Home Blog Page 1654

Pihak Berwenang Zimbabwe Menyelidiki Kematian Misterius 11 Gajah

0

Sekelompok 11 gajah Afrika telah ditemukan mati di sebuah taman di Zimbabwe, mendorong pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan atas kematian tersebut.

Bangkai hewan ditemukan di Hutan Pandamasue, antara Taman Nasional Hwange dan Air Terjun Victoria, pada Jumat, 28 Agustus.

Pihak berwenang telah mengesampingkan perburuan sebagai penyebab potensial kematian, karena gajah-gajah itu ditemukan dengan gading mereka masih utuh.

(Foto: PA)

Keracunan sianida, yang diketahui telah membunuh gajah di belahan dunia lain, juga dikesampingkan sebagai penyebab kematian.

Namun, ini bukan pertama kalinya para pemburu meracuni gajah di Zimbabwe dalam upaya mengambil gading mereka dan menjualnya ke pedagang ilegal.

Pihak berwenang telah mengambil sampel darah dari bangkai-bangkai itu dan mereka telah dikirim untuk diuji guna mengetahui akar penyebab kematian tersebut.

“Kami hanya dapat memastikan penyebab kematian setelah pengujian, tetapi kami telah mengesampingkan keracunan sianida,” kata Tinashe Farawo, juru bicara Otoritas Pengelolaan Taman dan Margasatwa Nasional Zimbabwe, dikutip dari MailOnline.

(Foto: PA)

“Hanya gajah yang terpengaruh, tidak ada burung nasar atau hewan lain yang terpengaruh. Tes awal menunjukkan bahwa itu bukan sianida. Kami juga mengesampingkan pemburu karena gadingnya masih utuh, ” tambahnya.

Bulan lalu, di negara tetangga Botswana, lebih dari 275 gajah ditemukan mati, dengan para ilmuwan masih berusaha mencari tahu penyebabnya.

Lebih dari 350 gajah telah mati di negara itu sejak Mei tahun ini, dalam apa yang disebut sebagai ‘bencana konservasi’.

Sekitar 70% dari hewan mati ditemukan di sekitar lubang air, namun para ahli tidak tahu apa yang bisa menyebabkan kematian massal, setelah perburuan, keracunan dan antraks semuanya dikesampingkan.

(Foto: PA)

Beberapa penduduk setempat melaporkan tanda-tanda gajah mungkin menderita gangguan saraf, dengan banyak yang mengatakan mereka melihat gajah berjalan berputar-putar.

Itu terjadi setelah sekitar 200 gajah mati di Zimbabwe tahun lalu, akibat kekeringan serius di negara itu.

Pada 1970-an, Afrika adalah rumah bagi sekitar 1,3 juta gajah. Saat ini, jumlahnya hanya sekitar 500.000.

Ini sebagian besar karena perburuan, dengan ribuan gajah dan badak dibunuh untuk memenuhi permintaan besar gading dan cula, yang digunakan dalam banyak obat tradisional Asia (Tiongkok).(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

Pemisahan Ekonomi AS dari Beijing Mungkin Menguat Setelah Pemilu

Emel Akan

Gangguan rantai pasokan yang parah disebabkan oleh pandemi dan citra rezim Tiongkok yang memburuk dengan cepat, karena kesalahan penanganan virus Komunis Tiongkok, telah memaksa Amerika Serikat untuk memikirkan kembali kebijakannya selama beberapa dekade terakhir terhadap Beijing.

Menjelang pemilihan presiden, kedua calon, Presiden Donald Trump maupun mantan Wakil Presiden Joe Biden, telah berjanji untuk mewujudkan dukungan rantai pasokan dan mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, sebagai pabrikan yang terbesar di dunia.

Dalam wawancara baru-baru ini, Donald Trump mengangkat kemungkinan pemisahan yang sempurna dari Tiongkok selama masa jabatannya yang kedua, berarti memutuskan hubungan ekonomi karena alasan nasional dan strategis.

“Yah, jika mereka tidak memperlakukan kita dengan benar, tentu saja, saya pasti akan melakukan itu,” kata Donald Trump kepada Fox News pada tanggal 23 Agustus 2020.

Dalam upaya mengurangi ketergantungan obat-obatan yang kritis pada Tiongkok, Donald Trump  menandatangani perintah eksekutif pada tanggal 6 Agustus,  untuk memastikan bahwa obat-obatan, persediaan medis, dan peralatan yang penting dibuat di Amerika Serikat.

Kampanye Donald Trump juga merilis pada tanggal 23 Agustus, sebuah daftar “prioritas inti” untuk masa jabatannya yang kedua. Salah satu topik utama kebijakan luar negeri adalah untuk “mengakhiri ketergantungan Amerika Serikat pada Tiongkok,” menurut pengumuman itu yang mencakup tujuan mengembalikan 1 juta pekerjaan manufaktur. 

Trump mengusulkan pemberian kredit pajak dan mengizinkan “pengeluaran 100 persen pemotongan untuk industri penting seperti farmasi dan robotika”, untuk memberi insentif kepada perusahaan untuk berproduksi di Amerika Serikat.

Joe Biden, calon dari Partai Demokrat, juga berjanji untuk “membawa kembali rantai pasokan yang kritis”di bawah proposalnya “Supply America.” Rencana Joe Biden yang lebih luas adalah “untuk meningkatkan kekuatan industri dan teknologi Amerika Serikat dan memastikan masa depan ‘dibuat di seluruh Amerika’ oleh semua pekerja Amerika Serikat.”

Hengkang dari Tiongkok

Krisis pandemi mengungkap betapa bergantungnya Amerika Serikat pada Tiongkok, dan pelajaran yang didapat dapat mengakhiri peran Amerika Serikat sebagai pusat manufaktur dunia. 

Menanggapi meningkatnya persaingan global, perusahaan Amerika Serikat telah melakukan outsourcing selama beberapa dekade untuk operasi manufakturnya, terutama ke Tiongkok, untuk mengurangi biaya, tetapi masa-masa itu sudah berakhir, menurut Willy Shih, Profesor Harvard Business School dan rekan penulis buku berjudul, “Memproduksi Kemakmuran: Mengapa Amerika Serikat Membutuhkan Renaissance Manufaktur.”

“Masalahnya adalah, saat anda kehilangan manufaktur, maka anda kehilangan basis keterampilan dan industri yang umum,” kata Willy Shih kepada The Epoch Times, mengacu pada berbagi pengetahuan dan kemampuan dalam berbagai sektor.

Willy Shih mengatakan, hal Itu adalah yang utama, jadi jika anda ingin mengembalikannya, anda harus mempelajarinya kembali. Sambil mencatat bahwa mungkin perlu beberapa dekade untuk mengembalikan manufaktur karena kehilangan keterampilan.

Butuh waktu 30 tahun bagi Tiongkok dan Taiwan, misalnya, untuk mempelajari keterampilan dan memposisikan diri untuk kepemimpinan di industri tertentu.

Untuk merevitalisasi atau memperkuat manufaktur Amerika Serikat, Willy Shih percaya, pemerintah Amerika Serikat perlu menginspirasi kaum muda dan memberi kaum muda alasan untuk ingin masuk ke bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang kritis.

Sebelum pandemi, penelitian menunjukkan bahwa manufaktur Amerika Serikat menghadapi kesenjangan keterampilan yang semakin besar, hingga dapat membuat jutaan posisi tidak terisi dalam dekade berikutnya.

Pendekatan Regional

Selain membawa kembali manufaktur ke Amerika Serikat, gagasan mengenai lebih banyak manufaktur regional juga muncul, yang dapat menguntungkan Meksiko dan Kanada. Pakta perdagangan baru, Perjanjian Amerika Serikat – Meksiko – Kanada, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli, dapat mendorong bisnis untuk membawa produksi mereka ke Amerika Utara. Selanjutnya, memajukan ekonomi setelah memisahkan diri dari Tiongkok.

Willy Shih yakin manufaktur  padat karya adalah sangat dekat dengan Meksiko, karena tingkat tenaga kerja di Meksiko “kini cukup bersaing dengan Tiongkok.”

Selain itu, perusahaan-perusahaan ingin memindahkan rantai pasokannya dari Tiongkok ke negara-negara seperti Taiwan, Thailand, dan Malaysia.

Survei Gartner yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret, di antara 260 perusahaan yang merupakan pemimpin rantai pasokan global menemukan bahwa 33 persen responden sudah beralih aktivitas sumber dan manufaktur keluar dari Tiongkok atau berencana, untuk melakukannya dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Rupert Hammond-Chambers, Presiden Dewan Bisnis Amerika Serikat–Taiwan percaya, bahwa Taiwan dapat membantu Amerika Serikat secara komersial memisahkan diri dari Tiongkok. Taiwan berada pada posisi yang tepat untuk peran tersebut karena Taiwan adalah produsen peralatan asli untuk banyak perusahaan Amerika Serikat, termasuk Apple dan HP, katanya kepada The Epoch Times.

Taiwan merupakan tujuan utama manufaktur semikonduktor, dan oleh karena itu otonomi dan stabilitas Taiwan adalah penting bagi pemerintah Amerika Serikat. 

Rupert  Hammond-Chambers menuturkan, meskipun tidak ada pakta bilateral, perdagangan dua arah Taiwan dengan Amerika Serikat melonjak 34 persen antara tahun 2016 hingga 2019, yang merupakan hasil pemindahan manufaktur dari Tiongkok ke Taiwan yang mengambil kesempatan.

Rupert  Hammond-Chambers menguraikan, Kebijakan pemerintahan Donald Trump untuk memisahkan dan menggeser rantai pasokan, telah sejalan dengan minat pemerintah Taiwan untuk mengurangi keterpaparan Taiwan ke Tiongkok. Hal demikian mengakibatkan masuknya aliran investasi secara signifikan ke Taiwan dari perusahaan-perusahaan Taiwan. (vv)

Keterangan Foto : Karyawan memproduksi mantel bulu di sebuah pabrik untuk perusahaan pakaian Bosideng di Nantong, di Provinsi Jiangsu timur Tiongkok pada 24 September 2019. (STR / AFP melalui Getty Images)

Seorang Gadis Berusia 3 Tahun Melayang-layang di Udara Setelah Tersangkut Layang-layang Raksasa

0

Sebuah video mengejutkan telah muncul yang menunjukkan seorang gadis kecil terangkat setidaknya setinggi 30 meter ke udara setelah tersangkut di layang-layang raksasa.

Gadis berusia tiga tahun, yang hanya diidentifikasi dengan nama belakang Lin, terjerat ekor layang-layang oranye selama Festival Layang-layang Internasional di kota tepi laut Nanlioao, Taiwan pada Minggu, 30 Agustus.

Rekaman kejadian yang telah dibagikan di media sosial menunjukkan gadis kecil itu diayun-ayunkan oleh layang-layang berekor panjang sebelum kerumunan orang bergegas membantunya ketika mereka menyadari apa yang terjadi.

(Foto: viasblog.tw/Facebook)

Menurut laporan media lokal, layang-layang itu secara tidak sengaja melayang ke udara ketika hembusan angin yang kencang tiba-tiba menerpa, membuatnya terbang sebelum waktunya.

Sebelum terbang, tubuh gadis berusia tiga tahun itu entah bagaimana terjerat di ekor layang-layang dan dia langsung tebawa ke udara saat terangkat dari tanah.

Chen Ko-Fang, sekretaris jenderal Asian Kite Forum yang berbasis di Taiwan, mengatakan kepada Taiwan News bahwa layang-layang itu seharusnya membawa permen yang akan disebarkan di langit untuk ditangkap anak-anak.

Ko-Fang mengatakan bahwa anak-anak biasanya akan dijauhkan sampai layang-layang itu mengudara, penyelenggara tidak menduga hembusan angin kencang yang tiba-tiba, yang dilaporkan pada tingkat tujuh dalam skala Beaufort.

Saat penonton festival yang ketakutan melihatnya, gadis itu melayang di atas kerumunan, bergelantungan di di ekor layang-layang dalam posisi genting dan berulang kali dilempar saat penonton menatap tanpa daya ke langit.

(Foto: viasblog.tw/Facebook)

Sebuah postingan di media sosial oleh seseorang yang menyaksikan kejadian tersebut mendesak para orangtua untuk ‘berhati-hati’ saat membawa anak-anak mereka ke Festival Layang-layang Hsinchu, menambahkan bahwa ‘semua orang di tempat kejadian hampir mati ketakutan’.

“Itu benar-benar terjadi dalam sekejap,” lanjut orang itu. “Jadi orang yang punya anak harus memperhatikannya !! Videonya agak menakutkan, harap diperhatikan. “

Gadis muda itu setidaknya 30 detik terlempar ke udara sebelum akhirnya jatuh cukup dekat ke tanah sehingga sekelompok penonton festival bisa menangkapnya dengan aman.

Hebatnya, bocah tiga tahun itu berhasil lolos dari cedera serius, dengan pejabat mengatakan kepada Taiwan News bahwa dia hanya menderita goresan ringan di wajah dan lehernya.

Seorang saksi mata menambahkan bahwa anak itu langsung dibawa pergi oleh orangtua dan staf festival ke rumah sakit.

(Foto: viasblog.tw/Facebook)

Pemerintah kota, yang menyelenggarakan festival tersebut, membatalkan acara tersebut segera setelah insiden tersebut. Walikota Lin Chih-Chien kemudian meminta maaf.

“Tim pemerintah kota menawarkan permintaan maaf yang tulus kepada korban dan publik,” kata walikota, sebelum menambahkan bahwa pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan atas insiden tersebut untuk mencegah kecelakaan terjadi lagi di masa depan.(yn)

Video di sini

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

Rencana Talenta Bakat PKT Diam-diam Menyusup ke Australia

0
https://www.youtube.com/watch?v=gJhY0CEXAl8

Anjing yang Diselamatkan yang Kehilangan Anaknya Menjadi Ibu bagi Anak Kucing Yatim Piatu

0

Seekor anjing yang diselamatkan yang kehilangan anak-anaknya telah menjadi ibu bagi anak-anak kucing yatim piatu, dan itulah hal yang dibutuhkan dunia saat ini.

Georgia, seekor Australian Shephard Mix, diselamatkan oleh Sunshine Dog Rescue setelah dia ditemukan di sebuah pompa bensin di dekat perbatasan AS-Meksiko. Segera setelah mereka dirawat, ditemukan bahwa Georgia sedang hamil.

(Foto: Sunshine Dog Rescue / Facebook)

Waktu yang menyenangkan segera berubah menjadi waktu yang menghancurkan setelah Georgia kehilangan semua anak-anak anjingnya yang lahir prematur. Anita Osa, pendiri Sunshine Dog Rescue yang berbasis di Phoenix, Arizona, AS, mengatakan bahwa anjing itu patah hati setelah anak-anaknya mati.

Berbicara kepada ABC 15 Anita Mengatakan, : “Saya belum pernah melihat ibu anjing kehilangan seluruh anaknya. Hal yang bisa saya gambarkan adalah dia panik. Sangat menyedihkan, dia mencari bayi-bayi itu. Dia merobek kasur balita tempat kami berada, mencoba menemukan bayinya. “

Dalam upaya untuk menyembuhkan patah hati Georgia, Anita membuat panggilan di media sosial meminta hewan yang membutuhkan ibu menyusui di mana seseorang menghubungi tentang trio anak kucing yatim piatu yang perlu dirawat.

(Foto: Sunshine Dog Rescue / Facebook)

Khawatir bahwa Georgia tidak akan menerima anak-anak kucing itu sebagai miliknya, dia memperkenalkan mereka kepadanya untuk menemukan ada ikatan langsung antara anjing dan anak-anak kucing itu.

“Saya memperkenalkan mereka padanya dengan lembut. Saya pertama kali memberinya satu dan membiarkan dia mengendusnya, dan dia sepertinya menerimanya, jadi saya membawa yang lain. Sungguh menakjubkan melihat bagaimana dia langsung menjadi tenang. Saya pikir untuk anak kucing, mereka tidak tahu bahwa Georgia adalah seekor anjing,” ujar Anita.

Hebatnya, Georgia bahkan membiarkan kucing-kucing kecil itu menyusu, namun produksi susunya ternyata rendah.

(Foto: Sunshine Dog Rescue / Facebook)

“Mereka merawatnya. Dia membersihkan mereka dan segalanya kecuali ikatannya kuat. Benar-benar sesuatu untuk dilihat, dia melindungi anak-anak kucing itu seolah-olah mereka adalah anaknya,” Anita menambahkan.

Georgia bukan satu-satunya yang tertarik pada anak kucing, Anita juga melakukannya setelah mengakui bahwa dia sebenarnya bukan pecinta kucing tetapi mengatakan bahwa anak-anak kucing itu sangat imut.

Menambah keindahan situasi, ternyata keempat anggota keluarga anjing dan kucing itu telah diadopsi. Semoga mereka menemukan keluarga yang penuh cinta. (yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

Dengan Perawatan Metode Kanguru, Seorang Perawat Menyelamatkan Bayi Prematur yang Kehilangan Ibunya

0

Dokter dan perawat adalah malaikat di muka Bumi yang selalu akan memberikan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa orang lain, apalagi jika menyangkut bayi yang baru saja lahir di dunia ini, mereka akan melakukan segalanya untuk menyelamatkan kehidupannya.

Tanpa diragukan lagi, perawat dalam cerita ini adalah pahlawan tanpa jubah yang menginspirasi kita semua dengan seluruh dedikasinya pada pekerjaannya. Namanya José Alberto Oliva dan dia pantas mendapatkan pengakuan semua orang.

Terlepas dari bencana besar yang ditimbulkan oleh virus corona, situasi ini telah membantu semua negara menunjukkan solidaritas satu sama lain; mendapatkan perawatan kesehatan di tempat yang paling membutuhkan.

Untuk itu, perawat asal Kuba ini tidak segan-segan meninggalkan negaranya untuk membantu bangsa lain. Tetapi dia tidak pernah membayangkan bahwa ketika dia tiba di Aljazair, di Provinsi Ourgla, dia akan menghadapi tantangan besar untuk menyelamatkan nyawa seorang bayi yang baru lahir prematur, dengan usia kehamilan hanya 28 minggu.

Kelahiran bayi tak berdosa ini sama sekali tidak mudah, terutama karena dia ditinggalkan tanpa perlindungan dari ibunya yang tercinta yang tidak dapat selamat dari virus corona. Tapi, dia beruntung bisa datang ke perawatan José.

Perawat yang mulia tidak rela kehilangan bayi itu, dan berusaha keras untuk mempertahankannya tetap hidup dengan perawatan metode kanguru, dinamai karena kemiripannya dengan perawatan kanguru pada anaknya yang baru lahir.

Melalui kontak antara kulit dengan kulit, dimungkinkan untuk memperkuat pertumbuhan dan laktasi bayi. Maka, karena alasan itu, José pun tak lepas seketika dari gadis kecil itu selama 15 hari yang panjang.

“Bayi itu lahir pada usia 28 minggu dan ibunya meninggal karena COVID-19. Kami semua harus berperan sebagai ibu pengasuh anak. Dengan teknik ini bayi mendapat manfaat dari panas tubuh Anda, tubuh bekerja seperti inkubator manusia dan detak jantung merangsangnya. Kulit ke kulit, dari hati ke hati ”, kata perawat itu.

Sedikit demi sedikit, bayi itu pulih dan berat badannya bertambah. Dia berkembang dengan baik sampai dia akhirnya dinyatakan negatif untuk virus corona dan dapat dipulangkan, untuk dibawa pulang bersama anggota keluarganya yang lain.

Perawat teladan ini juga telah membantu dalam bencana kesehatan lainnya, seperti perang melawan Ebola di Sierra Leone, Afrika. Tapi tanpa diragukan lagi dia tidak akan pernah bisa melupakan gadis kecil yang dia lindungi dengan tubuhnya sendiri.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Saat Terkonfirmasi Corona di Jakarta Bertambah 1.114 Kasus, Ditemukan Klaster Long Weekend

0

ETIndonesia- Dilaporkan terjadi tren kenaikan kasus positif COVID-19 (Virus komunis Tiongkok) secara signifikan di Provinsi DKI Jakarta. Bahkan, pada Minggu (30/08/2020), jumlah kasus positif mencapai angka 1.114. Dari jumlah tersebut, 385 kasus adalah akumulasi data 7 hari sebelumnya yang baru dilaporkan, yang mana sebagian besar terpapar COVID-19 saat libur panjang akhir pekan (long weekend) pada rentang waktu 16 – 22 Agustus 2020.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 70 % kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimen pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2020.

Ia menjelaskan, jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah 6 hari (inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai dengan menimbulkan  gejala), lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian, maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-  17 Agustus 2020.

“Angka pengambilan spesimen pada 27 Agustus juga cukup tinggi, perlu dipertimbangkan efek long weekend 2 minggu berturut-turut. Perlu adanya kewaspadaan dan usaha bersama, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat, dalam melihat tren kenaikan kasus ini,” ujarnya.

BACA JUGA:  Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global

Selain itu, Dwi juga menyampaikan, untuk penambahan kasus hari ini, 57 % di antaranya atau sebanyak 630 kasus baru adalah hasil tracing Puskesmas, yang mana melakukan pemeriksaan kepada kontak erat pasien positif. Tracing ratio di DKI Jakarta saat ini adalah 6, artinya dari 1 kasus positif, rata-rata 6 orang kontak erat akan diperiksa/dites PCR. Sedangkan, dari active case finding yang dilakukan Puskesmas, ditemukan 6 kasus baru. Sementara, dari passive case finding di RS dan klinik ditemukan sebanyak 478 kasus baru.

Kendati terdapat tren kenaikan pada kasus harian, namun tingkat kematian (Case Fatality Rate atau CFR) menurun, yakni hingga 30 Agustus 2020, CFR di DKI Jakarta adalah 3 %.

Jumlah kasus aktif yang sempat mengalami kenaikan pada bulan Juli dan awal Agustus, mulai menunjukkan pelandaian kembali dan penurunan, yakni hingga 30 Agustus 2020 sebanyak 7.960 orang. Hal tersebut diikuti dengan tingkat kesembuhan (Recovery Rate) yang terus meningkat, sebesar 76,7 %.

Dwi turut menegaskan, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk terus memassifkan tes PCR dan meningkatkan kapasitas tes PCR dalam upaya menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan COVID-19.

 “Kami di Pemprov DKI Jakarta akan  terus mengejar testing, tracing, dan treatment dalam penanganan wabah ini. Tapi, masyarakat juga perlu memahami bahwa untuk benar-benar menuntaskan ini memang butuh sama-sama menahan diri,” imbuhnya.

Untuk diketahui pula, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bahwa tanggal 29 Agustus 2020 dilakukan tes sebanyak 5.941 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.872 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru. “Untuk jumlah orang dites PCR 51.148 orang atau sama dengan 4.804 per 1 juta penduduk per minggu (4 kali lipat di atas standar WHO). Sedangkan, untuk persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 9,7 % dan  persentase kasus positif secara total sebesar 6,3 %,” terangnya.

Pada perpanjangan kembali PSBB Transisi Fase 1 ini, Pemprov DKI Jakarta menyarankan, bagi masyarakat yang ingin memasuki wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan mandiri COVID-19 melalui JakCLM di aplikasi JAKI. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=rPrkhhXQD9c

Halangi Penyelidikan FBI, Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Pertahanan Nasional Tiongkok Ditangkap

0

Lin Yan

Guan Lei, seorang mahasiswa Universitas Sains Pertahanan Nasional Tiongkok ditangkap karena dicurigai menghancurkan barang bukti dan menghalangi penyelidikan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). 

Guan Lei ditangkap pada Jumat 28 Agustus 2020 lalu. Pada penampilan pertama di pengadilan, jaksa menduga Guan Lei akan mentransfer perangkat lunak sensitif Amerika Serikat atau data teknis kembali ke Tiongkok untuk digunakan dalam pengembangan superkomputer dengan aplikasi peledak nuklir.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman  Amerika Serikat pada hari Jumat 28 Agustus, Guan Lei yang berusia 29 tahun telah belajar di University of California, Los Angeles dengan visa non-imigran J-1 sejak 2018.

Ketika Guan Lei hendak naik pesawat dan kembali ke Tiongkok, dia menolak permintaan FBI untuk pemeriksaan komputer. Sebelum itu, Guan Lei terlihat membuang hard drive yang rusak ke tempat sampah dekat kediamannya.

Setelah FBI memulihkan hard drive yang rusak, ditemukan bahwa hard drive internal rusak tidak dapat diperbaiki, dan semua data sebelumnya pada hard drive tampaknya telah dihapus secara sengaja dan paksa.

Menurut dakwaan, Guan Lei telah diselidiki oleh FBI, mencurigai bahwa dia mungkin mentransfer perangkat lunak sensitif Amerika Serikat atau data teknis ke Universitas Teknologi Pertahanan Nasional Komunis Tiongkok. 

Pada saat yang sama, Guan Lei berbohong ketika mengajukan visa pada tahun 2018 dan menyangkal hubungannya dengan militer Tiongkok. Guan Lei juga berbohong kepada petugas penegak hukum federal selama pertemuan tersebut.

Guan Lei kemudian mengakui bahwa dia pernah mengikuti pelatihan militer di National University of Defense Technology dan mengenakan seragam militer. Guan Lei  tidak mengatakan kebenaran saat mengajukan visa.

Profesor Guan Lei di Universitas Teknologi Pertahanan Nasional adalah letnan jenderal militer Komunis Tiongkok. Profesor itu telah berpartisipasi dalam pengembangan sistem komputer untuk Staf Umum Komunis Tiongkok, Departemen Persenjataan Umum, Angkatan Udara, prakiraan cuaca militer, dan teknologi nuklir.

Dakwaan tersebut menyatakan bahwa Universitas Teknologi Pertahanan Nasional Tiongkok diduga membeli komponen asal Amerika dan mengembangkan super komputer dengan aplikasi peledak nuklir. 

Universitas Teknologi Pertahanan Nasional telah dimasukkan dalam Daftar Entitas (daftar hitam) oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat karena ketentuan non-proliferasi nuklir.

Selain itu, Guan Lei juga berbohong kepada penyelidik bahwa dia tidak pernah berhubungan dengan konsulat Tiongkok selama dua tahun di Amerika Serikat. Pada saat yang sama, dia juga menyembunyikan perangkat penyimpanan digital.

Guan Lei hadir di Pengadilan Distrik California untuk pertama kalinya pada Jumat sore 28 Agustus 2020. Ia akan terus ditahan dan akan digugat pada 17 September 2020. Menghancurkan bukti adalah tindak pidana, dan hukuman maksimal 20 tahun. (hui)

Keterangan Foto : Siaran pers Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa Hu Haizhou (transliterasi), seorang peneliti militer PKC yang melakukan penelitian di Universitas Virginia (foto), ditangkap saat mencoba naik pesawat ke Tiongkok. Pada hari Jumat, Hu Haizhou yang berusia 34 tahun didakwa dengan akses tidak sah ke komputer atau mendapatkan informasi dari komputer yang dilindungi di luar otorisasinya, dan pencurian rahasia dagang. (Domain publik)

Bukan Kakek Biasa! Kakek Jepang Berusia 87 Tahun Ini Adalah Peserta ‘Ironman’ Tertua di Dunia

0

Apakah Anda masih memiliki semangat untuk membangun tubuh Anda saat Anda tua? Hiromu Inada, pria Jepang berusia 87 tahun telah mendapatkan gelar Ironman Tertua di Dunia dari Guinness World Record. Namun, dia tidak berhenti di sini karena dia masih ingin terus berkompetisi di usia 90-an. Karena tekad dan hasratnya untuk menantang norma, dia telah menerima banyak perhatian akhir-akhir ini.

(Foto: Japan Triathlon Union)

Gelar tersebut didapatnya saat berlaga di ajang Ironman World Championship di Kailua-Kona, Hawaii pada 2018 silam. Di usianya yang ke-85 tahun, Inada mencetak rekor baru sebagai peserta tertua.

Ironman World Championship adalah kompetisi tahunan yang diadakan di Hawaii sejak 1978 dan dimiliki oleh World Triathlon Corporation (WTC). Ini dianggap sebagai salah satu acara olahraga ketahanan terberat karena peserta diharuskan berenang 3,86 km, bersepeda 180,25 km, dan lari maraton total 42,19 km.

Nah, jika Anda berpikir kakek ini akan menyerah karena Covid-19 telah membatalkan kejuaraan Ironman tahun ini (Oktober), Anda salah besar!

(Foto: Sg Yahoo News)

Kakek ini masih bekerja keras dengan menjaga jadwal latihannya untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi tahun depan. Dia bangun jam 04:30 pagi untuk berlatih setiap hari dan dia pergi ke kolam renang jam 6 pagi.

“Target saya adalah kejuaraan dunia tahun depan di Hawaii,” katanya kepada Reuters di fasilitas pelatihannya di Chiba, timur Tokyo, seperti dilansir Channel News Asia.

“Saya benar-benar akan berpartisipasi di dalamnya, dan saya ingin memecahkan rekor dunia dengan menyelesaikan balapan di usia tertua lagi. Ini adalah tujuan saya saat ini dan terbesar, ”tambahnya.

(Foto: Tough Asia)

Cukup mengherankan, dia baru memulai olahraga ini di masa pensiunnya. Setelah bekerja sebagai penyiar publik untuk NHK, dia mulai berlari dan berenang. Dia membeli sepeda pada usia 69 tahun. Dia terobsesi dengan kompetisi setelah kematian istrinya.

(Foto: Sg Yahoo News)

Saat kakek Jepang ini mengikuti kompetisi pada tahun 2015, dia tidak berhasil. Dia hanya kekurangan lima detik untuk terdaftar secara resmi. Berkat dukungan yang luar biasa dari publik Hawaii, Inada kembali berpartisipasi di tahun berikutnya dan berhasil menyelesaikan balapan di waktu kualifikasi.

“Tapi sejak saat itu, saya memiliki pikiran bahwa saya benar-benar tidak bisa menyerah, dan saya benar-benar harus menyelesaikan (balapan Ironman), jika tidak, saya merasa kasihan pada mereka yang mendukung saya,” kata sang kakek.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

Krisis Vaksin, Ahli dari Shanghai : Reaksi Vaksin Mungkin Dapat Memperburuk Gejala COVID-19

oleh He Yating

Laporan Media china-cbn.com pada 30 Agustus menyebutkan bahwa setelah verifikasi eksklusif media, seorang ahli dari Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, Tiongkok baru-baru ini mengungkapkan kepada media bahwa mereka menemukan dalam penelitian mereka bahwa respons kekebalan dari vaksin pneumonia komunis Tiongkok (COVID-19) memang dapat memperburuk gejala COVID-19.

“Penelitian terbaru kita menemukan bahwa fenomena ADE pada COVID-19 memang ada, dan proporsinya tidak rendah. Hasil penelitian yang relevan sedang menunggu untuk dipublikasikan”, kata pakar tersebut. Pakar tersebut mengatakan, COVID-19 miliki risiko fenomena ADE (antibody-dependent enhancement) dan akan menimbulkan tantangan tertentu pada vaksin, tetapi itu masih tergantung kepada antigen yang digunakan dalam vaksin tertentu.

Laporan tersebut menambahkan bahwa dalam pengembangan vaksin, yang paling dikhawatirkan orang adalah terjadinya ADE. Karena jika fenomena ADE terjadi, artinya setelah beberapa orang divaksinasi, respon imunnya sendiri akan menyebabkan penyakit semakin parah. Sampai saat ini masih belum ada hasil penelitian mendalam mengenai fenomena ADE pada COVID-19 yang dipublikasikan.

Baru minggu lalu, Hongkong, Eropa, dan Amerika Serikat mengumumkan kasus infeksi ulang pasien pneumonia komunis Tiongkok. Di antara mereka, pria di Nevada, AS terinfeksi virus komunis Tiongkok 2 kali hanya dalam selang waktu 48 hari, dan gejala yang timbul setelah infeksi kedua lebih parah daripada yang pertama.

BACA JUGA:  Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global

Menanggapi situasi ini, Jin Dongyan, seorang profesor dan ahli virologi di Departemen Biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Hongkong mengatakan kepada China Business News : “Pasien dinyatakan positif memiliki antibodi COVID-19 di tubuhnya, ketika ia sedang sakit parah. Jadi, itu berarti bahwa parahnya penyakit tersebut disebabkan oleh respons kekebalan dan terdapat risiko ADE. Respon imun antibodi mungkin telah menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru”.

Jin Dongyan menunjukkan bahwa munculnya kasus infeksi ulang merupakan peringatan bagi pengembangan vaksin, yang berarti beberapa orang mungkin masih tertular virus COVID-19 setelah divaksinasi, dan itu dapat memperparah sakitnya. Dia menekankan : “Apakah ini akan terjadi ? Dan seberapa tinggi probabilitasnya ? Fenomena ADE bisa muncul terhadap penerima vaksin yang mana ? Konsekuensi merugikan apa yang akan ditimbulkannya ? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dipecahkan dalam uji klinis vaksin tahap ketiga”.

Hal yang perlu dicatat adalah laporan yang dipublikasikan melalui China Business News telah ditarik, membuat dunia luar mempertanyakan apakah media secara diam-diam telah mengalami tekanan dari pemerintah komunis Tiongkok.

Lantas apa sebenarnya fenomena ADE itu ?

Secara sederhana dikatakan bahwa, ketika seseorang dirangsang oleh antigen (patogen atau vaksin) untuk pertama kalinya, antibodi penetral dan non-penetral akan diproduksi di dalam tubuh. 

Secara umum, antibodi penetral dapat mencegah virus memasuki sel manusia atau fusi dan ekskresi melalui netralisasi yang melindungi tubuh manusia. Namun, dalam beberapa kasus khusus, antibodi khusus patogen dapat meningkatkan proses patologis dan menyebabkan ketergantungan antibodi, meningkatkan fenomena ADE. 

Sebaliknya, karena aktivasi makrofag alveolar, cedera paru-paru akut terjadi, yang membuat penyakit pasien lebih serius. Biasanya orang menyebut antibodi penangkal ini antibodi non-neutralizing.

Diketahui bahwa pada 21 April tahun ini, 2 orang ilmuwan dari Departemen Imunobiologi Universitas Yale dan Institut Medis Howard Hughes menerbitkan sebuah artikel di jurnal Nature Reviews Immunology yang memperingatkan kepada Pengembang vaksin COVID-19, agar memperhatikan fenomena ADE dari pneumonia komunis Tiongkok ini, dan memperkenalkan mekanisme yang relevan secara rinci.

Saat itu, ketika para ahli medis mempelajari respons antibodi pasien COVID-19, telah ditemukan bahwa setelah gejala pada pasien muncul, titer yang lebih tinggi dari anti-N IgM dan IgG kapan saja, memiliki hubungan dengan prognosis yang lebih buruk. 

Selain itu, munculnya titer anti-S, anti-N IgG dan IgM yang lebih tinggi berkaitan dengan indeks klinis yang lebih buruk dan bertambahnya usia. Studi ini telah menunjukkan bahwa antibodi memiliki efek yang berpotensi berbahaya pada pasien tertentu. 

Oleh karena itu, para ahli menyerukan kepada pemerintah di semua negara untuk mempertimbangkan sepenuhnya peran ADE saat mengevaluasi keamanan kandidat vaksin COVID-19. (sin)

Keterangan Foto : Ilustrasi vaksin (SAR-CoV-2) COVID-19. (Pixabay)

Video Rekomendasi :

Penguin yang Sakit dan Sedang Dirawat Ditunjukkan Film Kartun Pingu Agar Tidak Kesepian

0

Siapa yang tidak suka film kartun Pingu? Serial TV anak-anak yang menggemaskan yang menggambarkan sebuah keluarga penguin yang tinggal di Kutub Selatan benar-benar membuat kita terhubur setiap kali kami menontonnya.

Yah, tampaknya bahkan anggota spesiesnya sendiri adalah penggemar Pingu karena video dari penguin yang sakit di Kebun Binatang Perth menonton serial TV di iPad telah menjadi viral.

(Foto: The Guardian)

Dibagikan oleh Kebun Binatang Australia di Twitter, video penguin yang sakit bernama ‘Pierre’ sedang dirawat hingga sehat sambil menonton Pingu telah ditonton hampir 20.000 kali! Itu berarti 20.000 kali orang mengatakan ‘awww’.

Seperti dilansir BBC, Pierre adalah penguin jenis Northern Rockhopper yang terancam; satu-satunya di seluruh kawasan Australasia!

Danielle Henry, yang merawat Pierre mengatakan bahwa penguin yang sakit seharusnya berada di Samudra India atau sub-Antartika. Namun, dia ditemukan terdampar di pantai di Australia Barat.

(Foto: Twitter)

Di sanalah Kebun Binatang Perth berperan, karena institusi tersebut menerima Pierre dan saat ini merawatnya hingga pulih sepenuhnya. Anda dapat melihat dari foto-foto di bawah ini bahwa penguin telah kehilangan banyak bulu.

(Foto: Twitter)

Ini karena subspesies penguin yang mabung bulunya setahun sekali, oleh karena itu Kebun Binatang akan memastikan proses alami berlangsung dengan lancar.

Karena bulunya tidak tumbuh sempurna, itu berarti Pierre tidak kedap air dan tidak bisa berenang dan mencari makan sendiri.

Karena Pierre sedan sendirian di kebun binatang, Danielle berusaha menunjukkan kepadanya video penguin lain sebagai sarana untuk ‘bersosialisasi’.

(Foto: Twitter)

Selain Pingu, Danielle juga menunjukkan streaming langsung penguin dari kebun binatang lain untuk menemaninya. Penjaga Kebun Binatang Perth mengatakan bahwa Pierre mungkin tidak tahu bahwa Pingu sebenarnya bukanlah penguin yang nyata. Namun, dia sangat menyukainya,

“Dari perilakunya, kita tahu dia menikmatinya. Dia bersuara sangat baik. Dan itulah yang kami ingin dia lakukan, ” tambah Denielle.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

Anggota Militer Komunis Tiongkok Pencuri Teknologi Rahasia AS Tertangkap di Bandara Chicago

0

Ntdtv, oleh Liu Minghuan- Seorang anggota  militer komunis Tiongkok yang melakukan penelitian di Universitas Virginia, ditangkap di Bandara Chicago saat mau naik pesawat untuk balik ke Tiongkok. Insiden itu diketahui pada 28 Agustus 2020, dari dokumen yang diserahkan ke Pengadilan Federal Virginia oleh agen FBI. Laporan itu menunjukkan bahwa Hu Haizhou adalah peneliti di Mechanical and Aerospace Engineering dari Universitas Virginia. Akan tetapi, ia juga bekerja di sebuah universitas yang memiliki hubungan dengan pihak militer komunis Tiongkok.

Kronologi kejadiannya, Pada 25 Agustus 2020, Hu Haizhou dihadang oleh pejabat dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS di Bandara Chicago ketika ingin terbang ke Qingdao, Tiongkok.

Juru bicara FBI pada hari itu menyebutkan bahwa, peneliti militer komunis Tiongkok tersebut mencoba untuk melarikan diri ke daratan Tiongkok dengan membawa serta kode sumber komputer canggih. Yang mana, dicuri dari universitas Amerika yang dapat digunakan untuk robot bawah air dan mesin pesawat.

Matthew Rader, agen FBI mengatakan bahwa setelah penyelidikan, ditemukan bahwa laptop Hu Haizhou berisi dokumen yang berkaitan dengan penelitian UVA yang dikembangkan oleh ‘Profesor 1’ berupa ‘bio-inspired research simulation software code’ (kode perangkat lunak simulasi penelitian yang terinspirasi secara biologis). Penelitian yang diilhami secara biologis, mempelajari karakteristik kompleks dari makhluk terbang dan berenang di alam dan menerapkannya pada penerbangan berawak atau kapal selam. Teknologi ini biasanya diterapkan di bidang militer.

FBI menyatakan bahwa ‘Profesor 1’ membutuhkan waktu 17 tahun untuk mengembangkan jenis kode ini. Pengembangan kode tersebut disponsori oleh National Science Foundation (NSF) pemerintah AS dan Kantor Riset Angkatan Laut. Hu Haizhou tidak memiliki izin resmi untuk mengakses materi ini. Ia mengakui bahwa ‘Profesor 1’ tidak tahu bahwa ia memiliki materi ini, jika tidak ia akan marah.

Profesor itu juga mengatakan bahwa Hu tiba-tiba meninggalkan universitas dan tidak berpamit dengan dirinya. Sejak bulan Maret 2019 hingga Agustus 2019, Hu Haizhou bekerja untuk ‘Profesor 1’ di Universitas Virginia.

‘Profesor 1’ juga mengatakan bahwa inti kodenya adalah “hak milik”. Kode inti yang dicuri ini adalah perangkat lunak simulasi penelitian yang terinspirasi secara biologis yang sangat baik di dunia. Dia menerima banyak permintaan untuk menggunakan kode tersebut, tetapi tidak membagikannya. Karena ia berharap dapat mempertahankan keunggulan kompetitif di bidang penelitian mekanika fluida yang terinspirasi secara biologis.

‘Profesor 1’ juga mengungkapkan bahwa Hu Haizhou telah berulang kali meminta untuk dapat mengakses ke kode inti, tetapi dia dan dua asisten lulusan yang diberi wewenang untuk mengakses keduanya menolak permintaan Hu.

Hu Haizhou mengatakan kepada penyelidik, bahwa dia juga pernah bekerja di Laboratorium Kunci Mekanika Fluida Tiongkok, Universitas Aeronautika dan Astronautika Beijing, yang didanai oleh pemerintah komunis Tiongkok, terutama Angkatan Udara Tiongkok.

Selain itu, Hu Haizhou juga pernah ikut serta dalam pengerjaan Key Laboratory of Underwater Robot Technology di Universitas Harbin di Tiongkok, yang mana diakui juga bahwa pekerjaan ini juga didanai oleh pemerintah komunis Tiongkok.

Hu Haizhou mengaku : “Komite Beasiswa Tiongkok menginstruksikan dirinya untuk mengunggah laporan ringkasan tentang penelitiannya di UVA setiap 6 bulan”. Hu juga mengatakan kepada penyelidik, bahwa dia mencoba untuk membawa serta semua penelitiannya dari UVA ke daratan Tiongkok.

Sebelumnya, Wang Xin, seorang peneliti militer komunis Tiongkok yang dicurigai melakukan penipuan visa di Amerika Serikat, ditangkap oleh petugas bea cukai AS di Bandara Los Angeles pada 7 Juni lalu. Dia mengaku, kepada FBI bahwa misinya adalah meniru laboratorium Universitas California.

Selama diinterogasi FBI, Wang Xin mengakui bahwa dia saat ini adalah teknisi tingkat sembilan di militer komunis Tiongkok. Selama tinggal di Amerika Serikat, dia menerima dana bersama dari Dewan Beasiswa Tiongkok dan militer komunis Tiongkok.

Pada 23 Juli, Kementerian Kehakiman AS mengeluarkan pernyataan bahwa 4 orang personel militer Tiongkok yang masih aktif datang ke Amerika Serikat, sebagai sarjana tamu dituduh melakukan penipuan visa. Kaikai Zhao dan Juan Tang masing-masing ditangkap pada 18 dan 24 Juli, sementara Wang Xin dan Song Chen telah didakwa secara resmi.

Pada 29 Mei 2020, Presiden Trump mengeluarkan Proklamasi Kepresidenan yang berisi instruksi menangguhkan dan membatasi penerbitan visa F dan J, yang mana terkait dengan pengembangan militer bersama komunis Tiongkok.

Pengumuman tersebut menyatakan bahwa komunis Tiongkok menggunakan mahasiswa Tiongkok, terutama mahasiswa pascasarjana dan mahasiswa pasca doktoral. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi di Amerika Serikat sebagai pencurian kekayaan intelektual non-tradisional. 

Secara khusus, orang-orang yang memiliki hubungan dengan militer komunis Tiongkok atau memiliki hubungan dengan militer, besar kemungkinan mereka akan dipaksa atau ditugaskan oleh otoritas Tiongkok demi kepentingan komunis Tiongkok. Oleh karena itu, perlu menaruh perhatian khusus.

Keterangan Gambar : Siaran pers Kementerian Kehakiman AS menyebutkan bahwa Hu Haizhou, seorang anggota  militer komunis Tiongkok yang melakukan penelitian di Universitas Virginia (foto) ditangkap di Bandara Chicago saat mau naik pesawat untuk balik ke Tiongkok. (foto internet)

(Sin/asr)

Video Rekomendasi