Home Blog Page 1821

Bungkam Soal Demo di Hong Kong, Media Dikelola Komunis Tiongkok Malah Memelintirnya dengan Berita Hoax

Nicole Hao – The Epochtimes

Setelah hampir dua juta warga Hongkong turun ke jalan-jalan untuk menyerukan penolakan RUU ekstradisi yang kontroversial ditangguhkan, rezim Komunis Tiongkok mengambil langkah-langkah untuk menyensor semua informasi terkait.  

Media yang dikelola pemerintah malah memutarbalikkan aksi protes itu sebagai demonstransi anti Amerika Serikat.

Sebuah laporan Xinhua pada 17 Juni menggambarkan protes tersebut memiliki dampak negatif terhadap tatanan sosial Hong Kong.

Laporan itu tidak memasukkan rincian tentang aksi protes, tetapi mengatakan itu “tidak rasional” karena bisnis lokal tidak dapat beroperasi, menyebabkan kerugian finansial.

“Banyak orang dewasa tidak membaca RUU ekstradisi, dan hanya pergi ke jalan secara buta,” kata laporan itu. Bahkan disebutkan, banyak toko dan bisnis secara sukarela ikut mogok sebagai protes atas RUU tersebut.

Dalam laporan 18 Juni, Xinhua melaporkan bahwa pemerintah Hong Kong menangguhkan RUU ekstradisi, dengan klaim banyak warga Hongkong ingin kota itu fokus kembali pada pengembangan keuangan.

Sementara itu, yang paling parah media berbahasa Inggris yang dikelola pemerintah China Daily justru salah menulis dalam laporan 17 Juni bahwa orang Hong Kong telah berbaris pada 16 Juni melawan “Amerika Serikat ikut campur tangan dalam urusan kota.”

Laporan itu salah mengklaim bahwa orang-orang berbaris ke Konsulat Jenderal AS di Hong Kong dan Makau, menyerukan Amerika Serikat untuk “berhenti mencampuri urusan Hong Kong.”

China Daily menerbitkan editorial pada hari yang sama, di mana dikatakan para pengunjuk rasa tertipu oleh “radikalisme buatan,” dan tujuannya adalah untuk “memecah belah masyarakat Hong Kong dan merusak reputasi kota untuk hukum dan ketertiban.”

Setelah mendapat kecaman keras dari para netizen, China Daily misalnya, sebuah media yang dikelola pemerintahan Komunis Tiongkok dengan bahasa Inggris yang ditujukan kepada audiens internasional, terpaksa menghapus posting di Facebook dengan berita terkait.

Media Tiongkok yang bermarkas di daratan Tiongkok, China Digital Times hanya meliput taktik sensor rezim Beijing. Media ini melaporkan pada 16 Juni.  Berdasarkan sumber orang dalam, bahwa Departemen Penerbitan Pusat Partai Komunis Tiongkok – sebuah agen pemerintah yang bertanggung jawab atas penyebaran propaganda – memerintahkan semua situs web Tiongkok untuk melarang video terkait UU ekstradisi, serta komentar tentang lagu-lagu pop Kanton yang dapat dibaca sebagai anti-Komunis Tingkok.

Hong Kong vs Daratan

Lebih dari 25 persen populasi kota, berpakaian hitam, membanjiri jalan-jalan kota pada 16 Juni. Aksi itu menjadikannya sebagai protes terbesar dalam sejarah kota Hong Kong.

Warga Hongkong menuntut agar pemerintah kota mencabut RUU ekstradisi, yang akan memungkinkan Tiongkok daratan mencari ekstradisi tersangka.

RUU tersebut telah mengundang penolakan dalam skala luas di masyarakat Hong Kong, dengan kekhawatiran bahwa komunis Tiongkok mengabaikan aturan hukum. Proposal tersebut dapat memungkinkan rezim Komunis tiongkok untuk menuntut dan mengekstradisi orang-orang dengan impunitas.

Aksi Itu adalah berita terbesar di Hong Kong dan di seluruh dunia. Namun di situs web media di daratan Tiongkok, tidak ada video, foto, atau laporan yang bisa dilihat tentang aksi protes Hong Kong.

Di Baidu, mesin pencari paling populer di Tiongkok, pencarian kata kunci “UU Ekstradisi” dan “parade Hong Kong” tidak menghasilkan hasil tentang aksi satu juta pengunjuk rasa yang muncul pada 9 Juni, protes pada 12 Juni, ketika polisi menggunakan gas air mata, peluru karet untuk membubarkan massa, dan pawai 2 juta warga Hong Kong pada 16 Juni.

Jurnalis asal  daratan Tiongkok  bermarga Chen, yang melakukan perjalanan ke Hong Kong untuk menyaksikan pawai pada 16 Juni, kepada Epoch Times Hong Kong mengungkapkan mengapa ia percaya rezim Komunis Tiongkok begitu gugup tentang kegagalan RUU ekstradisi.

“Sebenarnya, rejim Tiongkok sedang sakit kepala memikirkan perang dagang AS-Tiongkok. Sekarang, insiden Hong Kong ini seperti medan perang kedua bagi Komunis Tiongkok, yang membuat Beijing merasa lebih tertekan,” kata Chen.

Chen menambahkan bahwa pihak berwenang Komunis Tiongkok tidak mengizinkan laporan media tentang protes Hong Kong dan menghapus konten terkait yang beredar dari netizen. Pasalnya, rezim Komunis Tiongkok khawatir bahwa Tingkok akan didorong untuk memprotes hak-hak mereka jika mereka melihat apa yang telah dilakukan warga Hongkong.

“Pemerintah Beijing sangat takut,” beber Chen kepada Epoch Times Hong Kong . (asr)

Pentagon Kirim Lebih Banyak Tentara ke Timur Tengah

0

ETIndonesia – Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menyetujui pengerahan pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk tujuan defensif pada 17 Juni 2019. Penjabat Menteri Pertahanan, Patrick Shanahan telah menyetujui permintaan dari Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk diberikan pasukan tambahan.

“Dengan saran dari ketua kepala staf gabungan dan dalam konsultasi dengan Gedung Putih, saya telah memberi otorisasi sekitar 1.000 pasukan tambahan untuk tujuan pertahanan untuk mengatasi ancaman udara, laut, dan darat di Timur Tengah,” kata Shanahan, dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman itu datang sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran tentang serangan 13 Juni terhadap dua kapal tanker minyak. Serangan itu yang dicurigai oleh Washington sebagai provokasi dari Iran.

Komando Pusat militer AS baru-baru ini merilis sebuah video yang diklaimnya menunjukkan Garda Revolusi Iran mengeluarkan bukti dalam bentuk proyektil rudal yang tidak meledak dari salah satu kapal tanker yang terbakar di dekat Selat Hormuz.

“Iran bertanggung jawab atas serangan berdasarkan bukti video dan sumber daya, serta keahlian yang diperlukan untuk dengan cepat menghapus proyektil yang tidak meledak,” kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters.

“Serangan Iran baru-baru ini memvalidasi intelijen yang andal dan kredibel yang kami terima atas perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh kawasan,” kata Shanahan.

Seorang pejabat pertahanan AS yang anonim mengatakan kepada Reuters bahwa penempatan baru itu mencakup personel yang dapat memperkuat perlindungan terhadap pasukan AS yang sudah dikerahkan ke wilayah tersebut. Ini merupakan tambahan terhadap penambahan 1.500 pasukan yang diumumkan bulan lalu sebagai tanggapan atas serangan kapal tanker pada bulan Mei, menurut kawat berita.

Pengerahan itu juga mencakup pasukan yang mengoperasikan intelijen, pengawasan, dan pengintaian udara AS, kata seorang pejabat pertahanan kepada Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim. Kemampuan ini membantu mendeteksi ancaman dan mengumpulkan citra sensitif dan data intelijen.

Pemerintahan Trump memperketat sanksi Mei lalu setelah menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral dengan Iran pada 2015. Dia memerintahkan entitas perdagangan untuk menghentikan impor minyak Iran atau menghadapi ‘larangan’ dari pasar keuangan dan lembaga keuangan Amerika.

Iran mengatakan pada 17 Juni bahwa pihaknya akan segera melanggar batas atas yang ditentukan oleh kesepakatan tentang berapa banyak uranium yang dapat ditimbun, yang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Garrett Marquis gambarkan sebagai ‘pemerasan nuklir’.

Inggris, Rusia, Prancis, Tiongkok, Jerman, dan Uni Eropa masih menjadi bagian dari perjanjian itu, yang membatasi stok ‘uranium yang diperkaya rendah di Iran dengan uranium hexafluoride yang diperkaya 300 pon (300 kilogram) yang diperkaya hingga 3,67 persen.

Namun, Organisasi Energi Atom Iran (AEO) mengatakan bahwa mereka sekarang bermaksud untuk menyimpan lebih banyak, dan lebih dari batas.

“Kami telah meningkatkan empat kali lipat tingkat pengayaan (uranium) dan bahkan meningkatkannya baru-baru ini, sehingga dalam 10 hari itu akan melewati batas 300 kg,” Juru Bicara AEO, Behrouz Kamalvandi mengatakan kepada jaringan televisi negara. “Cadangan Iran setiap hari meningkat pada tingkat yang lebih cepat. Langkah ini akan dibalik begitu pihak lain memenuhi komitmen mereka.”

Inggris mengatakan jika Iran melanggar batas yang disepakati, London akan mempertimbangkan ‘semua opsi’.

Israel mendesak negara-negara dunia untuk meningkatkan sanksi terhadap Teheran dengan cepat jika melampaui batas uranium yang diperkaya.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan Uni Eropa hanya akan bereaksi terhadap pelanggaran jika Badan Energi Atom Internasional secara resmi mengidentifikasi pelanggaran. (Reuters/RICHARD SZABO/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Protes Hong Kong Menunjukkan Rakyat Tidak Takut Lagi dengan Komunis Tiongkok

0

Joshua Philipp – The Epochtimes

Dua juta orang dari penduduk Hong Kong yang berjumlah lebih 7 juta jiwa keluar ke jalan-jalan pada Minggu (16/6/2019). Mereka memprotes Undang-Undang yang memungkinkan Komunis Tiongkok di daratan untuk mengekstradisi orang-orang dari Hong Kong yang seharusnya memiliki otonomi.

Aksi protes meningkat, memicu keterlibatan orang-orang dari berbagai kalangan muda maupun tua. Tampaknya aksi massa tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Pada 15 Juni, para demonstran secara teknis meraih kemenangan. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, pemimpin kota itu, akhirnya menangguhkan rancangan Undang-Undang ekstradisi yang diusulkan tanpa batas waktu.

Namun, alih-alih mengosongkan jalanan dan kembali ke rumah mereka, para pengunjuk rasa justru kembali menuntut agar Carrie Lam mengundurkan diri sepenuhnya dari jabatannya.

Banyaknya jumlah pengunjuk rasa, bersama dengan fakta-fakta bahwa mereka masih terus memprotes, bahkan setelah mencapai tujuan awal untuk menghalangi undang-undang yang diusulkan. Fakta ini menunjukkan sesuatu yang penting bahwa Orang-orang Tionghoa tidak lagi mendukung Komunis Tiongkok, terlebih lagi mereka tidak lagi takut.

Foto-foto menunjukkan beberapa tambalan lengan berbeda yang dikenakan oleh pengunjuk rasa. Di antaranya adalah yang bertuliskan “Pasukan Bermusuhan.” Ini adalah lakon dari salah satu label favorit dari Komunis Tiongkok dalam propagandanya tentang “pasukan asing bermusuhan” yang harus disalahkan atas peristiwa besar  membuat Komunis Tiongkok terlihat buruk.

Fakta dari beberapa pemrotes mengenakan tambalan lengan mengklaim bahwa mereka adalah bagian dari label fitnah ini. Fakta ini menunjukkan keinginan terbuka untuk menentang Komunis Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa mereka menganggap stempel yang kerap disematkan oleh Komunis Tiongkok hanya sebagai lelucon belaka. Selain itu, mengungkapkan ketika mereka sangat takut kepada Komunis Tiongkok sehingga mereka ingin publik memakai nama propaganda musuh kambing hitamnnya Komunis Tiongkok yang tidak terlihat.

Bagi Komunis Tiongkok, slogan “pasukan asing bermusuhan” dimaksudkan untuk menandakan kekuatan asing yang berbahaya bagi komunis yang bersatu melawannya. Namun, malah menjadi simbol perlawanan terhadap Komunis Tiongkok.

Tentu saja, ini bukan pertama kalinya rakyat Hong Kong bersatu untuk memprotes Komunis Tiongkok.

Pada 2014, dari September hingga Desember, lebih dari 100.000 orang turun ke jalan memprotes keputusan Komunis Tiongkok untuk mengatur sistem pemilihan Hong Kong – yang dilihat Komunis Tiongkok sebagai cara untuk mengendalikan kandidat di kota itu.

Komunis Tiongkok dan pemerintah Hong Kong menyatakan protes 2014 itu adalah ilegal; mereka berakhir tanpa para demonstran mendapatkan banyak balasan.

Pemerintah Hong Kong hanya berjanji untuk menyerahkan “laporan Kependudukan Baru” kepada Komunis Tiongkok yang pada akhirnya menjadi fokus kritik.

Namun, protes saat ini hampir tidak jauh berbeda. Ini bukan lagi sekadar protes dari kalangan mahasiswa, seperti pada 2014. Protes saat ini sudah sekitar 20 kali lebih besar daripada 2014. Akhirnya pemerintah Hong Kong sudah mengalah dengan tuntutan mereka.

Di Hong Kong, protes saat ini dapat membentuk kembali lanskap politik. Paling tidak, kemungkinan berarti akhir masa jabatan Lam, dan  kemungkinan juga akan mempengaruhi pemilihan di masa depan, dalam hal seberapa dekat calon-calon akan berani menyelaraskan diri dengan Beijing. Tetapi pada tingkat yang lebih dalam, dampaknya bahkan lebih besar.

Protes menyampaikan pesan kepada orang-orang di daratan Tiongkok, dan menyampaikan bahwa Komunis Tiongkok tidak perlu lagi untuk ditakuti. Perlawanan terbuka memiliki dampak yang cukup, tetapi fakta bahwa tuntutan awal para pemrotes sudah terpenuhi menunjukkan lebih jauh lagi bahwa pemahaman Komunis Tiongkok telah gagal total.

Menghadapi masalah ini, Komunis Tiongkok hanya memiliki dua opsi: membiarkan protes terus berlangsung dan kemungkinan berhasil, atau menghancurkan para demonstran, seperti yang mereka lakukan dalam pembantaian Lapangan Tiananmen tahun 1989 silam.

Namun, di era media sosial ini, ketika setiap orang memiliki sebuah smartphone dengan kamera video, dan ketika seorang presiden Trump telah menunjukkan kesediaan untuk melawan Komunis Tiongkok, opsi kekerasan tidak lagi layak.

Aksi protes membuktikan orang-orang Tionghoa tidak lagi takut dengan Komunis Tiongkok dan  Partai Komunis Tiongkok telah kehilangan mekanisme ketakutan yang dulunya merupakan kunci mereka berkuasa. (asr)

FOTO : Pengunjuk rasa di Hong Kong pada 16 Juni 2019. (Yu Gang / The Epoch Times)

Puluhan Juta Warga Dilanda Pemadaman Listrik Besar-Besaran di Dua Negara Amerika Selatan

0

ETIndonesia — Pemadaman listrik besar-besaran menyebabkan puluhan juta orang kehilangan pasokan listrik di Argentina dan Uruguay pada hari Minggu, 16 Juni 2019, waktu setempat. Pemadaman listrik besar-besaran terjadi setelah kegagalan yang tidak dapat dijelaskan dalam jaringan listrik yang saling terhubung di dua negara bertetangga itu.

Pihak berwenang bekerja dengan panik untuk memulihkan pasokan listrik. Akan tetapi pada pertengahan sore sekitar setengah dari 40 juta orang Argentina masih kehilangan pasokan listrik.

Pemadaman lsitrik besar-besaran bertepatan dengan pemilu lokal, dimana para pemilih memberikan suara melalui telepon seluler dalam pemilihan gubernur di Argentina. Transportasi umum dihentikan, toko-toko tutup dan pasien yang tergantung pada peralatan medis di rumah, didesak untuk pergi ke rumah sakit yang memiliki generator.

“Aku sedang dalam perjalanan untuk makan dengan seorang teman, tetapi kami harus membatalkan semuanya. Tidak ada kereta bawah tanah, tidak ada yang berfungsi,” kata Lucas Acosta, seorang warga Buenos Aires yang berusia 24 tahun.

“Yang lebih buruk, hari ini adalah Hari Ayah. Saya baru saja berbicara dengan tetangga dan dia mengatakan kepada saya bahwa putranya tidak akan dapat bertemu dengannya.”

Pada sore jelang malam, listrik berhasil dipulihkan untuk sebagian besar dari 3 juta orang Uruguay. Akan tetapi di Argentina, hanya sekitar 50 persen jaringan listrik negara yang kembali beroperasi, Presiden Mauricio Macri mengatakan di Twitter, dan para pejabat dari Sekretariat Energi berkumpul untuk mengupayakan layanan penuh segera untuk semua pelanggan.

Jaringan listrik Argentina umumnya dikenal dalam keadaan rusak, dengan gardu dan kabel yang tidak segera diganti karena tingkat daya sebagian besar pelanggan tetap sama selama bertahun-tahun.

Menteri energi negara itu mengatakan pemadaman listrik terjadi sekitar pukul 7 pagi waktu setempat ketika sistem interkoneksi utama runtuh. Penyebabnya sedang diselidiki dan belum dapat dipastikan.

Warga berjalan di depan toko-toko yang tutup di Buenos Aires, ketika pemadaman listrik besar-besaran melanda Argentina dan Uruguay, pada 16 Juni 2019.( Foto : Tomas F. Cuesta/AP Photo/The Epoch Times)

Otoritas Brasil dan Chili mengatakan negara mereka tidak terpengaruh.

Para pejabat pemerintah tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar, tetapi banyak penduduk Argentina dan Uruguay mengatakan ukuran pemadaman itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Silvio Ubermann, seorang pengemudi taksi di ibukota Argentina. “Tidak pernah terjadi pemadaman listrik sebesar ini di seluruh negeri.”

Perusahaan energi Argentina, Edesur mengatakan di Twitter bahwa kegagalan itu berasal dari titik transmisi listrik antara pembangkit listrik di Yacyretá dan Salto Grande di timur laut negara itu.

Perusahaan energi Uruguay, UTE, mengatakan bahwa kegagalan sistem Argentina memadamkan listrik ke semua Uruguay pada satu titik dan sebagian besar Argentina. Perusahaan mengatakan bahwa beberapa kota pantai Uruguay memiliki layanan listrik pada sore hari dan menyalahkan pemadaman listrik pada kerusakan dalam jaringan Argentina.

Menteri energi Argentina mengatakan listrik ‘turun’ sejak pukul 07:07 pagi. Hanya provinsi Tierra del Fuego di selatan yang tidak terpengaruh.

“Penyebabnya masih diselidiki,” kata kantor menteri energi.

Perusahaan listrik Argentina Edesur mengatakan bahwa sekitar 450.000 klien telah ‘pulih daya’ pada 11:53, dengan rumah sakit diberikan prioritas. Pejabat Uruguay tidak memberikan data jumlah klien yang kembali mendapat pasokan listrik, tetapi daftar daerah yang semakin pulih menunjukkan bahwa pemulihan berjalan lebih cepat di sana.

Beberapa provinsi Argentina mengadakan pemilihan gubernur pada hari Minggu. Para pemilih sebagian besar menggunakan layar ponsel dan lampu senter untuk menerangi surat suara mereka.

“Ini adalah pemadaman terbesar dalam sejarah, saya tidak ingat hal seperti ini (pernah terjadi) di Uruguay,” kata Valentina Giménez, seorang penduduk ibu kota, Montevideo.

Dia mengatakan kekhawatiran terbesarnya adalah listrik tidak dapat dipulihkan pada waktunya untuk menonton pertandingan tim nasional di turnamen sepak bola Copa America, pada Minggu malam.

Sejak menjabat, Macri mengatakan bahwa langkah-langkah penghematan bertahap diperlukan untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang sedang berjuang. Dia telah memotong birokrasi dan mencoba untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah dengan memesan pengurangan pekerjaan dan mengurangi subsidi utilitas. Yang dia pertahankan adalah perlu untuk memulihkan kehilangan pendapatan karena kesalahan manajemen sektor listrik selama bertahun-tahun.

Menurut Institut Pembangunan Sosial Argentina, rata-rata keluarga di Argentina masih membayar listrik 20 kali lebih sedikit daripada rumah tangga serupa di negara-negara tetangga.

Subsidi adalah bagian penting dari kebijakan kelistrikan pemerintahan Presiden Néstor Kirchner tahun 2003-2007 dan istri sang presiden sekaligus penerus Kirchner, Cristina Fernández pada tahun 2007-2015. Fernandez sekarang mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilihan umum Oktober mendatang. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kisah Bhiksu Agung Xu Yun dari Tiongkok Dihormati Kaisar Sampai Presiden

0

Epochtimes.id Xu Yun (1840-1959) adalah seorang bhiksu agung di zaman Tiongkok modern, juga merupakan seorang bhiksu yang mendapatkan pencerahan sempurna.

Dalam hidupnya ia mengalami beberapa zaman yakni: zaman Dinasti Qing akhir, pemerintahan Nasionalis atau Kuo Min Tang dan masa pemerintahan Komunis Tiongkok, mulai dari rakyat biasa, perwira perang, sampai Kaisar Dinasti Qing dan Presiden Nasionalis sangat menghormati dirinya.

Namun pada saat berusia 112 tahun, ia justru mengalami siksaan dan penganiayaan dari polisi militer Komunis Tiongkok.

Sepanjang kehidupannya yang luar biasa itu, ia telah meninggalkan banyak peristiwa aneh, yang di zaman sekarang lebih terlihat bagaikan mukjizat.

Doa Xu Yun dan Ibu Suri Cixi Berlutut Terharu

Bhiksu Xu Yun memiliki ilmu spiritual sangat tinggi dan sangat ketat dalam mematut diri sendiri.

Kaisar Guangxu dari Dinasti Qing sangat menghormati reputasi moralitasnya dan mengangkatnya menjadi kepala biara Kuil Zhusheng di Gunung Jizu, Kabupaten Binchuan, Prefektur Otonomi Dali Bai, Provinsi Yunnan, Tiongkok.

121 tahun silam pada tahun 1898 juga bertepatan tahun Wuxu, pada masa itu terjadi Reformasi Wuxu, yang berlangsung selama 102 hari, dan akhirnya dihentikan oleh Ibusuri Cixi. Di tahun 1900, Aliansi 8 Negara menginvasi Beijing, Ibu suri Cixi membawa Kaisar Guangxu, sekelompok pejabat dan kasim, serta pelayan istana melarikan diri ke Chang’an, yakni kota Xi’an sekarang ini.

Pangeran Yi Kuang bergelar: Raja Qing Qin yang mendengar tentang Bhiksu agung Xu Yun, maka sang pangeran memohonnya agar bersedia mendampingi perjalanannya ke barat, untuk melindungi keselamatan Ibu suri.

Setelah ibusuri melarikan diri ke Chang’an, waktu itu bertepatan dengan musim panas, wabah penyakit melanda, mengakibatkan banyak rakyat meninggal dunia. Cuaca yang panas menyengat itu, menyebabkan mayat cepat membusuk, seluruh kota dipenuhi dengan bau mayat yang menyengat hidung.

Xu Yun memohon kepada kaisar, agar memerintahkan semua orang kaya menyumbangkan bahan pangan untuk menyelamatkan korban bencana.

Ketika itu kondisi masyarakat kacau, Xu Yun iba pada rakyat yang tak berdosa, sang bhiksu berikrar di Kuil Wolong dalam ritual doa memohon turunnya salju. Ia memohon Tuhan agar mengasihi rakyat jelata hendaknya menurunkan salju untuk melenyapkan wabah.

Reputasi Xu Yun mendatangkan hampir 1.000 orang bhiksu berkumpul di Kuil Wolong, bahkan seorang guru yang berkultivasi rahasia di Gunung Zhongnan juga datang ikut membantu. Membawa 9 orang bhiksu lainnya naik ke atas altar, di atas altar setinggi 11 meter itu, siang dan malam mereka berdoa tiada henti memohon turunnya salju.

Setelah 7 hari ritual memohon salju itu berlangsung, cuaca tiba-tiba berubah, sore hari mulai turun salju.

Saat hujan salju turun, para bhiksu masuk ke dalam kuil, tapi Bhiksu Xu Yun masih tetap duduk di altar dan terus membacakan Sutra Buddha. Waktu itu daerah sekitar Shaan-Gan-Ning (daerah segi tiga antara provinsi Shaanxi – Gansu – Ningxia) bertahun-tahun dilanda kemarau panjang, ditambah lagi dengan wabah yang menyebar, salju yang turun beberapa jam tidak dapat menyelesaikan semua masalah.

Oleh karena itu Xu Yun terus berdoa selama 7 hari lagi, akhirnya di dalam dan luar kota Chang’an diselimuti salju putih.

Mendengar hal ini, Ibu Suri Cixi menaiki tandu menembus salju tebal mendatangi Kuil Wolong, memandang Bhiksu Xu Yun yang duduk bersila di atas altar, tak tertahankan air matanya menetes dan Ibusuri berlutut di tanah bersalju itu menyembah ke arah sang bhiksu.

Sun Yat Sen Menulis Prasasti “Yin Guang Yan Ran”

Setelah pemerintahan Nasionalis atau Kuo Min Tang berdiri (di tahun 1913 Masehi), Dr. Sun Yat Sen menorehkan kaligrafinya bagi Bhiksu Xu Yun dan bagi Kuil Zhusheng di Gunung Jizu yakni “Yin Guang Yan Ran 飲光儼然”. Kata ‘Yin Guang’ adalah nama lain dari salah seorang murid Buddha Sakyamuni yakni Mahakasyapa.

Dikisahkan pada kehidupan sebelumnya Mahakasyapa adalah seorang ahli metalurgi, ia mahir melumerkan emas dan membentuk patung Buddha dari emas. Karena ia menghormati Buddha, pada kehidupan berikutnya ia berpahala besar, saat dilahirkan tubuhnya berkilau cahaya keemasan, cahaya itu mampu menutupi semua cahaya lain, seolah menelan semua cahaya lain, sehingga diberi nama “Yin Guang” (dalam bahasa Tionghoa artinya menelan cahaya, Red.).

Xu Yun pergi ke Nanjing menemui Dr. Sun Yat Sen, keduanya bertukar pikiran, dr. Sun berbincang soal sistem demokrasi yang dipelajarinya di luar negeri dan teknologi baru untuk menyelamatkan Tiongkok. Juga berinisiatif selain melindungi kebudayaan tradisional Tiongkok yang telah ada, harus membangun kriteria moralitas dan budaya pemikiran yang baru.

Menurut Sun Yat Sen, agama Kristen menekankan cinta kasih dan memberi, Buddha menekankan belas kasih dan amal; Kristen mengajarkan cintailah musuhmu, Buddha mengajarkan setiap orang adalah sama; Kristen mengatakan Kerajaan Langit ada di dalam hati, Buddha mengatakan Dharma tumbuh di dalam hati.

Sun Yat Sen mengatakan mungkin Kristen atau pun Buddha memiliki asal yang sama, sehingga Sun Yat Sen menentang saling serang antar agama. Sikap Sun Yat Sen yang berpikiran terbuka, juga membuat Xu Yun merasa kagum. (SUD/WHS/asr)

Aksi Menyerukan Thailand Membebaskan Relawan yang Menyiarkan Berita Tanpa Sensor ke Tiongkok

Joan Chang

Epochtimes.id- Konferensi pers dan rapat umum digelar di depan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Washington, Amerika Serikat, Jumat (14/6/2019). 

Aksi ini bertujuan menyerukan kepada Thailand untuk membebaskan seorang relawan dari Taiwan karena telah membantu jaringan radio yang berbasis di Amerika Serikat, Sound of Hope menyampaikan berita dan informasi tanpa sensor ke Tiongkok.

Jaringan Radio Sound of Hope (SOH) menyelenggarakan acara tersebut untuk memprotes penahanan Chiang Yung-Shin.

Chiang, seorang warga negara Taiwan, telah membantu SOH dengan menyewa sebuah rumah di Thailand yang digunakan untuk siaran radio gelombang pendeknya ke Tiongkok.

SOH sebelumnya melakukan protes tentang penahanan Chiang di depan Kedutaan Besar pada  Februari lalu.

Menurut siaran pers SOH, Chiang adalah eksekutif di sebuah perusahaan Taiwan di Thailand. Rumah yang disewa untuk lokasi frekeunesi gelombang pendek digerebek oleh polisi Thailand pada Agustus 2018, dan Chiang ditangkap pada 22 November.

Polisi di Thailand kepada SOH mengatakan kedua tindakan itu diambil di bawah tekanan rezim Komunis Tiongkok.

Frank Lee, juru bicara SOH, pada rapat umum itu mengatakan, “Menyerah dengan tekanan dari Beijing untuk menekan pers yang bebas tidak baik bagi Thailand dan rakyatnya. Chiang adalah sukarelawan yang membantu SOH, dan ia tidak melakukan ini untuk keuntungannya sendiri. ”

Lee mendesak pemerintah Thailand untuk membebaskan Chiang sehingga ia dapat kembali kepada istri dan dua anaknya di Taiwan.

SOH mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa “menyiarkan informasi tanpa sensor menggunakan peralatan gelombang pendek ke negara-negara totaliter adalah norma internasional” yang tidak membahayakan negara Thailand.

Rezim Komunis Tiongkok terus-menerus menyensor berita tentang pelanggaran HAM dan penganiayaan agama, serta laporan berita objektif dari seluruh dunia.

Selama rapat umum, Lee menyampaikan surat dari Presiden SOH Allen Zeng yang mendesak Thailand untuk membebaskan Chiang. Dia mengatakan pejabat kedutaan menerima surat itu.

Dalam surat itu Zeng mengatakan “Tindakan kepolisian Thailand dipengaruhi oleh pemerintah Komunis Tiongkok. Kedutaan Besar Tiongkok berada tepat di belakang kasus ini. Selama 20 tahun terakhir pemerintah Tiongkok telah berusaha dengan segala cara untuk membungkam semua suara yang dapat mengungkapkan kejahatan mereka. Mereka telah menangkap wartawan, mengancam atau menyuap orang, melepaskan kebohongan melalui media mereka, dalam kasus ini di Thailand, mematikan radio gelombang pendek ini. ”

Suara dari Tiongkok

Chunmei Ma, seorang wanita dari Tiongkok yang diselamatkan oleh Badan Pengungsi PBB beberapa tahun yang lalu, berbicara pada rapat umum tersebut. Dikarenakan dia seorang praktisi Falun Gong, dia dikirim secara illegal ke  kamp kerja paksa sebanyak dua kali dan diculik empat kali ketika dia berada di Tiongkok.

Dia mengatakan penyiksaan dan penganiayaan yang dideritanya di tangan rezim Komunis Tiongkok membuatnya hampir tewas. Akhirnya, Ma melarikan diri ke Thailand dan mencari suaka dengan Badan Pengungsi AS di sana.

Komunis Tiongkok telah menganiaya latihan spiritual Falun Gong sejak 1999. Ia takut akan banyak orang yang berlatih Falun Gong, dan daya tarik ajaran moral tradisionalnya.

“Saya sangat menghargai Thailand dan rakyatnya. Thailand adalah negara dengan demokrasi dan kepercayaan agama. Saya tahu pemerintah dan orang-orang di sana sangat berbelas kasih,” kata Ma,

“Saya tahu pemerintah Thailand sangat enggan untuk melakukannya. Saya memohon kepada pemerintah Thailand dan orang-orang: jangan percaya pada kebohongan yang dibuat oleh Komunis Tiongkok,“ tambahnya.

“Pada titik balik kritis dari zaman kita, saya berharap pemerintah Thailand dapat mengenali sifat Komunis Tiongkok, menjauh darinya, dan tidak bekerja dengannya. Menjunjung keadilan dan membebaskan Chiang. Jika demikian, perbuatan baik Anda akan membawa kebahagiaan dan kehormatan bagi Anda, keluarga dan negara Anda. “

SOH berbasis di San Francisco. Radio ini melayani komunitas Tionghoa Amerika di lebih dari sepuluh kota di Amerika Serikat. Siarannya telah menyediakan layanan radio gelombang pendek ke Tiongkok sejak 2004.

Pat Smiles berasal di Middletown, New York dan merupakan editor untuk situs berita online, melakukan perjalanan ke Washington hanya untuk bergabung dengan protes dan rapat umum.

“Apa yang terjadi pada Mr. Chiang tidak adil, dan komunis Tiongkok menjadi pengganggu. Ini adalah pria yang melakukan perbuatan baik yang dianiaya secara tidak adil. Pemerintah Thailand membiarkan Tiongkok mempengaruhi mereka untuk melakukan hal-hal yang salah. Jika kita sebagai warga negara yang peduli tidak berdiri dan mengatakan sesuatu, itu tidak benar. Warga Amerika perlu mengetahui hal ini dan apa yang telah dilakukan Komunis Tiongkok terhadap dunia bebas,”kata Smiles.

“Rezim Tiongkok seharusnya tahu dunia bebas tidak akan tunduk pada intimidasi mereka. Mr Trump adalah presiden pertama yang menentang Tiongkok,” kata Smiles.

“Tidak seperti administrasi sebelumnya yang terhambat oleh keuntungan ekonomi dari Tiongkok.Apa yang dilakukan Trump tidak hanya membantu orang Amerika tetapi juga rakyat Tiongkok. Dia juga mengejutkan Komunis Tiongkok,” pungkasnya. (asr)

Iran Gagal Tembak Jatuh Drone Amerika di Lokasi Serangan Tanker

0

ETIndonesia – Iran berusaha menembak jatuh pesawat tak berawak AS yang tiba di tempat kejadian dua serangan rudal terhadap kapal tanker bahan bakar di Teluk Oman pada 13 Juni 2019. Laporan Fox News mengutip seorang pejabat senior AS, seperti dilansir The Epoch Times.

Iran menembakkan rudal yang menargetkan pesawat MQ-9 Reaper Amerika tak lama setelah drone itu tiba. Drone Amerika datang setelah menerima signal tanggapan atas sinyal marabahaya dari kapal tanker Front Altair, yang rusak dalam serangan yang oleh Washington dilakukan oleh Teheran. Sebuah rudal gagal mengenai drone itu.

Pejabat AS yang tidak disebutkan identitasnya itu mengatakan kepada Fox News, bahwa kapal tanker itu mengirimkan sinyal bahaya pada pukul 6:12 pagi waktu setempat. Drone Amerika tiba delapan menit kemudian.

Serangan rudal terjadi 25 menit setelah drone tiba. Fox News mengutip sebuah sumber militer untuk melaporkan bahwa rudal itu adalah modifikasi SA-7 yang ditembakkan dari daratan Iran.

Menurut sumber anonim Fox News lainnya, pemberontak Houthi yang didukung Iran yang diduga kuat menembak rudal ke drone MQ-9 AS itu.

Berita tentang upaya serangan terhadap drone AS menambah ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut. Washington menyalahkan Iran karena menyerang kapal-kapal tanker minyak dan merilis sebuah video yang dikatakannya menunjukkan militer Iran mengeluarkan sebuah misil yang tidak meledak dari salah satu kapal tanker itu. Tindakan Iran itu dikatakan sebagai dugaan upaya untuk menutupi keterlibatan Teheran.

Fox News sebelumnya melaporkan bahwa kapal perang Iran mengepung kapal penyelamat yang membawa awak salah satu kapal tanker dan memaksa penyerahan awak tersebut.

Amerika Serikat juga menyalahkan Iran atas serangan terhadap empat kapal tanker kira-kira sebulan sebelum serangan Teluk Oman ini.

“Ini hanya yang terbaru dari serangkaian serangan yang dipicu oleh Republik Islam Iran dan penggantinya terhadap kepentingan Amerika dan sekutu, dan mereka harus dipahami dalam konteks 40 tahun agresi yang tidak diprovokasi terhadap negara-negara yang mencintai kebebasan,” Menlu AS, Mike Pompeo mengatakan dalam konferensi pers, tak lama setelah serangan kapal tanker itu.

Iran mengancam akan memotong aliran minyak melalui Selat Hormuz pada 22 April 2019 lalu, tidak lama setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi paling keras terhadap ekspor minyak Teheran yang bermaksud melumpuhkan sektor minyak rezim Islam.

Tiga minggu kemudian, pada 12 Mei, Iran menyerang empat kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, menurut Gedung Putih. Washington juga menyalahkan Teheran atas serangan drone terhadap dua pipa minyak di Arab Saudi pada 14 Mei.

Pada 12 Juni, sehari sebelum serangan kapal tanker terbaru, sebuah kelompok proksi Iran menembakkan rudal balistik di bandara sipil Saudi, melukai 26 orang.

“Secara keseluruhan, serangan tak beralasan ini menghadirkan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional, serangan terang-terangan terhadap kebebasan navigasi, dan operasi militer yang tidak dapat diterima untuk meningkatkan ketegangan oleh Iran,” kata Pompeo.

Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir multinasional Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi keras terhadap rezim Islam di Teheran.

Washington menuntut agar Iran menutup program senjata nuklirnya secara permanen, menghentikan pengembangan rudal balistik berkemampuan nuklir, menghentikan dukungannya terhadap kelompok-kelompok teror Islam radikal, dan mengakhiri kegiatan jahatnya di Timur Tengah. Pompeo mengumumkan tuntutan tersebut dalam pidato besar pertamanya sebagai menteri luar negeri pada Mei tahun lalu.

Baik Washington maupun Teheran mengatakan mereka tidak berusaha memulai perang lagi di Timur Tengah. (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Pilot Akrobatik Jerman Jatuh ke Sungai Polandia

0

ETIndonesia — Seorang pilot sebuah pesawat aksi akrobatik kecil meregang nyawa akhir pekan lalu. Pesawatnya jatuh ke Sungai Vistula, Polandia dalam aksi pertunjukan akrobatik di sebuah pameran dirgantara di Polandia tengah.

Edward Mystera, juru bicara petugas pemadam kebakaran di kota Plock, mengatakan jasad pilot berkewargaan jerman itu telah ditemukan dari puing-puing pesawat. Badan pesawat terendam air sedalam 8 meter di dasar sungai.

Kecelakaan itu terjadi Sabtu (15/6/2019) sekitar pukul 11 siang, ketika pilot kelihatannya kehilangan kendali atas pesawat dalam even bertajuk ‘the VII Air Picnic in Plock’, yang menampilkan sekitar 40 pilot akrobatik. Acara langsung ditutup setelah kecelakaan. Polisi dan jaksa setempat langsung menyelidiki penyebab kecelakaan itu.

Pihak berwenang tidak menyebutkan nama pilot itu. Akan tetapi, mereka memastikan bahwa sang pilot adalah warga negara Jerman.

Pilot itu juga dikonfirmasi adalah mantan pilot pesawat penumpang Lufthansa yang memiliki pengalaman dan jam terbang panjang, menurut Wojciech Bogdal dari Mazovia Aeroclub, yang menyelenggarakan acara tersebut.

Pesawat yang jatuh adalah Yak-52 buatan Soviet. Itu adalah pesawat pelatihan dua tempat duduk yang dibangun pada 1980-an dan terdaftar di Polandia, menurut Bogdal. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kematian Tragis Bruce Lee dan Brandon Lee Hingga Kini Masih Misteri

0

Edward

Buku-buku kuno tercatat banyak sekali contoh tentang kasus nyata hukum karma. Tulisan ini membahas  kejadian yang pernah menghebohkan dunia perfilman sekaligus dunia ilmu bela diri yakni, kematian mendadak Li Xiaolong yang dikenal dengan Bruce Lee dan sang putra, Brandon Lee dalam usia muda yang dipenuhi misteri belum terpecahkan.

Banyak orang mengira bahwa Bruce Lee berasal dari Tiongkok. Sebenarnya bukan, tepatnya Bruce Lee yang dilahirkan di San Francisco, California pada tahun 1940. Dia adalah etnis Tionghoa yang memegang paspor Amerika Serikat.

Bruce Lee pada masa jayanya adalah aktor etnis Tionghoa papan atas Hollywood. Lee membintangi film laga Kungfu pertamanya berjudul ‘The Big Boss”dan mendapat sambutan hangat di banyak negara, setelah itu dia membintangi film-film kungfu yang berjudul “Fists of Furry”, “Enter The Dragon”, “Way of The Dragon” dan “Game of Death” yang menggemparkan seluruh dunia perfilman dan ketenarannya melejit pesat di dunia internasional.

Bruce Lee memenangkan Taiwan Golden Horse Award untuk Best Skill Award, Hong Kong Film Award untuk Lifetime Achievement Award dan British Media Association Legend Award.

Pada tahun 1967 Bruce Lee menemukan Jeet Kune Do dan mempopulerkan Kungfu Tiongkok, Lee dinobatkan sebagai salah satu dari 10 master ilmu bela diri abad 20 oleh majalah “Black Belt”, Amerika Serikat.

Bukan hanya etnis Tionghoa saja yang akrab dengan nama Li Xiaolong bahkan bagi orang Barat nama Bruce Lee sudah tidak asing lagi dan namanya nyaris identik dengan kungfu. Begini penilaian Raja Tinju Muhammad Ali: “Bruce adalah orang besar. Dialah yang paling menonjol di bidangnya. Saya berharap bisa bertemu dengannya karena saya sungguh menyukai seni bela dirinya. Dia telah melampaui zamannya.”

Penilaian bapak Judo Amerika Gene Lebell terhadap Bruce Lee: “Kecepatan serangannya dua kali lebih cepat dari rata-rata orang. Pukulan, gerak kaki, dan ketrampilan tendangannya benar-benar melampaui banyak orang, tak diragukan lagi ia adalah raja di rajanya pesilat dan dia adalah jago paling top di zaman itu.”

Citra Bruce Lee dalam layer perak terhadap etnis Tionghoa berpengaruh hingga ke seluruh pelosok dunia. Namanya telah menjadi trade mark bagi film laga dan bahkan kungfu Tiongkok.

Bruce Lee dan putranya meninggal dalam usia muda

Ketika karier Li Xiaolong sedang jaya-jayanya dan selagi pembuatan film “Game of Death.” Bruce Lee  kala itu berusia 33 tahun mendadak meninggal dunia di rumah Betty Ding Pei di West Kowloon Tong, Kowloon, Hong Kong pada 20 Juli tahun 1973. Peristiwa ini sangat mengejutkan dan penyebab kematiannya masih kontroversial hingga saat ini.

Ada versi berbeda yang tersebar, ada yang bilang itu pembunuhan, mati karena sakit, mati mendadak karena alergi obat-obatan, terkena serangan jantung selagi berhubungan badan dan lain sebagainya.

Li Guohao yang dikenla dengan Brandon Lee dilahirkan pada 1 Februari 1965 di California Amerika Serikat dan meninggal dunia pada 1 April 1993. Dia adalah putra tunggal Bruce Lee.

Di saat berusia 8 tahun, sang ayah meninggal dunia. Dapat dikatakan Brandon mewarisi karier ayahnya, ilmu bela dirinya dipoles oleh ibunya, Linda. Setelah dewasa, pencapaian ilmu bela dirinya sudah cukup tinggi.

Kemudian ia memasuki Sekolah Boston Emerson Carle Film untuk mempelajari produksi dan akting film. Dia menelusuri jalur karier ayahnya dan di awal karirnya membintangi serial film TV “Kung Fu – The Movie”, sebagai pengganti Bruce Lee di layar perak.

Penampilan Brandon dan seni bela dirinya yang luar biasa membuat para pembuat film Hollywood meliriknya. Brandon digadang-gadang dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh mendiang Bruce Lee senior. Semua orang pun sangat optimis dengan masa depan Brandon.

Film laga “The Crow” yang menelan biaya $ 14 juta atau Rp 203 miliar  merupakan film berinvestasi terbesar selama Brandon berkarir di dalam perfilman. Dia telah menyelesaikan setiap gerakan sulit yang dituntut oleh sutradara dengan sungguh hati dan cermat.

Pada 1 April 1993 pukul 00:30 tengah malam pada saat syuting adegan tembak-menembak dalam film The Crow”, diluar dugaan pistol yang semestinya berisi amunisi tanpa proyektil, ternyata melesatkan peluru asli. Abdomen Brandon Lee, bagian dari tubuh yang berada di antara  dada tertembak. Dia meninggal dunia karena pendarahan parah dalam usia hanya 28 tahun.

Kematiannya membuat tragedi Bruce Lee terulang. Bintang laga yang baru naik daun sirna begitu saja diterpa badai. Mengapa Bruce Lee dan putranya meninggal pada usia muda? Seperti ini perjalanan hidup ayah dari Bruce Lee.

Li Haiquan, Ayah Bruce Lee

Banyak orang mengira bahwa rumah leluhur Bruce Lee ada di distrik Shunde, kota Foshan, provinsi Guangdong, Tiongkok. Padahal tanah asal leluhurnya adalah di kota Jiujiang, distrik Nanhai, Guangdong. Nama sang ayah adalah Li Haiquan yang konon dikarenakan terlibat komplotan penculikan lantas melarikan diri ke Shunde.

Menurut berita, Li Haiquan adalah seorang penjahat yang melakukan tindakan penculikan dan pemerasan. Pernah 5 orang putra – putri dari sebuah keluarga kaya raya telah diculik. Keluarga ini diperas membayar uang tebusan sesuai per kepala. Namun orang kaya tersebut hanya menebus putra sulungnya saja dan tidak menyerahkan uang tebusan untuk ke-empat putra putri lainnya.

Akibatnya, Li Haiquan langsung membunuh 4 orang anak orang kaya yang tersisa itu. Li takut pembalasan dendam di kemudian hari oleh putra sulung itu maka ia melarikan diri. Ia bersembunyi di distrik Shunde.

Li Haiquan bukan hanya pernah menculik dan membunuh sandera di satu keluarga saja. Nyona Li Zhen dari Desa Dungun, kota Jiujiang, Nanhai pernah bersaksi secara terbuka bahwa Li Haiquan pernah berpartisipasi dalam kasus penculikan anak kecil dan membunuh sandera. Adik laki-lakinya yang bernama Li Zuolun dibunuh oleh komplotan penculik itu di saat masih berusia 4 tahun.  

Semasa Perang Dunia-II, Jepang telah menduduki setengah daratan Tiongkok. Li melarikan diri dari provinsi Guangdong ke Hong Kong. Kemudian, ketika tentara Jepang mulai mengepung Hong Kong, warga Hong Kong yang panik, termasuk Li Haiquan. Ia membawa keluarganya mengungsi ke Amerika Serikat yang jauh dari api peperangan Perang Dunia-II.

Itu sebabnya, setelah Bruce Lee dilahirkan di Amerika Serikat, maka secara otomatis menjadi etnis Tionghoa berkewarga-negaraan Amerika Serikat.

Setelah perang usai, Li Haiquan kembali ke Hong Kong untuk mengembangkan karirnya. Di awal tahun 1948, Li Haiquan bersama Liao Xiahuai, Ban Ri-an dan Ye Furuo bergabung menyebut diri mereka sebagai Empat Badut Beken Opera Kanton.

Hukum sebab-akibat yang berbalas

Orang Tionghoa percaya akan karma dari hasil perbuatan. Leluhur mengumpulkan berkah, mengumpulkan pahala, mengurangi pahala, kehilangan pahala dan lain-lain adalah hal yang benar-benar eksis.

Manusia berbuat buruk akan kehilangan pahala dan mendapatkan karma buruk, dan karma buruk tersebut mungkin akan menyebabkan orang itu dalam kehidupan kali ini atau reinkarnasi pada kehidupan mendatang akan menuai bencana berupa: kesulitan hidup, penyakit fatal dan lain sebagainya,

Banyak peribahasa Tiongkok berkaitan dengan sebab-akibat. Misalkan seperti “menelan akibat buruk atas kesalahan sendiri, Menanam labu memanen labu, menanam kedelai memanen kedelai, Kebaikan akan berbalas kebaikan, kejahatan akan berbalas kejahatan, Awalnya membuat sebab, berakhir dengan akibat, Sebab berbalas akibat, Pembalasan selalu akurat dan lain sebagainya.

Bruce Lee meninggal di usia muda, dan penyebab kematiannya tidak jelas. Jika dikatakan kebetulan maka anaknya, Brandon Lee junior dalam syuting film terakhirnya terjadi kecelakaan tertembak mati oleh pistol dengan peluru hampa (yang di saat itu ternyata terisi peluru tajam).  

Jika dianggap suatu kebetulan juga, dua kali kebetulan itu bukan lagi kebetulan melainkan adalah kepastian. Lagi pula keponakan Bruce Lee yang terjangkit penyakit aneh. Dengan munculnya sejumlah kemalangan itu membuat faktor kebetulan menjadi lebih rendah.

Budaya tradisional menekankan pentingnya pendidikan moral, mengajarkan orang untuk menjadi baik dan mematuhi prinsip ilahi. Demi memusnahkan jiwa dan raga umat manusia, Komunis Tiongkok merusak budaya tradisional dan moral masyarakat, tidak membiarkan manusia percaya bahwa ada balasan atas perbuatan baik maupun buruk.

Dengan mendoktrin secara paksa ateisme dan teori sesat perjuangan kelas, mereka berperang melawan langit (hukum alam) dan bumi (mencemari alam) serta manusia yang dianggap musuh.

Bagi mereka, manusia dianggap sebagai sepotong daging dan sepotong protein saja. Manusia meninggal dunia berarti menghilang pula dan tamatlah semua persoalan orang itu. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Semua orang dibiarkan atau malah dihasut untuk saling bertikai dan melakukan segala kejahatan dengan tujuan akhir membawa manusia ke dalam jurang dosa sehingga moralitas sosialnya musnah dengan tuntas. (Lin/WHS/asr)

2 Juta Warga Hong Kong Turun ke Jalan Tolak RUU Ekstradisi Pro Komunis Tiongkok! Tolak Maaf Pemimpin Hong Kong, Diserukan Mundur

Nicole Hao – The Epochtimes

Epochtimes.id Hampir 2 juta warga Hongkong berpakaian hitam-hitam membanjiri jalan-jalan kota itu, Minggu (16/6/2019). Demonstran menyerukan pemerintah untuk mencabut RUU ekstradisi yang kontroversial. Demonstran juga menyerukan kepada pemimpin kota itu agar lengser dari jabatannya.

Menurut penyelenggara, pawai kali ini adalah demonstrasi terbesar dalam sejarah kota itu. Warga yang berpartisipasi hampir 2 juta orang mewakili hampir 29 persen penduduk Hong Kong. Lagi-lagi Polisi mengatakan demonstran hanya mencapai 338.000 orang pada puncaknya.

Demonstrasi besar-besaran ini digelar dalam rentang satu minggu setelah 1,03 juta warga berparade menentang rancangan undang-undang yang diusulkan  memungkinkan warga dipindahkan ke daratan Tiongkok untuk diseret ke pengadilan. Aksi kali ini digelar beberapa hari setelah polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di luar legislatif kota, menyisakan setidaknya 80 warga sipil terluka.

Pemimpin Hong Kong, Kepala Eksekutif Carrie Lam, akhirnya meminta maaf pada malam 16 Juni. Dia menyatakan akan menerima kritik atas penanganan rancangan undang-undang. Namun, Lam, tidak menanggapi tuntutan pemrotes bahwa RUU itu harus ditarik atau dia mengundurkan diri.

Sebelumnya pada 15 Juni, Lam mengumumkan bahwa RUU itu akan ditangguhkan tanpa batas waktu — tetapi tidak dicabut— dengan wajah dramatis di tengah meningkatnya seruan agar dia turun dari jabatannya.

Permintaan Maaf Ditolak

Pernyataan Lam 16 Juni menandai pertama kalinya pemerintahannya meminta maaf atas tindakannya.

“Kepala eksekutif mengakui bahwa konfrontasi dan konflik berskala besar terjadi di masyarakat Hong Kong karena ketidakcukupan pekerjaan pemerintah, menyebabkan banyak warga kecewa dan sedih, Kepala eksekutif meminta maaf kepada publik, dan berjanji akan menerima kritik dengan cara yang paling tulus dan rendah hati,” demikian pernyataan pemerintah Hong Kong.

Namun, penentang RUU itu tidak puas dengan permintaan maaf itu.

Sekitar 2 juta warga Hong Kong berpawai pada 16 Juni untuk meminta pemerintah Carrie Lam untuk mencabut RUU Ekstradisi. (Gang Yu / The Epoch Times)

“Orang-orang tidak akan menerimanya, kecuali ada kepastian pencabutan RUU,” kata anggota parlemen pro-demokrasi Au Nok-hin kepada Hong Kong Free Press.

Civil Human Rights Front atau CHRF sebagai penyelenggara parade, dalam sebuah postingan di Facebook menyatakan menolak permintaan maaf Lam. CHRF mengatakan janjinya untuk terus melayani warga Hong Kong adalah “penghinaan total” dan upaya untuk “membodohi orang-orang yang turun ke jalan.”

Civil Human Rights Front menyerukan “tiga penangguhan” pada 17 Juni, mendorong orang untuk menghentikan pekerjaan, kelas, dan pasar untuk menuntut pencabutan secara total terhadap RUU Ekstradisi.

Selain itu, kelompok sipil Hong Kong menyerukan pembebasan terhadap demonstran yang ditangkap serta seruan kepada polisi dan pemimpin Hong Kong agar dituntut  mencabut tudingan bahwa pemrotes pada 12 Juni adalah “perusuh” dan seruan pengunduran diri Lam.

“Jika pemerintah menolak untuk merespons, hanya lebih banyak warga Hong Kong yang akan mogok, 2 juta +1 warga akan turun ke jalan, sampai suara mereka didengar,” tulis HRCF dalam pernyataannya.

Jutaan warga Hongkong berbaris dari Victoria Park ke Admiralty dengan panjang berkilometer dalam parade yang dimulai pukul 3 malam waktu setempat dan secara resmi berakhir sekitar pukul 11 malam.

Sejumlah demonstran membawa bunga carnation dan lainnya memegang spanduk bertuliskan, “Jangan tembak, kami orang Hongkong” – sebuah permohonan kepada polisi yang menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada pengunjuk rasa pada 12 Juni. Hasilnya, melukai 81 orang.

Para pengunjuk rasa membentuk lautan hitam di sepanjang jalan raya, trotoar dan stasiun kereta api di pusat keuangan Hong Kong untuk melampiaskan rasa frustrasi dan amarah mereka kepada Lam.

“Saya terlalu marah untuk berbicara karena Carrie Lam tidak mendengarkan kami, 1 juta warga Hongkong,” kata seorang pemrotes yang bermarga Yau kepada Epoch Times Hong Kong, merujuk pada protes massa sebelumnya pada 9 Juni.

Yau, yang menghadiri pawai bersama suaminya dan putra kembar berusia 6 tahun, mengatakan dia memprotes untuk anak-anaknya.

“Saya tidak ingin anak-anak saya tidak memiliki kebebasan di Hong Kong. Sebagai seorang Hong Kong, saya merasa sangat tertekan (tentang apa yang terjadi), ”katanya.

Aksi 616 warga Hong Kong (@ApplePhotographers / Facebook)

Pemrotes lain yang bermarga Mak, yang menghadiri rapat umum bersama istri dan putrinya yang berusia 14 tahun, mengatakan putranya yang berusia 20 tahun termasuk di antara mahasiswa yang menghadapi gas air mata dan peluru karet dari polisi pada 12 Juni.

“Hong Kong adalah kota asal kami, dan kami mengurus rumah kami,” kata Mak.

“RUU ekstradisi akan berdampak pada kebebasan berbicara kami. Tanpa kebebasan berbicara, kita kehilangan hak untuk memantau [pihak berwenang], dan Hong Kong akan terus tenggelam, ” imbuh Mak.

Sementara itu Isti mak mengatakan “Di daratan Tiongkok, orang tidak memiliki perlindungan karena tidak ada aturan hukum, upaya mahasiswa (selama protes) tidak hanya untuk diri mereka sendiri, baik untuk semua warga Hongkong.”

Sorakan keras terdengar ketika para aktivis meminta pengunduran diri Lam dan seruan “mundur” bergema di jalan-jalan. Para pengunjuk rasa juga meneriakkan “kejar polisi hitam,” ungkapan ini sebagai bentuka amarah dengan cara kekerasan brutal yang digunakan oleh polisi awal pekan ini. 

Sebelumnya pada konferensi pers pada 15 Juni, Lam menghindari pertanyaan apakah dia harus lengser dari jabatannya.

Ketika seorang wartawan dengan tajam bertanya kepada Lam mengapa dia tidak akan mundur setelah protes publik besar-besaran dan kekerasan polisi, dia menjawab: “Saya telah menjadi pelayan publik selama hampir 40 tahun. Saya menganggapnya sebagai kebanggaan  dan saya masih memiliki banyak pekerjaan untuk Hong Kong yang saya harap dapat saya lakukan. ”

Respon Internasional

Aksi Protes telah menjerumuskan Hong Kong ke dalam krisis politik, memberikan tekanan pada administrasi Lam dan pendukung resminya di Beijing.

Para penentang mengatakan undang-undang ekstradisi yang direncanakan akan memungkinkan orang-orang dipindahkan ke daratan Tiongkok dengan tuduhan palsu, mengingatkan kepada rezim Komunis Tiongkok yang tidak mematuhi aturan hukum. Bagi kritikus, akan mengancam otonomi Hong Kong dan reputasinya sebagai pusat keuangan internasional.

Hong Kong diserahkan kepada pemerintahan pusat Komunis Tiongkok dari kontrol Inggris pada tahun 1997 dengan jaminan akan mempertahankan kebebasan dan otonomi, termasuk kebebasan berbicara, pers dan peradilan independen — kebijakan yang dikenal sebagai “satu negara, dua sistem. ”

Bagi kritikus, jaminan itu sudah tidak terpenuhi, mengutip sejumlah perkembangan yang mengindikasikan infiltrasi Komunis Tiongkok semakin meningkat ke dalam otonomi Hong Kong. Ini termasuk Beijing yang berada di belakang lenyapnya lima penjual buku yang berbasis di Hong Kong karena menerbitkan literatur yang kritis terhadap para pemimpin komunis Tiongkok, memenjarakan aktivis demokrasi dan anggota parlemen oposisi didiskualifikasi dari jabatan publik.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada 16 Juni bahwa Presiden Donald Trump akan mengangkat masalah HAM Hong Kong pada pertemuan potensial dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping pada KTT G-20 di Jepang akhir bulan ini.

Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara dengan “Fox News Sunday” bahwa ia yakin aksi protes akan menjadi salah satu masalah yang akan dibahas Trump dan Xi.

“Kami menyaksikan orang-orang Hong Kong berbicara tentang hal-hal yang mereka hargai, dan kami akan melihat apa keputusan Lam dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” kata Pompeo.

Pekan lalu, anggota parlemen AS memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk meninjau setiap tahun apakah Hong Kong harus terus menerima hak istimewa perdagangan khusus yang saat ini diberikan kepadanya berdasarkan Undang-Undang Kebijakan AS terhadap Hong Kong pada 1992.

Di pulau Taiwan yang diperintah secara independen, diklaim oleh rezim Komunis Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya, sekitar 5.000 orang berunjuk rasa di luar gedung parlemen di Taipei dengan spanduk bertuliskan “Tidak Ada Undang-undang Ekstradisi Tiongkok” dan “Taiwan mendukung Hong Kong.”

Investor aktivis David Webb, dalam buletin pada 16 Juni, mengatakan jika Lam adalah saham, dia akan merekomendasikan “korslet” padanya, dengan target harga nol.

“Sebut saja itu perdagangan Carrie. Dia telah kehilangan kepercayaan publik tanpa dapat dicabut kembali, pemikirnya di Beijing, saat menyatakan dukungan publik untuk saat ini, jelas telah mengantarnya untuk memukul,” kata Webb.  (asr)

Reuters berkontribusi pada laporan ini.

Lautan ‘Hitam’ yang Menuntut Pemimpin Hong Kong Mengundurkan Diri

Reuters/The Epochtimes

HONG KONG — Ratusan ribu pemrotes berpakaian hitam-hitam di Hong Kong menuntut  pemimpin kota itu mengundurkan diri, pada Minggu 16 Juni. Aksi ini digelar gara-gara  rancangan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke Tiongkok. RUU ini memicu salah satu aksi perlakuan paling kejam dalam beberapa dekade.

Beberapa pemrotes membawa bunga carnation  dan lainnya memegang spanduk bertuliskan, “Jangan tembak, kami adalah HongKonger” – spanduk permohonan ini ditujukan kepada polisi yang menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada pengunjuk rasa pada Rabu 12 Juni yang melukai lebih dari 70 demonstran.

Para pengunjuk rasa membentuk lautan hitam di sepanjang jalan, trotoar dan stasiun kereta api di seluruh pusat keuangan Hong Kong untuk mengungkapkan rasa frustrasi dan kemarahan mereka kepada pemimpin Hong Kong Carrie Lam.

“Ini jauh lebih besar hari ini. Semakin banyak orang, Saya datang hari ini karena apa yang terjadi pada hari Rabu dengan kekerasan polisi,” kata seorang pemrotes yang memberikan namanya sebagai Wong.

Suara lantang terdengar dengan tepukan tangan ketika para aktivis menggemakan pengunduran diri Lam. Teriakan “mundur” bergema di jalan-jalan Hong Kong. Para pengunjuk rasa juga meneriakkan “mengejar polisi kulit hitam” mengungkapkan rasa berang yang mereka rasakan karena reaksi berlebihan dari polisi.

Lam yang didukung Komunis Tiongkok pada 15 Juni menunda RUU ekstradisi yang akan memungkinkan warga dikirim ke Tiongkok daratan untuk diadili. Lam menyatakan “kesedihan dan penyesalan yang mendalam” meskipun ia berhenti untuk meminta maaf. Kejadian ini adalah penarikan yang sangat dramatis bagi Lam. Tetapi bagi banyak penentang, penangguhan RUU tidak cukup dan pawai hari Minggu menyerukan agar dihapuskan dan Lam lengser dari jabatannya.

“Kami ingin menekan kepada pemerintah kami karena tidak menanggapi pawai pertama kami, Jadi kita datang untuk kedua kalinya – dan berharap dia akan mendengarkan,” kata Icy Tang, yang baru lulus dari universitas di Hong Kong.

Soal perubahan politik yang paling signifikan oleh pemerintah Hong Kong sejak Inggris mengembalikan wilayah itu ke Tiongkok pada tahun 1997,  kini mempertanyakan kemampuan Lam untuk terus memimpin kota.

“Carrie Lam menolak untuk meminta maaf kemarin. Itu tidak bisa diterima, Dia adalah pemimpin yang mengerikan yang penuh dengan kebohongan, Saya pikir dia hanya menunda RUU sekarang untuk menipu agar kitamenjadi tenang,” kata Catherine Cheung yang berusia 16 tahun.

Teman sekelasnya, Cindy Yip, mengatakan: “Itu sebabnya kami masih menuntut RUU dihapuskan. Kami tidak percaya lagi padanya. Dia harus berhenti. “

Menjelang malam 16 Juni, Lam, dalam pernyataannya meminta maaf atas tindakan pemerintah. Dia mengatakan pemerintah akan menerima kritik untuk RUU tersebut. Namun, pemerintah tidak menanggapi tuntutan pemrotes agar Lam mundur atau agar RUU itu dicabut.

Kritikus mengatakan Undang-Undang Ekstradisi yang direncanakan dapat mengancam kedaulatan hukum Hong Kong dan reputasi internasionalnya sebagai pusat keuangan Asia. Beberapa taipan Hong Kong sudah mulai memindahkan kekayaan pribadi mereka ke luar negeri.

Investor David Webb, dalam buletin pada hari Minggu, mengatakan jika Lam adalah saham ia akan merekomendasikan korslet padanya dengan target harga nol.

“Sebut saja itu perdagangan Carrie. Dia telah kehilangan kepercayaan publik tanpa dapat ditarik kembali, “kata Webb.

Menurut Webb, pemikirnya di Beijing, saat menyatakan dukungan publik pada saat ini, jelas mengantarnya untuk memotong dengan menjauhkan diri dari proposal dalam beberapa hari terakhir.

Sedangkan media Corong Komunis Tiongkok, People’s Daily, mengatakan dalam sebuah komentar pada hari Minggu bahwa pemerintah pusat menyatakan “dukungan kuat” untuk Lam.

Krisis politik

Aksi protes telah menjerumuskan Hong Kong ke dalam jurang krisis politik, sama seperti berbulan-bulan demonstrasi “Pendudukan” pro-demokrasi pada tahun 2014, menambah tekanan pada administrasi Lam dan pendukung resminya di Beijing.

Gejolak terjadi pada masa-masa yang sulit bagi Beijing, yang sedang bergulat dengan perang dagang AS, ekonomi yang goyah dan ketegangan di Laut Cina Selatan.

Sensor komunis Tiongkok di daratan Tiongkok telah bekerja keras untuk menghapus atau memblokir berita tentang aksi protes Hong Kong. Aksi ini dikhawatirkan bahwa setiap demonstrasi publik dalam skala besar dapat menginspirasi aksi protes di daratan Tiongkok.

Bentrokan kekerasan di dekat jantung pusat keuangan pada 12 Juni lalu mendapat porsi berita utama global dan memaksa beberapa toko dan bank, termasuk HSBC, untuk menutup kantor cabang.

Dalam sebuah posting blog mingguan yang diterbitkan pada hari Minggu, Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan menyampaikan catatan untuk meyakinkan orang tentang posisi keuangan kota itu.

“Bahkan jika lingkungan eksternal terus tidak jelas dan suasana sosial tegang baru-baru ini, pasar ekonomi dan keuangan Hong Kong secara keseluruhan masih beroperasi dengan cara yang stabil dan tertib,” tulisnya.

Pada awal pawai, pengunjuk rasa berhenti sejenak untuk mengingat seorang aktivis yang meninggal karena jatuh pada hari Sabtu di dekat lokasi demonstrasi baru-baru ini.

Di pulau Taiwan yang independen, yang diklaim Komunis Tingkok sebagai miliknya, sekitar 5.000 orang berunjuk rasa di luar gedung parlemen di Taipei dengan spanduk bertuliskan, “Tidak ada Undang-Undang Ekstradisi Tiongkok” dan “Taiwan mendukung Hong Kong.

“Beberapa pengunjuk rasa di Hong Kong juga mengibarkan bendera Taiwan.“

Campur Tangan Luas

Sistem hukum independen kota Hong Kong dijamin berdasarkan undang-undang  kembalinya Hong Kong dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok 22 tahun yang lalu, dan dipandang oleh komunitas bisnis dan diplomatik sebagai aset terkuatnya.

Hong Kong telah diperintah di bawah formula “satu negara, dua sistem” sejak kembali ke Beijing, yang memungkinkan kebebasan yang tidak bisa dinikmati di daratan Tiongkok tetapi bukan pemungutan suara yang sepenuhnya seperti negara demokrasi.

Komunis Tiongok dituding mencampuri banyak hal sejak saat itu, termasuk menghalangi reformasi demokratis, campur tangan dalam pemilihan umum dan berada di balik hilangnya lima penjual buku yang berbasis di Hong Kong pada tahun 2015 berspesialisasi dalam pekerjaan kritis terhadap para pemimpin Tiongkok.

Anggota parlemen pro-demokrasi Claudia Mo mengatakan protes akan terus berlanjut jika Lam tidak membatalkan RUU tersebut.“

Jika dia menolak untuk membatalkan RUU kontroversial ini sama sekali, itu berarti kita tidak akan mundur. Dia tetap, kita tetap di sini,” kata anggota parlemen pro-demokrasi Claudia Mo.

Bertanya berulang kali pada hari Sabtu apakah dia akan mundur, Lam menghindari menjawab secara langsung dan mengimbau masyarakat untuk “memberikan kita kesempatan lagi.”

Lam mengatakan bahwa dia telah menjadi pegawai negeri selama beberapa dekade dan masih memiliki pekerjaan yang ingin dia lakukan.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan di Twitter: “Pemerintah HK yang telah bekerja dengan baik untuk mengindahkan kekhawatiran warga pemberani yang telah membela hak asasi manusia mereka”.

Surat kabar top Komunis tiongkok pada hari Minggu mengutuk “antek antek asing ” hingga pasukan asing di Hong Kong. “Orang-orang tertentu di Hong Kong telah mengandalkan orang asing atau mengandalkan orang-orang muda untuk membangun diri mereka sendiri, berfungsi sebagai pion dan antek pasukan anti asing,” kata People’s Daily yang berkuasa dalam sebuah komentar.

Protes Hong Kong telah menjadi yang terbesar di kota itu sejak  banyak massa menentang penindasan berdarah demonstrasi pro-demokrasi yang berpusat di sekitar Lapangan Tiananmen Beijing pada 4 Juni 1989.

Lam mengklaim undang-undang ekstradisi diperlukan untuk mencegah penjahat bersembunyi di Hong Kong. Dia juga mengklaim bahwa hak asasi manusia akan dilindungi oleh pengadilan kota yang akan memutuskan ekstradisi berdasarkan kasus per kasus.

Kritikus, termasuk pengacara terkemuka dan kelompok hak asasi manusia, telah mencatat sistem peradilan Tiongkok dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok. Temuan ini ditandai dengan penyiksaan dan pengakuan paksa, penahanan sewenang-wenang dan akses yang buruk ke pengacara. (asr)

Oleh Anne Marie Roantree dan Jennifer Hughes

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam Dituntut Lengser Setelah Hanya Menangguhkan RUU Ekstradisi Pro Komunis Tiongkok

Cathy He

Penentang RUU Ekstradisi kontroversial yang memicu protes massa besar-besaran di Hong Kong menyerukan kepada Ketua Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam untuk membatalkan RUU itu secara total. Bahkan, Carrie Lam dituntut lengser setelah dia mengumumkan RUU itu akan ditangguhkan tanpa batas waktu yang ditentukan pada Sabtu 15 Juni.

“Setelah beberapa kali pembahasan internal selama dua hari terakhir, saya sekarang mengumumkan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk menunda amandemen legislatif, memulai kembali komunikasi kita dengan semua sektor masyarakat, melakukan lebih banyak pekerjaan penjelasan dan mendengarkan berbagai pandangan masyarakat,” kata Lam saat konferensi pers.

Pengumuman ini setelah terjadinya kebuntuan hampir satu minggu antara rakyat Hong Kong dan pemerintah. Rakyat Hong Kong meresponnya dengan 1,03 juta warga Hong Kong turun ke jalan pada 9 Juni untuk menentang RUU yang akan memungkinkan orang diekstradisi ke daratan Tiongkok untuk diadili.

Tiga hari kemudian, puluhan ribu pemrotes memadati area di luar legislatif kota tempat rancangan undang-undang itu akan dibahas sebelum adegan itu menjelma menjadi kekacauan ketika beberapa pengunjuk rasa berhadapan polisi. Warga curiga kehadiran polisi-polisi berbahasa mandarin yang diduga dikirim dari Tiongkok. Untuk diketahui warga Hong Kong menuturkan bahasa Canton.

Polisi setempat menggunakan semprotan merica, gas air mata, peluru karet, dan kantong kacang dalam upaya untuk menyingkirkan pengunjuk rasa dari jalanan. Setidaknya 81 orang terluka.

Namun, para kritikus tidak puas dengan pengumuman Lam. Mereka menyerukan agar Lam sepenuhnya menarik RUU tersebut hingga mundur dari Jabatannya. Selain itu, Lam dituntut mememinta maaf atas jumlah berlebihan kekuatan yang digunakan oleh polisi selama bentrokan pada 12 Juni.

Anggota parlemen Claudia Mo dan anggota kubu pro-demokrasi, yang menentang RUU dari Pan Demokrat di Hong Kong mengatakan pihaknya tidak bisa menerima keputusan penangguhan itu. Dikarenakan hanya suspensi bersifat sementara. Akan tetai rasa sakitnya masih membekas.

“Carrie Lam telah kehilangan semua kredibilitas di antara orang-orang Hong Kong. Dia harus mundur,” demikina Mo menambahkan.

Sementara itu, Legislator Pan Demokrat Hong Kong, Kenneth Leung, mengatakan keputusan itu “terlalu sedikit, terlalu terlambat” dan menuntut Lam untuk mundur.

Bonny Leung, seorang pemimpin Front Hak Asasi Manusia Sipil, salah satu kelompok yang telah membantu mengorganisir demonstrasi menilai rakyat Hong Kong telah dibohongi berkali-kali.

Kelompok itu mendesak rakyat Hong Kong untuk terus menghadiri protes yang dijadwalkan. Mereka juga mengecam stempel dari otoritas Hong Kong bahwa pengunjuk rasa yang terlibat aksi sebagai “perusuh” dan menyerukan pembebasan semua 11 pengunjuk rasa yang telah ditangkap.

Kelompok itu menambahkan bahwa mereka akan terus menyerukan “tiga penangguhan”: memboikot kelas, tidak akan bekerja, dan memboikot usaha hingga RUU ditarik.

Berbicara kepada wartawan setelah mengumumkan keputusannya pada hari Sabtu, Lam menghindari pertanyaan apakah dia harus mundur dari jabatannya.

Ketika seorang wartawan dengan tajam bertanya kepada Lam mengapa dia tidak mau mundur setelah protes publik secara besar-besaran dan kekerasan polisi, Lam menjawab: “Saya telah menjadi pelayan publik selama hampir 40 tahun. Saya menganggapnya sebagai kebanggaan saya, dan masih memiliki banyak pekerjaan untuk Hong Kong yang diharapkan dapat saya lakukan. ”

Dia juga menolak  mencabut amandemen yang diusulkan dan membela penggunaan kekuatan polisi, dengan mengatakan tanggapannya “masuk akal dan alami.”

Lam juga berkelit bahwa keputusan untuk menangguhkan RUU Ekstradisi atas keputusan dirinya. bukan Beijing, meskipun pemerintah pusat rezim Komunis Tiongkok mendukung keputusannya.

Awal pekan ini, Liu Xiaoming, duta besar Tiongkok untuk Inggris, kepada BBC juga berdalih bahwa rezim Komunis Tiongkok tidak memberikan instruksi kepada pemerintah Hong Kong mengenai RUU tersebut. Akan tetapi sejumlah analis menilai sebuah indikasi bahwa Komunis Tiongkok berusaha untuk menjauhkan diri dari kontroversi.

Kantor pemerintah Komunis Tiongkok yang bertanggung jawab atas urusan Hong Kong menyatakan “dukungan, rasa hormat, dan pengertian” atas keputusan Lam untuk menangguhkan RUU itu.

Steve Tsang, seorang ilmuwan politik di SOAS University of London mengatakan kepada Reuters bahwa Beijing kemungkinan besar telah memerintahkan Lam untuk menunda RUU itu.

Menurut Steve Tsang, “Mereka akan menunjukkan kepada Carrie  bahwa insiden ini harus berakhir. Dia tidak mengerti apa yang dilakukannya, karena itu hari-hari Carrie Lam dinomori Beijing. Tapi tidak dapat langsung mecopotnya karena itu akan menjadi indikasi kelemahan.”

Sejak Hong Kong beralih ke pemerintahan Komunis Tiongkok pada tahun 1997 silam. Kota ini telah diperintah berdasarkan kebijakan yang dikenal sebagai “satu negara, dua sistem” yang menjamin otonomi dan kebebasan khusus, termasuk kebebasan berkumpul, kebebasan pers, dan peradilan yang independen.

Namun, para kritikus mengatakan janji ini tidak terpenuhi, mengutip daftar panjang perkembangan yang telah mengikis kemerdekaan kota dan perlindungan hukum, menandakan semakin meluasnya infiltrasi rezim Komunis Tiongkok.

Insiden baru-baru ini termasuk insiden penolakan pembaharuan visa untuk editor nasional Inggris dan Financial Times, Victor Mallet, aktivis demokrasi yang dipenjara, dan anggota parlemen oposisi yang didiskualifikasi dari jabatan publik. (asr)

Reuters dan Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam berbicara di sebuah konferensi pers di Hong Kong, Cina, pada 15 Juni 2019. (Athit Perawongmetha / Reuters)

Misteri Mumi Biksu Berusia 200 Tahun dengan Rambut di Kepalanya: Apakah Masih ‘Hidup’?

0

Chris Ford dan Daksha Devnani – The Epochtimes

Epochtimes.id- Mumi kuno selalu menjadi sumber daya tarik karena mereka menjelaskan tentang budaya dan tradisi yang ada pada masa itu. Analisis tulang dan gigi mereka membantu kita menemukan lebih banyak tentang mereka dan memberikan kepada kita gambaran tentang jenis kehidupan yang mereka jalani.

Akan tetapi bisakah diteliti lebih jauh tentang mumi bhiksu dalam keadaan posisi bermeditasi ini? mumi biksu ini diperkirakan berumur sekitar 200 tahun pada saat ditemukan, hal yang menjadi pertanyaan apakah dia masih hidup? Biksu dengan kondisi tubuhnya menyusut ini, makamnya ditemukan di Mongolia.

Mumi biksu ini sebelum ditemukan dalam posisi duduk bermeditasi dengan pose lotus. Dia dilaporkan masih memiliki rambut yang tumbuh di kepalanya, 130 tahun setelah kematiannya. Karenanya beberapa orang percaya bahwa bhiksu itu masih hidup.

Dr. Barry Kerzin, yang juga seorang bhiksu dan tabib Buddha untuk Dalai Lama, mengatakan bhiksu itu berada dalam kondisi “tukdam,” yang merupakan kondisi meditasi yang mendalam dan sebenarnya tidak meninggal dunia.

Sejumlah biksu di seluruh Asia telah berusaha mencapai pencerahan dengan duduk bermeditasi untuk waktu yang lama. Setidaknya ada 40 biksu mumi yang ditemukan di India  selama setengah abad terakhir.

Dr. Kerzin menjelaskan tentang keadaan tukdam: “Jika orang itu dapat tetap dalam keadaan ini selama lebih dari tiga minggu — yang jarang terjadi — tubuhnya berangsur-angsur menyusut, dan pada akhirnya yang tersisa dari orang itu hanyalah rambutnya, kuku , dan pakaian. “

“Biasanya dalam kasus ini, orang yang tinggal di sebelah bhikkhu itu melihat pelangi yang bersinar di langit selama beberapa hari. Jika meditator dapat terus bertahan dalam kondisi meditasi ini, ia dapat menjadi seorang sang sadar. Dengan mencapai tingkat spiritual yang tinggi, meditator juga akan membantu orang lain, dan semua orang di sekitarnya akan merasakan kegembiraan yang mendalam,” tambah Dr.Kenzin.

Pada Pusat Keahlian Forensik Nasional di Ulaanbaatar, ibukota Mongolia, uji coba telah dilakukan. Hasilnya membenarkan bahwa biksu yang dimumikan itu memang sudah meninggal dunia.

Dia diidentifikasi sebagai Tsorzh Sanzhzhav, yang meninggal pada usia 70 tahun dan adalah murid Lovgon Geser Lama, seorang guru Buddhis terkenal yang juga meninggal dalam posisi meditasi.

Peneliti utama Ganhugiyn Purevba, yang adalah pendiri dan profesor Institut Seni Buddha Mongolia di Universitas Buddha Ulaanbaatar, mengatakan kepada Siberia Times: “Ketika saya pertama kali mengetahui tentang penemuan yang tidak biasa ini, saya mengirim orang untuk memeriksa di Arkhangai, mencurigai bahwa itu mungkin menjadi badan yang tidak bisa binasa dari Tsorzh Sanzhzhav, seorang murid Geser Lama. Saya berharap saya salah tentang Sanzhzhav. “

Dia lebih lanjut menambahkan, “akhirnya komite khusus menemukan bahwa tubuh yang tidak dapat binasa dan kuil itu milik Tsorzh Sanzhzhav.”

Sanzhzhav dimakamkan di samping gurunya, tetapi jasadnya dicuri dan dipasarkan untuk pasar gelap pada tahun 2015. Mumi itu ditemukan dan dimakamkan kembali di sebelah gurunya.

Meskipun rambut dan kuku tampaknya terus tumbuh setelah kematian, ini tidak berlangsung lama. Ini memberi orang kesan pertumbuhan rambut terus menerus.

Tetapi dalam kasus yang aneh ini — setelah 134 tahun sejak “kematian” biarawan itu – apakah itu masih terjadi? Lalu bagaimana menurut anda?

Dalam kasus lain, sisa-sisa seorang lama, yang masih sangat terawat 92 tahun setelah kematiannya, telah menentang hukum sains. Buddha Lama Rusia Dashi-Dorzho Itigilov meninggal pada tahun 1927 ketika ia berusia 75 tahun. Tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan bahkan setelah digali tiga kali: sekali pada tahun 1955, sekali lagi pada tahun 1973, dan lagi pada tahun 2002.

Menurut Daily Mail, pada tahun 2002 ketika lama itu diselidiki oleh para ilmuwan dan ahli patologi, jasad itu ditemukan “dalam kondisi seseorang yang telah meninggal 36 jam yang lalu.”

Tubuh yang terawetkan dengan baik tetap bebas dari kerusakan dan terlihat duduk dalam meditasi dengan “posisi lotus”  dengan kedua kaki terlipat di atas paha, dan tetap demikian hingga hari ini. Sesuai catatan dari pengamatan, otot dan jaringan bagian dalam, sendi lunak, dan kulit tetap tidak mengalami kerusakan. (asr)

Ketika Peneliti, Ahli Teori Konspirasi dan Skeptis Klaim Misteri Segitiga Bermuda Terpecahkan

Michael Wing

Segitiga Bermuda adalah tempat di mana para ahli teori konspirasi dan skeptis sama-sama terjebak  dengan risiko mereka masing-masing. Ratusan kapal dan pesawat terbang telah menghilang selama bertahun-tahun tanpa jejak.  

Hingga kini ilmu pengetahuan modern belum mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.

Legenda bahari berbicara tentang portal interdimensional, UFO, dan alien; sains berbicara tentang fenomena cuaca yang luar biasa; skeptis berbicara tentang kecenderungan kita untuk mengarang cerita. Apakah kita yakin apa yang sebenarnya terjadi?

Dengan semua teknologi modern kita, dapatkah kita menyimpulkan tentang semua kebenaran di balik segitiga? Seberapa banyak dari fakta, dan berapa banyak fiksi? Apa yang dikatakan sains?

Segitiga Bermuda adalah sebuah pulau yang dikelilingi oleh kapal karam, yang dihuni oleh orang-orang yang selamat dari laut berabad-abad yang lalu. Terumbu berbahaya di sekitar pulau vulkanik dangkal dan merusak kapal, kayu atau logam.

Area yang  didefinisikan oleh batas-batas dalam segitiga bermuda adalah  Bermuda, Puerto Riko, dan Miami merupakan kawasan segitiga, di mana banyak kasus lenyap secara misterius telah dicatat lebih dari seabad.

Kapal paling terkenal yang pernah menghilang di segitiga ini adalah USS Cyclops, kapal terbesar di Angkatan Laut AS pada zamannya, yang memasok bahan bakar untuk armada Amerika di Perang Dunia I.

Mereka yang telah mempelajari kapal telah menunjukkan kelemahan utamanya: itu adalah kapal seperti kapal jenis Flat-bootomed umumnya sehingga rentan terbalik. Mengangkut kargo yang berat, kapal itu secara misterius menghilang bersama 309 awak saat berlayar dari Barbados ke Baltimore pada 4 Maret 1918.

Menambah misteri, dua kapal saudara Cyclops juga menghilang di rute yang sama pada tahun 1941.

Legenda segitiga semakin dalam pada tahun 1945 ketika lima pesawat AS TBM Avenger, yang dikenal sebagai Penerbangan 19, menghilang tanpa jejak di sekitar segitiga.  Selanjutnya, pesawat Martin Mariner yang dikirim untuk mencari Penerbangan 19 juga lenyap. Tidak ada yang selamat berhasil ditemukan, juga tidak ada reruntuhan atau puing-puing  yang pernah ditemukan.

Ini hanyalah puncak gunung es dari penghilangan yang terdokumentasi selama bertahun-tahun. Setidaknya 1.000 orang hilang; ratusan kapal dan pesawat telah lenyap.  Sering kali, komunikasi radio  tanpa pemberitahuan dan bahkan cuaca cerah adalah kontak terakhir yang pernah dilakukan.

Sains Menjelaskan Misteri?

Sejumlah teori diusulkan untuk menjelaskan misteri ini termasuk gelombang ganas, gas metana yang naik dari dasar samudera, dan bom udara atau “microbursts” yang dapat menabrak pesawat dan menenggelamkan kapal.

 Segitiga rawan badai, di mana kadang-kadang ada beberapa muka badai sekaligus, mungkin melihat gelombang konvergen yang memperbesar ukuran, menyebabkan gelombang yang muncul entah dari mana. Legenda bahari menggambarkan gelombang yang menakutkan lebih dari 30 meter. Pengujian yang dilakukan menggunakan simulator gelombang dengan model USS Cyclops telah membuktikan bahwa gelombang setinggi lebih dari 15 meter dapat menjungkirbalikkan dan menenggelamkannya.

Citra satelit dalam beberapa tahun terakhir menemukan awan berbentuk heksagonal atau “sarang lebah” di sekitar segitiga bermuda. Menggunakan teknologi pencitraan terbaru, bentuk-bentuk awan ini menjadi tanda-tanda ledakan udara ke bawah yang sangat terfokus, yang disebut “microbursts” atau “bom angin.”

 Ledakan semacam itu dapat mencapai 170 mph hingga dengan mudah mengirim pesawat dan kapal ke kuburan air. Peneliti mengklaim Bom angin’ ini memiliki kecepatan angin sampai 273 kilometer per jam.

Teori lain melibatkan metana hidrat di dasar laut. Gangguan ini dapat menyebabkan metana hidrat naik dan berubah menjadi gas. Digambarkan sebagai “sendawa kematian,” gas seperti itu, secara teoritis, dapat mempengaruhi daya apung kapal, menyebabkan tenggelam, atau bahkan mengganggu mesin pesawat.

Termasuk daftar bahaya yang diajukan adalah cuaca ekstrem dan kabut listrik; beberapa orang menyatakan bahwa kompas menunjuk ke utara yang sebenarnya alih-alih utara magnetik karena gangguan magnetik pada segitiga; bahkan Columbus mencatat kerusakan kompas pada zamannya.

Teori Skeptis dan Konspirasi

Klaim lainnya termasuk teori portal dimensi ekstra-terristrial, gravitasi atau anomali magnetik, kapal hantu dan penculikan alien. Penampakan UFO juga telah dilaporkan terjadi.

Sementara itu, para teori skeptis menjelaskan seluruh misteri dengan menyangkalnya sama sekali misteri yang terjadi. Mereka mengutip bahwa wilayah tersebut adalah salah satu bagian dunia yang paling ramai dikunjungi; jumlah kapal yang hilang di laut sama dengan tempat lain per kapita. Ini adalah Akhir dari cerita.

Sejujurnya, jawabannya mungkin terletak di suatu tempat di tengah-tengah semua teori ini — itu hanya teori.  Jawaban yang memuaskan dari semua teori masih  belum ada. Adapun teori alien atau teori konspirasi-semua ide masih harus tetap di atas meja. (asr)

Perang Terhadap Pejabat Korup dan Penindas HAM Komunis Tiongkok, AS Bakal Luncurkan Program Kleptocracy Asset Recovery Initiative

Wang Mingyu/ Liu Hui – NTDTV.Com

Baru-baru ini, pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada beberapa kelompok agama bahwa mereka akan menolak menerbitkan visa kepada oknum yang menindas hak asasi manusia dan penganiayaan terhadap agama. Deplu AS meminta Falun Gong menyediakan daftar nama dan informasi mengenai aset mereka di luar negeri.

Menurut laporan, untuk menangani penjahat HAM ini, Amerika akan meluncurkan program Kleptocracy Asset Recovery Initiative atau Inisiatif Pemulihan Aset Kleptokrasi dari Departement of Justice Amerika Serikat yang berarti pengembalian aset hasil tindak pidana korupsi untuk menyita aset para pejabat korup di luar negeri.

Kleptokrasi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani: kleptes atau pencuri dan kratos yang berarti kuasa. Kleptokrasi artinya pemerintahan para pencuri. Istilah ini mengacu kepada sebuah bentuk pemerintahan yang mengambil uang pungutan yang berasal dari rakyat untuk memperkaya kelompok tertentu atau diri sendiri. Pemerintahan ini umumnya tidak jauh dari praktik-praktik korupsi, kezaliman dan kriminalisasi.

Kleptocracy Asset Recovery Initiative adalah sebuah badan di AS yang dibentuk untuk menangani korupsi di seluruh dunia.

Pada 2010 lalu, Departemen Kehakiman AS menetapkan langkah ini untuk mengejar dan menyita aset pejabat korup asing yang dialihkan ke Amerika Serikat, atau melalui pencucian uang di Amerika Serikat untuk menyelidiki dan menuntut para pejabat korup ini.

Selama sembilan tahun terakhir, Amerika Serikat telah menuntut puluhan pejabat senior asing melalui” Kleptocracy Asset Recovery Initiative”, menyita sejumlah besar dana ilegal dan mengembalikan aset yang dikorupsi oleh para pejabat korup ke sejumlah negara.

Sebelumnya, Pada 22 Februari 2019, Departemen Kehakiman AS mengeluarkan dokumen tentang penyelidikan skandal 1MDB atau one Malaysia Development Berhad, yang menyatakan bahwa “siapa pun yang memiliki informasi tentang simpanan atau pencucian uang melalui Amerika Serikat yang berasal dari uang hasil korupsi harus menginformasikan kepada Departemen penegak hukum AS. Sehubungan dengan ini, departemen kehakiman juga melampirkan email” Kleptocracy Asset Recovery Initiative ” dengan alamat kleptocracy@usdoj.gov.

Li Tianxiao, seorang doktor ilmu politik di Universitas Columbia, Amerika Serikat, mengatakan bahwa Amerika Serikat sekarang telah mulai menyelidiki apakah pejabat Tiongkok telah melakukan kejahatan hak asasi manusia. Aset luar negeri dari para penjahat hak asasi manusia ini kemungkinan akan disita.

“Hal pertama yang akan dilakukan adalah menyelidiki apakah pejabat komunis Tiongkok ini telah melakukan kejahatan hak asasi manusia. Jika terbukti melakukan kejahatan atas hak asasi manusia, maka aset-aset ini mungkin akan ditahan. Saya pikir kemungkinan ini sangat besar,” kata Li Tianxiao.

Pada tahun 2011, ada yang mengekspos di internet, bahwa 74,5% putra pejabat di atas tingkat menteri Komunis Tiongkok memiliki green card atau kewarganegaraan AS. Sedangkan cucu mereka yang memiliki kewarganegaraan AS sebesar 91% atau lebih.

Sementara itu, dalam artikel yang pernah ditulis Zhao Xiaozeng, seorang profesor di Beijing Science Technology And Management College, mengatakan bahwa 91% kekayaan penduduk Tiongkok adalah anak-anak pejabat elite.

Di bawah kepemimpinan Jiang Zemin yang korup, dan para pejabat korup komunis Tiongkok juga merupakan algojo yang melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong dan pelanggaran hak asasi manusia.

Meskipun beberapa penjahat hak asasi manusia seperti Zhou Yongkang dan Bo Xilai telah mendekam di penjara, namun, sebagian besar dari mereka masih bebas, bahkan beberapa diantaranya telah melarikan diri ke Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Pengacara hak asasi manusia yang di Washington, Ye Ning mengatakan, dikarenakan perbedaan ideologi antara Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya dengan komunis Tiongkok. Sejauh ini, RUU anti-korupsi Amerika Serikat dan PBB belum ada kerjasama dengan komunis Tiongkok. Namun, ia berharap jika Amerika Serikat menyelidiki dan menyita kekayaan para pencuri uang negara ini, sebaiknya tidak dikembalikan ke rezim komunis Tiongkok.

“Pemerintah AS, dalam hal ini Kementerian Keuangan AS sebaiknya memilih orang-orang yang kredibel diantara kekuatan lawan politik Komunis Tiongkok untuk berpartisipasi dalam hal ini, dan baru dikembalikan kepada rakyat setelah demokratisasi Tiongkok,” ujarnya.

 Lan Shu, seorang komentator tentang peristiwa terkini di Amerika Serikat, mengatakan bahwa banyak orang yang memiliki wawasan di dunia Barat telah melihat dengan jelas bahwa sistem komunis Tiongkok mengancam keselamatan mereka.

Oleh karena itu, tidak peduli apakah Amerika Serikat menggunakan sarana ekonomi, politik atau menghukum pejabat korup dalam menghadapi komunis Tiongkok, mereka optimis akan berhasil.

Sejumlah netizen di Tiongkok sebelumnya telah menyarankan bahwa jika Amerika Serikat mengekspos  aset para pejabat senior komunis Tiongkok dan anak-anak mereka di Amerika Serikat, itu akan lebih efektif daripada perang dagang. (Jon/asr)