Wabah Pes Muncul Kembali, Mongolia Dalam Mengeluarkan Peringatan Tingkat Tiga

 oleh Han Mei – Sound of Hope

Gelombang demi gelombang bencana melanda Tiongkok. Di saat virus Komunis Tiongkok dan banjir masih berkecamuk, satu lagi berita terbaru mengatakan, bahwa wabah pes atau yang dikenal dengan pandemik Black Death (Maut Hitam) kembali muncul di Mongolia Dalam.

Pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan peringatan tingkat 3, yang akan berlanjut hingga akhir tahun ini.

Menurut laporan media, tanggap darurat pemerintah Tiongkok dibagi menjadi 4 level sesuai dengan tingkat keparahannya, yakni level 4 (umum), level 3 (menengah), level 2 (tinggi), dan level 1 (Ekstrim tinggi).

Pengumuman itu disampaikan setelah seorang gembala di kota Bayannur, Mongolia Dalam didiagnosis terinfeksi wabah pes oleh tim ahli, Mongolia Dalam segera menaikkan peringatan ke level 3.

Pasien dilaporkan pernah aktif di daerah wabah pes. Saat ini pasien dikarantina, media resmi mengatakan kondisinya stabil.

Ren Ruihong, mantan eksekutif untuk kasus penyelamatan penyakit serius di Yayasan Palang Merah Tiongkok, mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa kasus terbaru yang ditemukan adalah wabah pes yang relatif ringan, tetapi akibatnya tidak terbayangkan jika lepas kendali.

“Wabah pes akan berevolusi menjadi penyakit pes tipe pneumonia jika tidak terkendali secara efektif. Persis seperti Wuhan pneumonia yang masih merajalela sekarang, artinya ia dapat menyebar antara orang ke orang melalui percikan/tetesan pernapasan. Ini sangat mengerikan, dan tingkat kematian penyakit pes tipe pneumonia ini sangat tinggi, karena dapat berkembang menjadi sepsis, yaitu, akan segera masuk ke dalam darah dan sulit dikendalikan,” ujarnya.

Sepsis adalah komplikasi infeksi atau luka yang berpotensi mengancam nyawa. Penyebab sepsis yang paling umum adalah pneumonia (radang paru-paru)

Meskipun hanya satu kasus yang dilaporkan media lokal, namun, Ren Ruihong memperingatkan untuk tidak menganggap enteng.

“Anda sebaiknya tidak melihat data atau pandangannya (mengacu pada pejabat PKT). Apa pun harus kita lakukan untuk mencegahnya, termasuk ketika awal munculnya pneumonia Wuhan pada November tahun lalu. Ketika itu, saya mengatakan bahwa pneumonia Wuhan bukanlah apa yang mereka katakan dalam dokumen yang dikeluarkan, juga tidak dapat dikendalikan dan dicegah seperti yang mereka katakan, dan belakangan semua itu terbukti. Demikian juga negara otoriter seperti Tiongkok, corong propaganda mereka itu tunduk pada politik. Yang harus kita lakukan adalah menggunakan informasi kita untuk menilai,” ujarnya.

Wabah pes juga pernah terjadi di Mongolia Dalam pada akhir tahun lalu. Kasus pertama adalah kematian karena wabah septikemia di Kota Jiuquan, provinis Gansu pada September lalu. Setidaknya ada 5 kasus yang dikonfirmasi dan 1 meninggal seperti yang dilaporkan media.

Ren Ruihong juga menyebutkan kasus wabah pes tahun lalu, ia mengatakan ketika itu pasien dibawa dengan ambulans dari Mongolia Dalam ke Beijing.

“Kami membawa mereka dari Mongolia Dalam ke Beijing. Kemungkinan menginfeksi orang lain di sepanjang jalan sangat, sangat besar, dan sangat berbahaya. Jika Anda tidak dapat mengisolasi mereka 100%, semua dokter dan staf medis yang terlibat dalam operasi akan berisko terpapar, ” kata Ren Ruihong, mantan eksekutif untuk kasus penyelamatan penyakit serius di Yayasan Palang Merah Tiongkok. (Jon/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=N49xcXx-NRk