EpochTimesId – Suku bunga AS memiliki ruang untuk terus meningkat, mengingat kekuatan luar biasa dari ekonomi AS. Presiden Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) yang baru, Richmond Thomas Barkin, mengatakan hal itu pada Senin (7/5/2018) waktu setempat dalam pidato besar pertamanya tentang kebijakan moneter sejak dia ditunjuk.
“Kebijakan moneter masih cukup akomodatif … ketika pengangguran rendah dan inflasi efektif pada target, kita mungkin harus bersikap netral dalam lingkungan itu,” ujar Presiden The Fed, Richmond Thomas Barkin kepada undangan pidato di George Mason University di Fairfax, Virginia.
Dalam pidatonya, Barkin juga mengatakan bahwa bursa kerja yang kuat tidak menghasilkan tekanan upah yang terlalu besar. Sebelumnya seorang eksekutif di perusahaan konsultan global McKinsey & Co, Barkin memperingatkan bahwa rencana pemerintah Trump untuk menaikkan tarif sudah menimbulkan kekhawatiran di kalangan bisnis.
“Kinerja ekonomi saat kami bertahan di sini hari ini sangat kuat: di atas pertumbuhan tren, pengangguran rendah, inflasi pada target,” kata Barkin, meskipun dia menolak berkomentar mengenai berapa kali dia mengharapkan the Fed menaikkan suku bunga tahun ini.
The Fed dengan suara bulat memutuskan untuk menaikkan suku bunga pada bulan Maret, dan saat ini memperkirakan dua kali kenaikan lagi sepanjang tahun ini. Meskipun peningkatan atau kenaikan itu menurut pembuat kebijakan, bisa jadi sebanyak tiga kali lagi.
‘Netral’ mengacu pada suku bunga jangka panjang yang The Fed lihat tingkat bunga saat ini naik ke dan merupakan tingkat di mana suku bunga tidak merangsang atau mengekang kegiatan ekonomi.
The Fed sedikit menaikkan estimasi tingkat ‘netral’ jangka panjang menjadi 2,9 persen pada Maret 2018.
Barkin mengatakan dia berharap bisa membawa perspektif manajemennya ke bank sentral AS dan membumbui komentarnya dengan referensi ke komunitas bisnis, khususnya yang berkaitan dengan ancaman tarif pada perekonomian.
“Tidak jelas apa yang akan diimplementasikan pada akhirnya … tetapi ada masalah kepercayaan bisnis dan orang-orang bisnis yang saya ajak bicara yang hampir gembira di bulan Januari, sekarang gugup. Dan mereka gugup tentang kemana makro-ekonomi itu akan bergerak,” katanya.
Video Rekomendasi :
Barkin mencatat bahwa seberapa jauh suku bunga pada akhirnya meningkat, tergantung pada apakah ada peningkatan dalam produktivitas yang tidak bersemangat. Dia menambahkan bahwa dia percaya kurangnya tekanan inflasi sebagian karena perubahan struktural dalam lanskap ritel, termasuk dampak dari penjual raksasa internet seperti Amazon.
Dia juga mengatakan dirinya masih percaya bahwa periode pengangguran rendah yang berkepanjangan akan menghasilkan peningkatan tekanan inflasi.
Pendahulu Barkin, Jeffrey Lacker, adalah salah satu pendukung kenaikan suku bunga bank sentral AS yang paling dapat diandalkan.
Pertemuan kebijakan The Fed berikutnya adalah pada 12-13 Juni, di mana investor sangat mengharapkan kenaikan suku bunga. (The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh Partai Demokrat berniat menolak pilihannya untuk mengepalai CIA. Menurutnya, Demokrat menolak karena Gina Haspel terlalu berprestasi menanggulangi teror.
“Calon saya yang sangat dihormati untuk Direktur CIA, Gina Haspel, mendapat kecaman karena dia terlalu tangguh terhadap Teroris,” tulis Trump di Twitter, Senin (8/5/2018).
“Pikirkan itu, di masa-masa yang sangat berbahaya ini, kita memiliki orang yang paling berkualitas, seorang wanita, yang diinginkan oleh Demokrat keluar dari nominasi (mundur) karena dia terlalu tangguh menghadapi teror. Menangkan Gina!” Trump melanjutkan.
My highly respected nominee for CIA Director, Gina Haspel, has come under fire because she was too tough on Terrorists. Think of that, in these very dangerous times, we have the most qualified person, a woman, who Democrats want OUT because she is too tough on terror. Win Gina!
Komentar Trump muncul dua hari sebelum sidang konfirmasi pertama bagi Haspel di depan Komite Intelijen Senat. Pada hari Senin, dia diperkirakan akan bertemu dengan tiga anggota Demokrat dari komite. Demokrat diperkirakan akan menanyainya tentang pekerjaan yang dia lakukan di awal tahun 2000 selama perang terhadap teror atau ‘War on Terror’.
Haspel menghadapi kritik karena menjalankan penjara CIA di Thailand, dimana Abd al-Rahim al-Nashiri. Tersangka dalang pemboman USS Cole yang menewaskan 17 orang Amerika, mengalami siksaan ‘waterboarded’ selama tiga kali.
‘Waterboarded’ adalah teknik interogasi yang mensimulasikan pengalaman tenggelam bagi penjahat. Mereka diikat, kepala dibuat menengadah dengan bantal papan yang miring ke bawah di kepala. Kemudian sejumlah besar air dituangkan di atas wajah, agar mengarah pada saluran pernapasan.
Waterboarding berlangsung di penjara yang sama sebelum Haspel tiba di sana pada bulan Oktober 2002. Salah satu tahanan, Abu Zubaydah, dilaporkan disiram air hingga 83 kali dalam satu bulan, menurut The Daily Caller.
Video Rekomendasi :
Ketika Trump mencalonkan Haspel untuk jabatan itu, laporan yang memberatkan muncul tentang masa jabatannya di penjara yang kemudian terbukti salah. ProPublica memimpin dakwaan dengan artikel yang mengklaim bahwa Haspel menikmati penyiksaan terhadap Zubaydah. Judul laporan itu kemudian diperbaiki dengan mengatakan, “Koreksi: Nominator Kepala CIA Trump Tidak Mengawasi Waterboarding Abu Zubaydah.”
Haspel juga terlibat dalam penghancuran 92 videotape interogasi terhadap tahanan al-Qaeda di penjara CIA. Pada bulan April, CIA merilis memo peninjauan disipliner yang ditulis pada tahun 2011 yang membebaskan Haspel dari kesalahan apa pun dalam insiden penghancuran pita.
Haspel saat ini adalah wakil direktur CIA. Selama 33 tahun di biro itu, Dia bertugas di sejumlah pos, termasuk wakil direktur National Clandestine Service dan kepala staf untuk direktur National Clandestine Service.
Senator Diane Feinstein (D-CA), anggota Komite Intelijen, mengatakan pada bulan Maret bahwa dia tidak akan memblokir nominasi Haspel karena dia berhasil dalam perannya sebagai wakil direktur dan memiliki kepercayaan dari agensi tersebut. Feinstein berperan sebagai kepala komite ketika menyelidiki penjara CIA.
Mantan kepala staf administrasi CIA, Jeremy Bash mengatakan kepada NBC bahwa, “Haspel adalah calon direktur CIA yang langka yang harus disenangi kedua belah pihak (partai).”
Haspel juga menerima dukungan dari dewan editor New York Post, The Wall Street Journal, dan The Standar edisi Mingguan.
Jika dikonfirmasi (disetujui) oleh Parlemen, Haspel akan menjadi wanita pertama yang mengepalai CIA. Posisi Direktur CIA kosong setelah Trump menominasikan mantan direktur, Mike Pompeo, untuk menjadi menteri luar negeri. Pompeo dikonfirmasi oleh Parlemen dan mengambil sumpah pada akhir April 2018. (The Epoch Times/waa)
Epochtimes.id- Rambu jalan ke Kedutaan AS di Yerusalem telah dipasang pada Senin (07/05/2018) menjelang pembukaan kedutaan minggu depan, sesuai dengan pengakuan Presiden Donald Trump terhadap kota tersebut sebagai ibu kota Israel.
Melansir dari Reuters, sejumlah pekerja memasang tanda-tanda hitam-putih dalam bahasa Inggris, Ibrani, dan Arab, di sepanjang jalan menuju gedung konsulat AS di Yerusalem Selatan yang akan direnovasi sebagai kedutaan ketika secara resmi dipindahkan dari Tel Aviv pada 14 Mei.
“Ini bukan mimpi. Itu kenyataan. Saya bangga dan pindah untuk menggantungkan pagi ini tanda-tanda jalan baru pertama yang dipersiapkan untuk Kedutaan Besar AS,” cuit Walikota Yerusalem Nir Barkat di akun twitternya.
Trump mengumumkan langkah itu pada Desember lalu dengan mengatakan ia melakukan yang baik terhadap Undang-Undang AS dan janji presiden selam beberapa dekade untuk mendukung penunjukan Israel bahwa Yerusalem sebagai ibukotanya.
Trump mengatakan pemerintahannya memiliki proposal perdamaian dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota sekutu terdekat Amerika telah “merebut Yerusalem, bagian tersulit dari perundingan, di luar meja.”
Telah lama ada tekanan dari politisi pro-Israel di Washington untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem, dan Trump menjadikannya tanda tangan kampanye kampanye 2016.
Keputusan itu populer di kalangan Kristen konservatif dan evangelis yang memilih Trump dan Wakil Presiden Mike Pence, banyak di antaranya mendukung pengakuan politik atas klaim Israel terhadap kota.
(Reuters/Screenshot)
Trump bertindak berdasarkan Undang-Undang 1995 yang mengharuskan Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, tetapi sejak presiden periode selanjutnya — Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama — tak kunjung terwujud.
Pemerintahan Trump telah membiarkan pintu diplomatik terbuka untuk kemungkinan kehadiran Palestina di Yerusalem.
Kekuatan dunia lainnya tidak mengikuti langkah Trump, mengesampingkan salah satu perselisihan paling sengit antara Israel dan Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik keputusan Trump, dan Guatemala mengatakan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada 16 Mei mendatang dua hari setelah langkah Amerika.
Israel merebut Jerusalem Timur dari kontrol Yordania dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Perundingan terakhir pembicaraan damai tentang sebuah negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada tahun 2014.
“Dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pusat pemerintahannya, kami mengakui kenyataan,” kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo selama kunjungan ke Israel pekan lalu.
“Saya juga menekankan, seperti yang dikatakan Presiden Trump pada Desember, batas-batas kedaulatan Israel di Yerusalem tetap tunduk pada perundingan antara pihak-pihak, dan kami tetap berkomitmen untuk mencapai perdamaian abadi dan komprehensif yang menawarkan masa depan yang cerah bagi Israel dan Palestina,” imbuhnya. (asr)
WASHINGTON – Amerika Serikat secara resmi mengeluh kepada Tiongkok setelah warga negara Tiongkok mengarahkan laser-laser pada pesawat militer AS dekat Djibouti dalam beberapa pekan terakhir, Pentagon mengatakan pada 3 Mei, sebuah laporan yang dibantah oleh Tiongkok.
Djibouti, di Semenanjung Afrika, tuan rumah bagi pangkalan militer AS yang menampung sekitar 4.000 personel, termasuk pasukan operasi khusus, dan merupakan landasan peluncuran untuk operasi di Yaman dan Somalia.
Militer AS sedang bergulat dengan laser-laser yang mengarah ke pesawat selama beberapa dekade. Bagaimanapun, tuduhan-tuduhan Pentagon menyoroti keprihatinan Amerika Serikat yang berada di dekat pangkalan militer Tiongkok hanya beberapa kilometer dari pangkalan AS di Djibouti.
Personel Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok menghadiri upacara pembukaan pangkalan militer baru Tiongkok di Djibouti, pada 1 Agustus 2017. (STR / AFP / Getty Images)
“Mereka adalah insiden yang sangat serius … Kita telah secara resmi mengajukan protes pemerintah Tiongkok dan kita telah meminta Tiongkok menyelidiki insiden-insiden ini,” kata juru bicara Pentagon, Dana White, kepada wartawan.
White mengatakan Pentagon yakin laser-laser tersebut telah diarahkan oleh warga negara Tiongkok dan dalam beberapa minggu terakhir ini lebih dari 10 insiden telah terjadi. Niat dari tindakan tersebut belum jelas.
Seorang pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa dalam satu insiden bulan lalu, dua pilot di C-130 menderita cedera mata ringan.
Pejabat tersebut mengatakan dalam beberapa kejadian, laser-laser kelas militer dari pangkalan Tiongkok telah mengarah ke pesawat.
Baik pertahanan Tiongkok maupun kementerian luar negeri mengklaim tuduhan-tuduhan AS tersebut tidak benar.
Djibouti secara strategis terletak di pintu masuk selatan ke Laut Merah pada rute ke Terusan Suez.
Tahun ini, militer AS berusaha melawan Tiongkok, bersama dengan Rusia, di pusat strategi pertahanan nasional yang baru tersebut. (ran)
EpochTimesId – Titik-titik rekahan atau celah pada tanah terus bermunculan di Pulau Big Island, Hawaii, Amerika Serikat. Kemunculan celah tanah yang diikuti muntahan lahar panas itu menyusul letusan dari gunung berapi Kilauea.
Hampir 2.000 orang kini dievakuasi dari lokasi terdampak, hingga Senin (7/5/2018) waktu setempat. Sebelumnya, ratusan orang yang mengungsi sejak akhir pekan lalu diberi kesempatan untuk pulang dan mengambil surat-surat berharga.
Mereka diberi waktu selama 10 jam, sepanjang Senin pagi hingga sore, untuk mempersiapkan diri. Mereka kemungkinan akan menjalani masa-masa pengungsian jangka panjang.
Bahkan, korban yang rumahnya terbakar oleh lahar panas, tidak dapat segera kembali ke rumah walau erupsi berakhir, seperti dikutip The Epoch Times dari Euronews.
Orang-orang itu bergegas ke rumah mereka untuk menyelamatkan barang-barang penting sebelum kembali keluar dari zona bahaya.
Walau celah lava dan ventilasi terbuka terus bermunculan di lereng gunung, tidak ada letusan dan ledakan baru yang dilaporkan.
Sudut tenggara Big Island terkena gempa berkekuatan 6,9 skala richter pada Jumat (4/5/2018). Gunung berapi meletus beberapa kali setelah gempa.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa. Namun, setidaknya 26 rumah dikabarkan hancur dan terbakar oleh lahar panas dan gempa. (The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
Para pejuang generasi kelima rezim Tiongkok, kapal-kapal penjelajah angkatan laut yang canggih, dan kapal-kapal induk yang akan segera diluncurkan lebih mematikan daripada yang seharusnya karena mereka dilengkapi dengan kabel serat optik canggih yang awalnya dibangun untuk Pentagon, menurut seorang perwira intelijen militer AS.
Kisah tentang kabel ini adalah bagian dari cerita yang lebih besar tentang bagaimana teknologi-teknologi militer Amerika berakhir pada militer rezim Tiongkok, sebuah masalah yang pemerintahan Trump sedang berusaha untuk mengatasi dengan sanksi-sanksi dan undang-undang baru.
Teknologi serat optik mentransfer sejumlah besar informasi pada kecepatan yang sangat tinggi. Ini adalah teknologi “penggunaan ganda”, yang digunakan baik di sektor sipil maupun militer.
Untuk penggunaan publik, serat optik membawa data telekomunikasi, seperti komunikasi internet. Untuk militer, serat optik digunakan dalam kapal, jet, dan sistem lain untuk mengirimkan volume data yang tinggi. Dalam pertempuran, kecepatan sistem ini dapat berarti perbedaan antara kemenangan dan kekalahan.
Sebuah kontrak pengembangan telah diberikan oleh Pentagon ke perusahaan milik Jepang yang berbasis di North Carolina, yang dikenal sebagai Sumitomo Electric Lightwave, untuk mengembangkan kabel serat optik generasi berikutnya. Setelah perusahaan tersebut mengembangkan teknologi untuk militer AS tersebut, bagaimanapun, ia mulai menjual serat optik ke perusahaan-perusahaan swasta. Melalui kantornya di Beijing, Sumitomo menjual teknologi ini kepada perusahaan telekomunikasi Tiongkok, ZTE dan Huawei.
ZTE dan Huawei tidak asing dengan kontroversi. ZTE saat ini sedang dijatuhi sanksi, dan Huawei sedang diselidiki karena menjual teknologi-teknologi terlarang ke Iran. Kedua perusahaan tersebut juga memiliki koneksi ke militer Partai Komunis Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Seorang perwira intelijen militer AS berbicara secara anonim mengatakan bahwa tidak lama setelah Sumitomo menjual serat optik yang didanai AS ke ZTE dan Huawei, PLA mendapatkan penyerahannya.
Perwira tersebut mengatakan dia telah mengetahui intelijen yang mengkonfirmasi peralatan militer PLA menggunakan serat optik yang sama yang ditugaskan oleh Pentagon.
“Itu tidak dicuri. Itu untuk tujuan sipil, atau non militer,” katanya. “Di Tiongkok, itu digunakan untuk angkatan laut dan pesawat terbang, seperti jet J-10, kapal-kapal perusak kelas atas, kapal penjelajah, serta untuk kapal-kapal induk yang sedang dikembangkan.
“Sumitomo Electric Lightwave telah menjadi ujung tombak pengembangan serat optik yang sangat canggih untuk digunakan di kapal, serta untuk jet tempur dan pesawat tak berawak.
“Beberapa dari teknologi tersebut secara tidak sengaja telah mengendalikan ZTE dan Huawei.”
Perlombaan Senjata Secara Diam-diam
Ketika ia datang untuk kemajuan-kemajuan dalam peralatan militer, teknologi-teknologi yang mendasari seperti serat optik juga perlu mengimbangi untuk membuat sistem-sistem senjata efektif. Perwira tersebut mencatat bahwa di antara negara-negara, “itu adalah perlombaan konstan” untuk mengikuti perkembangan sistem-sistem seperti jet-jet tempur generasi kelima dan senjata-senjata kapal yang memproses sejumlah besar data. “Jika Anda, sebagai musuh, memiliki akses pada teknologi itu, Anda melihat inspirasi untuk pembangunan.”
“Masalah inti serat optik adalah kemampuan untuk mengirimkan data dengan cepat. Setiap generasi baru mempercepatnya. Semakin cepat Anda dapat mengirimkan, semakin baik,” katanya, dan menambahkan bahwa ada “jarak yang sangat jauh dalam perkembangan” [nilainya] dari perbedaan antara serat optik saat ini dan 30 tahun yang lalu.
Menurut Richard Fisher, rekan senior di International Assessment and Strategy Center, kabel serat optik canggih seperti yang dikembangkan oleh Sumitomo, “akan sangat menarik bagi PLA.”
Untuk memahami signifikansi serat optik terhadap teknologi militer, Fisher mencatat pentingnya memahami sedikit sejarah.
Pada 1970-an, jet tempur pindah ke teknologi “fly by wire”, di mana pilot mengendalikan pesawat melalui sinyal listrik daripada hidraulik. Fisher mengatakan bahwa untuk jet tempur, ini memungkinkan untuk “peningkatan radikal dalam kemampuan manuver.”
Perkembangan selanjutnya adalah dengan pengenalan serat optik, yang disebut sebagai teknologi “fly by light”. Dia mengatakan, “Dibandingkan dengan ‘fly by wire,’ kabel serat optik memungkinkan transmisi data yang jauh lebih cepat dan jauh lebih besar.”
“Radar pesawat tempur modern dan sistem-sistem peperangan elektronik berurusan dengan beban data yang besarnya lebih besar daripada radar dan sistem elektronik pada 1980-an,” kata Fisher. “Kemampuan untuk memindahkan data lebih cepat dapat berarti perbedaan seseorang dalam menghitung solusi tembakan terlebih dahulu dan menembak jatuh orang lain.”
Perwira tersebut telah mengatakan penerapan yang sama berlaku untuk sistem rudal. “Kualitas komunikasi yang cepat dan transmisi data berkecepatan tinggi sangat penting untuk rudal yang efektif, dan rudal anti kapal, dan rudal apa pun yang dapat Anda pikirkan.”
Seorang pilot Tiongkok bertindak atase militer asing memeriksa salah satu jet tempur J-10 rezim Tiongkok di pangkalan angkatan udara Yangcun di Tianjin, Tiongkok, pada 13 April 2010. (FREDERIC J. BROWN / AFP / GETTY IMAGES)
Transfer Teknologi
Menurut memo intelijen yang diperoleh oleh The Epoch Times, teknologi-teknologi Sumitomo tersebut mungkin juga telah ditransfer ke Iran. Ia menyatakan, “Di Iran, produk-produk tersebut berakhir antara Mei 2009 dan Desember 2009 dengan Isfahan Optics Industries, bagian dari operasi pertahanan milik negara.”
Ia mengatakan teknologi-teknologi ini diyakini menjadi “sejumlah besar kabel Drop Service FTTx dan sekitar 30 (atau lebih) dari Type 39 Alignment Splicer.” Memo tersebut mencatat ada “informasi terbatas” pada jumlah yang tepat yang ditransfer.
Dikatakan bahwa produk-produk tersebut telah membuat jalannya sampai ke Iran pertama melalui Malaysia, kemudian melalui Dubai. Ini termasuk analisis yang tidak dikonfirmasi pada empat perusahaan tambahan yang diyakini terlibat dengan perpindahan-perpindahan tersebut ke Iran.
Perwira tersebut telah membuat kejelasan bahwa transaksi sebelumnya Sumitomo dengan ZTE dan Huawei tampaknya tidak ilegal. Namun, dia mengatakan, masalah penggunaan ganda teknologi-teknologi menemukan jalan mereka ke tangan musuh adalah menjadi salah satu yang tidak bisa lagi diabaikan oleh Amerika Serikat.
“Para pemasok, tidak ada yang jahat tentang mereka, mereka tidak mencoba melakukan sesuatu yang buruk,” katanya. Di antara masalahnya adalah setelah teknologi dijual di negara seperti Tiongkok, “para pemasok teknologi tidak tahu bagaimana ia akan digunakan,” karena tidak ada persyaratan bagi perusahaan untuk mengetahui para pengguna akhir mereka.
Dia mencatat beberapa kasus tambahan. Salah satunya melibatkan sebuah perusahaan yang menjual teknologi ke Iran untuk paduan logam khusus bernilai tinggi. Meskipun penggunaan awal teknologi itu jinak, dia berkata, “Hal yang sama persis dapat digunakan untuk membangun komponen yang sama untuk senjata nuklir, ini adalah penggunaan ganda.”
Kasus lain adalah perusahaan baja Shanghai yang memperoleh teknologi-teknologi logam dari perusahaan-perusahaan Barat. Teknologi-teknologi tersebut kemudian digunakan untuk program-program persenjataan PLA.
“Masalahnya di sini adalah, tidak ada pembatasan untuk menggunakan teknologi di lingkungan-lingkungan yang meragukan,” katanya.
“Salah satu penyebab terbesar dalam seluruh skema ini adalah Presiden [Bill] Clinton, karena dia secara bebas mengizinkan Tiongkok mengakses teknologi militer canggih, seperti hulu ledak nuklir W88. Tidak ada batasan.
“[PKT] memperoleh 25 tahun pengembangan dengan mendapatkan teknologi AS secara bebas.”
Mengenai kasus program yang didanai Pentagon yang berakhir di tangan PLA, petugas tersebut mengatakan bahwa kantor Sumitomo di Beijing “setidaknya harus berusaha untuk mengetahui siapa pengguna akhir yang sebenarnya… perusahaan-perusahaan Jepang, perusahaan-perusahaan AS, apa pun, tahu bahwa teknologi transfer dapat digunakan untuk semua hal.”
Dia mengatakan itu adalah masalah umum di Tiongkok bahwa sebuah perusahaan asing yang bekerja di sana melakukannya dengan kesadaran bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan memperoleh teknologi mereka. “Saat Anda memasukkan teknologi ke dalam Tiongkok, ia hilang,” katanya.
Fisher berbagi perspektif yang sama, dengan mengatakan, “Kompleks industri militer Tiongkok terus-menerus menjelajahi bumi demi teknologi-teknologi yang menunjukkan yang terbaik yang tersedia yang dapat diterapkan pada sistem militer yang sedang dikembangkan Tiongkok.
“Huawei dan ZTE adalah cakar-cakar kucing pengais demi kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, dan kita harus memperlakukan mereka seperti itu dalam segala cara.
“Realitas kebijakan-kebijakan penggabungan militer-sipil yang meluas milik Tiongkok berarti bahwa apa pun yang kita jual ke Tiongkok akan dievaluasi untuk eksploitasi militer. … Apa pun yang kita jual ke Tiongkok… harus dievaluasi apakah teknologi itu bisa membunuh pasukan kita.”
Sanksi-sanksi
Selain menggunakan sanksi-sanksi, pemerintahan Trump mengusulkan undang-undang yang akan membuat lebih sulit bagi perusahaan-perusahaan telekomunikasi Tiongkok untuk menjual produk-produk mereka di Amerika Serikat. Usulan tersebut akan melarang pengeluaran uang dari Dana Layanan Universal Federal Communications Commission (FCC) untuk teknologi atau layanan perusahaan-perusahaan yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional bagi jaringan-jaringan komunikasi AS dan rantai-rantai pasokan.
Departemen Perdagangan AS baru-baru ini juga mengumumkan bahwa ZTE telah dilarang selama tujuh tahun membeli komponen-komponen dari produsen AS sebagai hukuman karena telah menjual peralatan telekomunikasi secara ilegal yang menggunakan teknologi Amerika ke Iran dan Korea Utara.
Huawei dapat segera menghadapi sanksi serupa, dan sekarang diduga sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS karena melanggar sanksi-sanksi untuk Iran.
ZTE dan Huawei tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui email.
Sumitomo tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar melalui telepon. (ran)
Epochtimes.id- Pemindaian radar baru telah memberikan bukti konklusif bahwa tidak ada ruang tersembunyi di dalam ruang pemakaman Raja Tutankhamun.
Penelitian ini membawa akhir yang mengecewakan pada tahun-tahun ekspektasi atas prospek tersebut.
Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, Mostafa Waziri kepada Al-Ahram, Minggu (06/04/2018) mengatakan tim Italia melakukan penelitian ekstensif dengan radar penembus tanah yang menunjukkan bahwa makam itu tidak mengandung tembok pembatasan buatan manusia seperti yang diduga sebelumnya.
Francesco Porcelli dari Polytechnic University of Turin mempresentasikan temuan pada konferensi internasional di Kairo.
Pada 2015, ahli Mesir Kuno Nicholas Reeves mengusulkan, setelah analisis pemindaian laser definisi tinggi, bahwa makam Ratu Nefertiti bisa disembunyikan di balik lukisan dinding di ruang pemakaman ibu raja yang terkenal itu.
Penemuan ini memicu perhatian besar dan sejumlah pejabat mendukung teori tersebut tetapi kemudian membatahnya.
Kementerian itu mengatakan dua pemindaian sebelumnya oleh para ilmuwan Jepang dan Amerika telah terbukti tidak meyakinkan, tetapi menegaskan bahwa data radar terbaru yang menembus permukaan tanah ini menutup pada makam yang memiliki rahasia tersembunyi semacam itu.
“Disimpulkan, dengan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi, kata Dr Porcelli, hipotesis mengenai keberadaan ruang tersembunyi atau koridor yang berdekatan dengan makam Tutankhamun tidak didukung oleh data GPR,” katanya dalam pernyataannya.
Kementerian itu secara bertahap memindahkan barang-barang milik Raja Tut ke sebuah museum baru di luar Kairo dekat Piramida Giza untuk menjalani restorasi sebelum dipajang.
Pengalihan barang-barang yang tak ternilai telah menjadi masalah yang sangat sensitif.
Pada tahun 2014 janggut yang melekat pada topeng emas raja Mesir kuno itu secara tidak sengaja terlempar dan dengan cepat disambung kembali dengan senyawa lem epoksi, memicu kegemparan di kalangan arkeolog.
Konferensi Tutankhamun Internasional ke empat di Kairo, yang mana tempat Porcelli mempresentasikan temuan ini dihadiri oleh berbagai ahli Mesir dan arkeolog dari seluruh dunia.
Selama konferensi, Menteri Purbakala Mesir, Khaled al-Anani mengatakan bahwa tahap pertama dari museum baru, termasuk aula Raja Tut, akan selesai pada akhir tahun ini.
Museum ini menampung lebih dari 43.200 lebih artefak termasuk 4.500 milik Raja Tut. Pembukaannya direncanakan pada 2022 silam. (asr)
Pemerintah Jepang baru-baru ini mengumumkan bahwa sedang berusaha meningkatkan jumlah tenaga kerja asing yang direkrut dalam rangka mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja dalam negeri, terutama di industri makanan, konstruksi, dan perawatan medis.
Namun pada saat yang sama, Jepang akan tetap mempertahankan kebijakan yang ketat terhadap pengajuan naturisasi bagi warga asing.
Wall Street Journal melaporkan bahwa juru bicara pemerintah Jepang Yoshihide Suga pekan lalu menyebutkan bahwa mereka akan menyelesaikan rencana kerangka kerja baru untuk perluasan pekerja asing sebelumnya tibanya akhir musim panas.
“Untuk memberikan kepada para tenaga kerja asing dengan tingkat profesionalisme dan keterampilan tertentu kesempatan bekerja di Jepang”, katanya.
Rencana baru akan didasarkan pada program pemagangan asing saat ini, yang memungkinkan para TKA untuk bekerja di Jepang selama tidak lebih dari lima tahun.
Proyek ini telah berhasil mendatangkan ratusan ribu TKA kerah biru untuk bekerja di Jepang, Meraka terutama terlibat dalam pekrjaan pada industri konstruksi, pertanian, dan jasa keperawatan, karena bidang inilah yang paling kekurangan tenaganya.
Tercatat hingga 31 Oktober tahun lalu, sekitar 258.000 orang pekerja kerah biru asing telah bekerja di Jepang, meningkat 22% dibanding dengan tahun sebelumnya (2016). Jumlah total TKA yang bekerja di Jepang sekarang tercatat hampir 1,3 juta orang, terbanyak dalam sejarah Jepang.
Proyek “Pemagangan” disebutkan sebagai upaya pemerintah Jepang memberikan pelatihan bagi para TKA dari negara belum berkembang seperti Filipina dan Vietnam untuk meningkatkan keterampilan kerja, agar mereka dapat membantu pembangunan ekonomi negara mereka setelah kembali ke negara asal.
Pada kenyataannya, proyek ini juga dirancang untuk membantu pengusaha Jepang yang tidak berhasil merekrut tenaga kerja lokal untuk mengisi pos-pos yang mereka butuhkan, salah satu alasan pekerja lokal enggan melamar pekerjaan tersebut karena pendapatannya rendah.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa proyek ini dapat mengakibatkan TKA diminta untuk bekerja melampaui batas waktu atau mendapatkan diskriminasi majikan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, Parlemen Jepang pada bulan Nopember tahun lalu telah mengeluarkan undang-undang untuk menghukum pengusaha yang mengeksploitasi tenaga kerja dan membuat saluran hukum agar pekerja tidak kesulitan dalam mengajukan tuntutan.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berulang kali menegaskan bahwa ia tidak ingin rencana serupa untuk membuka pintu imigrasi ke Jepang bagi para TKA atau tinggal melebihi waktu yang sudah ditentukan.
Namun, ada juga beberapa perusahaan yang mencurangi kebijakan dengan cara merekrut mahasiswa atau pekerja magang untuk mengurangi pengeluaran biaya tenaga kerja. Di Jepang, siswa dapat bekerja hingga 28 jam dalam seminggu.
Media Jepang melaporkan bahwa perekrutan TKA di masa mendatang memungkinkan mereka yang habis masa tugas 5 tahun untuk direkrut kembali setelah lulus tes keterampilan.
Sesuai dengan hukum Jepang, orang asing yang telah tinggal selama 10 tahun di Jepang memiliki hak untuk menjadi penduduk tetap Jepang.
Menurut laporan ‘Nikkei Shimbun’ bahwa untuk mencegah TKA tinggal di Jepang selama 10 tahun berturut-turut, kebijakan Jepang mengharuskan peserta magang pulang ke negara asal mereka sebelum masa magang lima tahun berakhir. Jika mereka kembali ke Jepang, waktu tinggal mereka akan dihitung lagi dari nol. (sinatra/asr)
Epochtimes.id- Kita semua tahu betapa bahayanya merokok bagi dirinya kita semua. Tak perlu berdebat panjang. sadari dan lihatlahlah sendiri bagaimana efeknya.
Melansir dari indiatimes, Merokok meningkatkan peluang Anda terkena kanker paru-paru dengan takluk 23% dan lebih dari 1,5 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang terkait.
Ilustrasi
Penyakit ini diakibatkan penggunaan tembakau dan melemahkan hati Anda yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Namun, ada sekitar ratusan juta hingga milyaran orang di dunia yang merokok.
Jumlah perkok yang tinggi berarti bahwa individu yang termasuk dalam statistik ini berisiko terkena sejumlah penyakit.
Untuk menjelaskan bagaimana merokok yang buruk bagi kesehatan Anda, Amanda Eller, seorang perawat, memposting video tentang apa yang terjadi jika Anda seorang perokok berantai dan itu akan mendorong Anda untuk berhenti merokok.
Dalam video, Anda dapat melihat bahwa paru-paru perokok berwarna hitam, tidak sehat, dan tidak mengembang dengan baik.
Paru-paru non-perokok, di sisi lain, terlihat merah, sehat dan mampu menjalankan fungsinya.
Dampak videonya sedemikian rupa sehingga telah dibagikan lebih dari 15 juta kali!
Anda perlu membuktikannya sendiri untuk melihat apa yang dimaksud:
Para pemimpin dari Jerman dan Prancis, Kanselir Angela Merkel dan Presiden Emmanuel Macron, mendukung kebijakan bahwa negara mereka harus memimpin Eropa bersama. Namun, meskipun kedua pemimpin tersebut secara politis dan filosofis dekat, negara mereka ingin turun ke jalur yang berbeda.
Satu titik kesamaan adalah kritik mereka terhadap pemerintahan Trump. Mereka tidak menyukai proteksionisme dan preferensi Washington untuk hubungan bilateral dibanding multilateralisme.
Namun, mereka tidak berbicara tentang bagaimana Uni Eropa mereka lebih proteksionis daripada Presiden Donald Trump Amerika Serikat. Jangan lupa bahwa Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) sudah pasti gagal jauh sebelum pemilihan AS, terutama karena oposisi Eropa.
Kedua pemimpin tersebut sepakat untuk mereformasi UE, membuatnya lebih terpusat dan “selaras.” Ini juga kebijakan dari Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker. Pada saat yang sama, negara-negara Uni Eropa mengecam pemerintahan demokratis di Uni tersebut sebagai tidak liberal dan otoriter, terutama di Eropa Tengah.
Di antara garis-garis pemikiran tersebut, mereka mengatakan bahwa orang-orang di negara-negara ini memilih pemerintah yang Merkel, Macron, dan Juncker tidak suka karena mereka tidak cukup dewasa untuk demokrasi, sikap beberapa media Eropa terkemuka juga membawa ke arah Amerika Serikat. Kedua pemimpin tersebut juga sangat kritis terhadap Rusia dan menganjurkan sanksi-sanksi terhadap rezim yang kuat tersebut.
Tidak Ada Konsistensi
Namun, kebutuhan ekonomi tidak selalu mendukung poros antara Kanselir Merkel dan Presiden Macron serta filosofi-filosofi politik mereka tersebut.
Merkel baru-baru ini harus menyimpang dari kebijakan umum karena realitas ekonomi dan politik di negaranya. Jerman pada umumnya khawatir bahwa penyatuan yang lebih terpusat dengan Kementerian Ekonomi dan Keuangan umum akan menghasilkan sebuah pemindahan penyatuan dengan sebuah kelanjutan pengeluaran defisit tinggi. Orang Jerman menganggap ini tidak dapat diterima sementara Perancis dan rakyat Perancis mendukung.
Jerman dan Perancis membenarkan beberapa kritik mereka terhadap Rusia dan Amerika Serikat dengan berpura-pura menjadi “demokrasi-demokrasi liberal.” Namun sistem ini tidak ada hubungannya dengan liberalisme klasik dan menempatkan narasi politik tersebut di dalam konflik dengan kekuatan ekonomi di lapangan di Uni Eropa sementara mengesampingkan mitra dagang dan pertahanan terpenting mereka.
Mantan diplomat dan konsultan Inggris Timothy Less menjelaskan hal ini dengan baik dalam esainya “The Dawn of Post-Liberalisme”, di mana dia menulis: “Liberalisme [Klasik] percaya pada pasar bebas dan persaingan sebagai sarana optimal untuk mendorong pertumbuhan. Ini berusaha untuk meminimalkan peran negara, dimana keberadaannya terutama untuk menegakkan aturan pasar. Dan ini mendukung pergerakan barang, modal, dan pekerja tidak dibatasi melintasi batasan-batasan internasional.”
Liberalisme kontemporer, terutama di Uni Eropa, “adalah campuran kompleks dari rasionalisme, kosmopolitanisme, demokrasi sosial, Marxisme, dan otoritarianisme birokrasi,” tulisnya.
Kita melihat di sini transformasi demokrasi terdesentralisasi menjadi birokrasi terpusat. Sentralisasi sudah meletakkan dasar yang menuntun Brexit. Menggempur Eropa Tengah karena “belum dewasa” dan “tidak liberal” akan semakin menjauhkannya dari Uni Eropa.
Kebijakan Jerman mendukung sanksi-sanksi keras terhadap Rusia di satu sisi dan lalai berinvestasi di pertahanan di sisi lain. Sanksi-sanksi yang dikombinasikan dengan kurangnya alat pencegahan yang tidak memadai tidak berhasil.
Merkel dan Macron sangat kritis terhadap Amerika Serikat, tetapi sepenuhnya bergantung pada perlindungan Amerika Serikat melalui NATO. Mereka kritis terhadap Rusia tetapi menjadi semakin tergantung pada gas Rusia.
Tidak diragukan lagi, Jerman dan Perancis bersama-sama membentuk bagian penting yang dibutuhkan untuk Eropa yang kuat dan kompetitif. Pada saat ini, bagaimanapun, poros ini sedang melakukan terbaiknya untuk melukai hubungan-hubungan pada Amerika Serikat dan Rusia. Ini juga akan merusak kohesi dari blok tersebut dengan terlalu banyak sentralisasi dan arogansi moral dari para birokrat yang berpura-pura menjadi “liberal.”
Prince Michael dari Liechtenstein adalah ketua perusahaan trust Industrie- und Finanzkontor Ets. serta pendiri dan ketua Geopolitical Intelligence Services. Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh Laporan GIS Online.
Epochtimes.id- Setelah sebelumnya sempat tersiar kabar akan adanya perubahan mengenai pembatalan jumlah hari libur lebaran, pemerintah akhirnya memutuskan tetap memberlakukan keputusan yang sebelumnya ditetapkan oleh pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan berdasarkan dari aspek sosial, pemerintah mempertimbangkan, cuti bersama akan memberi waktu yang cukup bagi masyarakat dalam bersilaturahmi bersama keluarga yang berada di luar kota.
Menurut Puan, pemerintah dapat melakukan rekayasa lalu lintas sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan mudik. Bahkan, pemerintah telah mendengarkan aspirasi berbagai pihak termasuk dunia usaha.
“Pemerintah juga telah mendengarkan aspirasi dan melakukan pembahasan bersama dengan perwakilan dari dunia usaha, APINDO, dan KADIN, serta pihak Bursa Efek Indonesia, agar tetap dapat menciptakan kondisi perekonomian yang tetap kondusif,” jelasnya dalam jumpa pers di Kantor PMK, Jakarta Pusat, Senin (07/04/2018).
Kebijakan tindak lanjut SKB 3 Menteri tentang cuti bersama tanggal 11, 12, dan 20 Juni 2018, sebagai berikut :
Pertama, Pemerintah memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat yang mencakup kepentingan masyarakat luas tetap berjalan seperti biasa: Rumah Sakit, Telekomunikasi, Listrik, Air Minum, Pemadam Kebakaran, Keamanan & Ketertiban, Perbankan, Imigrasi, Bea Cukai, Perhubungan, dan lain sebagainya.
Kedua, setiap Kementerian/Lembaga akan menugaskan Pegawai yang tetap bekerja untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Ketiga, PNS yang tetap bekerja untuk melayani masyarakat pada saat cuti bersama, dapat mengambil cuti di waktu lain tanpa mengurangi hak cuti tahunannya.
Keempat, transaksi Pasar Modal dan Bursa akan dibuka pada tanggal 20 Juni 2018. Ketentuan pelayanan perbankan akan diatur oleh Bank Indonesia.
Kelima, cuti bersama di sektor swasta merupakan bagian dari cuti tahunan pekerja/buruh yang bersifat fakultatif, sehingga pelaksanaannya dilakukan atas kesepakatan antara pekerja/buruh dengan pengusaha dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan operasional perusahaan. Ketentuan lebih lanjut akan ditetapkan oleh Kemenaker.
Keenam, Kementerian Perhubungan akan mengatur semua stakeholder pelabuhan agar dapat bekerja dan melayani kegiatan pelabuhan selama masa cuti bersama Idul Fitri.
Ketujuh, empat (4) Menko akan mengeluarkan surat instruksi kepada K/L terkait untuk melaksanakan penugasan pelayanan publik dan pengaturan pegawai di K/L terkait.
Dan, kedelapan,Sl setiap K/L akan menindak lanjuti pengaturan hal tersebut dengan menetapkan instruksi dan/atau Surat Edaran.
“Dengan penjelasan ini, diharapkan pelaksanaan cuti bersama Idul Fitri 1439 H, dapat berjalan dengan baik, masyarakat dapat memperoleh kenyamanan saat mudik, dan dunia usaha tetap kondusif,” pungkas Menko PMK.
Hadir dalam acara penjelasan tindak lanjut SKB 3 Menteri Tentang Cuti Bersama Idul Fitri 1439 H antara lain Menaker, Menhub, Mensos, Menkes, Mendagri, MenPan dan RB, Bank Indonesia, OJK dan POLRI. (asr)
TORONTO — Pada tanggal 5 Mei 1818, seorang pria lahir di Jerman yang gagasannya beberapa dekade setelah kematiannya telah menyebabkan kehancuran massal kehidupan dan masyarakat di berbagai negara.
Tepat 200 tahun setelah tanggal ini, patung Karl Marx yang diberikan oleh rezim komunis Tiongkok, yang bertanggung jawab atas kematian hampir 80 juta orang, telah didirikan di Trier, kota kelahiran Marx, di tengah-tengah kontroversi dan protes besar oleh para korban ideologi komunisnya.
Secara kebetulan, di sisi lain Atlantik, sekelompok orang, di antaranya para politisi dan cendikiawan, berkumpul pada hari yang sama di Universitas Toronto untuk menandai penerbitan buku oleh The Epoch Times berjudul “The Ultimate Goal of Communism” (Tujuan Utama dari Komunisme).
Peter Kent, seorang anggota parlemen Kanada dan mantan menteri kabinet, berbicara di sebuah forum tentang Tiongkok dan komunisme di Universitas Toronto pada 5 Mei 2018. (Omid Ghoreishi / The Epoch Times)
Diterbitkan 14 tahun setelah The Epoch Times mengeluarkan seri editorial pertamanya “Nine Commentaries on the Communist Party” (Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis), buku baru ini melihat asal-usul komunisme, sifatnya, dan nasibnya.
Dalam sebuah diskusi panel setelah peluncuran buku tersebut, Peter Kent, seorang anggota Parlemen Kanada dan mantan menteri kabinet, membaca paragraf pembukaan “Sembilan Komentar” untuk mengatur nada dalam diskusi tersebut.
“Lebih dari satu dekade setelah jatuhnya rezim komunis Uni Soviet dan rezim komunis Eropa Timur, gerakan komunis internasional telah ditolak di seluruh dunia. Kematian Partai Komunis Tiongkok hanyalah masalah waktu,” Kent membaca.
“Itu penting [dan] mengapa kita semua ada di sini hari ini,” katanya kepada hadirin, “[untuk] mendiskusikan kapan kehancuran itu mungkin terjadi, bagaimana kematian itu bisa terjadi, apa yang terjadi di dalam sementara waktu tersebut, apa yang harus dilakukan Kanada, atau kemungkinan apa yang harus dilakukan Kanada dalam hal kebijakan luar negerinya.”
Buku “The Ultimate Goal of Communism” diterbitkan oleh The Epoch Times.
“The Ultimate Goal of Communism” saat ini diterbitkan dalam bahasa Mandarin. Segmen baru dari seri tentang dampak global komunisme akan segera diterbitkan dalam bahasa Inggris.
‘Penderitaan Komunis Tiongkok di Akhir Kematian’
Tidak lama setelah The Epoch Times menerbitkan “Sembilan Komentar” pada tahun 2004, ia mulai menerima pernyataan dari orang-orang yang mengumumkan penarikan diri mereka dari Partai Komunis Tiongkok serta organisasi afiliasinya, Pionir Muda Komunis dan Liga Pemuda Komunis.
Hari ini, Tuidang, yang diterjemahkan menjadi “penarikan diri dari Partai” dari bahasa Mandarin, telah tumbuh menjadi gerakan akar rumput besar-besaran, dengan lebih dari 300 juta orang telah mengumumkan penarikan mereka. Jumlah tersebut bertambah puluhan ribu setiap hari.
“Bravo, selamat, dan terima kasih kepada Pusat Tuidang, juga kepada teman-teman saya di The Epoch Times,” kata Consiglio Di Nino, pensiunan senator Kanada yang bertugas di Senat dari 1990 hingga 2012.
“Saya pikir [Tuidang] benar-benar adalah jawabannya.”
Dr. Michael Bonner, seorang sarjana sejarah, mengatakan bagi banyak orang Tiongkok, “Sembilan Komentar” adalah pengungkapan pertama mereka terhadap kejahatan komunisme.
(Kiri-kanan) Dr. Frank Xie, asisten profesor di Universitas South Carolina, Dr. Michael Bonner, seorang sarjana sejarah, Peter Kent, anggota parlemen Kanada dan mantan menteri kabinet, Consiglio Di Nino, pensiunan senator Kanada, dan Sheng Xue, seorang jurnalis dan aktivis Tiongkok-Kanada, mengambil bagian dalam sebuah forum tentang Tiongkok dan komunisme di Universitas Toronto pada 5 Mei 2018. (Omid Ghoreishi / The Epoch Times)
“Fenomena Tuidang telah mempercepat itu, dan hari ini 300 juta orang telah mundur dari Partai Komunis,” katanya.
“Mantan Presiden Polandia, Lech Walesa, telah menyebut gerakan Tuidang ‘tsunami sejarah’ dan ‘semangat kebebasan dan kebenaran’. Sangat menggoda untuk berpikir kita menyaksikan pergolakan akhir dari komunisme Tiongkok.”
‘Musuh Raksasa’
Panel tersebut juga mendengar dari Dr. Frank Xie, asisten profesor di School of Business Administration University of South Carolina.
Xie menjelaskan bagaimana rezim Tiongkok menggunakan taktik perdagangan yang tidak adil untuk mempertahankan surplus perdagangan yang besar ketika berhadapan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, sehingga Tiongkok dapat terus mengakumulasi cadangan mata uang asing yang sangat besar. Akumulasi dari cadangan ini adalah apa yang memberi kekuatan kepada Partai tersebut untuk menekan dan menganiaya rakyatnya sendiri.
“Orang-orang Tiongkok tidak lagi percaya pada komunisme,… dan pada dasarnya apa yang dilakukan rezim tersebut, hanyalah sekelompok orang tidak bermoral yang ingin terus mempertahankan kekuatan mereka sendiri.”
Sheng Xue, seorang jurnalis dan aktivis Tionghoa-Kanada, telah menggambarkan penderitaan rakyat Tiongkok yang hidup dalam ketakutan karena rezim tersebut, bahkan setelah pindah ke luar negeri.
“Kami tinggal di Kanada, tetapi kami tidak dapat sepenuhnya menikmati [kehidupan] karena kami memiliki musuh besar di belakang,” katanya.
“Jika mereka tidak dibebaskan dari rasa takut, mereka [tidak bisa hidup seperti] manusia.”
Itu sebabnya, katanya, “seluruh dunia memiliki tanggung jawab” untuk memastikan orang-orang Tiongkok bebas dari ketakutan ini.
“Orang-orang Tiongkok tidak bisa melakukan ini sendiri.” (ran)
Delegasi pejabat perdagangan senior AS mengunjungi Beijing pada 3 dan 4 Mei, berharap untuk mengurangi ketegangan perdagangan dan menegosiasikan hubungan perdagangan yang lebih adil.
Laporan awal menunjukkan bahwa kesepakatan belum tercapai, tetapi ada beberapa konsesi, seperti Tiongkok mempertimbangkan kembali pajak pada biji-bijian sorgum AS, menjanjikan untuk meningkatkan impor AS untuk menurunkan surplus perdagangan, dan menurunkan tarif untuk barang-barang AS tertentu.
Karena perdagangan terus mendominasi percakapan tentang hubungan AS-Tiongkok, The Epoch Times bertanya kepada salah satu mantan penasihat presiden kampanye Presiden Donald Trump, Andrew Puzder, untuk beberapa perspektif tentang bagaimana Amerika Serikat dapat berusaha mempertahankan hubungan perdagangan yang adil sementara juga menggenggam Rejim Tiongkok dapat bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya yang bertentangan dengan persaingan bebas.
Puzder adalah calon unggulan pertama Trump untuk Sekretaris Tenaga Kerja dan berfungsi sebagai penasihat kebijakan untuk Kebijakan-kebijakan Utama Amerika, Super PAC telah didirikan untuk mengadvokasi agenda kebijakan Trump.
Andrew Puzder (kiri) keluar setelah pertemuannya dengan presiden terpilih Donald Trump di Trump International Golf Club di Bedminster Township, New Jersey, pada 19 November 2016. (Drew Angerer / Getty Images)
Ia percaya bahwa Amerika Serikat dalam posisi negosiasi yang baik. “Dalam bisnis, Anda harus memperhatikan pelanggan. Amerika adalah pelanggan terbesar bagi Tiongkok. Banyak media tampaknya telah menyimpulkan bahwa Beijing tidak akan membuat konsesi, tetapi saya percaya tidak bijaksana jika Tiongkok mengabaikan pelanggan terbesarnya dan membahayakan hubungan perdagangan yang lebih penting bagi ekonomi Tiongkok daripada untuk ekonomi AS,” katanya dalam sebuah wawancara email.
High Tech merupakan Isu Utama
Pencurian kekayaan intelektual telah menjadi fokus ketegangan perdagangan baru-baru ini, dengan pemerintahan Trump memberlakukan tarif $50 miliar pada impor teknologi tinggi Tiongkok sebagai langkah hukuman bagi akuisisi agresif perusahaan teknologi AS serta kebijakan-kebijakan yang memaksa perusahaan-perusahaan AS di Tiongkok untuk mentransfer teknologi dalam pertukaran untuk akses pasar.
Puzder menjelaskan bahwa pemerintah telah beralih ke tarif “karena solusi lain seperti keluhan-keluhan pada Organisasi Perdagangan Dunia atau komunikasi-komunikasi diplomatik pada pemerintah Tiongkok telah terbukti tidak efektif.”
Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk menempatkan pembatasan-pembatasan untuk investasi Tiongkok di “industri-industri sensitif AS.” Reuters baru-baru ini melaporkan bahwa pejabat Treasury AS sedang mendiskusikan dengan kelompok industri Amerika tentang rancangan undang-undang yang akan meningkatkan pengawasan atas kesepakatan-kesepakatan Tiongkok dalam memperoleh teknologi canggih Amerika.
Sebuah tanda di kampus Qualcomm terlihat di San Diego, California, pada 6 November 2017. Presiden AS Donald Trump menghentikan kesepakatan yang diajukan perusahaan yang berbasis di Singapura, Broadcom, untuk mengakuisisi pembuat chip terkemuka Amerika, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional. (Mike Blake / File Photo / Reuters)
Di bidang kecerdasan buatan (AI), rezim Tiongkok juga sedang menginvestasikan banyak modal dalam upaya untuk mengejar inovasi Amerika. Bagaimana AS dapat memastikan untuk terus menjadi pemimpin dunia?
“Untuk memimpin AI, kita perlu melakukan hal yang sama yang memungkinkan kita untuk memimpin di bidang teknologi lainnya: kita perlu membiarkan kapitalisme bekerja. Teknologi berkembang sangat cepat dan begitu terspesialisasi maka hanya para pengusaha pasar bebas yang memiliki motivasi yang diperlukan untuk mendorong kemajuan-kemajuan teknologi tersebut,” kata Puzder.
Namun, dia juga mengatakan bahwa pemerintah memiliki sebuah peran. “Satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah mendanai sepenuhnya rencana Presiden untuk membangun kembali angkatan bersenjata; Departemen Pertahanan [DEPAN] berinvestasi besar-besaran dalam AI, dan jika pengalaman masa lalu bersama dengan penelitian Pertahanan adalah indikator apapun, tindakan-tindakan sektor swasta harus menjadi para pengubah permainan.” Pada akhirnya, dia merasa Amerika Serikat dapat terus menjadi pemimpin AI selama ada upaya pemerintah yang berkelanjutan untuk menghentikan pencurian kekayaan intelektual (IP).
Bagaimana Melindungi Inovasi Amerika
Apa sajakah cara untuk melindungi sektor teknologi tinggi AS dari pencurian tersebut? Gagasan untuk membatasi visa tertentu untuk warga negara Tiongkok telah dibangkitkan sebelumnya, karena ada banyak contoh spionase dan pencurian IP yang dilakukan oleh warga negara Tiongkok yang tiba di Amerika Serikat untuk tujuan-tujuan penelitian atau kerja.
“Saya pikir kita perlu sangat berhati-hati dalam membatasi secara hukum imigrasi yang sah, tetapi di bidang teknologi di mana pemerintah Tiongkok telah menyatakan keinginan yang jelas untuk mendapatkan kekayaan intelektual asing, saya pikir itu masuk akal untuk menerapkan pengawasan ekstra untuk warga negara Tiongkok, terutama jika mereka tidak “berniat pindah secara permanen ke Amerika Serikat,” kata Puzder.
“Saya pikir pemerintahan sedang melihat prinsip ‘pembalasan’; di mana Tiongkok secara konsisten menyatakan tidak mengindahkan aturan internasional dengan memagari pasar mereka dan mendiskriminasi perusahaan-perusahaan kita, kita akan melakukan hal yang sama. Saya pikir ada logika dalam hal itu, karena Tiongkok akan mulai mengubah pendekatannya jika kita memaksakan biaya nyata atas tindakan-tindakan mereka,” tambahnya.
Puzder juga setuju bahwa spionase akademik, topik sidang Kongres baru-baru ini, adalah masalah penting. “Sangat penting untuk mengadili mereka yang melanggar undang-undang kontrol ekspor AS [pembatasan pengiriman teknologi sensitif dan barang-barang keluar AS] untuk jangkauan seluas-luasnya untuk hukum tersebut dengan tujuan menghalangi para pelanggar.” Dia menambahkan bahwa harus ada langkah-langkah untuk memastikan para siswa Tiongkok yang bersekolah di Amerika Serikat tidak di bawah pengawasan secara sistematis oleh rezim Tiongkok. (ran)
EpochTimesId – Partai Komunis Tiongkok mengirim sebuah patung Karl Marx ke Kota Trier, Jerman. Pengiriman patung itu bertepatan dengan 200 tahun kelahiran Karl Marx, seorang penggagas komunisme asal kota Trier.
Rakyat Jerman dan sejumlah media menjuluki patung ini sebagai Hadiah Beracun. Patung itu sejak awal telah menimbulkan beberapa perdebatan yang tidak menyenangkan.
Pada hari peringatan itu, serangkaian protes terjadi di luar lapangan. Pembukaan selubung patung ditetapkan pada 5 Mei 2018, bertepatan dengan hari kelahiran Karl Marx.
Beberapa rombongan protes tersebar di sekitar arena peresmian di kota Trier yang terletak di bagian utara Jerman. Kawasan itu merupakan kota yang sudah berdiri sejak jaman Romawi kuno. Sebuah kota yang memiliki sejarah lebih dari 2.000 tahun.
Gerbang kota yang dibangun selama jaman Romawi (170 M), pada tahun 1986 telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia di UNESCO.
Partai kiri dan Partai Sosialis Demokrat Jerman yang berhaluan kiri mendukung pemerintah kota untuk menerima patung dan memperingati kelahiran Marx.
Namun, The Free Tibet dan organisasi lainnya, bersama partai politik sayap kanan Jerman, dan Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) dengan tegas menentang penerimaan patung itu.
Partai AfD bahkan meletakkan karangan bunga kematian di depan patung sebagai sikap protes.
Pada hari itu, sejumlah kelompok protes berkumpul di luar arena peringatan untuk mengadakan kegiatan.
Diantara sejumlah aksi demonstrasi, ada pula aksi protes dari para praktisi Falun Gong. Mereka datang dari seluruh Jerman dengan mengenakan T-shirt berwarna kuning, melakukan protes secara damai di salah satu titik kota.
Anggota Majelis Negara Bagian Rheinland-Pfalz yang meletakkan karangan bunga kematian untuk patung Marx. (Yu Ping/Epoch Times)
Saat kain selubung berwarna merah itu diturunkan dari patung, suara protes keras terdengar di sekitar arena. Setelah itu, beberapa anggota Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) menempatkan sebuah karangan bunga kematian di depan patung.
Ketua partai AfD Trier, Michael Frisch kepada reporter Epoch Times mengatakan, “Komunisme secara terbuka menunjukkan bendera Stalin, Lenin dan lainnya yang memicu protes kami. Mereka itu adalah simbol dari pelanggaran hak asasi manusia.”
“Mengapa kota Trier justru mengijinkan patung yang menyimbolkan pelanggaran hak asasi manusia itu berdiri? Itu yang tidak dapat kami terima, dan karenanya kami mengirim karangan bunga kematian,” sambung Frisch.
Pada hari tiu, Partai AfD juga mengadakan aksi diam dan memaparkan slogan yang berbunyi, “Lenyapkan Karl Marx dari muka Bumi.”
Dari spanduk mereka dapat dilihat bahwa di bawah pagar kawat ada sebuah dudukan berdiri dengan gambar kepala Marx di atas dengan setumpuk tengkorak manusia di bagian depan. Ada juga satu set angka penting yang menunjukkan jumlah orang yang dibunuh oleh komunisme di seluruh dunia, seperti di Tiongkok 65 juta jiwa, Uni Soviet 20 juta jiwa, dan Kamboja 2 juta jiwa.
Aktivis HAM Jerman, Alexander Bauersfeld, menilai, Ideologi Marx bertolak belakang dengan hukum dasar Jerman. Aktivis HAM asal Hanover, Jerman itu juga mengatakan kepada The Epoch Times bahwa patung tersebut adalah simbol dari pelanggaran HAM.
“Saya datang ke mari untuk memprotes pelanggaran hak asasi manusia yang berlangsung di Tiongkok, sebulan lagi kita akan memasuki tahun ke 29 peringatan Pembantaian Mahasiswa Tiananmen. Para pemimpin partai pada saat itu, sekarang masih memimpin Tiongkok,” bebernya.
“Ini telah menjelaskan pentingnya patung ini bagi mereka. Patung ini memiliki arti yang berbeda bagi sejumlah warga Tiongkok, mereka mungkin mengira orang Jerman juga menyembah Marx. Ini tidak benar dan tidak bisa dibiarkan,” sambung Bauersfeld.
Video Rekomendasi :
Sayangnya, menurut Bauersfeld kebanyakan orang Jerman tidak memiliki pemahaman yang mendalam terhadap sejarah. Sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan tentang keburukan dan kejahatan dari Karl Marx.
Alexander Bauersfeld adalah seorang aktivis HAM asal Jerman Timur, yang pada masa pemerintahan komunis Jerman Timur masih bercokol di bumi Eropa, terlibat dalam kegiatan menentang penganiayaan hak asasi manusia oleh rezim komunis.
Sementara itu, Joschua Sibert, aktivis mahasiswa asal Universitas Trier mengatakan akan tetap mengkritik patung itu. Terutama karena patung itu berasal dari Tiongkok.
“Ini masalahnya. Bagi saya, patung tersebut adalah benda yang digunakan PKT untuk memamerkan kekuatannya,” ujar Sibert.
Malam itu, stasiun televisi Jerman channel 1 juga melaporkan kegiatan di Trier, dan menyiarkan langsung kepada pemirsa aksi protes damai praktisi Falun Gong. Banyak media Jerman mempublikasikan liputan protes Falun Gong pada hari itu.
Malam itu, praktisi Falun Gong juga mengadakan nyala lilin di depan gerbang kota Romawi Trier. Mereka mengingatkan kepada dunia atas penganiayaan HAM yang masih dilakukan oleh PKT di daratan Tiongkok, terutama pembantaian praktisi Falun Gong melalui pengambilan paksa dan perampokan organ tubuh mereka. (Matthias Kehrein/Epoch Times)
Praktisi Falun Gong yang ikut protes damai mengatakan bahwa kegiatan pada hari itu berjalan cukup lancar. Sehari sebelumnya, mereka sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 800 tandatangan dukungan, yang menyatakan setuju untuk mendesak PKT menghentikan penganiayaan dan pelanggaran HAM di Tiongkok dan negara lainnya di dunia. (Xu Ping/ET/Sinatra/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
EpochTimesId – Dua saudara divonis hukuman penjara karena mencoba meledakkan mesin ATM di Inggris. Mereka mencoba meledakkan ATM yang sama, dua kali. Namun, mereka gagal melakukannya untuk merampok uang yang ada di mesin itu.
David Culshaw, 49 tahun, dan Michael Culshaw, 51 berasal dari Kota Greater Manchester di Inggris. Keduanya berhasil ditangkap berkat DNA yang tertinggal di tempat kejadian.
Dalam rekaman CCTV, salah satunya tampak melarikan diri dari api yang membakar ATM, dengan tangan hampa.
Dalam upaya pertama mereka, dua saudara mencoba menyebabkan ledakan dengan menggunakan tabung gas. Namun, usaha itu hanya menyebabkan kerusakan kecil pada mesin uang tunai itu.
Upaya kedua mereka menyebabkan ATM meledak, tetapi mereka terperangkap dalam api. Salah satu terpidana bahkan nyaris meledakkan dan membakar dirinya sendiri.
Duet itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara di Liverpool Crown Court pada 2 Mei 2018. Mereka mengaku bersalah karena mencoba merampok uang dari mesin ATM. (SWNS/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA