Ada Tokoh Inti dari Aktivis pro-Demokrasi di Luar Negeri Sebagai Mata-mata Komunis Tiongkok? Tokoh Utama dalam Kasus “Agen Ganda” Terungkap

Ntdtv.com- Ada tokoh Inti dari aktivis pro-Demokrasi di luar negeri adalah diketahui menjadi mata-mata partai Komunis Tiongkok. Ia bahkan memainkan peranan sebagai agen ganda. Media Hong Kong “Apple Daily” melacak tuduhan tersebut dan menemukan bahwa usia, asal, riwayat pekerjaan, dan catatan kriminalnya sangat sesuai dengan Ma Dawei, tokoh inti organisasi gerakan aktivis demokrasi luar negeri pada tahun 1990-an. Ia  aktif dalam komunitas Tionghoa perantauan di Amerika.

Riwayat Ma Dawei dan “Co-Conspirator # 1” Sangat Mirip

Menurut dakwaan FBI terhadap Ma Yuzheng, dia berkonspirasi melakukan kejahatan dengan seorang kerabat yang memiliki hubungan darah dengannya. Dalam dakwaan tersebut, dia menyebut orang itu sebagai “co-conspirator # 1”, tetapi tidak mengungkapkan namanya.

Surat dakwaan menyatakan bahwa “co-conspirator # 1” memiliki otoritas “Sangat Rahasia” ketika dia bertugas di CIA, dan keterlibatannya setara dengan terdakwa Ma Yuzheng.

Misalnya, pada tahun 2001, dia dan terdakwa pernah bertemu di sebuah kamar hotel di Hong Kong dengan personel Keamanan Nasional Partai Komunis Tiongkok. Ia menerima US $ 50.000 dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok tersebut, dan memberikan informasi rahasia kepada badan Keamanan Nasional PKT di tempat. 

Selain itu, “co-conspirator # 1” juga mengenal lima informan CIA atas permintaan Badan Keamanan Nasional PKT. Pada 2009, mereka bahkan pergi ke Yunnan secara langsung untuk bertemu dengan pucuk pimpinan dari Badan Keamanan Nasional PKT.

Menurut keterangan dakwaan, rekan konspirator itu sekarang berusia 85 tahun dan lahir di Shanghai. Ia datang ke Amerika Serikat pada tahun 1961, bergabung dengan CIA pada tahun 1967, dan bertugas sebagai perwira intelijen dari tahun 1971 hingga 1982. Ia kerap ditempatkan di luar negeri. Hingga tahun 1983, “co-conspirator # 1” mengundurkan diri setelah diketahui telah menggunakan jabatannya untuk membantu warga negara Tiongkok di Amerika Serikat, dan tinggal di Los Angeles sejak saat itu.

Menurut deskripsi “co-conspirator # 1” dalam surat tuntutan tersebut, “Apple Daily” melacak akun Facebook yang dicurigai milik Ma Yuzheng, dan menemukan salah satu kerabatnya yang tinggal di Los Angeles, seorang konsultan imigrasi Tionghoa perantauan, David Ma. Dari penelusuran itu ditemukan banyak kesamaan dengan latar belakang “co-conspirator # 1”

Laporan tersebut memadukan informasi daring dan perkenalan dirinya sendiri menunjukkan bahwa Ma Dawei lahir pada tahun 1934, berusia sekitar 85 tahun, dan juga lahir di Shanghai. Setelah keluarganya berimigrasi ke Hong Kong pada tahun 1950, ia pergi ke Amerika Serikat sendirian pada tahun 1957 dan menetap di Hawaii dengan cara yang sama seperti Ma Yuzheng.

Ma Dawei mengaku diundang bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS setelah lulus. Dari tahun 1970 hingga 1983, ia dikirim ke konsulat AS di Burma, Tokyo, dan Hong Kong. Karena personel CIA biasanya ditempatkan di luar negeri dalam kapasitas lain, riwayat kerjanya juga cocok dengan deskripsi tuntutan tersebut. Meskipun Ma tidak menyebutkan apakah dia menggunakan jabatan resminya untuk membantu orang Tionghoa pergi ke Amerika Serikat, dia menyebutkan bahwa dia mengundurkan diri pada tahun 1982 karena dia merasa “tidak cocok dengan pekerjaan itu”. 

Setelah kembali ke Los Angeles, dia mendirikan “Kantor advokat Meiya” yang mengkhususkan diri dalam bisnis imigrasi Tionghoa perantauan ke Amerika Serikat. 

Selain itu, dakwaan juga menyebutkan bahwa “co-conspirator # 1” pernah dihukum karena memberikan pernyataan palsu kepada lembaga pemberi pinjaman pada tahun 1998. “Apple Daily” memeriksa catatan pengadilan Distrik California di Los Angeles dan menemukan ada seorang bernama “David Ma” seusianya yang didakwa melakukan kejahatan yang sama dan dijatuhi hukuman 5 bulan penjara setelah mengaku bersalah.

Menurut media sosial keluarga Ma Dawei, Ma Dawei menderita demensia dalam beberapa tahun terakhir dan harus dirawat di panti jompo. Situasi ini juga sesuai dengan pernyataan dalam surat tuntutan bahwa “co-conspirator # 1” menderita “demensia berat”.

“co-conspirator # 1” adalah target  sebenarnya dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok

Mata-mata Partai Komunis Tiongkok, Ma Yuzheng, pernah mengungkapkan kepada agen rahasia AS yang berpura-pura menyamar sebagai agen dari badan keamanan nasional, bahwa tujuan sebenarnya dari kontak awal Partai Komunis Tiongkok dengannya adalah untuk mendekati “co-conspirator # 1”. Pasalnya, dia adalah anggota organisasi anti-komunis dan dianggap sebagai “ancaman” oleh pemerintahan komunis Tiongkok.

Melihat informasi tersebut, Ma Dawei adalah anggota dari “Front Demokrasi Tiongkok”, sebuah organisasi gerakan aktivis demokrasi di luar negeri, pada awal 1990-an, dia pernah menjabat sebagai wakil ketua dan ketua dewan pengawas.

Setelah itu, Ma Dawei juga berpartisipasi dalam persiapan “Partai Demokrasi Tiongkok”, dan pada 1997 membentuk “Partai Nasionalis Tiongkok”. Pada tahun 1998, Ma Dawei berpartisipasi dalam persiapan “Konferensi Bersama Luar Negeri dari aktivis Gerakan Demokrasi Tiongkok” dan menjabat sebagai direktur Komite Kerja Diplomatik. Dia pernah berkunjung ke luar negeri bersama ketua konferensi Wei Jingsheng. Hingga tahun 2008, Ma Dawei masih memiliki identitas veteran “Federation for a Democratic China (FDC)” dan menghadiri kegiatan pro-demokrasi di Los Angeles. Ia hadir bersama dengan Wang Dan, Yang Jianli dan aktivis pro-demokrasi lainnya.

Pada saat ini, tujuh tahun telah berlalu sejak surat dakwaan yang menyatakan bahwa “co-conspirator # 1” telah melakukan transaksi intelijen dengan agen dari badan keamanan nasional Partai Komunis Tiongkok di sebuah hotel di Hong Kong. Meskipun diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok selama bertahun-tahun, namun Ma Dawei tetap muncul dalam citranya sebagai “pendukung demokrasi.”

Wei Jingsheng, seorang aktivis pro-demokrasi yang pernah bekerjasama dengan Ma Dawei, mengatakan kepada Apple Daily bahwa, dia sudah lama tahu bahwa ada mata-mata Partai Komunis Tiongkok di antara aktivis pro-demokrasi di luar negeri. Jadi, dia tidak terkejut dengan kasus terkait di atas. Namun, karena sulit mendapatkan bukti yang cukup untuk dituntut, mereka tidak dapat mempublikasikannya dan hanya bisa menyampaikan “secara pribadi kepada rekan-rekannya untuk tidak tertipu.”  

Keterangan Foto : Ma Dawei (kedua dari kanan) adalah tokoh inti aktivis pro-demokrasi di luar negeri pada awal 1990-an. Foto atas : Foto bersama tahun 1993, masing-masing adalah aktivis pro-demokrasi Qin Jin (pertama dari kanan), Yang Zhongmei (kedua dari kiri), Zhao Nan (pertama dari kiri) dan Ma Dawei. (Internet)

Reporter Xiao Jing / Editor : Ming Xuan

Johny/asr

Video Rekomendasi