Home Blog Page 2007

Belasan Informan CIA Dibunuh komunis Tiongkok

0

EpochTimesId – Sedikitnya 18 informan Agensi Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat dilaporkan dibunuh oleh pihak rezim komunis Tiongkok. Mereka dibantai oleh komunis antara 2010 dan 2012 dalam operasi sabotase terhadap program operasi mata-mata Amerika Serikat.

Seperti dikutip oleh Secretchina dari New York Times, Sabtu (20/5/2017) jati diri mereka terungkap diduga karena dua alasan yang masih diperdebatkan. Dua penyebab identitas mereka terungkap kemungkinan karena rezim komunis meretas sistem intelijen CIA atau ada agen CIA yang membelot dan membocorkan data informan.

Para perwira penyidik hingga kini masih berbeda pendapat mengenai kasus mata-mata CIA tersebut. Padahal, pembunuhan itu merusak jaringan yang telah dibangun CIA selama bertahun-tahun.

Pejabat AS yang minta namanya tidak dikorankan mengatakan kepada ‘New York Times’, bahwa satu informan ditembak mati di depan sebuah gedung pemerintahan Partai komunis Tiongkok. Pembunuhan itu dinilai sebagai pesan untuk memberikan ganjaran bagi mereka yang bekerja sama dengan Washington.

Pejabat tersebut menambahkan kegiatan PKT mulai memberangus mata-mata CIA itu terjadi sejak 2010 silam. Ketika itu, agen mata-mata AS memperoleh informasi berkualitas tinggi tentang pemerintah Tiongkok dari sumber-sumber dalam birokrasi, termasuk otoritas PKT yang merasa tidak aman karena korupsi.

Sayangnya, CIA menolak berkomentar saat ditanya tentang laporan New York Times tersebut, Sabtu (20/5/2017).

Laporan terkait mengatakan, bahwa informasi tersebut mulai berhenti pada akhir tahun 2010 disusul dengan hilangnya informan pada awal 2011.

Seiring dengan semakin banyaknya sumber yang terbunuh, Biro Investigasi Federal (FBI) dan CIA mulai melakukan penyelidikan bersama mengenai penerobosan dan kebocoran tersebut. Mereka memeriksa semua operasi yang dijalankan di Beijing dan setiap pegawai Kedutaan Besar AS di negeri Tirai Bambu tersebut.

Investigasi tersebut pada akhirnya dipusatkan pada seorang mantan agen CIA yang bekerja di sebuah divisi yang mengawasi Tiongkok. Namun, tidak ada cukup bukti untuk menangkapnya. Sementara sejumlah penyidik percaya bahwa PKT telah meretas sistem komunikasi rahasia CIA.

Sementara penyidik lainnya berpendapat bahwa penerobosan data intelijen tersebut merupakan hasil dari kecerobohan mata-mata AS, termasuk melakukan perjalanan dengan rute yang sama ke titik pertemuan yang sama atau bertemu sumber di restoran yang ditanami perangkat penyadap.

Laporan tersebut menyebutkan, pada 2013, intelijen AS menyimpulkan operasi komunis untuk mengidentifikasi agen intelijen AS telah berkurang. Kini CIA telah berusaha membangun kembali jaringan mata-matanya di sana. (Jhony/rp)

Billy Boen Bocorkan Strategi Media Sosial Untuk UKM

0
Suasana workshop Pentingnya Sosial Media Untuk UMKM Dalam Meningkatkan Penjualan. (Photo : Humas KemenKop UKM)

EpochTimesId – Pengusaha digital Billy Boen membocorkan strategi media sosial untuk Usaha Kecil dan menengah (UKM) pada workshop bertema Pentingnya Sosial Media Untuk UMKM Dalam Meningkatkan Penjualan. Dia membocorkan strategi tersebut karena adanya perubahan perilaku konsumen dimana 84% konsumen membeli barang karena pengaruh media sosial.

Seknas Jokowi Ajak Lihat Pancasila Secara Ideologis

0
Para Relawan dan Aktivis Seknas Jokowi nonton bareng Film Soekarno. (Photo : Humas Seknas Jokowi)

EpochTimesId – Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (Jokowi) mengajak masyarakat melihat Pancasila secara ideologis. Sebab, banyak kalangan saat ini melihat Pancasila dilihat dari sisi elitis.

Bank Tiongkok Hentikan Dukungan Perbankan Bagi Korea Utara

0
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley (Kanan) berbicara dengan Duta Besar Tiongkok untuk PBB Liu Jieyi, sebelum memberikan suara pada sebuah resolusi yang dirancang AS untuk memperkuat sanksi terhadap Korea Utara, di Markas Besar PBB, di New York, pada 5 Agustus 2017 . (EDUARDO MUNOZ ALVAREZ/ AFP/ Getty Images/ TheEpochTimes)

EpochTimesId – Bank Sentral Tiongkok memerintahkan seluruh bank di negaranya untuk menjalankan sangsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korea Utara. Instruksi tersebut dikeluarkan menyusul rendahnya kepercayaan Internasional bagi Tiongkok dalam membantu menyelesaikan krisis semenanjung Korea.

Kampus Waspadai Upaya Ganti Ideologi

0
Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia berkumpul di Bali. (Photo : Humas Istana)

EpochTimesId – Kalangan kampus diminta mewaspadai gerakan-gerakan yang mengupayakan penggantian ideologi Pancasila. Himbauan tersebut disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Bali, baru-baru ini.

Peringatan Kesaktian Pancasila Untuk Hadapi Perongrong Ideologi

0
Presiden Jokowi pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila. (Photo : Humas DPR)

EpochTimesId – Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sangat dibutuhkan untuk menegaskan komitmen segenap bangsa, Negara, dan rakyat Indonesia terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara. Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan, komitmen tersebut perlu terus diteguhkan karena ujian-ujian terhadap ideologi negara datang terus-menerus.

Sean Gelael Jalani Latihan Bebas Formula1 Malaysia

0
Sean Gelael melaju di bawah guyuran hujan. (Photo : SeanGelael.com)

EpochTimesId – Pebalap muda Indonesia, Sean Gelael berhasil melalui latihan bebas ke-dua-nya dalam ajang balap bergengsi Formula1. Pebalap 20 tahun itu menampilkan laju impresif pada Free Practice Grand Prix Malaysia di Sirkuit Sepang, Malaysia, Jumat (29/9/2017) pekan lalu.

City Bertengger Di Puncak Usai Bekuk Chelsea

0
Laga Chelsea kontra Manchester City. (Photo : Situs Manchester City.)

EpochTimesId – Laga Super Big Match tersaji pada pekan ketujuh Liga Inggris akhir pekan kemarin. Manchester City bentrok dengan Chelsea di stadion Stamford Bridge, Sabtu (30/9/2017).

Rio Haryanto Jajal Balap Mobil Listrik

0

EpochTimes.Id – Usai beristirahat setelah gagal menyelesaikan satu musim balapan Formula1, Rio Haryanto akan segera memiliki tunggangan baru. Pembalap yang sempat malang melintang di Formula2 itu akan menjajal balapan mobil listrik.

Pemuda 24 tahun itu dijadwalkan menjajal mobil Formula E di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Selasa (3/10/2017) mendatang. Tes resmi Formula E dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, yaitu Senin (2/10/2017) hingga Rabu (4/10/2017). Balapan digelar guna menyambut musim keempat Formula E.

“Saya sangat menantikan tes Formula E ini. Saya sudah menonton beberapa balapannya yang sangat menarik di TV. Formula E selalu menyuguhkan kompetisi yang ketat. Tampaknya kejuaraan ini akan terus tumbuh di seluruh dunia, dan akan sangat luar biasa jika Formula E suatu saat nanti menggelar balapan di jalanan Jakarta,” kata Rio dalam keterangan tertulis.

Musim perdana balap mobil listrik Formula E Championship digelar pada 2014. Balapan perdana musim keempat sendiri akan diadakan di Hong Kong, pada 2 Desember 2017.

Founder dan CEO Formula E, Alejandro Agag, mengaku sangat menantikan kiprah Rio menunggangi mobil Formula E. Menurutnya, pebalap asal Solo itu memiliki nama dan wajah yang familiar pada ajang balap “single-seater”.

“Rio memiliki potensi untuk menambahkan namanya ke dalam daftar para pebalap yang fantastis ini di masa depan. Terlebih Indonesia memiliki penggemar dan komunitas motorsport yang tumbuh pesat,” beber Alejandro.

Penggemar olahraga otomotif sepertinya memang sudah menantikan kiprah Rio. Apalagi dia sudah cukup lama absen, setelah menjalani 12 seri balapan bersama Manor Racing Team, pada paruh pertama musim 2016 F1.

Anak dari Indah Pennywati mengisi waktu gantung setirnya dengan bekerja di perusahaan keluarga. Dia bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang Pulp and Paper di Solo, Jawa Tengah. (waa)

Rusia Kirim Pasukan Ke Perbatasan Korea Utara

0
Pelaut-pelaut Rusia (Alexander Aksakov / Getty Images)

Rusia mengirim pasukan ke wilayah yang berbatasan dengan Korea Utara dan Tiongkok. Pasukan Rusia tampak di Bukit Zaozyornaya, dekat pertemuan perbatasan Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia baru-baru ini.

Ditulis oleh Colin Fredericson – EpochTimes Group

Bungkam Faksi Jiang, Xi Jinping Batalkan Program Berita

0
Program berita Phoenix TV.

Media adalah senjata berbahaya dalam rezim yang gemar melakukan penindasan. Media bisa digunakan untuk mendistorsi kebenaran serta menyebarkan informasi palsu, ini adalah suatu bentuk pengendalian pikiran.

Di Tiongkok, propaganda dapat disebarkan lewat kedok media yang terlihat seolah sah dan benar.

Mahasiswi Liu Kuliah Sambil Rawat Nenek

0
Liu Lin merawat neneknya sambil kuliah.

EpochTimesId – Kebanyakan generasi muda yang baru terjun ke masyarakat masih membutuhkan bantuan keuangan dan perhatian orangtua. Maka akan menjadi mustahil jika meminta mereka merawat lansia di sela-sela kesibukannya. Namun, ternyata seorang mahasiswi bernama Liu Lin dari Sichuan, Tiongkok ini bisa melakukannya.

Tablet PCC Reinkarnasi Obat Jantung

0
Deputi Penindakan dan Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari didampingi Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Sulistiyandri Atmoko saat memberikan keterangan di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur (Foto : Asari/Erabaru.net)

EpochTimesId – Puluhan remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara berhalusinasi, berteriak bahkan kejang-kejang. Mereka pun dilarikan di rumah sakit karena mengalami gejala seperti orang gila.

Gunung Agung Ancam Meletus Puluhan Ribu Warga Mengungsi

0
Warga mengungsi dari ancaman letusan Gunung Agung di Karangasem, Bali (Sonny Tumbelaka/AFP/Getty Images/TheEpochTimes)

EpochTimesId – Puluhan ribu warga mengungsi menyusul ancaman meletusnya Gunung Agung di Bali. Data pengungsi yang tercatat oleh Pusdalops BPBD Bali pada Selasa (26/9/2017) pukul 12.00 Wita mencapai 75.673 jiwa. Pengungsi ini tersebar 377 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota di Bali.

Orang Tionghoa Berasal dari Mana?

0

Oleh : Hua Feng

Orang Tionghoa berasal dari mana, siapakah leluhurnya, dari dongeng masa silam yang jauh, dari legenda tiga raja lima kaisar dan dari catatan kitab sejarah, kita mengetahui, orang Tionghoa adalah “anak cucu Yan dan Huang” (raja Yan dan kaisar Huang Di 炎黃子孫), kaisar Kuning yang pernah hidup di wilayah perairan sungai Kuning (Huang He) adalah leluhur suku bangsa Tionghoa.

Namun jawaban ini, dewasa ini mengalami tantangan dari para ilmuwan, sehingga orang Tionghoa sendiri merasa kebingungan  karenanya.

Pada era tahun 30an abad 20, ditemukan “manusia Peking” di Zhou Kou Dian-Beijing yang oleh para ilmuwan dianggap sebagai leluhur umat manusia, maka jadilah seluruh orang Tionghoa keturunan “manusia Peking” tersebut yang 5 sampai 600.000 tahun yang lampau turun dari pohon, berhasil mempelajari berjalan dengan badan tegak dan di saat kelaparan meng-kanibal daging dan otak serta sumsum sesama jenis manusia lainnya.

Untungnya ditemukan lagi bahwa di dalam mata rantai fosil umat manusia zaman kuno Tiongkok, terdapat sebuah missing link yang besar, yakni salah satu masa tidak terdapat fosil manusia.

Jadi “manusia Peking” yang menghebohkan dunia sama sekali tidak memiliki keturunan yang berlangsung hingga sekarang, dengan orang Tionghoa tidak lagi bisa dikait-kaitkan.

Pada 1987, “Weekly News” –AS telah memuat sebuah berita sensasional, ilmuwan meneliti DNA memperoleh sebuah kesimpulan – “Hawa” leluhur umat manusia berada di Afrika dan dipublikasikan: “Kita semua memiliki seorang nenek Afrika yang pernah hidup pada 150.000 tahun yll, dan manusia zaman sekarang semuanya adalah keturunannya.”

Pada cover majalah tersebut  dimuat seseorang yang disebut “Hawa” yang berkulit hitam dan setengah telanjang sedang memberikan sebuah apel kepada Adam yang berkulit hitam pula. Keturunan “Nenek Afrika” tadi setelah keluar dari Afrika, lahirlah kita-kita ini.

Para pakar genetika Tiongkok selanjutnya mengatakan, para leluhur yang berasal dari Afrika, semenjak 40.000 tahun yang silam sesudah memasuki wilayah Tiongkok, jalan – berhenti – berkumpul – terpisah, demikianlah lambat laun dalam perjalanan waktu berubah menjadi berbagai suku bangsa Tionghoa.

Dengan kata lain, orang Tionghoa berkulit kuning zaman sekarang, semuanya merupakan keturunan orang berkulit hitam Afrika yang telah bermetamorfosa, sewaktu mereka di dalam perjalanan nan panjang dari zaman primitif ke peradaban, para cucu-cicit tersebut telah berubah menjadi jenis manusia yang lain.

Dikatakan bahwa asal usul manusia adalah melalui evolusi dari makhluk primata (nenek moyang monyet) telah menimbulkan pro-kontra, orang Tiongkok pun sama saja sulit menerima “nenek Afrika” yang tak jelas juntrungannya.

Sedangkan yang diketahui setiap keluarga dan telah diwariskan turun temurun, sesudah awal penciptaan di mana dunia masih berada dalam keadaan chaos, orang Tionghoa memiliki seorang ibu pertiwi: “Nu Wa 女媧”, yakni seorang dewi yang konon tinggal di gunung Kun Lun (di wilayah barat laut Tiongkok), Ia menggunakan tanah liat (kuning) untuk mencipta melalui membentuk bangsa kulit kuning yang paling dini di wilayah timur, memberikan kepadanya kulit kuning yang tak berubah selamanya dan menetapkan tata susila pernikahan serta memperpanjang jiwa umat manusia, ia adalah dewi leluhur suku bangsa Tionghoa.

Akan tetapi di balik “Nu Wa sang pencipta manusia”, sepertinya samar-samar masih dapat ditelusuri semacam jodoh hulu-nadi yang jauh lebih kuno.

Tiongkok kenapa dinamakan “tanah dewata 神州”, “dinasti langit 天朝” dan kaisar Tiongkok disebut “putera langit 天子” , orang Tionghoa berbicara “bahasa paling awal taman Eden”, 5.000 tahun yang sambung menyambung, dari kaisar bertanya nasib kepada bintang hingga ke rakyat yang percaya Tuhan dan memuja leluhur, dimana-mana ada jejak dewata.

Dibandingkan dengan manusia yang diciptakan dari tanah, asal usul orang Tionghoa sepertinya lebih kuno dan mulia. Namun, aliran sungai sejarah yang begitu panjang, sama halnya orang hanya dapat merindukan “Nu Wa” dari cerita dongeng saja, juga tentang hulu-sumber prasejarah asal-usul orang Tionghoa tersebut, hanya bisa mengandalkan imajinasi dan estimasi untuk menyentuh gambaran yang redup.

Dipikir lebih mendalam, semestinya bukanlah suatu kebetulan, dewasa ini, abad 21, pertunjukan “Shen Yun” yang menggemparkan dunia, dengan musik, tarian dan nyanyian, busana dan layar, corak warna dan lighting yang demikian indah absolut, mempertontonkan kondisi surga dewata dan makhluk tinggi alam semesta, di dalam lingkup awan dan atmosfer yang menentramkan.

Kita dipersilakan menyaksikan dengan mata kepala sendiri asal usul peradaban Tionghoa, masa lampau dan masa depan orang Tionghoa serta dengan riel menyelami tema mendalam seperti “reinkarnasi”, “penyelamatan”, “welas asih”, “suci”.

”Maha pintu surga terbuka lebar pada suatu masa silam yang amat sangat jauh, ada berapa orang datang dan tinggal berapa orang berhasil balik. ”.

Orang Tionghoa berasal dari mana, umat manusia berasal dari mana, bakal kemana? Misteri maha sulit terungkapkan ini, setelah melalui menonton Shen Yun, Anda akan memperoleh inspirasi dan jawabannya. (Epochtimes/Whs)

Artikel ini hanyalah mewakili sudut pandang si penulis.