Home Blog Page 1810

Adanya Peningkatan Kekhawatiran Karena Kasus Pneumonia #Coronavirus di Tiongkok Melonjak Sangat Cepat

0

Eva Pu – The Epochtimes

Dimulai dengan batuk ringan. Sorang pria bersendawa terus-menerus, dan mengeluh sesak napas.

Anggota keluarganya berpikir hal itu bukanlah masalah besar. Dokter mengatakan, ia tampaknya menderita masalah jantung dan menyarankannya untuk rawat inap di rumah sakit. Pria tersebut tampak sehat kecuali menderita infeksi kecil di satu sekitar paru.

Dua minggu kemudian, pria tersebut meninggal dunia, di mana kedua paru-parunya terinfeksi dan gagal organ. Dokternya di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan menentukan penyebab kematian pria tersebut sebagai “pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.”

Itu terjadi beberapa hari sebelum pihak berwenang kesehatan Tiongkok mengidentifikasi penyebab pneumonia virus baru sebagai 2019-nCoV, suatu Coronavirus yang pertama kali muncul pada bulan Desember di kota komersial Wuhan, kota kelahiran pria tersebut.

Pada saat keterangan pers, virus tersebut menyebabkan lebih dari 540 penderita di seluruh Tiongkok dan di seluruh dunia, di mana kasus yang dipastikan terjadi di Korea Selatan, Makau, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.

Seperti dilaporkan The Epochtimes, masih banyak yang tidak jelas mengenai virus yang memicu ketakutan di seluruh dunia dan menyuramkan perayaan Tahun Baru Imlek, liburan tradisional utama saat puluhan juta warga Tiongkok pulang kampung atau berlibur ke luar negeri. Para ahli mengatakan, gerakan massa manusia dapat mempercepat penyebaran penyakit tersebut.

Virus tersebut telah menyebar ke 17 provinsi dan wilayah di Tiongkok. Bagi keluarga pria itu, kematian pria itu masih bukanlah akhir kesedihan mereka. Di antara kerabat pria itu, lima orang jatuh sakit: Satu orang di bawah penyelamatan darurat di rumah sakit Wuhan; keponakan perempuan dari pria tersebut dan suami keponakan perempuan juga menderita infeksi paru, tetapi dokter menolak mengobati mereka.  

Dokter mengatakan tidak ada ruang untuk merawat mereka di rumah sakit; dua orang lainnya dari kerabat pria itu juga menderita gejala mirip-pneumonia. Ketika membeli satu dosis obat, berarti menunggu selama berjam-jam.

Saudara perempuan pria tersebut, yang saat ini berada di Norwegia, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia “dibungkam” oleh pihak berwenang komunis Tiongkok dan tidak diizinkan memposting apa pun mengenai kematian pria tersebut. Ia mohon untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan dari rezim.

“Air mata saya sudah kering sekarang,” katanya. Ia mengatakan, bahwa jika keponakan perempuan dan suami keponakannya tidak segera menerima perawatan, ia akan meminta keluarganya di Tiongkok untuk melakukan protes di jalan-jalan terhadap pihak berwenang.

“Kami adalah bukan apa-apa yang tidak memiliki sumber daya, tetapi kami juga harus bertahan hidup.”

https://www.facebook.com/hzycherylfan/posts/3202562866425364


Ciri-ciri Virus

Para pakar kesehatan membandingkan virus Wuhan dengan SARS (severe acute respiratory syndrome) dan MERS (Middle East respiratory syndrome), semua virus tersebut adalah milik keluarga virus yang dikenal sebagai Coronavirus.

Beberapa pakar kesehatan menduga bahwa penyakit baru itu berasal dari kelelawar, yang juga membawa patogen SARS dan MERS. Akan tetapi masih ada pertanyaan sejauh mana jenis Coronavirus baru berubah dari bentuk aslinya.

Coronavirus dikenal karena kemampuan adaptasinya dan dapat berubah dengan sangat cepat, menurut Michael Lai, seorang ahli biologi molekuler di Institut Academia Sinica Taiwan.

“Coronavirus dapat lebih mudah ditiru di pada manusia,” yang membuatnya menjadi lebih menular, kata Michael Lai. 

“Coronavirus pada seorang pasien akan terus berevolusi… 

Coronavirus dapat dengan mudah bertahan di masyarakat untuk waktu yang sangat lama,” kata Michael Lai. Ia menyerukan kepada pihak berwenang Tiongkok untuk belajar dari pengalaman SARS. Karena sejak awal ditutupi oleh rezim Komunis Tiongkok, SARS menyebar dari Tiongkok ke lebih dari belasan negara pada tahun 2002 hingga 2003, menewaskan hampir 800 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang.

Ih-Jen Su, yang adalah kepala tim respon pemerintah Taiwan terhadap wabah SARS pada tahun 2002 hingga 2003, mengatakan bahwa mengingat perkembangan terakhir, dengan belasan kasus baru setiap hari, “Saya khawatir penyakit ini menyebar lebih cepat dan lebih parah dari SARS.” Ih-Jen Su adalah juga seorang penyelidik medis di Institut Penelitian Kesehatan National di Taiwan.

Pada wabah SARS, kasus pertama muncul di Tiongkok pada bulan November 2002 dan menyebar ke Hong Kong dan Taiwan pada bulan Maret 2003.

Kekhawatiran Merajalela

Seorang wanita dari Wuhan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan ia mengenakan masker setiap kali ia keluar.

“Saya hanya mampu menghindari tempat banyak orang, menghindari keluar rumah. Saya tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan,” katanya kepada The Epoch Times.

Seorang pria warga Wuhan bermarga Pan mengatakan, ia tidak berani mengkritik pemerintah Tiongkok karena takut mendapat masalah.

“Kini bisnis rumah sakit berjalan baik  — banyak orang mengantre untuk berobat ke dokter. Wuhan menjadi terkenal,” katanya kepada The Epoch Times.

Dalam tanda keparahan wabah tersebut, pada tanggal 22 Januari lalu pejabat Wuhan mengumumkan, pihaknya mengkarantina kota Wuhan dan mematikan transportasi umum, termasuk kereta bawah tanah, feri, dan bandara, untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Seorang perawat di Rumah Sakit Xiehe Wuhan mengatakan, staf rumah sakit tidak diizinkan mengundurkan diri atau meninggalkan Wuhan. Perawat lain di departemen tempat ia bekerja sudah jatuh sakit, katanya.

Di satu rumah sakit saja, lebih dari belasan petugas layanan kesehatan  terinfeksi, menurut pihak berwenang Tiongkok.

Laurie Garrett, seorang analis ilmu kesehatan dan mantan jurnalis yang memenangkan Pulitzer Prize atas liputannya mengenai wabah Ebola tahun 1995, menyarankan bahwa pekerjaan perawatan pernapasan intensif dapat membuat staf kesehatan terkena virus berbahaya, jika seluruh tubuhnya tidak tertutup sepenuhnya, termasuk rambut dan mata.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya mengenai wabah SARS tahun 2002, Laurie Garrett mengatakan, tindakan perlindungan yang tidak memadai dapat menyebabkan petugas layanan kesehatan yang terinfeksi memaparkan virus tersebut kepada lebih banyak orang, tentunya melalui kontak petugas layanan kesehatan dengan pasien lain.

 Laurie Garret mengatakan, akan jauh lebih mudah untuk mengendalikan virus tersebut pada minggu pertama Januari,” tetapi “masih ada banyak penolakan, dan banyak harapan bahwa hal ini adalah sesuatu yang sepele — bahwa hal ini hanyalah masalah segelintir orang yang nongkrong-nongkrong di pasar hewan, tak masuk akal berasumsi seperti itu. (vv/asr)

FOTO : Beredar video di WeChat dan Weibo di Daratan Tiongkok, video pasien jatuh langsung ke rumah sakit atau di pinggir jalan terus disiarkan. (Tangkapan layar video)

Data Kasus Virus Pneumonia yang Dilaporkan Pihak Berwenang Tiongkok Bertentangan, Menimbulkan Kecurigaan Warga

0

Nicole Hao – The Epochtimes

Saat wabah pneumonia virus mulai menyebar di seluruh Tiongkok, otoritas Komunis Tiongkok  melaporkan data kasus yang berbeda. Hal itu meningkatkan kecurigaan warga bahwa otoritas Komunis Tiongkok tidak jujur dalam memberikan informasi terkait wabah mematikan itu.

Dewan Negara Tiongkok yang mirip kabinet mengadakan konferensi pers pada tanggal 22 Januari 2020 pagi, di mana para pejabat tinggi dari Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.

Li Bin, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, memberikan data resmi terbaru pada saat itu, mengatakan bahwa secara total, 440 orang di Tiongkok  didiagnosis menderita jenis Coronavirus baru. Penderita berasal dari 13 provinsi berbeda.

Namun, pada tanggal 22 Januari 2020, pk 20.00 segmen berita CCTV penyiar negara melaporkan bahwa ada 444 kasus dipastikan terjadi di Provinsi Hubei saja.  

Pada tanggal 22 Januari, media Tiongkok Caixin juga melaporkan bahwa Zhan Caihong, Walikota Kabupaten Qichun di Provinsi Hubei mengatakan selama konferensi tingkat kabupaten bahwa pada tanggal 19 Januari 2020, ada 109 kasus yang dipastikan di kota Huanggang – kota yang termasuk dalam Kabupaten Qichun.

Tetapi menurut siaran CCTV, hanya ada 12 kasus yang didiagnosis dari kota Huanggang.

Huanggang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari kota Wuhan. Banyak warga Huanggang pergi ke Wuhan untuk bekerja pulang hari.

Karena pihak berwenang memastikan bahwa Coronavirus dapat ditularkan dari manusia ke manusia, banyak warga Tiongkok khawatir tertular penyakit itu.

Pada tanggal 21 Januari 2020, The Epoch Times menerima bocoran dari seorang wanita pembaca anonim di kota Yichang, Provinsi Hubei, sekitar empat jam perjalanan dari Wuhan. 

Pembaca tersebut mengatakan pemerintah kota Yichang menunjuk Rumah Sakit Ketiga kota sebagai pusat perawatan pusat untuk penyakit baru tersebut, dan bahwa setidaknya ada satu pasien di sana didiagnosis menderita jenis Coronavirus baru.

Pembaca itu menjelaskan bahwa semua pasien dengan gejala seperti pneumonia di kota Yichang telah dipindahkan ke Rumah Sakit Ketiga. Fasilitas tersebut dijaga ketat oleh polisi.

Walikota Wuhan Zhou Xiansheng pada tanggal 21 Januari 2020, memastikan bahwa 1 dokter dan 13 perawat tertular Coronavirus karena merawat seorang pasien.

Zhou Xiansheng mengatakan kepada CCTV bahwa pasien terinfeksi Coronavirus sebelum ia berobat di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Union Wuhan. Setelah melakukan operasi pada pasien itu, dokter dan perawat yang terlibat dalam operasi tersebut semuanya jatuh sakit satu per satu.

Pasien itu sebagai penyebar-super, yaitu pasien yang lebih terinfeksi daripada pasien lain yang menderita penyakit yang sama. Tetapi pihak berwenang membantah bahwa ada pasien semacam itu. 

Pada tanggal 22 Januari 2020, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tiongkok Gao Fu mengatakan pada konferensi pers: “Kami tidak melihat bukti bahwa ada penyebar-super.”

Para pejabat pemerintah menolak untuk memberikan informasi terbaru mengenai jumlah staf medis yang tertular virus dari pasien.

Beberapa peneliti memperkirakan bahwa jumlah infeksi yang sebenarnya di Tiongkok dapat jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan pihak berwenang.

Universitas Hong Kong merilis proyeksi statistiknya pada tanggal 22 Januari 2020, Wuhan berpotensi memiliki 1.343 kasus, di mana ada 359 kasus lainnya di kota-kota lain di Tiongkok Daratan.

Sementara itu media yang dikelola pemerintah pada tanggal 22 Januari 2020, memastikan bahwa Xu Dapeng, seorang aktivis lingkungan hidup lama, meninggal dunia karena infeksi paru. Sembilan hari sebelumnya, istri Xu Dapeng meninggal karena penyakit yang sama.

Beberapa pegawai pemerintah Wuhan mengklaim secara online bahwa baik Xu Dapeng maupun istrinya meninggal akibat jenis Coronavirus baru, tetapi rumah sakit bersikeras bahwa mereka meninggal karena penyakit paru yang parah. 

Rumah sakit juga menolak untuk menjalankan uji diagnostik untuk mendeteksi adanya Coronavirus.

Sehari sebelumnya, The Guardian melaporkan bahwa seorang wanita berusia 65 tahun di Wuhan meninggal karena penyakit virus baru, tetapi pemerintah tidak menghitung kasus tersebut dalam jumlah kematian yang resmi akibat Coronavirus. (vv)

FOTO : Seorang pria mengenakan masker saat berjalan di jalan di Wuhan, Tiongkok pada 22 Januari 2020. (Getty Images)


Seekor Kucing Telah Menyandera Pemiliknya di Dapur Selama Dua Hari Penuh

0

Seorang wanita Rusia diduga tidak bisa meninggalkan dapurnya selama dua hari setelah kucing kesayangannya mulai bersikap agresif dan mencoba menyerangnya setiap kali dia mencoba keluar dari ruangan.

Ini adalah jenis berita yang terdengar sangat gila, itu pasti hoaks! Setidaknya itulah yang kita pikirkan ketika pertama kali membaca judulnya.

Tetapi ini adalah berita yang telah dilaporkan di situs resmi Layanan Penyelamatan di Kota Arkhangelsk, Rusia, yang telah menyelamatkan wanita itu dari rumahnya sendiri.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Pada hari Minggu, 19 Januari, seorang penduduk setempat memperhatikan seorang wanita memberi tanda minta bantuan di jendela apartemen lantai tiga, di Jalan Suvorov 9/6.

Setelah menarik perhatian orang yang lalu lalang, wanita itu menjelaskan bahwa kucing peliharaannya mulai bertindak gila dua hari sebelumnya, dan akan mencoba menyerangnya setiap kali dia mencoba meninggalkan dapur.

Kesal menunggu kucing untuk tenang, dia akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Menurut siaran pers dari Arkhangelsk Regional Rescue Service, panggilan darurat tentang insiden ini diterima pada 19 Januari, sekitar tengah hari, dan penyelamatnya tiba di lokasi yang ditentukan tak lama setelah itu.

Karena pintu depan apartemen dikunci dari dalam, mereka harus masuk rumah wanita itu melalui jendela, menggunakan tangga tambahan. Begitu masuk, mereka berhasil menangkap kucing agresif itu dengan selimut, untuk mengevakuasi pemiliknya.

Wanita itu dilaporkan tidak terluka, seperti juga kucingnya, tetapi siaran pers tidak menyebutkan apa pun yang dilakukan pemilik ketika dia harus pergi ke kamar mandi selama dua hari dia ditawan oleh hewan peliharaannya …

Kucing itu ditempatkan di dalam sangkar dan diserahkan kepada wanita itu, dan disarankan untuk mengunjungi seorang dokter hewan tentang perilakunya yang aneh.(yn)

Sumber: odditycentral

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/fUTJyu07aG4

Pakar Virologi Berbagi Tip untuk Melindungi Terhadap Pneumonia Virus Dari Tiongkok

0

Olivia Li – The Epochtimes

Coronavirus baru mirip-SARS yang berasal dari pusat kota Wuhan di Tiongkok dipastikan menyebar dari manusia ke manusia.

Michael Ming-Chiao Lai, anggota terhormat dari Academia Sinica Taiwan, yang dikenal sebagai bapak penelitian Coronavirus di Taiwan, adalah kontributor utama keberhasilan kendali SARS di Taiwan pada tahun 2003. Ia berbagi beberapa tips pencegahan dengan The Epoch Times. Dia adalah pakar virologi. Untuk diketahui, Virologi adalah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus.

Penyakit yang disebabkan oleh virus baru, juga disebut sebagai Pneumonia Wuhan, telah merenggut nyawa 17 orang, pada 22 Januari 2020.

Pihak berwenang kesehatan Tiongkok juga melaporkan lebih dari 470 kasus yang dipastikan terjadi di Tiongkok. Kasus yang dilaporkan di luar Tiongkok, termasuk satu kasus di Amerika Serikat, dua kasus di Thailand, dan satu kasus di Jepang.

Pola Penyebaran Coronavirus

Zhong Nanshan, seorang ilmuwan terkemuka di Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok yang membantu mengendalikan penyakit selama wabah SARS, mengumumkan pada tanggal 20 Januari bahwa virus tersebut dipastikan menularkan dari manusia ke manusia.

Di Provinsi Guangdong, dua pasien belum pernah mengunjungi Wuhan baru-baru ini, tetapi terinfeksi oleh anggota keluarga yang mengunjungi Wuhan.

Zhong Nanshan juga mengutip kasus yang lebih mengkhawatirkan di mana 14 personel medis terinfeksi akibat merawat seorang pasien.

Dr. Michael Ming-Chiao Lai menunjukkan bahwa kita harus waspada saat dipastikan adanya penularan Coronavirus dari manusia ke manusia.

“Pada tahap ini, hal tersebut dapat memicu wabah besar,” kata dr. Michael Ming-Chiao Lai.

Menurut dr. Michael Ming-Chiao Lai, Coronavirus adalah virus RNA (asam ribonukleat) yang biasanya berasal dari kelelawar. Awalnya, Coronavirus ditularkan dari hewan ke hewan; tetapi virus RNA sangat rentan terhadap mutasi gen. Virus bermutasi kemudian berubah menjadi varietas baru yang dapat menularkan dari kelelawar ke hewan lain dan akhirnya ke manusia.

Melihat SARS (sindrom pernapasan akut akut) dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) sebagai contoh, virus SARS pertama kali ditularkan dari kelelawar ke musang dan kemudian ke manusia, dan MERS ditularkan dari kelelawar ke unta, dan akhirnya menginfeksi manusia.

Dengan kata lain, penularan dari hewan ke manusia adalah langkah infeksi pertama untuk Coronavirus. Begitu Coronavirus memasuki tubuh manusia, terjadi mutasi gen yang terus-menerus memungkinkan Coronavirus untuk ditularkan dari manusia ke manusia. Pada tahap ini, penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat.

Selain itu, mutasi Coronavirus di dalam tubuh manusia dapat membuat Coronavirus lebih menular, atau lebih mematikan, demikian penjelasan dr. Michael Ming-Chiao Lai.

Karantina dan Mengenakan Masker Adalah Penting

Dr. Michael Ming-Chiao Lai menjadi peneliti di Institut Kedokteran Howard Hughes di Amerika Serikat sejak tahun 1990. Ia kembali ke Taiwan di tengah berkecamuknya wabah SARS pada tahun 2003 untuk membantu mengembangkan vaksin melawan SARS.

“Kunci untuk mencegah penyebaran virus adalah karantina. Siapa pun yang pernah ke episentrum penyakit atau mungkin telah melakukan kontak dengan pasien harus mengukur suhu tubuhnya setiap hari. Segera setelah menderita demam atau batuk, maka orang tersebut harus segera pergi ke dokter, mengenakan masker sebelum pergi ke tempat umum, dan memberitahu staf rumah sakit bahwa ia perlu dikarantina,” kata dr. Michael Ming-Chiao Lai.

“Begitulah cara kami berhasil mengendalikan SARS 15 tahun yang lalu,” tambah dr. Michael Ming-Chiao Lai.

Bagi orang yang tinggal di episentrum penyakit harus berusaha menghindari tempat-tempat umum yang ramai, mencuci tangan sesering mungkin, dan memakai masker jika memungkinkan, saran dr. Michael Ming-Chiao Lai. “Mengenakan masker adalah pencegahan terbaik bagi anda.”

Penyebar-Super

Beberapa pasien lebih menular daripada pasien yang lain yang menderita penyakit yang sama. Pasien semacam ini disebut penyebar-super, dan oleh sebab itu penyebar-super adalah penting dalam pencegahan dan pengendalian penyakit.

Pasien di Wuhan yang menyebabkan 14 tenaga medis tertular Coronavirus dapat disebut sebagai penyebar-super.

Menurut dr. Michael Ming-Chiao Lai, masyarakat ilmiah mencurigai bahwa penyebar-super dapat membawa versi Coronavirus yang bermutasi, atau membawa muatan Coronavirus yang lebih banyak karena Coronavirus berkembang biak lebih cepat dalam tubuh orang yang  sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Meskipun demikian, ini semua hanyalah prediksi. Karena tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan penyebar-super, tidak ada cara khusus untuk mencegah munculnya penyebar-super.

“Memutuskan rantai penularan adalah metode terbaik sejauh ini,” saran dr. Michael Ming-Chiao Lai. (vv/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=7l3IpvLVcys


Pihak Berwenang di Tiongkok Mendapat Kecaman Setelah Mempermalukan Warganya Karena Memakai Piyama di Depan Umum

0

Mengenakan piyama di depan umum mungkin bukan masalah di dunia Barat, tetapi ini sebenarnya cukup populer di beberapa bagian Tiongkok, termasuk kota Shanghai yang sangat maju.

Jadi ketika pihak berwenang di Provinsi Anhui memutuskan untuk secara terbuka mempermalukan sejumlah warganya atas pakaian yang mereka kenakan, memakai piyama berjalan-jalan di tempat umum, mereka menerima reaksi serius.

Dalam upaya yang disebut untuk mencegah “perilaku tidak beradab”, pejabat Pemerintah di Kota Suzhou, Provinsi Anhui, Tiongok, baru-baru ini merilis foto tujuh orang yang mengenakan piyama di depan umum, bersama dengan nama keluarga, dan nomor identitas.

Tujuh warga itu terdiri – enam wanita dan satu pria – dipermalukan karena dianggap melanggar aturan berpakaian setempat. Foto-foto tersebut awalnya diposting di akun Weibo Pemerintah setempat, tetapi segera dihapus setelah menerima kritik dari warga.

Akhirnya, pihak berwenang dipaksa untuk mengeluarkan permintaan maaf ke publik.

Bahkan pers terkejut oleh operasi mempermalukan secara online, dengan satu wartawan investigasi bertanya kepada tujuh orang yang gambar dan informasi pribadinya telah dibagikan secara online untuk menghubunginya jika mereka ingin menuntut pihak berwenang Suzhou.

“Meskipun saya bukan penggemar orang yang mengenakan piyama di depan umum, para pejabat setempat di Suzhou jelas tidak memiliki konsep aturan hukum. Jika ada warga yang berpikir untuk menuntut, silakan kirim pesan langsung kepada kami, ”tulis jurnalis Luo Changping, yang juga memiliki rekan pemilik firma hukum.

Meskipun beberapa orang jelas percaya bahwa mengenakan pakaian tidur di tempat-tempat umum adalah tidak pantas dan tidak sopan, pernah ada waktu ketika itu dianggap sebagai simbol status.

Piyama pernah dianggap sebagai pakaian Barat yang eksotis dan mewah, sehingga orang kaya Shanghai mulai memakainya di depan umum hanya untuk memamerkan kekayaan dan status sosial mereka.

Saat ini, piyama sangat murah sehingga kebanyakan orang memakainya di depan umum karena betapa nyaman dan santainya mereka, tetapi di beberapa bagian di Tiongkok, ada aspek budaya untuk tren ini juga.

Di Shanghai, praktik mengenakan piyama di depan umum sempat dilarang sebelum World Expo 2010, dengan pihak berwenang setempat melakukan kampanye dengan slogan “Tinggalkan piyama Anda di rumah. Jadilah orang yang beradab untuk World Expo ”. Tetapi hari ini banyak yang percaya bahwa fenomena fesyen harus dipertahankan.

“Ini terutama fenomena fashion Shanghai, dan yang agak menawan dan agak elegan pada saat itu,” kata fotografer Amerika Justin Guariglia kepada Wall Street Journal.

“Ada debat hebat di media Shanghai tentang orang-orang yang memakai piyama di depan umum, dan saya mendukung gerakan pro-piyama. Saya berharap ini menjadi lebih diterima di seluruh dunia,” tambahnya.(yn)

Sumber: odditycentral

Video Rekomendasi:

Seorang Pria Berpura-pura Menjadi Korban Penculikan untuk Menghindar dari Pernikahan

0

Ketika ada rencana untuk mundur dari pernikahan, Anda berpura-pura menjadi korban penculikan terdengar seperti berlebihan, tetapi itu tidak menghentikan seorang pria Kolombia dari menggunakan cara ini untuk menghindari pernikahannya sendiri.

Pria berusia 55 tahun yang tidak disebutkan namanya, dari Kota Pitalito, Kolombia, dijadwalkan menikahi tunangannya, seorang wanita setempat, di depan keluarga dan teman-teman akhir pekan lalu.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Ketika hari besar semakin dekat, pria itu mulai gelisah dan mengakui kepada beberapa teman terdekatnya bahwa ia berencana untuk memutuskan pertunangan dan menarik diri dari pernikahan.

Hanya dia tidak tahu bagaimana cara melakukannya, jadi teman-temannya yang baik muncul dengan gagasan, dirinya menjadi korban penculikan.

Apa yang mereka tidak duga adalah pihak berwenang akan melakukan operasi skala penuh yang melibatkan polisi dan tentara.

Setelah menginstruksikan calon mempelai pria berusia 55 tahun untuk menghilang selama beberapa hari, teman-temannya menelepon layanan darurat dan mengarang cerita tentang bagaimana mereka menyaksikan penculikannya oleh sekelompok pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor.

Ilustrasi.

Karena Kolombia memiliki sejarah penculikan seperti itu untuk tujuan pemerasan, pihak berwenang setempat menanggapi situasi ini dengan sangat serius, memobilisasi seluruh pasukan polisi di distrik tersebut, juga melibatkan tentara Kolombia.

Komandan Polisi Pitalito, Néstor Vargas memerintahkan jalan masuk dan keluar dari kota ditutup untuk mencegah para penculik melarikan diri, dan mengerahkan operasi di jalan-jalan kota, berharap menemukan korban.

Setelah melihat tenaga dan sumber daya yang dikerahkan untuk kebohongan mereka, teman-teman “korban” maju ke depan dan memberi tahu polisi bahwa mereka telah berbohong, bahwa itu mereka lakukan untuk membantu teman mereka menghindar dari pernikahannya.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

“Mereka mengarang cerita tentang penculikan itu, karena seorang teman mereka telah memutuskan untuk mengurungkan pernikahannya. Dengan kata lain, dia berubah pikiran, dan bersembunyi agar tidak pergi ke Gereja dan menghadiri pernikahannya yang sudah dijadwalkan, ”kata Komandan Polisi Vargas kepada wartawan.

Pihak berwenang memutuskan untuk merahasiakan identitas pria itu untuk melindunginya dari amarah penduduk setempat, mengingat ini dilaporkan kedua kalinya untuk kasus yang sama.

Polisi telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah berhasil menghubungi pria itu; dia saat itu tinggal bersama beberapa kerabat di kota terdekat dan sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang ditimbulkannya kepada semua orang.

Meskipun pria berusia 55 tahun itu, terhindar dari amukan warga kotanya, ia dan teman-temannya yang membantu kemungkinan besar akan didakwa dengan laporan palsu, dan menghadapi hukuman hingga enam tahun penjara.
 
Adapun pengantin wanita dan keluarganya, mereka sama terkejutnya dengan kabar itu. Sebelum pengakuan dari teman-teman mempelai pria, mereka telah menyesali penculikan tunangan dan meminta pembebasannya.

Menariknya, cara ekstrem untuk menghindar dari pernikahan telah dilaporkan sebelumnya. Pada tahun 2014, seorang pria Connecticut, AS, menjadi terkenal karena memalsukan kematiannya sendiri hanya untuk menghindari menikah dengan tunangannya.(yn)

Sumber: odditycentral

Video Rekomendasi:

Kota Wuhan Dikarantina, Bandara dan Semua Transportasi Umum Berhenti Beroperasi di Tengah Berkecamuknya Wabah Coronavirus

0

Zachary Stieber – The Epochtimes

Pihak berwenang kota Wuhan, Tiongkok  yang bertanggung jawab merespon wabah Coronavirus baru ini mengumumkan pihaknya mengkarantina kota Wuhan untuk mencegah penyebaran penyakit, menutup bandara dan semua transportasi umum berhenti beroperasi di sana.

Coronavirus yang mematikan menyebar ke lima negara, di samping Makau dan Hong Kong pada  Rabu (22/1/2020). Sebagian besar kasus ada di Tiongkok di mana lebih dari 470 orang terinfeksi dan 17 orang meninggal.

Pihak berwenang Tiongkok mengatakan bahwa mulai pukul 10.00 pada (23/1/2020), transportasi umum, termasuk kereta bawah tanah dan feri, tidak akan beroperasi.

“Kecuali ada alasan khusus, warga tidak boleh meninggalkan kota Wuhan,” kata pemerintah kota Wuhan dalam sebuah pernyataan, sebuah outlet media yang dikelola pemerintah melaporkan.

“Bandara dan stasiun kereta api yang dapat digunakan untuk meninggalkan kota Wuhan akan ditutup sementara. Penutupan berlanjut sampai pengumuman lebih lanjut.”

Coronavirus “adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS-CoV). Novel coronavirus (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Tanda-tanda umum mencakup gejala pernapasan, demam, dan sesak napas. Kasus yang parah dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Coronavirus pertama kali muncul di Wuhan. Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah Coronavirus dan Coronavirus dapat menyebar dari manusia ke manusia, sehingga memicu kekhawatiran penyebarannya semakin luas.

 “Lebih banyak kasus cenderung diidentifikasi dalam beberapa hari mendatang, termasuk lebih banyak di negara-negara di luar Tiongkok, termasuk kemungkinan lebih banyak kasus di Amerika Serikat. Mengingat apa yang terjadi sebelumnya dengan MERS dan SARS, kemungkinan penyebaran orang-ke-orang akan terus terjadi,” tulis Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat mengatakan di situs webnya.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat mulai menyaring penumpang dari Wuhan di lima bandara AS. Novel coronavirus ini dikenal secara resmi sebagai 2019-nCoV. 

Orang pertama di luar Tiongkok yang menderita virus tersebut adalah seorang wanita Tiongkok berusia 61 tahun dari Wuhan yang melakukan perjalanan ke Thailand pada tanggal 8 Januari, tiga hari setelah menderita demam serta mengigil, sakit tenggorokan, dan nyeri kepala, 

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada tanggal 14 Januari. Sejak itu, kasus-kasus terdeteksi di Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, dan Taiwan. (vv/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=l5LUhnK1taY


Komisi Kongres Amerika Serikat Mendesak Sanksi untuk Pelanggaran HAM Rezim Komunis Tiongkok

Cathy He – The Epochtimes

Komisi Kongres Amerika Serikat yang dipimpin oleh anggota Parlemen bipartisan menyerukan kepada pemerintahan Donald Trump untuk memberikan sanksi kepada pejabat Komunis Tiongkok yang terlibat dalam kekejaman hak asasi manusia.

Komisi tersebut juga mendesak Amerika Serikat untuk memasukkan masalah hak asasi dalam semua interaksi dengan rezim Tiongkok, termasuk dalam diskusi perdagangan.

Seperti dilaporkan The Epochtimes pada 8 Januari 2020, seruan tersebut merupakan bagian laporan tahunan hak asasi manusia oleh the Congressional-Executive Commission (CECC) on China, yang dirilis pada tanggal 8 Januari. Ditemukan bahwa hak asasi manusia dan supremasi hukum di Tiongkok terus memburuk pada tahun 2019.

“Meningkatnya otoritarianisme di Tiongkok adalah salah satu tantangan terpenting abad ke-21,” kata Jim McGovern, Ketua Komisi Kongres-Eksekutif, pada jumpa pers mengenai laporan tersebut di Washington beberapa waktu lalu.

Laporan setebal 323 halaman itu, menyerukan tindakan keras dan tanggapan seluruh pemerintah untuk melawan penyalahgunaan rezim Komunis Tiongkok, yang meliputi penindasan berkelanjutan terhadap kelompok-kelompok agama – seperti praktisi Falun Gong, umat Kristen, dan umat Muslim Uighur – dan aktivis buruh; perluasan pengawasan teknologi tinggi untuk kendali sosial; dan pengaruh politik dan kampanye penyensoran rezim Tiongkok di luar negeri.

Selama beberapa dekade terakhir, rezim Komunis Tiongkok “memperluas sistem otoriter yang mahal dan rumit yang dirancang untuk mengintimidasi dan menyensor. Bahkan memenjarakan warga Tiongkok karena menggunakan hak asasi manusia mereka yang fundamental,” kata laporan itu.

“Rakyat menginginkan kebebasan di Tiongkok,” kata Chris Smith, Senator Partai Republik, sera Komisioner Komisi Kongres-Eksekutif, mengatakan kepada NTD, afiliasi The Epoch Times, pada hari Rabu. 

“Rakyat Tiongkok layak mendapatkan kebebasan. Rakyat Tiongkok layak mendapatkan privasi. Dan rakyat Tiongkok layak menganut imannya, apakah itu Falun Gong atau Kristen atau Buddha Tibet atau Muslim.”

Komisi Kongres-Eksekutif menganjurkan agar pemerintah Donald Trump mengembangkan poin pembicaraan untuk pejabat Amerika Serikat yang terlibat dengan Tiongkok, termasuk perwakilan perdagangan, yang “secara konsisten menghubungkan kebebasan pers, pidato, dan hubungan dengan kepentingan Amerika Serikat dan Tiongkok.”

“Setiap delegasi yang datang ke Amerika Serikat, setiap pertemuan dengan siapa pun di pemerintah Tiongkok…hak asasi manusia harus dilontarkan,” kata Chris Smith.

Laporan itu menyerukan sanksi terhadap pejabat Komunis Tiongkok yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di bawah Undang-Undang Magnitsky Global. 

Undang-undang federal tersebut memberi wewenang kepada pemerintah Amerika Serikat untuk menghukum pelanggar hak asasi manusia asing. Langkah yang dilakukan dengan membekukan asetnya yang berada di Amerika Serikat dan melarang pelanggar tersebut masuk Amerika Serikat.

Tahun lalu, Amerika Serikat memberlakukan, dengan dukungan luar biasa dari kedua Majelis Kongres, Undang-Undang Hak Asasi Manusia Hong Kong dan Undang-Undang Demokrasi, yang mencakup ketentuan yang membuka jalan bagi sanksi terhadap pejabat Tiongkok  dan Hong Kong yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak di Hong Kong.

Versi dari Rencana Undang-Undang hak asasi manusia yang menargetkan pejabat akibat kekejaman yang dilakukannya terhadap minoritas umat Muslim di wilayah barat laut Xinjiang juga diloloskan oleh DPR dan Senat tahun lalu. 

Jim McGovern mengatakan ia berharap RUU kompromi akan maju “mudah-mudahan segera” di kedua Majelis Kongres, dan bahwa ia berharap Presiden Donald Trump menandatanganinya.

Komisi Kongres-Eksekutif juga menganjurkan pembatasan akses ke pasar modal Amerika Serikat untuk perusahaan Tiongkok yang memberikan dukungan atau kemampuan teknis yang memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim Tiongkok.

Untuk melawan pengaruh rezim Tiongkok  di Amerika Serikat, Kamar Dagang Amerika Serikat mengatakan pemerintah Amerika Serikat harus meningkatkan pengawasan operasi pengaruhnya dan memperluas pengumpulan informasi mengenai agen-agen Beijing.

Pada saat yang sama, strategi semacam itu perlu “menghindari menumbuhkan suasana kecurigaan yang tidak adil terhadap orang Tiongkok-Amerika yang sering menjadi sasaran operasi pengaruh politik yang memaksa,” kata laporan itu.

Kongres Kongres-Eksekutif juga harus mewajibkan universitas, lembaga pemikir, dan organisasi non-pemerintah lainnya di Amerika Serikat untuk melaporkan hadiah atau kontribusi yang melebihi 10.000 dolar AS dari sumber asing, kata laporan itu.



Menanggapi “otoritarianisme digital” rezim Tiongkok yang tumbuh,” laporan itu mengatakan Amerika Serikat harus memimpin upaya global untuk mengembangkan serangkaian prinsip untuk memastikan pengembangan kecerdasan buatan tidak melanggar hak asasi manusia, termasuk hak privasi. 

Pemerintah Amerika Serikat juga harus memperluas “aliansi global” untuk memajukan hak asasi manusia dengan negara dan organisasi yang sepaham, kata Komisi Kongres-Eksekutif. 

Sebagai contoh, “aliansi global” dapat mengkoordinasikan tanggapan saat pemerintah Tiongkok  menggunakan badan internasional “untuk merusak norma-norma hak asasi manusia dan menutup diskusi mengenai kegagalan rezim Tiongkok untuk menegakkan kewajiban internasionalnya.” (Vivi/asr)

Dipastikan Coronavirus di Tiongkok Menular dari Manusia-ke-Manusia

0

The Associated Press

Penyebaran wabah Coronavirus baru semakin mencemaskan. Kepala tim pakar pemerintah Tiongkok, pada tanggal 20 Januari 2020, memastikan adanya penularan dari manusia ke manusia dalam wabah Coronavirus baru. Itu merupakan perkembangan yang meningkatkan kemungkinan penyebaran Coronavirus yang lebih cepat dan lebih luas.

Media pemerintah melansir, ketua tim pakar pemerintah Tiongkok bernama Zhong Nanshan, seorang ahli pernapasan, mengatakan bahwa dua orang di Provinsi Guangdong di selatan Tiongkok tertular Coronavirus dari anggota keluarga. China Daily, surat kabar pemerintah Tiongkok yang berbahasa Inggris juga menyatakan beberapa pekerja medis juga dinyatakan positif terkena virus itu. 

Pada pengumuman tengah malam menjelang pagi tersebut, pihak berwenang mengumumkan peningkatan tajam dalam jumlah kasus yang dipastikan menjadi lebih dari 200 korban. Pemimpin Tiongkok Xi Jinping meminta pemerintah untuk mengambil setiap langkah yang mungkin untuk memerangi wabah tersebut.

“Wabah pneumonia Coronavirus di Wuhan dan tempat lain baru-baru ini harus ditanggapi dengan serius. Komite Partai Komunis Tiongkok, pemerintah, dan departemen terkait di semua tingkatan harus mengutamakan kehidupan dan kesehatan rakyat,” kata Xi Jinping dalam pernyataan pertamanya mengenai krisis tersebut kepada masyarakat.

Pernyataan Xi Jinping dilaporkan oleh CCTV media negara Tiongkok pada siaran berita malam pukul 7 malam.

Penyebaran pneumonia virus tersebut terjadi saat Tiongkok memasuki periode perjalanan tersibuknya, saat jutaan orang naik kereta dan pesawat untuk liburan Tahun Baru Imlek. Wabah itu diyakini dimulai akhir bulan lalu saat orang-orang tertular virus tersebut di pasar makanan segar di Wuhan, sebuah kota di tengah Tiongkok.

Pada hari Senin 20 Januari 2020, pihak berwenang kesehatan Wuhan mengatakan bahwa ada 136 kasus tambahan dipastikan di kota itu, sehingga totalnya menjadi 198 kasus. Tiga orang telah meninggal.

Pihak berwenang kesehatan di tempat lain juga mengumumkan kasus di kota-kota lainnya di Tiongkok untuk kali pertama. 

CCTV melaporkan pada Senin malam 20 Januari 2020, ada lima orang di Beijing dan 14 orang di Guangdong juga didiagnosis menderita Coronavirus baru. Sebanyak tujuh kasus yang diduga ditemukan di bagian lain di Tiongkok, termasuk di Provinsi Sichuan dan Provinsi Yunnan di barat daya Tiongkok serta Shanghai.

China Daily menyebutkan, Zhong Nanshan mengatakan dua penderita di Guangdong tidak pernah berada di Wuhan tetapi jatuh sakit setelah anggota keluarganya kembali dari Wuhan.

Wabah pneumonia itu membuat negara-negara lain bersiaga karena jutaan orang Tiongkok melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek. Setidaknya setengah lusin negara di Asia dan tiga bandara Amerika Serikat mulai menyaring penumpang maskapai yang tiba dari tengah Tiongkok.

Karena ratusan orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien yang didiagnosis belum menderita sakit, Komisi Kesehatan kota Wuhan sempat  menyatakan bahwa virus tersebut tidak mudah menular antar manusia.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, para ahli menilai wabah saat ini sebagai “dapat dicegah dan dikendalikan.”

“Namun, sumber Coronavirus jenis baru belum ditemukan, kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana virus tersebut ditransmisikan, dan perubahan dalam virus masih perlu dimonitor,” bunyi pernyataan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pada hari Minggu 19 Januari 2020.

Coronavirus menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga SARS, atau sindrom pernapasan akut yang parah. SARS pertama kali menginfeksi orang di selatan selatan Tiongkok pada akhir tahun 2002 dan menyebar ke lebih dari dua lusin negara, serta menewaskan hampir 800 orang. Pemerintah Tiongkok pada awalnya berusaha menyembunyikan keparahan epidemi SARS, tetapi diungkapkan oleh seorang dokter berpangkat tinggi.

“Pada hari-hari awal SARS, laporan ditunda dan ditutup-tutupi. Hal semacam itu tidak boleh terjadi lagi di Tiongkok,” kata tajuk rencana di Global Times yang nasionalistik.

Pada hari Senin 2020 Januari 2020, Xi Jinping menginstruksikan departemen pemerintah untuk segera merilis informasi mengenai virus tersebut dan memperdalam kerja sama internasional. 

“Virus yang menyebabkan wabah saat ini berbeda dari virus yang diidentifikasi sebelumnya,” kata para ilmuwan Tiongkok awal bulan ini. 

Gejala awal Coronavirus baru mencakup demam, batuk, sesak dada dan sesak napas.

Pada platform media sosial Weibo, yang banyak digunakan di Tiongkok, orang-orang memposting saran pencegahan seperti memakai masker dan mencuci tangan. 

Media pemerintah, CCTV melalui siarannya menganjurkan untuk tetap hangat, meningkatkan aktivitas fisik, makan secukupnya, dan menghindari tempat yang ramai. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka membatalkan rencana perjalanannya dan berada di rumah selama liburan Tahun Baru Imlek. (vv)

Sumber : The Epochtimes

FOTO : Petugas keamanan memeriksa suhu penumpang di Dermaga Sungai Yangtze di kota Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 22 Januari 2020. (Foto oleh Getty Images)


Seorang Ibu yang Meninggal Hanya Beberapa Hari Setelah Melahirkan Menjadi 1 dalam Sejuta Pendonor Organ

0

Seorang ibu yang meninggal hanya beberapa hari setelah melahirkan telah menjadi ‘satu dalam sejuta pendonor’ setelah dua belas organnya disumbangkan ke pasien lain yang membutuhkan.

Kathleen Thorson, dari Medford, Oregon, AS, melahirkan anak keempatnya, Teddy, pada tanggal 29 Desember. Hanya lima hari kemudian, dia menderita perdarahan intraserebral (perdarahan terjadi pada jaringan otak) dan dilarikan ke rumah sakit.

Beberapa operasi dilakukan dalam upaya untuk menyelamatkan hidup Kathleen, tetapi sayangnya kondisinya terus memburuk dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan dokter untuk menyelamatkannya.

(Foto: Richard Stubbs / GoFundMe)

Sesuai dengan keinginan terakhir Kathleen, dokter dapat menyumbangkan 12 organnya kepada pasien yang menunggu transplantasi. Sumbangan ini termasuk jantung dan paru-parunya.

Richard Stubbs, orang yang membuat halaman GoFundMe untuk keluarga Kathleen, menulis tentang tindakan kebaikan terakhir Kathleen, dengan mengatakan:

“Seperti yang Anda ketahui, kematian Kathleen sangat sulit bagi semua orang yang dekat dengannya, tidak lebih dari suaminya Jesse yang luar biasa. Terlepas dari semua kesedihan dan rasa sakit yang telah kita alami sebagai akibat dari tragedi ini, kita juga telah melihat kekuatan yang melunak di seluruh.

“Kathleen berada di pusatnya seorang wanita yang bersukacita dalam segala hal ceria dan cerah. Kami bertekad untuk membuat kampanye ini fokus pada perasaan yang baik. Komentar dan donasi Anda telah membuat kami menangis dan bersyukur berkali-kali selama 48 jam terakhir. Terima kasih.

“Kami telah menerima berita bahwa sesuai dengan keinginannya Kathleen telah memenuhi syarat sebagai donor yang layak untuk semua organnya. Perawat memberi tahu Jesse bahwa peluang seseorang untuk menjadi kandidat sebesar ini hanya 1 dalam sejuta. Tetapi siapa pun yang mengenal Kathleen sudah tahu itu.

“Kami sangat senang mengumumkan bahwa Kathleen akan dapat memberikan doa bagi mukjizat bagi hampir selusin orang yang dengan cemas menunggu sumbangan organ.”

Halaman GoFundMe dibentuk untuk membantu keluarga yang berduka itu dengan biaya medis untuk kelahiran putra bungsu mereka, tagihan rumah sakit Kathleen, dan biaya pemakaman. Pada saat penulisan telah mendapatkan sumbangan 110.368 dollar (sekitar Rp 1,5 miliar), angka yang jauh melebihi target 95.000 dollar (sekitar Rp 1,3 miliar).

(Foto: Richard Stubbs / GoFundMe)

Kathleen meninggalkan suaminya, Jesse Thorson, dan keempat anak mereka, Danny, Grace, James, dan Teddy.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/fUTJyu07aG4

Jalan-jalan Dipenuhi dengan Mantel dan Mereka Protes Ketika Polisi Mencoba Menyingkirkannya

0

Ketika musim dingin tiba, suhu rendah adalah protagonis dalam kehidupan setiap orang, terutama yang memengaruhi mereka yang memiliki sumber daya lebih sedikit.

Musim dingin bisa menjadi neraka bagi mereka yang memiliki rumah tetapi tidak memiliki pemanas dan bahkan lebih buruk lagi, bagi mereka yang bahkan tidak memiliki atap untuk melindungi diri mereka dari cuaca dingin.

Untuk meningkatkan kesadaran dan memotivasi warga tentang situasi para tunawisma di musim dingin, banyak mantel muncul di jembatan di Dublin, Irlanida, sebagai bagian dari kampanye untuk tunawisma.
 

Tapi apa yang tampaknya menjadi ide bagus Paddy Fryers, yang bertanggung jawab atas kampanye itu, menimbulkan kontroversi besar di jejaring sosial setelah Dewan Kota Dublin menyingkirkan mantel itu.

Jembatan Ha’ppeny yang membentang di atas Sungai Liffey, di Dublin, menjadi tempat penampungan bagi para tunawisma setelah fajar pada Malam Natal, ratusan mantel yang tergantung pada pagar.

Dengan berlalunya waktu para penduduk termotivasi untuk menyumbangkan mantel dan mencari tempat untuk menggantungnya dengan tujuan “hangat untuk musim dingin” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol “beri kehangatan di musim dingin.”

Beginilah moto didefinisikan yang menjangkau seluruh penjuru kota dan yang memotivasi warga untuk memberikan sedikit kehangatan kepada mereka yang tidak memiliki rumah dan dapat menghabiskan liburan Natal dalam kondisi yang agak lebih menguntungkan.

Musim dingin di Dublin biasanya memiliki suhu di bawah 0 ° C, ditambah dengan tingkat kelembaban yang tinggi yang menyebabkan sensasi termal yang jauh lebih dingin daripada tanda termometer.

Sangat menyadari situasi ini, Paddy Fryers memikirkan semua orang yang tidak memiliki rumah untuk berteduh selama kencan ini atau yang tidak memiliki pakaian yang sesuai untuk menghadapi musim dingin.

“Jika Anda membutuhkannya, silakan ambil. Jika Anda ingin membantu, silakan tinggalkan satu, ”adalah pesan yang bisa dilihat di fasad di sekitar jembatan.

Itu benar-benar ungkapan yang berisi inisiatif sempurna kampanye Paddy Fryers, di mana mereka menyediakan ratusan mantel bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Tetapi Dewan Kota Dublin tidak memahaminya dan memutuskan untuk menyingkirkan mantel dari jembatan karena alasan “kesehatan dan keselamatan” karena mereka dapat mengurangi lalu lintas di jembatan dan menyebabkan kemacetan.

Reaksi ini menyebabkan kontroversi luas yang melampaui kota.

Manajer kampanye mengatakan para pendukung menghubungi dia untuk menyatakan dukungannya dan setelah itu, dia mendatangi balai kota dan menggantung 40 mantel lainnya.

Sementara orang-orang menanggapi secara besar-besaran gerakan kebaikan ini untuk populasi tunawisma Dublin yang terus bertambah, Brian McLoughlin, juru bicara Inner City Helping Homeless, sebuah badan amal menuntut kembalinya mantel yang diambil oleh dewan kota.

Sejumlah video beredar di jejaring sosial mengecam keputusan pihak berwenang bahwa itu “bertentangan dengan semangat Natal” dan solidaritas.

Terinspirasi oleh kampanye, banyak orang-orang mengorganisir pasar gratis di sekitar kota sendiri untuk mengumpulkan donasi.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Satu Buta, Satunya Tidak Punya Tangan, Tapi Mereka Telah Melestarikan Alam dengan Menanam Ribuan Pohon

Di tengah krisis iklim yang mendalam yang dialami planet kita, inisiatif luar biasa yang dilakukan oleh dua orang dengan keterbatasan fisiknya telah menginspirasi kita semua.

Mereka adalah Jia Haixia dan Jia Wenqui, dua pria dari Provinsi Heibei di Tiongkok, yang dalam 15 tahun terakhir telah mengabdikan hidup mereka untuk menanam pohon.

Prestasi yang dilakukan orang-orang ini sendiri lebih menakjubkan jika kita mempertimbangkan kondisi fisik mereka. Jia Haixia buta di kedua matanya, sementara Wenki kehilangan lengannya.
 
“Aku adalah tangannya dan dia adalah mataku. Kami membuat tim yang bagus, ”kata Haixia.

Masing-masing dari mereka telah mengatasi kekurangannya masing-masing untuk menjadi kekuatan bagi yang lain dan bersama-sama mereka adalah pejuang ekologi sejati.

Jia Haixia, 57 tahun, dilahirkan dengan katarak bawaan yang membuatnya buta di mata kirinya dan pada 2001. Ia juga menderita kecelakaan kerja yang menyebabkan ia kehilangan penglihatannya di mata kanannya.

Setelah itu, ia menjadi pengangguran dan bersama-sama dengan Wenki memutuskan untuk memulai sebuah proyek untuk generasi mendatang.

Dua Pria itu menyewakan sebidang tanah luas di tepi sungai kepada pemerintah setempat dalam upaya menanam pohon dan merasa bermanfaat bagi dunia.

Lebih dari berguna, mereka telah menjadi pahlawan sejati dan telah memberikan pelajaran besar bagi lebih dari satu.

Setiap pagi, mereka meninggalkan rumah mereka untuk perkebunan mereka, untuk mencapai hal ini mereka harus menyeberangi sungai yang deras, dan selama perjalanan itu Wenki akan menggendong Haixia di punggungnya.

Begitu mereka tiba di tempat itu mereka akan menggunakan batang besi untuk mulai membuat lubang di mana mereka akan menanam pohon baru.

Tanpa uang untuk membeli benih, mereka menggunakan biji buah yang dibuang orang lain.

Kadang-kadang, Haixia juga memanjat beberapa cabang pohon untuk mengambil bijinya, sementara Wenki membimbingnya.

Biasanya Haixia yang menggali lubang dan menanam pohon, sementara Wenki bertugas menyiramnya.

Selama beberapa dekade, rutinitas Haixia dan Wenki tetap sama tetapi mereka senang, terlepas dari semua pekerjaan dan upaya fisik yang mungkin dilakukan.

“Buah dari pekerjaan kami lebih lezat,” tambah Wenqi.

Orang-orang ini adalah contoh yang bagus untuk dunia, pekerjaan yang mereka lakukan benar-benar mengagumkan dan menginspirasi.

Bagi mereka tidak ada alasan untuk membantu Planet dan yang terbaik adalah bahwa dalam hal ini mereka juga telah menemukan kebahagiaan dan tujuan hidup mereka sendiri. (yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/A0F61fsD2g0