Home Blog Page 2

Video: Kucing Pahlawan Berlari Keluar dari Pusat Kebugaran untuk Menyelamatkan Sahabat Kucing dari Serangan Anjing Ganas

EtIndonesia. Seekor kucing yang berpikir cepat dan tak kenal takut kini dipuji sebagai pahlawan sejati – dan memang seharusnya begitu.

Kamera keamanan di luar Taurus Academia, sebuah pusat kebugaran di São Paulo, Brasil, menangkap aksi keberanian luar biasa yang kini menjadi viral.

Dalam rekaman tersebut, seekor kucing bernama Docinho berada di luar pusat kebugaran ketika seekor anjing besar tiba-tiba menyerang.

Namun, pertolongan datang lebih cepat dari yang dapat dibayangkan siapa pun — dan dari pahlawan yang paling tidak terduga.

Dalam kemurkaan bulu dan amarah, kucing lain bernama Taurinho menerobos pintu kaca pusat kebugaran dan meloncat ke arah anjing yang menyerang, memaksanya mundur.

Seolah itu belum cukup, Taurinho kembali untuk berjaga di sisi Docinho lalu mengejar anjing itu lagi untuk memastikannya tidak kembali.

Saksikan momen mencengangkan saat kucing pemberani ini bergegas menyelamatkan sahabatnya.

Kecil-kecil cabe rawit.(yn)

Sumber: sunnyskyz.

Penuhi Pasar Premium di Surabaya CV Altera Architectural Aluminium Resmi Beroperasi

0

Surabaya – CV Altera Architectural Aluminium secara resmi membuka operasinya hari ini JUmat (16/5), siap memberikan solusi produk arsitektural berbahan aluminium berkualitas tinggi untuk pasar Surabaya dan sekitarnya. Dengan visi menjadi perusahaan terdepan di industri aluminium, Altera Architectural Aluminium menawarkan produk inovatif dan layanan profesional dalam pemasangan aluminium, didukung oleh tim ahli berpengalaman. 

Produk Unggulan dengan Standar Internasional 

Sebagai dealer resmi dari TOSTEM (brand ternama asal Jepang) dan Aluvista, Altera Architectural Aluminium menghadirkan produk-produk premium seperti: 

– GRANTS Series: Sistem sliding dengan panjang mencapai 4,5 meter, ideal untuk desain modern dan fungsional. 

– SAPPHIRE Series: Desain superslim yang memadukan estetika dan performa tinggi untuk kusen arsitektural. 

Produk-produk ini dikenal dengan teknologi presisi, daya tahan, serta desain minimalis yang sesuai dengan tren arsitektur terkini. 

Komitmen terhadap Kualitas dan Layanan 

Vany, Direktur CV Altera Architectural Aluminium, menyatakan, “Kehadiran Altera adalah langkah strategis kami untuk memenuhi kebutuhan pasar akan solusi arsitektur yang estetis dan berkinerja tinggi. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik, mulai dari konsultasi desain, pengiriman tepat waktu, hingga dukungan teknis.” 

Perusahaan ini juga menargetkan kolaborasi dengan kontraktor, arsitek, dan pelaku industri konstruksi melalui Grand Opening Showroom yang akan digelar dalam waktu dekat. Showroom ini akan menjadi ruang bagi profesional untuk melihat dan merasakan langsung kualitas produk aluminium dari TOSTEM dan Aluvista. 

Dengan pembukaan resmi ini, Altera Architectural Aluminium siap menjadi mitra terpercaya dalam menghadirkan solusi aluminium berkualitas tinggi untuk proyek residensial, komersial, maupun industri di Indonesia. 

Berita Shipping Memberikan Wawasan Tentang Dampak Tarif di Tiongkok

diberlakukan, berita pengiriman pada  April dan Mei mengungkapkan sisi negatif yang signifikan.

oleh Milton Ezrati

Tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump telah dipublikasikan secara luas sehingga dampak awalnya justru berlawanan dengan yang diharapkan. Dimulai pada kuartal keempat tahun 2024, para importir Amerika berusaha mengantisipasi tarif tersebut dengan melakukan pemesanan besar-besaran di Tiongkok untuk mengamankan persediaan murah sebelum biaya naik akibat tarif. Impor barang-barang buatan Tiongkok pun melonjak.

Kini, setelah tarif diberlakukan, pesanan menurun secara drastis, karena para pembeli sudah memiliki persediaan besar dari pembelian sebelumnya, karena biaya kini lebih tinggi, dan karena harapan akan adanya penurunan tarif di masa depan mendorong pembeli Amerika untuk menunda pembelian selama mungkin guna menghindari tarif tinggi saat ini. Meskipun statistik resmi untuk periode terbaru ini belum tersedia, berita pengiriman sudah menceritakan situasinya.

Dari November 2024 hingga Maret, impor dari Tiongkok mengalami perjalanan yang liar. Tidak ada yang tahu pasti di mana semua tarif itu akan diberlakukan atau seberapa tinggi Gedung Putih akan menetapkannya, tetapi semua orang tahu bahwa hal itu akan meningkatkan biaya di masa depan, terutama di Tiongkok, yang menjadi target khusus dari upaya Trump.

Orang Amerika yang mengambil barang dari Tiongkok memesan dalam jumlah besar untuk mengamankan persediaan yang besar sebelum tarif menaikkan harga barang-barang buatan Tiongkok. Arus ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat melonjak hampir 11 persen antara November 2024 dan Januari 2025. Karena impor dihitung sebagai angka negatif dalam perhitungan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat, arus besar ini saja sudah cukup untuk menyeret turun pertumbuhan riil kuartal pertama, meskipun hanya sebesar 0,3 persen.

Namun kini, dengan diberlakukannya tarif, seperti kata pepatah, “mendapatkan barang di Tiongkok” tidak lagi semudah sebelumnya. Buyer Amerika telah memangkas pesanan secara drastis. Tidak hanya karena mereka tidak ingin membayar tarif yang berdasarkan perjanjian terakhir dikurangi dari 145 persen yang semula direncanakan—meskipun masih tinggi dibandingkan standar sebelumnya—tetapi juga karena persediaan yang menumpuk selama beberapa bulan terakhir telah memenuhi gudang. Lebih dari itu, pembicaraan tentang pengurangan tarif bersama di masa depan juga membuat pembeli menunda pembelian saat ini.

Meskipun angka resmi impor-ekspor untuk periode terbaru ini belum tersedia, informasi dan komentar dari sektor pengiriman telah menggambarkan kisah tentang pengurangan ini. Pelabuhan Long Beach, California, yang menjadi pintu masuk banyak produk Tiongkok ke Amerika Serikat, melaporkan penurunan 30 persen dalam kedatangan kontainer hanya dalam beberapa minggu terakhir. Operator kontainer besar juga mengonfirmasi angka 30 persen tersebut dalam laporan pengiriman trans-Pasifik ke arah timur mereka.

Meskipun hanya sedikit operator yang telah memotong jadwal pengiriman sejauh ini, banyak yang telah mengumumkan penggunaan kapal yang lebih kecil. Operator yang lebih kecil bahkan sudah mengurangi perjalanan, membatalkan sekitar 24 perjalanan dari Tiongkok ke Pantai Barat Amerika Serikat hanya dalam beberapa hari pertama pada Mei. 

Pemesanan dari Asia Tenggara mengalami peningkatan, sebagian besar dari operasi milik Tiongkok di negara-negara tersebut, tetapi ini belum mampu menutupi kekurangan akibat penurunan pengiriman langsung dari Tiongkok.

Sebagai tanda lain dari tekanan tarif, platform e-commerce Tiongkok mengalami peningkatan aktivitas. Operator-operator ini mengirimkan produk Tiongkok langsung ke pembeli di Amerika Serikat dan tempat lain, dan dengan menjaga setiap pengiriman tetap kecil, mereka dapat menghindari tarif baru yang harus dibayar oleh pesaing komersial mereka yang lebih besar.

Pengiriman di bawah $800, misalnya, dikenakan tarif 120 persen atau biaya tetap $100 per item. Ini merupakan beban yang berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih lebih rendah daripada 145 persen untuk pengiriman yang lebih besar. Tarif untuk pengiriman kecil dijadwalkan naik setelah 1 Juni, tetapi kenaikan itu telah ditunda.  Untuk saat ini, ini menjadi alternatif yang menarik, dan platform-platform tersebut pun mengalami peningkatan bisnis. Mereka bahkan telah mengembangkan aplikasi untuk membagi pengiriman menjadi jumlah yang lebih kecil sehingga pembeli dan penjual tetap dapat memanfaatkan yang disebut pengecualian paket kecil.

Untuk saat ini, trik semacam itu dan persediaan besar yang dibangun sebelumnya dapat membantu para pembeli Amerika dari produk Tiongkok bertahan. Namun, waktunya semakin sempit untuk strategi semacam itu. 

Agar pengecer Amerika dapat memenuhi musim belanja kembali ke sekolah dan liburan, importir harus melakukan pemesanan paling lambat Juni agar barang mereka dapat dikirim selama musim pengiriman musim panas yang sibuk secara musiman. 

Mereka bisa berharap negosiasi antara Washington dan Beijing dapat segera menurunkan tarif, atau mereka harus mencari sumber dari luar Tiongkok. Dan, mereka harus bertindak cepat. Bagaimanapun juga, ekonomi Tiongkok menghadapi hari-hari perhitungan.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah opini penulis dan tidak selalu mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Zelenskyy Kecewa, Tiga Presiden Absen dalam Perundingan Rusia-Ukraina di Turki

EtIndonesia. Pada Kamis (15/5), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berangkat menuju Turki. Namun, berdasarkan daftar delegasi terbaru yang dirilis oleh Rusia, Presiden Vladimir Putin tidak termasuk di dalamnya. Padahal, Zelenskyy sebelumnya telah menyatakan bahwa dia hanya bersedia berdialog langsung dengan Putin.

Ketidakhadiran tiga presiden — Putin, Zelenskyy, dan Presiden AS, Donald Trump — dalam perundingan damai Rusia-Ukraina di Istanbul menimbulkan ketegangan dan kekecewaan dari berbagai pihak, terutama dari pihak Ukraina.

Harapan Tinggi Pupus: Tiga Pemimpin Dunia Absen dari Perundingan di Istanbul

Banyak pihak berharap perundingan damai yang digelar hari ini di Istanbul dapat mempertemukan tiga tokoh utama secara langsung: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat,  Donald Trump.

Namun, laporan berbagai media internasional menyebutkan bahwa meski Zelenskyy telah tiba di Turki, dia justru memilih untuk berada di Ankara, bukan menghadiri pertemuan di Istanbul. Di Ankara, Zelenskyy dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, yang juga tidak berniat hadir ke Istanbul.

Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin — yang justru merupakan pengusul awal perundingan ini — memutuskan untuk tetap berada di Rusia.

Setibanya di Ankara, Zelenskyy langsung berbicara kepada awak media di bandara dan menyampaikan kekecewaannya terhadap Rusia yang tidak mengirimkan Putin secara langsung, melainkan hanya menurunkan “delegasi simbolis” yang dianggapnya tidak cukup representatif untuk perundingan sepenting ini.

Menurut pejabat Ukraina, Zelenskyy akan mempertimbangkan langkah selanjutnya terkait kehadiran dalam pertemuan Istanbul setelah bertemu Erdoğan. Namun, pertemuan dengan Presiden Turki menjadi prioritas utamanya.

Kapan Perundingan Dimulai? Rusia: Rapat Istanbul Diundur ke Sore Hari

Hingga saat ini, waktu pasti dimulainya perundingan damai Rusia-Ukraina belum bisa dipastikan.

Awalnya, pihak Rusia menyatakan bahwa pertemuan akan dimulai pukul 10 pagi waktu setempat. Namun, pernyataan ini langsung dibantah oleh pihak Ukraina yang menyebut belum ada kesepakatan waktu antara kedua belah pihak.

Sementara itu, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa dirinya mempertimbangkan untuk hadir ke Istanbul pada hari Jumat (16/5). 

Dalam konferensi pers di Qatar, Trump mengatakan: “Jika situasinya mendukung, saya akan hadir dalam perundingan Rusia-Ukraina pada hari Jumat.”

Namun, informasi terbaru dari pihak Rusia menyebutkan bahwa perundingan kemungkinan akan dimulai sore hari. Kemudian, pihak Turki pun mengonfirmasi bahwa tanggal dan waktu final pertemuan memang belum ditentukan secara resmi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa atas permintaan Turki, waktu pertemuan diundur ke sore hari. Dia juga menegaskan bahwa delegasi Rusia sudah berada di Istanbul dan siap untuk memulai “pekerjaan serius.”

Hingga pukul 9 pagi waktu setempat, belum ada tanda-tanda dimulainya pertemuan resmi antara Ukraina dan Rusia di Istanbul. Pusat Anti-Disinformasi Ukraina bahkan menuliskan dalam unggahan resminya bahwa jadwal perundingan masih belum dikonfirmasi.

Kremlin Tegaskan: Putin Tidak Akan Hadir di Istanbul

Menurut laporan terbaru dari Reuters pada hari Kamis, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak berencana hadir di Istanbul untuk perundingan damai dengan Ukraina.

Delegasi Rusia sudah tiba lebih dulu di Turki dan sedang menunggu kedatangan delegasi Ukraina. Namun menurut laporan BBC, seluruh delegasi Ukraina saat ini masih berada di Ankara bersama Zelenskyy dan telah melakukan pertemuan dengan Presiden Erdoğan.

Adapun daftar nama anggota delegasi Ukraina hingga saat ini belum diumumkan secara resmi.

Delegasi Rusia Dipimpin Negosiator Berpengalaman, Tapi Tanpa Kehadiran Putin

Putin sebelumnya telah mengusulkan pertemuan langsung antara Rusia dan Ukraina di Turki untuk membahas gencatan senjata dan isu wilayah sengketa — sebagai upaya perdamaian atas konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Dengan dorongan kuat dari Presiden Trump, Zelenskyy pun menyetujui inisiatif perundingan ini. Sejak saat itu, fokus dunia pun tertuju pada kemungkinan Putin akan hadir langsung dalam perundingan tersebut.

Namun pada malam Rabu (14/5), Putin secara resmi merilis daftar delegasi Rusia yang akan hadir, tanpa mencantumkan namanya sendiri.

Delegasi tersebut terdiri dari:

  • Vladimir Medinsky, penasihat presiden (juga hadir dalam perundingan awal 2022),
  • Alexander Fomin, Wakil Menteri Pertahanan,
  • Igor Kostyukov, Kepala Direktorat Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia,
  • Mikhail Galuzin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia.

Putin juga menunjuk beberapa pakar tambahan:

  • Polischuk, Direktur Divisi Kedua urusan negara-negara CIS di Kemenlu Rusia,
  • Shevtsov, Wakil Direktur Departemen Kerja Sama Militer Internasional di Kementerian Pertahanan.

Ini akan menjadi pertemuan langsung pertama antara Rusia dan Ukraina sejak beberapa putaran perundingan tahun 2022 di Belarus dan Turki yang semuanya berakhir tanpa hasil.

Zelenskyy: Hanya Akan Berdialog dengan Putin Langsung

Hingga artikel ini ditulis, Ukraina belum mengumumkan siapa saja anggota delegasi resmi yang akan hadir dalam pertemuan di Istanbul.

Penasihat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, pada Selasa (13/5) menyatakan bahwa Zelenskyy memang telah berangkat ke Turki, namun tidak akan menghadiri perundingan jika Putin tidak hadir langsung. Dia juga menambahkan bahwa Zelenskyy tidak akan berdialog dengan perwakilan Rusia manapun selain Putin.

Pihak Ukraina juga mendesak Presiden Trump untuk ikut hadir dalam perundingan. Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa Trump tidak akan hadir secara langsung, melainkan akan mengutus Menteri Luar Negeri Marco Rubio ke Turki.

Trump mengatakan: “Mereka (delegasi AS) akan menghasilkan sesuatu yang cukup baik. Orang-orang kami akan pergi ke sana. Rubio akan ke sana, bersama sejumlah delegasi lainnya. Kita lihat apakah kita bisa mencapai kesepakatan.”

Sejumlah pejabat AS menyampaikan bahwa ketidakhadiran Putin membuat Trump memutuskan untuk tidak menghadiri perundingan secara langsung. Sebelumnya, utusan khusus AS untuk konflik Rusia-Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan bahwa kehadiran Trump di Istanbul bersyarat pada kehadiran Putin.

Macron: Ukraina Tidak Mampu Merebut Semua Wilayah yang Diduduki Rusia

Reuters juga mengutip pejabat senior AS yang menyebut bahwa Washington berharap Rusia menyetujui kesepakatan gencatan senjata total di darat, laut, dan udara selama 30 hari — dan Ukraina telah setuju untuk mematuhi perjanjian tersebut.

Sementara itu, delegasi Rusia yang “berpengalaman” telah dikirim ke Turki. Menanggapi pernyataan Zelenskyy yang bersikeras hanya ingin bertemu Putin, Wakil Ketua Dewan Federasi Rusia, Konstantin Kosachev, menyindir Zelenskyy seperti sedang bermain sandiwara komedi.

Lingkaran diplomatik Eropa pun skeptis terhadap kehadiran langsung Putin dalam perundingan ini. Kanselir Jerman dan Presiden Prancis telah mengingatkan bahwa jika tidak ada kemajuan dalam pertemuan minggu ini atau jika Rusia masih menolak gencatan senjata, maka Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow.

Di sisi lain, media Rusia melaporkan bahwa Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan: “Orang-orang Ukraina sendiri sangat sadar bahwa mereka tidak akan mampu merebut kembali semua wilayah yang telah direbut Rusia sejak 2014.”

Macron juga menambahkan: “Kita tidak bisa membiarkan Ukraina sendirian. Karena mereka tidak akan bergabung dengan NATO, maka kami mengusulkan pembentukan pasukan penjaga keamanan. Artinya, sekutu-sekutu yang bersedia akan menempatkan pasukan di titik-titik strategis yang jauh dari garis depan untuk menggelar operasi gabungan sebagai bentuk solidaritas kita.” (jhn/yn)

Trump: Tidak Akan Ada Kemajuan Nyata dalam Perundingan Rusia-Ukraina Sebelum Saya Bertemu Putin


EtIndonesia. Perundingan Rusia-Ukraina yang dijadwalkan digelar di Turki pada hari ini, 15 Mei, sejauh ini belum juga dimulai. Presiden Rusia, Vladimir Putin juga telah mengonfirmasi bahwa dia tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, dari tengah kunjungan ke Timur Tengah, Presiden AS, Donald Trump menyampaikan pernyataan mengejutkan kepada wartawan di dalam Air Force One.

“Sebelum saya dan Putin bertemu, tidak akan ada yang benar-benar terjadi,” katanya.

Trump Tegaskan: Tanpa Pertemuan Saya dengan Putin, Tidak Akan Ada Kemajuan

Dalam laporan Reuters yang dirilis pada 15 Mei, Presiden Trump menyampaikan bahwa perundingan antara Rusia dan Ukraina tidak akan mencapai kemajuan apa pun sebelum dirinya bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Kalau saya tidak hadir, dia (Putin) juga tidak akan datang. Dan menurut saya, suka atau tidak suka, selama hubungan saya dengannya baik, maka tak akan ada hal signifikan yang terjadi. Tapi kita tetap harus menyelesaikan masalah ini, karena sudah terlalu banyak nyawa yang hilang,” ucap Trump kepada wartawan.

Namun, Trump tidak menyebutkan kapan atau di mana dia akan bertemu dengan Putin.

Hari Kamis (15/5) waktu setempat, Trump telah tiba di Dubai, menjadi destinasi ketiga dalam rangkaian kunjungan resminya ke Timur Tengah.

Trump Kirim Menlu Rubio ke Istanbul, Dirinya Masih Pertimbangkan Hadir

Sehari sebelumnya (14 Mei), Trump mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS,  Marco Rubio akan mewakili Amerika Serikat dalam pertemuan Rusia-Ukraina di Istanbul pada hari ini. Saat mengunjungi Qatar kemarin, Trump juga sempat mengisyaratkan bahwa dia masih mempertimbangkan untuk datang langsung ke Istanbul.

“Jika memang ada perkembangan penting, saya akan hadir pada hari Jumat, jika memang dirasa cocok,” ujar Trump.

Kremlin: Putin Tidak Akan Hadir, Jadwal Pertemuan Masih Belum Jelas

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak berencana hadir dalam perundingan damai dengan Ukraina di Istanbul.

Saat ini, delegasi Rusia telah tiba di Turki, dan tengah bersiap untuk melakukan pertemuan dengan pihak Ukraina. Peskov menyatakan bahwa delegasi Ukraina belum tiba di Istanbul.

Menurut laporan BBC, seluruh delegasi Ukraina masih berada di Ankara, ibu kota Turki, dan telah melakukan pertemuan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan bersama Presiden Zelenskyy. Sampai saat ini, daftar nama anggota delegasi Ukraina belum diumumkan secara resmi.

Peskov juga menyatakan bahwa waktu pasti dimulainya pertemuan belum ditentukan, meskipun kantor berita Rusia TASS menyebutkan bahwa pertemuan awalnya dijadwalkan berlangsung pada sore hari.

Media Asing: Menyebutnya “Perundingan Damai” Mungkin Terlalu Optimis

Pada 15 Mei, Presiden Zelenskyy masih berada di Ankara, di mana dia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Erdoğan. Namun, di dalam negeri Ukraina sendiri, harapan terhadap hasil dari pertemuan Istanbul tidak begitu tinggi.

Menurut Stefany Kretz, koresponden internasional dari jaringan berita nasional Denmark DR, tidak ada alasan kuat untuk berharap banyak dari pertemuan hari ini di Istanbul.

Dia menjelaskan bahwa delegasi Rusia yang dikirim ke Istanbul masih terdiri dari tokoh-tokoh yang sama seperti pada perundingan 2022, yang sebelumnya telah mengajukan tuntutan yang tidak bisa diterima oleh Ukraina dan Eropa.

Salah satu syarat yang disebutkan adalah Ukraina harus melakukan demiliterisasi penuh, yang dianggap mustahil dan tidak realistis.

Anna Gaarslev, koresponden Eropa dari DR yang saat ini berada di Istanbul, juga memantau jalannya situasi. Ia menyatakan bahwa hingga kini tidak jelas hasil apa yang akan muncul dari pertemuan yang akan (atau belum tentu) terjadi hari ini.

Anna mengatakan: “Menyebut pertemuan ini sebagai ‘perundingan damai’ mungkin terlalu optimis. Saya tidak yakin bahwa pertemuan ini akan menghasilkan terobosan nyata dalam penyelesaian konflik.” (jhn/yn)

Sekjen NATO: Dalam Dua Pekan, Mungkin Akan Muncul “Jendela Peluang” bagi Konflik Ukraina

EtIndonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita nasional Turki, Anadolu Agency, Sekretaris Jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, menyampaikan pandangan optimis mengenai konflik Rusia-Ukraina. Dia menyebut bahwa dalam 10 hingga 14 hari ke depan, ada kemungkinan muncul sebuah “jendela peluang” untuk mendorong penyelesaian konflik menuju arah yang lebih baik.

Menurut laporan Anadolu, Rutte mengatakan: “Saya yakin, minggu ini dan sekitar 10 hari hingga dua pekan ke depan, ada sebuah peluang nyata — sebuah ‘jendela waktu’ — untuk membawa isu Ukraina ke arah yang lebih positif. Tentunya, ini berada di bawah kepemimpinan Presiden Zelenskyy, namun juga sangat dipengaruhi oleh peran aktif Pemerintah Amerika Serikat. Turki juga akan memainkan peran penting dalam proses ini.”

Rusia Undang Berbagai Pihak ke Istanbul untuk Gelar Perundingan Damai

Sementara itu, menurut laporan dari The Kyiv Independent, Rusia telah mengundang sejumlah pihak untuk hadir di Istanbul, Turki pada 15 Mei guna mengadakan perundingan damai langsung. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy langsung menyatakan kesediaannya untuk hadir, dan mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk melakukan pertemuan tatap muka.

Namun, pihak Kremlin menjaga kerahasiaan siapa saja yang akan hadir hingga malam 14 Mei, saat mereka akhirnya mengumumkan delegasi resmi Rusia. Meski begitu, nama Presiden Putin tidak tercantum dalam daftar tersebut.

Trump Siap Hadir Jika Putin Datang, Tapi Dibatalkan oleh Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa dirinya siap hadir dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut jika Putin juga hadir. Namun, pada tanggal 14 Mei, pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump tidak akan menghadiri pertemuan tersebut.

Saat ini, delegasi Rusia telah tiba di Istanbul dan bersiap untuk melakukan pembicaraan dengan delegasi Ukraina. Namun, dengan ketidakhadiran Putin, masih belum jelas apakah Ukraina akan melanjutkan partisipasi dalam perundingan tersebut.

Zelenskyy: “Saya Tunggu Siapa yang Dikirim Rusia”

Pada 14 Mei, Presiden Zelenskyy menyatakan bahwa dia sedang menunggu siapa yang akan dikirim Rusia sebagai utusan resmi mereka sebelum mengambil keputusan mengenai langkah Ukraina selanjutnya.

“Saya sedang menunggu untuk melihat siapa yang akan dikirim Rusia. Baru setelah itu saya akan memutuskan langkah apa yang akan kami ambil,” ujar Zelenskyy.

Zelenskyy secara tegas menyatakan bahwa dia hanya bersedia bertemu langsung dengan Presiden Putin untuk membahas gencatan senjata tanpa syarat serta pertukaran penuh tawanan perang antara kedua negara.(jhn/yn)

Rekaman Pertama dalam Sejarah: Gempa Dahsyat Magnitudo 8,2 di Myanmar Perlihatkan Pergeseran Permukaan Bumi dalam Sekejap


EtIndonesia. Baru-baru ini, sebuah rekaman video gempa bumi yang sangat mengejutkan muncul ke permukaan dan memperlihatkan secara langsung detik-detik saat gempa besar mengguncang wilayah Sagaing, Myanmar, pada 28 Maret lalu.

Gempa tersebut berkekuatan Magnitudo 8,2, dan telah merenggut lebih dari 5.500 jiwa di Myanmar dan Thailand. Para ahli meyakini bahwa patahan Sagaing (Sagaing Fault) adalah penyebab utama bencana dahsyat ini.

Pergeseran Permukaan Bumi Terekam Jelas dalam CCTV

Yang membuat rekaman ini luar biasa adalah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, kamera pengawas (CCTV) berhasil merekam secara jelas momen terjadinya pergeseran permukaan tanah akibat gempa. Patahan bumi yang biasanya hanya bisa didokumentasikan dalam bentuk jejak atau bekas kerusakan pasca-gempa, kini bisa disaksikan secara langsung dalam proses dinamisnya.

Video tersebut memperlihatkan bagaimana permukaan tanah bergeser secara horizontal — sebuah gambaran yang sangat kuat tentang betapa dahsyatnya kekuatan geologi di balik gempa bumi besar.

Menurut laporan dari situs LiveScience, video ini pertama kali dibagikan di Facebook oleh seorang insinyur asal Singapura bernama Htin Aung. Rekaman tersebut berasal dari kamera pengawas di gerbang sebuah pembangkit listrik tenaga surya di Myanmar.

Video yang Mengguncang Dunia Ilmiah

Dalam video itu, terlihat bahwa seluruh gambar mulai berguncang hebat, lalu tanah di kejauhan mulai bergeser. Tak lama kemudian, retakan besar muncul di jalan masuk pembangkit, menimbulkan pemandangan yang sangat mengerikan.

Profesor Rick Aster, ahli geofisika dari Colorado State University, menyatakan bahwa ini adalah rekaman terbaik yang pernah ada terkait peristiwa pergeseran permukaan akibat gempa bumi besar. 

Dia mengatakan: “Selama ini, setelah terjadi gempa besar, para ilmuwan biasanya datang ke lokasi untuk mencari bekas patahan di permukaan. Tapi kita belum pernah benar-benar melihat bagaimana proses pergeseran itu terjadi secara langsung — hingga sekarang.”

Rekaman yang Akan Mengubah Studi Seismologi

Aster menegaskan bahwa komunitas ilmuwan kebumian akan memberi perhatian sangat besar pada rekaman ini. Jika lokasi persis kamera dan data teknis lainnya bisa dikonfirmasi, maka rekaman ini dapat menjadi bahan studi penting yang membuka wawasan baru dalam dunia seismologi.

“Rekaman ini bisa menjadi titik awal dari studi baru tentang dinamika patahan aktif,” ujarnya.

Para ilmuwan berharap bahwa temuan ini akan membantu memahami lebih baik bagaimana gempa bumi besar memicu pergeseran daratan secara mendadak, sekaligus memberikan informasi penting untuk memperbaiki sistem deteksi dini dan perencanaan mitigasi bencana.(jhn/yn)

Ribuan Warga Desa di Tiongkok Bentrok Dengan Polisi Terkait Relokasi Kapal Nelayan

0

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa pemindahan paksa kapal-kapal nelayan mereka ke desa tetangga akan mengancam mata pencaharian mereka

EtIndonesia. Polisi anti huru hara bentrok dengan warga sebuah desa nelayan di Tiongkok selatan yang memblokir jalan pada  pekan lalu. Tindakan tersebut sebagai bentuk protes perintah negara yang mengharuskan mereka memindahkan kapal-kapal mereka dari tempat perlindungan topan yang telah lama digunakan. Warga khawatir bahwa langkah ini akan mengancam mata pencaharian mereka, menurut kesaksian penduduk setempat.

Protes dimulai pada  6 Mei sore di Desa Guang’ao, Kota Shantou, Provinsi Guangdong, saat hampir 2.000 warga berkumpul di sepanjang jalan utama dekat pelabuhan. Warga menyatakan menentang relokasi paksa kapal-kapal mereka ke tempat perlindungan sementara di desa tetangga, yang mereka anggap tidak aman dan rawan pencurian serta perusakan.

Ketegangan berlangsung hingga 7 Mei dini hari, ketika lebih dari 100 polisi anti huru hara dikerahkan untuk membubarkan massa secara paksa, yang memicu konfrontasi fisik, luka-luka, dan beberapa penangkapan.

Seorang warga setempat, Chen Mingjian, yang menggunakan nama samaran karena takut akan pembalasan dari pemerintah, mengatakan kepada edisi bahasa Tiongkok The Epoch Times bahwa desa tersebut memiliki dua tempat perlindungan topan. Tempat perlindungan yang lebih tua telah secara andal melindungi lebih dari 600 kapal nelayan desa selama bertahun-tahun, mampu menahan topan di atas kategori 10 tanpa merusak kapal—rekam jejak yang telah membuat para nelayan setempat percaya pada tempat tersebut.

Sebaliknya, menurut Chen, tempat perlindungan yang lebih baru, yang dibangun pada tahun 2019, tidak dibangun sesuai dengan rencana yang disetujui. Ia mengatakan bahwa tempat tersebut tidak memiliki perlindungan angin yang memadai, mengandung terumbu tersembunyi, menimbulkan risiko keselamatan yang signifikan, dan tidak dapat menampung semua kapal milik warga desa. Akibatnya, warga telah lama menolak memindahkan kapal mereka dari tempat perlindungan yang lama.

Pada tahun 2024, Komite Desa Guang’ao secara diam-diam menjual tempat perlindungan yang lebih tua tanpa persetujuan publik, kata warga. Setelah penjualan itu, ketika pejabat mencoba memaksa para nelayan setempat untuk memindahkan kapal-kapal mereka, perintah itu disambut dengan perlawanan sengit.

Chen mengatakan warga telah menyampaikan kekhawatiran tentang keselamatan tempat perlindungan yang lebih baru kepada pejabat setempat pada Oktober tahun lalu, tetapi permohonan mereka diabaikan. Komunitas merasa terkejut ketika, pada tanggal 6 Mei, kekuatan besar polisi dikerahkan untuk menegakkan relokasi kapal, yang memicu aksi protes dari warga desa.

Selain kekhawatiran langsung terkait kapal nelayan, Chen mengungkapkan adanya keluhan yang lebih dalam di desa tersebut. Selama dekade terakhir, seluruh tanah kolektif desa yang berada di bawah kendali otoritas lokal telah dijual, namun warga biasa tidak diberi informasi tentang transaksi tersebut dan ke mana hasilnya pergi. Menurut warga desa, pembayaran dividen kepada komunitas yang telah hilang selama puluhan tahun memicu frustrasi yang akhirnya meledak menjadi aksi protes massal.

Setelah tindakan keras minggu lalu, sekelompok kecil warga, termasuk Chen, bertemu dengan pejabat desa dan ketua Partai Komunis tingkat distrik, menuntut penyelesaian masalah tempat perlindungan topan serta transparansi terkait penjualan tanah desa di masa lalu. Meskipun ketua partai berjanji akan menangani kekhawatiran mereka, menurut Chen, tidak ada rencana konkret yang ditawarkan.

Desa Guang’ao, yang memiliki sejarah hampir 300 tahun, merupakan rumah bagi lebih dari 14.000 penduduk dan masih sangat bergantung pada perikanan laut. Sekitar 2.000 warga terlibat dalam operasi lepas pantai, mendukung jaringan industri terkait seperti pengolahan makanan laut, penjualan, logistik, dan perawatan peralatan. Perikanan menyumbang lebih dari 65 persen dari total output ekonomi desa tersebut.

Di pedesaan Tiongkok, pejabat lokal lainnya juga telah dituduh menjual tanah kolektif untuk keuntungan pribadi tanpa memberikan kompensasi yang layak kepada warga desa.

Salah satu contoh profil tinggi terjadi pada tahun 2011 di Wukan, Provinsi Guangdong, di mana warga melakukan protes selama berbulan-bulan setelah pejabat diduga menjual lebih dari 990 hektar tanah desa. Hasil penjualan yang diklaim lebih dari 110 juta dolar AS diyakini telah digelapkan oleh otoritas lokal yang korup. (asr)

Gu Xiaohua dan Olivia Li – The Epoch Times

Iran Beri Kabar Mengejutkan: Siap Menandatangani Kesepakatan Nuklir dengan Trump

EtIndonesia. EPada tanggal 14 Mei, seorang penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran menyatakan kepada NBC News bahwa Iran siap menandatangani kesepakatan nuklir dengan Presiden AS, Donald Trump, dengan syarat tertentu, demi pencabutan penuh sanksi ekonomi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ali Shamkhani, anggota Dewan Penentuan Kebijakan untuk Kepentingan Negara Iran (Expediency Discernment Council). Dia bukan hanya penasihat utama Ayatollah Ali Khamenei dalam bidang politik, militer, dan nuklir, tetapi juga dikenal sebagai salah satu pejabat senior Iran paling terbuka dalam membicarakan negosiasi dengan Amerika Serikat.

Shamkhani menegaskan bahwa Iran bersedia memberikan komitmen tegas untuk tidak memproduksi senjata nuklir, menghancurkan seluruh cadangan uranium yang diperkaya hingga level militer, serta hanya akan memperkaya uranium untuk keperluan sipil pada level rendah. Selain itu, Iran juga siap untuk membuka pintu bagi pengawasan dari inspektur internasional.

Sebagai imbalannya, Iran mengharapkan pencabutan segera terhadap seluruh sanksi ekonomi yang telah membebani negara itu selama bertahun-tahun.

Ketika ditanya apakah Iran bersedia menandatangani kesepakatan tersebut hari ini juga jika semua syarat terpenuhi, Shamkhani menjawab tegas: “Ya.”

Deklarasi Terbuka Terjelas dari Lingkaran Dalam Khamenei

NBC News mencatat bahwa semua keputusan utama terkait keamanan nasional di Iran berada di tangan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan pernyataan Shamkhani dipandang sebagai sinyal paling jelas dan terbuka sejauh ini dari lingkaran dalam Khamenei mengenai keinginan dan kesiapan Iran untuk mencapai kesepakatan baru.

Shamkhani juga menambahkan: “Ini masih memungkinkan. Jika Amerika menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan mereka, kami pasti dapat membangun hubungan yang lebih baik. Hal ini bisa membawa situasi yang lebih baik dalam waktu dekat.”

Trump Ulurkan ‘Ranting Zaitun’ tapi Disambut dengan Skeptisisme

Saat ini Presiden Trump tengah berada dalam kunjungan ke Timur Tengah, dan dalam pidatonya di Arab Saudi, dia menawarkan ‘ranting zaitun’ kepada Iran — sebagai simbol keinginan berdamai. Namun, dia juga memperingatkan bahwa jika Teheran tidak menerima kesepakatan pembatasan program nuklir, maka sanksi ekonomi yang jauh lebih keras akan diberlakukan.

Beberapa jam setelah pidato tersebut, Shamkhani memberikan wawancara eksklusif kepada NBC News, di mana dia menanggapi pernyataan Trump dengan nada skeptis dan penuh kekecewaan.

“Dia menyebutkan ‘ranting zaitun’, tapi kami belum melihatnya. Yang kami lihat hanya kawat berduri penuh duri,” ujar Shamkhani dengan getir. (jhn/yn)

Krisis PKT dan Kekuatan Semu di Tengah Perang Dagang Tiongkok-AS

Partai Komunis Tiongkok akan menghadapi krisis eksistensial seiring berlarutnya perang tarif, sementara ‘keunggulan’ yang dianggap dimilikinya akan terbukti hanyalah ilusi.

Hui Huyu

Seiring melonjaknya tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok—Washington menaikkan tarif hingga 145 persen dan Beijing membalas dengan 125 persen—perang dagang memasuki tahap kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketegangan berisiko tinggi ini bukan semata-mata soal ekonomi; ia menguji ketahanan kedua sistem politik dan memiliki implikasi global yang signifikan.

Menyadari bahwa pemimpin Tiongkok Xi Jinping sedang mempersiapkan Tiongkok untuk menghadapi kebuntuan berkepanjangan—dengan mengandalkan kemampuan rakyat Tiongkok untuk menahan penderitaan lebih lama daripada rakyat Amerika—para analis Barat sering menunjuk pada tiga keunggulan yang dianggap dimiliki oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT): sistem politiknya yang berakar kuat dengan sejarah stabilitas rezim yang panjang; tidak adanya pertikaian internal di tubuh PKT saat ini, yang mengurangi risiko keruntuhan dari dalam; serta pengawasan teknologi tinggi yang merata di seluruh penjuru Tiongkok untuk menekan perbedaan pendapat dan menjaga stabilitas domestik.

Namun, pandangan ini hanya menggores permukaan masyarakat Tiongkok, gagal mengenali dampak signifikan yang sedang dihadapi rezim akibat perang dagang yang berlangsung.

Pertama, bertentangan dengan anggapan tentang rezim yang tak tergoyahkan dan berakar kuat, ‘stabilitas’ PKT adalah ilusi.

Beberapa pengamat Barat berpendapat bahwa sementara Presiden AS Donald Trump harus menghadapi opini publik yang berubah-ubah dan siklus pemilu, Xi memimpin sebuah rezim yang ditempa oleh Mao Zedong dan dibentuk oleh puluhan tahun kontrol terpusat. Menurut logika ini, kemampuan Beijing untuk bertahan menghadapi perang, kelaparan, kekacauan politik, dan guncangan ekonomi telah membuktikan daya tahannya yang unik.

Namun, pandangan ini mengabaikan kebenaran yang krusial: stabilitas PKT selama sekitar 70 tahun terakhir terutama dihasilkan dari ketiadaan tekanan eksternal yang berkelanjutan, bukan dari kekuatan internalnya.

Ketika Revolusi Kebudayaan mendorong Tiongkok ke ambang kehancuran ekonomi pada 1970-an, Amerika Serikat campur tangan—bukan dengan strategi pembendungan, melainkan dengan menormalisasi hubungan dengan Beijing. Dengan mengakui Tiongkok komunis dan mengesampingkan Republik Tiongkok (nama resmi Taiwan), Washington secara efektif memberikan legitimasi global kepada Beijing.

Selama 50 tahun berikutnya, Tiongkok diberi akses murah hati ke pasar terbuka, modal, dan transfer teknologi serta pengetahuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini terbukti menjadi hadiah besar yang memungkinkan PKT tidak hanya memodernisasi negara tersebut, tetapi juga membangun aparatur pengawasan paling canggih yang pernah ada di dunia. Sebaliknya, Korea Utara yang sangat miskin menunjukkan bagaimana isolasi global dan sanksi dapat mencekik negara otoriter.

Kini, untuk pertama kalinya sejak pembukaan Tiongkok oleh Presiden Richard Nixon, Washington berbalik arah. Tarif dan sanksi Trump dirancang untuk melemahkan model ekonomi berbasis ekspor Tiongkok dan memaksa modal serta rantai pasokan asing untuk pindah. Ini akan menjadi tantangan mendasar bagi fondasi kekuasaan PKT. Semakin lama kebuntuan ini berlangsung, semakin terkikis pilar ekonomi dan fiskal yang menopang rezim tersebut, menjadikan keruntuhannya sebagai ancaman nyata dan segera, bukan kemungkinan yang jauh.

Kedua, perpecahan internal semakin dalam di balik tampilan kontrol Xi.

Beberapa pengamat Tiongkok percaya bahwa risiko pertikaian internal dalam PKT saat ini berada di titik terendah sejak era reformasi dan keterbukaan, memberikan keuntungan bagi Xi dalam konfliknya dengan Trump.

Faktanya, pembersihan dalam tubuh PKT bukan lagi rahasia bagi media Barat. Sejak penindakan besar-besaran terhadap Pasukan Roket militer Tiongkok pada akhir 2023, kejatuhan anggota Komisi Militer Pusat Miao Hua tahun lalu, dan penangkapan Wakil Ketua He Weidong baru-baru ini, gejolak internal terus berlanjut. Namun banyak analis Barat melihat pembersihan ini sebagai bagian dari kampanye anti-korupsi baru Xi untuk mengonsolidasikan kontrol absolut.

Namun, mereka yang memiliki wawasan lebih dalam terhadap dinamika internal Partai memiliki pandangan berbeda. Mereka menyarankan bahwa Xi pada awalnya menyingkirkan perwira militer yang dianggap tidak loyal terhadap visinya tentang ‘penyatuan kembali dengan Taiwan melalui kekuatan.’ Namun pada akhir 2024, keadaan berbalik. Pembersihan terhadap loyalis Xi selama Sidang Pleno Ketiga PKT pada Juli 2024 menunjukkan bahwa faksi anti-Xi mulai mendapatkan pijakan.

Mengapa sebagian besar media Barat gagal melaporkan perkembangan penting ini? Karena mereka menjadi kurang peka terhadap politik Tiongkok dan mulai melihat Tiongkok sebagai negara normal setelah berakhirnya Revolusi Kebudayaan, terutama ketika PKT membentuk mekanisme transisi kepemimpinan yang relatif stabil setelah era Deng Xiaoping. Selain itu, propaganda PKT dan operasi front persatuan telah menyusup ke panggung global, secara halus atau langsung membentuk ‘cerita Tiongkok,’ yang sangat mempengaruhi persepsi media Barat.

Ketika Xi telah membongkar model oligarki pasca-Deng demi pemerintahan personalistis, PKT semakin menyerupai rezim yang kacau, paranoid, dan tidak stabil seperti pada era Mao. Dalam lingkungan seperti itu, rezim tersebut sangat tidak siap untuk bertahan menghadapi perang dagang berkepanjangan dengan Amerika Serikat, apalagi menang.

Ketiga, negara pengawasan PKT mulai menunjukkan retakan.

Beberapa analis Barat sering mengagumi negara pengawasan berbasis AI yang merata di Tiongkok, menganggapnya sebagai sistem kontrol domestik paling maju di dunia. Bahkan ada yang menunjuk pada penindasan cepat terhadap protes ‘Kertas Putih’ pada 2022—gerakan yang dipimpin anak muda menentang penguncian COVID-19 yang keras—sebagai bukti ketahanan PKT.

Namun, penilaian ini gagal mengenali retakan yang semakin menganga dalam sistem tersebut. Selama penguncian COVID-19 di Tiongkok, rakyat dikurung di rumah mereka selama berbulan-bulan. Penderitaan mereka—termasuk kekurangan makanan dan akses terbatas ke layanan kesehatan—mengakibatkan kemarahan publik yang meluas dan penurunan kepercayaan yang cepat terhadap PKT.

Meskipun protes ‘Kertas Putih’ dengan cepat ditekan, protes serupa meletus secara spontan di banyak kota—sesuatu yang tidak terbayangkan hanya beberapa tahun lalu. Pembalikan mendadak Xi terhadap kebijakan nol-COVID tak lama kemudian merupakan konsesi tergesa-gesa terhadap tekanan publik yang meningkat.

Selain itu, sumber daya besar yang dibutuhkan untuk mempertahankan aparatur pengawasan ini menjadi beban fiskal yang semakin besar. Ketika pemerintah daerah memangkas gaji dan memberhentikan pegawai negeri, efektivitas sistem kontrol sosial mulai terkikis. Tindakan protes profil tinggi baru-baru ini—seperti spanduk anti-PKT yang digantung di pusat kota Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, yang tidak dilaporkan selama berjam-jam—menunjukkan tidak hanya ketidakpuasan publik tetapi juga meningkatnya rasa pasif dan bahkan perlawanan pasif di dalam aparat negara itu sendiri.

Perang Dagang Trump Akan Membuka Era Baru

 Analis Barat sering melebih-lebihkan kekuatan PKT karena mereka hanya mengamati permukaannya.

Perang dagang Trump bukan hanya pertempuran tarif, tetapi juga serangan langsung terhadap fondasi ekonomi dan politik rezim Tiongkok. Dalam perang dingin baru ini, kunci untuk menjatuhkan PKT adalah dengan terus-menerus mengungkap narasi palsu yang dipropagandakan oleh Beijing dan menyerang jantung sistem otoriternya.

Dunia sedang mendekati titik balik bersejarah—bergerak menjauh dari otoritarianisme PKT dan kembali ke nilai-nilai universal. Saya percaya bahwa perang dagang Trump bisa menjadi awal dari transformasi mendalam ini.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Hui Huyu, mantan instruktur filsafat di Universitas Sains dan Teknologi Xi’an, mengkhususkan diri dalam sejarah, budaya, dan filsafat Tiongkok. Dia adalah kolumnis untuk Epoch Times berbahasa Mandarin, yang meliput topik-topik seperti politik, ekonomi, dan hubungan internasional Tiongkok dan Amerika.

Muncul 4 Gejala Ini? Waspadai Penyusutan Otak! Perbanyak Konsumsi 3 Jenis Makanan Ini untuk Menutrisi dan Menjaga Kesehatan Otak

EtIndonesia. Seiring bertambahnya usia, kesehatan otak menjadi salah satu aspek yang paling perlu diperhatikan. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyusutan otak tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara perlahan melalui serangkaian perubahan halus. Apabila tubuh menunjukkan empat gejala berikut, itu bisa menjadi sinyal awal bahwa otak mulai menyusut, dan perlu mendapat perhatian serius.

1. Penurunan Daya Ingat yang Terlihat Jelas

Gangguan daya ingat jangka pendek merupakan gejala awal yang khas dari penyusutan otak. Penderita kerap:

  • Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali,
  • Lupa janji atau kegiatan yang baru saja dibuat,
  • Menyimpan barang di tempat yang tidak masuk akal, misalnya meletakkan kunci di dalam kulkas.

Berbeda dengan lupa sesekali akibat proses penuaan normal, gangguan memori seperti ini berdampak nyata pada kehidupan sehari-hari, bahkan bisa menyebabkan lupa seketika tentang apa yang baru saja dilakukan.

2. Penurunan Kemampuan Orientasi Ruang

Penyusutan di area otak seperti lobus temporal dan hippocampus bisa menyebabkan disorientasi ruang. Gejalanya meliputi:

  • Tersesat di lingkungan yang biasa dilalui,
  • Sulit menilai jarak dan arah,
  • Kerap salah belok saat menyetir,
  • Bahkan kesulitan menemukan jalan pulang saat jalan-jalan di sekitar rumah.

Sebagian juga mengalami gangguan persepsi ruang visual, seperti salah menilai tinggi anak tangga hingga mudah tersandung.

3. Kemunduran Fungsi Bahasa

Jika pusat bahasa di otak mengalami penyusutan, gejalanya bisa berupa:

  • Penurunan kosakata,
  • Sulit menyusun kalimat dengan lancar,
  • Gangguan dalam memahami bacaan.

Penderita sering mengalami fenomena “kata di ujung lidah”, yaitu tahu apa yang ingin diucapkan tapi tidak bisa menemukan kata yang tepat. Mereka cenderung menggunakan kata-kata umum seperti “itu” atau “barang itu”. Dalam kasus berat, bisa muncul afasia nominal (tidak bisa menyebutkan nama benda umum), urutan kata yang kacau, bahkan menciptakan kata-kata sendiri.

4. Perubahan Emosi dan Kepribadian yang Drastis

Penyusutan di korteks prefrontal (bagian depan otak) menyebabkan ketidakstabilan emosi dan perubahan kepribadian. Contohnya:

  • Orang yang biasanya tenang bisa menjadi mudah marah dan curiga,
  • Muncul kecemasan atau depresi tanpa alasan yang jelas,
  • Menjadi apatis terhadap hobi atau kegiatan favorit,
  • Berperilaku kekanak-kanakan seperti terlalu bergantung pada keluarga atau bercanda tidak pada tempatnya.

Perubahan perilaku ini sering disalahartikan oleh keluarga sebagai “ciri orang tua yang rewel”, padahal bisa jadi merupakan gejala medis serius.

Apa yang Bisa Dilakukan? Konsumsi 3 Jenis Makanan Ini untuk Menutrisi Otak

Untuk membantu memperlambat proses penyusutan otak, para ahli gizi dan neurologi merekomendasikan tiga jenis makanan utama yang terbukti menutrisi otak. Penelitian modern menunjukkan bahwa pola makan yang tepat dapat menghambat penurunan fungsi kognitif.

1. Ikan Laut Dalam (Deep Sea Fish)

Ikan seperti salmon dan sarden kaya akan asam lemak Omega-3, terutama DHA dan EPA, yang bermanfaat untuk:

  • Menjaga kelenturan membran sel saraf,
  • Meningkatkan plastisitas sinaps,
  • Mempertahankan struktur dan fungsi materi putih otak.

Anjuran konsumsi:
2–3 kali seminggu, 100–150 gram per porsi.
Cara memasak terbaik: kukus atau panggang dengan aluminium foil, hindari menggoreng karena panas tinggi dapat merusak nutrisinya.

Tips: Ikan kecil seperti ikan teri (jenis anchovy) memiliki kadar merkuri lebih rendah dan lebih aman untuk dikonsumsi jangka panjang, terutama oleh lansia.

Contoh pengolahan:
Cuci bersih ikan teri, tambahkan garam, sedikit arak masak, daun bawang, jahe, dan kecap asin. Kukus hingga matang — sederhana tapi menyehatkan.

2. Buah Beri Berwarna Gelap (Dark Berries)

Buah seperti blueberry dan blackberry mengandung antosianin, senyawa antioksidan kuat yang:

  • Dapat menembus penghalang darah-otak,
  • Mengurangi penumpukan β-amiloid (zat yang terkait dengan Alzheimer),
  • Meningkatkan skor memori dalam uji kognitif hingga 20% setelah konsumsi selama 12 minggu.

Anjuran konsumsi:
50–80 gram (setengah cangkir) buah beri segar setiap hari.
Alternatif musim dingin: buah beri beku — kandungan antioksidannya masih terjaga hingga 90%.

Tips: Campurkan dengan yogurt tanpa gula untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dan menyeimbangkan mikrobiota usus, yang juga berhubungan dengan kesehatan otak.

Contoh buah lokal yang bisa dimanfaatkan:
Ceri, stroberi, murbei (buah naga hitam), dan blueberry.

3. Kacang dan Biji-bijian (Nuts and Seeds)

Kenari dan biji rami (flaxseed) mengandung asam alfa-linolenat dan vitamin E, kombinasi yang sangat baik untuk:

  • Menangkal stres oksidatif pada sel otak,
  • Menurunkan laju penyusutan volume otak.

Anjuran konsumsi:
30 gram per hari (sekitar segenggam kecil) campuran kacang dan biji.

Cara konsumsi terbaik:

Rendam 6–8 jam untuk mengaktifkan enzim, atau sangrai ringan lalu haluskan dan campurkan ke bubur oat.

Catatan: Untuk kacang Brasil, batasi hanya 1–2 biji per hari karena mengandung selenium dalam dosis tinggi yang bisa berisiko jika berlebihan.

Contoh kacang lokal:

Kacang tanah, wijen, biji labu, dan kenari — tersedia murah dan bergizi tinggi di daerah pedesaan.

Selain Makanan: Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Penyusutan Otak?

Selain mengonsumsi makanan sehat, berikut beberapa langkah penting yang perlu dijalankan untuk menjaga kesehatan otak secara menyeluruh:

  • Tingkatkan kualitas tidur, karena tidur mendalam membantu “membersihkan” otak dari racun.
  • Latih otak dengan belajar hal baru, seperti bahasa asing atau alat musik.
  • Lakukan latihan kognitif secara teratur (puzzle, membaca, menghafal).
  • Kontrol kadar gula darah, karena kadar gula tinggi dapat merusak pembuluh darah mikro di otak.

Catatan penting: Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala gangguan kognitif yang terus memburuk, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter spesialis saraf atau psikiater.(jhn/yn)

Beberapa Kota di Kanada Gelar Upacara Pengibaran Bendera untuk Merayakan “Hari Falun Dafa”

EtIndonesia. Hari Selasa, 13 Mei, diperingati sebagai Hari Falun Dafa Sedunia. Tiga kota di Kanada mengadakan upacara pengibaran bendera secara berturut-turut untuk merayakan momen tersebut. Para pejabat lokal memberikan penghargaan terhadap kontribusi Falun Dafa bagi masyarakat.

“Saya, Lisa, sebagai Wali Kota Orangeville, dengan ini mengumumkan 13 Mei 2025 sebagai Hari Falun Dafa di kota Orangeville,” ujar Wali Kota Orangeville, Lisa Post. 

Beberapa pejabat menyatakan kekagumannya terhadap nilai-nilai yang dianjurkan oleh Falun Dafa, yaitu Sejati, Baik, dan Sabar, serta memuji pengaruh positifnya terhadap komunitas lokal.

Falun Dafa, atau yang juga dikenal dengan sebutan Falun Gong, merupakan sebuah disiplin tradisional Tiongkok yang memadukan latihan meditasi dengan ajaran moral. Berlandaskan pada tiga prinsip utama—Sejati-Baik-Sabar—praktik ini pertama kali diperkenalkan di Tiongkok pada 13 Mei 1992. Kini, Falun Dafa telah dipraktikkan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Praktisi Falun Dafa pada acara pengibaran bendera di Barrie, Ontario, untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada tanggal 1 Mei 2025. NTD / The Epoch Times
Walikota Barrie Alex Nuttall pada acara pengibaran bendera di Barrie, Ontario, untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada tanggal 1 Mei 2025. NTD / The Epoch Times
Anggota parlemen provinsi Ontario, Andrea Khanjin dan Doug Downey mengeluarkan surat untuk memperingati Hari Falun Dafa Sedunia yang ke-33. NTD/The Epoch Times

 “Nilai-nilai universal ini sangat menggema di dalam komunitas kita, dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih harmonis dan damai. Saya memuji komunitas Falun Dafa atas dedikasi jangka panjang mereka dalam pelestarian budaya, peningkatan spiritual, dan penegakan martabat manusia,” ujar anggota Parlemen Provinsi Ontario, Brian Riddell, dalam pidatonya yang dibacakan oleh seorang praktisi Falun Gong.

Perwakilan praktisi Falun Gong, Carolyn Jin, mengatakan:  “Hanya dengan ‘Sejati, Baik, dan Sabar’, dunia ini dapat disembuhkan.”

Praktisi Falun Gong, Laura, menyampaikan:  “Latihan ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan. Ketika saya lebih sering berlatih, saya merasa lebih berenergi dan mampu menghadapi situasi sulit.”

Praktisi Falun Gong, Li, mengatakan:  “Prinsip ‘Sejati, Baik, Sabar’ bisa diterapkan dalam segala hal di kehidupan sehari-hari, sangat membantu. Jika kita mengikutinya, kita akan menjadi lebih baik setiap hari.”

Praktisi Falun Gong, Sharon, berbagi:  “Jika terjadi konflik, saya akan memilih untuk mundur selangkah, menjadi lebih toleran dan penuh kebaikan.”

Walikota Brighton Brian Ostrander pada acara pengibaran bendera di Brighton, Ontario, untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada tanggal 2 Mei 2025. NTD / Epoch Times
Walikota kota Amherstburg, Ontario, Michael Prue (kedua dari kiri) pada acara pengibaran bendera untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada tanggal 6 Mei 2025. NTD / The Epoch Times
Bendera Falun Dafa dikibarkan di Gedung Kota Amherstburg pada tanggal 9 Mei 2022. The Epoch Times
Walikota Cornwall Justin Towndale bersama praktisi Falun Dafa Shizhong Lei dalam acara pengibaran bendera di Cornwall, Ontario, untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada tanggal 13 Mei 2025. NTD / The Epoch Times

Dalam rangka memperingati 33 tahun penyebaran Falun Dafa, lebih dari sepuluh kota dan wilayah lain, termasuk Ottawa dan Toronto di Provinsi Ontario, turut menyampaikan ucapan selamat atas Hari Falun Dafa.

Walikota Cornwall Justin Towndale pada acara pengibaran bendera di Cornwall, Ontario, untuk menandai Hari Falun Dafa Sedunia ke-33 pada 13 Mei 2025. NTD / The Epoch Times

 “Kami akan terus mendukung hak Anda untuk berlatih dan memeluk keyakinan Anda,” ujar Lisa Post, kembali menegaskan. 

Seorang praktisi Falun Gong keturunan Vietnam mengucapkan:  “Selamat ulang tahun kepada Guru!” (hui/asr)

Laporan oleh stasiun berita NTDTV Kanada.

Hujan Es Raksasa Tiba-tiba Turun di Beijing, Mobil di Jalan Terpaksa Berlindung di Bawah Jembatan 

EtIndonesia. Pada 13 Mei 2025 malam, hujan es besar seukuran telur ayam secara tiba-tiba turun di Beijing, menghancurkan banyak mobil. Banyak kendaraan yang sedang melaju di jalan terpaksa berhenti dan berlindung di bawah jembatan untuk menghindari hujan es, menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Malam itu, 13 dari 16 distrik di Beijing (kecuali Miyun, Pinggu, dan Tongzhou) diguyur hujan es besar. Foto-foto yang dibagikan netizen di media sosial menunjukkan bahwa beberapa butiran es sebesar telur, bahkan ada yang sebesar bakpao. 

Seorang warga mengukur berat hujan es dan menemukan bahwa beberapa butir beratnya lebih dari 30 gram.

Netizen terkejut dan berkata, “Ya ampun, hujan es sebesar ini, kalau kena langsung, entah orang atau benda, pasti tidak tahan.”

Video yang beredar di internet menunjukkan bahwa karena hujan es turun secara tiba-tiba, kaca mobil beberapa pengendara di jalan pecah terkena hantaman. Banyak mobil berhenti mendadak di bawah jembatan untuk berlindung, menyebabkan kendaraan di belakang tidak bisa lewat dan terpaksa tetap berada di tempat terbuka, dihantam hujan es.

Mobil-mobil yang terjebak terus-menerus membunyikan klakson karena frustrasi, tetapi kendaraan di depan tidak bisa bergerak, yang mengakibatkan kemacetan parah.

Video lain menunjukkan banyak mobil yang diparkir di pinggir jalan atau di kompleks perumahan di Beijing rusak parah akibat hujan es. Ada mobil yang kacanya berlubang-lubang, ada pula yang seluruh kaca depan dan belakangnya pecah, serta bodi mobil penuh dengan penyok besar dan kecil — menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan hujan es tersebut.

Bukan hanya Beijing, beberapa hari sebelumnya kota Xi’an juga mengalami cuaca ekstrem. Pada 8 Mei, kota Xi’an di provinsi Shaanxi tiba-tiba diguyur hujan es sebesar bola pingpong. Sebuah video memperlihatkan bahwa di Terminal T5 Bandara Xi’an angin kencang bertiup di dalam gedung dan menyebabkan kebocoran air yang cukup parah.

Malam itu, terjadi badai petir hebat di Xi’an. Beberapa warga menangkap gambar benda berbentuk “naga” melayang di udara, bergerak cepat di tengah sambaran petir, disertai suara “raungan naga” yang dalam dan menggema, memicu banyak spekulasi di kalangan netizen. (Hui)

Laporan oleh wartawan Luo Tingting / Editor: Zhu Xinrui

Trump Umumkan Pencabutan Sanksi terhadap Suriah, Forum Investasi di Arab Saudi Bergemuruh

Pada Selasa (13 Mei), Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sedang mengunjungi Timur Tengah, mengumumkan di sebuah forum investasi tingkat tinggi di Arab Saudi bahwa seluruh sanksi terhadap Suriah akan dicabut. Ia juga menyatakan akan memberikan Suriah “sebuah kesempatan untuk menjadi hebat”. Pernyataan ini disambut tepuk tangan meriah di seluruh ruangan. Keputusan tersebut menandai perubahan besar dalam kebijakan Amerika terhadap Suriah.

EtIndonesia. Dalam pidatonya di forum investasi tingkat tinggi di Arab Saudi, Presiden Trump mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah berdiskusi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Trump menekankan bahwa Suriah telah lama menderita akibat perang dan kekerasan. Karena itu, pemerintah AS telah mengambil langkah pertama untuk memulihkan hubungan normal dengan Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.

Ia menambahkan, “Di Arab Saudi, kita telah melihat pencapaian yang luar biasa. Sekarang giliran Suriah untuk menunjukkan potensinya.”

Begitu Trump menyelesaikan pernyataannya, ruangan pun bergemuruh oleh tepuk tangan. Putra Mahkota Salman dan seluruh pejabat yang hadir berdiri memberikan penghormatan.

Selama lebih dari sepuluh tahun perang saudara di Suriah, Amerika Serikat telah memasukkan Suriah ke dalam daftar negara sponsor terorisme sejak 1979, dan memperberat sanksi pada tahun 2004 dan 2011 karena penindasan terhadap gerakan anti-pemerintah oleh rezim Bashar al-Assad. 

Rezim Assad tumbang pada Desember tahun lalu, dan Presiden pemerintahan transisi saat ini, Ahmed al-Sharaa, mengambil alih kepemimpinan. Pemerintah baru Suriah telah lama berharap AS mencabut sanksi.

Pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Sharaa pada Rabu (14 Mei). Ini akan menjadi pertemuan pertama antara Presiden AS dan mantan pemimpin kelompok ekstremis tersebut. Pihak Istana Kepresidenan Suriah telah mengonfirmasi bahwa Sharaa telah merencanakan kunjungan ke Riyadh untuk bertemu Trump.

Sharaa diketahui pernah memimpin cabang dari organisasi ekstremis Al-Qaeda, tetapi memutus hubungan dengannya pada tahun 2016. Kelompok yang pernah ia pimpin, “Hay’at Tahrir al-Sham” (HTS), dibubarkan pada Januari tahun ini. Sebelumnya, HTS ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan PBB.

Dilaporkan bahwa Arab Saudi mendorong kuat pencabutan sanksi AS terhadap Suriah guna membantu pemulihan ekonomi negara itu dan menjaga stabilitas kawasan.

Meskipun AS bersiap untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Suriah, komunitas internasional masih bersikap hati-hati mengenai apakah Suriah di bawah kepemimpinan Sharaa benar-benar mampu mencapai perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com