EpochTimesId – Seorang pria, Santos Zamora, 32 tahun ditangkap karena membawa senapan, pistol, dan sebuah panci presto dalam mobil. Dia ditangkap ketika sedang mengemudi di dekat Bandara Internasional O’Hare di Chicago, Amerika Serikat.
Zamora awalnya dihentikan polisi karena laju mobil yang dikendarainya melebihi kecepatan maksimal. Polisi melihat sebuah kotak senapan di kursi depan. Zamora bahkan mengatakan kepada polisi bahwa dia juga memiliki pistol di antara kakinya.
Polisi lalu menggeledah seisi mobil dan menemukan sebuah senapan di bagasi, bersama dengan panci presto. Pengemudi itu pun ditangkap tanpa perlawanan. Dua penumpang mobil juga sempat ditahan, namun akhirnya dibebaskan tanpa tuduhan, seperti dikutip NTD.TV dari Daily Mail.
Panci presto sering disalahgunakan sebagai bom rakitan oleh teroris, seperti yang digunakan pada serangan teror di lomba ‘Boston Marathon’ pada tahun 2013. Senapan AR-15 yang ditemukan di bagasi mobil, adalah senapan serbu semi otomatis.
Kakak Zamora, Roberto, mengatakan senjata tersebut sebenarnya akan digunakan untuk kegiatan photography atau pemotretan. Keluarga lain yang ditemui di persidangan Zamora mengatakan kepada wartawan bahwa ini hanya kesalahan pahaman yang besar. Zamora dikatakan datang ke Chicago untuk menemui keponakannya yang masih muda.
Kasus ini sempat diselidiki oleh penyidik anti terorisme. Namun, sisa makanan yang ditemukan pada panci presto membuat para penyidik percaya bahwa dia tidak mencoba menggunakannya sebagai bom rakitan. AKan tetapi, walau Zamora adalah penduduk Wisconsin, penyidik mengemukakan fakta bahwa dia tidak membawa surat ijin berupa Kartu Identitas Pemilik Senjata Illinois.
“Kami sedang pergi ke lapangan tembak. Dia tidak paham dengan hukum di Illinois. Dia tinggal di Wisconsin,” ujar Roberto, sang kakak.
Undang-undang Illinois mewajibkan agar senjata yang sedang dibawa tidak berisi peluru. Senjata harus berada dalam keadaan tidak berfungsi atau tidak dapat digunakan ketika dibawa ke luar negara bagian.
Zamora adalah seorang ayah yang bekerja sebagai seorang desainer grafis. Dia dibebaskan sementara dengan uang jaminan sebesar US$ 5.000. Dia diwajibkan datang kembali pada persidangan lanjutan 13 Oktober 2017.
Menurut National Association Rifle Institute for Legislative Action, senjata api dapat diangkut dari satu negara bagian menuju negara bagian lain, namun tanpa terlihat oleh warga lain. Sebab, begitu senjata api terlihat oleh orang lain, maka undang-undang negara bagian Chicago bisa langsung diterapkan.
“Undang-undang federal tidak membatasi individu untuk membawa senjata api yang diperoleh secara legal di seluruh wilayah negara untuk tujuan yang sah. Kecuali yang secara eksplisit dilarang oleh undang-undang federal, seperti penjahat dan orang yang pernah dihukum; orang-orang di bawah dakwaan untuk melakukan kejahatan; orang ‘cacat mental’ atau mereka yang secara tidak sadar berkomitmen terhadap institusi mental; pengguna narkoba ilegal; alien ilegal dan sebagian besar alien non-imigran; veteran yang tidak dipecat; mereka yang telah meninggalkan kewarganegaraan A.S.; buronan; orang-orang yang dihukum karena pelanggaran ringan atas kekerasan dalam rumah tangga; dan orang-orang yang tunduk pada kekerasan dalam rumah tangga tertentu. Oleh karena itu, tidak ada izin federal yang diperlukan (atau tersedia) ketika senjata api dibawa lintas negara bagian,” jelas National Association Rifle Institute for Legislative Action, dalam keterangan tertulisnya.
Pada sejumlah Negara Bagian yang memiliki peraturan yang membatasi kepemilikan senjata api, aparat keamanan dapat menangkap seseorang yang memiliki senjata api kemudian diinterogasi maksud kepemilikan senjata dan kelengkapan perijinannya. Sah tidaknya kepemilikan senjata api dan penggunaannya, kemudian akan ditentukan dalam sidang pengadilan. (waa)