Adanya Peningkatan Kekhawatiran Karena Kasus Pneumonia #Coronavirus di Tiongkok Melonjak Sangat Cepat

Eva Pu – The Epochtimes

Dimulai dengan batuk ringan. Sorang pria bersendawa terus-menerus, dan mengeluh sesak napas.

Anggota keluarganya berpikir hal itu bukanlah masalah besar. Dokter mengatakan, ia tampaknya menderita masalah jantung dan menyarankannya untuk rawat inap di rumah sakit. Pria tersebut tampak sehat kecuali menderita infeksi kecil di satu sekitar paru.

Dua minggu kemudian, pria tersebut meninggal dunia, di mana kedua paru-parunya terinfeksi dan gagal organ. Dokternya di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan menentukan penyebab kematian pria tersebut sebagai “pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.”

Itu terjadi beberapa hari sebelum pihak berwenang kesehatan Tiongkok mengidentifikasi penyebab pneumonia virus baru sebagai 2019-nCoV, suatu Coronavirus yang pertama kali muncul pada bulan Desember di kota komersial Wuhan, kota kelahiran pria tersebut.

Pada saat keterangan pers, virus tersebut menyebabkan lebih dari 540 penderita di seluruh Tiongkok dan di seluruh dunia, di mana kasus yang dipastikan terjadi di Korea Selatan, Makau, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.

Seperti dilaporkan The Epochtimes, masih banyak yang tidak jelas mengenai virus yang memicu ketakutan di seluruh dunia dan menyuramkan perayaan Tahun Baru Imlek, liburan tradisional utama saat puluhan juta warga Tiongkok pulang kampung atau berlibur ke luar negeri. Para ahli mengatakan, gerakan massa manusia dapat mempercepat penyebaran penyakit tersebut.

Virus tersebut telah menyebar ke 17 provinsi dan wilayah di Tiongkok. Bagi keluarga pria itu, kematian pria itu masih bukanlah akhir kesedihan mereka. Di antara kerabat pria itu, lima orang jatuh sakit: Satu orang di bawah penyelamatan darurat di rumah sakit Wuhan; keponakan perempuan dari pria tersebut dan suami keponakan perempuan juga menderita infeksi paru, tetapi dokter menolak mengobati mereka.  

Dokter mengatakan tidak ada ruang untuk merawat mereka di rumah sakit; dua orang lainnya dari kerabat pria itu juga menderita gejala mirip-pneumonia. Ketika membeli satu dosis obat, berarti menunggu selama berjam-jam.

Saudara perempuan pria tersebut, yang saat ini berada di Norwegia, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia “dibungkam” oleh pihak berwenang komunis Tiongkok dan tidak diizinkan memposting apa pun mengenai kematian pria tersebut. Ia mohon untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan dari rezim.

“Air mata saya sudah kering sekarang,” katanya. Ia mengatakan, bahwa jika keponakan perempuan dan suami keponakannya tidak segera menerima perawatan, ia akan meminta keluarganya di Tiongkok untuk melakukan protes di jalan-jalan terhadap pihak berwenang.

“Kami adalah bukan apa-apa yang tidak memiliki sumber daya, tetapi kami juga harus bertahan hidup.”

https://www.facebook.com/hzycherylfan/posts/3202562866425364


Ciri-ciri Virus

Para pakar kesehatan membandingkan virus Wuhan dengan SARS (severe acute respiratory syndrome) dan MERS (Middle East respiratory syndrome), semua virus tersebut adalah milik keluarga virus yang dikenal sebagai Coronavirus.

Beberapa pakar kesehatan menduga bahwa penyakit baru itu berasal dari kelelawar, yang juga membawa patogen SARS dan MERS. Akan tetapi masih ada pertanyaan sejauh mana jenis Coronavirus baru berubah dari bentuk aslinya.

Coronavirus dikenal karena kemampuan adaptasinya dan dapat berubah dengan sangat cepat, menurut Michael Lai, seorang ahli biologi molekuler di Institut Academia Sinica Taiwan.

“Coronavirus dapat lebih mudah ditiru di pada manusia,” yang membuatnya menjadi lebih menular, kata Michael Lai. 

“Coronavirus pada seorang pasien akan terus berevolusi… 

Coronavirus dapat dengan mudah bertahan di masyarakat untuk waktu yang sangat lama,” kata Michael Lai. Ia menyerukan kepada pihak berwenang Tiongkok untuk belajar dari pengalaman SARS. Karena sejak awal ditutupi oleh rezim Komunis Tiongkok, SARS menyebar dari Tiongkok ke lebih dari belasan negara pada tahun 2002 hingga 2003, menewaskan hampir 800 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang.

Ih-Jen Su, yang adalah kepala tim respon pemerintah Taiwan terhadap wabah SARS pada tahun 2002 hingga 2003, mengatakan bahwa mengingat perkembangan terakhir, dengan belasan kasus baru setiap hari, “Saya khawatir penyakit ini menyebar lebih cepat dan lebih parah dari SARS.” Ih-Jen Su adalah juga seorang penyelidik medis di Institut Penelitian Kesehatan National di Taiwan.

Pada wabah SARS, kasus pertama muncul di Tiongkok pada bulan November 2002 dan menyebar ke Hong Kong dan Taiwan pada bulan Maret 2003.

Kekhawatiran Merajalela

Seorang wanita dari Wuhan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan ia mengenakan masker setiap kali ia keluar.

“Saya hanya mampu menghindari tempat banyak orang, menghindari keluar rumah. Saya tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan,” katanya kepada The Epoch Times.

Seorang pria warga Wuhan bermarga Pan mengatakan, ia tidak berani mengkritik pemerintah Tiongkok karena takut mendapat masalah.

“Kini bisnis rumah sakit berjalan baik  — banyak orang mengantre untuk berobat ke dokter. Wuhan menjadi terkenal,” katanya kepada The Epoch Times.

Dalam tanda keparahan wabah tersebut, pada tanggal 22 Januari lalu pejabat Wuhan mengumumkan, pihaknya mengkarantina kota Wuhan dan mematikan transportasi umum, termasuk kereta bawah tanah, feri, dan bandara, untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

Seorang perawat di Rumah Sakit Xiehe Wuhan mengatakan, staf rumah sakit tidak diizinkan mengundurkan diri atau meninggalkan Wuhan. Perawat lain di departemen tempat ia bekerja sudah jatuh sakit, katanya.

Di satu rumah sakit saja, lebih dari belasan petugas layanan kesehatan  terinfeksi, menurut pihak berwenang Tiongkok.

Laurie Garrett, seorang analis ilmu kesehatan dan mantan jurnalis yang memenangkan Pulitzer Prize atas liputannya mengenai wabah Ebola tahun 1995, menyarankan bahwa pekerjaan perawatan pernapasan intensif dapat membuat staf kesehatan terkena virus berbahaya, jika seluruh tubuhnya tidak tertutup sepenuhnya, termasuk rambut dan mata.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya mengenai wabah SARS tahun 2002, Laurie Garrett mengatakan, tindakan perlindungan yang tidak memadai dapat menyebabkan petugas layanan kesehatan yang terinfeksi memaparkan virus tersebut kepada lebih banyak orang, tentunya melalui kontak petugas layanan kesehatan dengan pasien lain.

 Laurie Garret mengatakan, akan jauh lebih mudah untuk mengendalikan virus tersebut pada minggu pertama Januari,” tetapi “masih ada banyak penolakan, dan banyak harapan bahwa hal ini adalah sesuatu yang sepele — bahwa hal ini hanyalah masalah segelintir orang yang nongkrong-nongkrong di pasar hewan, tak masuk akal berasumsi seperti itu. (vv/asr)

FOTO : Beredar video di WeChat dan Weibo di Daratan Tiongkok, video pasien jatuh langsung ke rumah sakit atau di pinggir jalan terus disiarkan. (Tangkapan layar video)