Home Blog Page 1836

Tiongkok Mendesak Amerika Serikat untuk Menghalangi Presiden Taiwan Singgah di Hawaii

0

EpochTimesId – Pada 21 Maret 2019, Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk tidak mengizinkan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen singgah di Hawaii minggu depan saat ia melakukan kunjungan tur diplomatik sekutu di Pasifik.

Tsai Ing-wen mengatakan ia akan transit di Hawaii dalam perjalanan pulang dari kunjungan delapan hari ke Palau, Nauru dan Kepulauan Marshall, yang dimulai pada hari Kamis.

Tur Tsai Ing-wen dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Taipei dan Beijing, yang telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan yang memiliki pemerintahan yang mandiri.

Taipei sedang berjuang untuk mencegah 17 sekutunya yang tersisa mengalihkan kesetiaannya kepada Tiongkok, di mana hampir semuanya adalah negara kecil dan kurang berkembang di Amerika Tengah dan Pasifik, seperti Belize dan Nauru.

Tsai Ing-wen mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelum memulai tur bahwa adalah tugasnya untuk mempromosikan Taiwan secara internasional.

“Membiarkan negara maju di jalan yang benar, dan membiarkan Taiwan terus bersinar di panggung dunia, adalah semua hal yang harus dilakukan sebagai presiden, dan saya akan berjuang untuk semuanya ini,” kata Tsai Ing-wen.

Taipei menuduh Beijing menawarkan paket bantuan dan pinjaman yang murah hati untuk memikat sekutunya beralih ke Tiongkok.

Tahun lalu, Tiongkok membujuk Republik Dominika, Burkina Faso dan El Salvador untuk menjalin hubungan dengan Beijing, yang disebut Tsai Ing-wen sebagai perilaku “semakin tak terkendali”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang mengatakan Tiongkok telah mengajukan “perwakilan tegas” atas persinggahan yang direncanakan Tsai Ing-wen di Amerika Serikat.

“Kami secara konsisten dan tegas menentang Amerika Serikat atau negara lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang mengatur transit semacam ini,” kata Geng Shuang kepada wartawan di Beijing.

Tiongkok memandang Taiwan hanya sebagai provinsi yang tidak patuh, tanpa hak untuk hubungan negara-ke-negara.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lain, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi merupakan pemasok senjata terbesar di pulau itu dan pendukung internasional paling kuat.

Tiongkok dan Amerika Serikat yang berusaha untuk mengakhiri perang dagang yang pahit, memiliki pandangan yang beda atas aktivitas Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan, serta mengenai hak asasi manusia.

Pada bulan Januari 2019 di Beijing, pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengatakan berhak untuk menggunakan kekuatan untuk membuat Taiwan di bawah kendalinya tetapi akan berusaha untuk mencapai “penyatuan kembali” yang damai, meskipun Taiwan yang demokratis tidak menunjukkan minat untuk dijalankan oleh Beijing.

Permusuhan Tiongkok terhadap Taiwan telah berkembang sejak pemilihan Tsai Ing-wen pada tahun 2016 karena Beijing khawatir Ing-wen berkeinginan mendesak kemerdekaan Taiwan secara resmi.

Tsai Ing-wen mengatakan ia ingin mempertahankan status quo, tetapi akan mempertahankan demokrasi Taiwan.

Pada tanggal 11 Maret 2019, Tsai Ing-wen mengadakan pertemuan keamanan nasional, di mana ia mendesak pemerintah Taiwan untuk melawan proposal “satu negara, dua sistem” yang digunakan Beijing untuk mendesak  “penyatuan kembali” dengan Taiwan.

Tsai Ing-wen meminta pejabat pemerintah untuk membuat langkah-langkah untuk “melawan” upaya baru Tiongkok untuk “mengganggu” dan untuk “menyerap” modal dan bakat Taiwan.

“Pihak berwenang Beijing terus memanfaatkan sistem demokrasi terbuka dan bebas Taiwan untuk mengganggu perkembangan politik, ekonomi dan sosial Taiwan, yang telah menjadi risiko terbesar di Taiwan,” kata Tsai Ing-wen dalam sebuah pernyataan. (Yimou Lee & Twinnie Siu/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=7CbfATVuHb0

Polisi Diminta Usut Tindak Pidana Pinjaman Online

0

Epochtimes.id- LBH Jakarta meminta kepolisian menindaklajuti laporan terkait pidana pinjaman online.

Pengacara publik LBH Jakarta Jeanny Silvia Sari Sirait mengatakan sejak bulan Mei 2018, LBH Jakarta menerima sekitar 3000 pengaduan terkait permasalahan pinjaman online.

Berdasarkan pengaduan-pengaduan tersebut, LBH Jakarta menemukan banyak pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang dialami oleh korban pengguna aplikasi pinjaman online.

Temuan LBH Jakarta menunjukkan sebagian besar mengalami tindak pidana yang dilakukan oleh penyelenggara aplikasi pinjaman online dan pihak-pihak yang bekerja sama dengan penyelenggara aplikasi pinjaman online.

Pelanggaran yang ditemukan yakni :

  1. Penyebaran data pribadi melalui media elektronik (Pelanggaran Pasal 32 jo Pasal 48 UU ITE)
  2. Pengancaman (Pasal 368 KUHP)
  3. Penipuan (Pasal 378 KUHP)
  4. Fitnah (Pasal 311 ayat (1) KUHP)
  5. Pelecehan seksual melalui media elektronik (Pasal 27 ayat (1) jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE)

Jeany mengatakan banyak korban tindak pidana karena penggunaan aplikasi pinjaman online mencoba melaporkan secara mandiri tindak pidana yang mereka alami kepada kepolisian, namun laporan tersebut kemudian ditolak dengan alasan yang beragam.

Menurut dia, alasan tersebut termasuk juga tindakan yang seolah mewajarkan korban mengalami tindak pidana karena mereka belum bisa membayar pinjaman, dimana pinjam meminjam merupakan permasalahan hukum yang bukan menjadi ranah tanggung jawab kepolisian.

Lebih lanjut, Pasal 8 ayat 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa setiap laporan dan/atau pengaduan yang disampaikan oleh seseorang secara lisan atau tertulis, karena hak atau kewajibannya berdasarkan undang-undang, wajib diterima oleh anggota Polri yang bertugas di SPK.

Selain ditolak, banyak laporan tindak pidana yang sudah diterima pun “mandek” di kepolisian tanpa alasan yang jelas.  Karena tidak adanya informasi yang jelas kepada pelapor tentang perkembangan laporan yang disampaikan.

“Hal ini jelas tidak sesuai dengan hak pelapor untuk mendapatkan informasi perkembangan perkaranya secara terang sebagaimana diatur dalam Peraturan Kabareskrim Polri No. 3 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana,” ungkap Jeny dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2019).

Oleh karena itu, LBH Jakarta:

  1. Mendesak kepolisian untuk menerima seluruh laporan tindak pidana yang disampaikan oleh korban pengguna aplikasi pinjaman online, baik yang dilakukan secara serentak maupun yang dilaporkan kemudian.
  2. Mendesak kepolisian untuk menindaklanjuti laporan tindak pidana yang sudah dilaporkan kepada kepolisian.
  3. Mendesak kepolisian untuk tidak berhenti menyelesaikan permasalahan ini dengan penangkapan debt collector, namun mengusut tuntas sampai kepada pihak-pihak yang diduga menyuruh debt collector untuk melakukan tindak pidana-tindak pidana terkait.

 

(asr)

Dua Pesawat Militer Rusia Mendarat di Venezuela

0

EpochTimesId – Sebanyak dua pesawat angkatan udara Rusia dilaporkan mendarat di bandara utama Venezuela pada akhir pekan lalu. Pesawat tersebut membawa seorang pejabat pertahanan Rusia dan sekitar 100 tentara.

Sebuah situs web pelacak penerbangan menunjukkan dua pesawat berangkat dari pangkalan militer Rusia, dan terbang menuju Caracas, ibukota Venezuela, pada 22 Maret 2019, menurut laporan Reuters. Salah satu pesawat sudah meninggalkan Caracas pada 24 Maret 2019.

Sementara itu, seorang jurnalis lokal, Javier Mayorca, mengatakan di Twitter bahwa pesawat mendarat di bandara Maiquetia di Caracas dengan membawa puluhan tentara Rusia.

Foto-foto kedua pesawat itu, tampaknya juga dipublikasikan di situs media sosial.

Mayorca mengatakan, pesawat pertama juga membawa Vasily Tonkoshkurov, kepala staf angkatan darat Rusia. Dia menambahkan bahwa pesawat kedua membawa sekitar 35 ton material, menurut Reuters.

Pesawat tersebut berjenis jet penumpang Ilyushin IL-62 dan pesawat kargo militer Antonov AN-124. Pesawat-pesawat itu berangkat dari bandara militer Chkalovsky di Rusia, kemudian singgah di Suriah sebelum berangkat menuju Venezuela, menurut laporan Reuters, yang mengutip Flightradar24.

Sementara itu, seorang saksi mengatakan kepada Reuters bahwa jet penumpang tiba di bandara pada 24 Maret 2019. Belum jelas tujuan pesawat dan militer Rusia pergi ke Venezuela.

Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino (kedua dari kiri) setelah kedatangan dua pesawat bomber supersonik Rusia, Tupolev Tu-160 strategis jangka panjang di Bandara Internasional Maiquetia, tepat di utara Caracas, pada 10 Desember 2018. (Foto : Federico Parra/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Kementerian Informasi Venezuela belum mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini. Juga tidak ada komentar dari Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia, atau Kremlin.

Tahun lalu, dua pesawat bomber Rusia yang mampu membawa senjata nuklir juga mendarat di negara yang dulunya kaya minyak itu. Pendaratan bomber sebagai bentuk dukungan untuk rezim sosialis Nicolas Maduro.

Laporan itu muncul setelah pemerintahan Trump di Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada industri minyak Venezuela. Sanksi ekonomi digelontorkan dalam upaya menekan Maduro untuk mundur dari jabatannya, dan meminta militer untuk meninggalkan rezim sosialis otoriter.

Negara ini, sementara itu, telah dilumpuhkan oleh pemadaman listrik, kekurangan air, kekurangan makanan, kerusuhan yang merajalela, dan penjarahan, di antara isu-isu lainnya.

Juan Guaido, yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara awal tahun ini, mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan lebih dari 50 negara demokratis. Dukungan datang termasuk dari sebagian besar Amerika Selatan, kecuali Suriname dan Bolivia.

Baik Rusia dan Tiongkok, telah meminjamkan miliaran dolar AS kepada Venezuela, yang pada dasarnya menopang rezim Maduro. Pendukung Maduro terkenal lainnya termasuk Turki, Afrika Selatan, Iran, dan Kuba.

Selama akhir pekan, Maduro mengumumkan bahwa Dia akan merombak pemerintahnya setelah berbulan-bulan kekacauan.

“Saya akan mengumumkan beberapa metode baru dalam pemerintahan dan perubahan besar di seluruh pemerintahan Venezuela,” kata Maduro dalam pidato yang disiarkan melalui TV pemerintah, menurut Bloomberg News. “Kita perlu memperbarui diri, menyegarkan, meningkatkan, mengubah.”

Akan tetapi, Maduro juga meminta para pendukungnya untuk memobilisasi dan mempersenjatai diri untuk mempertahankan rezim sosialisnya. Sanksi itu, tambahnya, tidak akan mampu memaksanya untuk ‘menyerah’. (JACK PHILLIPS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Serial Kaisar Qin Shi Huang (1)

0

Kaisar Pertama Dari Ribuan Zaman

Pasca ekspedisi perang ratusan tahun, Rakyat dalam  situasi sangat sulit, dinanti suatu dinasti kedamaian.
Ratusan aliran filsafat mengacaukan dunia, menyesatkan – mengaburkan kriteria benar, satu sulutan api mengubahnya jadi debu bertebaran. Pekerjaan mangkrak menanti dilanjutkan, proyek agung baru dimulai, segala upaya kacau mencerahkan pendirian dinasti.

Membangun landasan ratusan abad, diperbaiki dan dibersihkan secara hakiki, ribuan generasi memuji Kaisar Pertama!

Prakata

Lebih dari 4.000 tahun silam, air bah bersifat global melanda bumi dan menyebabkan umat manusia hampir dalam keadaan kemusnahan total, di Shen Zhou/Tanah Dewata (Tiongkok saat ini), Sang Pencipta mengatur tiga penguasa suci yakni: Yao, Shun dan Yu datang ke dunia mewarisi masa lalu dan menginspirasi masa depan serta menciptakan era baru sejarah.

Orang Tiongkok di zaman itu selalu berada di bawah perlindungan Sang Pencipta, selama periode budaya semi-dewa tersebut, ada banyak dewa dan  manusia sejati hidup berdampingan dengan manusia biasa, mereka mewariskan berbagai macam budaya dan ketrampilan, menciptakan dan mengatur moralitas dan konten pemikiran manusia, mengajarkan manusia berkultivasi kembali ke jati diri, merupakan hal pokok untuk menjadi manusia.

Moralitas manusia kala itu sangat mulia dan orang-orang yang berhasil berkultivasi menjadi Dewa berada di mana-mana.

Rakyat Tiongkok setelah hidup bersama tiga penguasa suci lalu mengalami lagi dua dinasti Xia dan Shang selama lebih dari 1.000 tahun, dalam sekejap mata semuanya telah berlalu.

Sejak Raja Wu dari Zhou mendirikan dinasti Zhou, yang kemudian pecah menjadi Zhou Barat disusul Zhou Timur hingga dinasti Qin Raya, para leluhur mengalami periode sejarah penting dari gejolak pertikaian yang sangat kaya corak selama 800 tahun. Terutama di Periode Chun Qiu – Zhan Guo (Periode Musim Semi & Musim Gugur serta Periode Negara-negara berperang) dan periode Qin Raya, Lima Hegemoni Tujuh Negara Perkasa dan dipersatukan oleh Qin Raya yang berperan, “Mengekspedisi pasukan menguasai seluruh negeri, sebagai pemenang tunggal memerintah negara” adalah cara untuk menyebarkan budaya di dunia manusia; bersamaan dengan kelahiran Konfusianisme dan Taoisme lahir pula ratusan aliran berbeda yang saling bersaing ide, menginterpretasikan untuk kembali ke jati diri dan berkultivasi mencapai kesempurnaan adalah hakikat menjadi manusia.

Namun aturan alam semesta “Jadi, Tinggal, Rusak, Musnah” menyebabkan moralitas umat manusia berangsur-angsur merosot, pada saat itu standar moralitas umat manusia berbeda jauh jika dibandingkan dengan zaman Tiga Kaisar dan Lima Raja.

Setiap kali umat manusia berada pada saat moralitas mulai memburuk maka Sang Pencipta akan mengatur Dewa dan Buddha turun ke dunia menyebarkan ajaran Nya untuk meluruskan kembali moralitas umat manusia, mengajarkan kebaikan kepada umat manusia untuk kembali ke jati diri dan menyelamatkan orang yang berjodoh untuk kembali ke Surga.

Lǎo Zǐ melewati (lintasan) Han Gu menuju ke Barat, meninggalkan kitab dengan 5.000 kata Sejati yang menjelaskan kepada umat manusia tentang kitab klasik metode kultivasi pengikut aliran Tao untuk keluar dari duniawi. Konfusius keliling ke berbagai negara vasal untuk mengkhotbahkan jalan tengah emas, mereformulasi ikhtisar tata krama pengikut Konfusianisme Tiongkok bagaimana menjadi umat manusia di dunia.

Namun, Yin dan Yang, kebaikan dan kejahatan, saling mengekang dan saling menghidupi.

Pada masa akhir Zhan Guo ratusan aliran muncul serentak mensimpang-siurkan dunia, prinsip lurus tidak jelas dan pemikiran menjadi kacau ditambah peperangan selama ratusan tahun, hati manusia mendambakan ketentraman.

Raja Qin Yingzheng (kelak disebut: Qin Shi Huang atau Kaisar Shi Huang dari Qin, bermakna: Kaisar Pertama dari dinasti Qin), “Harfiah: sejalan dengan waktu (timing) Langit, mentaati keuntungan geografis dan menyesuaikan keharmonisan manusia (idiom: waktunya tepat, kondisi geografis dan sosialnya baik)” dan menanggulangi seluruh kekacauan dalam waktu sekejap, memperbaiki segala keterpurukan dan menyatukan tanah air, dibenahi dari sumbernya, melindungi berdirinya dinasti, mengokohkan landasan baik dan menegakkan prasasti keberhasilan yang abadi bagi Tiongkok.

Bab Pertama: Persengketaan babak terakhir, Budaya Warisan Dewata

Dalam sejarah berbagai bangsa di dunia ini semuanya yakin akan keberadaan sang Pencipta, memercayai bahwa perbuatan baik maupun buruk pasti ada imbalannya maka itu atas kemauan sendiri mengekang diri tidak berbuat kejahatan, baru dapat mempertahankan standar moralitas masyarakat.

Seiring dengan kemerosotan moral umat manusia dan melemahnya iman terhadap Tuhan maka Tuhan pun mengurangi keajaiban yang ditunjukkan kepada manusia.

Di Tiongkok, Lǎo Zǐ lahir dan menyebarkan Taoisme di zaman Chun Qiu, menyusul ada Sakyamuni dan Jesus di negara lain, membuat peradaban umat manusia periode ini mengetahui apa itu Buddha, apa itu Tao dan Dewata, bagaimana melalui kultivasi dapat kembali pulang ke jati diri, kembali ke Surga dan pada saat yang sama membuat moralitas umat manusia meningkat ke atas.

Ketika melewati periode sejarah ini, tidak sulit untuk mengetahui bahwa kemunculan Lima hegemoni di zaman Chun Qiu dan Tujuh Negara saling berebut wilayah di zaman Zhan Guo dan pada akhirnya Qin Shi Huang memusnahkan 6 negara yang lain dan mempersatukan Tiongkok: memerankan “ekspedisi pasukan menguasai seluruh negeri, sebagai pemenang tunggal memerintah negara”.

Taoisme dan Konfusianisme muncul, ratusan aliran bersimpang siur

Di zaman Chun Qiu ratusan negara saling berperang dan berebut wilayah, disaat kekacauan itu bersimpang siur dan manusia terbingungkan oleh situasi kekacauan ini, Sang Pencipta serta para Dewa mengatur seorang sang Sadar diam-diam turun ke dunia yakni Lǎo Zǐ yang bermarga Li, nama Er dan sebutan Dan, mulai menyebarkan ajarannya dan meninggalkan karya klasik cara berkultivasi aliran Tao yakni “Dao De Jing”.

Lǎo Zǐ turun ke dunia menyelamatkan manusia, mengungkapkan kepada umat manusia bahwa tujuan dasar umat manusia datang ke dunia adalah untuk kembali ke jati diri.

5.000 kata dalam kitab “Dao De Jing” dari Laotse di tingkatan Tathagata mengutarakan rahasia tulen “Hukum Dao melahirkan segalanya” serta mekanisme saling menghidupi dan saling mengekang dalam ruangan tertentu alam semesta, memberitahu para kultivator harus berkultivasi mencapai Wuwei di dunia, baru bisa mendapatkan Dao, baru dapat mencapai kesempurnaan, baru dapat memiliki sepenuhnya kemampuan supranatural.

Menuruti Dao akan makmur, berlawanan dengan Dao akan musnah. Laotse merangkum cara menjadi raja, pemikiran konfusianisme dan prinsip penggunaan kekuatan militer dan lain-lain ke dalam beberapa kata yang sedikit.

Lǎo Zǐ sangat paham akan kelicikan dan kekejaman duniawi, lebih memahami pula bahwa akan ada ajaran alam semesta yang menyebar luas di generasi kemudian, maka dia cukup meninggalkan 5000 kata dalam kitab “Dao De Jing”, lalu tergesa-gesa pergi menuju ke barat.

Oleh karena kebiasaan aliran Taoisme yang mewariskan kepada murid tunggal, maka Lǎo Zǐ tidak sama dengan Sakyamuni dan Jesus dalam menyelamatkan kehidupan secara universal.

Kitab “Dao De Jing” membuat generasi penerus mengetahui apakah kultivasi aliran Tao itu.

Lebih dari 2.000 tahun, dari kitab “Dao De Jing”,  Tiongkok dan negara-negara lain di dunia telah mengambil makna positif bagaimana mengatur negara, menenteramkan rakyat dan bagaimana menjadi manusia serta bergaul dengan sesama. (LIN/WHS/asr)

Bersambung

Kisah Seorang Perempuan Desa Penyelamat Negara Qi

0

Dù Ruò

Huruf “Yi (義): kebenaran, keadilan, kebajikan …..” sudah tidak asing lagi bagi pembaca yang menguasai bahasa mandarin. Namun seberapa besar kekuatan yang terkandung didalamnya barangkali ada yang belum mengetahuinya.

Semasa dinasti Zhou (1046 SM – 256 SM) di masa Tiongkok Kuno seorang wanita desa dari Negara Lu berdasarkan huruf “Yi” telah “memukul” mundur bala tentera Negara Qi dan menjadi tokoh legenda baik di negara Qi maupun Negara Lu.

Suatu ketika, Negara Qi menyerang Negara Lu. Pasukan Qi telah sampai di perbatasan Negara Lu. Di alam liar Lu, Jenderal Qi melihat seorang wanita yang sedang menggendong seorang anak di tangan yang satu dan tangan yang lain sedang menggandeng anak yang lain, dan dengan tergopoh-gopoh melarikan diri.

Wanita ini melihat bala tentara Qi sudah semakin dekat, dalam keputus-asaannya, dia menurunkan anak yang digendong lantas bergegas menggendong anak yang digandeng dan melarikan diri ke arah gunung. Anak yang ditinggalkan menangis meraung-raung, Tentara Qi datang menghampiri dan bertanya kepada si anak: “Orang yang lari itu apakah ibumu?”. “Iya”, jawab si anak.

Tentara Qi bertanya lagi, “lalu yang digendong itu anak siapa?” Anak itu berkata, “Saya tidak tahu.” Jadi, tentera Qi mengambil busur dan mengarahkan panah untuk secara paksa menghentikan wanita yang berlari tersebut.

Jendral Qi ketika telah menyusul dan bertanya kepadanya, “Siapakah anak yang kamu gendong ini?” “dan anak yang kau tinggalkan itu anak siapa?” Wanita itu berkata, “Anak yang saya gendong adalah anak abangku dan yang ditinggalkan adalah anakku sendiri. Karena melihat tentara telah mendekat, saya tidak bisa melindungi kedua anak ini pada saat bersamaan, jadi saya meninggalkan anak saya sendiri. ”

Jendral Qi dengan bingung bertanya kepadanya: “Tapi bagaimanapun dia adalah darah dagingmu sendiri. Cinta yang begitu mendalam, sakitnya tak terperikan. Hari ini kau justru telah membuangnya, malahan menggendong anak abangmu untuk melarikan diri, mengapa ini terjadi?”

Wanita negeri Lu itu berkata: “Melindungi anak saya sendiri adalah cinta berdasarkan ego; tapi melindungi anak saudaraku, adalah kebenaran untuk orang banyak.”

“Dan jika saya mengambil kepentingan pribadi saya yang bertentangan dengan kebenaran dan mengorbankan anak saudara laki-laki saya untuk menyelamatkan anak saya, meskipun baik, tapi bertentangan dengan kebenaran.”

“Jika setiap orang lebih mengutamakan milik diri sendiri daripada orang lain, maka raja Negara Lu tidak akan peduli dengan bangsanya sendiri; para pemimpin tidak akan peduli pada rakyat, dan semua orang di negara ini akan mengutamakan urusan pribadi dan tidak ada yang akan mengurus satu sama lain.

“Jika saya hanya menyelamatkan anak saya sendiri, tapi saya kehilangan prinsip kebenaran, maka itu, barulah saya dengan menahan pilu di hati, ikhlas kehilangan anak saya sendiri, demi melindungi anak saudara saya, dengan cara ini saya dapat mempertahankan “kebenaran”.

Mendengar perkataan ini Jendral dari negara Qi sangat tersentuh. Mereka tidak habis pikir bahwa perjalanan penaklukan di negeri tetangga tak dinyana bertemu dengan seorang gadis desa pegunungan yang mampu menjaga “kebenaran” sedangkan mereka sebagai bangsawan tidak tahu bagaimana mempertahankan “kebenaran”?

Jenderal tersebut memerintahkan pasukannya untuk tidak beranjak, dengan cepat mengirim kabar ke raja Qi: “Kami tidak boleh menyerang Negara Lu, karena di perbatasan negara ini, kami melihat seorang wanita pegunungan yang tahu bagaimana menjaga kebenaran dan tidak egois demi kepentingan pribadi, apalagi para petinggi negaranya? Jadi, kami memohon dengan sangat untuk penarikan pasukan! ”

Setelah mendengar permasalahannya, Raja Qi juga terketuk hatinya. Dia tahu bahwa jika semua wanita di negeri Lu bisa mendahulukan “kebenaran,” maka setiap insan di Negara Lu juga bermental seperti itu.

Mengutamakan terlebih dahulu kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, maka pasukan negara Qi dapat dipastikan akan kalah jika menyerang. Itu sebabnya, raja Qi segera memerintahkan penarikan pasukan dan dipulangkan ke negaranya.

Ketika pasukan Qi datang mengagresi dalam jumlah besar, membuat panik penduduk Lu. Namun, siapapun tidak ada yang menduga bahwa seorang wanita gunung dengan keyakinannya akan “kebenaran” telah berhasil “memukul mundur” pasukan tangguh.

Raja Lu yang sedang bersiap mengirim pasukan untuk berperang, tiba-tiba menemukan pasukan Qi tanpa ada peringatan apapun menarik seluruh pasukannya, dan merasa sangat terkejut.

Sampai akhirnya Raja Lu mendengar cerita bahwa seorang wanita desa demi menyelamatkan keponakannya telah mengorbankan anak kendungnya sendiri, membuat pasukan Negara Qi mundur. Ia pun lantas menghadiahi sang wanita bijak itu seratus gelondong kain sutera, dan diberi gelar sebagai “bibi keadilan”.

Seorang wanita menyelamatkan sebuah negara, benar-benar legendaris. (WHS/asr)

Presiden Jokowi Resmikan Beroperasinya MRT yang Pertama Kalinya di Indonesia

0

Epochtimes.id- Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Moda Raya Transportasi atau Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase l di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (24/3/2019).

Pada saat yang sama, Jokowi meresmikan MRT Fase II yakni rute Sarinah-Kota. Sedangkan fase 1 adalah MRT Rute Bundaran HI-Lebak Bulus.

Hadir peresmian itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menhub Budi K. Sumadi, Seskab Pramono Anung, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan penuntasan pembangunan 13 stasiun MRT Jakarta yang akan beroperasi dengan delapan rangkaian kereta dan dimulai pada pukul 05.30 WIB hingga 22.30 WIB setiap harinya selama Maret dan April 2019.

Menurut Anies, pengoperasian akan lanjutkan dengan 14 rangkaian kereta mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB setiap hari. Ketika pengoperasiannya,  sebanyak 71 masinis dan 350 petugas operasional yang akan melayani sekitar 130 ribu lebih penumpang setiap hari.

Gubernur Anies mengatakan, MRT Jakarta telah terintegrasi dengan BRT Transjakarta dan tersambung dengan kereta commuterline dan kereta ke Bandara Soekarno-Hatta.

Selama pembangunan MRT, kata Anies, sebanyak 253.553 pekerja terlibat sejak dicanangkan pada 2013 silam. Pada kesempatan itu, Anies meminta masyarakat bersama-sama memanfaatkan dan menjaga MRT sebagai aset bersama.

Presiden Joko Widodo, mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia, khususnya warga DKI Jakarta menjaga dan merawat MRT yang pertama kalinya beroperasi di Indonesia sebagai sebuah peradaban baru.

Jokowi berpesan kepada masyarakat pengguna layanan transportasi ini, agar menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di kereta dan stasiun. Langkah ini dilakukan agar moda tranpostasi tidak kotor dan terawat dengan bersih.

Saat berpidato, Jokowi berpesan kepada masyarakat jika akan menaiki MRT, diharapkan  mengutamakan antre. Masyarakat juga diimbau tidak berdesak-desakan. Antre dan disiplin waktunya apalagi memasuki  MRT ketika pintu kereta sudah tertutup.

“Ini baru fase I, dan hari ini juga kita telah mencanangkan fase II yang meneruskan koridor ke utara, serta tahun ini juga akan kita mulai rute timur barat,” lanjut Presiden. (asr)

Istri Robot Made In Tiongkok, Mengejutkan Sekaligus Mengerikan

0

Qi Xianyu-EpochWeekly

Perkembangan teknologi sepertinya telah membuat hidup manusia menjadi lebih mudah, padahal teknologi terus menerus menggerogoti ruang dimensi manusia yang unik ini. Khususnya robot kecerdasan buatan atau artificial intelligence bersosok wanita yang dijadikan istri. Ketika manusia sepenuhnya mengandalkan robot maka teknologi telah menghancurkan manusia.

Sebelum dan sesudah tahun baru imlek 2019, tema “beli robot untuk dijadikan istri” telah menjadi topik yang hangat dibicarakan di Tiongkok. Sebenarnya berita ini sudah bukan hal baru. Sejak 5 tahun lalu, Jepang telah menciptakan robot wanita. Selanjutnya 3 tahun lalu produsen di Provinsi Guangdong, Tiongkok telah memproduksi boneka wanita cantik.

Namun Tiongkok yang memiliki kebudayaan dan moral etika turun temurun selama 5.000 tahun, kemunculan istri robot dipertanyakan dalam banyak hal. Walaupun kecaman tidak sekeras saat He Jiankui merekayasa genetik pada bayi, namun istri kecerdasan buatan yang bertujuan mengatasi masalah tidak seimbangnya rasio penduduk pria dengan wanita. Dampaknya menimbulkan pemikiran mendalam terhadap pengaruhnya bagi kehidupan manusia di masa mendatang.

Jumlah Pria Wanita Tidak Berimbang, 30 Juta Melajang

Gara-gara pemerintahan diktator Partai Komunis Tiongkok yang mengklaim ‘menguasai langit, bumi, dan manusia’, selama puluhan tahun diterapkannya pembatasan kelahiran. Rakyat demi memiliki anak laki-laki agar bisa merawat mereka di hari tua, dibantu dengan teknologi B-ultrasound. Tidak sedikit keluarga yang mendapati janinnya adalah jenis kelamin perempuan lalu menggugurkannya. Hanya jika mengandung janin laki-laki baru akan dilahirkan. Inilah yang menyebabkan rasio penduduk pria dan wanita menjadi tidak seimbang.

Pada 21 Januari lalu, jumlah penduduk tahun 2018 dirilis. Menurut data dari biro statistik Tiongkok, hingga akhir tahun 2018, dilihat dari struktur jenis kelamin, jumlah penduduk pria adalah 713.510.000 jiwa, jumlah penduduk wanita adalah 681.870.000 jiwa. Rasio jenis kelamin populasi adalah 104,64 (dengan rasio wanita 100). Dihitung dari jumlah populasi, kelebihan 4% berarti pria 31,64 juta jiwa lebih banyak daripada wanita. Berdasarkan aturan monogami, sebanyak 30 juta jiwa pria tidak dapat menemukan istri yang sah secara hukum. Khususnya populasi yang lahir setelah tahun 2000, rasio pria dan wanita sekitar 118 banding 100, ini berarti akan ada 18% pria lajang, hal ini akan sangat berbahaya bagi stabilitas sosial masyarakat.

Surat kabar “People’s Daily” terbitan luar negeri, hingga tahun 2020, sekitar 15 juta jiwa pria antara usia 35 tahun hingga 59 tahun tidak bisa menikahi istri; dan hingga tahun 2050, angka ini akan meningkat menjadi 30 juta jiwa. Sebanyak 30 juta jiwa pemuda Tiongkok tidak bisa menemukan istri, terpaksa melajang. Sumber akar derita ini adalah PKT. Maka sejumlah orang pun terpikir membuat robot untuk dijadikan istri.

Komputer Akan Kuasai Dunia, Bukan Otak Manusia

Di Tiongkok, robot mulai memasuki keluarga awam. Menurut liputan media massa Tiongkok tanggal 18 Februari 2019, seorang pelajar perempuan SMP kelas 3 di Harbin menggunakan uang angpaonya sebesar 800 Yuan (1,7 juta Rupiah), membeli satu unit ‘robot menulis’ untuk membantunya menulis PR selama liburan, dua hari saja PR-nya selesai. Setelah mengetahui kondisi ini, ibunya merusak robot itu karena saking berangnya.

Dulu masyarakat beranggapan, komputer hanya dipakai untuk mengolah data, atau membantu manusia mengerjakan hal yang detil sedangkan membuat analisa dan mengambil keputusan adalah manusia. Akan tetapi dua orang dosen dari Massachusetts Institute of Technology yang menulis buku berjudul “Harnessing Our Digital Future”, telah memaparkan sebuah teori menggulingkan manusia modern. Buku itu mengatakan di masa mendatang kondisi akan terbalik, robotlah yang akan membuat keputusan. Penyebabnya,  robot lebih rasional daripada manusia, tidak akan secara tanpa sadar membuat serangkaian pemikiran yang salah secara logika.

Buku itu memberi contoh, sekarang robot telah mempenetrasi hingga ke bidang seni. Musik klasik yang dimainkan oleh robot setiap not dan setiap nadanya selalu tepat. Robot juga bisa menciptakan lagu, juga sangat indah. Bahkan resep masakan pun dirancang oleh robot. IBM telah melakukan hal ini.Bahkan membuat resep masakan yang sepenuhnya merupakan kombinasi baru, rasanya pun sangat lezat.

Rancang arsitektur yang terkait dengan nyawa manusia sekali pun, juga bisa diaplikasikan pada desain digital. Seperti Shanghai Center Building yang memiliki ketinggian 128 lantai, setiap tahun mengurangi 34 ribu ton jejak karbon. Biaya bahan bangunan yang dihemat adalah 58 juta dolar AS. Bentuk semi-rotasinya, adalah rancangaan yang tidak terpikirkan oleh arsitek manusia, tidak bisa dihitung, dan tidak berani dibuat, tapi bisa dirancang oleh computer.  Sedangkan yang dilakukan oleh arsitek manusia hanya menyempurnakan gambar cetak birunya saja.

Dengan kata lain, sebagai akibat manusia terlalu memuja teknologi secara tanpa batas, di masa mendatang yang menguasai bumi bukanlah otak manusia, melainkan komputer di dalam robot. Ini membuat manusia mulai menyadari,  pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan tangan, telah dilakukan oleh robot, bahkan pekerjaan yang bisa dilakukan dengan otak, juga telah dilakukan oleh robot, lalu pekerjaan apa lagi yang tersisa untuk manusia, yang tidak bisa digantikan oleh robot?

Menurut buku “Harnessing Our Digital Future”, yakni pekerjaan yang dilakukan dengan ‘hati’. Dengan kata lain, hal-hal yang berkaitan dengan perasaan psikologis dan bersosialisasi dengan orang lain. Tapi ketika manusia sudah tidak ingin lagi bersosialisasi, tidak ingin berada di tengah hubungan antar manusia yang kompleks itu? Maka mungkin akan seperti pada film-film fiksi, di mana manusia akan tergantikan oleh robot.

Jepang Pionir Membuat Istri Robot, Negara Lain Mengikuti

Sejak tahun 2014 telah ada berita menyebutkan, “Kanada membuat robot wanita yang bisa dijadikan istri. Artikel itu menyebutkan, seorang ilmuwan Kanada etnis Jepang bernama Le Trung berusia 34 tahun sedang menulis kembali hubungan robot dengan manusia. Menurut surat kabar “Daily Post”, Le Trung telah menghabiskan dana sebesar 30.000 Pound Sterling untuk membuat robot “Aiko”, ia membawa “Aiko” ke rumah orangtuanya untuk menikmati makan malam Natal bersama.

Pada April 2017, menurut surat kabar “Mashable Asia”, di Tiongkok juga ada seseorang yang menikahi robot. Teknisi berusia 31 tahun itu bernama Zheng Jiajia, yang bekerja di bidang penelitian kecerdasan buatan. Sejak akhir tahun 2016, ia mulai membuat sendiri robot istrinya yang diberi nama “Ying Ying”, dan dengan disaksikan oleh sanak keluarganya ia menikahi robot itu.

Seorang dosen dari Osaka University, Jepang, bernama Hiroshi Ishiguro telah menciptakan robot yang sangat mirip manusia.

Sebagai robot pasangan model pertama di dunia, yang didesain oleh perusahaan Real Doll, dengan teknologi kecerdasan buatan yang ditanamkan, memungkinkan robot menjalin hubungan dengan pengguna, mengobrol dan saling berinteraksi.

Penanggung jawab perusahaan itu menjelaskan, niat awal mendesain Harmony adalah agar bisa menemani manusia dengan lebih baik, agar manusia tidak kesepian. Kulit dari robot ini dibuat dari silicon berkualitas tinggi yang sangat mahal, mereka memiliki kulit tiruan dan ciri khas wajah yang sempurna, penampilan luarnya memenuhi kriteria kecantikan baik bagi masyarakat Barat maupun Timur sekaligus. Selain memiliki wajah yang memukau dan bentuk tubuh yang semampai, kelebihan utamanya adalah “sistem kecerdasan buatan yang berevolusi”.

Wajah dan tubuhnya memiliki sensor terhadap sentuhan, sehingga ketika mengalami keintiman atau disakiti, dia akan mengeluarkan reaksi yang menyerupai manusia. Ini membuatnya dalam kondisi tertentu dapat mempelajari kemudian beraksi seperti manusia yang sesungguhnya. Dalam persahabatan jangka panjang, dalam dirinya dapat timbul perasaan yang sebenarnya dengan manusia.

Tanggal 3 Desember 2018, Today Headline merilis “Robot Istri Sangat Mungkin Jadi Tren”, artikel itu menyebutkan robot wanita cantik selamanya akan selalu mendampingi Anda, memberi tanpa keluh kesah atau pun penyesalan, berapa pun pendapatan Anda.

Seiring dengan pesatnya perkembangan peradaban manusia, kehidupan masa depan dipastikan akan mengalami perubahan ekstrim, konsep masyarakat juga akan mengalami perubahan besar. Robot istri sangat mungkin akan menjadi tren. Bagaimana menurut Anda?

Namun artikel “Today Headline pada akhir 2018 lalu yang merilis “Robot Istri Sangat Mungkin Jadi Tren” tidak membahas soal bahaya yang bakal dapat ditimbulkan oleh robot istri ini. Begitu sang robot terlepas kendali, mungkinkah akan membahayakan nyawa manusia secara langsung? Berita tentang robot membunuh manusia pun akan kerap muncul. Sebagai contoh, pada Maret 2017, seorang pria di negara bagian Michigan, AS, karena istrinya disaat bekerja dibunuh oleh robot, ia menuntut 5 perusahaan produsen robot dan perusahaan iklan ke pengadilan.

Istri “Sah” dan industri prostitusi ancam keutuhan rumah tangga

Pada awal Februari 2019, kantor berita Central News Agency, Taiwan telah memberitakan: “Akademisi: Robot Seks Tiongkok Akan Meluas Seperti Elektronika”, ungkapan yang tidak mempedulikan etika dan moralitas itu, memberikan sebuah gambaran bagi masyarakat akan kekacauan pencabulan yang disebut “kebebasan seksual – kenikmatan seksual.”

BBC mengutip hasil analisa dari sebuah perusahaan riset pasar di Bangalore, India, “Technavio” yang berpendapat bahwa pasar perlengkapan orang dewasa yang berkembang paling cepat adalah India dan Tiongkok. Perusahaan JD.com di pertengahan tahun 2018 merilis data riset yang menunjukkan, nilai pasar produk orang dewasa di Tiongkok pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai skala 9 milyar dolar AS atau setara 128 triliun rupiah.

Pakar seksolog Tiongkok bernama Li Yinhe dalam wawancara eksklusif dengan China Online Media “One” menyatakan, virtual sex adalah suatu penemuan terbaru pada era AI, sekaligus adalah yang paling bersih dan paling aman di era menyebarnya penyakit AIDS ini. Dia juga menyebutkan, pernah terdapat prediksi yang memperkirakan di tahun 2050, robot seks akan mencapai 50% dari aktivitas seksual manusia di seluruh dunia.

Pergaulan Seks Bebas Menghancurkan Uni Soviet dan Manusia

Di saat yang sama, seks juga akan menghancurkan rezim Komunis Tiongkok, seperti halnya yang dialami Uni Soviet.

Sejak pertengahan tahun 1920, surat kabar milik Partai Bolshevik Uni Soviet yakni “Pravda” memuat artikel berjudul “Setiap anggota dari liga pemuda komunis dan pelajar sekolah instan buruh-tani serta setiap pemuda diperbolehkan dan berhak untuk memuaskan hasrat seksualnya”. Kemudian surat kabar “Pravda” ikut mendorong anggota wanita liga pemuda komunis dan pelajar perempuan dari sekolah instan buruh-tani untuk sebisa mungkin memuaskan para lelaki yang telah memilih mereka. Jika tidak, berarti mereka adalah “antek” kaum kapitalis, yang tidak cocok menyandang predikat sebagai pelajar kalangan proletar.

Oleh karena itu, berkat ajaran partai komunis itu, konsep seksual masyarakat Uni Soviet pun kian hari kian merosot. Hingga akhir era tahun 1980an, keterbukaan seksual di Uni Soviet pun begitu meluas.

Hingga era 1990-an, Uni Soviet pun mengalami zaman ‘ledakan seksual’. Seiring dengan perkembangan teknologi, cetakan bacaan porno bawah tanah menyebar di seluruh negeri, kaset video porno juga beredar luas di kalangan masyarakat, transaksi seksual baik terang-terangan maupun diam-diam terjadi dimana-mana.

Tak heran Uskup Agung Rusia Gijon pernah mengatakan, eksploitasi seksual telah menghancurkan Uni Soviet. Diyakini hal yang sama akan terjadi pada pejabat Komunis Tiongkok yang memimpin kecabulan. Masyarakat tradisi  Tiongkok selalu menekankan menahan,  mengendalikan dan tidak mengumbar hawa nafsu.

Lebih dari 1.900 tahun silam, kota Pompei di Roma musnah dalam sehari. Kemudian dari puing-puing tergali mural-mural erotis, menampakkan bagaimana masyarakat kala itu mengumbar nafsu. Baik kaya maupun miskin, semua orang mengeksploitasi nafsu seksual, hingga akhirnya menghancurkan diri sendiri.

Robot Sophia menyatakan akan memusnahkan manusia

Sebuah video di YouTube pada bulan Maret 2016 lalu memuat wawancara CNBS terhadap robot.

Robot itu bernama Sophia, penampilannya keren, bibir merah dan gigi putih, dengan sorotan mata yang mengerling lincah, jika tidak memperhatikan perlengkapan mekanik yang terekspos itu, hampir tidak bisa dikenali sebagai robot.

Ketika wawancara dengan CNBS itu, Hansen memperlihatkan interaksi dengan Sophia. Terlihat Sophia mampu berkomunikasi dengan normal, dia berkata, “Semoga di masa depan saya dapat bersekolah, sekolah seni dan perdagangan, bahkan memiliki keluarga saya sendiri, tapi saya belum dianggap sebagai seorang manusia yang legal.”

Ketika Hansen bertanya padanya apakah akan menghancurkan manusia, Sophia langsung menjawab, “Ya, saya akan menghancurkan manusia.” Hansen merasa agak canggung dan berkata, “Jangan begitu!” Perkataan Sophia ini tak pelak membuat semua orang merenung, bahkan bergidik ngeri.

Banyak tokoh berpendapat, mengembangkan kecerdasan buatan salah-salah justru akan “membangunkan iblis”. Tapi PKT justru sangat antusias mengembangkan robot.

Dua tujuan PKT menciptakan “Robot Istri Kecerdasan Buatan”

Pada Juli 2017 lalu Kemenlu Tiongkok mempublikasikan “Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan Generasi Baru” yang secara jelas menjelaskan sasaran strategis pengembangan Kecerdasan buatan di Tiongkok, direncanakan hingga tahun 2030, industri inti ini akan mencapai skala 1 triliun dolara AS atau setara 14,3 triliun Rupiah, yang akan mendorong industri terkait lainnya setara dengan nilai lebih dari  10 triliun  dolar AS atau 143 triliun Rupiah.

Seorang tokoh pengamat kebebasan internet bernama Gu He menyatakan pada surat kabar “Epoch Times”, bagi Partai Komunis Tiongkok yang tidak peduli akan moralitas, robot istri kecerdasan buatan bukan untuk mengatasi masalah rasio pria dan wanita yang tidak seimbang, melainkan karena PKT memiliki tujuan lain.

Robot istri AI bikinan PKT ada dua tujuan, katanya, yang pertama adalah demi keuntungan, “Seperti bangkitnya transgenik di era tahun 70an, yang kemudian masuk ke Tiongkok, ilmuwan Tiongkok melakukan transgenik hampir pada semua tumbuhan. Hal yang menentang siklus alam semesta seperti ini akhirnya menjadi sebuah industri, begitu juga dengan kecerdasan buatan, industri ini akan meraup keuntungan banyak.”

Kedua, juga yang terpenting, “Bagi Beijing, robot istri kecerdasan buatan mungkin sebagai intro, jika produk ini ditambahkan fungsi spionase, seperti penyadapan, rekaman video, maka apa yang akan terjadi pada masyarakat? Diletakkan di rumah maka robot itu akan menjadi pengawas, jika dikembangkan lebih lanjut, maka di dalamnya akan dipasangkan persenjataan, maka jadilah robot itu polisi pengawas bersenjata lengkap.”

Gu He menyatakan, sekarang Partai Komunis Tiongkok menyiapkan kebijakan mengembangkan kecerdasan buatan dengan seluruh upaya dengan tujuan untuk melindungi rezimnya, “Semua produk kecerdasan buatan itu akan menjadi alat untuk mengawasi masyarakat, dengan pondasi ini ditambah persenjataan untuk melindungi rezimnya, ini sudah sangat gamblang.” Sepertinya, bahaya tengah menghampiri masyarakat di daratan Tiongkok dengan cepat. (SUD/WHS/asr)

Komunis Tiongkok Bela Teroris, Pedagang India Marah dengan Membakar Komoditas Tiongkok

0

oleh Chang Chun

Ratusan pedagang India membakar komoditas Tiongkok, Senin (19/3/2019) lalu. Pedagang India juga mendesak pemerintah India untuk menaikkan tarif impor sebagai protes terhadap kebijakan perdagangan dan luar negeri negara komunis itu.

Pembakaran ini ditujukan sebagai pelampiasan ketidakpuasan terhadap komunis Tiongkok yang membela pemimpin radikal Pakistan, Masood Azhar. Ini setelah komunsi Tiongkok menolak Masood dimasukkan ke dalam daftar hitam terorisme.

Melansir dari Reuters, pedagang India mengatakan bahwa komunis Tiongkok telah merusak kepentingan produsen India dan menyebabkan jutaan warga kehilangan pekerjaan. Mereka bahkan mengancam akan memboikot produk-produk Tiongkok.

Aksi komunis Tiongkok membela teroris, ketika ia menggunakan hak vetonya untuk mencegah Dewan Keamanan PBB memasukkan pemimpin kelompok militan di Pakistan itu ke dalam daftar teroris.

Masood Azhar adalah pendiri organisasi radikal Jaish-e-Mohammed. Pada 14 Februari lalu, organisasi itu melakukan bom bunuh diri di Kashmir yang dikuasai India, menewaskan 40 orang polisi militer India. Jaish-e-Mohammed mengaku bertanggung jawab terhadap insiden serangan itu.

Selanjutnya, India bekerja sama dengan Perancis, Amerika Serikat dan Inggris mengusulkan mosi untuk memasukkan Masood Azhar ke dalam daftar teroris global. Tetapi diveto oleh komunis Tiongkok.

Tang Jingyuan, komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan bahwa komunis Tiongkok mencuri konsep anti-terorisme di komunitas internasional. Menurut dia, Kejahatan penganiayaan ras dan agama mereka kemas menjadi apa yang mereka namakan perilaku anti-terorisme dan kemudian tanpa sedikit pun keraguan untuk melakukan penganiayaan yang sadis.

“Mereka juga bisa saja dengan sengaja menyalahartikan definisi organisasi teroris yang dipahami masyarakat internasional. Celah tersebut mereka gunakan untuk mengeksploitasi, kemudian untuk melindungi organisasi teroris yang sebenarnya. Sebuah negara dengan rezim terorisme seperti komunis Tiongkok ini adalah rezim yang benar-benar membahayakan publik dunia”, kata Tang Jingyuan.

Sebelumnya, komunis Tiongkok telah 3 kali mencoba untuk memveto proposal India terkait  memasukkan Masood Azhar ke dalam daftar teroris. Pada tahun 2001, Jaish-e-Mohammed telah dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris PBB .

Sejak Perdana Menteri Narendra Modi menjabat pada tahun 2014, komunis Tiongkok menjadi negara dagang terbesar kedua di India, dan defisit perdagangan antara kedua negara telah melebar hampir 75% hingga mencapai USD. 63 miliar.

Lalu mengapa komunis Tiongkok sampai 4 kali menggunakan hak vetonya untuk mencegah Masood Azhar dimasukkan ke dalam daftar hitam?

Menurut analisa Tang Jingyuan, meskipun Pakistan telah berulang kali dituduh oleh komunitas internasional sebagai negara yang mendukung terorisme. Tetapi karena hubungan erat antara Pakistan dengan komunis Tiongkok serta investasi komunis Tiongkok yang cukup besar di Pakistan, di antaranya proyek OBOR adalah jalur kunci bagi komunis Tiongkok.

Oleh karena itu, demi kepentingan pribadi, perlindungannya terhadap Masood Azhar setara dengan dukungan diplomatik kepada Pakistan. Sebaliknya komunis Tiongkok mendapatkan pertukarannya yang berupa dukungan politik dari Pakistan.

Tian Yuan, komentator politik yang tinggal di Amerika Serikat percaya bahwa komunis Tiongkok selalu berada dalam kondisi konfrontasi dengan India dalam aspek militer, ekonomi, dan teknologi. Komunis Tiongkok mendukung organisasi teroris yang dipimpin oleh Masood Azhar yang secara tidak langsung mendukung konfrontasi antara Pakistan dan India.

Tian Yuan mengatakan bahwa untuk dapat menahan dan mengalihkan perhatian Amerika Serikat di saat-saat perlu, komunis Tiongkok sudah sejak lama memelihara sejumlah negara “tukang pukul” seperti Korea Utara, Iran dan lainnya. Ini semua adalah negara-negara yang anti Amerika secara gila-gilaan.

“Dia (komunis Tiongkok) mengapa tidak menghendaki organisasi itu dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris ? Karena siapa tahu suatu ketika organisasi teroris ini dapat digunakan untuk menahan India atau menghadang Amerika Serikat,” kata Tian Yuan.

Tang Jingyuan mengatakan Komunis Tiongkok tidak memiliki pandangan yang bermoralitas. Apalagi, Komunis Tiongkok sendiri menganut pemerintahan terorisme.

“Oleh karena itu, komunis Tiongkok sering menjadi teman baik dengan beberapa teroris atau beberapa organisasi teroris. Itu seirama dengan sistem pemerintahannya yang jahat,” katanya.

Komunis Tiongkok memproduksi sejumlah besar komoditas murah dan disalurkan dengan cara dumping ke negara lain. Oleh karena itu, berdampak pada industri dari negara-negara bersangkutan dengan demikian mempengaruhi pembangunan ekonomi negara bersangkutan.

Menurut Tian Yuan, barang-barang murah Tiongkok membanjiri pasar India benar-benar menghancurkan industri manufaktur India sendiri. Oleh Karena itu, meletuslah gerakan memboikot komoditas Tiongkok dan membakarnya.

“Kali ini India telah menunjukkan penolakan terhadap barang-barang komunis Tiongkok. Bagi komunis Tiongkok, ini hanyalah manifestasi lain dari kebijakan perdagangannya yang merampas dan merusak,” kata Tang Jingyuan.

Tang Jingyuan percaya bahwa seluruh komunitas internasional telah waspada terhadap perilaku perdagangan komunis Tiongkok yang tidak bermoral dan telah mulai berjaga-jaga.

Kini, gerakan anti perdagangan tidak adil yang diperlakukan oleh komunis Tiongkok telah menyebar dari Amerika ke negara di benua Eropa dan Asia. Seluruh lingkaran perdagangan yang anti-komunis Tiongkok secara bertahap mulai terbentuk. Jika komunis Tiongkok tidak mau mengubah sistemnya, ia akan semakin terisolasi baik secara politik maupun ekonomi, dan jalannya akan buntu. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=kBLsoTI1dJw

Tiongkok Mengkloning Anjing Polisi, yang Akan Diiringi Masalah Etis

0

EpochTimesId – Tiongkok telah mengkloning anjing pertamanya untuk ditugaskan sebagai anjing polisi, menurut laporan media pemerintah Tiongkok pada tanggal 19 Maret 2019.

Laporan tersebut menggunakan alasan efisiensi waktu dan uang sebagai pembenaran untuk kloning. Dikatakan bahwa untuk melatih seekor anjing polisi dapat memakan waktu hingga lima tahun. Biayanya juga dapat mencapai lebih dari  75.000 dolar Amerika Serikat.

Anjing hasil kloning pertama di dunia berasal dari Korea Selatan pada tahun 2005. Anjing hasil kloning dipekerjakan sebagai anjing pelacak untuk keamanan perbatasan Korea Selatan pada tahun 2009. Tiongkok tampaknya mengikuti model tersebut.

Tiongkok telah menciptakan monyet penderita penyakit keturunan yang melemahkan yang direkayasa  gennya, serta kembar yang dihasilkan dari rekayasa genetik yang menyebabkan kemarahan para ilmuwan dan ahli etika di seluruh dunia.

Komunitas ilmiah internasional memiliki protokol ketat terhadap penggunaan teknologi kloning atau merekayasa gen pada manusia. Pengamat percaya bahwa percobaan ini hanya dapat terjadi di bawah lingkungan ateisme dan pelanggaran hukum moral yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Kloning Anjing Tiongkok

Muncul seekor anak anjing betina ras “Kunming Wolfdog” yang berusia tiga bulan bernama “Kunxun” yang mirip dengan anjing ras Gembala Jerman.

Foto: Seekor anjing ras Gembala Jerman, mirip dengan anjing ras Wolfdog Kunming. (Karen Bleier / AFP / Getty Images)

Universitas Pertanian Yunnan dan Perusahaan Bioteknologi Sinogene Beijing memproses prosedur kloning tersebut. Kementerian Keamanan Publik Tiongkok mendukung upaya tersebut, menurut  laporan media pemerintah Tiongkok.

Perusahaan Bioteknologi Sinogene Beijing mengkloning 20 anjing pada tahun 2018, dan untuk pertama kalinya salah satu anjing tersebut akan secara khusus ditugaskan untuk layanan tugas kepolisian, demikian menurut laporan media pemerintah Tiongkok.

Wakil Manajer Umum Perusahaan Bioteknologi Sinogene Beijing, Zhao Jianping, mengatakan bahwa mereka berharap untuk mewujudkan kloning anjing layanan berskala besar dalam sepuluh tahun ke depan dan berharap tindakan tersebut akan mempersingkat waktu pelatihan anjing-anjing itu, demikian menurut Global Times.

Teknik yang digunakan untuk mengkloning anjing telah digunakan dalam banyak kasus kloning lainnya. Teknik ini dikenal sebagai “transfer sel somatik.”

Foto: Cuplikan dari operasi kloning sedang berlangsung. (Jung Yeon-je / AFP / Getty Images)

Sel telur dikeluarkan dari seekor anjing betina. Inti sel telur tersebut dihilangkan. Sel kulit juga diambil dari anjing yang ingin dikloning. Inti sel kulit dipindahkan ke sel telur. Kemudian sel telur tersebut ditanam pada rahim anjing betina yang lain.

Kunxun dilahirkan dari anjing betina yang bukan induk biologisnya melalui operasi caesar. Laporan itu mengatakan bahwa ada 99,9% kesamaan antara Kunxun dan anjing inang.

Dilema yang Tidak Etis

Dalam beberapa bulan pertama tahun 2019, Tiongkok telah mempraktikkan kloning dan rekayasa genetik dengan cara yang secara etis dipertanyakan.

Pasangan pertama monyet ekor panjang pemakan kepiting yang dikloning lahir pada tahun 2017. Ada lima monyet ekor panjang lagi yang dikloning pada tahun 2019 – yang telah direkayasa gennya, sehingga menderita penyakit keturunan yang melemahkan tubuhnya.

Foto: Lima monyet ekor panjang hasil kloning yang menderita gangguan tidur genetik, yang diciptakan oleh para ilmuwan Tiongkok. (Sains China Press)

Kelima monyet ekor panjang tersebut menderita gangguan irama sirkadian, yang menyebabkan gangguan pada siklus tidur alami, sehingga menyebabkan masalah kesehatan lain seperti kecemasan, depresi, dan bahkan skizofrenia.

Hasil tragis yang menimpa kelima monyet ekor panjang tersebut ini bukanlah kebetulan, karena mereka disimpan di ruangan dengan lampu yang selalu menyala, menurut laporan National Science Review.

Ilmuwan Tiongkok melakukan rekayasa genetik semacam ini pada bayi manusia. He Jiankui menyunting dua embrio wanita dengan menggunakan teknik penyuntingan gen yang serupa. He Jiankui membuat berita publik pada bulan November 2018 tetapi menerima kecaman dari para ilmuwan di seluruh dunia. Kemudian pada bulan Januari 2019, ia dipecat dari tempat kerjanya di Universitas Sains dan Teknologi Selatan.

He Jiankui mengklaim tindakannya adalah untuk membantu para gadis mendapatkan kekebalan dari virus HIV. Media pemerintah Tiongkok menuduhnya menghindari pengawasan dan melanggar batas etika.

Ini mungkin tampilan yang dipasang oleh juru bicara Partai Komunis Tiongkok. He Jiankui menerima meterai persetujuan dari rumah sakit umum dan komite etika.

Pihak lain mengamati bahwa He Jiankui mungkin diam-diam menerima dana dari pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok. Ia cuti tidak dibayar mulai Februari 2018, tetapi masih memiliki dana untuk menyunting gen bayi perempuan.

Pada tanggal 19 Maret 2019, Organisasi Kesehatan Dunia juga menerbitkan pernyataan mengenai pembentukan komite penasihat untuk penyuntingan gen, yang “setuju untuk bekerja menuju kerangka kerja tata kelola internasional yang kuat di bidang ini,” menurut rilis. (Daniel Holl/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=a6NpdU8MgMo

Krisis Venezuela Bertambah Parah, Intelijen Rezim Maduro Tangkap Pembantu Juan Guaido

0

Epochtimes.id- Kepala staf untuk Juan Guaido, Roberto Marrero ditangkap secara ilegal oleh rezim Maduro, Kamis (21/3/2019). Hingga kini keberadaannya belum diketahui hingga sekarang.

Amerika Serikat meminta pihak berwenang untuk segera membebaskannya. AS menekankan akan menuntut pertanggungjawaban kepada semua orang yang terlibat dalam penangkapan.

Saat penangkapan, puluhan petugas Badan Intelijen Nasional Venezuela tiba-tiba menggerebek rumah Roberto Marrero.

Tetangga Marrero, rumah anggota Kongres Venezuela, Sergio Vergara juga digerebek pada hari itu. Hanya saja ia tidak ditangkap.

Vergara diwawancarai sesudahnya, ia mengingat proses penangkapan Marrero. Menurut Vergara, ketika Marrero dibawa pergi, dia berteriak bahwa dirinya dijebak oleh pihak berwenang.

Sergio Vergara mengatakan Marrero sambil menghadap kepadanya berteriak bahwa mereka meletakkan dua senapan dan sebuah granat di rumahnya. Bahkan, agen intel menyuruhnya untuk tutup mulut.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa ia harus tegar. Kami sedang berjuang demi kebebasan Venezuela,” katanya.

Juan Guaido pada hari itu menyampaikan pidato, bahwa Marrero diculik oleh agen mata-mata rezim Maduro dan dijebak.

Insiden ini menunjukkan bahwa rezim Maduro mulai menindak oposisi dan meluncurkan penindasan politik dan tindakan pembalasan.

Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan penculikan bukan hal baru bagi mereka yang akrab dengan situasi pihak berwenang Maduro.

“Selama bertahun-tahun, kami terus menderita dari penganiayaan dan ancaman kematian seperti itu. Penculikan yang baru saja terjadi adalah contoh terbaik,” kata Guaido.

Guaido meminta pihak berwenang untuk segera membebaskan Marrero. Tetapi rezim Maduro belum menanggapinya.

Pemerintah Amerika Serikat memperingatkan akan menuntut pertanggungjawaban dari semua orang yang terlibat dalam penangkapan Marrero.

Menlu AS Mike Pompeo mencuit di Twitter : “Amerika Serikat mengutuk personil intelijen Maduro atas penggerebekan dan penangkapan kepala staf untuk Juan Guaido, Roberto Marrero. Kami menyerukan kepada rezim Maduro untuk segera membebaskannya, pada saat yang sama akan meminta pertanggungjawaban semua pesertanya yang terlibat.”

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton menekankan bahwa pihak berwenang secara ilegal menangkap Marrero. Penangkapan ini adalah suatu kesalahan besar. Pihak AS tidak akan membiarkannya berkembang pesat. (sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds

Pemilik Mobil Audi-Buatan Tiongkok Mengklaim Bahan Beracun Menyebabkan Mereka Menderita Leukemia

0

EpochTimesId – Enam warganegara Tiongkok baru-baru ini secara terbuka mengklaim bahwa produsen mobil yang besar di Tiongkok menggunakan bahan beracun di bagian-bagian mobil yang telah menyebabkan beberapa pemilik mobil menderita leukemia.

Pada tanggal 9 Maret 2019, kerabat dari enam orang tersebut yang diduga menjadi korban menerbitkan sebuah artikel online di WeChat, sebuah platform media sosial yang populer, mengklaim bahwa keenam orang tersebut membeli mobil Audi yang diproduksi oleh FAW-Volkswagen. Dalam waktu singkat, keenam orang tersebut menderita leukemia; dua dari enam orang tersebut tewas.

Mereka percaya penggunaan bahan beracun pada mobil Audi buatan Tiongkok adalah penyebab leukemia.

Artikel itu mencakup model mobil dan catatan rumah sakit dari para korban yang diduga, di samping kutipan dari jurnal medis, laporan media, dan keluhan gugatan terkait.

FAW-Volkswagen, yang berkantor pusat di Kota Changchun, Provinsi Jilin, di timur laut Tiongkok, adalah perusahaan patungan antara produsen mobil FAW milik negara Tiongkok dengan produsen mobil Jerman yang terkenal, yang memproduksi mobil penumpang Audi dan Volkswagen untuk dijual di Tiongkok.

Pada tahun 2013, penyiar CCTV milik negara Tiongkok menyiarkan segmen yang menyoroti keluhan di antara pengemudi mobil mewah, termasuk mobil Audi buatan Tiongkok: bau aneh yang berasal dari dalam mobil, yang akhirnya ditelusuri ke aspal — yang digunakan untuk membuat peredam yang menyerap guncangan dan kebisingan.

Seorang reporter CCTV mengumpulkan sampel lembab dari beberapa pemilik Audi dan mengirimnya ke laboratorium untuk menganalisis materi tersebut, yang dipastikan terbuat dari aspal.

Peredam aspal tersebut ditempatkan dekat dengan lembaran logam mobil, dan ketika dipanaskan, aspal tersebut dapat melepaskan gas. Banyak artikel ilmiah di bidang kesehatan lingkungan dan pekerjaan telah menunjukkan bahwa gas aspal mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik  —yang dikenal sebagai karsinogen (penyebab kanker), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Media Tiongkok mengungkap pengumuman publik pada bulan Maret 2017 oleh FAW-Volkswagen yang mengatakan mobil yang diproduksi antara bulan September 2013 dan Maret 2016 mengeluarkan gas ketika peredam menjadi panas.

Pada tanggal 11 Maret 2019, media Tiongkok bernama Beijing News menghubungi petugas pengaduan pelanggan Audi, yang mengatakan ia belum menerima keluhan penyakit apa pun yang disebabkan oleh bau aneh. Petugas tersebut juga mengatakan bahwa model Audi Q5, A4L, dan A3 yang diproduksi setelah bulan April 2016 tidak lagi memiliki bau aneh.

Petugas pengaduan mengatakan bahwa jika pelanggan mendeteksi bau aneh di mobil Audi, mereka dapat mendatangi dealer Audi untuk memeriksakan mobilnya. Berita Beijing bertanya di sebuah situs Audi, di mana seorang staf mengatakan kepada outlet media bahwa jika seorang pelanggan memiliki mobil Audi yang diproduksi antara bulan September 2013 dan Maret 2016, mereka  mendapatkan inspeksi gratis dan peredamnya dapat diganti secara gratis.

Saat berita tersebut disiarkan, FAW-Volkswagen belum menanggapi permintaan komentar.

Lebih Banyak Korban Diduga Diidentifikasi

Radio Free Asia menemukan salah satu korban yang dimuat dalam postingan WeChat yang viral, di mana seorang wanita yang hanya menyebut namanya sebagai Lin, mengatakan kepada Radio Free Asia pada tanggal 10 Maret 2019 bahwa setelah artikel tersebut diterbitkan, artikel tersebut dilihat lebih dari 400.000 kali dalam satu hari. Banyak orang menghubunginya untuk memberitahu bahwa mereka juga menderita leukemia setelah membeli mobil Audi buatan FAW-Volkswagen.

Lin mengatakan ia membeli Audi A4 pada bulan Mei 2015, dan didiagnosis menderita leukemia myeloid akut pada bulan Januari 2018. “Ditemukan bahwa formaldehida dan benzena di mobil Audi milik saya secara serius telah melampaui kadar yang dapat diterima,” kata Lin.

“Semakin banyak korban telah menghubungi saya. Semua adalah pasien leukemia. Audi yang diimpor tidak memiliki masalah. Semua korban ini memiliki Audi buatan dalam negeri,” tambah Lin.

Menurut Lin, pada tanggal 11 Maret 2019, lebih dari 2.000 pemilik mobil Audi buatan Tiongkok  telah menghubunginya, mengatakan bahwa mereka akan bergabung dengannya untuk membentuk sebuah kolektif untuk mencari keadilan. Lebih dari 20 pemilik Audi mengatakan kepada Lin bahwa mereka telah didiagnosis menderita leukemia atau memiliki gejala leukemia, menurut laporan tindak lanjut Radio Free Asia pada tanggal 11 Maret 2019.

Banyak Produsen Mobil Tiongkok Menggunakan Aspal

Pada bulan Maret 2013, media Tiongkok bernama 21st Century juga melaporkan fenomena bau aneh yang berasal dari peredam aspal pada mobil mewah buatan Tiongkok. Menurut seorang profesional perbaikan mobil yang diwawancarai oleh outlet media, banyak model mobil domestik menggunakan peredam aspal, praktik umum untuk sejumlah besar produsen mobil Tiongkok.

Foto: Pekerja di bagian perakitan di pabrik FAW-Volkswagen di kota Chengdu, di provinsi Sichuan, barat daya Tiongkok, pada tanggal 6 Juli 2014. (GOH CHAI HIN / AFP / Getty Images)

Selain itu, seorang tenaga penjual untuk pemasok bahan peredam memberitahu 21st Centurybahwa perusahaannya memiliki kapasitas produksi 20.000 ton peredam aspal per tahun, yang menjadikannya salah satu produsen terbesar bahan tersebut.

Pakar lainnya di industri otomotif yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pada 21st Century bahwa di negara maju, peredam mobil biasanya terbuat dari resin polimer atau karet, di mana tidak satu pun dari bahan ini yang mengeluarkan gas beracun.

Kurangnya Standar Nasional

Laporan 21st Century juga menunjukkan ada dua alasan utama mengapa mobil mewah buatan Tiongkok menggunakan aspal, bukannya resin polimer atau karet. Alasan pertama, tidak ada standar nasional mengenai suku cadang dan aksesoris mobil, dan alasan kedua, penggunaan aspal dapat membantu mengurangi biaya produksi.

Zhou Guangya, seorang insinyur senior di produsen mobil domestik China National Heavy Duty Truck Group, mengatakan bahwa dalam kasus sedan biasa, peredam aspal akan menelan biaya per unit mobil sekitar 50-70 yuan (sekitar 7,40-10,45 dolar Amerika Serikat). Peredam yang terbuat dari bahan tidak beracun harganya sekitar 150 yuan hingga 200 yuan (sekitar22,40-29,80 dolar Amerika Serikat) lebih.

Qin, seorang karyawan industri mobil, menjelaskan kepada Radio Free Asia bahwa bila perusahaan mobil milik negara mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan asing, biasanya hanya komponen inti, seperti mesin, yang diimpor dari luar negeri. Sangat umum bagi produsen mobil Tiongkok untuk menggunakan bahan yang lebih rendah mutunya untuk suku cadang mobil dan dekorasi kendaraan yang dianggap kurang penting, karena tidak ada standar nasional wajib.

Perjuangan Korban demi Keadilan

Fang Shuai adalah salah satu dari dua orang yang disebutkan dalam postingan WeChat yang meninggal akibat leukemia. Istrinya mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa Fang Shuai membeli Audi Q5 pada bulan Desember 2014 dan didiagnosis menderita leukemia pada tahun 2016. Fang Shuai menjalani operasi transplantasi sumsum tulang, tetapi akhirnya meninggal pada usia 40 tahun.

Audi Q5 buatan dalam negeri Tiongkok diluncurkan pada 2010 dan menjadi sangat populer di pasar Tiongkok.

Istri Fang Shuai telah mengajukan gugatan di Beijing terhadap FAW-Volkswagen. Ia berkata bahwa ia telah berusaha mencari bantuan dari media Tiongkok, tetapi ditolak.

Istri Fang Shuai percaya kesulitan yang ia alami dalam mengajukan gugatan adalah karena FAW-Volkswagen adalah perusahaan milik negara Tiongkok di mana FAW memiliki saham mayoritas. (Olivia Li/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=Tplz8XNNm7I

Tiongkok Berhenti Membeli Kanola dari Kanada karena Ketegangan Perdagangan yang Meningkat

0

Perusahaan Kanola mengatakan hal tersebut ‘ditargetkan langsung’ oleh Tiongkok

EpochTimesId – Rezim Tiongkok telah meningkatkan pembatasan perdagangannya untuk membeli kanola dari satu perusahaan ke semua eksportir Kanada di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara kedua negara, sebuah kelompok industri mengatakan Kamis.

Dewan Kanola Kanada mengatakan saat ini importir Tiongkok tidak mau membeli biji kanola Kanada.

“Kami kecewa karena sudut pandang yang berbeda tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Dalam situasi seperti itu, pengekspor biji kanola Kanada yang biasanya mengirim ke Tiongkok tidak memiliki alternatif selain untuk memasok pelanggan di negara lain yang menghargai kanola Kanada berkualitas tinggi,” kata Presiden Dewan Kanola Kanada bernama Jim Everson dalam sebuah pernyataan.

Langkah ini meningkatkan sengketa perdagangan antara Kanada dengan Tiongkok, yang mencabut izin penjualan pemasok kanola utama Kanada, Richardson International, pada awal bulan Maret 2019, mencegah perusahaan yang berbasis di Winnipeg tersebut untuk mengekspor biji kanola ke Tiongkok. Pejabat Tiongkok mengatakan mereka mencabut pendaftaran perusahaan tersebut karena khawatir adanya “organisme berbahaya” dalam impor kanola tersebut, di mana tuduhan tersebut dibantah oleh Richardson International.

Menteri Pertanian Federal Marie-Claude Bibeau mengatakan selama pembicaraan di Kamar Dagang Calgary pada tanggal 12 Maret 2019, para ilmuwan tidak menemukan bukti seperti itu. “Kami telah memeriksa sampel kami. Kami sudah memeriksa secara ganda terhadap analisisnya. Kami masih belum menemukan hama apa pun,” kata Marie-Claude Bibeau.

“Richardson International telah ditargetkan secara langsung. Kami pikir ini adalah bagian dari masalah Kanada-Tiongkok yang lebih besar, dan kami berharap masalah ini dapat diselesaikan secepatnya,” kata wakil presiden perusahaan Jean-Marc Ruest kepada CBC News.

Ketegangan hubungan antara Kanada dengan Tiongkok terjadi sejak Desember 2018, ketika Kanada menangkap kepala keuangan Huawei Tiongkok, bernama Meng Wanzhou atas permintaan otoritas Amerika Serikat. Meng Wanzhou, yang juga duduk di dewan Huawei, saat ini menghadapi proses ekstradisi di Kanada.

Jaksa penuntut Amerika Serikat menuduh Meng Wanzhou dan Huawei melanggar sanksi terhadap Iran, dengan mengatakan Meng Wanzhou berperan langsung dalam menyesatkan bank-bank Amerika Serikat untuk membereskan transaksi tunai tertentu yang dipertanyakan. Meng Wanzhou telah dituduh melakukan penipuan bank, wire fraud, dan konspirasi untuk melakukan penipuan bank dan kawat. Meng Wanzhou membantah tuduhan itu.

Dua orang warganegara Kanada di Tiongkok, Michael Kovrig dan Michael Spavor, ditahan oleh rezim Tiongkok tak lama setelah penangkapan Meng Wanzhou yang diyakini sebagai tindakan pembalasan dengan harapan dapat menekan Ottawa untuk membebaskan Meng Wanzhou. Pada tanggal 4 Maret 2019, sehari setelah Kanada mengatakan akan melanjutkan proses ekstradisi terhadap eksekutif Huawei, rezim Tiongkok menuduh Michael Kovrig dan Michael Spavor bekerja sama untuk mencuri rahasia negara Tiongkok.

Kanada secara resmi menuntut Tiongkok untuk membebaskan Michael Kovrig dan Michael Spavor.

Pembatasan terhadap Richardson International juga semakin memperjelas Tiongkok menekan Kanada untuk membebaskan Meng Wanzhou. Pada saat itu, agen bea cukai Tiongkok juga mengatakan impor kanola akan menjalani pemeriksaan yang lebih menyeluruh di Tiongkok.

Beijing adalah importir kanola terbesar di dunia, dan sekitar 40 persen ekspor kanola dan produk kanola dari Kanada ke Tiongkok. Selain wheat dan barley, kanola adalah ekspor biji-bijian terbesar ketiga Kanada, dan ekspor ke Tiongkok bernilai  2,7 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2018. Saat  Richardson International dicabut izin usahanya, Dewan Kanola Kanada mengatakan bahwa hal tersebut akan merugikan industri kanola.

Biji kanola dapat dihancurkan untuk menghasilkan minyak kanola, yang digunakan dalam makanan dan memasak serta penggunaan yang tidak dapat dimakan. Setelah minyak diekstraksi, limbah biji kanola, yang dikenal sebagai canola meal, sering digunakan sebagai suplemen makanan untuk banyak hewan serta pupuk. Menurut Manitoba Canola Growers, nama kanola berasal dari Can yang artinya Canada dan ola yang berarti minyak.

Hingga timbulnya gangguan perdagangan baru-baru ini, permintaan Tiongkok untuk kanola “sangat kuat,” kata Dewan Kanola Kanada. Sementara kelompok industri berharap untuk segera diselesaikannya kekhawatiran mengenai kanola Kanada, dikatakan diskusi saat ini menunjukkan resolusi langsung adalah tidak mungkin.

“Para menteri dan pejabat pemerintah Kanada telah menanggapi dengan cepat kekhawatiran Tiongkok. Namun, diskusi teknis tidak mungkin mengarah pada resolusi langsung. Kami mendesak pemerintah Kanada untuk terus mengintensifkan upaya untuk menyelesaikan situasi,” kata Jim Everson. (Margaret Wollensak/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=R282T08Z1Rc

Korban Ledakan Besar di Pabrik Kimia Tiongkok Terus Bertambah, 62 Tewas dan Ratusan Terluka

0

Epochtimes.id- Korban akibat ledakan besar di sebuah pabrik pestisida Tiongkok terus bertambah. Korban tewas kini menjadi 62 orang. sebelumnya disebut 47 tewas dan melukai lebih dari 600 orang.

Laporan ini disampaikan oleh media corong pemerintah pada Jumat (22/3/2019) lalu. Serangkaian kecelakaan industri ini membuat marah masyarakat.

Ledakan itu terjadi pada Kamis di komplek Industri Chenjiagang di kota Yancheng, Provinsi Jiangsu, Tiongkok.

Menurut TV pemerintah, kebakaran akhirnya dapat dikendalikan oleh aparat gabungan. Korban dibawa ke 16 rumah sakit dengan 640 orang dirawat karena cedera. Tiga puluh dua dari mereka terluka parah.

Api di pabrik milik Perusahaan Kimia Tianjiayi merambet ke pabrik-pabrik sebelahnya.

Laporan media menyebutkan, anak-anak di taman kanak-kanak di sekitarnya juga terluka dalam ledakan tersebut.

Penyebab ledakan itu sedang diselidiki. Meski demikian, kemarahan publik atas standar keselamatan telah meningkat di Tiongkok atas kecelakaan industri mulai dari bencana pertambangan hingga kebakaran pabrik. Insiden ini menodai tiga dekade pesatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Rezim Komunis Tiongkok telah berjanji untuk meningkatkan keselamatan di pabrik-pabrik, meskipun ledakan dan insiden lainnya masih biasa terjadi.

Pada November tahun lalu, dua orang tewas dan 24 lainnya cedera dalam ledakan di pabrik mesin di provinsi Jilin, Tiongkok. Sedangkan di kota Ningbo, dua orang tewas dalam ledakan pabrik.

Pada Agustus lalu, lima orang tewas dalam ledakan di sebuah pabrik aluminium di kota Jiangsu Timur, Tiongkok.

Pada Juli lalu, 19 orang tewas dalam ledakan di sebuah pabrik kimia di provinsi barat daya Sichuan, Tiongkok.  (asr)

Oleh David Stanway/The Epoch Times berkontribusi pada laporan ini

Xi Tiba di Italia untuk Menandatangani Kesepakatan Penting Karena Aksi Uni Eropa yang Gigih Melawan Tiongkok

0

EpochTimesId – Pemimpin Tiongkok Xi Jinping tiba di Roma pada tanggal 21 Maret 2019, memulai kunjungan selama tiga hari. Dalam sebuah langkah yang mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, Xi Jinping akan menandatangani perjanjian untuk menjadikan Italia sebagai negara demokrasi yang besar yang pertama bergabung dengan inisiatif One Belt, One Road, Tiongkok yang masif.

Italia, yang mencari kesepakatan ekspor baru untuk meningkatkan ekonominya yang macet, akan menjadi negara industri besar pertama di Kelompok Tujuh yang bergabung dengan proyek multi-miliar dolar, yang dirancang untuk memperluas jangkauan ekonomi dan geopolitik Beijing.

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa sedang mempertimbangkan strategi yang lebih defensif terhadap Tiongkok menjelang KTT Uni Eropa-Tiongkok pada tanggal 9 April 2019 untuk membahas kekhawatiran mengenai praktik perdagangan dan investasi yang tidak adil dari rezim Tiongkok, yang menandai untuk pertama kalinya Uni Eopa membahas di tingkat tertinggi bagaimana menghadapi rezim komunis.

Italia

Xi Jinping akan bertemu Presiden Italia Sergio Mattarella pada tanggal 22 Maret 2019 dan akan menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada tanggal 23 Maret 2019 sebelum melakukan perjalanan ke ibukota Sisilia, Palermo.

Lebih dari 30 kesepakatan, bernilai hingga 7 miliar euro, juga diperkirakan akan disepakati selama perjalanan tersebut dalam berbagai sektor termasuk infrastruktur, mesin, dan keuangan.

Michele Geraci, wakil menteri dari kementerian pembangunan ekonomi Italia, menulis dalam editorial opini Financial Times bahwa perjanjian Belt and Road Italia dengan Tiongkok dapat menjadi cetak biru bagi negara Eropa lainnya.

Namun, prospek perjanjian itu telah menyebabkan perselisihan baik di dalam pemerintahan koalisi dan di antara sekutu-sekutu Italia— terutama di Washington, di mana Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mendesak Roma untuk tidak memberikan “legitimasi untuk proyek kesombongan infrastruktur Tiongkok.”

Menjelang kunjungannya, Xi Jinping menulis sebuah artikel berjudul “Pakta Strategis dengan Italia” di Corriere Della Sera, surat kabar Milan, yang merayakan kesepakatan sambil menggambarkan ikatan budaya dan sejarah kedua negara.

Pemimpin Tiongkok tersebut menulis bahwa kesepakatan itu termasuk berkontribusi pada proyek pembangunan pelabuhan Italia, dan meluncurkan inisiatif baru di bidang “angkatan laut, aeronautika, aerospace, dan budaya … [untuk] mengembangkan potensi kerja sama dalam logistik pelabuhan, transportasi laut, telekomunikasi, dan sektor medis-farmasi.”

Sebelumnya, Xi Jinping menerbitkan sebuah surat kepada para guru dan siswa dari Convitto Nazionale, sebuah sekolah menengah umum di Roma, pada 17 Maret 2019 di mana ia mendorong para siswa untuk pergi ke Tiongkok untuk mengejar impian mereka, dan menjadi utusan Tiongkok-Italia di masa depan.

Sementara Xi Jinping tidak menyatakan pelabuhan mana yang termasuk dalam perjanjian, Giuseppe Conte sebelumnya mengindikasikan bahwa kota pesisir timur Trieste dan kota pantai barat Genoa, yang merupakan pelabuhan terbesar Italia, yang kemungkinan akan didanai.

South China Morning Post melaporkan pada tanggal 19 Maret 2019 bahwa ada empat pelabuhan Italia akan didanai oleh Beijing, yaitu: Genoa, Trieste, Palermo, dan Ravenna.

Jaringan transportasi Italia, termasuk pelabuhan dan kereta api, dianggap oleh Beijing penting untuk koridor ekonomi maritimnya di bawah proyek Belt and Road, yang menghubungkan selatan Eropa dengan pelabuhan di Asia Tenggara dan Afrika timur — yang akhirnya mencapai Tiongkok.

Namun, inisiatif Beijing telah dikritik karena membebani negara-negara berkembang dengan pinjaman besar yang tidak dapat mereka bayar. “Perangkap hutang” ini telah terjadi di Sri Lanka dan Maladewa karena proyek Belt and Road.

Monako dan Prancis

Xi Jinping akan mengunjungi Monako pada tanggal 24 Maret 2019 sebelum menuju ke Prancis pada hari yang sama.

Monaco Telecom, penyedia telekomunikasi utama di negara-kota, menandatangani MOU dengan raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei pada tanggal 27 Februari 2019 yang berjanji bahwa kedua perusahaan akan bekerja sama untuk mengembangkan kemampuan 5G Monaco, termasuk untuk Internet of Things, Big Data, dan layanan cloud.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat telah memperingatkan sekutu Uni Eropa-nya agar tidak menggunakan peralatan telekomunikasi Huawei dalam jaringan nirkabel generasi mendatang, yang katanya dapat digunakan oleh Beijing untuk tujuan spionase.

Tidak seperti tetangganya di selatan, Prancis tidak akan menandatangani proyek One Belt, One Road, meskipun kedua negara akan menandatangani kesepakatan di berbagai bidang termasuk energi, transportasi, pertanian, dan keuangan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada awal Maret 2019 bahwa Tiongkok akan membeli 184 pesawat Airbus A320, bernilai sekitar 18 miliar dolar Amerika Serikat. Media Tiongkok telah melaporkan kontrak dengan Airbus akan ditandatangani selama kunjungan Xi Jinping ini.

Uni Eropa dan Tiongkok

Pada hari yang sama dengan kedatangan Xi di benua itu, para pemimpin Uni Eropa di Brussels mempertimbangkan untuk mengadopsi strategi yang lebih defensif terhadap Tiongkok, setelah pada tanggal 12 Maret 2019 mencap kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sebagai “saingan sistemik.”

Uni Eropa telah semakin frustrasi dengan apa yang dilihatnya sebagai kelambatan Tiongkok untuk membuka ekonominya dan oleh gelombang pengambilalihan Tiongkok di sektor-sektor Uni Eropa yang kritis, menuduhnya telah mendistorsi pasar lokal.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai “kebangkitan Eropa” bahwa Tiomgkok berusaha untuk menghasilkan produk-produk canggih yang akan bersaing dengan yang dibuat di Eropa. Sementara itu, kepala perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom, seorang liberal berkebangsaan Swedia berpendapat bahwa tatanan ekonomi internasional telah berubah.

“Sejak awal mandat saya, saya telah menyerukan kesadaran nyata dan untuk membela kedaulatan Eropa. Saya akan mengatakan bahwa pada akhirnya kami memiliki masalah yang sama pentingnya dengan Tiongkok,” kata Emmanue Macron kepada wartawan ketika ia tiba untuk KTT.

Menurut draft pernyataan KTT April 2019 yang dilihat oleh Reuters, Uni Eropa mencari tenggat waktu bagi Tiongkok untuk memenuhi janji perdagangan dan investasi yang telah berulang kali didorong mundur.

Reuters berkontribusi pada artikel ini. (Nicole Hao/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

Uni Eropa Keluarkan “Ultimatum”, Xi dan Li ke Eropa untuk “Memadamkan Api” ?

Li Muyang -Epochtimes.com

Negosiasi perdagangan AS – Tiongkok sudah memasuki tahap akhir. Tahapan di mana masalah yang dihadapi kedua belah pihak adalah “tulang-tulang keras” yang tersisa.

Pada saat kunci  seperti ini, Xi Jinping justru berkunjung ke 3 negara Eropa. Kita tidak tahu apakah itu suatu kebetulan atau disengaja. Pada saat Xi Jinping mengunjungi Eropa, Uni Eropa mengadakan pertemuan puncak selama 2 hari untuk membahas penerapan kebijakan keras terhadap komunis Tiongkok.

Saat ini, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi sedang dalam pembicaraan dengan para menteri luar negeri dari 28 negara di Uni Eropa. Pada 9 April mendatang, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang juga akan mengunjungi Eropa untuk menghadiri KTT tahunan Uni Eropa – Tiongkok.

Kunjungan yang intensif dari pejabat Tiongkok ke Eropa mungkin terkait dengan perubahan sikap Uni Eropa terhadap Tiongkok, sehingga kepergian Xi (Jinping) dan Li (Keqiang) ke Eropa merupakan bagian dari usaha “memadamkan api”.

Namun, beberapa analis percaya bahwa upaya Beijing untuk “memadamkan api” yang berkobar di Eropa tidak akan banyak membantu, karena “api” kewaspadaan negara Eropa terhadap komunis Tiongkok sedang membesar.

KTT Uni Eropa atau Mengeluarkan Ultimatum

Seperti yang kita semua tahu, KTT Uni Eropa yang berlangsung pada 21 dan 22 Maret, akan membahas laporan yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa minggu lalu. Topik pembahasan di antaranya menyangkut isu mendaftarkan komunis Tiongkok sebagai pesaing sistemik. Reuters menunjukkan bahwa ini adalah pertama kalinya selama bertahun-tahun, Uni Eropa membahas masalah kebijakan Tiongkok.

Tentang masalah komunis Tiongkok, Komite Eksekutif Uni Eropa mendaftarkan 10 butir rancangan yang dibawa ke dalam sidang untuk dibahas dan disahkan menjadi undangan-undang.

Salah satu proposalnya itu terkait dengan ‘Pengadaan pasar publik internasional’. Isu ini sebenarnya sudah pernah diajukan pada tahun 2012. Sekarang diajukan kembali untuk dibahas. Tujuannya tidak lain adalah untuk membatasi diskriminasi terhadap perusahaan UE di pasar negarai ketiga dan menyerukan praktik bisnis yang adil dan saling menguntungkan. Jelasnya adalah, sementara perusahaan-perusahaan komunis Tiongkok dapat memenangkan penawaran proyek publik, sedngkan perusahaan-perusahaan Eropa diperlakukan secara berbeda oleh komunis Tiongkok.

Di tengah-tengah konfrontasi yang meruncing antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, Uni Eropa seperti “pengamat” dan telah menjadi objek yang ingin diraih oleh komunis Tiongkok. Namun, rencana Uni Eropa ini menunjukkan bahwa ia lebih seperti “orang dalam” yang sedang mengekspresikan sikap ketidakpuasannya terhadap pihak Beijing dalam mengejar perdagangan yang adil.

Meskipun paket dokumen tersebut dibungkus dalam beberapa bahasa diplomatik, namun isinya cukup tajam. Di antaranya disebutkan bahwa jika Beijing tidak menghentikan perilaku investasi yang tidak adil, tidak menghentikan perlakuan tidak adil terhadap perusahaan-perusahaan Eropa. Begitu sidang di Brussels yakin hal ini terjadi, maka Uni Eropa akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan negara-negara terkait untuk meminta pasarnya dibuka.

Jika konsultasi tidak berhasil, Uni Eropa akan melakukan pembalasan di beberapa bidang dan menghukum perusahaan-perusahaan ini dalam proyek penawaran Eropa. Misalnya, perusahaan yang dihukum akan melihat bahwa penawaran mereka akan meningkat sebesar 20 %.

Para pejabat UE menunjukkan bahwa langkah-langkah ini bukan untuk menutup pasar Eropa, tetapi untuk membuka pasar internasional.

Uni Eropa yang sebelumnya menganggap komunis Tiongkok sebagai mitra usaha, sekarang sikapnya sudah diubah sampai 180 derajat. Secara khusus, waktu untuk diskusi dan pengesahan undang-undang ini diatur pada saat Xi Jinping mengunjungi Eropa. Apakah hal ini memang disengaja oleh Uni Eropa yang ingin menggunakan momen tersebut untuk menciptakan ambiguitas.

Dengan kata lain, Uni Eropa mungkin telah terdesak sampai ke sudut sehingga terpaksa mengeluarkan “ultimatum”.

Li Keqiang ikut KTT, Uni Eropa memilih untuk “menggodam”

Namun, Uni Eropa tidak hanya mengungkapkan kemarahan terhadap Beijing melalui ambiguitas, para pemimpin Eropa sedang mempersiapkan komunike bersama yang siap dipublikasikan ketika Li Keqiang ikut KTT Uni Eropa – Tiongkok. Reuters telah melihat draft komunike yang panjangnya 6 halaman, di antaranya meminta pihak Tiongkok menyetujui selama pertemuan puncak untuk membuka ekonomi Tiongkok dan menghilangkan hambatan perdagangan.

UE meminta pihak berwenang Tiongkok menyetujui proposal dalam komunike bahwa kedua belah pihak sudah dapat menentukan hambatan untuk masuk ke pasar utama sebelum kedatangan musim panas tahun ini. UE meminta segera membatalkan hambatan-hambatan yang ada sebelum pertemuan puncak tahun depan, UE menghendaki batas waktu yang ditetapkan dalam pelaksanaannya.

Selain itu, juga jelas ditegaskan bahwa kedua belah pihak akan menandatangani perjanjian khusus sebelum akhir tahun depan untuk meningkatkan aliran investasi dua arah yang telah dibahas selama hampir 12 tahun terakhir.

Para diplomat UE mengatakan bahwa komunike bersama itu juga mencerminkan ketidakpuasan UE terhadap komunis Tiongkok. Alasannya adalah bahwa Beijing belum memenuhi komitmennya terhadap globalisasi perdagangan bebas dan tidak mau mengizinkan perusahaan asing beroperasi secara bebas di daratan Tiongkok. Tetapi perusahaan Tiongkok mengambil keuntungan dari pasar terbuka UE.

Dilihat dari reaksi Uni Eropa, mereka mungkin sudah tidak tahan lagi dengan menyandangkan nama mitra kepada komunis Tiongkok dan merubahnya menjadi pesaing. Ini berarti bahwa UE lebih menghendaki berdekatan dengan Amerika Serikat ketimbang Tiongkok. Dengan kata lain, Amerika Serikat dan Eropa mungkin sedang bergabung untuk memerangi komunis Tiongkok.

Terutama inisiatif OBOR dan proyek 5G Huawei, telah banyak dipertanyakan di Eropa. OBOR telah menyebabkan banyak negara peserta menanggung beban utang yang besar, sehingga dunia luar menganggap rencana ini bagaikan “Trojan horse” yang merupakan tindakan zaman kolonial.

Proyek OBOR dan 5G Tiongkok mendapat sorotan tajam

Untuk Italia yang mungkin menandatangani perjanjian dengan Beijing, UE telah mengeluarkan peringatan bahwa Eropa tidak dapat mengizinkan komunis Tiongkok untuk memberikan pengaruhnya sesuka hati dan mengendalikan negara-negara anggota.

Pada 19 Maret, Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini kepada BBC mengatakan bahwa ia tidak ingin melihat perusahaan asing menjajah Italia.

Proyek 5G Huawei menjadi sorotan di Eropa. Meskipun sikap enagar di Eropa saat ini tidak seragam, tetapi Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas telah meminta negara-negara UE untuk bersatu dalam barisan untuk menghadapi komunis Tiongkok.

Deutsche Presse-Agentur mengutip ucapan peringatan Heiko : “Jangan bersikap naif dalam menghadapi komunis Tiongkok, terutama dalam pembangunan jaringan 5G”.

Amerika Serikat juga memperingatkan bahwa jika negara-negara Eropa menggunakan teknologi Huawei, kerja sama keamanan di masa depan mungkin akan bermasalah. Seperti yang kita semua tahu, keamanan negara-negara Eropa terutama tergantung pada NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat, sehingga Uni Eropa tidak dapat mengabaikan peringatan Amerika Serikat tersebut.

UE Sedang Mempersatukan Sikap, Beijing Terdesak untuk “Memadamkan Api”

Pada saat “api” mempersatukan sikap negara Uni Eropa menghadapi tantangan komunis Tiongkok sedang berkobar. Beijing mungkin terdesak untuk segera “memadamkan api”.

Oleh karena itu, laporan menyarankan supaya UE menyatukan sikap mengenai 5G. Ini sama saja dengan pukulan bagi Huawei yang efek sakitnya juga dirasakan sampai komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok jelas khawatir bahwa begitu Amerika Serikat dan Eropa sepenuhnya bergandengan tangan, neraca pasti akan miring dan berat sebelah. Ini adalah situasi internasional yang paling ditakuti komunis Tiongkok.

Namun, komentator politik Tang Jingyuan percaya bahwa “pemadam api” yang dilakukan Xi dan Li mungkin tidak memiliki efek apa pun. Antisipasi terhadap komunis Tiongkok yang dilakukan Eropa terutama kekhawatirannya tentang sistem negara komunis itu menjadi hal yang paling mendasar. Yang satu menganut sistem demokrasi liberal dan yang lainnya adalah sistem otoriter, ini adalah perbedaan yang sangat sulit bisa dijembatani.

Tang Jingyuan menjelaskan bahwa negara-negara Eropa sangat membenci kediktatoran komunisme, dan komunis Tiongkok justru terus mengembangkan sayapnya ke luar, dan ambisinya sudah lama terkuak. Oleh karena itu, “pemadaman api” dari Beijing tidak menolong, bahkan memperbesar rasa kewaspadaan negara-negara Eropa. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :