Data Kasus Virus Pneumonia yang Dilaporkan Pihak Berwenang Tiongkok Bertentangan, Menimbulkan Kecurigaan Warga

Nicole Hao – The Epochtimes

Saat wabah pneumonia virus mulai menyebar di seluruh Tiongkok, otoritas Komunis Tiongkok  melaporkan data kasus yang berbeda. Hal itu meningkatkan kecurigaan warga bahwa otoritas Komunis Tiongkok tidak jujur dalam memberikan informasi terkait wabah mematikan itu.

Dewan Negara Tiongkok yang mirip kabinet mengadakan konferensi pers pada tanggal 22 Januari 2020 pagi, di mana para pejabat tinggi dari Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.

Li Bin, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, memberikan data resmi terbaru pada saat itu, mengatakan bahwa secara total, 440 orang di Tiongkok  didiagnosis menderita jenis Coronavirus baru. Penderita berasal dari 13 provinsi berbeda.

Namun, pada tanggal 22 Januari 2020, pk 20.00 segmen berita CCTV penyiar negara melaporkan bahwa ada 444 kasus dipastikan terjadi di Provinsi Hubei saja.  

Pada tanggal 22 Januari, media Tiongkok Caixin juga melaporkan bahwa Zhan Caihong, Walikota Kabupaten Qichun di Provinsi Hubei mengatakan selama konferensi tingkat kabupaten bahwa pada tanggal 19 Januari 2020, ada 109 kasus yang dipastikan di kota Huanggang – kota yang termasuk dalam Kabupaten Qichun.

Tetapi menurut siaran CCTV, hanya ada 12 kasus yang didiagnosis dari kota Huanggang.

Huanggang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari kota Wuhan. Banyak warga Huanggang pergi ke Wuhan untuk bekerja pulang hari.

Karena pihak berwenang memastikan bahwa Coronavirus dapat ditularkan dari manusia ke manusia, banyak warga Tiongkok khawatir tertular penyakit itu.

Pada tanggal 21 Januari 2020, The Epoch Times menerima bocoran dari seorang wanita pembaca anonim di kota Yichang, Provinsi Hubei, sekitar empat jam perjalanan dari Wuhan. 

Pembaca tersebut mengatakan pemerintah kota Yichang menunjuk Rumah Sakit Ketiga kota sebagai pusat perawatan pusat untuk penyakit baru tersebut, dan bahwa setidaknya ada satu pasien di sana didiagnosis menderita jenis Coronavirus baru.

Pembaca itu menjelaskan bahwa semua pasien dengan gejala seperti pneumonia di kota Yichang telah dipindahkan ke Rumah Sakit Ketiga. Fasilitas tersebut dijaga ketat oleh polisi.

Walikota Wuhan Zhou Xiansheng pada tanggal 21 Januari 2020, memastikan bahwa 1 dokter dan 13 perawat tertular Coronavirus karena merawat seorang pasien.

Zhou Xiansheng mengatakan kepada CCTV bahwa pasien terinfeksi Coronavirus sebelum ia berobat di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Union Wuhan. Setelah melakukan operasi pada pasien itu, dokter dan perawat yang terlibat dalam operasi tersebut semuanya jatuh sakit satu per satu.

Pasien itu sebagai penyebar-super, yaitu pasien yang lebih terinfeksi daripada pasien lain yang menderita penyakit yang sama. Tetapi pihak berwenang membantah bahwa ada pasien semacam itu. 

Pada tanggal 22 Januari 2020, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tiongkok Gao Fu mengatakan pada konferensi pers: “Kami tidak melihat bukti bahwa ada penyebar-super.”

Para pejabat pemerintah menolak untuk memberikan informasi terbaru mengenai jumlah staf medis yang tertular virus dari pasien.

Beberapa peneliti memperkirakan bahwa jumlah infeksi yang sebenarnya di Tiongkok dapat jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan pihak berwenang.

Universitas Hong Kong merilis proyeksi statistiknya pada tanggal 22 Januari 2020, Wuhan berpotensi memiliki 1.343 kasus, di mana ada 359 kasus lainnya di kota-kota lain di Tiongkok Daratan.

Sementara itu media yang dikelola pemerintah pada tanggal 22 Januari 2020, memastikan bahwa Xu Dapeng, seorang aktivis lingkungan hidup lama, meninggal dunia karena infeksi paru. Sembilan hari sebelumnya, istri Xu Dapeng meninggal karena penyakit yang sama.

Beberapa pegawai pemerintah Wuhan mengklaim secara online bahwa baik Xu Dapeng maupun istrinya meninggal akibat jenis Coronavirus baru, tetapi rumah sakit bersikeras bahwa mereka meninggal karena penyakit paru yang parah. 

Rumah sakit juga menolak untuk menjalankan uji diagnostik untuk mendeteksi adanya Coronavirus.

Sehari sebelumnya, The Guardian melaporkan bahwa seorang wanita berusia 65 tahun di Wuhan meninggal karena penyakit virus baru, tetapi pemerintah tidak menghitung kasus tersebut dalam jumlah kematian yang resmi akibat Coronavirus. (vv)

FOTO : Seorang pria mengenakan masker saat berjalan di jalan di Wuhan, Tiongkok pada 22 Januari 2020. (Getty Images)