Home Blog Page 1990

Di Sekolah Menengah Tiongkok Siswa Harus Setor Wajah untuk Makan Siang

0

Teknologi pengenal wajah memungkinkan rezim Tiongkok untuk memantau semua warganya

Di Tiongkok, sebuah sekolah menengah telah membentuk sistem pengenalan wajah yang komprehensif di kafetaria yang mengharuskan siswa untuk dipindai wajahnya agar dapat dilayani makanannya.

Sistem ini, yang oleh media negara Tiongkok disebut sebagai kesuksesan yang inovatif, memberi contoh bagaimana rezim Tiongkok memperkenalkan teknologi pengenalan wajah ke seluruh masyarakat, dengan tujuan suatu hari memungkinkan dapat memantau semua warga Tiongkok.

Penggunaan teknologi di Hangzhou No. 11 High School di Provinsi Zhejiang pesisir tersebut dikatakan oleh para pejabat untuk menanggapi masalah yang lebih sederhana. Mereka mengatakan bahwa hal itu dimotivasi oleh masalah yang tampaknya berkembang dari murid-murid yang lupa membawa kupon makan siang mereka, menurut sejumlah laporan media.

Disediakan oleh perusahaan komersial Tiongkok, sistem Smart Dining Hall 3.0 melengkapi semua loket makan siang di kafetaria dengan kamera. Siswa yang antri untuk mendapatkan makanan wajah mereka harus dipindai untuk dicocokkan dengan database yang ada, sebuah proses yang “hanya butuh satu detik” untuk diselesaikan.

Sistem menyimpan nomor ID semua siswa beserta foto potret mereka, yang diambil saat mereka pertama kali mendaftar di sekolah. Menurut sekolah, siswa disarankan untuk mengambil “banyak gambar” foto potret untuk memastikan bahwa ekspresi wajah dan sudut yang berbeda dapat ditangkap oleh sistem tersebut.

Sistem itu tidak hanya mencatat wajah para siswa, tapi juga saldo rekening dan sejarah makanan yang dipesan. Sekolah bahkan bisa mengirimkan laporan asupan makan dan gizi kepada orang tua setiap minggu, sebuah upgrade dari sistem 2.0 versi sebelumnya, yang mengirimkan laporan sekali per bulan.

Sekolah tersebut mengklaim bahwa penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk membeli makanan di kantin lebih efisien daripada penggunaan kartu kupon makan siang, karena siswa yang lupa membawa kartu makan siang mereka masih dapat mendapatkkan makan siang. Sebelumnya ada “hingga 50 siswa” per hari lupa membawa kartu makan siang, kata Zhang Guan-chao, wakil sekolah tersebut.

Zhang juga mengatakan bahwa karena “keberhasilan” sistem tersebut, sekolah mempertimbangkan untuk memperkenalkan sistem pengenalan wajah serupa untuk membantu mencatat kehadiran di kelas. “Teknologi ini bahkan dapat digunakan untuk memantau siswa mana yang berbicara lebih banyak selama pelajaran, yang belajar dan bekerja lebih keras di perpustakaan, lapangan olah raga, dan laboratorium sains,” kata Zhang.

Tidak ada persetujuan

Teknologi pengenalan wajah sedang diperkenalkan dengan cepat di berbagai sektor di Tiongkok, namun keputusan untuk menerapkan sistem ini pada kehidupan sehari-hari masyarakat jarang dilakukan jikapun pernah telah disimpulkan oleh masyarakat bahwa system tersebut memantau. Dalam kasus Sekolah Menengah Hangzhou No. 11, tidak ada laporan media pemerintah Tiongkok yang menyebutkan apakah ada orang tua atau murid yang telah menyetujui sistem yang dipasang di sekolah tersebut.

Pekan lalu, South China Morning Post melaporkan bahwa rezim Tiongkok pada tahun 2015 mulai membangun sebuah sistem pengawasan raksasa yang akan menghubungkan kamera keamanan di seluruh Tiongkok ke database yang berisi profil ID wajah semua warga negara Tiongkok.

Tidak diketahui kapan sistem akan selesai, menurut laporan tersebut, karena batas teknis teknologi pengenalan wajah saat ini dan basis populasi yang besar berarti bahwa sistem akan memerlukan banyak waktu untuk membangun dan mengoptimalkannya.

Laporan tersebut, bagaimanapun, menambah kekhawatiran bahwa Tiongkok mengambil langkah berikutnya, seperti di Sekolah Menengah Hangzhou No. 11, untuk menempatkan semua warga Tiongkok ke dalam satu database raksasa yang dapat dipantau, sebuah tujuan dimana rezim Tiongkok tidak pernah merahasiakan. (ran)

Ganasnya Badai Ophelia Angin Terjang Jebol Tembok Rumah di Skotlandia (Video)

0

EpochTimesId – Tembok bagian depan sebuah gedung di Glasgow, Skotlandia, roboh diterjang angin kencang akibat Badai Ophelia yang melanda negara tersebut. Beruntung, bangunan di Glasgow selatan itu sudah tidak berpenghuni, sehingga kejadian tersebut tidak menimbulkan korban.

https://youtu.be/E0mN6PYeycI

Seorang juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran dan SAR Skotlandia mengatakan kepada Daily Record, bahwa seorang warga melapor tentang puing-puing bangunan yang berjatuhan dari bangunan yang tidak berpenghuni. Mereka lalu mengerahkan petugas menuju lokasi tersebut.

“Sebanyak tujuh personil segera dimobilisasi ke tempat kejadian. Petugas menemukan bagian depan Bangunan telah runtuh. Tidak ada korban jiwa dan petugas meninggalkan lokasi kejadian, setelah memastikan daerah itu aman,” ujar Juru Bicara.

Sementara itu, Irlandia juga terkena dampak Badai Ophelia. Sedikitnya tiga orang dikabarkan terbunuh dalam insiden terpisah.

Sekitar 120.000 rumah kehilangan aliran listrik, sementara 170 penerbangan dibatalkan dari Bandara Dublin.

Sekolah, rumah sakit, dan layanan transportasi umum ditutup. Angkatan bersenjata dikerahkan untuk membuat tanggul-tanggul penahan banjir dan gelombang laut pasang. (waa)

Gedung Putih Nilai Perintah Hakim Hawai Cacat Dan Bahaya

0

EpochTimesId – Pengamanan ekstra untuk seorang hakim distrik di Hawaii yang mendapat ancaman teror telah mengurangi kemampuan Presiden Donald Trump untuk menjaga keamanan negara. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Gedung Putih, Selasa (17/10/2017) waktu setempat.

Hakim yang dimaksud adalah Derrick Watson, yang membatalkan pemberlakuan larangan masuk dan perjalanan ke Amerika bagi warga sejumlah negara.

“Perintah pengadilan distrik yang berbahaya hari ini mengurangi kemampuan Presiden untuk menjaga agar rakyat Amerika tetap aman dan mengakibatkan standar keamanan minimum untuk masuk ke Amerika Serikat,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan tertulis.

Instruksi presiden yang dikeluarkan pada 24 September 2017 membatasi warga dari delapan negara yang bepergian ke Amerika Serikat. Instruksi tersebut akan diberlakukan mulai pada 18 Oktober 2017.

Hampir semua warga Iran, Chad, Libya, Korea Utara, Suriah, Somalia, dan Yaman dilarang memasuki Amerika Serikat mulai 18 Oktober 2017. Beberapa warga Venezuela akan dibatasi, dan warga Irak tidak akan dikenai pembatasan, namun akan mendapat pengawasan dan persyaratan yang lebih ketat.

Aturan baru tidak berlaku untuk penduduk tetap AS, dan visa yang telah dikeluarkan untuk warga negara dari negara-negara tersebut tidak akan dicabut. Akan tetapi, ketika visa non-imigran kadaluarsa, mereka akan tunduk pada aturan baru.

Gedung Putih mengatakan bahwa keputusan untuk membatasi perjalanan ke negara-negara datang setelah mendapat tinjauan ekstensif oleh Sekretaris Keamanan Dalam Negeri dan anggota kabinet lainnya.

“Pembatasan ini sangat penting untuk memastikan bahwa negara-negara asing mematuhi standar keamanan minimum yang diperlukan untuk integritas sistem imigrasi dan keamanan Bangsa kita,” pernyataan Gedung Putih tersebut.

Gedung Putih mengatakan Departemen Kehakiman akan membela larangan masuk ke Amerika Serikat bagi sejumlah negara.

Awal bulan ini, Mahkamah Agung memutuskan untuk tidak mengambil tindakan atas kebijakan yang menolak dari negara bagian Hawaii terhadap larangan masuk versi sebelumnya. Larangan sebelumnya itu akan berakhir pada 24 Oktober 2017 mendatang.

Mahkamah Agung juga menolak kasus lain yang berasal dari Maryland. Departemen Kehakiman telah meminta agar kasus tersebut dihentikan, karena larangan masuk telah diganti dengan yang baru.

Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (Department of Homeland Security/DHS) telah meninjau hampir 200 negara antara bulan Maret dan Juli 2017. Analisa dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan untuk memberikan lebih banyak informasi terkait pengajuan visa. Analisa untuk menjamin bahwa pemohon visa bukan merupakan ancaman keamanan atau keselamatan publik.

Salah satu kriteria adalah integritas dokumen. Misalnya, apakah sebuah negara menerbitkan paspor dengan chip yang disematkan atau tidak, atau apakah negara tersebut dapat memberikan bukti bahwa pemohon visa kunjungan adalah pasti warga negara mereka.

Kriteria lainnya termasuk apakah negara ini adalah tempat perlindungan teroris, atau yang berpotensi melakukan hal tersebut; Apakah pemohon adalah peserta dalam Program Bebas Visa; dan apakah suatu negara sangat sering warganya dideportasi dari Amerika.

DHS pada awalnya mengidentifikasi 16 negara sebagai ‘tidak memadai. Sementara 31 negara lainnya ‘berisiko’ menjadi ‘tidak memadai’ berdasarkan kriteria tersebut. Departemen Luar Negeri kemudian menghabiskan waktu 50 hari untuk terlibat dengan negara-negara tersebut untuk membantu negara itu guna memenuhi kriteria yang diharapkan, guna menghindari larangan masuk ke Amerika.

“Bantuan Departemen Luar Negeri tersebut menghasilkan perbaikan yang signifikan di banyak negara. Sebanyak dua puluh sembilan negara, menggunakan standar dokumen perjalanan DHS untuk memerangi kecurangan. Sebelas negara sepakat untuk berbagi informasi tentang teroris yang diketahui atau dicurigai,” tutup rilis tersebut. (waa)

Presiden Trump: Sosialisme dan Komunisme Menuju kehancuran

0

Presiden Donald Trump menyebut “sosialisme dan komunisme” dalam sebuah pidato di hadapan Majelis Umum PBB, dengan mengatakan bahwa mereka adalah ideologi yang gagal dan membawa kerusakan pada dunia.

“Dari Uni Soviet ke Kuba, ke Venezuela, dimanapun sosialisme atau komunisme telah diadopsi, hal itu telah menimbulkan kesedihan dan kehancuran serta kegagalan,” kata Trump dalam pidatonya di Sidang Umum PBB ke 72 pada 19 September.

“Mereka yang mengkhotbahkan prinsip-prinsip ideologi yang tercela ini hanya berkontribusi pada penderitaan orang-orang yang hidup di bawah sistem kejam ini,” katanya.

Trump secara khusus memanggil Korea Utara, Kuba, dan Venezuela sebagai contoh kediktatoran dimana ideologi komunis dan sosialis masih berlaku.

“Tidak ada yang menunjukkan penghinaan terhadap negara lain dan demi kesejahteraan rakyat mereka sendiri daripada rezim jahat ini di Korea Utara. Ini bertanggung jawab atas kematian kelaparan jutaan orang Korea Utara, dan untuk pemenjaraan, penyiksaan, pembunuhan, dan penindasan yang tak terhitung jumlahnya,” katanya.

Menurut Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat, lebih dari satu juta orang Korea Utara telah meninggal karena kelaparan dan penyakit dalam 10 tahun terakhir.

Menurut Departemen Luar Negeri, rezim tersebut melakukan pembunuhan di luar hukum, penghilangan orang, penahanan sewenang-wenang, penangkapan tahanan politik, dan penyiksaan.

“Pemerintah mengenakan warga negara kontrol yang ketat atas banyak aspek kehidupan mereka, termasuk penolakan kebebasan berbicara, pers, perakitan, asosiasi, agama, gerakan, dan hak pekerja,” kata laporan tersebut.

Venezuela

Presiden Trump mengatakan dalam pidatonya bahwa “Kediktatoran sosialis Nicolás Maduro telah menimbulkan rasa sakit dan penderitaan yang mengerikan pada orang-orang baik di negara tersebut.”

Nicolás Maduro, mantan sopir bus, mulai berkuasa pada 2013 menyusul kematian pemimpin sosialis Hugo Chavez.

Di bawah pemerintahan Maduro, Venezuela telah melihat tingkat inflasi setinggi 800 persen, jatuhnya ekonomi, dan kurangnya barang-barang dasar seperti kertas toilet, obat-obatan, dan makanan. Alih-alih menanggapi krisis dengan reformasi, pemerintah Maduro telah melipatgandakan kebijakan sosialisnya, mengendalikan lebih banyak bisnis swasta, dan menggunakan pemilihan yang disengketakan untuk menginstal majelis konstitusional yang mengatur di luar kongres dan memiliki kemampuan untuk mengubah konstitusi.

Jutaan orang Venezuela telah turun ke jalan dalam beberapa bulan terakhir, meminta Maduro untuk mundur.

“Orang-orang Venezuela kelaparan dan negaranya ambruk,” kata Trump. “Rezim korup ini menghancurkan sebuah negara yang makmur dengan menerapkan sebuah ideologi yang gagal yang telah menghasilkan kemiskinan dan kesengsaraan di mana-mana telah teruji.”

“Masalah di Venezuela bukanlah bahwa sosialisme telah diterapkan dengan buruk, tapi sosialisme telah diterapkan dengan benar,” kata Trump.

Pada pertemuan dengan para pemimpin Amerika Latin pada malam hari sebelum pidato PBB, Trump berbicara dengan mereka tentang bagaimana menanggapi krisis tersebut.

Menurut sebuah pernyataan oleh Gedung Putih, para pemimpin membahas bagaimana memulihkan demokrasi di Venezuela dan bagaimana “memperbaiki keamanan di belahan barat, memajukan kemakmuran, dan memastikan kedaulatan melalui demokrasi dan peraturan hukum.”

“Sebagai tetangga dan sahabat yang bertanggung jawab, kita dan semua orang lain memiliki tujuan,” kata Trump dalam sambutannya. “Tujuannya adalah untuk membantu mereka mendapatkan kembali kebebasan mereka, memulihkan negara mereka, dan memulihkan demokrasi mereka.”

Pemerintahan Trump memberlakukan sanksi yang ditujukan untuk menargetkan rezim Maduro, sementara tidak menyebabkan kerugian yang tidak perlu pada orang-orang Venezuela, pada bulan Agustus.

Kuba

Trump juga menyebut kediktatoran Kuba, dengan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan mencabut sanksi terhadap Kuba sampai reformasi mendasar dibuat.

Sebuah keputusan oleh Presiden Barack Obama pada tahun 2016 untuk meringankan sanksi terhadap Kuba telah banyak dikritik karena tidak berbuat banyak untuk memperbaiki hak asasi manusia Kuba dan mengakhiri penindasan rakyatnya.

“Keuntungan dari investasi dan pariwisata mengalir langsung ke militer. Rezim mengambil uang dan memiliki industri ini,” kata Trump dalam sebuah pidato di Miami pada bulan Juni.

Antara lain, Obama mengakhiri kebijakan langkah kaki basah, kaki kering, yang memberi orang Kuba yang melarikan diri dari negara komunis tersebut dan memberikan status hukum legal otomatis di Amerika.

“Hasil tindakan eksekutif pemerintah terakhir hanya pengekangan dan langkah untuk menghancurkan gerakan demokrasi yang damai. Karena itu, secara efektif segera, saya membatalkan kesepakatan satu pihak terakhir dengan Kuba,” katanya.

Berbicara di PBB, Trump mengatakan bahwa “Amerika berdiri dengan setiap orang yang hidup di bawah rezim brutal.”

“Semua orang layak mendapat pemerintahan yang peduli terhadap keselamatan, kepentingan, dan kesejahteraan mereka, termasuk kemakmuran mereka.” (ran)

Gunakan Istilah Pribumi, Pidato Anies Baswedan Dikritik dan Ini yang Dikhawatirkan

0

Epochtimes.id- Ketua Setara Institute, Hendardi menilai kata Pribumi yang digunakan oleh Anies Baswedan dinilai mengandung unsur rasisme yang dianggap membangkitkan semangat menggelorakan supremasi suku dan ras .

“Pernyataan Anies bukan hanya keluar dari nalar etis seorang pemimpin provinsi melting pot yang plural, tetapi juga membangun segregasi baru atas dasar ras,” kata Hendardi dalam siaran persnya, Selasa (17/10/2017).

Menurut Hendardi, pada mulanya banyak pihak yang beranggapan bahwa politisasi identitas agama, ras, golongan adalah sebatas strategi destruktif pasangan Anies Sandi untuk memenangi kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Artinya politisasi identitas itu hanya untuk menundukkan lawan politik dan menghimpun dukungan politik lebih luas, hingga memenangi Pilkada.

Akan tetapi, lanjut dia, menyimak pidato pertama Anies setelah dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, publik menjadi mafhum bahwa visi politik Anies adalah rasisme. Bahkan, politisasi identitas bukan hanya untuk menggapai kursi Gubernur tetapi hendak dijadikan landasan memimpin dan membangun Jakarta.

“Pidato yang penuh paradoks: satu sisi mengutip pernyataan Bung Karno tentang negara semua untuk semua, tapi di sisi lain menggelorakan supremasi etnisitas dengan berkali-kali menegaskan pribumi dan non pribumi sebagai diksi untuk membedakan sang pemenang dengan yang lainnya,” terangnya.

Lebih jauh Hendardi menjelaskan, kebencian atas ras adalah mula dari suatu praktik genosida seperti di Myanmar. Genosida tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga dalam bentuk penegasian ras dan etnis lain dalam membangun Jakarta.

Hendardi menambahkan, Anies bisa dianggap melanggar instruksi presiden no. 26/1998 yang pada intinya melarang penggunaan istilah pri dan non pri untuk menyebut warga negara. Anies juga bisa dikualifikasi melanggar semangat etis UU 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seharusnya di hari pertama kerja melakukan emotional healing atas keterbelahan warga Jakarta akibat politisasi identitas, tetapi justru mempertegas barikade sosial atas dasar ras dan etnis.

“Sosok pemimpin seperti ini tidak kompatibel dengan demokrasi dan Pancasila, karena mengutamakan supremasi golongan dirinya dan mengoyak kemajemukan warga,” jelasnya.

Pidato Anies Baswedan

Berikut petikan pidato Anies Baswedan Senin (16/10/2017).

Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun. Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta.

Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami.

Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila.

(asr)

Heboh “Pribumi” Saat Baru Dilantik Jadi Gubernur Jakarta, Pidana Jika Bermaksud Menyebarkan Diskriminasi Etnis

0

Epochtimes.id- Hanya beberapa jam setelah dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melanjutkan pidato pertamanya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017). Pidatonya yang menggunakan istilah “Pribumi” mencuri perhatian pengguna media sosial.

Beragam komentar menjadi perdebatan panjang di linimasa serta percakapan medsos. Tentunya istilah ini tak mengejutkan sejak kampanye saat Pilkada DKI Jakarta berlangsung. Atas pidatonya, Anies menyebut bahwa kata pribumi dalam konteks saat era kolonialisme atau penjajahan.

Meski demikian, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mengecam penyebutan istilah “pribumi” saat pidato politik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, usai pelantikan. Pidato tersebut dinilai bertentangan dengan ketentuan hukum dan menyulut sentimen primordial antar kelompok.

Ketua LBH Jakarta, kata Alghiffari Aqsa dalam siaran persnya menyatakan sudah seharusnya Anies mencabut pernyataan tersebut dan meminta maaf kepada publik. Apalagi, kata Algif, pemilihan penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato resmi pejabat negara kontraproduktif dengan upaya mendorong semangat toleransi dan keberagaman.

Sayangnya, lanjut Alghif, banyak pejabat negara, termasuk Anies Baswedan, masih kerap menggunakan istilah tersebut dalam memberikan pidato atau pernyataan publik melalui media massa.

Apalagi, penggunaan istilah “pribumi” di lingkungan pemerintahan telah dicabut sejak diterbitkannya Instruksi Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi oleh Presiden Habibie untuk mengakhiri polemik rasialisme terhadap kelompok Tionghoa di Indonesia pada masa itu.

Menurut Alghif, penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato publik juga melanggar semangat penghapusan diskriminasi rasial dan etnis yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial sebagaimana telah diratifikasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999.

Pertimbangan UU Nomor 40 Tahun 2008 menyebutkan bahwa umat manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan umat manusia dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama tanpa perbedaan apapun, baik ras maupun etnis.

Pernyataan Anies Baswedan kata Alghiffari selaras dengan narasi yang digunakan oleh salah satu kelompok pendukungnya (16/10) yang membentangkan spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” di depan Balai Kota DKI Jakarta menjelang pelantikannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

LBH Jakarta mengingatkan, jika ditujukan untuk menyebar kebencian, menunjukkan ekspresi terkait diskriminasi ras dan etnis melalui gambar, tulisan, atau pernyataan publik melanggar Pasal 4 huruf b ke-1 dan 2 dan Pasal 16 UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang secara tegas mengatur sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah).

LBH Jakarta meminta Anies Baswedan agar mengingat kembali janji kampanyenya untuk menjadi pemersatu bagi warga DKI Jakarta yang beragam dengan tidak mengeluarkan sikap ataupun pernyataan politik yang berpotensi menyulut kebencian, mengingat politisasi isu identitas agama, ras, dan golongan semakin marak terjadi sejak ajang Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Lebih jauh LBH Jakarta menegaskan mempertahankan penggunaan istilah “pribumi” dalam lingkungan pemerintahan sama dengan mempromosikan terjadinya segregasi sosial antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain dalam kehidupan bermasyarakat, padahal Pasal 27 dan 28D UUD 1945 telah menjamin bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum.

Perlu diketahui, semangat mengakhiri sentimen primordial juga diteruskan pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menerbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera 28 Juni 1967 yang mewajibkan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan menghentikan penggunaan istilah orang atau komunitas “Tjina/China/Cina” dan diubah menjadi “Tionghoa/Tiongkok”.

“Kami berharap pidato Anies kemarin menjadi momentum bagi kita semua, terutama pejabat publik, termasuk Presiden dan Menterinya, untuk berhenti menggunakan istilah pribumi dan non pribumi sebagaimana telah diinstruksikan pada awal reformasi,” jelas Alghiffari. (asr)

Review Film: ‘The Teacher’

0

Sedikit kekuatan bisa menjadi hal yang berbahaya

Selama era Komunis, guru diharapkan bertindak sebagai garis indoktrinasi pertama negara. Tentu saja, kebanyakan tidak percaya propaganda yang mereka ulangi dengan hafalan. Namun, Maria Drazdechova, guru sejarah dan bahasa Slowakia, juga menjabat sebagai ketua partai setempat. Itu membuat dia sangat bersemangat tidak seperti biasanya sangat berbahaya, jadi saat dia menjelaskan bahwa dia mengharapkan bantuan dari orang tua muridnya, kebanyakan dari mereka hanya mematuhi. Sayangnya, penyalahgunaan kekuasaannya menyebabkan tragedi yang akan memaksa orang tua memilih sisi Jan Hrebejk dalam “The Teacher”, yang dibuka pada 30 Agustus 2017 di New York, di Forum Film.

Pada hari pertama pelajaran, Drazdechova menyuruh masing-masing berdiri dan memberi tahu dia apa yang orang tua mereka lakukan untuk mencari nafkah. Tujuannya sudah jelas. Dia ingin tahu apa yang bisa mereka lakukan untuknya.

Hasilnya juga cepat terlihat. Para orang tua yang mengirimkan barang dan bantuan menerima petunjuk mengenai masalah belajar apa yang harus diperhatikan anak-anak mereka. Mereka yang tidak bisa, akan melihat anak-anak mereka dihukum, seperti Danka Kuncerova, pesenam pelajar yang cerdas, yang secara teratur dipermalukan dan diremehkan di kelas, karena ayahnya, seorang akuntan pejabat kantor di bandara, tidak dapat dan tidak mau menelpon untuk menolongnya.

Ketika tekanan akhirnya menghancurkan Danka, ini memberi kesempatan pada kepala sekolah yang layak untuk mengadakan pertemuan orang tua darurat. Saat mereka berdebat dan bersidang, kita menyaksikan perilaku tirani Drazdechova di ruang kelas dalam kilas balik.

Namun, pendukung-pendukung guru Komunis itu jelas memiliki keuntungan. Selain Kuncerovas, kritikusnya yang paling vokal adalah orang tua yang sangat bermasalah dengan Filip Binder, anak yang mempunyai bakat gulat yang naksir Danka.

Kartu permainan yang sulit dipercaya bisa berubah menjadi Vaclav Littmann, seorang mantan akademisi yang akhirnya menjadi pekerja kasar setelah ditinggalkan istrinya. Karena ketidaknyamanannya, Drazdechova telah membuat minat romantisnya terlalu jelas, tapi itu juga yang menempatkan Littman sebagai saksi atas semua manipulasinya.

“The Teacher” adalah film yang sangat melelahkan, karena ini menunjukkan bagaimana Drazdechova menyerang tempat paling lemah korbannya: anak-anak mereka. Ini adalah satu hal untuk berdiri melakukan hal yang benar saat Anda akan menjadi satu-satunya yang menghadapi konsekuensinya saat putra atau putri Anda diberi hukuman. Mereka berakhir dengan dilema klasik para pesakitan – adalah kepentingan kolektif mereka untuk melawan Drazdechova, namun secara individu, mereka masing-masing memiliki dorongan untuk menyerah.

Zuzana Maurery benar-benar dingin dan marah karena Drazdechova yang jahat. Semenit dia setuju menggut-manggut menit berikutnya dia cambuk keluar gejolak mudanya dengan kebiadaban emosional yang akan mengubah perut Anda menjadi es. Terus terang, ini adalah pertunjukan yang sangat mengganggu, karena sangat sesuai dengan kehidupan.

Demikian juga, sangat menyiksa melihat kerusakan Tamara Fischer sebagai Danka. Namun, kesungguhan hati dan jiwa etis film ini dipasok oleh Martin Havelka sebagai pukulan keras pertama dari Filip Binder yang penuh rasa penyesalan dan tanya jawab berikutnya ayah Jaroslav.

Untuk film pertamanya di Slovak, Hrebejk menyalurkan “Twelve Angry Men” dan permainan moralitas yang mirip dengan klaustrofobia. Pada dasarnya, ini menggabungkan unsur-unsur ujian kritisnya tentang pengalaman Komunis, seperti “Kawasaki’s Rose,” dengan drama domestiknya, seperti “Honeymoon” dan “Beauty in Trouble.” Meskipun Hrebejk telah memposisikan “The Teacher” sebagai eksplorasi universal dinamika kekuasaan, aspek-aspek yang memalukan dari naskah Petr Jarchovsky yang tanpa kompromi, seperti pembelotan Littmannova sangat istimewa pada era gelap itu.

Ini adalah film tajam yang hampir tak tertahankan mencengkeram. Sangat disarankan, “The Teacher” dibuka pada hari Rabu, 30 Agustus di Forum Film.

‘The Teacher’

Direktur: Jan Hrebejk

Bintang: Zuzana Mauréry, Zuzana Konecná, Csongor Kassai

Durasi: 1 jam, 42 menit

Diperingkat 4,5 bintang dari 5

Joe Bendel menulis tentang film independen dan tinggal di New York. Untuk membaca artikel terbarunya, silakan kunjungi jbspins.blogspot.com

(ran)

Dari Film “Grinding America Down” Melihat Harapan yang Dibawa Trump

0

Oleh : Gao Tianyun

Film Dokumenter “Grinding America Down 2: Masters of Deceit” yang diproduksi pada 2015, secara mendalam menelanjangi kegiatan perembesan dan subversif oleh komunisme di Amerika Serikat dan bahkan di seluruh dunia.

Curtis Bowers si penulis skenario dan sutradara beserta banyak tokoh konservatif mengatakan bahwa selama beberapa dekade, serangkaian konspirasi komunis telah berhasil dalam berbagai bidang, sehingga menyebabkan bangsa besar ini sedang menuju jalan sesat.

Ada sebuah komentar yang mengatakan, “Segala sesuatu yang diimpikan Karl Marx kala itu sudah berada di depan mata.”; “Amerika Serikat bukannya akan tumbang, tapi sedang tumbang.”

Dalam film tersebut, Bowers mengatakan dengan serius: “Tahun 2016 adalah yang terakhir kalinya dalam hidup saya, mungkin saja dapat memilih seorang presiden dari kelompok konservatif.”

Para ilmuwan juga mengeluarkan himbauan: “Sekarang adalah waktunya bagi kaum akar rumput untuk bersuara lagi.”; “Kita memiliki tanggung jawab religius dan moral untuk mengajukan hak pilih.” Bowers mengatakan kepada anak-anaknya: “Tuhan sedang mendengarkan doa-doa kita.”

Pada 8 November 2016, Donald Trump sang konservatif memenangkan pilpres dan mengejutkan dunia. Prinsip dasar konservatifisme adalah: Menekankan kepercayaan pada Tuhan, pembatasan diri oleh moralitas, mempromosikan kerja keras dan kemandirian, mengutamakan etika keluarga, memperhatikan kebebasan individu, menentang otoritas pemerintah dan sebagainya.

Sejak menjabat, kata-kata dan tindakan Trump selalu konsisten, tidak takut ditentang. Strategi, rancangan undang-undang dan surat keputusan dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Selangkah demi selangkah, benar-benar telah menunjukkan ketegasannya dalam menjaga konsepsi tradisional dan pemenuhan komitmennya terhadap rakyat Amerika, menunjukkan kinerja yang menakjubkan.

Mengembalikan hak-hak pada rakyat untuk menghidupkan kembali ekonomi

Komunisme tidak menghargai kehidupan, menekan kehendak bebas rakyat, menjadikan rakyat sebagai alat untuk menciptakan kekayaan, memaksa mereka untuk menjadi budak kediktatoran.

Komunisme dan sosialisme mempromosikan pemerintahan besar, mengusung pemerintahan totaliter, dengan panji “kesetaraan” dan sistem kesejahteraan sosial untuk memikat orang, dengan sasaran akhir memperbudak rakyat.

Trump sejak pemilihan sampai sukses terpilih, terus menekankan untuk melayani rakyat. Pada 19 September, dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ia mengatakan: “Di Amerika Serikat, rakyat memegang komando. Rakyat memiliki kedaulatan. Saya telah terpilih, bukan untuk berkuasa, melainkan untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat Amerika Serikat.”

Akankah RRT Alami Krisis Pangan Berikutnya?

0

Oleh Xiao Lusheng

Baru-baru ini, masalah krisis pangan di Tiongkok kembali menjadi sorotan. Sebagai negara berpenduduk 1,3 milyar jiwa dengan 900 juta jiwa di antaranya adalah petani, dalam memenuhi kebutuhan pangannya justru semakin tergantung pada impor. Dosen pembicara di University of South Carolina Aiken yakni Profesor Xie Tian mengatakan, begitu pasokan pangan dunia mengalami kekurangan, RRT pun akan terjebak dalam bahaya keamanan pangan.

Sebuah akun wechat (8/10/2017) memublikasikan artikel berjudul “Krisis RRT Berikutnya: Krisis Pangan”.

Dalam artikel tersebut diungkapkan, hingga tahun 2013 penduduk RRT yang mengalami kelaparan adalah sebanyak 158 juta jiwa, sedangkan penduduk yang mengalami kelaparan tersembunyi sebanyak 300 juta jiwa.

Pasokan pangan di Tiongkok tahun 2015 telah mengalami kekurangan sebanyak 20 juta ton. Menurut perkiraan para pakar, hingga tahun 2020 kebutuhan pangan di Tiongkok adalah sekitar 700 juta ton, sementara kapasitas produksi pangan hanya 554 juta ton, yang artinya Tiongkok akan mengalami kekurangan pangan sebanyak hampir 200 juta ton.

Artikel itu juga mengutip data yang dirilis oleh majalah “The Economist” berjudul “2016 World Food Security Index Report”. Dan RRT menduduki posisi ke-42, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara makmur lainnya, bahkan jauh lebih tertinggal dibandingkan dengan negara yang sangat tergantung pada impor bahan pangan seperti Jepang (posisi ke-18) dan Korea Selatan (posisi ke-24).

Di sisi lain, harga bahan pangan di Tiongkok telah melonjak 50% dalam 15 tahun terakhir; harga beras dan gandum telah melonjak sebesar masing-masing 59% dan 69% sejak tahun 2009.

Menurut World Economic Forum FAO mengungkapkan, dalam 10 tahun mendatang harga pangan akan terus meroket naik.

Kepada wartawan Epoch Times, Xie Tian mengatakan bahwa PKT tidak membuat perencanaan strategis mendetail dan rasional bagi warga tani dan industri pertanian, “Seandainya terjadi krisis pangan dunia, maka RRT akan terjebak dalam krisis keamanan pangan, warga Tiongkok juga akan mengalami masalah paling runyam.”

Sebab sekarang Tiongkok sangat bergantung pada impor pangan, dan PKT tidak peduli akan hal ini, dan hanya peduli menjaga stabilitas terhadap rakyat dan bagaimana melindungi rezimnya sendiri.

Menurut Xie Tian, dalam hal impor bahan pangan, “PKT berkonspirasi dengan perusahaan Monsanto dari AS yang memiliki teknologi transgenetik, petinggi PKT mendapat keuntungan dari Monsanto, dengan membiarkan bibit transgenetiknya memasuki pasar Tiongkok. Hal ini berdampak pada keamanan pangan RRT dalam produksi pangan nasional RRT.”

Menurut dia, desa pertanian sangat kekurangan akan tenaga tani yang muda, para manula dan anak kecil yang berdiam di desa tidak bisa bercocok tanam. Sebagai dalam proses urbanisasi, digorengnya harga properti, telah menghabiskan tidak sedikit lahan pertanian.

Dia menambahkan sudah sejak lama melewati ambang batas 180 juta hektar, pemerataan mesin pertanian sangat rendah. Oleh karena itu, para petani tidak boleh memiliki lahan tani, sehingga kemungkinan munculnya pertanian pribadi berskala besar sangat kecil.

Akibatnya efektivitas tani sangat rendah, nilai produksi lahan tidak mampu bersaing dengan negara makmur, semua itu merupakan penyebab kurangnya ketersediaan pangan di RRT.

Xie Tian selanjutnya mengatakan, dilihat dari akar masalahnya adalah karena PKT tidak mempedulikan hidup mati kaum tani. Selain tidak ada asosiasi yang melindungi hak legalitas kaum tani, para petani juga tidak diijinkan untuk mengimpor bahan pangan yang mengakibatkan aksi unjuk rasa karena tekanan pasar bahan pangan dalam negeri.

Bahkan selain tidak memberikan tunjangan bagi produk pertanian yang dihasilkan oleh petani, penguasa masih memeras petani, dan mendiskriminasikan petani, serta merampas tanah milik mereka.

Penulis Tiongkok yang selama ini menyoroti masalah pangan di RRT bernama Jing Chu mengatakan pada surat kabar Epoch Times: “Saya senantiasa mengkhawatirkan masalah ini. Sebagai negara pengonsumsi pangan paling besar di dunia, lahan tani dipetak, petani tidak antusias bercocok tanam, banyak lahan subur pertanian dibiarkan terbengkalai.”

“Di dalam hati saya ada suatu kekalutan. Begitu terjadi panik bahan pangan, negara mana pun, bahkan Amerika pun tidak akan sanggup menghidupi Tiongkok, maka bagi RRT itu akan menjadi suatu bencana,” lanjutnya.

Menurutnya terus berubahnya kebijakan terhadap pedesaan, setelah PKT membentuk pemerintahan tandingan terhadap pemerintah pusat (pemerintahan nasionalis), sejumlah tindakan yang melupakan penolong (petani) mereka.

Menurut dia, akibat kebijakan ini mengakibatkan lingkungan keberadaan para petani makin menurun: “Suatu ketika memanfaatkan petani untuk membantai tuan tanah, lalu membagikan tanah yang berhasil direbut itu pada petani, tapi tak lama kemudian dibangun koperasi pertanian, lahan tani pun direbut lagi dari tangan petani.”

“Partai komunis pun menjadi tuan tanah terbesar, PKT yang telah membangun rezimnya dan merebut kekuasaan pada 1949, kembali melupakan petani, hingga saat ini akan halnya bibit, pupuk, dan lain-lain yang sangat dibutuhkan para petani tidak pernah diberi subsidi.”

Dia menambahkan, setelah bersusah payah bekerja setahun di sawah, saat panen harganya tidak sampai 10% dari gaji jika bekerja sebagai kuli bangunan di proyek-proyek terhadap para petani yang bekerja sebagai pekerja migran di kota selain diusir, bahkan mereka juga diperas.

“Beban kaum tani Tiongkok sangat berat, harga pupuk dan bibit melejit, harga pangan yang dijual tidak berubah, sungguh menderita,” jelasnya.

Seorang petani bermarga Zhang dari provinsi Shandong mengatakan, “Juga tidak ada dana pensiun yang mendasar, sedikit tunjangan pengobatan sama sekali tidak mencukupi. Pejabat korup dan merampas hak kaum tani.”

“Asset sosial yang dimiliki oleh petani adalah yang paling sedikit, dikatakan pemerintah akan mengembangkan industri, sekarang ini seharusnya juga kembali meloloh industri pertanian. Betapa pun inudstrinya berkembang pesat toh manusianya tetap harus makan.”

Mr Zhang juga menyatakan, sekarang untuk mengembangkan properti di pinggiran kota, yang dipakai terus menerus adalah lahan pertanian, termasuk juga lahan yang subur dan lahan untuk hunian petani, mengakibatkan petani tidak bisa membeli rumah, juga kehilangan lahan subur untuk bercocok tanam.

“Untuk memberikan rumah bagi generasi penerus, untuk hidup, petani terpaksa harus bekerja di kota sebagai buruh tani. Tapi akan menyulitkan untuk biaya-biaya sekolah anak-anak, berobat, dan bertempat tinggal… sungguh menderita, jadi ada yang tidak punya pilihan akhirnya melompat bunuh diri dari gedung tinggi,” ujarnya.

“Rakyat tidak seburuk bayangan mereka. Disaat mereka menetapkan kebijakan, jika mau mempertimbangkan masalah kepentingan rakyat, rakyat pun akan menerima penyesuaian kebijakan,” tambahnya.

“Tapi sekarang, setelah sekian lama, tidak ada satu pun kebijakan yang melindungi rakyat, suara keluhan masyarakat terus meningkat. Tapi PKT tidak membiarkan rakyat menyuarakannya hanya demi menjaga stabilitas masyarakat,”simpul Zhang. (Sud/WHS/asr)

Madrid Ambil Tindakan Tegas Bagi Catalonia Dua Pemimpin Pro Kemerdekaan Ditahan

0

EpochTimesId – Spanyol mengambil tindakan tegas dengan memaksakan peraturan pusat bagi Catalonia guna menggagalkan deklarasi kemerdekaan. Pengadilan Tinggi Madrid memberi isyarat tegas dengan memenjarakan dua pemimpin organisasi separatis.

Dua tokoh gerakan kemerdekaan Catalunya yang ditahan adalah Jordi Sánchez, pemimpin Majelis Nasional Katalan (ANC), dan Jordi Cuixart, pemimpin Omnium Cultural. Ini adalah untuk pertamakalinya tokoh Katalan ditahan atas dugaan pidana penghasutan terkait referendum kemerdekaan dari Spanyol pada 1 Oktober 2017 lalu.

Pemerintah pusat Spanyol di Madrid menganggap referendum itu ilegal. Dimana Referendum diwarnai kekerasan polisi.

Jaksa menuduh bahwa Jordi Sanchez dan Jordol Cuixart memainkan peran sentral dalam mengatur demonstrasi pro-kemerdekaan bulan lalu. Aksi tersebut membuat polisi nasional terjebak dalam gedung di Barcelona dan menghancurkan kendaraan para polisi.

Presiden Daerah Catalonia, Carles Puigdemont penangkapan tersebut di media sosialnya. Dia menilai penangkapan tersebut membuat Spanyol kembali pada masa-masa diktator militer masa lalu.

“Spanyol memenjarakan para pemimpin masyarakat Catalonia karena mengorganisir demonstrasi damai. Sayangnya, kita memiliki tahanan politik lagi,” sindirnya di Twitter.

Pengadilan Tinggi juga menginterogasi dan melarang Kepala Polisi Catalonia, Josep Luis Trapero, untuk meninggalkan Spanyol karena diduga terlibat insiden yang sama. Walau tidak ditahan, paspor Luis Trapero di sita oleh jaksa.

Presiden Puigdemont tidak menanggapi pertanyaan pemerintah pusat Spanyol apakah dirinya memang sudah mendeklarasikan kemerdekaan sepihak bagi Catalonia. Kini, dia diberi tambahan waktu hingga Kamis.

Dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, Puigdemont tidak memberikan jawaban langsung atas masalah kemerdekaan tersebut. Namun dia malah menyampaikan tawaran ‘tulus dan jujur’ untuk dialog antara kedua pihak dalam dua bulan ke depan.

Rajoy menjawab dengan mengatakan bahwa sikap Puigdemont telah membawa Madrid semakin dekat untuk memicu Pasal 155 Konstitusi. Pasal tersebut memungkinkan bagi Spanyol untuk membatalkan status daerah otonom bagi 17 daerah komunitas otonom jika mereka melanggar hukum.

Kampanye pemerintah Catalan untuk melepaskan diri dari Spanyol telah membawa negara ini ke dalam krisis politik terburuk sejak usaha kudeta yang gagal pada tahun 1981. Ribuan orang berdemonstrasi di ibukota Catalonia, Barcelona dan kota-kota Katalan lainnya baik yang mendukung maupun yang menentang kemerdekaan.

Sejauh ini krisis tersebut sebagian besar bebas dari kekerasan, kecuali pada hari referendum digelar. Ketika itu polisi nasional menyerang pemilih dengan tongkat dan peluru karet dalam upaya untuk menggagalkan pemungutan suara.

ANC, yang telah mengorganisir demonstrasi ratusan ribu orang separatis di masa lalu, meminta Senin setelah pengadilan memutuskan demonstrasi damai di depan kantor delegasi pemerintah Spanyol di kota Catalonia, Barcelona, Girona, Lleida dan Tarragona.

Pengadilan Tinggi memutuskan mengabulkan permintaan jaksa untuk menahan paspor kepala polisi Catalonia, Trapero. Namun, hakim menolak permintaan jaksa penuntut negara agar Trapero ditahan ketika penyelidikan berlanjut.

Trapero adalah pahlawan bagi separatis setelah pasukannya mengambil sikap yang jauh lebih lembut daripada polisi nasional dalam memberlakukan larangan referendum. Jaksa mengatakan dia gagal memerintahkan pasukannya untuk menyelamatkan polisi nasional Spanyol yang terjebak di dalam sebuah gedung di Barcelona.

Hakim Carmen Lamela memutuskan bahwa tidak ada cukup bukti untuk menahan Trapero. Namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya, jika jaksa bisa menghadirkan lebih banyak bukti.

Pemerintah Catalonia mengatakan 90 persen pemilih dalam referendum mendukung kemerdekaan dari Spanyol. Namun jumlah pemilih hanya 43 persen dari pemegang hak suara, karena sebagian besar penentang kemerdekaan memboikot pemungutan suara, yang dinyatakan ilegal oleh Mahkamah Konstitusi Spanyol.

Puigdemont pekan lalu meminta parlemen Catalonia untuk mendukung kemerdekaan. Namun, kini dia membuat sebuah deklarasi simbolis dan menyerukan negosiasi mengenai masa depan daerahnya. Madrid sendiri menolak perundingan kecuali Puigdemont menarik permintaan untuk merdeka dari Spanyol.

Menteri dalam negeri Catalonia, Joaquim Forn mengatakan bahwa Pasal 155 tidak mengizinkan Madrid untuk menyingkirkan pemerintahan otonom Catalonia. Dia merekomendasikan agar Puigdemont tidak mengikuti permintaan PM Rajoy, dan tetap teguh pada permintaan kemerdekaan dari Spanyol.

“Madrid dapat mengadopsi tindakan apapun untuk memaksa sebuah wilayah memenuhi kewajiban konstitusionalnya, dengan persetujuan majelis rendah Spanyol,” demikian bunyi pasal 155 konstitusi Spanyol.

Peraturan tersebut dimaknai oleh Madrid, bahwa mereka dapat melakukan semua tindakan agar daerah otonom tidak memisahkan diri. Termasuk mengendalikan polisi dan keuangan daerah, serta menunjuk Presiden Daerah Otonom atau melakukan pemilihan presiden ulang.

Menanggapi krisis ini, sebagian perusahaan besar di Catalonia memindahkan kantor pusat ke Provinsi lain. Namun, sebagian lagi memilih tetap tinggal dan cenderung mengikuti jika Puigdemont memilih mendeklarasikan kemerdekaan.

Perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat dan beroperasi di Catalonia selama ini telah menyumbang seperlima dari ekonomi Spanyol. Sayangnya, perpecahan politik ini dinilai bisa melemahkan rebound ekonomi di Spanyol, yang merupakan ekonomi terbesar keempat zona euro. (waa)

Pemimpin Omnium Cultural, Jordi Cuixart (kiri), dan Jordi Sanchez dari Majelis Nasional Catalan (ANC), tiba di Pengadilan Tinggi di Madrid, Spanyol, 16 Oktober 2017 waktu setempat. (Javier Barbancho/Reuters/TheEpochTimes)

Tubuh Abadi Hambo Lama Itighelov Tidak Membusuk Setelah 75 Tahun

0

Tubuh Hambo Lama Itighelov, yang merupakan pemimpin spiritual umat Buddha Rusia dari tahun 1911 sampai 1927, pertama kali digali dari kuburan pada tahun 1955, atas permintaan Lama. Ketika setelah penggalian ketiga pada tahun 2002 setelah 75 tahun sejak kematian Lama, tubuhnya masih tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan, para ahli medis memutuskan untuk memeriksa mukjizat tersebut.

Makam itu berisi sebuah kotak kayu dan ada seorang pendeta yang sedang duduk dalam posisi ‘teratai’. Tubuhnya terpelihara seolah-olah itu mumi, namun ternyata tidak. Tubuhnya tertutup kain dan pakaian sutra. “Sampel yang diambil 75 tahun setelah mayat itu dikuburkan, menunjukkan bahwa bahan organik kulit, rambut, dan kuku orang mati tidak berbeda dengan manusia hidup,” seorang profesor sejarah di Russian State University for Humanities, Galina Yershova mengatakan pada sebuah konferensi pers di kantor pusat “Interfax” di Moskow, menurut Pravda.ru.

“Lengannya lentur, jaringan lunaknya elastis seperti pada orang yang hidup, dan setelah mereka membuka kotak itu, di mana tubuh Lama terbaring selama 75 tahun, ada keharuman yang sangat menyenangkan,” kata Yershova.

Yershova percaya ini benar-benar tidak sesuai dengan apa yang orang harapkan dari tubuh yang telah dikuburkan selama 75 tahun.

Tubuh telah menjadi suci bagi umat Budha di wilayah Buryatia, di mana sekarang tinggal di Wihara Buddha Ivolgin di ibukota regional Ulan-Ude.

Hambo Lama Itighelov adalah orang sungguhan, yang terkenal dalam sejarah Rusia. Dia belajar di Anninsky Datsan, Universitas Buddhis di Buryatia. Itighelov mendapat gelar dalam bidang kedokteran dan filsafat (tentang sifat kekosongan). Dia juga menciptakan sebuah ensiklopedia farmakologi.

Pada tahun 1911, Itighelov menjadi Hambo Lama (kepala gereja Buddhis di Rusia). Selama periode 1913 sampai 1917, dia membuka kuil Budha pertama di St. Petersburg. Itighelov menerbitkan traktat dan ajaran agama dan menyatukan banyak faksi agama.

Dia diundang untuk merayakan ulang tahun ke 300 rumah Romanov, dan pada tanggal 19 Maret 1917, Tsar Nikolai II Rusia memberinya Penghargaan St Stanislav.

Selama Perang Dunia Pertama, Itighelov membantu tentara dengan uang, pakaian dan obat-obatan. Dia juga telah membangun satu set rumah sakit dimana ahli pengobatan Lama membantu menyembuhkan militan yang terluka. Atas kontribusinya, Itighelov dianugerahi medali St. Anna.

Pada tahun 1926, dia memperingatkan para bhikkhu tentang teror ‘merah’ yang akan datang dan menyarankan mereka untuk pergi ke Tibet. Tapi dia sendiri tidak pernah meninggalkan Rusia.

Pada tahun 1927, Itighelov mengatakan kepada Lama bahwa dia bersiap untuk meninggalkan dunia ini. Dia memulai meditasi dan segera mati.

Itighelov meninggalkan sebuah surat wasiat di mana dia meminta untuk menguburnya seperti dirinya, duduk dalam posisi ‘teratai’ di kotak kayu cedar di pemakaman tradisional. Ada juga sebuah pernyataan, di mana dia meminta bhikkhu untuk menggali kembali dia setelah beberapa tahun.

Keinginannya dipenuhi pada tahun 1955 dan pada tahun 1973, oleh para biksu Buddha. Tapi itu tetap dirahasiakan, karena semua jenis agama dilarang di bawah pemerintahan komunis.

Uni Soviet, di bawah Stalin, menekan sebagian besar manifestasi agama, mengeksekusi ratusan Lama dan menghancurkan 46 kuil dan vihara Buddha.

Pada tahun-tahun sejak Uni Soviet runtuh, di seluruh Rusia, para Buddhis mulai berkembang lagi, membangun kembali kuil-kuil yang hancur yang menarik lebih banyak pengikut.

Pada tanggal 11 September 2002, tujuh puluh lima tahun setelah kematian Itighelov, mayat itu untuk ketiga kalinya diangkat dari bumi. Kali ini ada catatan acara: selusin saksi, termasuk dua ahli forensik dan fotografer.

Segera badan Lama dipindahkan ke Ivolginsky Datsan (tempat tinggal Hambo Lama hari ini), di mana ia diperiksa secara ketat oleh para biarawan, ilmuwan dan ahli patologi.

Dengan izin dari pendeta Buddhis, para ilmuwan menyelidiki sampel jaringan dari “tubuh yang tidak dapat rusak” tersebut. Mereka membandingkannya dengan orang-orang yang hidup.

Ketika salah satu ilmuwan mendekati tubuh, dia bisa merasakan kehangatan tangannya dengan jelas.

Profesor Viktor Zvyagin dari Pusat Pengobatan Forensik Federal, memeriksa tubuh Itighelov di Ivolginsk pada bulan November lalu, dan melakukan analisis spesimen rambut, kulit dan kuku setelah kembali ke Moskow. Dia menyimpulkan bahwa tubuh Itighelov berada dalam kondisi seseorang yang telah meninggal 36 jam yang lalu.

Menurut hasilnya, struktur protein tubuh tidak rusak; itu identik dengan orang yang hidup.

Ilmuwan tercengang dengan hasil komposisi kimiawi tubuhnya. Mereka tidak bisa menjelaskan fakta bahwa unsur kimia di tubuh Itighelov tidak ada atau ada dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan.

Dua tahun telah berlalu. Tubuh Itighelov sekarang disimpan di udara terbuka, tanpa batasan suhu atau kelembaban.

Tidak ada yang mengerti bagaimana tubuh bisa bertahan dalam kondisi ini.

Pernyataan resmi dikeluarkan tentang tubuh – sangat terpelihara dengan baik, tanpa tanda-tanda pembusukan, otot dan jaringan dalam, sendi lembut dan kulit utuh. Telah dikonfirmasi bahwa tubuh tidak pernah dibalsem atau dimumikan.

“Dia berusia 75 tahun, dan dia berjanji untuk kembali ke pengikutnya setelah 75 tahun lagi,” kata Yanzhima Vasilyeva, direktur Institut Itigilov.

“Yang paling menakjubkan adalah dia masih duduk tegak. Para ilmuwan mengatakan bahwa setelah dua minggu mayat tidak dapat berdiri tegak dengan sendirinya,” lanjut Vasilyeva.

Bimbo Lama, perawat Itighelov, tetap dekat dengan gurunya hampir setiap saat.

Sesekali dia mengganti pakaian Itighelov, dan pada saat itu persendian Lama menjadi lebih fleksibel. Lama Bimbo lama telah mencatat bahwa saat mengganti pakaiannya, ia bisa mencium bau wangi yang berasal dari tubuh gurunya.

Para Lama telah mengenakan pakaian pada tubuh tersebut dengan jubah emas, dengan sabuk biru diletakkan di pangkuannya. Matanya tertutup, wajahnya kabur, meski bentuk wajahnya dan hidungnya tidak seperti gambarnya yang diambil pada tahun 1913. Tangannya tetap fleksibel, kukunya dipangkas dengan sempurna. Kulitnya lembut. Kepalanya masih tertutup rambut pendek.

Menurut Profesor Yershova, ini adalah satu-satunya kasus tubuh yang dikonfirmasi dan dicatat, tidak hancur selama periode waktu yang lama di seluruh dunia.

Pembalseman dan mumifikasi terkenal di antara berbagai bangsa dan masyarakat – mumi Mesir, Orang Suci Kristen, pemimpin komunis dan lain-lain. Beberapa mayat ditemukan di permafrost, namun ketika mereka bersentuhan dengan atmosfer oksigen, mereka hancur dalam beberapa jam.

Para Lama dari kuil tersebut menceritakan banyak mukjizat, yang terjadi di sekitar “tubuh yang berharga” tersebut. Beberapa orang menjadi sembuh secara ajaib saat melihat tubuh Hambo Lama.

Itighelov mengatakan sebelum kematiannya bahwa dia telah meninggalkan pesan kepada semua orang di bumi.

“Ada krisis moral yang besar di Rusia hari ini,” kata Vasilyeva, “kembalinya Itighelov menghadirkan kesempatan besar untuk membantu orang percaya.”

Sebuah fragmen wawancara dengan Hambo Lama Ayusheyev, pemimpin spiritual sejak 1995, juga telah ditunjukkan pada konferensi pers.

“Banyak orang tidak melihat apa yang sudah jelas,” katanya. “Banyak orang tidak akan mengerti bahkan jika mereka melihatnya.”

Namun, ada deskripsi hal-hal semacam itu dalam teks Buddhis, namun tidak ada contoh yang pasti. Nah, sekarang sepertinya ada satu. Dan saat itu tiba untuk memahami pesan Lama yang tidak terucap.

“Bagi saya, ini adalah keajaiban terbesar dalam hidup,” kata Hambo Lama Ayusheyev. “Ternyata ada banyak hal yang terjadi dimana waktu itu tidak memiliki kekuatan.” (ran)

Kalah Dramatis Bali United Gagal Dekati Poin Bhayangkara Di Puncak Klasemen

0

EpochTimesId – Bali United FC kalah dramatis dalam laga tandang menghadapi tuan rumah Persiba Balikpapan, pada laga pekan ke-29 Liga 1 Indonesia. Pada laga yang digelar di Stadion Batakan, Senin (16/10/2017) malam dua kesebelasan saling berbalas gol.

Persiba Balikpapan akhirnya berhasil mengunci kemenangan dengan skor 3-2. Gol Bali United dicetak oleh Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim. Sedangkan tuan rumah menang berkat gol-gol Sunarto, Yudi Khoerudin, dan Bijahil Chalwa.

Pelatih kepala Bali United, Widodo Cahyono Putro mengatakan sepakbola seperti inilah yang ingin mereka tampilkan. Laga berlangsung sangat seru karena kedua tim sama-sama bermain menyerang.

“Namun, para pemain kehilangan fokus sehingga kebobolan dua gol di menit akhir. Pertandingan yang sangat seru dan menegangkan. Saya sudah katakan ke pemain, bila ingin terus berada di papan atas, maka kekalahan atas Persiba adalah kekalahan terakhir untuk kami,” kata Coach Widodo, dalam keterangan tertulis.

Dengan hasil ini, Serdadu Tridatu pun gagal mendekati pemuncak klasemen, Bhayangkara United. Padahal laga ini adalah kesempatan besar untuk mengurangi selisih poin. Sebab, sebelumnya anak asuh Simon McMenemy kalah dari Barito Putera dengan skor 0-1 di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (15/10/2017) malam.

Kini, Bhayangkara masih kokoh di puncak dengan koleksi 59 poin. Bali United tertinggal empat poin, bersama PSM makasar dengan koleksi sama 55 poin. PSM makasar bercokol di posisi ke tiga karena kalah head-to-head dan selisih poin dari Bali. (waa)

 

Donald Trump Safari Asia Untuk Nuklir Dan Ekonomi

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan kembali mengunjungi Asia. Trump akan Safari pada bulan November ke lima negara Asia, seperti dikutip dari VOA News, Selasa (17/10/2017).

Safari Asia kali ini, Trump akan membawa agenda nuklir dan ekonomi. Presiden yang baru setahun menjabat ini akan menggalang dukungan untuk meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara agar menghentikan pembuatan senjata nuklir. Agenda satunya adalah mempromosikan kepentingan ekonomi Amerika di Asia.

Safari Trump digelar pada 3 hingga 14 November 2017. Dia dijadwalkan mengunjungi Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam dan Filipina.

Di Jepang, 5 November, Trump akan bertemu anggota militer Amerika dan Jepang dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang. Dia juga dijadwalkan bertemu keluarga warga Jepang yang diculik rezim Korea Utara.

Setelah Jepang, dia akan mengunjungi Korea Selatan dan Beijing. Dari Tiongkok, Trump akan menghadiri KTT APEC di Vietnam, pada 10 November. Trump menuju Hanoi untuk melakukan pembicaraan pada 11 November dengan Presiden Tran Dai Quang dan pemimpin senior Vietnam lainnya.

Terakhir, Trump dijadwalkan mengunjungi Manila untuk menghadiri perayaan ulang tahun ke-50 ASEAN sekaligus memperingati 40 tahun kerjasama Amerika-ASEAN. (waa)

Pengacara Hak Asasi Manusia Cabut Mantra Sihir Partai Komunis

0

Teng Biao benar-benar meninggalkan Partai Komunis Tiongkok

Pada tanggal 14 Maret 2016, di Palais des Nations di Jenewa, saya bergabung dengan sebuah forum untuk memperingati ulang tahun kedua kematian para tahanan hak asasi manusia Cao Shunli. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahan pada geng kriminal Partai Komunis Tiongkok.

Pada hari yang sama saya menerima email berikut ini: “Guru Teng: Seperti yang telah diratifikasi oleh komite Partai Komunis di sekolah hukum, cabang Partai Politik dan Ilmu Politik Tiongkok (CUPL) pada tanggal 16 Maret 2016, pukul 2:00 siang. mengadakan majelis umum di kampus di Kamar 211 untuk mencapai sebuah keputusan mengenai pertanyaan pengunduran diri dari keanggotaan Partai Teng Biao secara sukarela. Dengan ini Anda diminta untuk hadir.”

Catatan tersebut ditandatangani oleh “Komite Partai Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok, Cabang Studi Hukum.”

Saya tidak menghadiri pertemuan tersebut, tapi sekarang saya merasa perlu memberikan pikiran saya kepada Partai Komunis.

Makhluk Paling Aneh di Bumi

Hampir setiap anak yang lahir pada apa yang disebut “Tiongkok Baru” penuh dengan antusiasme dan penyembahan tak terbatas untuk Partai Komunis Tiongkok. Karena propaganda resmi yang memilikinya, dalam semua situasi darurat dan masalah hidup dan mati, selalu saja anggota Partai Komunis yang mendorong ke depan.

Mereka yang menyelamatkan anak-anak di jalur kereta api, mereka yang membungkam senjata musuh selama pertempuran, mereka yang menenggelamkan diri untuk melindungi aset nasional – bahkan jika mereka bukan anggota Partai, diambang kematian akan dibeberkkan bahwa mereka telah menulis sebuah janji bahwa mereka ingin bergabung dengan Partai. Atau jika tidak ada janji semacam itu yang dapat dibuat, mereka akan secara anumerta diakui sebagai anggota Partai Komunis.

Antusiasme bodoh dan gila dari Partai Komunis tidak ditanamkan dalam satu atau dua hari. Ini adalah proses yang membutuhkan usaha, gairah, dan imajinasi yang tak terhitung jumlahnya dari para penulis, insinyur jiwa, komisaris politik, pembohong sejarah, propagandis visual, musisi, dan orang tua yang dicuci otak.

Anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah salah satu makhluk paling aneh di bumi. Mereka mengatakan memahami kebenaran alam semesta, hukum-hukum sejarah; Mereka memiliki cita-cita utama umat manusia; dan mereka bertekad untuk mendirikan surga di bumi.

Mereka tidak pernah berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari diri mereka sendiri, tapi selalu untuk membantu orang lain. Mereka tidak takut pada tuhan maupun pembalasan karma. Mereka akan membunuh anggota keluarga mereka sendiri jika “keadilan” menuntutnya. Mereka semua berpikir dengan satu pikiran, dan setiap anggota Partai adalah orang suci yang murni dan tidak berdosa.

Begitu elemen buruk menyelinap ke Partai, mereka akan menendangnya keluar – inilah yang menjamin kemurnian dan sifat maju Partai Komunis. Setiap kali Partai membuat kesalahan, ternyata hanya menjadi bukti bahwa Partai memiliki kemampuan yang luar biasa dalam koreksi diri dan berdiri sebagai bukti betapa Partai “hebat, mulia dan benar.” Dan inilah mengapa kita tahu Partai jadi suka melakukan kesalahan.

Bergabung dengan Partai

Saya sendiri adalah contoh sistem pendidikan PKT (atau pencucian otak). Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah sampai saat saya lulus di Universitas Peking, saya selalu menjadi siswa yang paling patuh. Saya tidak pernah membantah guru saya, saya tidak pernah tinggal kelas, saya selalu mendapat nilai bagus. Cita-cita saya adalah Partai Merah, dan saya memiliki setumpuk sertifikat dan penghargaan. Dengan kata lain, saya hampir hancur. Saya tidak pernah menggunakan pikiran saya sendiri untuk berpikir.

pengacara HAM keluar dari partai komunis tiongkok
Pengacara hak asasi manusia Tiongkok, Teng Biao menghadiri acara disponsori Amnesty International untuk memprotes perbaikan hak asasi manusia di Tiongkok pada 7 Desember 2007 di Berlin, Jerman. (Sean Gallup / Getty Images)

Proses untuk melepaskan keadaan tanpa otak ini sulit, rumit, dan halus. Ini memerlukan pemahaman tentang psikologi totalitarianisme, silsilah propaganda dan pencucian otak, antropologi pendidikan, epistemologi sosial dan estetika politik. Yang paling mempengaruhi saya adalah Universitas Peking, beberapa profesor, beberapa teman mahasiswa, beberapa buku, beberapa film bawah tanah, dan sejumlah insiden yang saya alami.

Di sekolah dasar dan sekolah menengah, hanya siswa “paling menonjol” yang diizinkan memasuki Pioneer Muda dan Liga Pemuda. Mereka yang mundur dalam pemikiran mereka ditinggalkan. Di universitas, kompetisi untuk bergabung dengan Partai sangat sengit, dan saya menyerah. Selama studi pascasarjana, kompetisi tidak begitu intens, dan sebenarnya tidak banyak “elemen tertinggal” yang belum bergabung.

Cabang Partai menyuruh saya menulis surat lamaran, yang menurut saya cukup cepat dipahami: pertama, mereka ingin melihat Anda mengungkapkan kepercayaan Anda terhadap organisasi. Kedua, mereka berpikir: Anda adalah bakat Universitas Peking, jadi jika Anda tidak bergabung dengan Partai dan melayani Partai, apakah Anda memunyai masalah dengan Partai? Siapa yang kamu layani?

Aku setengah bersedia dan setengah ragu. Pada saat itu saya berada dalam tahap kebangkitan saya yang pesat ke seluruh dunia, dan saya sudah membenci dan merasa terasing oleh bentuk organisasi Partai, gaya bicara, dan dogma. Di sisi lain, saya belum pernah bertemu orang yang bergabung dengan Partai karena mereka benar-benar mempercayainya.

Dalam dua tahun saya akan keluar mencari pekerjaan, jadi bergabung bukan suatu kerugian, saya juga tidak perlu menganggapnya sebagai beban psikologis yang besar. Dan pada saat itu saya juga menyimpan pemikiran yang agak naif: para intelektual di tahun 1980-an sering mengatakan bahwa cara termudah untuk menurunkan sebuah benteng adalah dari dalam, sehingga sampai pada tingkat tertentu saya benar-benar berpikir bahwa saya akan membawa diri saya ke Partai dengan mulia. misi menentang Partai.

Jadi saya menggali template aplikasi Partai, menyalinnya, dan diterima di Partai. Tapi saya teguh bahwa saya tidak akan bersumpah sumpah masuk. Ada 40 atau 50 anggota Partai baru yang ikut serta dalam upacara sumpah bersama. Pemimpin mengatakan bahwa stasiun TV juga akan datang, dan semua orang akan pergi ke halaman untuk bersumpah dengan sumpah mereka saat direkam. Aku membenci gagasan itu dan menyelinap pergi.

Reformasi Alienasi

Saya ingin mengatasi sentimen naif yang saya miliki, bahwa bergabung dengan Partai memberikan kesempatan untuk mereformasi Partai, atau bahkan menentangnya, dari dalam. Tapi kenyataannya, kejahatan Partai terlalu banyak, tidak ada keinginan untuk berubah, dan sampai hari ini masih berlanjut sepanjang jalan menuju kebinasaan.

Saya juga menyadari bahwa mekanisme bertahan Partai ini bersifat adaptif; itu memiliki esensinya sendiri, dan mereka yang tidak ikut serta pada dasarnya tidak memiliki kesempatan di dalam Partai. Siapa pun yang bisa mencapai peringkat tinggi di Partai baik berasal dari keluarga Partai puncak, atau tahu bagaimana cara menarik senar dan memanipulasi orang, atau rusak, atau berbohong, atau mengemis, atau membunuh.

keluar dari anggota partai komunis tiongkpk
Orang-orang berbaris untuk Pusat Layanan Global untuk Keluar dari PKT berpartisipasi dalam parade Tahun Baru Imlek di Flushing, New York, pada 8 Februari 2014. (Edward Dai / Epoch Times)

Jadi tidak hanya ada kesempatan yang sangat kecil bahwa orang yang tulus dan jujur ​​akan mencapai tingkat tinggi dalam sistem ini, namun dalam prosesnya, untuk menggunakan istilah Marxis, mereka akan “diasingkan.” Pada saat mereka menjadi biro kepala provinsi atau gubernur provinsi, kodrat manusiawi mereka pasti telah sepenuhnya terkorosi oleh sifat Partai.

Jika Anda ingin menjadi elemen dalam sistem, maka segalanya akan berasal dari kediktatoran. Anda akan merasa tidak mungkin tidak terlibat dalam kejahatan dalam perjalanan; Anda tidak akan dapat melarikan diri dengan melindungi sistem negara-partai. Dan bahkan jika Anda tahan dengan semuanya dan menjadi kepala biro atau gubernur provinsi, Anda tetap tidak memiliki kemampuan atau kesempatan untuk mengubah sistem.

Keluar dari Partai

Keinginan saya untuk mundur dari Partai Komunis muncul tidak lama setelah saya bergabung pada tahun 1997. Siapa pun yang memiliki mata untuk melihat akan memperhatikan fenomena berikut di masyarakat: pembongkaran paksa, penyiksaan, penjara hitam, korupsi, gugurnya keadilan, kolusi antara pejabat dan organisasi kejahatan, pemilihan terkendali, pembantaian orang-orang tak berdosa yang disengaja, aborsi paksa, penganiayaan agama, inkuisisi sastra, penegak hukum kekerasan (“chengguan”), polisi rahasia, penyensoran internet, bangunan sampah, susu beracun, vaksin yang terkontaminasi …

Semakin saya mengerti tentang kejahatan yang tak terhitung banyaknya dari kelompok bandit ini, semakin kuat tekad saya untuk menggulingkan pemerintah. Suatu ketika, saat berbicara dan minum dengan Liao Yiwu, saya mengatakan bahwa alasan saya membenci Partai itu estetis dan bukan politis.

Semua yang dilakukan Partai itu sangat buruk – dari laporan Politbiro mereka sampai perilaku pejabat Partai di sekitar meja perjamuan; dari dialektika materialis mereka sampai palu dan bendera sabit mereka; dari siaran-siaran ulang non stop News Simulcast sampai halaman editorial People’s Daily; dari Gala Festival Musim Semi sampai lagu merah dan tarian di plaza umum.

kekejaman partai komunis tiongkok
Sebuah foto dari tanggal 5 Maret 2008, menunjukkan pejabat penegakan hukum Tiongkok, yang dikenal sebagai “chengguan”, dalam tindakan melawan warga sipil. (Sina Weibo)

Semuanya benar-benar menggelikan-berbau darah, mematikan semangat, dan bertindak kasar. Sejak awal, saya menolak untuk bergabung dalam hampir semua acara mobilisasi Partai. Meskipun tubuhku berada di dalam bandit, rohku telah lama memberontak.

Pada tahun 2003 ketika saya menjadi seorang profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok (CUPL), saya pikir kesempatan saya akhirnya tiba. Peking University memberi tahu saya bahwa saya perlu mengajukan permintaan untuk mentransfer afiliasi Partai saya. Saya menolak untuk melakukannya dan berhenti membayar iuran Partai.

Saya pikir ini akan cukup untuk memotong hubungan Partai. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa setahun kemudian, cabang Partai di CUPL akan mencari saya untuk meminta iuran Partai. Saya bertanya kepada mereka: bukankah saya sudah meninggalkan organisasi Partai? Wanita itu berkata: Bagaimana bisa begitu? Organisasi melanjutkan keanggotaan Anda, jadi datanglah sekarang dan bayar iuran partai Anda.

bangunan hunian di tiongkok
Bangunan hunian yang ambruk di kota Fenghua, Provinsi Zhejiang, pada 4 April 2014. (ChinaFotoPress via Getty Images)

Saya terkejut. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan membayar. Wanita muda itu tidak mengerti apa yang saya bicarakan. Saya menjelaskan lagi, “Katakan kepada atasan Anda bahwa saya tidak membayar iuran Partai. Saya belum menghadiri acara Party ‘organization life’ selama bertahun-tahun. Ini adalah bagaimana saya ingin keluar dari Partai.” Tapi itu tidak berhasil. Mereka mulai mengurangi iuran Partai dari gaji saya.

‘Anda adalah anggota partai komunis’

Dimulai pada tahun 2003, saya terlibat dalam undang-undang hak asasi manusia secara penuh waktu: ada insiden Sun Zhigang, yang membentuk Inisiatif Konstitusi Terbuka, kasus Chen Guangcheng, Gao Zhisheng, Hu Jia, membela Falun Gong, yang menuntut tenaga buruh anak-anak bekerja di tempat pembakaran batu bata, susu bubuk beracun, berpartisipasi dalam pemilihan Asosiasi Bar Beijing, Piagam 08, insiden 314 Tibet pada tahun 2008, peringatan pembantaian 4 Juni dengan intelektual Beijing pada tahun 2009, kasus Tiga Warga Fujian pada tahun 2010, Revolusi Jasmine tahun 2011, Gerakan Warga Baru pada tahun 2012, sebuah pidato di Hong Kong pada tahun 2014, dan banyak lagi.

kekejaman partai komunis tiongkok
Lebih dari 1.500 praktisi Falun Gong dari lebih 30 negara mengadakan nyala lilin di depan Konsulat Tiongkok di San Francisco pada 22 Oktober 2016, bagi mereka yang telah meninggal selama penganiayaan di Tiongkok. Teng Biao membela praktisi Falun Gong yang telah ditangkap di Tiongkok. (Benjamin Chasteen / Epoch Times)

Apa pun yang membuat Partai marah, saya suka terlibat. Partai Komunis juga terus melakukan tawar-menawar: saya diblokir di media, kelas-kelas saya saya ditangguhkan, dipenjara, telah membatalkan undang-undang saya, telah menyita paspor saya, dikeluarkan dari CUPL, diculik, hilang, disiksa, dan melihat anggota keluarga saya diperlakukan bersalah karena tindakan saya. Perjalanan saya di jalan untuk menjadi anti partai “reaksioner” tidak terjadi dalam satu atau dua hari.

Email yang meminta kehadiran saya untuk mendiskusikan pengunduran diri sukarela dari Partai yang saya terima belum lama ini merupakan pengingat: Saya pernah memiliki hubungan yang tidak senonoh dengan Pihak tersebut.

aktivis pembela HAM
Sebuah gambar bertanggal 28 Maret 2005, menunjukkan aktivis buta Chen Guangcheng (kanan) bersama istri dan anaknya Chen Kerui di luar rumah di desa Dondshigu, provinsi Shandong, Tiongkok timur laut. Teng Biao membantu menjadi penasihat Chen. (STR / AFP / Getty Images)

Inilah bagaimana saya memahami hubungan yang tepat dengan anggota Partai dan anggota Partai: Anggota partai memiliki hak untuk memilih dalam pemilihan langsung untuk sekretaris dan sekretaris umum di setiap tingkat; mereka harus tahu bagaimana iuran partai mereka dibelanjakan, atau jika iurannya telah digelapkan; Tujuan sebuah partai adalah merebut kekuasaan politik, tapi ini harus dilakukan melalui pemilihan yang kompetitif dengan partai politik lainnya, bukan dengan mengunci anggota partai politik yang bersaing – cara menang seperti itu terlalu tak tahu malu.

Sekarang saya bertanya-tanya apakah pernah ada anggota PKT yang memiliki hubungan normal dengan ini, partai politik terbesar di bumi.

Email PKT kepada saya juga datang pada saat mereka baru saja melakukan penangkapan massal terhadap pengacara pada tanggal 9 Juli 2015.

Gao Zhisheng saat wawancara di kantornya di Beijing dalam foto arsip ini. (Verna Yu / AFP / Getty Images)

Meskipun sedikit tidak lucu, hal itu membuatku teringat lelucon: Orang tua yang naik bus melihat seorang wanita hamil berdiri dan menawarinya tempat duduknya. Dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, lalu bertanya, “Anda anggota Partai Komunis, kan ?!” Orang tua itu bingung dan menjawab: “Siapa anggota Partai? Anda anggota Partai! Seluruh keluargamu adalah anggota Partai! “

Saya sangat tertarik dengan bagaimana sebenarnya anggota Partai Komunis menafsirkan lelucon ini. Beginilah saya memahaminya: Partai tidak berubah, namun sikap orang terhadapnya telah berubah. Mereka tidak lagi tertarik. Geng yang telah menimbulkan banyak revolusi dengan menggunakan orang-orang kini sedang menghadapi digulingkan oleh rakyat.

Di masa lalu, orang bergabung dengan Partai karena kepercayaan mereka terhadap ideologi komunis. Meskipun hal itu menyebabkan kegilaan ideologis dan barbarisme, namun tetap mempertahankan beberapa bentuk kohesi. Tapi sekarang, orang bergabung dengan Partai untuk mendapatkan kekuasaan, kekayaan, seks, atau pekerjaan yang lebih baik – bahkan kohesi yang pernah diadakan bersama, tidak lebih.

Kekuatan internet dan pasar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman umum masyarakat Tiongkok setiap hari, serta meningkatkan konflik antara pejabat dan masyarakat. Selain itu adalah proses global untuk meningkatkan demokrasi dan kebebasan. Semua ini mengerahkan kekuatan sentrifugal pada PKT.

Esai ini berfungsi sebagai pengangkatan diri saya sendiri dari mantra sihir Partai, dan penolakan penuh saya terhadap organisasi Partai Komunis. Saya pernah menjadi anggota geng jahat ini, dan saya secara proaktif, dan kemudian secara pasif, membayar iuran partai untuk mendukung mereka melakukan kejahatan. Ini adalah noda yang saya bawa, dan yang akan saya bersihkan dari sekarang hingga memasuki masa depan.

Tentu saja, saya menempatkan masalah ini dalam istilah yang paling mencolok – bertahun-tahun sekarang saya sudah melakukan banyak hal untuk menentang Partai. Ketika wartawan Hong Kong Jiang Xun dituduh sebagai anggota Partai Komunis, Jiang menuntut dan diberi kompensasi 850.000 yuan (US $ 128.000).

Jika ada yang memanggil saya anggota Partai Komunis sekarang, walaupun saya tidak akan menuntut mereka, saya akan mengajukan jawaban yang tajam: “Anda adalah anggota Partai Komunis – dan seluruh keluarga Anda adalah anggota Partai Komunis!” (ran)

Teng Biao, seorang penduduk Amerika Serikat, yang baru-baru ini menjadi rekan di Princeton University Institute for Advanced Studies. Atas karyanya sebagai pengacara dan aktivis hak asasi manusia di Tiongkok, dia telah menerima penghargaan berikut ini: China Aid’s Religious Freedom and Rule of Law Defender (2012);  China Democracy Education Foundation’s Prize For Outstanding Democracy Activist (bersama Jiang Tianyong, 2011); Human Rights Watch’s Hellman/Hammett (2010); National Endowment for Democracy’s Democracy Award (bersama beberapa aktivis Tiongkok, 2008); dan France’s Human Rights Prize (bersama Mo Shaping dan Li Jingsong, 2007).

ErabaruNews

Investor Amerika Serikat Harapkan Regulasi Reformasi Pajak

0

EpochTimesId – Pasar saham Amerika Serikat (AS) meningkat tajam sejak pemilu tahun lalu. Namun, reformasi perpajakan tidak sesuai dengan harapan, dan lolosnya undang-undang akan memberi dorongan pasar. Demikian dikatakann Direktur Utama Morgan Stanley.

“Jika tidak ada yang dilakukan pada pajak perusahaan, itu akan menjadi kekecewaan besar,” kata James Gorman, CEO perusahaan finansial terkemuka AS.

James Gorman dalam sebuah diskusi panel pada pertemuan tahunan Institute of International Finance (IIF) di Washington mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki tingkat pajak penghasilan tertinggi di antara negara maju. Jika kebijakan pajak perusahaan tidak direvisi, maka itu akan merugikan pasar ekuitas.

Menurut rencana reformasi perpajakan yang diumumkan oleh Pemerintahan Donald Trump, batas atas tarif pajak perusahaan akan dipangkas dari 35 persen menjadi 20 persen. Angka ini di bawah rata-rata pajak perusahaan dunia sebesar 22,5 persen.

Presiden Trump menjanjikan reformasi pajak dan deregulasi. Janji itu telah meningkatkan optimisme bisnis sejak dia terpilih. Kondisi tersebut juga mendorong perusahaan untuk berinvestasi dan mempekerjakan lebih banyak orang di Amerika Serikat. Dunia bisnis dinilai merespon positif usaha yang signifikan dalam deregulasi.

Meski optimisme bisnis meningkat, pasar masih pesimistis dengan kemungkinan RUU reformasi pajak. “Market mendiskontokan reformasi pajak. Jika kita melakukan reformasi pajak, pasar akan memiliki bantuan besar. Kita harus menyelesaikannya. Kita perlu menyederhanakan, kita harus lebih kompetitif, kita perlu memodernisasinya,” kata Laurence Fink, chairman dan CEO BlackRock.

Dia yakin pasar saham AS memiliki kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan pasar ekuitas negara lain. Sebab, kualitas perusahaan AS dinilai lebih baik.

“Jika kita memiliki kebijakan pajak modern yang bagus dengan tarif pajak efektif yang jauh lebih rendah daripada negara lain, Saya pikir pasar ekuitas AS akan diperdagangkan dengan premi lebih besar lagi,” sambungnya.

Nilai saham rata-rata Dow Jones Industrial telah melonjak hampir 25 persen sejak pemilihan presiden. Dow Jones diperdagangkan pada posisi tertinggi sepanjang masa pada tahun 2017.

“AS telah memperoleh nilai Pasar Saham lebih dari 5,2 triliun dolar sejak Pemilu!” Tulis Donald Trump di Twitter pada 16 Oktober.

Menurut James Gorman, fundamental kuat dan earning positif telah mengangkat pasar tahun ini. “Ini bukan kejutan. Perekonomian berjalan lebih baik. Penghasilan lebih baik. Jadi pada kelipatan yang sama, pasar akan lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengatakan sistem pajak yang lebih kompetitif akan menarik lebih banyak investasi di negara ini. Sehingga pada akhirnya akan mendorong naiknya lapangan pekerjaan dan pertumbuhan upah.

“Empat triliun dolar (AS) telah diinvestasikan ke luar negeri. Potongan besar itu apakah mungkin dibawa kembali (ke AS), apakah berpeluang untuk kembali kemari?” kata Dimon pada panel IIF.

Perusahaan lebih memilih untuk menyimpan uang mereka di luar negeri daripada menginvestasikannya kembali di Amerika Serikat di bawah sistem saat ini. Sebab kebijakan pajak saat ini mengenakan pajak penghasilan asing segera setelah mereka dipulangkan.

Rencana reformasi perpajakan tersebut mengusulkan adanya pergeseran dari sistem pajak di seluruh dunia ke sistem pajak teritorial untuk mencegah pajak berganda atas pendapatan luar negeri dan menciptakan lapangan kerja bagi perusahaan Amerika.

“Membangun pabrik di sini versus membangun pabrik di wilayah yurisdiksi 15 persen adalah selisih ekuitas sebesar 50 persen,” kata Dimon.

Sistem pajak AS juga menempatkan perusahaan-perusahaan Amerika pada posisi yang kurang menguntungkan di pasar merger dan akuisisi global. Amerika Serikat telah kehilangan hampir 5.000 perusahaan dan $US 510 miliar aset bisnis dalam 12 tahun terakhir, menurut sebuah studi yang dikeluarkan oleh Ernst & Young (EY).

Laporan EY memperkirakan bahwa dengan tarif pajak penghasilan badan sebesar 20 persen, perusahaan AS bisa menjadi perusahaan pengakuisisi bersih dalam merger dan akuisisi lintas batas.

Eksekutif bank juga meminta keberpihakan peraturan perundang-undangan. Meskipun bank-bank AS lebih baik dikapitalisasi hari ini, mereka percaya bahwa memperbaiki Undang-Undang yang mendukung stabilitas keuangan atau Dodd-Frank sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.

“Kita tidak perlu mengulang dan menulis ulang semua peraturan. Kami hanya perlu membuat beberapa perubahan yang masuk akal yang memungkinkan sistem keuangan ini sehebat yang dibutuhkan,” kata Gorman.

Gorman mengatakan masuk akal untuk memiliki mekanisme seperti tes stres dan ulasan berkala untuk menghindari krisis keuangan. “Pertanyaannya adalah, seperti apa ulasan periodik itu? Dalam kasus kami ini adalah 45.000 halaman,” katanya.

Undang-undang Reformasi dan Perlindungan Konsumen seperti Dodd-Frank Wall Street adalah seperangkat peraturan perbankan yang kompleks, yang diundangkan pada tahun 2010 oleh pemerintahan Obama. UU itu dirancang untuk mencegah terulangnya krisis keuangan tahun 2008. Namun, tindakan tersebut menambahkan lapisan kompleksitas pada struktur peraturan keuangan, meningkatkan biaya peraturan, dan mempengaruhi ekonomi secara negatif.

“Tidak ada perusahaan besar yang meminta penulisan ulang Dodd-Frank. Tapi dibutuhkan kalibrasi. Perusahaan menghabiskan miliaran dolar, dan kami tidak melihat manfaat positif bagi pemerintah AS,” timpal Dimon.

Perundang-undangan tersebut, yang bertujuan untuk mengakhiri gagasan ‘terlalu besar untuk gagal’ malah melukai bank kecil, usaha kecil, dan konsumen. Lebih dari 900 bank masyarakat telah bergabung dengan bank lain, atau malah gagal bertahan dalam tiga tahun terakhir. (waa)