Mereka Merekam Seorang Pasien yang Dirawat di Rumah Sakit Bangkit dari Tempat Tidurnya untuk Menyelamatkan Pasien Lain
Tentunya untuk menjadi dokter yang baik membutuhkan banyak dedikasi dan cinta untuk orang lain. Dan itu dibuktikan ketika seorang dokter berhati emas yang tidak keberatan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan seseorang yang membutuhkan pertolongannya.

Miguel Ángel Arteaga adalah seorang dokter di Meksiko dengan spesialisasi Traumatologi dan Ortopedi yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pemex Paraíso, di Tabasco, Meksiko. Kecintaan pada profesinya telah menjadi ciri khasnya sejak saat pertama dia memilih profesinya.

Tetapi dokter adalah manusia dan mereka juga jatuh sakit, dokter Arteaga mulai merasa tidak enak banda, dia mengalami sakit kepala, pusing dan tekanan darah tinggi, karena alasan ini dia dirawat di rumah sakit tempat dia bekerja dan setelah stabil dia dibawa ke ruangan observasi.

Ketika dia terbaring di tempat tidur rumah sakit, dengan pakain pasien, seorang pasien lain datang dengan cedera serius di lengan kanannya yang tertusuk pecahan kaca saat mengalami kecelakaan di tempat kerjanya, pecehan kaca menyebabkan luka yang dalam.
Pria itu masuk dengan sebuah torniket di lengannya untuk menghentikan pendarahan, karena luka yang diterimanya mematahkan arteri dan vena. Dia kehilangan banyak cairan darah dan membutuhkan tindakan segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Dr. Arteaga yang sedang dirawat, yang menyadari kondisi pria malang itu tiba di rumah sakit, memutuskan untuk membantu koleganya menangai pasien itu..
“Ada dua misi, menyelamatkan nyawa pria itu dan juga menyelamatkan lengannya, jadi saya pasang dua jahitan khusus supaya darahnya berhenti,” jelas dokter tersebut.

“Rekan-rekan saya – yang merupakan dokter yang sangat baik di bagian gawat darurat – berjuang sedikit untuk menahan pendarahan pasien, dan saat itulah saya bangun dan ingin menyumbangkan sedikit pengalaman saya untuk menyelamatkan nyawa pria itu dan menyelamatkan lengannya,” tambah dr. Arteaga.
Gambar-gambar yang terjadi diambil oleh personel yang berada di ruang gawat darurat, dan tindakan berani dari dokter yang berdedikasi terungkap ketika jurnalis Samuel Cuervo de Milenio membagikannya di akun Twitter-nya.

“Jika saya melihat bahwa saya dapat membuat perbedaan kecil, yang dapat berarti hidup atau mati bagi pasien, niscaya saya akan melakukannya, tanpa ragu sebagian besar dokter akan melakukannya, bukan untuk menjadi dokter yang baik atau tidak, tetapi karena menjadi manusia yang baik, “kata profesional medis itu. (yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Apa yang Hendak Diakui Komunis Tiongkok ? 5 Editorial Berturut-turut di Media Milik Partai Komunis Tiongkok
oleh Tian Yun
Sejak 18 hinggga 24 Agustus 2020, Media massa corong Partai Komunis TIongkok, surat kabar People’s Daily menerbitkan serial 5 artikel editorial, dengan gaya bahasa penuh dusta, memuji-muji diri sendiri, cap simbol “Tiongkok”, “rakyat Tiongkok”, “kebudayaan tradisional” pun semua jurusnya dikeluarkan, berusaha membuat dunia percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok cinta damai, tidak mengancam. Tindakan media massa ini justru mengungkap ketakutan Komunis Tiongkok yang sangat mendalam terhadap kepungan internal.
Artikel itu menyebutkan, “Namun lingkungan internasional menjadi semakin rumit, unsur tidak stabil dan tidak pasti menjadi semakin kuat, proteksionisme, unilateralisme, dan populisme semakin sengit, pemikiran hegemoni dan aksi penindasan semakin marak”, “apa yang terjadi pada dunia? Bagaimana dengan umat manusia?”
Yang dimaksud dengan “proteksionisme”, “unilateralisme”, dan “penindasan”, adalah alasan Komunis Tiongkok untuk menuding balik Amerika yang melakukan tindakan penanggulangan mengepung Huawei dan lain-lain.
Pada dasarnya, Komunis Tiongkok tidak pernah mau mengakui tindakan ilegalnya selama ini seperti memata-matai dan mencuri kekayaan intelektual dan secara membabi buta menuntut negara lain untuk membuka gerbangnya. Ketika AS dan negara lain menyadari kepentingannya telah dirugikan, dan memutuskan untuk menutup kebocoran tersebut, Komunis Tiongkok justru bermain maling teriak maling dan berbalik menuding, mengecam pihak lain yang memainkan “hegemoni”.
Komunis Tiongkok mengeluhkan, “apa yang terjadi pada dunia”, adalah dikarenakan semakin lama semakin banyak negara di dunia yang telah mengenali sifat asli dan ancaman dari Komunis Tiongkok, masyarakat internasional serentak memperlihatkan trend sikap memusuhi komunis. Komunis Tiongkok bukan mengkhawatirkan umat manusia, melainkan bertanya pada diri sendiri: “bagaimana ini?”
Benarkah Komunis Tiongkok Hendak Melindungi Perdamaian Dunia?
Editorial media partai itu kembali mengacaukan istilah antara Tiongkok dengan partai Komunis Tiongkok, menyembunyikan ambisi Komunis tiongkok di balik “cita-cita nasional”. Penulisnya menyebutkan, “Di dunia ada yang mengkhawatirkan Tiongkok akan menempuh jalan ‘negara menjadi kuat pasti menghegemoni’, ada yang mengemukakan ‘teori ancaman Tiongkok’.”
Faktanya, dalam hampir dua tahun terakhir, Wapres dan Menlu AS dalam beberapa kali pidato secara jelas membedakan antara Tiongkok dengan Partai Komunis Tiongkok langsung menunjuk “ancaman Partai Komunis Tiongkok” dan bukan mengatakan “ancaman Tiongkok”. Komunis Tiongkok pura-pura tidak tahu, pembedaan benar dan salah oleh pihak AS didistorsikan menjadi psikologis yang sempit, yang mana menghambat kemajuan Tiongkok.
Media partai berkomentar, “Secara aktif mengembangkan diri sendiri di tengah lingkungan internasional yang damai, dan dengan pertumbuhannya melindungi perdamaian dunia dengan lebih baik, serta mendorong pertumbuhan bersama, adalah cita-cita nasional yang selalu dipegang teguh oleh Tiongkok.”
Apakah Komunis Tiongkok benar melakukan demikian? Selama bertahun-tahun, dalam bidang ekonomi Komunis Tiongkok terus mendukung Korea Utara dan rezim diktator Iran, sebagai kartu tawar- menawar untuk memperluas pengaruh politiknya, di saat yang sama membantu mereka melawan Amerika, serta memperkuat aliansi negara jahat. Sejumlah peristiwa teror dan anarkis di banyak tempat, di baliknya terdapat bayang-bayang komunis Tiongkok.
Pada akhir abad lalu, dua orang perwira Partai Komunis Tiongkok menerbitkan buku Unrestricted Warfare, yang secara terbuka mengemukakan strategi perang terhadap AS dengan menerobos seluruh aturan dan batasan, yang sempat memicu kehebohan.
Pada 2016, buku itu kembali diterbitkan ulang, penulis menyatakan, perang internet, perang sumber daya, perang media, perang finansial, perang budaya dan berbagai bidang lainnya akan menjadi ajang perang panas terbuka yang sengit di masa mendatang.
Fakta menunjukkan, Komunis Tiongkok telah mengobarkan “perang tanpa batas” pada banyak bidang terhadap kubu negara bebas. Seperti, beberapa tahun terakhir media massa dan lembaga intelijen, telah berkali-kali mengungkap dan mengutuk serangan para peretas Komunis Tiongkok, Departemen Pemerintahan di AS, Australia dan banyak negara Eropa lain berikut perusahaan swasta, perusahaan militer, rumah sakit, dan lain sebagainya telah dibajak datanya.
Sejak 1 Juli, tanpa memedulikan pihak lain, Komunis Tiongkok memberlakukan “UU Keamanan Nasional” di Hong Kong, pada pasal ke-38 UU tersebut diklaim akan menyatukan seluruh dunia. Teror putih pun menyelimuti Hong Kong, dan menghebohkan seluruh dunia.
Pada 21 Juli, Kementerian Kehakiman AS menggugat anggota Dinas Keamanan Nasional Guangdong yakni Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi, keduanya dituduh telah mencuri data teknologi tinggi dalam jumlah besar perusahaan hi-tech, serta berusaha mencuri rahasiavaksin virus Komunis Tiongkok.
Menurut penjelasan di surat gugatan, Li dan Dong telah menyerang instalasi komputer di berbagai negara selama lebih dari sepuluh tahun, keduanya berspesialisasi mencuri informasi rahasia seperti rahasia dagang, rancangan senjata, sistem militer, yang mengakibatkan kerugian “ratusan juta dollar AS”.
Pada 31 Juli lalu, sistem navigasi satelit global milik Komunis Tiongkok yakni Beidou III resmi dibuka, sebuah artikel mengungkap fungsi strategis dari sistem tersebut. Artikel mengkritik atribut militer pada sistem GPS Amerika, mengatakan bahwa GPS telah memberikan sumbangsih dalam perang manusia “serangan yang akurat ibarat dokter bedah”, “pemusnahan secara akurat”, “aksi pemenggalan kepala”, dan lain-lain. Bahkan juga disebutkan “begitu berperang, hanya dengan memutus layanan GPS yang telah lama diandalkan musuh, maka dengan sendirinya perang akan memasuki fase informasi yang tidak seimbang”.
Penulis menyebutkan, “Dibangunnya sistem Beidou ini, menandakan Komunis tiongkok tidak hanya mampu melakukan yang selama ini dilakukan GPS, juga dapat sepenuhnya tidak terkendala oleh orang lain, makna pentingnya terhadap keamanan pertahanan negara tidak bisa diutarakan.”
Perkataan ini justru telah merefleksikan Komunis Tiongkok akan dapat menggunakan sistem Beidou melakukan “pemusnahan secara akurat” dan “aksi penggal kepala”, dalam hal ini makna ancamannya tak terbayangkan.
Selain itu, Komunis Tiongkok membeli media massa di luar negeri, memanfaatkan organisasi pelajar membentuk front persatuan, mengumpulkan intelijen, staf diplomatik memfitnah AS sebagai sumber virus. Semua perilaku tersebut merupakan metode “perang tanpa batas” dalam wujud yang berbeda, tujuannya adalah menyebarkan ideologi komunis, menekan opini Barat, kebebasan media massa dan akademis, serta merusak stabilitas masyarakat bebas.
Berbagai cara jahat di atas dapat mengancam keamanan informasi dan keamanan nasional negara lain, apakah ini bukan ancaman terhadap perdamaian?
Benarkah Komunis Tiongkok Akan Menyejahterakan Rakyat?
Editorial media partai itu mengulang kembali dusta Partai Komunis Tiongkok, yang mengatakan “segala sesuatu adalah demi rakyat”, “demi mensejahterakan rakyat”, mengatakan “tujuan pertumbuhan Tiongkok adalah meraih kehormatan dan keamanan, memberikan hari-hari yang sejahtera bagi rakyat yang telah menderita”.
Faktanya, hasil dari 71 tahun kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, selain kaum elit politik telah kaya mendadak, satu miliar lebih rakyat Tiongkok lainnya sama sekali tidak mendapatkan martabat dan rasa aman. Mulai dari gerakan Reformasi Agraria, Gerakan Anti-Kanan, Pembersihan Besar-Besaran, Kampanye Menindas Kontra-Revolusioner sampai Bencana Kelaparan Besar, mulai dari Revolusi Kebudayaan, Pembantaian Tiananmen 4 Juni 1989 sampai penganiayaan terhadap Falun Gong, terhadap umat Kristen, kaum oposisi dan pengacara HAM, tirani itu telah menewaskan lebih dari 80 juta rakyat Tiongkok, serta merampas hak asasi milik 1,4 Milyar rakyat Tiongkok seperti hak berpendapat, memeluk agama/kepercayaan, mempublikasi, menyelenggarakan pemilu, dan lain sebagainya.
Komentator surat kabar People’s Daily menyebutkan, “Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok telah menjaga stabilitas masyarakat dalam jangka waktu panjang, keajaiban ini hanya bisa diciptakan oleh Partai Komunis Tiongkok bagi rakyat Tiongkok…….”
Fakta yang disembunyikan oleh media massa partai adalah: Partai Komunis Tiongkok membabi buta berekspansi di seluruh negeri, merusak lingkungan dan ekosistem, menghamburkan semua sumber daya alam yang masih dibutuhkan oleh anak cucu generasi berikutnya, dengan cara memeras pekerja menciptakan “pertumbuhan ekonomi cepat”. Komunis Tiongkok menyegel internet, menghabiskan anggaran militer raksasa untuk “stabilisasi”, memperlakukan rakyat dengan tangan besi.
Yang dimaksud “stabilitas masyarakat dalam jangka waktu Panjang” adalah penindasan dan teror yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata maupun secara tertulis.
Editorial itu mengklaim, jalan sosialisme berkarakter Republik Rakyat Tiongkok di bawah kekuasaan Partai Komunis Tiongkok “sejak dulu telah mendapat dukungan yang luas dan kuat dari seluruh rakyat Tiongkok”, tapi Komunis Tiongkok tidak mengizinkan rakyat berbicara bebas di internet, tidak mengijinkan rakyat bebas menerima wawancara media massa, pemerintah tidak pernah berani memberikan suara pemilu bagi rakyat, tidak berani menyerahkan hasil survei aspirasi rakyat yang sebenarnya. Siapa yang bisa percaya pada “dukungan” seperti ini?
Komunis Tiongkok sendiri tahu, jika tidak menjeratkan dirinya pada rakyat Tiongkok dengan partainya, maka Komunis Tiongkok tidak ada kekuatan bernegosiasi. Maka, walaupun Komunis Tiongkok sangat memahami, bahwa rakyat tahu Komunis Tiongkok berbohong, Komunis Tiongkok tetap harus menyuntikkan “darah ayam” kebohongan, untuk menciptakan rasa percaya diri semu.
Ketakutan Terbesar Partai Komunis Tiongkok
Pada 23 Juli lalu, Menlu AS Pompeo ketika berpidato di California mengatakan, “Jika dunia bebas tidak mengubah komunis Tiongkok, maka dipastikan komunis Tiongkok yang akan mengubah kita suatu hari nanti.”
“Mengubah Partai Komunis Tiongkok”, itu berarti membantu rakyat Tiongkok meruntuhkan Partai Komunis tiongkok, serta menyingkirkan pemerintah tirani. Seruan Amerika ini telah mendatangkan ketakutan yang paling besar bagi Komunis Tiongkok.
Sepertinya Partai Komunis Tiongkok terlihat besar, sulit digoyahkan, sebenarnya di dalam kapal merah itu sendiri sudah tercerai berai, sama sekali tidak ada orang percaya komunisme. Semua anggota partai sebanyak 90 juta orang sudah tidak memiliki kesetiaan terhadap partainya. Banyak yang telah mengundurkan diri dari partai, di dalam hatinya telah memisahkan diri dari partai. Banyak juga yang telah mempersiapkan diri untuk melarikan diri, tidak mau dikubur bersama partai komunis. Selebihnya yang masih berhati nurani sedang mempersiapkan transformasi ke arah demokrasi, bersedia bekerjasama dengan sejumlah tokoh di luar partai dan kekuatan demokrasi Barat.
Hari ini, Partai Komunis Tiongkok mengalami mimpi buruk berturut-turut. Krisis Komunis Tiongkok ini, bukanlah krisis Tiongkok, bukan pula krisis dunia, justru merupakan peluang dan titik balik manusia menumpas iblis jahat komunis.
Saat ini, pemerintah berbagai negara dan masyarakat berada di persimpangan jalan untuk memilih: mengikuti Komunis Tiongkok, atau mendukung kebenaran. (Sud)
Keterangan gambar : Dari 18 hingga 24 Agustus, People’s Daily, corong Partai Komunis Tiongkok, menerbitkan 5 komentar, memproklamirkan diri, dan kebohongan. Tindakan ini mengungkap ketakutan mendalam Komununis Tiongkok berada di bawah pengepungan internasional. (Feng Li / Getty Images)
Alasan Sebenarnya AS Menutup Konsulat Tiongkok
Ntdtv.com- Pasalnya Amerika Serikat menemukan bahwa diplomat Komunis Tiongkok membantu personel militer Komunis Tiongkok untuk menyembunyikan identitas mereka guna memperoleh pencapaian penting di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston untuk ditutup dalam waktu tiga hari tanpa peringatan bulan lalu, yang menyebabkan keributan di dunia.
Pejabat Departemen Kehakiman Amerika Serikat menjelaskan bahwa FBI telah memantau Kedutaan Besar Houston untuk waktu yang lama. Mereka yakin itu adalah pangkalan rahasia bagi Komunis Tiongkok untuk mencuri kekayaan intelektual Amerika.
Wakil Jaksa Agung Amerika Serikat, John Demers mengungkapkan pada saat itu bahwa ada laporan dugaan spionase Komunis Tiongkok di 30 kota di seluruh Amerika Serikat, dan Kedutaan Besar Houston hanyalah “puncak gunung es”.
The Wall Street Journal mengungkapkan pada 25 Agustus bahwa Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, David Stillwell mengatakan kepada duta besar Tiongkok untuk Amerika Serikat pada 21 Juli bahwa Konsulat Houston harus ditutup dalam waktu 72 jam.
Pada saat yang sama, juga menyampaikan instruksi, yaitu, mengevakuasi semua peneliti militer Komunis Tiongkok di Amerika Serikat.
Tang Jingyuan, komentator tentang masalah terkini di Amerika Serikat mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa ada sejumlah besar peneliti Tiongkok di Amerika Serikat yang tergabung dalam militer. Mereka semua datang ke Amerika Serikat untuk mencuri berbagai teknologi dengan menyamar sebagai warga sipil. Kemudian konsulat benar-benar menjadi tempat berlindung bagi mata-mata. Jadi, apakah itu konsulat atau diplomat, itu bukan lagi lembaga diplomatik biasa, dan bukan diplomat biasa. “
Laporan Wall Street Journal juga menyebutkan bahwa arahan ini belum pernah diberitakan sebelumnya. Arahan disebabkan oleh fakta bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menganggap situasi tersebut serius bagi tindakan para diplomat Tiongkok untuk membantu mengumpulkan prestasi ilmiah dan teknologi mutakhir universitas-universitas Amerika selama beberapa bulan terakhir.
Menurut pejabat Amerika Serikat dan dokumen pengadilan, mahasiswa pascasarjana biomedis dan kecerdasan buatan yang belajar di Amerika Serikat di Tiongkok memiliki tingkat penyembunyian status mereka sebagai prajurit aktif Komunis Tiongkok yang berbeda.
Menurut Tang Jingyuan, sinyal paling penting yang dikirimkannya adalah bahwa Amerika Serikat telah kehilangan kesabarannya terhadap pencurian Komunis Tiongkok di mana-mana. Oleh karena itu, perilaku Amerika Serikat menjadi semakin agresif.
“Syok, ini adalah fakta yang tak terbantahkan, dan saya yakin Komunis Tiongkok juga mengetahui hal ini,” kata Tang Jingyuan.
Laporan Wall Street itu juga mengatakan bahwa pada bulan Mei bahwa Gedung Putih memutuskan untuk memberlakukan pembatasan visa pada para peneliti itu. Komunis Tiongkok mulai mengevakuasi para peneliti ini dari Amerika Serikat dan memberikan instruksi. Reaksi para diplomat Tiongkok menimbulkan keraguan di Amerika Serikat.
Jaksa menunjukkan bahwa salah satu contohnya adalah para peneliti Tiongkok dibawa ke Kedutaan Besar Komunis Tiongkok di Washington dan meminta mereka untuk menghapus file di semua perangkat elektronik, karena personel Amerika mungkin akan memeriksanya di bandara.
Tang Jingyuan menilai, dari langkah ini, dapat dilihat bahwa Komunis Tiongkok telah menggunakan cara itu untuk membuat personel militer menyamar sebagai warga sipil untuk mencuri sejumlah besar teknologi dari Amerika Serikat.
Dapat dikatakan bahwa teknologi itu telah terbentuk sejak lama. Mekanisme respons yang sangat matang tentang cara cepat mundur dari Amerika Serikat dalam keadaan darurat untuk menghindari ketahuan atau kecelakaan.
Sementara itu Lan Shu, seorang komentator tentang masalah terkini di Amerika Serikat mengatakan, “Sekarang jika Anda berbicara tentang personel intelijen ini, saya tidak dapat melihat salah satu dari mereka yang benar-benar mendukung Komunis Tiongkok. Jadi jika mereka benar-benar tertangkap dalam skala besar, maka intelijen Komunis Tiongkok di Amerika Serikat di internet, kegiatan ini akan diekspos dalam skala besar, jadi Komunis Tiongkok ingin segera menarik orang-orang ini pulang. “
Tang Juan, seorang sarjana tamu Tiongkok yang dicurigai melakukan penipuan visa dengan latar belakang militer Tiongkok, bersembunyi di Konsulat Tiongkok di San Francisco selama lebih dari sebulan.
Tang Juan ditangkap pada tanggal 23 Juli. Jaksa penuntut mengatakan bahwa dokumen militer Komunis Tiongkok menunjukkan bahwa Tang Juan sedang mempelajari “penawar biologis.”
Lan Shu, berpendapat jika pemerintah Amerika Serikat tidak mengambil tindakan, tidak akan memakan waktu beberapa tahun sebelum dapat menghadapi bahaya yang tersembunyi.
Wawancara / Editor Chang Chun / Pasca Produksi Huang Yimei / Zhou Tian
hui/rp
Video Rekomendasi
Ada Tokoh Inti dari Aktivis pro-Demokrasi di Luar Negeri Sebagai Mata-mata Komunis Tiongkok? Tokoh Utama dalam Kasus “Agen Ganda” Terungkap
Ntdtv.com- Ada tokoh Inti dari aktivis pro-Demokrasi di luar negeri adalah diketahui menjadi mata-mata partai Komunis Tiongkok. Ia bahkan memainkan peranan sebagai agen ganda. Media Hong Kong “Apple Daily” melacak tuduhan tersebut dan menemukan bahwa usia, asal, riwayat pekerjaan, dan catatan kriminalnya sangat sesuai dengan Ma Dawei, tokoh inti organisasi gerakan aktivis demokrasi luar negeri pada tahun 1990-an. Ia aktif dalam komunitas Tionghoa perantauan di Amerika.
Riwayat Ma Dawei dan “Co-Conspirator # 1” Sangat Mirip
Menurut dakwaan FBI terhadap Ma Yuzheng, dia berkonspirasi melakukan kejahatan dengan seorang kerabat yang memiliki hubungan darah dengannya. Dalam dakwaan tersebut, dia menyebut orang itu sebagai “co-conspirator # 1”, tetapi tidak mengungkapkan namanya.
Surat dakwaan menyatakan bahwa “co-conspirator # 1” memiliki otoritas “Sangat Rahasia” ketika dia bertugas di CIA, dan keterlibatannya setara dengan terdakwa Ma Yuzheng.
Misalnya, pada tahun 2001, dia dan terdakwa pernah bertemu di sebuah kamar hotel di Hong Kong dengan personel Keamanan Nasional Partai Komunis Tiongkok. Ia menerima US $ 50.000 dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok tersebut, dan memberikan informasi rahasia kepada badan Keamanan Nasional PKT di tempat.
Selain itu, “co-conspirator # 1” juga mengenal lima informan CIA atas permintaan Badan Keamanan Nasional PKT. Pada 2009, mereka bahkan pergi ke Yunnan secara langsung untuk bertemu dengan pucuk pimpinan dari Badan Keamanan Nasional PKT.
Menurut keterangan dakwaan, rekan konspirator itu sekarang berusia 85 tahun dan lahir di Shanghai. Ia datang ke Amerika Serikat pada tahun 1961, bergabung dengan CIA pada tahun 1967, dan bertugas sebagai perwira intelijen dari tahun 1971 hingga 1982. Ia kerap ditempatkan di luar negeri. Hingga tahun 1983, “co-conspirator # 1” mengundurkan diri setelah diketahui telah menggunakan jabatannya untuk membantu warga negara Tiongkok di Amerika Serikat, dan tinggal di Los Angeles sejak saat itu.
Menurut deskripsi “co-conspirator # 1” dalam surat tuntutan tersebut, “Apple Daily” melacak akun Facebook yang dicurigai milik Ma Yuzheng, dan menemukan salah satu kerabatnya yang tinggal di Los Angeles, seorang konsultan imigrasi Tionghoa perantauan, David Ma. Dari penelusuran itu ditemukan banyak kesamaan dengan latar belakang “co-conspirator # 1”
Laporan tersebut memadukan informasi daring dan perkenalan dirinya sendiri menunjukkan bahwa Ma Dawei lahir pada tahun 1934, berusia sekitar 85 tahun, dan juga lahir di Shanghai. Setelah keluarganya berimigrasi ke Hong Kong pada tahun 1950, ia pergi ke Amerika Serikat sendirian pada tahun 1957 dan menetap di Hawaii dengan cara yang sama seperti Ma Yuzheng.
Ma Dawei mengaku diundang bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS setelah lulus. Dari tahun 1970 hingga 1983, ia dikirim ke konsulat AS di Burma, Tokyo, dan Hong Kong. Karena personel CIA biasanya ditempatkan di luar negeri dalam kapasitas lain, riwayat kerjanya juga cocok dengan deskripsi tuntutan tersebut. Meskipun Ma tidak menyebutkan apakah dia menggunakan jabatan resminya untuk membantu orang Tionghoa pergi ke Amerika Serikat, dia menyebutkan bahwa dia mengundurkan diri pada tahun 1982 karena dia merasa “tidak cocok dengan pekerjaan itu”.
Setelah kembali ke Los Angeles, dia mendirikan “Kantor advokat Meiya” yang mengkhususkan diri dalam bisnis imigrasi Tionghoa perantauan ke Amerika Serikat.
Selain itu, dakwaan juga menyebutkan bahwa “co-conspirator # 1” pernah dihukum karena memberikan pernyataan palsu kepada lembaga pemberi pinjaman pada tahun 1998. “Apple Daily” memeriksa catatan pengadilan Distrik California di Los Angeles dan menemukan ada seorang bernama “David Ma” seusianya yang didakwa melakukan kejahatan yang sama dan dijatuhi hukuman 5 bulan penjara setelah mengaku bersalah.
Menurut media sosial keluarga Ma Dawei, Ma Dawei menderita demensia dalam beberapa tahun terakhir dan harus dirawat di panti jompo. Situasi ini juga sesuai dengan pernyataan dalam surat tuntutan bahwa “co-conspirator # 1” menderita “demensia berat”.
“co-conspirator # 1” adalah target sebenarnya dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok
Mata-mata Partai Komunis Tiongkok, Ma Yuzheng, pernah mengungkapkan kepada agen rahasia AS yang berpura-pura menyamar sebagai agen dari badan keamanan nasional, bahwa tujuan sebenarnya dari kontak awal Partai Komunis Tiongkok dengannya adalah untuk mendekati “co-conspirator # 1”. Pasalnya, dia adalah anggota organisasi anti-komunis dan dianggap sebagai “ancaman” oleh pemerintahan komunis Tiongkok.
Melihat informasi tersebut, Ma Dawei adalah anggota dari “Front Demokrasi Tiongkok”, sebuah organisasi gerakan aktivis demokrasi di luar negeri, pada awal 1990-an, dia pernah menjabat sebagai wakil ketua dan ketua dewan pengawas.
Setelah itu, Ma Dawei juga berpartisipasi dalam persiapan “Partai Demokrasi Tiongkok”, dan pada 1997 membentuk “Partai Nasionalis Tiongkok”. Pada tahun 1998, Ma Dawei berpartisipasi dalam persiapan “Konferensi Bersama Luar Negeri dari aktivis Gerakan Demokrasi Tiongkok” dan menjabat sebagai direktur Komite Kerja Diplomatik. Dia pernah berkunjung ke luar negeri bersama ketua konferensi Wei Jingsheng. Hingga tahun 2008, Ma Dawei masih memiliki identitas veteran “Federation for a Democratic China (FDC)” dan menghadiri kegiatan pro-demokrasi di Los Angeles. Ia hadir bersama dengan Wang Dan, Yang Jianli dan aktivis pro-demokrasi lainnya.
Pada saat ini, tujuh tahun telah berlalu sejak surat dakwaan yang menyatakan bahwa “co-conspirator # 1” telah melakukan transaksi intelijen dengan agen dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok di sebuah hotel di Hong Kong. Meskipun diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok selama bertahun-tahun, namun Ma Dawei tetap muncul dalam citranya sebagai “pendukung demokrasi.”
Wei Jingsheng, seorang aktivis pro-demokrasi yang pernah bekerjasama dengan Ma Dawei, mengatakan kepada Apple Daily bahwa, dia sudah lama tahu bahwa ada mata-mata Partai Komunis Tiongkok di antara aktivis pro-demokrasi di luar negeri. Jadi, dia tidak terkejut dengan kasus terkait di atas. Namun, karena sulit mendapatkan bukti yang cukup untuk dituntut, mereka tidak dapat mempublikasikannya dan hanya bisa menyampaikan “secara pribadi kepada rekan-rekannya untuk tidak tertipu.”
Keterangan Foto : Ma Dawei (kedua dari kanan) adalah tokoh inti aktivis pro-demokrasi di luar negeri pada awal 1990-an. Foto atas : Foto bersama tahun 1993, masing-masing adalah aktivis pro-demokrasi Qin Jin (pertama dari kanan), Yang Zhongmei (kedua dari kiri), Zhao Nan (pertama dari kiri) dan Ma Dawei. (Internet)
Reporter Xiao Jing / Editor : Ming Xuan
Johny/asr
Video Rekomendasi
Mereka Semua Mengutuk Dokter Ini Atas Perawatannya Terhadap Bayi Prematur dengan Prognosis Paling Buruk
Pada beberapa dekade lalu, ketika teknik medis belum cukup maju di Amerika Serikat, upaya untuk menyelamatkan nyawa bayi prematur jarang dilakukan, bayi yang lahir prematur hampir selalu ditakdirkan untuk mati.
Tapi ada tempat aneh yang bisa dikunjungi para orangtua, terutama orangtua yang berpenghasilan rendah yang memiliki bayi prematur: pertunjukan di taman hiburan di Coney Island, di mana seorang pria berhasil mengubah arah ilmu kedokteran Amerika.

Martin Arthur Couney, pria yang luar biasa inilah yang menyelamatkan nyawa ribuan bayi prematur di pameran inkubator bayi di Coney Island.
Inkubator ini tidak digunakan atau diterima oleh lembaga medis setempat sampai tahun 1930-an, Couney terpaksa mengubah kliniknya menjadi pameran, seperti sebuah pameran untuk menghibur publik.

Meskipun pamerannya terletak di taman hiburan, suasana di dalamnya sangat profesional. Instalasi inkubator Martin Couney adalah salah satu pertunjukan paling populer di Coney Island. Ini terjadi selama sekitar 40 tahun, dari 1903 hingga 1943, di mana Anda bisa melihat perjuangan nyata antara hidup dan mati untuk bayi-bayi kecil ini.
Itu semacam bantuan untuk bayi yang lahir prematur, yang pada saat itu tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Couney tidak pernah membebankan biaya kepada orangtua untuk perawatan yang dia berikan kepada bayi mereka.
Kliniknya dibiayai dari hasil penjualan tiket yang dikenakan pada pengunjung yang masuk melihat bayi-bayi itu, yang hanya 25 sen untuk setiap orang.

Begitu banyaknya orang mengunjungi tempat tersebut sehingga Couney dapat membayar gaji yang tinggi kepada stafnya, menyewa tempat tersebut, membeli dan memelihara inkubator, dan membiayai lebih banyak pameran.
Couney menerima gelar kedokterannya di Jerman, adalah seorang perintis medis yang tidak biasa, seorang imigran Jerman-Yahudi yang ditolak oleh komunitas medis dan dikutuk oleh banyak orang sebagai pengiklan dan penipu.

Ia belajar dengan Dr. Pierre Budin, yang merintis teori inkubator. Couney memiliki dua pameran di Coney Island, satu di Luna Park dari 1903 hingga 1943 dan satu lagi di Dreamland dari 1904 hingga musibah kebakaran pada tahun 1911.
Tim medisnya terdiri dari perawat yang sangat terlatih, termasuk putrinya Hildegarde, seorang perawat.
Pada 1939, mereka telah merawat lebih dari 8.000 bayi dan menyelamatkan 6.500 nyawa. Salah satunya adalah putrinya, yang beratnya kurang dari satu setengah kilo saat lahir, jadi dia menjadi satu lagi pasien di pusat medis yang aneh ini.

Couney mengeluarkan banyak uang dalam hal perawatan dan kesehatan bayi-bayi ini, inkubatornya diimpor dari Eropa, dari Perancis, di mana kedokteran jauh lebih maju pada saat itu.
Dan meskipun merawat bayi prematur itu mahal 15 dollar sehari (setara dengan 400 dollar saa ini), semuanya dikelola dengan sangat baik sehingga uang tiket selalu cukup, itu sangat melegakan bagi orang tua.
Juga, meskipun beberapa orang mungkin berpikir sebaliknya, Couney memberi perhatian khusus pada kebersihan dan kesehatan bayi-bayi ini dan seluruh tempatnyaya, itulah mengapa semuanya selalu sempurna.

Dia juga memiliki seorang juru masak untuk tempat itu, yang bertugas menjaga para perawat yang bekerja di sana makan dengan baik, siapapun yang tidak makan sehat, merokok atau minum langsung dipecat
Namun, dia juga memiliki beberapa metode yang saat ini dapat kita anggap tidak biasa karena, meskipun bayi-bayi itu dalam keadaan rapuh, dia bersikeras bahwa mereka harus menerima cinta dan kasih sayang, yang akan membantu kesehatan mereka.
Inilah sebabnya mengapa para perawat selalu sering mengeluarkan bayi dari inkubator dan memberi mereka pelukan dan ciuman.

Couney mengalami kesulitan karena kritik terus-menerus dan berbagai upaya untuk menutup pamerannya, yang banyak dianggap “bertentangan dengan sifat manusia”. Tetapi itu bukan halangan karena Couney bersikeras dan memberikan perawatan medis kepada anak-anak dari orangtua yang tidak mampu membayar jenis perawatan ini.
Salah satu bayi itu adalah Carol Boyce Heinisch yang lahir prematur pada tahun 1942 dan dibawa ke pameran Couney di Atlantic City.
Bayi lain yang lahir prematur adalah Beth Allen dan dia berkata: “Tidak ada orang lain yang mengusulkan untuk melakukan apa pun untuk menyelamatkan saya. Tanpa Martin Couney saya tidak akan memiliki kehidupan.”

Saat pamerannya di Luna Park ditutup pada tahun 1943, metode Couney masih digunakan di rumah sakit konvensional. Couney pensiun dan meninggal sendirian di rumahnya di Sea Gate pada tahun 1950, kematiannya di umumkan di The New York Times.
Rumah sakit internasional membutuhkan waktu untuk membangun fasilitas tempat mereka sendiri untuk bayi prematur, pertama kali diresmikan di New York pada tahun 1939. Sebelum itu, tidak ada orang yang mampu menemukan metode yang layak untuk menyelamatkan bayi prematur. (yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Dokter Mengatakan Bahwa Bayinya Tidak Akan Dilahirkan Hidup-hidup, Kini Dia Berusia 2 Tahun dengan Organnya Berada di Luar
Selama kehamilan, hal terpenting bagi orangtua adalah memastikan kesehatan bayi yang dikandungnya. Sean dan Kelly Phizacklea yang tinggal di Kota Cambridge, Inggris, sangat ingin memiliki anak perempuan tetapi mulai mengkhawatirkan hal terburuk ketika dokter memberi tahu mereka ada sesuatu yang tidak beres.
Kelly pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin, dia pikir semuanya akan baik-baik saja tetapi gambar menunjukkan sesuatu yang serius, itu saat kehamilannya memasuki minggu ke-12.

Bayi kecil itu menderita exophalos. Ini adalah kondisi di mana dinding perut tidak berkembang sepenuhnya. Seringkali ini adalah masalah yang dokter atasi dengan operasi beberapa jam setelah lahir.
Sayangnya, kasus putri Kelly jauh lebih serius. Bagian dinding perutnya yang belum terbentuk sangat besar sehingga tidak bisa dioperasi sampai dia berumur tiga tahun. Faktanya, mereka mengira dia memiliki peluang yang sangat rendah untuk lahir dalam kondisi hidup.

“Mereka memperingatkan kami untuk tidak menangis. Bahwa dia mungkin tidak akan pernah berhasil. Saya tidak tahu bagaimana kami bisa tetap positif dan berharap semuanya akan beres, ”kenang Kelly.
Selama berminggu-minggu, para dokter menganjurkan agar orangtua menghentikan kehamilan, tetapi mereka menolak. Mereka sudah sangat mencintai bayi mereka dan bersedia melakukan apa pun untuk membantunya.

Akhirnya Laurel kecil lahir dengan perut, hati, dan usus di luar tubuhnya. Sean dan Kelly sangat gugup tetapi ketika mereka mendengarnya menangis, mereka kembali bernapas lega.
“Ketika saya mendengar dia menangis, saya tahu dia adalah seorang pejuang. Saya tahu jalan masih panjang, tapi saya tahu bayi saya sangat kuat, ”kata Kelly.

Setelah 7 jam, orangtuanya akhirnya bertemu dengan Laurie yang cantik. Mereka tetap di rumah sakit selama beberapa bulan berikutnya dan sebelum bulan keempat para dokter mengizinkannya untuk pulang.

Kini, waktu telah berlalu dan Laurie berhasil menginjak usia dua tahun. Dia adalah gadis kecil yang energik tetapi membutuhkan perawatan ekstra agar tidak melukai eksofalusnya. Dia menyebutnya “perutku” dan selebihnya seperti bayi lainnya.
“Dia menggunakan perban terus-menerus untuk memastikan semuanya tetap teratur. Dia sangat nakal jadi agak menegangkan untuk memastikan tidak ada yang terjadi padanya. Dia suka melompat di rumah, “kata Kelly.

Sungguh melegakan mengetahui bahwa bayi pemberani ini berhasil bertahan hidup meskipun mendapat prognosis terburuk dari dokter. Dengan berlalunya hari, dia semakin dekat untuk menerima operasi yang sangat dibutuhkan dan akan terus tumbuh sebagai anak yang bahagia. (yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Israel dan UEA Capai Kesepakatan Bersejarah, Mungkin Dapat Memutus Jalan Komunis Tiongkok Mengalihkan Perhatian AS
Zhou Xiaohui
Pada 13 Agustus lalu, Amerika Serikat, Israel, dan Uni Emirat Arab (UEA) masing-masing telah menyampaikan pernyataan bersama tiga negara, mengumumkan normalisasi menyeluruh hubungan negara Israel dan UEA, pernyataan ini disampaikan dalam dialog tiga negara yang dihadiri Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed, PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump.
Israel dan UEA dalam beberapa minggu mendatang akan secara resmi menandatangani kesepakatan di Gedung Putih AS, dengan konten menyangkut investasi, wisata, penerbangan langsung, keamanan, saling mendirikan kedubes dan lain-lain.
Pernyataan itu menyebutkan: “Membangun hubungan langsung pada dua negara Timur tengah yang paling energik dan berkembang masyarakat dan badan ekonominya, akan mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat inovasi teknologi dan membangun hubungan masyarakat yang lebih erat, sehingga dapat mengubah wilayah tersebut.” Pernyataan itu juga menyebutkan, “terobosan diplomatik yang bersejarah ini” akan mendorong perdamaian di Timur Tengah.
Trump tidak hanya mengumumkan pernyataan bersama di Twitter, pada saat diwawancara oleh media massa juga menyebutkan hal ini sebagai “terobosan raksasa”, dirinya “berharap lebih banyak negara Arab dan Muslim dapat meniru UEA”. Netanyahu juga menyatakan, ini adalah “hari yang bersejarah”. Di akun Twitternya Muhammed mengatakan “UEA dan Israel sepakat bekerjasama untuk menetapkan peta jalur bagi hubungan bilateral yang ditetapkan ini.”
Sementara Fox News menilai “ini adalah hari yang teramat penting bagi Timur Tengah”. Karena tercapainya kesepakatan bersejarah ini, Israel akan menghentikan sementara “Penerapan Kedaulatan” yang disebut dalam “Rencana Baru Perdamaian Timur Tengah” yang dikemukakan oleh AS, dan akan memfokuskan pada perkembangan hubungan dengan negara Arab dan negara Islam lainnya.
Ditandatanganinya kesepakatan ini memang merupakan “terobosan teramat besar”. Seperti diketahui, karena konflik Israel dan Palestina serta dukungan negara Arab di teluk terhadap Palestina, Israel hanya membangun hubungan diplomatik dengan Yordania dan Mesir. Akan tetapi, UEA dan sejumlah negara Arab lainnya selama ini diam-diam banyak berinteraksi dengan Israel. Kali ini tercapainya kesepakatan damai kedua negara selain terwujud berkat Amerika dan Israel, juga melibatkan negara besar Timur Tengah yakni Arab Saudi. Begitu Israel dan UEA berhasil mewujudkannya, maka akan lebih banyak negara Arab akan meniru jejak UEA.
Alasan apakah yang mendorong AS, Israel dan Arab Saudi berniat mendorong perbaikan hubungan negara Arab dengan Israel pada saat ini? Pada permukaan tampaknya karena khawatir terhadap Iran yang jahat, tapi di balik itu pertimbangan terbesar mungkin adalah menghindari rezim Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang terus ditekan AS, untuk mengalihkan tekanan dan perhatian dunia, memanfaatkan dukungan terhadap Iran, membuat masalah di Timur Tengah sebelum pilpres AS berlangsung.
Penguasa Beijing mungkin juga telah menyadari hal ini, sehingga media massa PKT pada 14 Agustus lalu pun memberitakan dan mengkritik, kesepakatan tersebut memiliki makna sangat terbatas dalam hal mewujudkan perdamaian regional tersebut, dan Trump “mungkin orang yang paling diuntungkan dengan adanya perjanjian tersebut”, karena hal ini dapat menaikkan pamor pilpres. Seberapa jauh Trump bisa memanfaatkan kesepakatan itu untuk menaikkan pamornya dalam pemilu, penulis tidak mengetahuinya, tapi fakta pandemi dibandingkan perang dagang AS-RRT, warga AS seharusnya lebih memperhatikan kinerja Trump dalam kedua hal ini, jadi apa yang disimpulkan oleh para pakar PKT tidak lebih dari sekedar sudah sewajarnya. Tapi dari sini dapat dirasakan kata terpendam PKT, yakni: PKT sangat berharap Timur Tengah akan kacau, dan Trump tidak bisa terpilih kembali.
Tidak diragukan, prasyarat agar Timur Tengah terus rusuh adalah setiap negara Timur Tengah bertentangan dengan Israel, terus membiarkan Palestina membuat masalah, dan membiarkan Iran dan PKT di baliknya berkesempatan mengacau. PKT memanfaatkan konflik di Timur Tengah dan aktivitas terorisme mengalihkan perhatian AS dan dunia, sudah bukan hal baru lagi. Pada 11 September 2001, di saat AS akan beralih menghadapi PKT, diam-diam PKT mendukung Bin Laden merencanakan serangan teroris di wilayah AS, serangan tersebut berhasil mengalihkan perhatian AS, membuat AS selama belasan tahun terfokus pada pemberantasan terorisme, juga membuat PKT bisa berfokus “diam-diam menjadi kaya raya”, secara menyeluruh menyusup ke Amerika dan dunia, serta mendorong ambisi ekspansinya di seluruh dunia.
Belasan tahun kemudian, setelah Trump terpilih sebagai presiden, baru menyadari Amerika sedang berada dalam bahaya, perlahan di tahun 2018 strategi keamanan nasional AS dialihkan dari “anti terorisme” menjadi “anti-komunis”, dan memandang PKT sebagai lawan nomor satu yang lebih berbahaya daripada Rusia.
Di tahun 2020 ini karena PKT menutupi pandemi, sehingga menyebabkan virus PKT menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan semakin banyak orang meninggal dunia, AS semakin melihat jelas wajah asli PKT, dan mulai mengambil tindakan balasan terhadap PKT secara hukum, opini, dan tindakan, termasuk juga menuntut pertanggung jawaban PKT. Pada 19 Mei lalu, Trump telah menandatangani “Laporan Orientasi Strategi AS Terhadap Tiongkok” sepanjang 20 halaman, melontarkan kritik tanpa ampun terhadap kebijakan sebelumnya di berbagai aspek terhadap PKT, termasuk ekonomi, militer, penyebaran berita palsu dan masalah HAM.
Laporan secara jelas mengemukakan selama lebih dari 30 tahun pasca Tragedi Pembantaian Tiananmen 4 Juni 1989, PKT berubah menjadi semakin otokratis, dalam hal gerakan propaganda luar negeri semakin kuat. Selain itu, ancaman militer PKT terhadap AS sama sekali tidak berkurang. PKT memanfaatkan kebebasan dan keterbukaan global dan “berusaha mengubah tatanan internasional ke arah yang menguntungkan pihaknya”, juga “memanfaatkan kekuatan ekonomi, politik, dan militer memaksa negara demokrasi bungkam”, dengan demikian “telah mengganggu kepentingan utama AS”, juga merugikan kedaulatan negara di dunia dan harga diri orang pribadi.
Walaupun PKT terus mengatakan tidak takut pada serangan balasan AS, tapi PKT yang keras di luar tapi lembek di dalam itu di belakang terus melakukan manuver kecil, selain berkomplot dengan kaum prokomunis AS, juga mengirim banyak orang ke AS untuk melobi, selain di internet memfitnah Trump dan politisi AS lainnya, PKT juga memprovokasi masalah di Timur Tengah.
Pada 13 Juni lalu, dua unit kapal tanker besar diserang di Teluk Oman yang berdekatan dengan Selat Hormuz, menyebabkan kapal tanker terbakar, kapal rusak berat. Kemudian AS merilis banyak foto yang membuktikan pelakunya adalah Iran. Kemudian AS menambah 1.000 orang pasukan di Timur Tengah. Pada 20 Juni lalu, Iran menembak jatuh pesawat nirawak milik AL Amerika tipe MQ-4C, dan menyatakan pesawat itu “telah melanggar wilayah udara Iran”. Sementara pasukan AS menyatakan pesawat nirawak waktu itu terbang di zona bebas internasional, berjarak 17 mil dari Iran. Dengan cepat Trump memerintahkan pasukan internet militer AS untuk membungkam sistem komputer Iran, dan serangan ini telah melumpuhkan sistem komputer yang mengendalikan sistem peluncur roket dan rudal Iran.
Menurut analisa, di balik dua kali serangan Iran itu terdapat bayang-bayang, dana dan dukungan teknologi dari PKT, serta perilaku PKT juga sepertinya telah membuktikan hal ini. Terhadap perilaku provokasi Iran, PKT mendukung Iran, sekaligus memperingatkan AS “jangan membuka kotak pandora”. Memanfaatkan Iran mengalihkan perhatian AS, meredakan tekanan AS terhadap PKT di berbagai aspek tidak sulit ditebak. Tapi dengan mudah terlihat, AS tidak mudah terkecoh, perang panas dikobarkan, dan terus menitikberatkan pada “anti-komunis”.
Faktanya, sejak Juni 2006, buku yang ditulis oleh direktur “perusahaan lobi elektronik Tiongkok” di AS berjudul “Dragon in the Dark: How and Why Communist China Helps Our Enemies in the War on Terror” yang bernama DJ McGuire dalam pidatonya dengan cukup banyak bukti telah membuktikan Beijing memainkan kartu Iran, dan kartu terorisme untuk mengalihkan perhatian AS, dan bukan hanya sekarang, sejak dulu sudah berkali-kali PKT berhasil, dan itu karena PKT adalah pendukung di balik layar terorisme internasional yang sesungguhnya, itu karena kalangan politik AS kurang mengenali PKT.
Akan tetapi, situasi sekarang sudah sangat berbeda dengan sebelumnya, terutama setelah virus PKT menyebar ke seluruh dunia, setelah ilmuwan dari Hong Kong Yan Li-meng melarikan diri ke AS mengungkap fakta pandemi, pemerintah Trump secara jelas membedakan PKT dengan rakyat Tiongkok, mengambil serangkaian tindakan, dan menjadikan “memusnahkan komunis” sebagai tujuan akhir. Semakin banyak negara semakin mengenali wajah asli PKT, mulai mengikuti langkah AS, menghalangi ekspansi PKT di seluruh dunia.
Negara Arab yang pernah menjalin hubungan dengan PKT tapi tetap mengalami dampak virus, di hadapan hidup dan mati, masihkah tidak bisa mengenali wujud asli PKT?
Masihkah akan membiarkan PKT memanfaatkan Iran membuat onar di Timur Tengah? Tercapainya kesepakatan Israel dan UEA dan hubungan diplomatik negara Arab dengan Israel yang akan dibangun di masa mendatang, mungkin agar dapat menghindari masalah yang akan ditimbulkan Iran, ini juga memutus jalan PKT mengalihkan perhatian AS. Mimpi buruk PKT semakin lama semakin banyak. (Sud)
Keterangan Foto : Bendera Israel dan Uni Emirat Arab berjejer di jalan di kota pesisir Israel Netanya pada 16 Agustus 2020. (Jack Guez / AFP via Getty Images)
Video Rekomendasi :
Terungkap Jatuhnya Pesawat Ukraina, Dihantam 2 Rudal Iran dalam Tempo 25 Detik
oleh Li Fan
Hasil penyelidikan terkait jatuhnya pesawat pesawat Boeing-737 milik maskapai penerbangan Ukraina akhirnya terungkap. Berdasarkan analisis kotak hitam, pesawat ditembak jatuh oleh dua rudal.
Pesawat penumpang Ukraina itu jatuh di Iran pada 8 Januari 2020. Iran mengatakan pada hari Minggu 23 Agustus bahwa hasil analisis dari kotak hitam mengungkapkan, dua rudal menghantam pesawat dengan selisih waktu 25 detik.
Para penumpang masih selamat untuk beberapa waktu setelah dampak ledakan pertama, namun kemudian dihantam rudal kedua.
Melansir laman Reuters, pengumuman tersebut disampaikan kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran. Ini menandai laporan resmi pertama mengenai isi suara kokpit dan rekaman data, yang pada Juli ketika itu dikirim ke Prancis untuk dipecahkan sandinya.
Teheran sebelumnya menyatakan, bahwa pihaknya tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina pada Januari itu, pada saat ketegangan dengan Amerika Serikat semakin meningkat. Penumpang dalam pesawat yang membawa 176 penumpang itu tewas.
Stasiun televisi pemerintah Iran mengutip Touraj Dehghani-Zanganeh, kepala organisasi penerbangan sipil Iran, mengatakan bahwa dua rudal menghantam pesawat dengan selisih waktu 25 detik. Namun karena kerusakan yang disebabkan oleh rudal pertama, kotak hitam hanya mencatat 19 detik sebelum jeda.
Zanganeh mengatakan: “19 detik setelah rudal pertama menghantam pesawat, panggilan dari pilot di kokpit menunjukkan bahwa penumpang masih hidup … 25 detik kemudian, rudal kedua menghantam pesawat.”
“Analisis data dari kotak hitam seharusnya tidak dipolitisasi,” tambah Zanganeh.
Menurut Zanganeh, hingga saat-saat terakhir, awak pesawat masih berusaha mengendalikan pesawat.
Beberapa orang Iran mengunggah koemntar mereka melalui Twitter pada hari Minggu 23 Agustus 2020 lalu. Mereka mengungkapkan kemarahan. Setidaknya satu pengguna men-tweet, “Mereka (setelah pesawat ditembak) masih hidup selama 19 detik … sebuah tragedi,” tulisnya
Iran sedang dalam pembicaraan dengan Ukraina, Kanada, dan sejumlah negara lain yang warganegaranya menjadi korban penumpang pesawat nahas itu dan meminta investigasi penuh dalam insiden tersebut.
Pada 8 Januari 2020, Ukraine International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran, menewaskan 176 orang penumpang di dalamnya. Tak lama sebelum kecelakaan itu, Iran meluncurkan beberapa rudal menyerang pangkalan koalisi Amerika Serikat di Irak.
Serangan rudal itu sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin tertinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani oleh serangan udara Amerika Serikat.
Setelah kecelakaan itu, banyak pihak luar yang percaya bahwa pesawat penumpang Ukraina kemungkinan ditembak jatuh oleh rudal Iran.
Di bawah tekanan masyarakat internasional, Iran kemudian mengakui bahwa Ukraine International Airlines tidak sengaja tertembak jatuh oleh rudal Iran.
Rakyat Iran kemudian turun ke jalan untuk memrotes, mengkritik ketidakmampuan pemerintah Iran dan menyembunyikan fakta, dan menuntut agar Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mundur. (jon)
Video Rekomendasi :
Tak Biasanya, Komunis Tiongkok Respon Cepat Rencana Trump Copot TikTok dalam 90 Hari
Zhong Yuan
Pada Jumat, 14 Agustus 2020 lalu, Presiden AS, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif menuntut agar perusahaan ByteDance asal Tiongkok harus mencopot asetnya yang ada di Amerika dalam tempo 90 hari, yakni TikTok.
Pada Sabtu, 15 Agustus, media partai komunis Tiongkok (PKT), kantor berita Xinhua dengan cepat memberitakan dan merespon, berharap agar Amerika “berhenti menekan”. Mengingat beda waktu 12 jam antara Washingtong dengan Beijing, respon media komunis Tiongkok ini tergolong super cepat, hal yang sangat jarang dijumpai.
Yang lebih langka lagi adalah, media PKT walaupun terus menggunakan kosakata yang melecehkan, namun pada dasarnya telah menahan sikap untuk tidak mencaci maki seperti biasanya. Perintah eksekutif terbaru Trump ini merupakan tindak lanjut larangan keras terhadap TikTok, tidak ada kompromi. Menghadapi pukulan berat dari Trump ini, respon cepat namun lemah PKT, semakin menunjukkan ketidakberdayaan mereka.
Seberapa Penting TikTok bagi PKT
Sebelumnya terdapat rumor, pada perundingan perwakilan dagang AS-Tiongkok yang akan segera diselenggarakan, PKT berharap dapat mengajukan masalah larangan terhadap perusahaan Tiongkok di AS, mungkin termasuk TikTok dan WeChat, bahkan mungkin juga termasuk larangan teknologi seperti Huawei dan lain sebagainya. Perintah eksekutif terbaru Trump telah menyumbat kemungkinan ini.
Faktanya, walaupun Trump tidak bertindak, perwakilan dagang AS, Robert Lighthizer adalah orang yang sangat cermat dalam bertindak, ia seharusnya tidak akan menyetujui pembahasan masalah yang tidak berkenaan dengan kesepakatan perdagangan. Dialog kedua pihak ini adalah untuk meninjau kondisi pelaksanaan kesepakatan dagang, atau bisa dikatakan melihat apakah PKT telah melaksanakan kesepakatan atau tidak, pihak AS telah menurunkan tarif masuk, sisanya adalah konten yang harus dilaksanakan oleh PKT. Trump tidak membahas harapan akan kesepakatan tahap selanjutnya, hanya mengulas apakah kesepakatan tahap pertama sudah dilaksanakan atau tidak.
PKT jelas tidak secara serius menjalankan kesepakatan, sehingga terpaksa harus meminta agar dialog ditunda. Ini juga merefleksikan, PKT tidak ambil pusing terhadap kesepakatan dagang itu, bukan hanya tidak dijalankan, bahkan jadwal peninjauan pun diabaikan oleh PKT, sama sekali tidak ada persiapan.
Tentu, Rapat Beidaihe (rapat tahunan khusus elite partai di Beidaihe) pun sangat mungkin sudah macet, pembahasan tentang hubungan AS-Tiongkok belum ada kesimpulan, juga tidak bisa dipastikan bagaimana menghadapi tindakan AS berikutnya yang tak terduga. Dari respon cepat PKT itu, larangan Trump terhadap TikTok menandakan pukulan bagi PKT jauh melampaui dugaan.
Hal ini juga dari sisi sebaliknya membuktikan, Trump benar-benar telah berhasil menghantam titik vital PKT, dan ancaman keamanan yang disebutkan Trump, jelas banyak sekali, jika hanya menyangkut sebuah piranti lunak biasa, tentu PKT tidak akan seberang ini, dari sudut pandang tertentu, reaksi bawah sadar PKT tidak kalah dengan saat Huawei dilarang.
WeChat Juga Sangat Berarti bagi PKT
Trump ingin membersihkan internet, maka langkah berikutnya adalah WeChat, baru-baru ini respon beberapa perusahaan besar AS sangat aneh.
Menurut informasi, Apple, Disney, dan sejumlah perusahaan besar yang baru saja mengikuti rapat telekonferensi dengan pejabat pemerintahan Trump, menyatakan bahwa akibat dari melarang WeChat mungkin akan “sangat serius”. Bahkan ada wartawan yang sengaja menanyakan ini pada Trump, seperti produk iPhone dari Apple jika tidak bisa menggunakan WeChat maka akan kehilangan pasar di Tiongkok.
Jawaban Trump sangat lugas, “Tak jadi soal, kami harus melakukan hal yang bermanfaat bagi keamanan nasional. PKT telah membuat kami sangat kecewa”.
Perusahaan AS yang berkepentingan di Tiongkok ini mencoba menghalangi Trump melarang WeChat, hal ini seharusnya sudah diduga oleh banyak pihak. Lebih banyak lagi orang akan berpendapat, melarang WeChat hanya akan berpengaruh terhadap etnis Tionghoa di Amerika saja, dampaknya di Amerika sepertinya jauh di bawah TikTok, tapi perusahaan AS tersebut justru lebih peduli terhadap WeChat, sungguh tidak bisa dipercaya. Ini juga seharusnya mengingatkan Trump, bahwa ancaman WeChat terhadap AS mungkin jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
WeChat terang-terangan mencuri informasi pribadi dan setiap saat dikendalikan oleh PKT, begitu banyak perusahaan AS justru membela WeChat, seharusnya bukan sekedar ketidaknyamanan akibat tidak bisa menggunakan WeChat, sangat mungkin perusahaan-perusahaan yang berkepentingan di RRT tersebut mendapat tekanan dari rezim PKT, sehingga terpaksa bersuara.
Seberapa Dalam Penetrasi PKT
Dalam pidatonya pada Juli lalu Jaksa Agung Barr berkata, “Seiring dengan hilangnya reputasi pemerintah PKT di seluruh dunia, Kementerian Kehakiman telah melihat semakin banyak pejabat PKT dan perwakilannya berinteraksi dengan pemimpin perusahaan besar Amerika, serta membujuk mereka agar melindungi kebijakan dan tindakan yang disukai PKT, suara Amerika yang sembunyi di belakangnya dapat meningkatkan pengaruh pemerintah PKT, terlebih dapat memicu simpati pada para penegak hukum yang merupakan orang Amerika, dengan menutupi keterlibatan kemajuan politik kita, PKT telah menghindari pemaparan aktivitas lobinya.”
Pernyataan sikap perusahaan AS tersebut terhadap WeChat persis telah menorehkan catatan kaki yang terbaik bagi pernyataan Jaksa Agung. Perusahaan AS tersebut tengah bersuara untuk membela rezim PKT, berupaya melobi pemerintah AS, berupaya melobi Presiden Trump. Jika presiden AS tidak bisa menahan lobi-lobi seperti itu, lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Diperkirakan akan takluk sepenuhnya pada rezim PKT, bergabung dengan “komunitas bersama manusia senasib” yang digadang-gadang PKT.
Capres dari Partai Demokrat minggu lalu pernah menyatakan, begitu terpilih, dirinya akan menghapus tarif masuk tinggi terhadap produk dari RRT, kemudian asistennya buru-buru meralat dan mengatakan akan mempertimbangkan kembali hal itu. Ini tidak hanya pembenaran politik, melainkan juga menapaki jalan lama, meneruskan kebijakan interaksi yang telah gagal. Kebijakan seperti itu sangat bertentangan dengan survei masyarakat terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center.
Berdasarkan hasil riset terbaru oleh Pew Research Center, sebanyak 78% responden Amerika menilai rezim PKT bertindak tidak wajar, dan telah menyebabkan pandemi di seluruh dunia; sebanyak 77% responden tidak percaya pada PKT dan Xi Jinping; bahkan sebanyak 73% responden menyatakan, walau merusak hubungan ekonomi, Amerika seharusnya mendorong penegakan HAM di Tiongkok. Ini adalah aspirasi arus utama di Amerika, yang telah dilakukan Trump, sesuai aspirasi warga, sesuai dengan keamanan dan kepentingan AS.
AS Lepas Kaitan dengan Rezim Komunis Tiongkok Tak Terbendung
Kebijakan Trump untuk melepaskan keterkaitan dengan rezim PKT sudah tak terbendung lagi, rezim PKT juga telah menyadari hal ini, tengah diam-diam mengerahkan berbagai cara berusaha mengulur waktu. Beralasan jika meyakini PKT mengharapkan Trump gagal menjabat kembali, lalu meneruskan berbagai cara penetrasi, melobi AS mengubah kebijakan interaksinya, ini akan sangat membahayakan bagi Amerika. Selama bertahun-tahun, PKT dengan skala tinggi memperlihatkan ambisi hegemoninya, karena beranggapan penetrasi seperti ini sudah nyaris berhasil.
Sejumlah perusahaan AS belum bersedia melepaskan kepentingannya di Tiongkok, tidak bersedia mengikuti tren melepaskan keterkaitan. Perusahaan tersebut terus dipaksa untuk menyerahkan kekayaan intelektualnya kepada PKT, di tengah pandemi ini juga mengalami kerugian besar, bisnis seperti ini apakah mungkin bertahan lama? Apple dan Samsung memproduksi ponsel dan membangun bisnis di Tiongkok, banyak teknologi mereka sudah dicuri sejak awal, ponsel seperti Huawei, Xiaomi, dan lain-lain setelah mendapatkan teknologi terkait itu, Samsung pun terdepak keluar dari pasar Tiongkok dengan cara non-pasar. Apple tengah mengalihkan rantai pasokannya ke India, masihkah berpikir bisa mempertahankan bisnis di Tiongkok? Setelah berhasil mencuri teknologi dari Apple, jika tidak bisa meraup keuntungan, apakah Apple masih bernilai bagi PKT?
Begitu pula dengan perusahaan AS lainnya, yang sekarang melobi pemerintah AS bgi PKT, di kemudian hari mungkin akan ditendang oleh PKT. Bahkan mata-matanya sendiri pun PKT dengan mudah mencampakkannya, dan pejabatnya pun sewaktu-waktu bisa dijebloskan ke penjara, bagaimana mungkin akan peduli terhadap orang AS atau perusahaan AS? Kisah tragis sekelompok pengusaha Taiwan apakah masih belum cukup?
Trump bertekad melepas kaitan AS dengan rezim PKT, ini adalah aspirasi arus utama warga AS. Status media massa PKT dan Institut Konfusius telah diubah menjadi tim negara asing, Kedubes AS di Tiongkok telah mengganti simbolnya, TikTok dan WeChat dilarang, lepas kaitan di sektor keamanan dilakukan lebih dulu, lepas kaitan secara politik juga sudah dimulai, lepas kaitan secara ekonomi tengah dilakukan.
Rezim PKT tengah berusaha bertahan hidup, secara bawah sadar berusaha mencari ruang untuk tetap eksis, tapi takdir sudah ditentukan, rontaan PKT hanya akan semakin mempercepat keruntuhannya. Baik perusahaan AS, warga AS, negara di dunia, atau lebih banyak orang Tiongkok, harus menentukan pilihan di antara kebenaran dan kejahatan, pilihan ini juga akan secara langsung menentukan masa depan setiap orang. (Sud)
Video Rekomendasi :