Dari Film “Grinding America Down” Melihat Harapan yang Dibawa Trump

Oleh : Gao Tianyun

Film Dokumenter “Grinding America Down 2: Masters of Deceit” yang diproduksi pada 2015, secara mendalam menelanjangi kegiatan perembesan dan subversif oleh komunisme di Amerika Serikat dan bahkan di seluruh dunia.

Curtis Bowers si penulis skenario dan sutradara beserta banyak tokoh konservatif mengatakan bahwa selama beberapa dekade, serangkaian konspirasi komunis telah berhasil dalam berbagai bidang, sehingga menyebabkan bangsa besar ini sedang menuju jalan sesat.

Ada sebuah komentar yang mengatakan, “Segala sesuatu yang diimpikan Karl Marx kala itu sudah berada di depan mata.”; “Amerika Serikat bukannya akan tumbang, tapi sedang tumbang.”

Dalam film tersebut, Bowers mengatakan dengan serius: “Tahun 2016 adalah yang terakhir kalinya dalam hidup saya, mungkin saja dapat memilih seorang presiden dari kelompok konservatif.”

Para ilmuwan juga mengeluarkan himbauan: “Sekarang adalah waktunya bagi kaum akar rumput untuk bersuara lagi.”; “Kita memiliki tanggung jawab religius dan moral untuk mengajukan hak pilih.” Bowers mengatakan kepada anak-anaknya: “Tuhan sedang mendengarkan doa-doa kita.”

Pada 8 November 2016, Donald Trump sang konservatif memenangkan pilpres dan mengejutkan dunia. Prinsip dasar konservatifisme adalah: Menekankan kepercayaan pada Tuhan, pembatasan diri oleh moralitas, mempromosikan kerja keras dan kemandirian, mengutamakan etika keluarga, memperhatikan kebebasan individu, menentang otoritas pemerintah dan sebagainya.

Sejak menjabat, kata-kata dan tindakan Trump selalu konsisten, tidak takut ditentang. Strategi, rancangan undang-undang dan surat keputusan dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Selangkah demi selangkah, benar-benar telah menunjukkan ketegasannya dalam menjaga konsepsi tradisional dan pemenuhan komitmennya terhadap rakyat Amerika, menunjukkan kinerja yang menakjubkan.

Mengembalikan hak-hak pada rakyat untuk menghidupkan kembali ekonomi

Komunisme tidak menghargai kehidupan, menekan kehendak bebas rakyat, menjadikan rakyat sebagai alat untuk menciptakan kekayaan, memaksa mereka untuk menjadi budak kediktatoran.

Komunisme dan sosialisme mempromosikan pemerintahan besar, mengusung pemerintahan totaliter, dengan panji “kesetaraan” dan sistem kesejahteraan sosial untuk memikat orang, dengan sasaran akhir memperbudak rakyat.

Trump sejak pemilihan sampai sukses terpilih, terus menekankan untuk melayani rakyat. Pada 19 September, dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ia mengatakan: “Di Amerika Serikat, rakyat memegang komando. Rakyat memiliki kedaulatan. Saya telah terpilih, bukan untuk berkuasa, melainkan untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat Amerika Serikat.”