Home Blog Page 19

Gubernur Bali Larang Produksi AMDK di Bawah 1 Liter, Pemulung dan Industri Daur Ulang Terancam

Jakarta – Surat Edaran (SE) Gubernur Bali, Wayan Koster, yang melarang produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) berukuran di bawah satu liter dinilai akan berdampak serius terhadap perekonomian pemulung dan industri daur ulang plastik di Bali. Para pemulung diperkirakan kehilangan hingga 50% penghasilan, sementara pasokan bahan baku daur ulang plastik terancam menyusut. 

Pemulung Kehilangan Sumber Penghasilan Utama

Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Prispolly Lengkong, menyatakan bahwa botol AMDK berukuran kecil (di bawah 1 liter) merupakan komoditas bernilai tinggi bagi pemulung. “Harga botol kecil jauh lebih mahal dibanding jenis plastik lain. Jika produksinya dilarang, pemulung kehilangan pendapatan besar,” ujarnya. 

Lengkong menambahkan, saat ini harga PET galon sedang turun, dan pabrik daur ulang engkau mencampurnya dengan PET botol. “Jika botol kecil hilang dari pasaran, pemulung yang mengandalkan sampah plastik ini akan sangat terpukul,” tegasnya. 

Ia meminta Pemprov Bali mengkaji ulang SE tersebut karena berpotensi merugikan masyarakat miskin yang bergantung pada sektor informal. “Jangan sampai kebijakan ini dibuat tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan pemulung,” tandasnya. 

Industri Daur Ulang Plastik Terancam Krisis Pasokan 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Eddie Supriyanto, mengungkapkan bahwa botol AMDK di bawah 1 liter merupakan bahan baku utama industri daur ulang. “Pelarangan ini akan mengurangi pasokan dan mengganggu rantai ekonomi daur ulang,” katanya. 

Menurut Eddie, solusi tepat bukan melarang produksi, tetapi memperkuat sistem pemilahan sampah sesuai UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No. 81/2012. “Jika pemilahan di tingkat rumah tangga dan desa dioptimalkan, sampah plastik bisa dikelola dengan baik tanpa perlu pelarangan,” jelasnya. 

Ia menyarankan Pemprov Bali memberdayakan aparat desa dan bank sampah untuk mengelola limbah plastik. “Daripada melarang, lebih baik tingkatkan pengawasan dan sanksi bagi yang tidak memilah sampah,” ujarnya. 

Kebijakan Dinilai Reaktif dan Tidak Solutif

Perwakilan ADUPI Bali, Tony Manusama, menilai SE Gubernur Koster sebagai kebijakan panik yang tidak menyelesaikan akar masalah. “Ini bukan solusi, melainkan reaksi karena kebingungan menangani sampah,” tegasnya. 

Manusama menekankan bahwa pelarangan justru berdampak negatif pada perekonomian lokal. “Industri daur ulang dan pemulung akan kolaps. Seharusnya Bali fokus pada pengelolaan sampah yang berkelanjutan, bukan sekadar melarang,” pungkasnya. 

Pro-Kontra Kebijakan Pelarangan

SE Gubernur Bali ini menuai pro-kontra. Di satu sisi, Pemprov Bali berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk mengurangi sampah plastik. Namun, di sisi lain, pelaku industri daur ulang dan pemulung menilai kebijakan ini justru kontraproduktif. 

Mereka mendesak agar pemerintah mencari solusi win-win solution, seperti memperkuat sistem daur ulang dan edukasi pengelolaan sampah, alih-alih mengambil langkah drastis yang berisiko memukul perekonomian masyarakat kecil. 

Perang Dagang Makin Memanas: Rezim Tiongkok Maju Terus Meski di Jalan Gelap, AS Tanggapi dengan Sikap Keras

EtIndonesia. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali mengalami eskalasi. Rezim Tiongkok terus melakukan apa yang disebut sebagai “aksi balasan,” dengan menaikkan tarif terhadap produk AS hingga 125% dan bahkan menyatakan tidak gentar. Menanggapi hal ini, Gedung Putih pada hari Jumat (11/4) memberikan pernyataan tegas.

Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden telah menyampaikan dengan jelas: jika Amerika diserang, maka balasan yang lebih keras akan diberikan. Presiden Trump berharap rakyat Amerika tetap percaya pada agenda dan kebijakan ekonominya.

Para analis memperkirakan bahwa perang tarif ini bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di Tiongkok hingga puluhan juta orang. 

Berikut laporan dari koresponden kami di Gedung Putih, Tao Ming, serta reporter di New York, Chen Yue dan Chang Chun.

Koresponden Gedung Putih Tao Ming melaporkan: 

Setelah rezim Tiongkok menaikkan tarif balasan terhadap produk Amerika menjadi 125%, Gedung Putih langsung merespons keras pada hari Jumat. Mereka menyatakan bahwa aksi balasan semacam ini tidak akan menguntungkan Tiongkok. 

Jubir Gedung Putih menegaskan kembali bahwa Presiden Trump sudah sangat jelas: jika Amerika diserang, maka AS akan membalas dengan kekuatan ganda. Juru bicara juga menyampaikan bahwa saat ini tarif AS terhadap produk Tiongkok tetap berada di angka terbaru, yaitu 145%. Meski begitu, Presiden Trump masih optimis bahwa kesepakatan dengan Tiongkok bisa dicapai.

Juru bicara Gedung Putih, Levitt, menyampaikan: “Tarif terhadap Tiongkok saat ini tetap berada di tingkat 145% seperti yang diumumkan kemarin. Presiden dengan tegas menyatakan bahwa saat Amerika diserang, dia akan memberikan respons yang lebih keras. Presiden berharap dapat mencapai kesepakatan yang berpihak pada para pekerja Amerika dan perusahaan-perusahaan yang selama ini dieksploitasi.”

Levitt juga menekankan bahwa Amerika Serikat adalah negara dengan ekonomi terkuat dan terbaik di dunia. Fakta bahwa lebih dari 75 negara menyerukan kepada Pemerintah AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang baik membuktikan posisi tersebut.

Peningkatan tarif oleh AS terhadap produk Tiongkok dimaksudkan untuk membangun perdagangan yang adil dan menghapus defisit perdagangan antara kedua negara. Namun, di tengah situasi internal yang penuh tekanan—baik dari sisi ekonomi yang melemah maupun konflik internal elite partai—rezim Beijing tetap nekat melanjutkan perang tarif. Bahkan, mereka dengan lantang menyatakan siap “bertarung sampai akhir.” Tindakan ekstrem ini mengundang perhatian tajam dari dunia internasional.

Peneliti Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Mingshi, mengatakan: “Alasan Tiongkok berani melakukan balasan ini bukan karena ekonominya kuat, tapi karena mereka merasa terpaksa. Terutama karena Xi Jinping sedang menghadapi tantangan kekuasaan dari berbagai faksi dalam sistem otoriter yang dia pimpin.”

Shen menambahkan: “Xi Jinping dan para pejabatnya sempat melontarkan pernyataan-pernyataan keras. Ada pula yang mengatakan, ‘makan kulit pohon pun kami sanggup bertahan tiga tahun.’ Ini adalah sikap yang sepenuhnya mengabaikan nasib rakyat, semata-mata untuk mempertontonkan sikap keras terhadap Amerika.”

Eskalasi perang tarif ini diperkirakan akan memberikan dampak serius terhadap perekonomian Tiongkok. Banyak pihak menilai bahwa jika tarif tinggi ini bertahan dalam jangka panjang, bukan hanya ekonomi AS dan Tiongkok yang akan “terlepas” alias terpisah total (decoupling), tetapi Tiongkok juga berpotensi menghadapi gelombang besar kebangkrutan perusahaan, pengangguran massal, bahkan kerusuhan sosial.

Wakil Profesor Ilmu Politik Universitas Nasional Taiwan, Chen Shimin, menjelaskan: “Di Tiongkok daratan, ada sekitar 10–20 juta orang yang bekerja di sektor yang terkait langsung dengan ekspor ke AS. Jika situasi ini terus berlanjut, maka dalam waktu satu atau dua bulan saja, jutaan orang itu bisa kehilangan pekerjaan. Ini tentu akan membawa guncangan sosial yang sangat besar di Tiongkok.”

Dalam beberapa tahun terakhir, rezim Tiongkok semakin bergantung pada sektor ekspor demi menambal krisis yang ditimbulkan sektor properti dan lainnya. Saat ini, terdapat sekitar 20 kota di Tiongkok yang sangat bergantung pada perdagangan luar negeri, termasuk Shenzhen, Shanghai, Ningbo, Dongguan, Chongzuo, dan Zhuhai. Total nilai ekspor dari kota-kota ini menyumbang sebagian besar dari PDB lokal. Jika hubungan dagang antara AS dan Tiongkok benar-benar putus, maka perekonomian Tiongkok akan sangat terpukul.

Para analis memperkirakan bahwa rezim Tiongkok tidak akan melunak kecuali jika kekuasaan mereka benar-benar tumbang.

Shen Mingshi menyatakan: “Jika pengangguran melonjak drastis dan tatanan sosial menjadi kacau, maka tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan besar atau bahkan kudeta. Kecuali Xi Jinping bersedia mundur pada Sidang Pleno Keempat pada bulan Agustus. Jika tidak, dia pasti akan terus menempuh jalan nasionalisme ekstrem dan kebijakan garis keras.”

Tao Ming menutup laporannya dengan menyebutkan: “Pada konferensi pers hari Kamis (10/4), juru bicara Gedung Putih juga menegaskan bahwa AS tidak khawatir sekutu-sekutunya akan berpihak ke Tiongkok akibat tarif ini. Justru sebaliknya—karena negara-negara tersebut lebih membutuhkan Amerika. Telepon dari para pemimpin dunia yang ingin melakukan negosiasi berdatangan tanpa henti.”(jhn/yn)

Pelabuhan di Tiongkok Dipenuhi Kontainer, Warganet : “Makan Kulit Pohon” Akibat Krisis Ekspor

EtIndonesia. Pemberlakuan tarif impor tambahan sebesar 145% oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang asal Tiongkok resmi berlaku pekan ini, memicu guncangan hebat dalam rantai ekspor Tiongkok ke AS. Dua provinsi utama pengekspor—Zhejiang dan Guangdong—mengalami kelumpuhan di sektor manufaktur ekspor. Gudang-gudang penuh sesak dengan barang yang seharusnya dikirim ke luar negeri namun kini tertahan. Di kalangan masyarakat, suasana pesimis menyebar luas—bahkan warganet mulai menyindir kondisi dengan membagikan “cara makan kulit pohon”.

Kontainer Menumpuk di Pelabuhan Guangdong dan Shanghai

Seorang eksportir asal Guangdong, bermarga Qian, yang tengah melakukan perjalanan bisnis di Shanghai pada 11 April, menceritakan kepada Radio Free Asia pengalaman nyata yang dia saksikan.

Qian mengatakan: “Teman saya mengajak saya makan di sebuah restoran di jalan yang sangat ramai di Shanghai. Ada lebih dari sepuluh pelayan, tetapi hanya kami berdua yang makan di sana. Ketika saya tanya kenapa, teman saya bilang biasanya restoran ini penuh di lantai atas dan bawah. Tapi kemarin, lantai atas ditutup dan hanya kami berdua yang ada di bawah.”

Menurut laporan media seperti Caixin, sejak kebijakan tarif balasan diberlakukan, banyak pengiriman laut dan udara ke AS dibatalkan. Para eksportir menghentikan pengiriman, dan suasana sibuk di pelabuhan Shanghai berubah drastis hanya dalam hitungan hari.

Qian juga menyebut bahwa Pelabuhan Yantian di Guangdong menghadapi kondisi serupa—kontainer menumpuk tinggi, dan sangat sedikit kapal yang berlayar keluar

Dia menyatakan dengan nada prihatin:“Shanghai pernah berkembang lebih dari seratus tahun sejak 1843 hingga 1949, bahkan perang tidak bisa menghentikannya. Tapi setelah 1949, nadi ekonominya dicekik. Sekarang, seluruh Tiongkok menghadapi masalah sistemik. Ditambah lagi dengan perang dagang—kami benar-benar kehabisan jalan.”

Transportasi Udara dan Pemesanan Kapal ke AS Turun Drastis

Pasar kargo udara juga terdampak berat. Seorang agen kargo dari Tiongkok selatan mengatakan kepada Caixin bahwa volume pengiriman barang ke AS minggu depan akan turun 90%, dan maskapai utama telah memangkas banyak jadwal penerbangan kargo. Tarif yang melonjak mendadak membuat eksportir dan pembeli harus merundingkan ulang pembagian biaya, yang menyebabkan banyak barang tidak bisa dikirim tepat waktu.

Menurut laporan Ming Pao, para pelaku logistik yang melayani jalur laut dari berbagai pelabuhan di utara dan selatan Tiongkok ke AS mengungkapkan bahwa pemesanan kapal kontainer turun lebih dari separuh sejak 10 April. Beberapa barang bahkan diprediksi akan dikembalikan karena pembeli membatalkan pesanan.

Biaya Tinggi, Pasar Runtuh: UMKM Tercekik

Wang Xin, Ketua Asosiasi E-commerce Lintas Negara Shenzhen, menyebut bahwa ini adalah guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Tarif tinggi akan mengubah seluruh struktur biaya, memperpanjang waktu bea cukai, dan menaikkan biaya logistik. Bagi penjual asal Tiongkok, bertahan di pasar AS akan sangat sulit,” katanya.

Dia menambahkan bahwa usaha kecil dan menengah akan paling terdampak, dan angka pengangguran di dalam negeri bisa melonjak tajam.

David Feng, pelaku bisnis Amazon di Shenzhen, menyatakan bahwa dia telah menaikkan harga jual sebesar 30%, mengurangi jumlah produk yang dijual, serta mengalihkan fokus pasar ke luar Amerika Serikat.

Sementara itu, produsen mainan dan pernak-pernik dari Shantou, Guangdong, mengatakan bahwa tahun ini mereka tidak menerima satu pun pesanan dari AS.

Di tengah tekanan ekonomi yang meningkat, suasana hati masyarakat semakin suram. Di media sosial, warganet mulai membagikan “tips bertahan hidup” secara satir—termasuk cara memakan kulit pohon, lengkap dengan instruksi seperti mengeringkan, menumbuk menjadi bubuk, menyaring, dan mengukusnya untuk dimakan.

Seorang blogger menulis: “Tahun 2025 sangat sulit, dan kami tidak menyangka akan sesulit ini.”

Seorang warganet dari Jiangsu, bermarga Hong, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pesimisme sosial tengah menyebar cepat, bahkan di kalangan lansia berusia 80-an hingga kaum muda.

Seorang warga dari Qingdao, Shandong, bermarga Zhang, juga menyatakan bahwa seluruh sektor usaha kini berada dalam tekanan berat, terutama provinsi seperti Guangdong dan Zhejiang yang paling terpukul oleh perang tarif.

“Zhejiang banyak mengekspor produk industri ringan ke negara-negara Barat. Shandong berfokus pada industri berat seperti mesin perkakas, tapi itu pun sekarang hanya bisa diekspor ke negara-negara miskin di Afrika—negara maju tidak mau beli. Di luar negeri, kalau ekonomi gagal, presidennya mungkin hanya dimakzulkan. Tapi di sini, kalau gagal, bisa-bisa seluruh sistem runtuh,” katanya. (jhn/yn)

Negara-Negara Dunia Berebut Negosiasi Dagang dengan AS, Vietnam Siapkan Langkah Cegah Produk Tiongkok “Cuci Label”

EtIndonesia. Meskipun Amerika Serikat baru saja mengumumkan penundaan penerapan tarif balasan selama 90 hari, berbagai negara tetap merasa terdesak dan kini berlomba-lomba untuk menjalin negosiasi dagang dengan Washington.

Komisaris Urusan Ekonomi Uni Eropa, Valdis Dombrovskis, menyatakan pada  Jumat (11 April): “Kami bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menemukan solusi yang konstruktif.”

Uni Eropa berharap dapat mencapai kesepakatan dagang yang bisa diterima kedua belah pihak. Pada hari yang sama, para menteri keuangan Uni Eropa berkumpul untuk merumuskan strategi memanfaatkan jendela waktu 90 hari ini secara maksimal. Namun di saat yang sama, mereka juga bersiap untuk menghadapi skenario terburuk jika kesepakatan gagal dicapai, demi melindungi kepentingan ekonomi Uni Eropa.

Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, menegaskan: “ECB memantau situasi dengan seksama dan siap menggunakan seluruh instrumen yang dimilikinya. Kami telah membangun cukup banyak instrumen di masa lalu untuk menjamin stabilitas harga—dan tentu saja, stabilitas keuangan, karena keduanya tidak bisa dipisahkan.”

Sementara itu di Asia Tenggara, rencana AS untuk mengenakan tarif antara 30% hingga 50% terhadap negara-negara seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Indonesia diperkirakan akan memicu lonjakan besar dalam volume pengiriman kargo lintas Pasifik selama 90 hari ke depan. Para pembeli AS diyakini akan berlomba-lomba menempatkan pesanan dalam jumlah besar ke negara-negara tersebut sebelum tarif balasan diberlakukan.

Terkait negosiasi tarif, Vietnam berharap dapat menurunkan tarif yang sebelumnya diumumkan sebesar 46% pada 2 April menjadi antara 22% hingga 28%, atau bahkan lebih rendah lagi.

Reuters melaporkan pada Kamis (10 April), berdasarkan bocoran dokumen internal pemerintah, Vietnam berencana memperketat pengawasan terhadap arus barang asal Tiongkok yang transit melalui wilayahnya dan kemudian diekspor ke AS dengan label “Made in Vietnam.” Praktik ini bertujuan untuk menghindari tarif tinggi dari AS—sebuah strategi yang dikhawatirkan oleh pemerintahan Trump.

Penasehat Perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, sebelumnya telah menegaskan bahwa Partai Komunis Tiongkok berusaha memanfaatkan Vietnam sebagai jalur transit untuk menghindari tarif dengan “mencuci asal” produk-produk mereka.

Tak hanya itu, Vietnam juga memperketat kontrol terhadap aliran barang sensitif dari AS ke Tiongkok—terutama yang termasuk dalam kategori produk ganda sipil-militer seperti semikonduktor.

India pun tak ingin tertinggal. Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyatakan pada Jumat bahwa tim perunding dagang India telah siap untuk mempercepat proses negosiasi dengan Washington.

Peter Navarro menambahkan bahwa saat ini, sudah ada setidaknya 90 negara yang menyatakan keinginan untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump.

“Kami telah memulai apa yang bisa disebut sebagai rencana negosiasi yang sempurna. India, Australia, Inggris, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan—semuanya sudah datang,” ujar Navarro.

Pada Jumat, AS secara resmi memulai putaran awal negosiasi tarif bersama perwakilan dari Taiwan dan Israel. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com

Dokter Tiongkok Diduga Ambil Organ Bayi Prematur, Pejabat Kesehatan Taiwan: “Membuat Saya Mual”

0

EtIndonesia. Pada 17 Januari 2023, seorang perawat di sebuah rumah sakit di Fuyang, Provinsi Anhui, Tiongkok Timur terlihat sedang merawat seorang bayi yang baru lahir. Namun, baru-baru ini perhatian publik kembali tertuju pada isu pengambilan organ secara paksa di Tiongkok, setelah muncul laporan bahwa dokter di Tiongkok melakukan transplantasi organ dari bayi prematur, dan seorang penyanyi Taiwan menjalani transplantasi organ di daratan Tiongkok.

Wakil Menteri Kesehatan Taiwan sekaligus dokter kandungan, dr. Lin Ching-yi, mengungkapkan rasa muaknya terhadap laporan tersebut. “Bahkan sekadar mengetik soal ini saja sudah membuat saya mual,” tulisnya di akun Facebook pribadinya pada 12 April.

Transplantasi Organ dari Bayi Prematur Diterbitkan di Jurnal Medis

Kasus ini pertama kali mencuat ke publik setelah penyanyi Taiwan TANK (Lü Jianzhong) diketahui melakukan transplantasi kombinasi jantung dan hati di Tiongkok tahun lalu. Setelah itu, perhatian media tertuju pada sebuah artikel medis yang ditulis oleh dokter dari Rumah Sakit Renji Universitas Jiao Tong Shanghai, yang dipublikasikan di American Journal of Transplantation. Artikel tersebut melaporkan dua kasus transplantasi ginjal menggunakan organ dari bayi perempuan prematur yang baru lahir.

Hal ini memicu kekhawatiran dan kepercayaan banyak warga Taiwan bahwa praktik pengambilan organ secara hidup-hidup (live organ harvesting) benar-benar terjadi secara sistematis di bawah rezim Tiongkok.

Pakar Neonatal AS Pertanyakan Etika: “Anak Itu Belum di Ambang Kematian”

Dr. Lin mengungkapkan bahwa artikel tersebut ditulis oleh peneliti dari Tiongkok pada tahun 2023, dan menyebut dua bayi prematur dengan berat badan sangat rendah sebagai donor ginjal.

Namun, seorang profesor neonatal dari University of Louisiana Health Sciences Center mengirim surat balasan ke jurnal yang sama, mempertanyakan validitas dan etika dari prosedur yang dilakukan.

Profesor itu menyoroti bahwa salah satu bayi masih memiliki tanda vital yang stabil dan bahwa refleks pupil yang lemah bukan indikasi kematian otak, karena hal itu normal pada janin berusia di bawah 30 minggu. Ia dengan tegas menyatakan:

“Kami sangat meragukan keputusan untuk menghentikan dukungan hidup pada bayi prematur tersebut.”

Dr. Lin Chingyi menyampaikan keterkejutannya saat mempelajari artikel tersebut, mulai dari rincian kasus, prosedur medis, hingga proses peer-review di jurnal itu sendiri.

Sebagai dokter kandungan yang telah bekerja lebih dari satu dekade, ia mengaku telah merawat ribuan bayi baru lahir, termasuk bayi-bayi prematur dengan kondisi yang sangat rapuh. Ia menggambarkan perjuangan tim medis yang selalu berupaya menyelamatkan kehidupan bayi sekecil dan serentan apa pun, bahkan dalam kondisi yang hampir tidak mungkin.

“Tak pernah sekalipun terlintas dalam benak kami, dalam keadaan apa pun, untuk menjadikan bayi—bahkan embrio sekalipun—sebagai sumber donor organ. Hanya menuliskan kalimat itu saja membuat saya mual.”

“Tapi bagaimana mungkin dokter-dokter di Tiongkok bisa melakukannya? Dan lebih dari itu—menuliskannya dalam laporan ilmiah seolah itu sesuatu yang wajar…”

Bisnis Mengerikan: Bayi dari Surrogasi untuk “Pesanan Organ”

Menurut laporan media sebelumnya, jaringan industri pengambilan organ di Tiongkok bahkan telah mengincar janin sejak dalam kandungan. Dalam dunia surrogasi gelap (ibu pengganti ilegal), telah muncul praktik “pemrograman bayi” untuk organ, yakni pasien yang membutuhkan organ akan membayar ibu pengganti untuk mengandung bayi dengan golongan darah dan genetik yang sesuai, lalu mengambil organ bayi tersebut segera setelah lahir.

Pada Maret lalu, media Thailand mengungkap kasus ratusan perempuan Thailand yang ditipu oleh sindikat kejahatan Tiongkok dan disekap di Georgia (Eropa Timur) untuk dijadikan ibu pengganti atau diambil sel telurnya secara paksa. Salah satu perempuan yang berhasil kabur mengaku dikejar oleh seorang perempuan asal Tiongkok yang mengatakan:

“Anak saya menderita penyakit darah, dan saya butuh bayi yang sedang kamu kandung untuk dijadikan cadangan organ bagi anak saya.”

Rezim Tiongkok Pernah Pamer “Keberhasilan” Transplantasi dari Bayi ke Dewasa

Media resmi Partai Komunis Tiongkok bahkan pernah membanggakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Tiongkok telah berhasil melakukan transplantasi organ dari bayi ke orang dewasa, dan mengklaim telah berhasil melakukan banyak prosedur semacam itu.

Penutup

Apa yang terungkap dalam laporan ini membuka kembali luka lama dan ketakutan banyak pihak tentang praktik pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan di bawah sistem medis Tiongkok. Ketika bayi-bayi yang belum sempat hidup layak pun sudah dianggap “komoditas medis”, maka pertanyaan moral terbesar yang muncul adalah: “Sejauh mana kemanusiaan telah dikorbankan demi sistem dan keuntungan?”  (Jhon)

Israel Perluas Operasi Darat di Gaza, Desak Hamas Segera Bebaskan Sandera

EtIndonesia. Operasi militer Israel di Jalur Gaza terus berlanjut. Pada  Jumat (11 April), militer Israel memperluas serangan darat dan mengeluarkan perintah evakuasi baru kepada warga setempat. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan Hamas agar segera membebaskan para sandera yang masih ditahan.

Saat ini, tercatat 59 orang sandera masih berada di Gaza, dan diyakini 24 di antaranya masih hidup.

Sejumlah warga Israel di wilayah selatan menyatakan mereka optimistis terhadap upaya pemerintahan Trump dalam menghentikan konflik dan membebaskan para sandera.

Yivha Gano, seorang dosen universitas, mengatakan: “Kami tahu bahwa Trump pernah berhasil menyelamatkan sandera dalam perjanjian besar sebelumnya.”

Negosiasi AS-Iran Menjelang: Ancaman dan Sanksi Baru Diluncurkan

Sementara itu, di tengah ketegangan dengan Iran, Menteri Luar Negeri AS Rubio mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat akan menggelar pertemuan langsung dengan Iran pada Sabtu (12 April) untuk membahas program nuklir Teheran.

Pertemuan ini akan berlangsung di Oman, dan melibatkan utusan khusus AS Witkoff serta delegasi dari Iran.

Menjelang perundingan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan peringatan keras. Ia menegaskan bahwa jika negosiasi gagal, AS siap mengambil tindakan militer.

Presiden Trump menyatakan:  “Saya tidak bisa membayangkan pilihan lain selain mencapai kesepakatan. Saya jelas lebih memilih perjanjian daripada opsi lainnya, dan saya rasa semua orang di pesawat ini tahu apa maksud saya. Dan percayalah, itu bukan pilihan yang menyenangkan. Saya pribadi tidak menyukai opsi itu.”

Dari pihak Iran, seorang penasihat pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa mereka telah menyusun sejumlah rekomendasi penting dan praktis menjelang pertemuan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menambahkan:  “Saya kira hasil dari perundingan hari Sabtu akan menentukan langkah kita selanjutnya. Ini adalah pertemuan yang sudah dijadwalkan, bukan bagian dari suatu kerangka besar. Ini lebih untuk menguji apakah pihak Iran benar-benar serius dalam berunding.”

Sanksi Baru AS: Terminal Minyak Mentah Tiongkok Masuk Daftar Hitam

Menjelang negosiasi dengan Iran, pada Kamis (10 April), pemerintahan Trump kembali menjatuhkan sanksi baru terhadap jaringan perdagangan minyak Iran. Salah satu target sanksi kali ini adalah sebuah terminal penyimpanan minyak mentah di Tiongkok.

Terminal tersebut diketahui terhubung dengan jaringan pipa dan kilang independen, dan diduga digunakan untuk menyimpan serta mendistribusikan minyak mentah Iran, sebuah aktivitas yang dilarang oleh sanksi internasional.

Langkah ini menunjukkan bahwa AS semakin meningkatkan tekanan terhadap Iran dan negara-negara yang secara tidak langsung membantu perdagangan minyaknya, terutama menjelang negosiasi krusial yang bisa menentukan arah hubungan bilateral ke depan. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com

Badai Angin Hebat Melanda Beijing: Sekolah Libur, Kereta Dibatalkan, Supermarket Diserbu 

Menjelang kedatangan angin kencang ekstrem pada 11 April, sejumlah layanan transportasi dan kegiatan publik di Beijing mengalami gangguan besar. Beberapa rute kereta api di sekitar ibu kota dibatalkan, acara maraton ditunda, dan wilayah tetangga seperti Xiong’an New Area di Provinsi Hebei pun mengumumkan penutupan sekolah. Warga Beijing berbondong-bondong memadati supermarket untuk membeli dan menimbun kebutuhan pokok, membuat rak-rak dan kontainer barang kosong disapu habis

EtIndonesia. Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok mengeluarkan peringatan oranye untuk badai angin pada pukul 06.00 pagi, 11 April. Mereka memperkirakan bahwa dari  11 hingga 13 April, wilayah Tiongkok utara akan dilanda angin kencang yang terus menerus akibat pengaruh massa udara dingin yang cukup kuat.

Menurut laporan “Cuaca Beijing”, pada malam hari pukul 21.00 hingga 22.00, wilayah Yanqing, Changping, Mentougou, Fangshan, Haidian, dan Shijingshan mengalami hembusan angin dengan kecepatan di atas level 8. Di kawasan pegunungan Rose Garden di Distrik Mentougou, kekuatan angin bahkan mencapai level 13, dengan kecepatan 37,8 meter per detik.

Pemerintah kota Beijing mengumumkan penghentian sementara sejumlah perjalanan kereta api dari 11 hingga 12 April, termasuk beberapa layanan di jalur kereta cepat Beijing-Zhangjiakou. Selain itu, layanan kereta dari Huairou ke Miyun, jalur S2, dan jalur Tongmi juga dihentikan sementara.

Empat acara maraton yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 12 dan 13 April di Beijing juga resmi ditunda. Di Xiong’an New Area, Provinsi Hebei, otoritas setempat menginstruksikan semua sekolah dasar, menengah, taman kanak-kanak, dan lembaga pelatihan di luar sekolah untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar mulai  11 April siang.

Sebagai respons terhadap cuaca ekstrem, 12 taman kota yang dikelola pemerintah Beijing termasuk Istana Musim Panas (Yiheyuan), Kuil Surga (Tiantan), Bukit Wangi (Xiangshan), Zhongshan Park, dan Jingshan Park, serta Museum Taman Tiongkok, ditutup sepenuhnya pada 12–13 April.

Pemerintah kota menyerukan agar warga tidak keluar rumah kecuali untuk keperluan mendesak. Video yang beredar secara online pada 11 April menunjukkan banyak warga memadati supermarket dan memborong berbagai kebutuhan pokok. Rak-rak terlihat kosong, bahkan kontainer barang pun tak bersisa.

Warganet pun ramai-ramai mengomentari situasi ini dengan nada humor:

  • “Angin level 13 di Beijing pertama-tama menerpa ke arah supermarket.”
  • “Supermarket: kekayaan memang benar-benar datang dari angin.”
  • “Ternyata angin kencang lebih efektif dari kebijakan ekonomi.”

Dalam video lainnya, pada 11 April malam, wilayah Pinggu di Beijing dilaporkan diguyur hujan lebat disertai hujan es.

Pada 12 April pagi, seorang pengguna media sosial di Beijing membagikan unggahan bahwa atap rumah kecil di lantai dasar apartemennya telah hilang: “Begitu bangun tidur, rumah di bawah sudah tidak beratap.”

Sementara itu, saat Beijing menghadapi cuaca ekstrem akibat angin kencang, Kota Ergun di Hulunbuir, Mongolia Dalam, mengalami badai salju hebat. Seorang warga yang telah tinggal di sana selama lebih dari 30 tahun mengunggah video dan berkata, “Selama tinggal di Ergun, ini adalah pertama kalinya saya melihat salju tebal hampir setinggi satu meter turun dalam sehari.” (jhon)

Sumber : NTDTV.com

AS dan Iran Kembali Gelar Negosiasi Nuklir, Target: Hentikan Program Nuklir Iran

EtIndonesia. Pada Sabtu (12 April), Amerika Serikat dan Iran kembali membuka negosiasi nuklir yang telah terhenti selama satu dekade. Pertemuan yang digelar di Muscat, ibu kota Oman, ini dianggap sangat penting oleh banyak pengamat internasional. Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menegaskan menjelang pertemuan bahwa posisi Amerika adalah untuk membongkar total program nuklir Iran.

Negosiasi Langsung AS-Iran Digelar di Oman

Dalam pertemuan tersebut, delegasi Iran dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, sementara dari pihak AS, pemerintahan Trump diwakili oleh Steve Witkoff.

Pemerintah AS menyatakan bahwa larangan total terhadap kepemilikan senjata nuklir oleh Iran merupakan alasan utama diadakannya perundingan ini.

 “Saya berharap Iran menjadi negara yang indah, besar, dan sejahtera. Tapi mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir. Kami akan bertemu mereka hari Sabtu untuk sebuah pertemuan penting,” kata Presiden AS Donald Trump. 

Trump juga telah memberikan ultimatum kepada Teheran: jika tidak tercapai kesepakatan baru dalam dua bulan, maka opsi militer akan menjadi pertimbangan serius.

AS Tegas: Program Nuklir Iran Harus Dihentikan

Mengutip laporan The Wall Street Journal  Jumat, Steve Witkoff menegaskan bahwa dalam pertemuan nanti, ia akan menyampaikan dengan jelas bahwa:

“Posisi Amerika Serikat adalah pembongkaran penuh atas program nuklir Iran.”

Ia menambahkan bahwa pemerintahan Trump tidak akan mengizinkan Iran mengembangkan senjata nuklir, dan menyebut hal itu sebagai “garis merah”. Meskipun demikian, Witkoff menyatakan bahwa AS masih bersedia melakukan kompromi dalam beberapa aspek untuk mencapai kesepakatan damai.

Iran Nyatakan Harapan Capai Kesepakatan Awal

Sebelum memulai negosiasi, Menlu Iran Abbas Araghchi sempat bertemu dengan pejabat tinggi Oman dan menyampaikan harapannya untuk membuka jalan menuju kesepakatan.

Araghchi menyatakan:  “Kami berharap dapat mencapai kesepakatan awal yang bisa membuka pintu bagi proses perundingan lebih lanjut.”

Fakta Teknis: Enrichment Uranium Iran Hampir Mencapai Standar Militer

Sejak Februari tahun ini, Trump kembali menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran. Namun demikian, Iran terus melanjutkan pengayaan uranium, yang kini telah mencapai kemurnian 60%—hampir mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata nuklir.

Trump sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa jika negosiasi gagal, serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran akan dilakukan, dengan kemungkinan besar dipimpin oleh militer Israel.

Kondisi Timur Tengah Mendorong Negosiasi

Sejak tahun 2023, kawasan Timur Tengah terus dilanda konflik—mulai dari perang di Gaza, bentrokan di Lebanon, serangan AS terhadap milisi Houthi, hingga runtuhnya rezim di Suriah. Situasi ini menyebabkan penurunan signifikan atas pengaruh geopolitik Iran di kawasan, yang menjadi salah satu faktor penting dalam digelarnya kembali perundingan ini. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com

Badai Angin Kuat Hantam Beijing: Lebih dari 1.200 Pohon Tumbang (Video)

EtIndonesia. Pada 11 April sore hingga 12 April siang, angin kencang yang sangat jarang terjadi melanda seluruh wilayah Beijing. Dilaporkan bahwa 13 distrik di ibu kota mengalami hembusan angin melebihi tingkat 10 Beaufort, dengan kecepatan tertinggi mencapai level 14. Akibatnya, lebih dari 1.200 pohon tumbang dan banyak kendaraan rusak akibat tertimpa pohon.

Data Resmi: Lebih dari Setengah Stasiun Cuaca Catat Angin di Atas Level 9

Menurut informasi dari Badan Meteorologi Beijing, antara pukul 17.00 pada 11 April hingga pukul 12.00 pada 12 April:

  • Dari 296 stasiun pemantauan cuaca, sebanyak 51% mencatat kecepatan angin setidaknya level 9, dan
  • 19% mencatat angin level 10 atau lebih.

Distrik yang mencatat angin lebih dari level 10 meliputi: Haidian, Chaoyang, Fengtai, Shijingshan, Tongzhou, Fangshan, Changping, Huairou, Pinggu, Mentougou, Yanqing, Miyun, dan Shunyi.

Rekor hembusan angin tertinggi tercatat sebagai berikut:

  • 45,2 m/s (level 14) di Gunung Rose Garden, Distrik Mentougou
  • 39,0 m/s (level 13) di Taman Industri Fangshan (daerah perbukitan)
  • 30,5 m/s (level 11) di Xitai Pingzhuang, Distrik Tongzhou (dataran rendah)

Kerusakan Meluas: Pohon Tumbang, Kabel Listrik Putus, Atap Terbang

Dampak dari badai angin ini sangat luas. Banyak pohon tercabut hingga ke akar, termasuk pohon jenis Paulownia berusia 50 tahun di kawasan Sanlitun Selatan, Distrik Chaoyang, yang menumbangkan tiang listrik di sekitarnya.

Menurut laporan dari Dinas Kehutanan dan Pertamanan Kota Beijing, hingga pukul 19.00 tanggal 12 April:

  • Telah dilakukan penanganan terhadap 1.202 pohon tumbang
  • Serta 4.336 cabang pohon patah berukuran besar

Selain itu, banyak jendela bangunan pecah terkena hempasan angin, beberapa atap gudang beterbangan, dan pohon tumbang menimpa kabel listrik dan kendaraan.

Peringatan Cuaca: Badai Masih Berlanjut Hingga 13 April

Pada pukul 20.00, Badan Meteorologi Beijing kembali mengeluarkan peringatan oranye untuk angin kencang di sejumlah wilayah. Diperkirakan:

  • Dari tanggal 12 April pukul 20.00 hingga 13 April pukul 20.00, distrik Yanqing, Huairou, Changping, Mentougou, dan Fangshan akan mengalami angin kencang level 9–11.
  • Di daerah pegunungan, kecepatan angin bahkan dapat mencapai lebih dari level 12.

Distrik seperti Haidian, Shijingshan, Fengtai, dan Tongzhou juga diprediksi masih akan mengalami angin sangat kuat.

Kesimpulan: Fenomena cuaca ekstrem ini mengingatkan kembali betapa rentannya infrastruktur kota terhadap perubahan cuaca yang tidak biasa. Warga Beijing dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, menghindari taman dan jalanan terbuka, serta melaporkan kerusakan ke pihak berwenang sesegera mungkin. (jhon)

Sumber : NTDTV.com 

Badai Pasir Menyelimuti Langit Mongolia Dalam, Indeks Kualitas Udara Tembus Batas Maksimum (Video)

Pada 12 April 2025, cuaca ekstrem melanda berbagai wilayah di Tiongkok daratan. Angin kencang yang luar biasa memicu badai pasir besar-besaran, terutama di Daerah Otonomi Mongolia Dalam dan Provinsi Gansu. Langit tertutup debu kekuningan, membuat siang hari tampak seperti senja. Dampaknya meluas ke wilayah timur dan tenggara, hingga lebih dari separuh wilayah Tiongkok terpapar debu dan pasir.

EtIndonesia. Pada 12 April, badai pasir disertai angin menderu menyapu Mongolia Dalam dan Gansu. Debu tebal membumbung ke langit, membuat jarak pandang sangat terbatas. Warganet lokal mengunggah kondisi ekstrem:

“Kemarin badai pasir berlangsung seharian. Malamnya kami tidur pakai masker,” ujar warga Gansu.

 “Saya terbangun tengah malam karena sesak napas. Padahal jendela sudah ditutup, tapi bau tanah tetap masuk,” imbuhnya.

Seorang warga Ningxia berkata:

“Tutup jendela dan ganti pintu pun percuma, partikel halus debu menyebar ke seluruh udara. Seluruh rumah bau tanah.”

Peringatan Resmi: Badai Pasir Menyapu 20+ Provinsi dan Kota

Pukul 06.00 pagi pada 12 April, Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok kembali mengeluarkan peringatan biru untuk badai pasir. Diperkirakan dari 12 April pukul 08.00 hingga 13 April pukul 08.00, badai pasir dan angin debu akan terjadi di banyak wilayah seperti berikut :

  • Mongolia Dalam bagian barat
  • Xinjiang selatan
  • Gansu tengah dan timur
  • Ningxia selatan
  • Shaanxi selatan
  • Shandong timur dan selatan
  • Henan, Anhui, Jiangsu, Shanghai, Hubei, Hunan
  • Guangxi utara, Jiangxi utara, Zhejiang tengah dan utara, serta Cekungan Sichuan bagian utara

Akibat angin kencang berkelanjutan, badai pasir terus bergerak ke arah tenggara, kini melintasi Sungai Yangtze. Wilayah seperti Jiangsu, Zhejiang, Shanghai, Jiangxi, hingga sebagian Guangdong dan Guangxi utara diperkirakan akan segera terdampak.

Indeks Kualitas Udara “Meledak”: PM10 Tembus 1000+ μg/m³

Menurut laporan Beijing News, pada siang hari 12 April, beberapa kota di Hunan, Hubei, Anhui, dan Zhejiang mengalami badai pasir dengan indeks kualitas udara (AQI) mencapai level maksimal 500, alias “meledak” (di luar skala).

Data dari Pusat Pemantauan Lingkungan Nasional Tiongkok menyebutkan:

  • Di Changsha, Hunan, konsentrasi PM10 mencapai 1.002 µg/m³
  • Di Zhuzhou, angkanya menyentuh 866 µg/m³

Sementara itu, data dari satelit menunjukkan bahwa badai pasir telah membentuk selimut debu luas dari Zhangye (Gansu) ke Wulanchabu (Mongolia Dalam) hingga Datong (Shanxi).
Di Zhongwei, Ningxia, konsentrasi PM10 bahkan mencapai 5.758 µg/m³—lebih dari 9 kali lipat ambang batas aman!

Laporan Lapangan: Rumah Kotor, Udara Penuh Debu

Warganet dari Guang’an, Sichuan, melaporkan:

“Semalaman angin besar, dan hari ini lantai rumah licin penuh debu. Langit abu-abu, hidung terasa perih. Bahkan sandaran tangan di keyboard tertutup lapisan abu.”

Rekor Angin Ekstrem di Seluruh Tiongkok

Sebelumnya, pihak meteorologi telah memperingatkan bahwa Tiongkok sedang mengalami angin kencang luar biasa dalam skala sejarah. Pada malam 11 April:

  • Beijing mencatat angin hingga level 11 di pusat kota, dan 13 di daerah pegunungan
  • Di Henan, hembusan angin mencapai level 15
    • Data dari 40 stasiun cuaca nasional di Zhengzhou, Luoyang, Xinyang, dan Zhumadian menunjukkan kecepatan angin telah menyamai atau bahkan melampaui rekor tertinggi bulan April dalam sejarah pengamatan.

Kesimpulan: Krisis Lingkungan Akibat Kombinasi Badai dan Debu

Gabungan dari angin ekstrem dan badai pasir ini menunjukkan kerentanan tinggi Tiongkok terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Dengan lebih dari separuh wilayah nasional tertutup debu, dampaknya tidak hanya pada kesehatan pernapasan, tapi juga transportasi, pertanian, dan keselamatan infrastruktur.

Warga disarankan untuk:

  • Tetap di dalam ruangan
  • Menutup rapat jendela dan pintu
  • Menggunakan masker berstandar tinggi
  • Menghindari aktivitas di luar ruangan sebisa mungkin

(Jhon)

Sumber : NTDTV.com

Kawah Puncak Gunung Berapi Alaska Tidak Meletus Selama 5.000 tahun, Hal Ini Dapat Berubah dalam Beberapa Minggu

EtIndonesia. Gunung berapi di Alaska dapat meletus kapan saja karena penduduk menimbun kebutuhan pokok setelah adanya peringatan bahwa letusan tersebut dapat mengenai jalur pasokan. Daerah di dekat Gunung Spurr yang tingginya 11.000 kaki telah dilanda puluhan gempa dalam beberapa hari terakhir. Para ahli mengatakan bahwa itu adalah tanda bahwa magma naik di bawah gunung. Hal ini telah menyebabkan retakan pada bebatuan dan tekanan di wilayah tersebut, yang menyebabkan gempa bumi.

Pihak berwenang telah dengan tergesa-gesa menyiapkan rencana darurat. Penduduk Anchorage, sebuah kota yang terletak hanya 81 mil dari gunung berapi tersebut, telah diminta untuk menimbun makanan dan air, serta kebutuhan pokok lainnya. Anchorage memiliki hampir 300.000 orang yang panik membeli makanan bayi, masker N95, penyumbat telinga, dan kacamata. Selotip untuk menutup jendela juga dibutuhkan.

Letusan gunung berapi tersebut diperkirakan akan sangat besar, dan para ahli mengatakan akan memuntahkan abu setinggi 50.000 kaki ke udara. Matt Haney, ilmuwan yang bertanggung jawab di AVO, mengatakan kepada DailyMail.com bahwa letusan itu akan “menghancurkan”.

Akan ada beberapa episode letusan, yang masing-masing berlangsung selama tiga hingga empat jam. Tempat berlabuh tidak berisiko mengalami kerusakan akibat magma, tetapi abu yang dilepaskan akan menelan kota dan area terdekat lainnya.

Tanda-tanda peringatan letusan gunung berapi Alaska

Para ahli mengatakan bahwa letusan tidak akan terjadi tanpa peringatan karena beberapa tanda akan mulai terlihat saat magma mulai bergerak mendekati permukaan.

AVO mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (10/4): “Berdasarkan letusan sebelumnya, perubahan dari aktivitas saat ini dalam gempa bumi, deformasi tanah, kondisi danau puncak, dan aktivitas fumarol akan diharapkan jika magma mulai bergerak mendekati permukaan.”

“Oleh karena itu, jika letusan terjadi, itu akan didahului oleh sinyal tambahan yang memungkinkan peringatan.”

Gunung Spurr telah menunjukkan aktivitas selama berbulan-bulan. Gumpalan uap besar telah naik darinya, membuat para ilmuwan waspada. Gunung Spurr adalah salah satu gunung berapi aktif terbesar di Alaska dan terakhir meletus pada tahun 1992. Aktivitas seismik dimulai pada bulan April 2024. Pada awal Oktober, jumlah gempa meningkat dari rata-rata 30 kali per minggu menjadi rata-rata 125 kali per minggu. Aktivitas tersebut terus berlanjut sejak saat itu, dan letusan diperkirakan akan terjadi dalam dua minggu ke depan.

Terakhir kali gunung berapi tersebut meletus adalah pada tahun 1992. Saat itu, Anchorage tertutup oleh abu setebal seperdelapan inci. Gunung tersebut terdiri dari puncak tengah dan lubang samping yang disebut Crater Peak, yang meletus hanya 30 tahun yang lalu. Namun, kawah puncak tersebut belum meletus selama lebih dari 5.000 tahun.

Pengamatan menunjukkan bahwa Gunung Spurr menghasilkan sekitar 450 ton sulfur dioksida setiap hari, sembilan kali lebih tinggi dari angka pada bulan Desember 2024. (yn)

Sumber: wionews

Pemilik Range Rover di Tiongkok Hanya Meminta Ganti Rugi 15 Pancake Telur Setelah Gerobak Makanan Menggores Mobilnya

EtIndonesia. Pemilik mobil Range Rover seharga 1,4 juta yuan (sekitar Rp 3 miliar) di Tiongkok yang menuntut ganti rugi hanya dalam bentuk 15 pancake telur setelah gerobak sarapan tanpa sengaja menggores mobilnya telah menuai pujian luas di media sosial daratan.

Pemiliknya, yang bermarga Yang, dari Shenyang, Provinsi Liaoning di Tiongkok timur laut, mengatakan bahwa kendaraannya baru-baru ini tergores ketika gerobak sarapan yang dioperasikan oleh pasangan suami istri menabraknya secara terbalik.

“Gerobak itu dikendarai oleh istrinya. Dia mungkin salah memperkirakan jarak dan menggores mobil saya,” kata Yang kepada Yangtse Evening Post.

“Dia tidak mengenali jenis mobil itu, dan hanya memanggil suaminya.”

Setelah kejadian itu, Yang menghubungi ruang pamer mobil dan mengetahui bahwa biaya perbaikannya sekitar 3.000 yuan (sekitar Rp 6,75 juta).

Namun, pemilik gerobak yang bermarga Jiang, mengatakan mereka tidak mampu membayar biaya perbaikan.

“Saya kemudian mengetahui bahwa pasangan itu berusia 50-an, menghidupi kedua orangtua mereka yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka yang masih kecil. Biaya itu menjadi beban besar bagi mereka,” kata pemilik mobil itu.

“Mereka menjalankan bisnis kecil dan bekerja sangat keras. Sang suami bertanya apakah ada cara lain agar mereka bisa memberi saya kompensasi. Jadi saya berkata, berikan saja saya beberapa pancake telur!” tambahnya.

“Jiang kemudian berkata, ‘Mulai sekarang, kamu dan teman-temanmu bisa makan pancake telur di sini secara gratis, makanlah sepuasnya!’ Tetapi saya tidak ingin memanfaatkannya, jadi saya sarankan batasnya, hanya 15 pancake telur,” kata Yang.

Pancake isi telur adalah makanan jalanan dan sarapan favorit di Tiongkok, yang diisi dengan telur, bacon, dada ayam, kentang, dan sayuran. Harganya biasanya kurang dari 10 yuan (sekitar Rp 22 ribu).

Sebuah video daring memperlihatkan Jiang merasa malu dengan tawaran yang murah hati itu. Dia bersikeras mentransfer 99 yuan kepada Yang dan berulang kali mengucapkan terima kasih kepadanya.

Jiang mengatakan kepada Xiaoxiang Morning Herald bahwa dia dan istrinya telah berjualan sarapan di daerah ini selama tujuh tahun dan belum pernah bertemu Yang sebelumnya.

“Beruntung, kami bertemu orang baik,” kata Jiang.

Pemilik mobil tersebut telah banyak dipuji di media sosial daratan.

Seseorang berkata: “Dia sangat murah hati! Itulah arti hidup, memiliki visi yang besar. Jempol!”

Sementara yang lain berkata: “Pemilik mobil itu benar-benar mengagumkan! Dan pemilik gerobak sarapan beruntung telah bertemu seseorang yang begitu baik!”

Insiden tersebut mengingatkan pada kasus serupa dari Desember lalu di Beijing di mana seorang pemilik mobil, bermarga Geng, menjadi berita utama setelah Mercedes-Benz barunya, senilai 1,3 juta yuan, tergores oleh sebuah mobil van pengiriman.

Alih-alih meminta kompensasi, Geng meminta pihak lain untuk menghapus noda dan membiarkannya pergi.

“Mobil diciptakan untuk dikendarai, bukan untuk dipuja. Goresan kecil tidak masalah. Mengapa harus membiarkan hal itu merusak hari semua orang jika kita semua bisa bahagia?” kata Geng. (yn)

Sumber: scmp

Pengantin Pria Kawin Lari dengan Calon Ibu Mertuanya 9 Hari Sebelum Pernikahannya

EtIndonesia. Seorang pria di India berusia 20 tahun dituduh kawin lari dengan calon ibu mertuanya yang berusia 40 tahun hanya 9 hari sebelum pernikahannya.

Rahul dan Shivani, pasangan muda dari Aligarh, di negara bagian Uttar Pradesh, India, bersiap untuk menikah pada tanggal 16 April. Undangan telah disebarkan, kerabat telah mengonfirmasi kehadiran mereka, tetapi hanya 9 hari sebelum hari besar, bencana melanda.

Pengantin pria berusia 20 tahun itu menjadi takut dan menghilang, tetapi dia tidak pergi sendirian; dia kawin lari dengan Anita, ibu berusia 40 tahun dari calon istrinya. Lebih buruk lagi, pasangan itu juga mengambil tabungan pasangan itu serta tabungan keluarga Anita, meninggalkan Shivani dan ayahnya tanpa uang sepeser pun.

Pada hari Minggu, 6 April, Rahul meninggalkan rumahnya, dengan alasan akan pergi berbelanja pakaian pengantin. Malam harinya, dia menelepon ayahnya untuk memberi tahu bahwa dia akan pergi dan meminta ayahnya untuk tidak repot-repot mencarinya.

Sekitar waktu yang sama, Shivani menyadari bahwa ibunya dan semua tabungan mereka juga telah hilang, hanya saja wanita berusia 40 tahun itu yang tidak meninggalkan pesan. Meskipun Shivani dan ayahnya, Kumar, telah menyadari hubungan yang tidak biasa antara Rahul dan Anita, keduanya tidak mengatakan apa pun, karena tidak ingin merusak pernikahan yang akan datang.

“Saya seharusnya menikahi Rahul pada tanggal 16 April, dan ibu saya kawin lari dengannya pada hari Minggu. Rahul dan ibu saya sering berbicara di telepon selama tiga hingga empat bulan terakhir,” kata Shivani kepada wartawan India. “Ibu saya telah mengambil semua uang kami. Dia dapat melakukan apa pun yang dia inginkan sekarang, kami tidak peduli. Yang kami inginkan hanyalah uang dan perhiasan itu dikembalikan kepada kami.”

Suami Anita, Kumar, menjalankan bisnis di Bengaluru dan sering bepergian, tetapi dia juga menyadari bahwa Rahul lebih banyak berbicara dengan istrinya daripada dengan calon istrinya. Namun, dia tidak mengatakan apa pun karena hari besarnya sudah dekat, dan dia tidak ingin membuat keributan. Dia telah mengajukan laporan orang hilang dengan harapan polisi dapat melacak Anita dan kekasihnya.

“Saya menelepon Anita beberapa kali, tetapi dia telah mematikan teleponnya. Saya juga menelepon pria itu, tetapi dia terus menyangkal bahwa Anita bersamanya,” kata Kumar. “Beberapa jam kemudian, dia akhirnya mengatakan bahwa saya telah menyusahkan istri saya selama 20 tahun dan bahwa saya harus melupakannya.”

“Pria itu tidak mau berbicara dengan putri saya tetapi terus berbicara dengan istri saya,” kata ayah Shivani. “Saya tinggal di Bengaluru untuk menjalankan bisnis saya. Saya telah mendengar bahwa, selama tiga bulan terakhir, mereka akan berbicara satu sama lain selama 22 jam sehari. Saya curiga tetapi tidak mengatakan apa pun karena pernikahan sudah dekat. Anita pergi bersama pria itu pada tanggal 6 April dan mengambil semua uang tunai dan perhiasan kami.” (yn)

Sumber: odditycentral

Kombinasi Zat Aditif Umum dalam Makanan dan Minuman Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

EtIndonesia. Zat aditif yang umum ditemukan dalam makanan olahan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 jika dicampur dengan cara tertentu, demikian hasil penelitian baru – yang dapat mendorong pemikiran ulang dalam pedoman kesehatan untuk penggunaan zat aditif.

Dipimpin oleh tim dari Universitas Sorbonne Paris Utara di Prancis, penelitian ini menambah bukti yang semakin banyak yang meneliti dampak potensial zat aditif terhadap kesehatan – yang digunakan untuk membuat makanan bertahan lebih lama dan terasa lebih enak.

“Campuran zat aditif makanan dikonsumsi setiap hari di seluruh dunia oleh miliaran orang,” tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan. “Sejauh ini, penilaian keamanan telah dilakukan berdasarkan zat karena kurangnya data tentang efek paparan ganda terhadap kombinasi zat aditif.”

“Tujuan kami adalah mengidentifikasi campuran zat aditif makanan yang paling umum, dan menyelidiki hubungannya dengan kejadian diabetes tipe 2 dalam kelompok prospektif yang besar.”

Para peneliti mengamati data kesehatan masyarakat dari 108.643 orang yang diikuti selama rata-rata hampir 8 tahun, memetakan catatan pola makan terhadap kasus diabetes tipe 2. Algoritma komputer digunakan untuk menghitung campuran zat aditif di seluruh kebiasaan makan.

Dua dari lima kombinasi zat aditif yang dianalisis dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Yang pertama, campuran yang mencakup pati yang dimodifikasi, gom guar, dan karagenan, yang sering ditemukan dalam kaldu, makanan penutup susu, dan saus, dikaitkan dengan risiko 8 persen lebih tinggi.

Yang kedua adalah campuran yang mencakup asam sitrat, natrium sitrat, dan pemanis buatan, yang sering ditemukan dalam minuman ringan dan minuman manis. Itu dikaitkan dengan risiko 13 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Seperti biasa dengan penelitian yang terstruktur seperti ini, data tidak menunjukkan hubungan sebab dan akibat langsung – bahwa zat aditif inilah yang secara khusus menyebabkan lebih banyak kasus diabetes tipe 2. Namun, hubungannya cukup signifikan untuk menimbulkan kekhawatiran.

“Sejauh pengetahuan kami, temuan ini memberikan wawasan pertama tentang zat aditif makanan yang sering dikonsumsi bersamaan (karena kemunculannya bersamaan dalam produk makanan olahan industri atau akibat konsumsi makanan bersamaan dalam pola makan) dan bagaimana campuran zat aditif ini dapat terlibat dalam etiologi diabetes tipe 2,” tulis para peneliti.

Ada beberapa keterbatasan utama dalam penelitian ini. Mayoritas peserta di sini adalah perempuan, dan tidak jelas seberapa jauh temuan ini dapat meluas secara lebih umum – di negara lain, misalnya, di mana peraturan makanan bervariasi. Ada juga kesulitan menghitung campuran zat aditif dan tumpang tindih secara tepat di begitu banyak pola makan.

“Keterkaitan yang diamati keduanya kurang dari 20 persen, jadi kemungkinan besar faktor pengganggu yang tersisa merupakan masalah yang signifikan dalam penelitian ini,” kata Alan Barclay, Rekan Kehormatan di Universitas Sydney, yang tidak terlibat dalam pekerjaan ini.

Meskipun demikian, penelitian ini mengangkat masalah yang hampir tidak pernah diteliti sebelumnya: bagaimana zat aditif dapat berpadu dalam cara memengaruhi kesehatan kita. Penelitian lebih lanjut dapat melihat alasan di balik hubungan ini, dan bagaimana hal itu menambah apa yang kita ketahui tentang bahaya makanan olahan.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi bahan tambahan makanan mungkin menarik untuk dipertimbangkan dalam penilaian keamanan, dan mendukung rekomendasi kesehatan masyarakat untuk membatasi bahan tambahan yang tidak penting,” tulis para peneliti.

Penelitian ini telah dipublikasikan di PLOS Medicine.(yn)

Sumber: sciencealert