Penambahan Kasus Baru Positif Corona 2.657 Orang, Sehingga Total Lebih 70.000 Kasus Positif
ETIndonesia- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona melaporkan terjadinya penambahan sebanyak 2.657 Orang kasus positif 19 yang dihimpun dari Selasa (08/07/2020) pukul 12.00 WIB sampai dengan Kamis (09/07/2020) dari seluruh wilayah Indonesia.
“Pada pemeriksaan hari ini kita mendapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2.657 orang sehingga akumulasinya sekarang menjadi 70.736 orang,” ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona, Achmad Yurianto yang dikutip dari Channel Youtube BNPB.
Yuri menjelaskan, saat sudah dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.832 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa adalah sebanyak 992.069 spesimen.
Menurut pensiunan dokter militer itu, penambahan kasus ini yang cukup banyak dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 962 kasus dan dilaporkan 27 orang sembuh di Jawa Barat. Kemudian Jawa Timur 517 kasus baru dengan 263 sembuh.

Adapun di DKI Jakarta 284 orang dengan 221 orang sembuh. Kemudian Sulawesi Selatan 130 kasus baru dengan 189 sembuh. Sulawesi Utara 126 kasus baru dengan 27 sembuh. Jawa Tengah 120 kasus baru dengan 30 sembuh. Kalimantan Selatan 108 kasus baru dengan 23 sembuh. Sumatera Utara 108 kasus baru dengan 11 sembuh.
Yuri pada kesempatan itu juga menjelaskan, 19 Provinsi melaporkan kasus di bawah 10 dan ada 4 Provinsi yang melaporkan tidak ada kasus sama sekali.
Sedangkan kasus sembuh cukup banyak. Total sembuh per Kamis (09/07/2020) adalah 1.066 orang sehingga total sembuh menjadi 32.651 orang. Meninggal 58 orang sehingga totalnya menjadi 3.417 orang.
Sebanyak 457 kabupaten/kota yang terdampak di 34 provinsi. “Kita masih melakukan pemantauan ketat terhadap 34.498 orang ODP dan 13.732 PDP yang tersebar di seluruh provinsi, kabupaten/kota yang terdampak,” ujarnya. (asr)
Video Rekomendasi :
Klaster Baru di Secapa TNI AD Bandung, 1.262 Kasus Positif Corona
ETIndonesia- Pemerintah memperbaharui perkembangan penyebaran corona di seluruh wilayah Indonesia. Laporan yang dirilis Kamis (09/07/2020) menyebutkan didapatkan penambahan dalam jumlah besar di Provinsi Jawa Barat yakni di klaster Sekolah Calon Perwira (SECAPA) TNI Angkatan Darat.
“Klaster yang sudah selesai kita lakukan penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 29 kemarin berturut-turut, yaitu klaster di Pusat Pendidikan Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) yang kita dapatkan kasus positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang,” ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona, Achmad Yurianto dalam Channel Youtube BNPB.
Yuri merinci, mereka yang terinfeksi terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih. Dari jumlah 1.262 kasus positif yang diidentifikasi, hanya ada 17 orang yang saat ini dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Dikarenakan ada keluhan meskipun masih dalam derajat keluhan ringan.
“Di antaranya yang paling banyak dari 17 orang ini adalah demam, dan beberapa di antaranya mengeluh di pernafasannya, baik batuk maupun agak sesak,” tambahnya.
Sedangkan 1.245 lainnya tanpa keluhan apapun dan dikarantina di wilayah pendidikan Secapa AD di Bandung. Selain itu, seluruh komplek Pendidikan Secapa AD di Bandung diisolasi, dikarantina dan kemudian dilarang untuk adanya pergerakan orang, baik masuk ke dalam komplek.
Yuri menambahkan, pengawasan ini dilakukan secara ketat oleh unsur dari Kodam III/Siliwangi yang memantau terus menerus sepanjang hari. Sampai dengan hari ini, kata Yuri, pihaknya mendapatkan informasi seluruh peserta yang dipantau yang melaksanakan isolasi dalam keadaan baik.
Oleh karena itu, dipastikan tidak akan terjadi penularan ke luar komplek. Pasalnya, sudah dijaga dengan ketat agar betul-betul pelaksanaan karantina kewilayahan bisa dijalankan secara maksimal. Hal demikian dipantau secara ketat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Dinkes Kota Bandung, dan Kesehatan Kodam III/Siliwangi.
Yuri menyampaikan agar masyarakat untuk tenang, tidak perlu panik karena ini sudah ditangani secara profesional sesuai dengan standar internasional. Ditegaskan sudah dilakukan karantina wilayah serta dijamin sepenuhnya bahwa evaluasi terhadap peserta karantina dijalankan dengan maksimal.
Kepada seluruh keluarga dari para peserta didik yang berasal dari seluruh Indonesia diharapkan memahami dan memakluminya. Mereka masih tetap bisa melaksanakan kontak komunikasi menggunakan telepon atau sarana media lain dengan keluarganya.
“Oleh karena itu tidak perlu ada kepanikan, kita menangani secara profesional dan kita tangani sesuai kriteria internasional tentang karantina wilayah,” ujar Yuri. (asr)
Video Rekomendasi :
Wabah Pes Muncul Kembali, Mongolia Dalam Mengeluarkan Peringatan Tingkat Tiga
oleh Han Mei – Sound of Hope
Gelombang demi gelombang bencana melanda Tiongkok. Di saat virus Komunis Tiongkok dan banjir masih berkecamuk, satu lagi berita terbaru mengatakan, bahwa wabah pes atau yang dikenal dengan pandemik Black Death (Maut Hitam) kembali muncul di Mongolia Dalam.
Pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan peringatan tingkat 3, yang akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Menurut laporan media, tanggap darurat pemerintah Tiongkok dibagi menjadi 4 level sesuai dengan tingkat keparahannya, yakni level 4 (umum), level 3 (menengah), level 2 (tinggi), dan level 1 (Ekstrim tinggi).
Pengumuman itu disampaikan setelah seorang gembala di kota Bayannur, Mongolia Dalam didiagnosis terinfeksi wabah pes oleh tim ahli, Mongolia Dalam segera menaikkan peringatan ke level 3.
Pasien dilaporkan pernah aktif di daerah wabah pes. Saat ini pasien dikarantina, media resmi mengatakan kondisinya stabil.
Ren Ruihong, mantan eksekutif untuk kasus penyelamatan penyakit serius di Yayasan Palang Merah Tiongkok, mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa kasus terbaru yang ditemukan adalah wabah pes yang relatif ringan, tetapi akibatnya tidak terbayangkan jika lepas kendali.
“Wabah pes akan berevolusi menjadi penyakit pes tipe pneumonia jika tidak terkendali secara efektif. Persis seperti Wuhan pneumonia yang masih merajalela sekarang, artinya ia dapat menyebar antara orang ke orang melalui percikan/tetesan pernapasan. Ini sangat mengerikan, dan tingkat kematian penyakit pes tipe pneumonia ini sangat tinggi, karena dapat berkembang menjadi sepsis, yaitu, akan segera masuk ke dalam darah dan sulit dikendalikan,” ujarnya.
Sepsis adalah komplikasi infeksi atau luka yang berpotensi mengancam nyawa. Penyebab sepsis yang paling umum adalah pneumonia (radang paru-paru)
Meskipun hanya satu kasus yang dilaporkan media lokal, namun, Ren Ruihong memperingatkan untuk tidak menganggap enteng.
“Anda sebaiknya tidak melihat data atau pandangannya (mengacu pada pejabat PKT). Apa pun harus kita lakukan untuk mencegahnya, termasuk ketika awal munculnya pneumonia Wuhan pada November tahun lalu. Ketika itu, saya mengatakan bahwa pneumonia Wuhan bukanlah apa yang mereka katakan dalam dokumen yang dikeluarkan, juga tidak dapat dikendalikan dan dicegah seperti yang mereka katakan, dan belakangan semua itu terbukti. Demikian juga negara otoriter seperti Tiongkok, corong propaganda mereka itu tunduk pada politik. Yang harus kita lakukan adalah menggunakan informasi kita untuk menilai,” ujarnya.
Wabah pes juga pernah terjadi di Mongolia Dalam pada akhir tahun lalu. Kasus pertama adalah kematian karena wabah septikemia di Kota Jiuquan, provinis Gansu pada September lalu. Setidaknya ada 5 kasus yang dikonfirmasi dan 1 meninggal seperti yang dilaporkan media.
Ren Ruihong juga menyebutkan kasus wabah pes tahun lalu, ia mengatakan ketika itu pasien dibawa dengan ambulans dari Mongolia Dalam ke Beijing.
“Kami membawa mereka dari Mongolia Dalam ke Beijing. Kemungkinan menginfeksi orang lain di sepanjang jalan sangat, sangat besar, dan sangat berbahaya. Jika Anda tidak dapat mengisolasi mereka 100%, semua dokter dan staf medis yang terlibat dalam operasi akan berisko terpapar, ” kata Ren Ruihong, mantan eksekutif untuk kasus penyelamatan penyakit serius di Yayasan Palang Merah Tiongkok. (Jon/asr)
Ratusan Siswa Secapa TNI AD di Bandung Positif Corona
ETIndonesia. Ratusan siswa Sekolah Calon Perwira TNI AD (Secapa) terpapar corona. Institusi pendidikan kemiliteran berasarama itu kini menjadi kluster terbaru penyebaran corona di Jawa Barat.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdan Gelung Sakti memastikan adanya ratusan yang terpapar tersebut setelah dilakukan rapid test dan tes swab.
“Institusinya pada saat ini, baru teridentifikasi di Secapa Sukajadi, kemudian pada saat ini sudah dilakukan pemeriksaan dari rapid test kemudian dari hasil rapid test itu juga sudah di swab oleh tim dari Kesdam,” ujarnya dalam konferensi Pers di Gudang Bulog, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung Rabu (8/7/2020) yang disiaran Channel Youtube Humas Pemprov Jawa Barat.
Menurut Berli, mereka yang terpapar sudah dilakukan isolasi termasuk satu isolasi dari area sekolah tersebut. Selain itu, ada siswa yang sempat dirujuk di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi dan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta dikarenakan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Selanjutnya, sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Barat berdasarkan evaluasi dari gugus tugas, maka akan dilakukan pemeriksaan atau massif test terhadap hampir 20-an sekolah pendidikan kemiliteran yang ada di Provinsi Jawa Barat.

“Jadi akan kita identifikasi mana yang kira-kira akan kita lakukan pemeriksaan untuk selanjutnya akan dikunjungi oleh petugas Kesehatan baik dari gugus tugas provinsi, kabupaten setempat bahkan dari puskesmas,” tambahnya.
Kadinkes Jawa Barat itu menjelaskan siswa yang terpapar masih belum selesai. Jumlah diperkirakan sekitar 200 an.
“Jumlah yang terkena kemaren belum selsai perkiraan di atas 200 an yang terpapar,” tambahnya.
Atas temuan kluster terbaru di Jawa Barat ini, tim selanjunya akan melakukan penelusuran lebih jauh yang bakal dilakukan oleh dinas Kesehatan. “Saat ini kita melakukan antisipasi termasuk isolasi, kemudian melakukan disinfektan dan penelusuran epidemilogis dari Kesehatan dinas kota Bandung, kemudian dari puskesmas setempat dan provinsi,” ujarnya. (asr)
Video Rekomendasi :
Jasad Korban COVID-19 Telah Terbaring di Jalan Selama 7 Hari
Di Bolivia, 41.545 pasien yang terinfeksi virus corona sejauh ini telah terverifikasi, dengan 1.530 kematian. Di Kota Cochabamba, ada 3.468 kasus sejauh ini dan 164 orang telah meninggal, rumah sakit sudah penuh sesak.
Gambar peti mati terbungkus kantong plastik di atas gerobak baru-baru ini diekspos di jalan. Di atas peti mati ada tanda yang mengatakan: “QEPD. Dia adalah pria yang meninggal seminggu yang lalu karena COVID-19 dan tidak bisa dimakamkan. “

Pesan itu mengejutkan, tubuh yang sudah kaku itu telah terbaring di jalan selama beberapa hari sebagai akibat dari runtuhnya institusi di negara di mana pandemi muncul dengan tak terkendali.

Peristiwa itu terjadi di Cochabamba, Bolivia, kerabat almarhum mengeluh bahwa mereka bersama mayat di rumahnya selama seminggu tanpa menerima tanggapan dari pihak berwenang.

Karena kurangnya respons, pihak keluarga memutuskan untuk memajang peti mati di jalan yang sibuk untuk menarik perhatian lebih banyak orang dan dengan demikian mendapatkan perhatian dari pihak berwenang.
Orang-orang membuat penghalang demi keamanan menggunakan tiang dan pita untuk membatasi bagian dan memastikan bahwa tidak ada yang terlalu dekat dengan tubuh korban.

Jasad tidak dapat tetap berada di rumah keluarga karena anak-anak tinggal di sana, para penduduk mengecam bahwa ada lima orang yang meninggal di daerah itu dan bahwa pemerintah tidak bertanggung jawab atas langkah-langkah yang diperlukan.

“Berapa banyak lagi yang berwenang ingin lakukan sesuatu!” Kata salah seorang penduduk.
Di Cochabamba, saat-saat yang sangat dramatis dijalani, menurut pernyataan pihak berwenang, baik sistem kesehatan maupun pemakaman kota runtuh.

Namun, putri lelaki yang meninggal itu mengatakan: “Saya memanggil ambulans untuk membantu kami karena ayah saya kekurangan oksigen dan mereka merasa tidak ingin datang. Apa yang saya bisa lakukan? Usia saya lebih baik … Jika pihak berwenang tidak melakukan apa-apa, keluarga akan lebih menderita ”.
Pemandangan peti mati di jalan yang menghalangi lalu lintas merupakan masalah sosial yang serius di negara itu.

Di Bolivia mereka telah melakukan berbagai demonstrasi untuk menuntut kebijakan yang efektif yang melindungi warga negara. Salah satunya, mereka meminta izin karantina dan bepergian lebih fleksibel, terutama bagi mereka yang menawarkan layanan pengiriman sepeda motor.
Selain itu, mereka mengklaim bahwa subsidi untuk pembayaran tagihan listrik oleh negara belum dibuat efektif.(yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Di Usianya 96 Tahun Dia Menikahi Belahan Jiwanya di Tempat di Mana Mereka Bertemu
Setiap kali cinta sejati datang, cinta itu akan tetap selamanya, tidak peduli bagaimana, kapan atau mengapa, bahkan berapa pun usia Anda.
Dan jika tidak percara, tanya pada Branca, 96 tahun, atau Marcelino, 100 tahun, yang pada 29 Februari lalu merayakan tahun kabisat dengan cara terbaik: bersatu dalam kehidupan mereka dengan pernikahan yang dirayakan di panti jompo tempat mereka bertemu.

Perayaan itu diadakan di Campinas, Sao Paulo, Brasil, tak lama setelah ulang tahun ke-100 insinyur yang sudah pensiun ini dan jatuh cinta seperti seorang remaja dengan rekannya yang lembut.

“Cinta murni!” Kata seorang putri Marcelino.
Hubungan yang indah dimulai sekitar dua tahun yang lalu, ketika pria tua itu tiba di panti jompo di mana wanita itu berada. Ketika dia melewati ambang pintu dan bertemu dengan matanya, Marcellino segera tahu apa rasanya terpanah asmara yang manis dan tanpa ampun. Itu hanya cinta pada pandangan pertama.

Marcelino mendapatkan kekaguman dari rekan-rekannya dan seluruh komunitas untuk layanan tekniknya, tetapi ketika dia berusia satu abad, dan setelah bertemu dengan cinta dalam hidupnya, dia memutuskan untuk mengambil langkah terakhir dengan memintanya untuk menikah dengannya.

Selama upacara, suara mempelai pria pecah karena flu, tetapi wajahnya yang menyala-nyala dan kata-kata tulus tidak diragukan lagi bahwa mukjizat yang telah berusia berabad-abad dan meremajakan telah terjadi: keajaiban cinta absolut.

Sebelum hari besar, Branca sangat gugup. Dia berkata pada dirinya sendiri, dengan ketakutan: “Bagaimana jika dia menyerah? Bagaimana jika itu semua hanya ilusi yang sia-sia?” Dan dia memikirkan hal yang sama!

Pada akhirnya, keduanya sepakat tentang persatuan yang tidak bisa dihancurkan yang disegel di ruang yang sama di mana mereka bertemu, tetapi kali ini dihiasi dan berhak atas dosis kue yang baik, banyak bunga dan pernikahan tradisional yang sungguh-sungguh.

Sangat menyenangkan melihat setiap hari tangan mereka digenggam, mereka percaya lagi bahwa cinta sejati ada dan bahwa, meskipun telah menemukannya di akhir hidup mereka dan di tempat pensiun, itu benar-benar adalah awal, napas kedua, baru ilusi selamanya.
Yang benar adalah bahwa tidak ada alasan untuk takut pada suatu hubungan karena usia yang Anda miliki. Jelas, lebih baik membiarkan diri Anda dibimbing oleh hati. (yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Ibu dari Gadis Berusia 4 Tahun dengan Sindrom Down yang Menjadi Model Berbicara
Untungnya, semakin banyak merek yang bertaruh pada inklusi dan kesetaraan yang dituntut masyarakat untuk mematahkan stereotip kecantikan tradisional yang selalu terpaku pada standar “kesempurnaan”.

Francesca Rausi, 4 tahun, adalah seorang gadis dengan sindrom Down yang telah menjadi sensasi di catwalk.

Sejak usia muda dia telah menunjukkan kesukaannya pada fashion dan fotografi, berpartisipasi dalam kontes regional di Malta dan menjadi pemenang dalam kategori Best Junior Supermodel dan merupakan gadis dengan sindrom Down pertama yang melakukannya. Dia berpartisipasi dengan 22 model lainnya berusia antara 3 dan 24 tahun.

Tahun lalu, Francesca berpartisipasi dalam parade amal dan membuat seluruh hadirin terpesona dengan pesona dan senyumnya.

Acara ini diadakan untuk memperkenalkan dan menormalkan partisipasi model dengan kondisi khusus, Francesca berbagi catwalk dengan Madeline Stuart, yang menjadi model pertama di dunia dengan sindrom Down.

Madeline adalah inspirasi dan contoh bagi Francesca, yang bercita-cita menjadi supermodel seperti dia. Ibunya, Michelle Rausi, berharap bahwa melalui karirnya dia dapat meningkatkan kesadaran akan sindrom Down.

Dia menceritakan bahwa Francesca dapat mengatasi seperti anak lain dan merasa sangat nyaman di catwalk.

Selain itu,dia mengakui bahwa setiap kali putrinya berpartisipasi dalam parade, kebahagiaan yang ia rasakan adalah bukti.

“Dalam penampilan dan ekspresi wajahnya, kamu bisa melihat betapa bahagianya dia,” kata sang ibu.

Di usianya yang masih muda, dia sadar bahwa modeling adalah hal yang paling dia sukai, dia mendapat dukungan dari keluarganya yang akan terus menemaninya dalam karirnya.

Selain menjadi model, Francesca menikmati balet, pergi ke pantai bersama keluarganya, bermain dan berdandan dengan bonekanya.
Majalah People yang terkenal mengkatalog Francesca sebagai “gadis yang meluluhkan hati”, tidak ada yang dapat benar-benar menolak tatapan lembut dan karisma model kecil yang pasti akan menjadi duta kesetaraan bagi ribuan orang yang menderita kondisi yang sama.

Michelle bangga akan putrinya, yakin bahwa dia senang melihat apa yang telah dia raih setelah berpartisipasi dalam parade penting.

“Aku merasa sangat senang melihatnya, karena aku melihat banyak kebahagiaan di matanya. Itu keluar dari dunia ini, “kata sang ibu.

Ini adalah komitmen semua untuk memecahkan skema kecantikan tradisional yang membutuhkan parameter tertentu untuk menjadi citra merek, berjalan di catwalk yang diakui dan menjadi sukses dalam karir ini.(yn)
Sumber: viralistas
Video Rekomendasi:
Bertambah 1.853 Kasus Positif, Sebaran Tertinggi di Jawa Timur dan DKI Jakarta
ETIndonesia- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona, dr Achmad Yurianto melaporkan angka-angka perkembangan terkini hasil pemeriksaan spesimen, pada Rabu (08/07/2020).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.853 orang sehingga total menjadi 68.079 orang. Angka itu berdasarkan pemeriksaan sebanyak 22.183 spesimen.
“Sehingga total spesimen yang telah kita periksa sampai dengan saat ini secara akumulatif adalah 968.237 spesimen,” ujar Yuri.
Adapun rincian sebaran dari kasus positif yang didapatkan di Jawa Timur sebanyak 366 kasus baru dan 205 sembuh.
Selanjutnya, DKI Jakarta 357 kasus baru dengan 157 sembuh. Adapun Jawa Tengah 205 kasus baru dan 70 sembuh. Sedangkan di Sulawesi Selatan 166 kasus baru dan 15 sembuh. Sementara itu, di Sumatera Utara hasilnya sebanyak 156 kasus baru dan 10 sembuh.
Yuri menyampaikan, ada 17 provinsi yang hari ini melaporkan kasus baru di bawah 10 kasus. Sedangkan 7 provinsi lainnya melaporkan tidak ada penambahan kasus di antaranya adalah Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Papua Barat.
Pada kesempatan itu, Yuri menjelaskan bahwa penambahan kasus yang cukup banyak 1.853 ini tidak serta merta meningkatkan secara signifikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit. Pasalnya, sebagian besar kasus yang didapatkan ini adalah orang-orang yang dengan gejala minimal atau gejala yang sangat sedikit.
Oleh karena itu, kata Yuri, mereka dengan gejala minimal tidak merasakan sakit, tidak ada indikasi untuk diisolasi di rumah sakit. Namun demikian, mereka diminta melaksanakan isolasi secara mandiri dengan mematuhi secara ketat tentang pedoman pelaksanaan isolasi mandiri di rumah. Tujuannya, agar tidak menjadi sumber penularan baru di tengah-tengah masyarakat.
Yuri memaparkan, hal demikian memberikan tanda sebagian masyarakat yang masih rentan tertular memang belum secara disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Sedangkan, 50 orang meninggal dunia akibat corona sehingga total menjadi 3.359 orang.
Rinciannya, Jawa Timur dengan 23 orang sehingga total 1102 orang, DKI Jakarta 4 orang dengan total 665 orang, Jawa Barat 5 orang sehingga total 225 orang dan Jawa Tengah 2 orang dengan total 182 orang. (asr)
Ini 104 Kabupaten dan Kota Masuk Daftar Zona Hijau Selama Pandemi
ETIndonesia- Gugus Tugas Nasional melakukan pemutakhiran data zonasi risiko daerah, kali ini terdapat 104 kabupaten dan kota yang terdaftar dalam zona hijau atau wilayah tanpa kasus COVID-19.
Hal itu diungkapkan Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Dewi Nur Aisyah saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Dewi mengatakan, data yang dihimpun hingga 5 Juli 2020, terdapat 104 wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota berada pada zona hijau.
Pengertian wilayah dengan zona hijau yaitu daerah yang pernah ditemukan kasus positif COVD-19 kemudian berhasil menekan laju penyebarannya dan daerah yang sama sekali tidak pernah ditemukan kasus positif.
“Data yang kita analisis merupakan data terakhir di tanggal 5 Juli 2020. Empat puluh tiga kabupaten-kota yang sudah berhasil masuk ke dalam zona hijau setelah sebelumnya terdampak COVID-19 namun selama empat pekan terakhir sudah tidak ditemukan kasus positif Covid dan angka kesembuhan mencapai seratus persen,” kata Dewi
Keempat puluh tiga wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota tersebut, antara lain:
*Provinsi Aceh* – Aceh Barat Daya, Pidie, Simeleu, Gayo Lues dan Bener Meriah.
*Provinsi Sumatera Utara* – Labuhan Batu.
*Provinsi Jambi* – Bungo, Tanjung Jabung Timur, Tebo dan Merangin.
*Provinsi Sumatera Barat* – Kota Sawahlunto, Kota Pariaman, Kota Solok, Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, dan Kota Payakumbuh.
*Provinsi Bengkulu* – Bengkulu Selatan, Kaur, Mukomuko dan Seluma.
*Provinsi Lampung* – Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan dan Pesawaran.
*Provinsi Riau* – Kepuluauan Meranti dan Siak.
*Provinsi Sumatera Selatan* – Musi Rawas Utara dan Ogan Komering Ulu Selatan.
*Provinsi Kalimantan Tengah* – Sukamara.
*Provinsi Kalimantan Barat* – Kapuas Hulu dan Kayong Selatan.
*Provinsi Sulawesi Tenggara* – Muna Barat.
*Provinsi Sulawesi Tengah* – Banggai Kepulauan.
*Provinsi Sulawesi Barat* – Mamuju Utara dan Majene.
*Provinsi Nusa Tenggara Timur* – Flores Timur, Rote Ndao dan Timor Tengah Selatan
*Provinsi Nusa Tenggara Barat* – Bima.
*Provinsi Maluku* – Buru Selatan.
*Provinsi Maluku Utara* – Pulau Taliabu.
*Provinsi Papua Barat* – Manokwari Selatan.
*Provinsi Papua* – Mamberami Tengah.
Selanjutnya Dewi yang juga pakar epidemiologi menjelaskan terdapat enam puluh satu daerah yang hingga Minggu lalu (5/7) tidak terdampak COVID-19.
“Ada enam puluh satu kabupaten / kota yang sampai hari ini tidak tercatat adanya kasus positif COVID-19 di wilayah tersebut. Ini juga termasuk daerah-daerah di Indonesia yang harus kita jaga agar daerahnya tidak terdampak covid-19 dan senantiasa dalam kondisi yang sehat dan tidak ada infeksi penularan di wilayahnya,” jelasnya.
Enam puluh satu daerah itu terdiri dari,
*Provinsi Aceh* – Pidie Jaya, Kota Sabang, Kota Langsa, Aceh Singkil, Bireuen, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Timur dan Kota Subulussalam.
*Provinsi Sumatera Utara* – Pakpak Bharat, Nias Barat, Mandailing Natal, Padang Lawas, Nias, Nias Utara, Selatan, Humbang Hasundutan dan Nias Selatan.
*Provinsi Riau* – Rokan Hilir.
*Provinsi Kepulauan Riau* – Natuna, Lingga dan Kepulauan Anambas.
*Provinsi Jambi* – Kerinci.
*Provinsi Bengkulu* – Lebong.
*Provinsi Lampung* – Lampung Timur dan Mesuji.
*Provinsi Kalimantan Timur* – Mahakam Ulu.
*Provinsi Sulawesi Tengah* – Tojo Una-una.
*Provinsi Sulawesi Utara* – Bolaang Mongodow Timur dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
*Provinsi Sulawesi Tenggara* – Konawe Kepulauan.
*Provinsi Nusa Tenggara Timur* – Sumba Tengah, Ngada, Sabu Raijua, Lembata, Malaka, Alor, Timor Tengah Utara, Manggarai Timur, Kupang, dan Belu.
*Provinsi Maluku* – Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara, dan Kepulauan Aru.
*Provinsi Papua* – Yahukimo, Mappi, Dogiyai, Paniai, Tolikara, Yalimo, Deiyai, Mamberamo Raya, Nduga, Pegunungan Bintang, Asmat, Puncak, dan Intan Jaya.
*Provinsi Papua Barat* – Maybrat, Pegunungan Arfak, Tambrauw, dan Sorong Selatan. (asr)
Pemimpin Hong Kong Menolak Menjamin Kebebasan Pers di Bawah UU Keamanan Nasional Beijing
Theepochtimes.com- Pemimpin Hong Kong Carrie Lam tanpa malu-malu membela Beijing yang baru menerapkan hukum keamanan nasional pada tanggal 7 Juli 2020. Akan tetapi, gagal untuk membahas secara spesifik, tentang kekhawatiran seperti dampak undang-undang baru terhadap kebebasan pers di Hong Kong.
Berbicara pada konferensi pers mingguannya pada hari Selasa 7 Juli, Kepala Eksekutif bekas koloni Inggris yang pro-Beijing itu, mencap demonstrasi massa yang telah mencengkeram Hong Kong sejak bulan Juni tahun lalu, sebagai “peningkatan risiko keamanan” untuk Beijing. Yang mana, ia jelaskan adalah alasan di balik dorongan pemerintah pusat Tiongkok untuk menerapkan hukum tersebut.
Jutaan warga Hong Kong turun ke jalan dalam enam bulan terakhir, tak lain untuk mendorong kembali terhadap perambahan Beijing dalam urusan sehari-hari mereka, sambil menyerukan demokrasi yang lebih besar dalam sistem politik Hong Kong, seperti hak pilih universal.
Pemimpin Hong Kong, juga dikenal sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong, dipilih oleh komite pemilihan beranggotakan 1.200 orang — sebagian besar badan pro-Beijing yang dipilih oleh sekelompok kecil pemilih yang memenuhi syarat. Ada sekitar tujuh juta penduduk Hong Kong.
Beijing secara resmi memberlakukan hukum tersebut setelah pemungutan suara seremonial pada tanggal 30 Juni 2020. Hukum tersebut mengkriminalisasi individu atas tindakan subversi, pemisahan diri, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing untuk melawan negara partai komunis, dengan maksimal hukuman penjara seumur hidup.
Pada hari Senin malam, pemerintah Hong Kong mengumumkan rincian undang-undang Pasal 43, yang mencakup polisi dapat mencari properti pribadi tanpa surat perintah, dan mengharuskan penyedia layanan internet untuk menghapus pesan dari platform mereka.
Carrie Lam mengklaim bahwa hukum keamanan nasional “menghormati dan melindungi hak manusia.” Ia juga mengklaim bahwa hukum tersebut “relatif ringan” dibandingkan dengan
hukum keamanan nasional di negara lain. Carrie Lam juga mengklaim bahwa pelanggaran hukum “adalah didefinisikan secara jelas”- posisi yang didengungkan oleh pemerintah pusat di Beijing.
Pada tanggal 1 Juli 2020, Asosiasi Pengacara Hong Kong mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan atas hukum tersebut, yang mencakup bagaimana kejahatan yang merupakan “aksi teroris” dan “berkolusi dengan pasukan asing” “adalah didefinisikan secara samar-samar.”
Asosiasi Pengacara Hong Kong juga mempertanyakan apakah kritik media atau tindak pencegahan media dapat dihukum subversi di bawah hukum tersebut.
Carrie Lam berusaha meredakan kekhawatiran akan hukum tersebut. Ia mengatakan pemerintahannya berbuat lebih banyak untuk “melindungi hak asasi manusia” dengan memutuskan untuk mengumumkan rincian mengenai Pasal 43.
Mengambil satu halaman dari buku pedoman media pemerintah Tiongkok, Carrie Lam mengatakan undang-undang tersebut “hanya menargetkan sekelompok kecil orang” di Hong Kong. Ia menyatakan bahwa pemerintahnya akan “dengan penuh semangat menerapkan” hukum tersebut.
Carrie Lam kembali menyerukan beberapa pengunjuk rasa Hong Kong yang “radikal” dan memperingatkan mereka untuk “tidak melanggar hukum ini atau melintasi garis merah karena akibatnya adalah serius.”
Carrie Lam mengecam semua kritik mengenai bagaimana hukum tersebut, menandakan kematian perjanjian “satu negara, dua sistem,” menamakannya sebagai “tuduhan tidak berdasar.”
“Satu negara, dua sistem” adalah kerangka kerja yang dijanjikan Beijing untuk menjaga otonomi Hong Kong atas transfer kedaulatan Hong Kong dari Inggris ke Tiongkok pada tahun 1997, sesuai dengan serah terima Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris, sebuah perjanjian yang ditandatangani tahun 1984.
Hanya beberapa jam sebelum konferensi pers Carrie Lam, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan pers yang mengkritik sensor Orwellian Partai Komunis Tiongkok di Hong Kong, seperti menghapus buku-buku yang kritis terhadap Partai Komunis Tiongkok dari rak-rak perpustakaan dan melarang slogan-slogan politik yang tidak menguntungkan.
Pada tanggal 2 Juli 2020, pemerintah Hong Kong menyatakan slogan unjuk rasa “Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita” adalah ilegal di bawah hukum keamanan nasional, karena berkonotasi gagasan pemisahan Hong Kong dari Tiongkok.
“Amerika Serikat mengutuk kegagalan Beijing yang berulang kali untuk mewujudkan kewajibannya di bawah Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris, dan ini adalah serangan terbaru terhadap hak dan kebebasan rakyat Hong Kong,” kata Mike Pompeo.
Saat ditanya oleh seorang wartawan apakah ia dapat menjamin kebebasan pers 100 persen di bawah hukum tersebut, Carrie Lam langsung menghindar menangani pertanyaan itu.
“Jika Klub Koresponden Asing atau semua wartawan di Hong Kong dapat memberi saya jaminan 100 persen, bahwa mereka tidak akan melakukan pelanggaran apa pun di bawah sepotong undang-undang nasional ini, maka saya dapat melakukan hal yang sama. Bukan pertanyaan bagi saya yang berdiri di sini untuk memberi anda jaminan apa yang anda mungkin atau mungkin tidak dilakukan pada hari-hari dan minggu-minggu dan tahun-tahun mendatang ke depan,” kata Carrie Lam.
Carrie Lam tidak menanggapi saat ditanya apakah ia akan membuat lagu unjuk rasa massa “Glory to Hong Kong” yang tidak resmi itu sebagai sesuatu yang ilegal, karena lagu tersebut memuat slogan unjuk rasa yang dilarang yaitu “revolusi zaman kita.”

Sekitar satu jam setelah konferensi pers Carrie Lam, Hong Kong Journalists Association -HKJA- atau Asosiasi Jurnalis Hong Kong mengadakan konferensi pers untuk merilis laporan tahunan Asosiasi Jurnalis Hong Kong untuk tahun 2020.
“Undang-undang keamanan nasional menimbulkan tantangan khusus bagi organisasi media dan jurnalis, kebebasan pers berada di ambang krisis,” kata Chris Yeung, Ketua Hong Kong Journalists Association , menurut siaran persnya.
Hong Kong Journalists Association menegaskan : ‘Efek dingin’ diamati segera setelah hukum tersebut diterapkan. Berbagai toko dan restoran menghapus slogan-slogan atau tanda protes mereka. Pers selalu menanggung beban, diharapkan sensor diri pers akan lebih serius dari sebelumnya.”
Keterangan Gambar: Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berbicara pada konferensi pers di Hong Kong pada 7 Juli 2020. (Issac Lawrence / AFP via Getty Images)
(Vivi/asr)
Video Rekomendasi
Kini WHO Mengatakan Tiongkok Tak Pernah Melaporkan Kasus Wabah Virus Komunis Tiongkok
Theepochtimes.com- Pejabat WHO mengatakan selama berbulan-bulan, bahwa pejabat Partai Komunis Tiongkok mengungkapkan keberadaan wabah ke WHO. Bahkan berulang kali memuji pihak berwenang Tiongkok atas transparansi yang seharusnya.
Akan tetapi timeline WHO yang baru dan resmi yang diterbitkan minggu ini, memangkas klaim sebelumnya.
Kini WHO mengatakan bahwa kantor WHO di Tiongkok “menerima pernyataan media oleh Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan dari situs web mereka” untuk kasus-kasus pneumonia virus di Wuhan.
Kantor WHO kemudian menyampaikan kabar keberadaan virus.
Versi sebelumnya dari timeline menuduh Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan “melaporkan sekelompok kasus pneumonia di Wuhan, Provinsi Hubei.”
WHO tidak menanggapi permintaan komentar.
Anggota parlemen Amerika Serikat bulan lalu mengatakan, sebuah penyelidikan menunjukkan WHO “mengizinkan Partai Komunis Tiongkok menutup-nutupi karena WHO gagal menyelidiki dan mempublikasikan laporan yang bertentangan dengan laporan resmi Partai Komunis Tiongkok, sementara pada saat yang sama WHO memuji respon Partai Komunis Tiongkok.”
Senator Partai Republik Michael McCaul (R-Texas), yang memimpin penyelidikan kongres, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa ia senang WHO maupun Partai Komunis Tiongkok “telah membaca laporan sementara saya mengenai asal-usul pandemi dan akhirnya mengakui kebenaran kepada dunia bahwa – Partai Komunis Tiongkok tidak pernah melaporkan wabah virus kepada WHO yang melanggar peraturan Organisasi Kesehatan Dunia.”
Michael McCaul mengatakan : “Kini pertanyaannya adalah apakah Partai Komunis Tiongkok akan melanjutkan kampanye propaganda palsunya, yang terus-menerus mengklaim Partai Komunis Tiongkok telah memperingatkan dunia atau apakah Partai Komunis Tiongkok mau menjadi bersih, dan mulai bekerja dengan masyarakat kesehatan dunia untuk menemukan penyebab pandemi yang mematikan ini.”
Menurut timeline WHO yang baru, WHO meminta informasi dari pihak berwenang Tiongkok mengenai kluster kasus pada tanggal 1 Januari lalu, sehari setelah kantor WHO mengetahui keberadaan kluster kasus melalui pernyataan media. Pada tanggal 2 Januari, perwakilan WHO di Tiongkok menulis surat kepada Komisi Kesehatan Nasional untuk meminta informasi lebih lanjut mengenai kluster kasus.
Pejabat Tiongkok tidak memberikan informasi sampai tanggal 3 Januari 2020.
Para pemimpin WHO dekat dengan pejabat komunis dan telah menerima dengan kritik keras dari negara-negara di seluruh dunia, karena membeo propaganda dari rezim Tiongkok.
Menurut dokumen internal yang diperoleh The Epoch Times bahwa, pejabat Tiongkok menyembunyikan rincian virus dan memanipulasi angka-angka sepanjang hari-hari awal pandemi.
Pejabat Partai Komunis Tiongkok membantah melakukan kesalahan.
AS secara resmi memutuskan hubungannya dengan WHO, karena Organisasi Kesehatan Dunia itu tidak mengambil langkah-langkah yang berarti. Tak lain, untuk membuktikan kemandirian Organisasi Kesehatan Dunia dari pengaruh Komunis Tiongkok.
AS setiap tahun menyediakan sekitar 400 juta dolar AS untuk WHO, membuat negeri paman SAM itu sebagai sumber pendanaan terbesar bagi WHO.
Uang tersebut dialihkan ke kelompok lain, seperti Palang Merah dan Doctors Without Borders.
Keterangan Gambar: Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghadiri konferensi pers di Jenewa, Swiss, pada 25 Juni 2020. (Denis Balibouse / Reuters)
(Vivi/asr)