang    membakar    mobil di tempat parkir, memecahkan jendela supermarket WalMart di dekatnya, memukuli empat karyawan, dan menjarah barang senilai USD 10.000 (146,7 juta rupiah)?

Lalu ada gerakan Black  Lives Matter (BLM). Warga planet Mars yang mempelajari sedikit tentang budaya Amerika mungkin  percaya BLM bertujuan untuk  mengu- rangi kekerasan dalam kota di tempat-tempat seperti Chicago, di mana kekerasan antar sesama ras tiap minggu menghasilkan korban tewas dan terluka yang layak untuk medan perang. Tetapi tidak — BLM dengan agenda Marxis-nya merujuk pada orang kulit hitam yang dibunuh oleh polisi, yang berarti bahwa beberapa nyawa warga kulit hitam, mereka yang dibunuh oleh polisi, lebih penting daripada yang lain.

Banyak media telah mendorong Black Lives Matter, sebagian karena kemuliaan gelar itu.

Pada tahun 2018, penulis Kevin Baker,  di  media  The  AtLANtic,  menyerukan “komisi kebenaran dan rekonsiliasi” setelah  kemenangan Presiden Trump. Kedengarannya mulia, ya? Siapa yang akan menentang kebenaran dan rekonsiliasi? Sayangnya, Kevin kemudian menghabiskan sisa artikelnya untuk mengecam Trump, stafnya, dan pendukungnya (ada rekonsiliasi untuk Anda), mengklaim, “kebohongan kanan telah meresap dan itu tersimpan dengan  baik.”  Dia tidak menyebutkan kebohongan kiri.

“Komisi kebenaran dan rekonsiliasi” ini terdengar lebih seperti ‘pengadilan kanguru’  (pengadilan abal-abal) selama Revolusi Kebudayaan Maois daripada upaya perdamaian.

Mengunjungi kembali ‘1984’

Dalam novelnya yang berjudul “1984”, George Orwell memperke- nalkan pada  dunia konsep New- speak : “War Is Peace” (perang adalah perdamaian), “Freedom Is

Slavery” (kebebasan adalah perbudakan), dan “Ignorance Is Strength” (kebodohan adalah  kekuatan) — semua slogan yang dibuat oleh Ke- menterian Kebenaran.

Dalam bagian apendiks dari novel  “1984”,  George  Orwell  mengutip  Deklarasi  Kemerdekaan,  bagian  terkenal  yang  dimulai  dengan “Kami   memegang   kebenaran   ini agar  terbukti  dengan  sendirinya…” dan  kemudian  menulis:  “Akan  sangat  tidak  mungkin  untuk  menerjemahkan  ini  ke  dalam  NewspeAk sambil  tetap  menjaga  arti  aslinya. Hal  terdekat  yang  bisa  dilakukan adalah    menelan    seluruh    bagian dalam satu kata crimethink.”

Saat  ini,  Newspeak dan  crimethink   telah   membawa   kita   pada ide-ide  aneh seperti   ruang   aman universitas,   budaya    pembatalan, dan  pembatasan  kebebasan  berbicara.

Dalam  penjelasannya  tentang  NewspeAk,  Orwell  memperkenalkan gagasan pemikiran ganda, yang melibatkan kemampuan “untuk mengatakan  kebohongan  yang  di sengaja sambil benar-benar memercayainya, untuk melupakan fakta yang tidak menyenangkan, dan kemudian ketika diperlukan lagi, menariknya kembali dari pelupaan selama diperlukan, menyangkal  keberadaan  realitas  obyektif  dan  memperhitungkan  realitas  yang  disangkal  —  semua  ini  sangat  diperlukan  untuk  melatih  pemikiran  ganda  …  Pada  akhirnya, melalui  pemikiran  ganda  itulah  Partai  telah  mampu  —  dan mungkin, sejauh yang kita tahu, terus mampu selama ribuan tahun — untuk menghentikan jalannya sejarah.”

Apakah kita sedang tertatih-tatih di tebing pemikiran ganda? Apakah kita memenjarakan atau membuang budaya kita karena crimethink? Akankah “ruang aman” di beberapa universitas kita, swasensor dari konservatif kampus, dan “budaya pembatalan”, yang berarti akhir sejarah seperti yang kita ketahui, segera menjadi umum di seluruh negeri kita?

Harapan

Baru-baru ini, saya berbicara dengan pembaca The Epoch Times berusia 19 tahun dari Montana. Maddie telah mengirimi saya email berisi lebih dari 2.000 kata yang membahas kekhawatirannya tentang Amerika dan keyakinannya bahwa kita perlu lebih menghargai keluarga dan keyakinan jika kita ingin menyelamatkan negara ini. Dalam  suratnya, dia menulis tentang “kurangnya kejujuran yang jelas” dan “tema umum tentang kesesuaian dan penerimaan” dalam masyarakat kita.

Selama percakapan telepon  kami berikutnya, Maddie pada satu titik bertanya, “Saya tahu ini kedengarannya basi, tetapi apakah Anda memiliki harapan untuk Amerika?”

Saya menjawab, “Ya, saya punya. Karena orang-orang seperti Anda, Maddie, dan karena anak-anak saya sendiri, dan orang-orang muda lainnya yang saya kenal. Saya adalah orang tua, tetapi Anda, kaum muda, adalah masa depan. Anda adalah harapanku.”

Maddie dan yang lainnya memahami bahwa bahasa yang rusak berjalan seiring dengan moralitas yang rusak dan budaya yang rusak. Seperti topeng yang kita kenakan  hari ini yang menyembunyikan kita satu sama lain di lapangan umum, kata-kata yang melenceng  menyembunyikan kebenaran dari kita.

Novel “1984” dimulai dengan kalimat, “Saat itu hari yang cerah dan dingin di bulan April, jam menunjukkan angka tiga belas.” Di musim pemilihan dan pandemi ini, jam kita juga menunjukkan angka 13 yang mencolok.

Tapi  Maddie  dan  banyak  anak  muda  lainnya  yang  saya kenal, memberi saya harapan bahwa bahasa yang jujur akan menang.  Mata  dan  telinga  mereka  terbuka,  mereka  menyadari intrik para pembentuk kata yang mendorong Newspeak  dan  doublethink,  dan  dengan  keberanian  dan  keteguhan mereka dapat memulihkan kejelasan dan kebenaran dalam bahasa kita.

Kata-kata itu penting.  Berjuang untuk mereka, anak muda. Lawan pertarungan yang bagus. (nit)

Selama 20 tahun, Jeff Minick mengajar sejarah, sastra, dan bahasa Latin pada seminar siswa homeschooling di Asheville, N.C., Kini dia menetap dan menulis di Front Royal, Va. Untuk mengikuti blognya, kunjungi JeffMinick.com

Keterangan Foto : Associated Press baru-baru ini menyatakan bahwa kita harus menggunakan eufemisme dari kata “kerusuhan” untuk menggambarkan teror di kota-kota besar secara nasional. Lukisan berjudul “The Riot” oleh Philip Hoyoll. Koleksi Pribadi

Dia Melihat Seorang Pria Tua Miskin Menggendong Anjing di Punggungnya, dan Dia Mendekat untuk Bertanya

Dalam kisa Yunani kuno, Argos, anjing peliharaan Odiseus bertemu lagi dengan tuannya itu setelah 20 tahun berpisah, dan karena gembiranya melihat tuannya pulang, Argos mati karena serangan jantung. Di Jepang, Hachiko, anjing yang selama sepuluh tahun duduk di depan pintu masuk stasiun kereta untuk menunggu tuannya, dan tanpa mengetahui bahwa tuannya sudah meninggal sampai dia juga mati di sana.

Nah, ini hanya dua contoh tentang apa arti cinta antara manusia dan hewan peliharaannya, dan sebaliknya. Karena siapa pun yang mencintai hewan menemukan salah satu perasaan paling murni yang terkait dengan kasih sayang. Hubungan yang tidak membutuhkan bahasa dan intuitif, tanpa syarat dan absolut.

Kisah ini menegaskan hal itu dan itu terjadi di Kota Yucatan, di Meksiko, di mana seorang pria tua miskin, tampak kelelahan, yang menunjukkan bahwa cinta yang paling murni memanifestasikan dirinya terlepas dari apa yang dia dimiliki.

Carlos Lizcano Santos sedang berkendara melewati jalan-jalan Kota Aztec yang disebutkan di atas ketika dia menyaksikan sebuah pemandangan yang mencuri hatinya.

Itu adalah ekspresi kasih sayang manusia yang paling tulus terhadap hewan peliharaannya: seorang pria tua yang penuh kasih, menggendong anak anjing di punggungnya.

“Saya bertanya kepadanya mengapa dia menggendongnya, dan dia menjawab: ‘karena jalanan sangat panas itu akan membakar cakarnya dan dia tidak bisa berjalan,'” kata Lizcano.

Pria tua itu tampak miskin, namun, dia menempatkan kenyamanan hewan peliharaan kesayangannya dan melakukan yang terbaik untuk memberikan yang terbaik, yang bisa dia lakukan untuk teman setianya.

“Siapa bilang cinta sejati ada hubungannya dengan hal-hal materi? Cinta yang terbaik hari ini! (…) Cinta itu tindakan, ”tulis Carlos dalam foto-foto itu.

Dan itu sedemikian rupa sehingga, hari ini, pria tua terhormat yang bertanggung jawab atas 15 anak anjing dari berbagai jenis ini telah mulai menerima sumbangan dan bantuan dari orang-orang yang tersentuh dengan tindakannya untuk memberi perlindungan makhluk luar biasa ini. (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

Pria Jepang Selama 36 Tahun Hidup dengan Voucher, Tanpa Mengeluarkan Satu Sen Pun dari Uangnya Sendiri

0

Sinchew Daily melaporkan kasus yang sangat aneh dari seorang pria Jepang yang tidak menggunakan satu sen pun dari uangnya sendiri dalam 36 tahun.

(Foto: Sin Chew Daily)

Bagaimana pria itu melakukannya, Anda mungkin bertanya? Nah, Kiriya Hiroshi, 71 tahun, mulai berinvestasi di saham ketika dia berusia 35 tahun.

Jadi di pasar saham Jepang, ada sistem tertentu dimana seorang investor yang telah menanamkan sejumlah uang akan bisa mendapatkan banyak voucher sebagai bentuk reward. Nilai pasar saham yang dimilikinya sekarang bernilai 300 juta yen (sekitar Rp 41,9 miliar ).

(Foto: Sin Chew Daily)

Saat ini, Kiriya memiliki investasi di lebih dari 900 perusahaan dan mereka memberinya bagian voucher yang adil setiap tahun.

Dalam sebuah reality show, pria itu berkata bahwa dia akan menggunakan kupon tersebut untuk ditukar dengan kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak, garam, pakaian, sepatu, dan bahkan sepeda!

(Foto: Sin Chew Daily)

Kiriya juga menjaga anggarannya dengan ketat dan tidak membelanjakan untuk hal-hal yang harganya melebihi nilai vouchernya. Sedangkan untuk transportasi, dia menggunakan sepeda.

(Foto: Sin Chew Daily)

Dompetnya bukan dompet biasa karena dia tidak memiliki kartu kredit atau uang tunai di sana tetapi tumpukan voucher! (yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

Menghadapi Nasib Kuda Troya: ‘Prosesi Kuda Troya di Troy’

0

Eric Bess

Terkadang, segala sesuatunya tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Yang berbahaya dan merugikan bisa ditutupi oleh janji-janji akan keindahan dan kesenangan.

Akhir-akhir ini saya banyak berpikir tentang janji-janji  utopia duniawi dan bagaimana janji-janji ini secara historis menyebabkan pertumpahan darah. Ideologi seperti ini sering memberi penganutnya rasa superioritas yang  didasarkan pada absolutisme moral yang menolak sudut pandang yang berlawanan, dan dengan demikian, musuh diciptakan dari mereka yang seharusnya berteman.

Mengapa kita terus menerima ideologi yang mengarah pada kekerasan dan kerugian? Apakah hanya karena mereka tampak bagus di permukaan? Berpikir untuk menerima hal-hal yang  awalnya tampak baik tetapi ternyata merugikan membawa saya ke kisah epik Kuda Troya.

Troy menyegel takdirnya Dalam Buku II dari Virgil “Aeneid”, Aeneas dengan sedih menceritakan kisah kejatuhan Troy dari sudut pandang Trojan. Troy dan Yunani telah berperang selama beberapa waktu. Orang Yunani telah banyak kehilangan  tetapi   mereka datang dengan rencana untuk mencoba mengubah perang menurut keinginan mereka.

Tentara Yunani memutuskan untuk membangun kuda kayu besar di mana mereka bisa bersembunyi, dan pada kesempatan yang tepat menyerang Trojan. Mereka meninggalkan patung kudanya di gerbang masuk Troy, dan para Trojan tercengang melihat penampilan kuda kayu itu yang tampaknya acak.

Trojan menemukan seorang pemuda Yunani, Sinon, dengan kudanya ketika mereka pergi untuk menyelidikinya. Sinon memberi tahu mereka bahwa orang Yunani melarikan diri setelah pengorbanan yang gagal.

Para Trojan bertanya kepada Sinon arti dari kuda itu, dan dia memberi tahu mereka bahwa itu adalah persembahan untuk Dewi Minerva. Jika Trojan melukai kuda itu, Minerva akan melukai mereka, dan jika mereka membawa kuda itu ke kota mereka, Minerva akan memberkati mereka.

Pendeta Trojan, Laocoon, memperingatkan Trojan bahwa itu adalah tipuan dan melemparkan tombaknya ke kuda sebagai protes. Dua ular raksasa bangkit dari laut dan menelan Laocoon dan kedua putranya. Trojan menganggapnya sebagai tanda  dari Minerva, dan mereka mendorong kuda besar itu melewati gerbang mereka dan masuk ke kota mereka.

Malam itu, saat semua Trojan sedang beristirahat, Sinon  membuka perut patung kuda kayu itu untuk mengeluarkan orang-orang Yunani yang bersembunyi, dan mereka menghabiskan malam itu dengan melepaskan kekacauan di kota yang tidak menaruh curiga.

Gerakan dalam komposisi Giovanni

Pelukis dan pembuat  gambar abad ke-18 Italia, Giovanni Tiepolo, menyusun komposisi berenergi tinggi namun  seimbang sebagai studi berjudul “The Procession of the Trojan Horse in Troy (Prosesi Kuda Troya di Troy)” untuk lukisan yang sekarang hilang. Komposisi sisi kiri lebih berat daripada sisi kanan karena ukuran kuda kayu. Ukuran dan kontras kuda menjadi- kannya titik fokus komposisi.

Sosok di kiri bawah komposisi membantu mendorong  kuda ke dalam kota, dan sosok di kanan bawah membantu menarik  kuda masuk. Mendorong  dan menarik sosok tersebut menyebabkan tubuh mereka miring secara  diagonal, dan sosok yang tersusun muncul secara diagonal memiliki lebih banyak energi daripada gambar yang disusun secara horizontal atau vertikal.

Meskipun komposisi  sisi kiri lebih berat daripada  sisi kanan, komposisi tersebut tetap menjaga keseimbangan karena ada kesan gerakan yang terjadi dari kiri ke kanan.

Pergerakan dari kiri ke kanan ini merupakan elemen desain tipe Gestalt, di mana keseluruhan komposisi memiliki pengaruh yang lebih besar daripada jumlah bagiannya. Dengan kata lain, pikiran kita dipengaruhi oleh kesan gerakan yang diberikan oleh keseluruhan komposisi kepada kita alih-alih rasa ketidakseimbangan yang bisa ditunjukkan oleh sisi kiri yang lebih berat.

Menghadapi nasib kuda Troya

Sayangnya, jauh lebih sulit untuk melihat kehidupan kita secara keseluruhan dengan cara yang sama menurut psikologi Gestalt, yaitu kita melihat komposisi. Kita tampaknya lebih cenderung memilah-milah aspek diri kita yang sangat kita sukai atau tidak suka, dan dengan demikian kita menganalisis diri sendiri dalam beberapa bagian, bukan secara keseluruhan. Misalnya, kita mungkin menganalisis keuangan, atau kesehatan, atau hubungan, pendidikan, spiritualitas kita, dan sebagainya, dengan gagasan bahwa jika bagian itu diperbaiki, mungkin keseluruhannya juga akan demikian.

Tapi siapakah kita secara holistik? Mungkin  untuk  melihat diri sendiri secara keseluruhan karena sulit bagi kita tidak mungkin untuk mengingat setiap aspek dari masa lalu dan kita tidak mengetahui masa depan. Apakah ini membuat kita  lebih rentan  untuk mengambil kepercayaan dan praktik berbahaya yang sebaliknya tidak akan  kita  lakukan? Apakah ini membuat kita  lebih mungkin menerima “kuda Troya” ke dalam hidup kita sendiri?

Fakta yang tidak menguntungkan tentang kuda Troya adalah, tidak ada di antara kita yang tahu itu kuda Troya sampai semuanya sudah terlambat. Kita terkadang m nerima hal-hal — objek, ide, orang —ke dalam hidup kita yang tampak baik, bermanfaat, menyenangkan, mengasyikan, dan sebagainya, dan baru kemudian kita menemukan bahwa hal-hal ini tidak seperti yang kita pikirkan semula.

Kita yang mengungkapkan keprihatinan tulus kita tentang potensi konsekuensi berbahaya dari menerima objek, ide, dan orang tertentu ke dalam hidup kita terkadang mendapati diri kita men- galami serangan balik yang tidak kita duga. Mungkin bahkan ketika kita bisa melihat kejahatan di tengah-tengah kita, seperti yang dilakukan Laocoon, amarah — dia yang melempar tombak — bukan- lah reaksi yang bijaksana. Ini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan konsekuensi yang tidak terduga.

Bagi saya, kuda Troya adalah lambang kerusakan yang tidak terduga, tetapi juga ditakdirkan. Bisakah Trojan menghindari nasib ini? Pada satu titik dalam puisi epik Virgil, Venus memberi tahu Aeneas bahwa jatuhnya Troy adalah kehendak para Dewa.

Kita mungkin tidak dapat mengendalikan nasib  itu sendiri, dan upaya untuk melakukannya mungkin dengan mudah dikoopta- si oleh pola pikir manipulasi, kese- rakahan, kecemburuan, dan seba- gainya. Dan pola pikir ini menjadi jalan bagi bahaya untuk memasuki kehidupan kita dan kehidupan orang-orang di sekitar kita.

Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol bagaimana kita  menanggapi apa yang terjadi dalam hidup kita. Dan inilah yang saya dapat dari komposisi Giovanni: keseimbangan. Giovanni melukis apa yang ditakdirkan terjadi: Warga Troy membawa masuk kuda yang akan menjadi kematian mereka, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Sisi kiri yang berat akan segera dialihkan ke sisi kanan yang diberi beban, dan pendulum akan berayun sebagaimana mestinya.

Giovanni melukis peristiwa ini dengan begitu banyak gerakan sehingga kita  tidak dapat melihat lukisan itu tanpa mengharapkan yang tak terelakkan. 

Semua  warga, dengan upaya mereka sendiri, mendorong dan menarik yang tak terhindarkan. Semua  orang, terlepas dari apakah mereka berada di sisi kanan atau kiri kuda, memiliki andil dalam kematian Troy.

Setidaknya, kita telah mengalami tahun 2020  yang penting. Mungkin, karena kurangnya keseimbangan dalam pendekatan kita untuk hidup, tidak ada dari kita yang tidak bersalah: Mungkin kita semua terlibat dalam peristiwa ini saat mereka berkembang menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Kami tidak  tahu seperti  apa masa depan. Tetapi mungkin, jika kita tidak melampiaskan amarah pada apa  yang tampaknya menjadi nasib kita,  jika  kita  malah mempertanyakan diri kita sendiri tentang bagaimana kita cenderung menanggapi  keadaan  kita dan mengambil pendekatan yang seimbang, yaitu, pendekatan yang tenang dan rasional terhadap apa. Mungkin tampak tak terhindarkan, mungkin takdir akan menghindarkan kita dari bahaya memiliki kuda Troya dalam hidup kita sendiri. (yun)

Keterangan Foto : Lukisan “The Procession of the Trojan Horse in Troy”, sekitar tahun 1760, oleh Giovanni Tiepolo. Menggunakan cat minyak di atas kanvas, 38,8 cm x 66,8 cm. Galeri Nasional di London

https://www.youtube.com/watch?v=9UhgooW8ZFc

Anak Kucing dan Anak Babi Melupakan Masa Lalu Mereka yang Menyakitkan dan Menemukan Kenyamanan dalam Persahabatan Mereka

0

Mereka mengatakan bahwa teman sejati adalah mereka yang tidak hanya saling mengenali ketika mereka memiliki kesamaan, tetapi meskipun mereka sangat berbeda, mereka tidak membatasi diri dan terus memupuk persahabatan.

Sesuatu yang layak dikagumi pada hewan, yang, tidak peduli betapa berbedanya mereka, mereka akan selalu ada di sana untuk menunjukkan kesetiaan mereka.

Contohnya adalah persahabatan yang terbentuk antara Laura, seekor babi kecil yang menggemaskan, dan Marina, seekor kucing kecil. Keduanya tinggal di sebuah yayasan nirlaba yang berlokasi di Chili.

Dua spesies yang sangat berbeda yang mengalami situasi serupa di masa lalunya, yang mendapat perlakuan tidak adil dari manusia yang tidak bermoral.

Kedua hewan ini bertemu di tempat penampungan hewan Sanctuary Equality Interspecies. Di sini mereka menerima semua perhatian dan cinta yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.

Ketika Marina tiba di penampungan dia masih bayi, dia ditinggalkan oleh pemiliknya yang tidak peduli seberapa kecil dan rapuhnya dia. Kesehatannya sangat lemah sehingga jika dia tidak mendapatkan perhatian medis pada waktunya, dia akan memiliki akhir yang tragis.

Laura, pada bagiannya, hidup dalam kesengsaraan dan dikelilingi oleh rasa sakit, tampaknya nasibnya ditandai sampai para aktivis datang untuk menyelamatkannya.

Pemilik sebelumnya memelihara babi untuk industri daging, rumah jagal adalah jalan yang tak terelakkan yang harus dia lalui jika dia tidak diselamatkan pada waktunya.

Ketika babi kecil yang menggemaskan itu tiba di tempat penampungan dia sangat bingung, dia tidak berhenti gemetar dan dia takut akan nyawanya.

Marina adalah yang mengambil langkah pertama dan Laura yang menyusu mendekat untuk menghiburnya dengan lembut.

Sejak itu, mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka bersama, mereka menghibur diri sendiri, memeluk, bermain, dan bahkan berbagi selimut untuk tidur.

Kedua hewan ini tidak diragukan lagi tidak melihat perbedaan tetapi kesempatan untuk mencintai dan menerima yang lain.

Tempat penampungan tidak hanya menyelamatkan hewan tetapi mengubah hidup mereka, Laura dan Marina adalah contoh kecil dari pekerjaan indah yang mereka lakukan. (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

Seorang Tukang Kayu Membangun Tempat Perlindungan Bergerak untuk Para Tunawisma Agar Tetap Hangat di Musim Dingin

Seorang tukang kayu di Toronto, Kanada, membangun tempat perlindungan bergerak untuk para tunawisma untuk berlindung dari hawa dingin.

Khaleel Seivwright, 28 tahun, mulai membangun tempat perlindungan bergerak untuk para tunawisma bulan lalu. Setiap unit membutuhkan biaya sekitar 1.000 dollar (sekitar Rp 14,7 juta) untuk material dan Seivwright membutuhkan waktu delapan jam untuk membuatnya. Tapi dia dengan senang hati memberikannya secara gratis.

“Sepertinya sesuatu yang bisa saya lakukan akan berguna karena ada begitu banyak orang yang tinggal di tenda,” kata Seivwright kepada CBC. “Saya belum pernah melihat begitu banyak orang yang tinggal di luar di taman, dan ini adalah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk memastikan orang-orang yang tinggal di luar di musim dingin dapat bertahan hidup.”

Seivwright mengatakan tempat berlindung yang dia buat akan mampu membuat orang tetap hangat dengan nyaman dengan panas tubuh mereka sendiri dalam suhu serendah -20 C.

Untuk membantu mendanai misinya, Seivwright meluncurkan penggalangan dana online yang telah mengumpulkan lebih dari 50.000 dollar (sekitar Rp 737 juta).

“Saya senang melakukan ini karena saya tahu ini bisa berhasil, saya suka merancang dan membangun berbagai ide menarik dan saya tahu ini mungkin membantu setidaknya beberapa orang melewati musim dingin ini yang mungkin tidak dan orang lain di masa depan juga. Sebagai tempat berlindung biasanya pada kapasitas tertentu di musim dingin di Toronto dan juga karena virus korona ini, memberi ruang untuk memungkinkan jarak sosial akan semakin membebani kapasita tempat penampungan di Toronto, “tulisnya di GoFundMe. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Video Rekomendasi:

Cuti Bersama Tiba, Diingatkan Pandemi Tak Kenal Kata Libur

0

ETIndonesia- Pemerintah terus mengingatkan pada masyarakat agar waspada saat memasuki masa libur panjang Maulid Nabi SAW dan cuti bersama dari tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2020 akhir pekan ini.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito memohon kesiap-siagaan seluruh daerah destinasi wisata untuk antisipasi terjadinya klaster libur panjang.

“Ingat, pandemi tak mengenal kata libur,” ujar Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (27/10) sore dalam keterangannya dikutip dari situs COVID-19.go.id.

Prof. Wiku menambahkan jumlah penambahan kasus positif selama sepekan terakhir ini mencapai 3.520 orang, dengan kasus aktif 60.685 orang (16,4%). Torehan ini masih di bawah angka kasus aktif di dunia yang berada di angka 23,84% atau selisih 7% di bawah kasus dunia.

Begitu juga dengan jumlah kasus sembuh sampai saat ini sebanyak 322.248 orang (81,3%), sedikit lebih tinggi dari perolehan kasus sembuh dunia yang mencapai 73,49%.

Kasus sembuh di dunia belakangan ini cenderung menurun sedangkan kasus sembuh di Indonesia meningkat.

“Ini kabar baik yang perlu dipertahankan, angka kesembuhan bisa naik terus, sehingga tidak ada yang meninggal,” ujarnya.

Adapun jumlah kasus meninggal dalam sepekan ini menyentuh angka 13.512 orang (3,4%) masih di atas rata-rata dunia yang berada di 2,6%.

Dalam minggu ini, lanjut Prof. Wiku, perkembangan kasus positif Covid-19 cenderung menurun sebesar 4,5%.

Ini perkembangan ke arah lebih baik karena kasus positif alami penurunan.

Kabar baik berikutnya juga dialami oleh tiga provinsi yang pekan ini mampu menekan angka penambahan kasus positif mingguan, yakni Provinsi Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Sebaliknya, pemerintah mengingatkan kepada lima besar provinsi yang mengalami lonjakan penambahan kasus tertinggi. 
Dengan perincian Jawa Barat naik 627 kasus, Banten 345 kasus, Kepulauan Riau naik 238 kasus, Riau naik 234 kasus, dan Jawa Tengah naik 184 kasus.

“Kami melihat trend dari yang sebelumnya mengalami kebaikan yang terjadi, namun daerah ini menjadi lengah. Kami mohon perhatiannya bagi daerah-daerah yang masih masuk lima besar agar melakukan evaluasi protokol kesehatan di masyarakatnya,” ungkap Prof. Wiku.

Meski penambahan kasus positif mingguan menurun, Prof. Wiku menambahkan jumlah kasus kematian mengalami kenaikan.

Pekan ini peningkatan sebesar 18% pada penambahan kematian mingguan.

Provinsi Banten, Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara yang pekan sebelumnya berada di lima besar provinsi dengan angka kenaikan kematian tertinggi telah berhasil menekan angka kematian pada pekan ini sehinga keluar dari lima besar.

“Provinsi Jawa Tengah masih bertahan di lima besar kematian tertinggi seperti pekan sebelumnya. Jawa Barat naik 89, Sumatera Barat naik 22, Jawa Tengah naik 16, Kepulauan Riau naik 10, dan Nusa Tenggara Barat naik 7,” papar Prof. Wiku yang akan kembali melakukan konferensi pers dan tanya jawab dengan para wartawan pada Kamis (29/10) yang merupakan hari libur cuti bersama. (asr)

https://www.youtube.com/watch?v=XCeBPnhwG1k

The New York Times yang Menyusahkan Terpuruk Dalam Serangan Kebohongan dan Bias

oleh Levi Browde

Di halaman depan tanggal 25 Oktober 2020 The New York Times ada artikel berjudul “How an Obscure Newspaper …” atau Bagaimana sebuah Koran yang Tidak Jelas… ” The New York Times berusaha menyerang The Epoch Times, sebagian dengan menyerang keyakinan dari beberapa pendirinya, yang mana sebagian Tionghoa Amerika yang berlatih Falun Gong.

Sebagai Direktur Eksekutif Falun Dafa Information Center, saya Levi Browde ingin menanggapi serangan terhadap Falun Gong ini.

Artikel tersebut mengangkat keprihatinan serius atas pelaporan The New York Times mengenai Falun Gong. Secara khusus, artikel ini menyebarkan narasi palsu dan ketidakakuratan mengenai latihan spiritual berbasis Buddha tersebut, serta hal remeh yang ketara mengenai sifat dan skala pelanggaran hak asasi manusia yang dihadapi oleh para praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa sebagai latihan meditasi dan hidup sesuai dengan ajaran berdasarkan prinsip Sejati, Baik, Sabar. Pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan brutal terhadap latihan damai ini, karena ketakutan di mana 70 juta hingga 100 juta orang Tiongkok mengadopsi sebuah keyakinan yang mana ajarannya memberikan alternatif untuk materialisme dogmatis dan ateisme Partai Komunis Tiongkok.

Pada saat jutaan praktisi Falun Gong yang tak bersalah di Tiongkok — yang tidak memiliki hubungan dengan media dan lanskap politik Amerika Serikat — berlanjut menghadapi penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan di luar hukum di tangan Partai Komunis Tiongkok, masalah-masalah ini merupakan kelalaian besar, atau mungkin bahkan niat jahat, di bagian NY Times.

Memang, kesalahan yang dibuat dalam artikel ini menandakan hal yang aneh dan kecenderungan kemerosotan meresahkan dari apa yang pernah menjadi pilar jurnalisme Amerika Serikat. 

BACA JUGA : Menerangi Fakta dan Memberatkan Bias: ‘Investigasi’ The New York Times Selama 8 Bulan Terhadap The Epoch Times

Sayangnya, pelaporan bermasalah dalam artikel ini bukanlah anomali. Sebaliknya, pelaporan bermasalah tersebut muncul dalam konteks keheningan hampir total selama 20 tahun oleh The New York Times terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan di Tiongkok terhadap rakyat biasa Tiongkok yang berlatih Falun Gong, meskipun The New York Times melaporkan mengenai kelompok-kelompok agama lain yang dianiaya di Tiongkok dan tempat lainnya.

Keheningan Mencurigakan Di Tengah Kekejaman yang Mengerikan

Artikel The New York Times mengurangi jumlah total pelanggaran hak asasi manusia yang dihadapi Falun Gong di Tiongkok menjadi tuduhan yang dibuat oleh Falun Gong dan Falun Gong belaka: “Kelompok … menuduh [Partai Komunis Tiongkok] menyiksa praktisi Falun Gong dan memanen organ-organ dari praktisi Falun Gong yang dieksekusi.” 

Praktisi Falun Gong melakukan latihan pada rapat umum untuk memperingati 20 tahun penganiayaan Falun Gong di Tiongkok, di Rumput Barat Capitol Hill pada 18 Juli 2019. (Mark Zhou / The Epoch Times)

Catatan dalam kurung memperhatikan bahwa puluhan ribu praktisi Falun Gong dikirim ke kamp kerja paksa “di tahun-tahun awal” menyiratkan bahwa hanya sedikit praktisi Falun Gong di Tiongkok menghadapi penganiayaan hidup dan mati pada saat ini.

Penggambaran ini tidak dapat jauh dari kebenaran.

Freedom House memperkirakan 7 juta hingga 20 juta orang di Tiongkok terus berlanjut berlatih Falun Gong saat ini. Tidak hanya yang didokumentasikan dan dilaporkan Pusat Informasi Falun Dafa mengenai ribuan penculikan ilegal, lama hukuman, penyiksaan, dan kematian dalam tahanan selama tahun 2020 saja, tetapi situs web pemerintah Tiongkok juga menunjukkan kampanye baru untuk “membubarkan” Falun Gong di kota-kota dan desa-desa di seluruh Tiongkok.

Dan, sama pentingnya, bukan hanya sumber Falun Gong saja yang mendokumentasikan kekerasan ekstrim yang diberlakukan kepada para penganut kepercayaan yang damai di Tiongkok. Selama 20 tahun, jutaan orang telah diganggu, ditahan, dipenjara, disiksa, atau dibunuh oleh pihak berwenang Tiongkok, sebuah fakta yang sudah biasa didokumentasikan dalam laporan tahunan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amnesty Internasional, Freedom House, dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, di antaranya.

Berikut beberapa contoh singkat:

Pada tahun 2016, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dengan suara bulat mengesahkan  Resolusi 343 DPR , “mengungkapkan keprihatinan mengenai laporan panen organ sistematis, gigih dan kredibel yang disetujui negara” dari para praktisi Falun Gong dalam “jumlah besar.” Teks resolusi mencatat bahwa “dalam banyak fasilitas penahanan dan kamp kerja paksa, tahanan hati nurani Falun Gong adalah mayoritas populasi, dan dikatakan telah menerima hukuman terpanjang dan perlakuan terburuk.”

Laporan Freedom House pada tahun 2017 yang menyertakan bab komprehensif mengenai Falun Gong menemukan bahwa meskipun Partai Komunis Tiongkok telah melakukan kampanye selama 17 tahun untuk memberantas Falun Gong, jutaan orang terus berlatih Falun Gong. Tercatat bahwa “praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok menjadi sasaran pengawasan yang luas, penahanan, pemenjaraan, dan penyiksaan yang sewenang-wenang, dan praktisi Falun Gong Berisiko tinggi menjalani eksekusi di luar hukum.”

Laporan Amnesty International pada tahun 2017-2018 menyatakan, “Praktisi Falun Gong terus menjadi sasaran penganiayaan, penahanan sewenang-wenang, pengadilan yang tidak adil dan penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.”

Mengenai topik panen organ, realitas praktisi Falun Gong yang dibunuh untuk dipanen organnya di Tiongkok kini telah diterima secara luas di kalangan organisasi hak asasi manusia, pembuat kebijakan, dan kalangan akademisi. Pada tahun 2019, Sir Geoffrey Nice QC, mantan jaksa di  Pengadilan Kriminal International untuk bekas Yugoslavia, yang memimpin penuntutan Slobodan Milosevic, mengadakan Pengadilan Tiongkok, sebuah pengadilan independen yang terdiri dari ahli medis, ahli hukum, dan ahli Tiongkok di London.

Setelah menilai semua bukti, panel tersebut menyimpulkan bahwa praktisi Falun Gong dibunuh dan terus dibunuh untuk dipanen organnya “dalam skala signifikan.” Cerita ini diliput oleh BBC, Forbes, The Guardian, Newsweek, The Telegraph, The Wall Street Journal, dan NBC.

The New York Times gagal melaporkan cerita ini.

Dalam menghadapi dokumentasi yang begitu luas oleh organisasi hak asasi manusia, pemerintahan demokratis di Barat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan banyak  outlet media lainnya, mengapa The New York Times mencirikan keseluruhan bukti sebagai “kelompok …menuduh” Selanjutnya, cerita ini muncul 20 tahun hampir tidak bersuara mengenai  penderitaan Falun Gong.

Kebohongan yang Mencolok

Artikel The New York Times ini juga mengangkat kebohongan yang mencolok mengenai  ajaran dan keyakinan Falun Gong. Misalnya, artikel menyebarkan gagasan “pernikahan antar ras” yang diklaim dilarang oleh Falun Gong. Namun, bahkan pemeriksaan yang paling santai terhadap komunitas Falun Gong di mana pun di seluruh dunia, termasuk di New York, menunjukkan bahwa perkawinan antar ras, dan anak-anak blasteran, adalah berlimpah.

Saya sendiri, adalah seorang praktisi Falun Gong, menikah dengan seorang wanita yang berbeda ras, dan kami memiliki dua putra blasteran yang tampan. Jelas, gagasan bahwa Falun Gong “melarang pernikahan antar ras” pada kenyataannya tidak memiliki dasar.

Kemudian, dari mana asalnya kebohongan ini? Dalam beberapa tahun terakhir, situs web Kedutaan Besar Tiongkok di seluruh negara Barat sudah mulai menggunakan frasa ini untuk menjelekkan Falun Gong dalam propaganda Kedutaan Besar Tiongkok dalam bahasa Inggris karena Kedutaan Besar Tiongkok tahu hal tersebut akan menjadi pemicu di Barat.

Dengan memasukkan kebohongan ini ke dalam artikel tersebut, The New York Times menunjukkan kegagalannya melakukan pemeriksaan fakta bahkan pada tingkat dasar, atau lebih buruk lagi, dengan sengaja memasukkan kebohongan untuk memperkuat narasi cerita tersebut.

Membisikkan Perilaku Kekerasan atau Lebih Buruk

Ada pernyataan yang lebih halus, namun tidak kalah menyesatkan dibuat dalam artikel The New York Times ini.

Saat mencirikan beberapa sumbernya, penulis menunjukkan bahwa mereka berbicara secara anonim karena mereka “takut akan pembalasan … [dari] Falun Gong.”

Artikel tersebut tidak menyajikan bukti atau kepercayaan untuk “ketakutan” ini, tetapi konotasi kekerasan yang dimuat oleh artikel tersebut adalah kebalikan dari sifat latihan Falun Gong yang damai, dan cara para praktisi Falun Gong berperilaku.

Selain itu, ada banyak sekali tokoh terkenal yang sebenarnya mengenal komunitas Falun Gong dengan baik dan dapat bersaksi bahwa sentimen semacam itu adalah tidak berdasar.

David Kilgour, mantan Menteri Luar Negeri Kanada (Asia-Pasifik), menjelaskan praktisi Falun Gong sebagai “orang yang sangat ramah, baik hati tanpa niat jahat di tubuhnya.”

Praktisi Falun Gong pada pawai mengecam 20 tahun penindasan rezim Tiongkok terhadap keyakinan spiritual mereka, di Hong Kong pada tanggal 27 April 2019. (Li Yi / The Epoch Times)

Profesor Arthur Waldron, profesor hubungan internasional Lauder di Departemen Sejarah di Universitas Pennsylvania, mengatakan Falun Gong “adalah orang-orang luar biasa dengan standar apa pun: cerdas, berpendidikan, pekerja keras, bermoral dalam perilakunya, berani.”

Faktanya, selama lebih dari 20 tahun, jutaan orang di seluruh Tiongkok telah mengalaminya kekerasan dan penindasan yang mengerikan, dan tidak ada satu pun kasus yang diketahui dari seorang praktisi Falun Gong  membalas penindasnya.

Sebaliknya, dalam kasus baru-baru ini yang dilaporkan oleh Pusat Informasi Falun Dafa, seorang pria praktisi Falun Gong datang membantu saudara perempuannya yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Bukannya menangkap si pelaku, polisi Tiongkok malah menahan si pelindung korban dan menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara karena keyakinannya.

Tetapi sekali lagi, tidak ada konteks ini yang dimasukkan, dan pembaca harus mempertimbangkan Falun Gong sebagai kelompok yang rentan terhadap “pembalasan” —suatu gagasan yang sangat menyesatkan, paling tidak.

20 Tahun Hampir Hening yang Tidak Jelas

Semua ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa The New York Times, pada umumnya, mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan yang dilakukan terhadap para praktisi Falun Gong di Tiongkok selama 20 tahun terakhir? Dan, saat The New York Times meliput Falun Gong, mengapa pelaporan The New York Times dipenuhi dengan kebohongan dan kelalaian yang mencolok?

Mungkin ada hubungannya dengan pertemuan antara  penerbit The New York Times Arthur Sulzberger Jr. dengan pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat itu Jiang Zemin (yang sendirian memulai penganiayaan terhadap Falun Gong) pada tahun 2001? Setelah pertemuan ini, tidak ada pelaporan yang berarti mengenai penganiayaan terhadap Falun Gong selama 20 tahun ke depan (dengan satu pengecualian penting: karya Andrew Jacobs).

Yang jelas dari salah satu yang dimiliki The New York Times adalah bahwa pendekatan  terhadap Falun Gong ini adalah mungkin sangat disengaja, bahkan diamanatkan.

Saat memberi kesaksian Pengadilan Tiongkok, seorang wanita mantan koresponden The New York Times Beijing, Didi Kirsten Tatlow menyatakan bahwa tidak hanya panen organ secara paksa dari para tahanan hati nurani seperti Falun Gong terjadi di Tiongkok, dan bahwa adalah rahasia terbuka di antara ahli bedah transplantasi, tetapi The New York Times secara aktif mematahkan semangatnya untuk melaporkan fakta ini.

The New York Times selalu hadir di atas meja dapur rumah saya selama tiga generasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kami menjadi semakin khawatir saat perspektif tersebut dimasukkan ke dalam beritanya, juga yang dihilangkan darinya, menikung secara berbahaya dari berita “cocok untuk diberitakan” dan secara aneh mendekati narasi yang pasti akan menyenangkan Beijing.

Kami mohon The New York Times untuk menghapus kebijakan, pengaruh, atau bias apa pun saat ini  yang mencegah pelaporan yang adil dan akurat mengenai Falun Gong, dan dapatkan cerita, keseluruhan ceritanya, dan benar. Karena jutaan orang yang berlatih Falun Gong di Tiongkok  tetap rentan terhadap pemenjaraan, penyiksaan, dan pembunuhan semena-mena, melakukan hal itu secara harfiah dapat menyelamatkan nyawa.

Levi Browde adalah Direktur Eksekutif Falun Dafa Information Center. Artikel ini diadaptasi dari yang pertama kali diterbitkan di situs Pusat Informasi Falun Dafa.

https://www.youtube.com/watch?v=AOCRSmoLSLI

AS Sediakan Peralatan Navigasi, Avionik Canggih Bagi India untuk Hadapi Ancaman Komunis Tiongkok

0

oleh Luo Tingting

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper bersama Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengadakan dialog 2 + 2 pada 27 Oktober 2020 lalu.

Dialog membahas tentang penguatan hubungan strategis antara Amerika Serikat dan India demi menanggapi ancaman komunis Tiongkok. Kedua belah pihak akan menandatangani kesepakatan selama dialog tersebut. Amerika Serikat berencana untuk menyediakan peralatan navigasi dan avionik canggih untuk meningkatkan akurasi rudal dan drone India.

Mike Pompeo dan Mark Esper tiba di New Delhi pada 26 Oktober 2020.

Media India memberitakan bahwa menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara dalam dialog 2 + 2 akan membahas empat topik utama yakni kerja sama keamanan regional, isu berbagi informasi pertahanan, interaksi militer dan perdagangan pertahanan.

Berita menyebutkan bahwa kedua belah pihak akan membahas bagaimana mengekang pengaruh komunis Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik dan perilaku agresifnya di zona perbatasan Tiongkok – India.

Selama pembicaraan, Amerika Serikat dan India akan menandatangani Perjanjian Pertukaran dan Kerjasama Dasar untuk kerjasama Geo-Spasial (Basic Exchange and Cooperation Agreement for Geo-Spatial cooperation. BECA). 

Perjanjian tersebut akan menyediakan teknologi militer kelas atas, logistik, dan berbagi peta geo-spasial antara kedua negara.

Pejabat India mengatakan bahwa setelah perjanjian ditandatangani, Amerika Serikat akan memberikan peralatan navigasi dan avionik canggih kepada India agar India mampu memperoleh data satelit Amerika Serikat untuk membantu meningkatkan akurasi rudal dan drone India terhadap target.

Sejak tahun 2016, Amerika Serikat dan India telah menandatangani Nota Kesepakatan Pertukaran Logistik (Logistics Exchange Memorandum of Agreement. LEMOA), Kesesuaian Komunikasi dan Perjanjian Keamanan (Communications Compatibility and Security Agreement. COMCASA), Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer (General Security of Military Information Agreement. GSOMIA). 

Sedangkan perpanjangan dari perjanjian COMCASA, berupa Lampiran Keamanan Industri (Industrial Security Annex) juga akan ditandatangani dalam pertemuan itu.

Dilaporkan bahwa sejak tahun 2007 Amerika Serikat telah menjual senjata kepada India senilai lebih dari USD. 21 miliar, dan Washington telah mendesak pemerintah India untuk menandatangani perjanjian yang memungkinkan berbagi pesan pintar dan komunikasi terenkripsi.

Usai pertemuan Menteri Pertahanan ke dua negara, Kementerian Pertahanan India menyatakan bahwa kedua menteri menyatakan kepuasannya atas penandatanganan perjanjian BECA.

Setelah mengakhiri kunjungannya di India, Mike Pompeo juga akan melakukan perjalanan ke Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia. Keempat negara ini semuanya memainkan peran kunci dalam transportasi laut Samudra Hindia. Dunia luar percaya bahwa perjalanan Pompeo akan memberi tekanan pada komunis Tiongkok.

Pompeo adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Sri Lanka dalam lebih dari satu dekade terakhir. Dia akan merekomendasikan agar Sri Lanka membuat keputusan tentang hubungannya dengan komunis Tiongkok dan meminta mereka untuk menerima dukungan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan yang diberikan oleh Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat dan komunis Tiongkok telah terlibat dalam konfrontasi di kawasan Indo-Pasifik. Amerika Serikat meluncurkan Strategi Indo-Pasifik pada tahun 2017 untuk memperkuat hubungan strategis, ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara Indo-Pasifik untuk melawan ekspansi hegemoni komunis Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. (sin)

Keterangan Foto : Pada 27 Oktober, Pompeo (kiri) dan Mark Esper (kanan) memberikan penghormatan di depan National War Memorial di New Delhi. (Adnan Abidi/POOL/AFP/Getty Images)

https://youtu.be/gEuwCb41JSU

Setelah Skandal Biden Terungkap, Penelusuran di Google “Can I Change My Vote” Meningkat

0

Penelusuran di mesin pencari Google untuk kata kunci “Can I Change My Vote” dan “Biden China” telah melonjak. Publik percaya bahwa skandal “Email Gate” bisa sangat menghambat suara Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2020

Luo Tingting /Wen Hui

Pemberian suara telah dimulai di awal pemilu Amerika Serikat. Setelah skandal “Email Gate” dari kandidat presiden dari Partai Demokrat, Biden terungkap, banyak wilayah di Amerika Serikat baru-baru penelusuran di mesin pencari Google untuk kata kunci “Can I Change My Vote” dan “Biden China”. Volume penelusuran telah melonjak, dan publik  percaya bahwa skandal “Gerbang Email” dapat sangat menghambat pemilihan Biden.

Pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini mematahkan “Kejutan Oktober”. Biden dan putranya terperangkap dalam skandal “email gate”. Mantan mitra putra Biden, Hunter, secara terbuka mengonfirmasi bahwa Biden telah campur tangan aktivitas bisnis Hunter dengan perusahaan Tiongkok dan mengambil keuntungan dari mereka selama masa jabatannya sebagai wakil presiden. 

Selain itu, setelah skandal seksual antara Hunter dan gadis di bawah umur terungkap, mantan walikota dan jaksa New York Rudy Giluliani baru-baru ini mengatakan kepada media bahwa Biden telah diberitahu kalau Hunter berhubungan seks dengan seorang gadis berusia 14 tahun tiga tahun lalu. 

Menurut Giluliani adalah kejahatan Biden yang menyembunyikan skandal seks Hunter. Dia telah mengirimkan materi pornografi terkait ke polisi, dan Hunter mungkin akan menghadapi tuntutan serius.

Menurut laporan media asing, setelah skandal Biden dan putranya terungkap, jumlah penelusuran di mesin pencari Google untuk kata kunci “Can I Change My Vote” dan “Biden China” di banyak wilayah di Amerika Serikat telah melonjak, yang berarti pemungutan suara lebih awal. 

Beberapa pemilih mungkin telah mengubah pilihan mereka, dan pemilihan Biden mungkin terpengaruh.

Dilaporkan bahwa negara bagian Minnesota, Michigan, Mississippi, Wisconsin, Pennsylvania, Connecticut, dan New York di Amerika Serikat mengizinkan para pemilih untuk mengubah niat memilih mereka setelah memberikan suara sebelumnya.

Dipengaruhi oleh epidemi virus Komunis Tiongkok, banyak orang memilih untuk memberikan suara melalui email dalam pemilihan Amerika Serikat kali ini. Pada pagi hari tanggal 24 Oktober, Waktu Bagian Timur, lebih dari 56 juta pemilih di Amerika Serikat telah memberikan suara. Momen ini menciptakan catatan sejarah pemilihan awal, hampir sepuluh kali lipat dari empat tahun lalu!

Di antara mereka yang telah memberikan suara sebelumnya tahun ini, lebih dari 37 juta memberikan suara melalui surat, dan lebih dari 16 juta memberikan suara di TPS yang dibuka sebelumnya.

Menurut statistik di situs web NBC TV di Amerika Serikat, jumlah total orang yang meminta suara lewat pos melebihi 70 juta, di mana 46% adalah pemilih Partai Demokrat terdaftar, 30% adalah pemilih Partai Republik terdaftar, dan 24% adalah pemilih di luar dua partai besar.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengkritik Biden sebagai politisi korup ketika dia berpidato di Arizona pada 19 Oktober lalu. Trump juga menuding keluarga Biden adalah kelompok kriminal, dan mengkritik insiden “email gate” ayah dan anak Biden dari neraka.

Selama debat dengan Biden pada tanggal 22 Oktober lalu, Trump kembali menuduh Biden menerima suap asing dan mengambil uang dari Tiongkok dan Rusia, mengkritik Biden sebagai politisi yang korup.

Putra tertua Trump, Trump Junior, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada tanggal 22 Oktober bahwa Biden mungkin kandidat paling korup dalam sejarah Amerika, tetapi korupsinya telah diabaikan oleh media arus utama.

Setelah skandal Biden “Email gate” terungkap, media sayap kiri arus utama di Amerika Serikat memilih untuk tidak menyebutkannya. Media sosial Twitter dan Facebook mencoba  memblokir informasi, yang sangat dipertanyakan oleh publik. CEO Twitter kemudian dipaksa untuk meminta maaf di bawah tekanan opini publik dan mengubah tindakan yang relevan.

Trump Junior mengatakan, “Komunis Tiongkok  telah membeli Biden sejak lama. Apakah Anda masih berpikir dia dapat berlaku keras terhadap Tiongkok ? Dia telah diminta untuk berkompromi! Orang-orang perlu mengetahui ini!” (hui)

Keterangan Foto : Gambar menunjukkan Biden pada debat presiden pada malam tanggal 22 Oktober. (Justin Sullivan / Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=gEuwCb41JSU

Kota di Sisilia Melelang Rumah Terbengkalai dari Harga Rp 17 Ribu untuk Mengundang Orang-orang Kembali

0

Sebuah kota di Sisilia melelang rumah seharga € 1 (sekitar Rp 17 ribu) untuk mengatasi kekurangan penduduk.

Terletak di barat daya pulau, Salemi menawarkan tempat tinggal yang ditinggalkan dengan harga murah dalam upaya untuk mengembalikan penduduknya, karena jumlahnya terus menurun selama beberapa dekade.

Ini adalah lokasi yang indah dan bersejarah, dikelilingi oleh kebun anggur dan kebun zaitun, dengan rumahnya yang dikelilingi tembok kota kuno yang berasal dari tahun 1600-an.

(Foto: Visit Sicily)

Salemi masih mengalami gempa susulan, baik fisik maupun budaya, dari gempa Lembah Belice yang terjadi pada 1968. Segera setelah itu, setidaknya 4.000 penduduk meninggalkan kota, membawanya ke jalan menuju desersi sejak saat itu.

Walikota Domenico Venuti menjelaskan kepada CNN Travel:

“Semua bangunan milik dewan kota, yang mempercepat penjualan dan mengurangi birokrasi. Sebelum meluncurkan skema, pertama-tama kami harus memulihkan bagian lama Salemi di mana rumah-rumah berada, meningkatkan infrastruktur dan layanan dari jalan raya ,jaringan listrik dan pipa pembuangan. Sekarang kota ini siap untuk langkah selanjutnya.”

Untuk beberapa bulan kedapanya, beberapa lusin rumah akan dilelang dengan harga mulai € 1 (sekitar Rp 17 ribu). Meskipun serupa dengan inisiatif yang terlihat di Mussomeli, Sambuca, dan Cinquefrondi di Sisilia di Calabria, Salemi adalah salah satu kota pertama yang mempertimbangkan gagasan tersebut.

Namun, meluncurkannya tidaklah sederhana: satu, karena perselisihan birokrasi; kedua, rumah dan bangunan kota perlu sedikit perbaikan agar dapat dihuni.

“Itu proses yang panjang. Kami tidak hanya melakukan pekerjaan perawatan menyeluruh untuk mengamankan area berisiko rapuh, kami juga harus memulihkan banyak properti untuk digunakan sebagai tempat tinggal. Kami sudah siap untuk beberapa saat tetapi ingin menunggu dan melihat bagaimana keadaan darurat COVID-19 berubah, ” Venuti menambahkan.

Italia mengalami pertempuran yang sulit dengan virus corona, dengan lebih dari 543.000 kasus dikonfirmasi dan 37.479 kematian. Namun, meski Salemi memiliki sekitar 30 kasus dari 10.971 populasinya, Venuti sangat ingin membuat kota itu kembali bergairah.

Meskipun Anda dipersilakan untuk mengunjungi kota untuk melihat rumah-rumah bobrok, Anda sebenarnya tidak perlu hadir untuk membuat penawaran. Namun, jika Anda tertarik, Anda diminta untuk mengirimkan rencana renovasi untuk menggambarkan minat yang sebenarnya (bukan hanya membeli sebuah properti karena murah).

Foto dan detail tentang setiap rumah, serta formulir pendaftaran, akan tersedia di situs web dewan kota.

Dewan juga akan mengevaluasi setiap proyek, melihat manfaat ekonomi dan ‘dampak perkotaan’. Misalnya, mereka yang ingin mengubah rumah menjadi B&B atau bisnis lain akan diberikan poin ekstra dan kredit pajak.

Selain itu, pembeli dapat membeli beberapa properti selama mereka membayar deposit £ 3.000 (sekitar Rp 51 juta) untuk masing-masing properti, yang dapat dikembalikan jika proyek mereka selesai dalam tiga tahun. (yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

Saksikan, Akankah Tiongkok Menentukan Presiden AS Berikutnya

0
https://www.youtube.com/watch?v=gEuwCb41JSU

Foto Keanu Reeves Tiba di Tempat Kerja Membuat Tanda Tanya Para Penggemarnya

0

Jika ada aktor yang berhasil memenangkan hati semua orang di jaringan, itu adalah Keanu Reeves. Bintang Matrix selalu menjalani hidup yang rendah hati terlepas dari semua uang dan kesuksesan yang telah diraihnya.

Sebagian besar selebritas memamerkan rumah mewah dan mobil mewah mereka, tetapi tidak ada yang lebih penting bagi Reeves selain menjalani gaya hidup sederhana. Beberapa waktu yang lalu, aktor terkenal itu sekali lagi mengejutkan kita dengan difoto bersama pasangannya.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan momen ketika Alexandra Grant membawa Keanu Reeves ke tempat kerja. Mereka berdua menunjukkan senyum lebar, bertukar beberapa kata dan Reeves berjalan ke jendela mobil untuk memberikan ciuman pada Grant.

Meskipun dia selalu hiudp dalam kesederhanaan, ketika foto-fotonya terungkap beberapa penggemarnya bertanya-tanya karena tidak menyangka mereka memakai mobil yang begitu sederhana dan tidak menggunakan supir.

Mereka mengucapkan selamat tinggal dengan manis dengan ciuman, banyak yang berkomentar bahwa adegan itu sangat mirip dengan seorang ibu yang mengantar putranya ke sekolah. Yang lain mengungkapkan chemistry yang luar biasa dari pasangan itu dan kerendahan hati yang terus mereka tunjukkan dalam segala hal yang mereka lakukan.

Bagaimanapun, orang lain dalam posisinya akan menggunakan kekayaan mereka untuk membayar sopir atau memakai mobil yang sangat mewah.

“Itu adalah contoh yang harus diikuti. Sangat rendah hati dan tanpa embel-embel apa pun yang dia miliki, ” puji seorang pengguna di jaringan.

Seperti biasa, Keanu memakai gaya yang sangat bersahaja dan Alexandra mengemudikan mobil yang jarang diasosiasikan dengan selebriti terkenal seperti itu. Aktor ini berada di Berlin untuk pengambilan gambar film Matrix 4 dan tepat di lokasi syuting mereka menangkap gambar pasangan itu.

Banyak proyek film harus dihentikan sementara karena tindakan pencegahan COVID-19, tetapi beberapa negara telah melonggarkan tindakan isolasi.

Gambaran Keanu yang tiba di tempat kerja dengan cara ini menimbulkan sensasi di jaringan, bagi mereka yang telah mengikuti jejak aktor dengan cermat, tidak mengherankan melihatnya menjalani hidup tanpa kemewahan. Di lain kesempatan, dia pernah terlihat naik kereta bawah tanah dan membantu siapa pun yang melintasi jalannya.

“Mereka suka tidak menonjolkan diri. Mereka adalah pasangan yang sempurna, ”kata Jennifer Tilly, seorang aktris dan teman keduanya.

Dia dan Alexandra Grant mengonfirmasi hubungan cinta mereka di media dua belas bulan lalu, tetapi hubungan mereka dimulai beberapa tahun lalu. (yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi: