Home Blog Page 2117

Nenek Inggris Belajar Membaca pada Lanjut Usia demi Dua Cucu

0

EpochTimesId – Seorang nenek dari Wigan, Inggris, Denise Gallagher, belajar membaca dan menulis 50 tahun usai usia sekolah. Dia belajar membaca pada usia 57 tahun.

Gallagher yang bekerja sebagai asisten katering, didiagnosis menderita disleksia oleh dokter. Dia baru mengetahui penyakit yang dideritanya itu pada usia 21.

Membaca tidak pernah mudah baginya sejak kecil. Ketika masih anak-anak, dia bahkan selalu diejek dan disebut ‘bodoh’. Karena itulah dia enggan bersekolah.

Namun, dia menyembunyikan rahasia bahwa dia kesulitan membaca sejak kecil. Dia bahkan sengaja berbuat jahat di kelas, sehingga dia bisa dikeluarkan dari sekolah.

Disleksia sendiri merupakah sebuah gangguan dalam perkembangan kemampuan baca-tulis. Kelainan itu, umumnya dialami anak-anak usia 7 hingga 8 tahun.

Dia sering melihat huruf terbalik satu sama lain. Dia juga akan menulis terbalik, sehingga dibutuhkan cermin utnuk membaca tulisannya.

Video Rekomendasi :

Setelah beranjak dewasa, Gallagher selalu menolak makan di restoran. Sebab, dia tidak bisa membaca menu. Gallagher juga tidak dapat pergi berbelanja, dan membaca suratnya sendiri.

“Dan sekarang ini jauh lebih buruk karena semuanya adalah email atau online, Anda tidak dapat berbicara kepada orang lain untuk meminta bantuan,” kata Gallagher.

Baru-baru ini, dia kembali semangat untuk belajar membaca dan menulis. Cucunya menjadi motivasi terbesarnya, selain keinginan untuk membaca email dan situs informasi di internet ponsel.

“Saya punya 2 cucu dan saya hanya ingin membaca ‘cerita sebelum tidur’, untuk mereka,” katanya.

Setahun yang lalu, Gallagher berhasil memiliki kemampuan membaca layaknya anak usia 5 dan 6 tahun untuk standar pendidikan di Inggris.

Dan, dia sekarang bisa membaca selayaknya anak usia 8 tahun.

“Butuh waktu 50 tahun bagi saya untuk melakukannya, tetapi itu sepadan,” kata Gallagher. (The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Demi Menggugah Kesadaran Dunia, Praktisi Falun Gong New York Rayakan Peringatan Protes Damai di Tiongkok

0

Sembilan belas tahun yang lalu pada tanggal 25 April, lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul di Beijing untuk satu tujuan: untuk menuntut kebebasan berkeyakinan.

Sedikit dari mereka tidak tahu bahwa aksi damai mereka akan berlanjut hampir dua dekade kemudian, di seluruh penjuru dunia.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan meditasi spiritual yang berakar pada prinsip-prinsip moral tentang sejati, baik, dan sabar. Diperkenalkan di Tiongkok pada tahun 1992, manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental menyebar dari mulut ke mulut, dan pada tahun 1999, ada hingga 100 juta warga ikut berlatih, menurut beberapa media Barat yang mengutip ungkapan para pejabat Tiongkok.

Namun karena khawatir bahwa popularitas Falun Gong akan merusak otoritas Partai, maka pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin, bertekad untuk menghapus latihan tersebut dari Tiongkok.

praktisi Falun Gong menggugah kesadaran dunia
Praktisi Falun Gong melakukan tarian naga tradisional Tiongkok pada pawai di Flushing, Queens untuk mengenang permohonan damai 25 April 1999. (Larry Dai / The Epoch Times)

Beberapa hari menjelang permohonan publik terbesar di Beijing sejak demonstrasi-demonstrasi pro-demokrasi Lapangan Tiananmen, sebuah artikel yang diterbitkan di sebuah majalah di sekitar Kota Tianjin berisi komentar memfitnah tentang Falun Gong. Ketika para praktisi di Tianjin mengajukan banding ke otoritas lokal untuk menarik kembali artikel tersebut, mereka ditahan dan dipukuli.

Otoritas Tianjin memberi tahu para praktisi bahwa masalah ini hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah pusat.

Berita tersebut menyebar dengan cepat di kalangan praktisi. Pada tanggal 25 April, para praktisi dari seluruh negeri tiba di Kantor Pengaduan Pusat di Beijing, sebuah badan yang mendengar keluhan publik.

praktisi Falun Gong menggugah kesadaran dunia
Praktisi Falun Gong saat pawai 22 April 2018 di Flushing, Queens untuk memperingati ulang tahun ke 19 sebuah seruan damai oleh praktisi di daratan Tiongkok pada 25 April 1999. (Larry Dai / The Epoch Times)

Pada hari itu, beberapa praktisi Falun Gong bertemu dengan Perdana Menteri Zhu Rongji dan bernegosiasi untuk membebaskan para praktisi Tianjin tersebut.

Mereka yang telah berkumpul hanya beberapa langkah dari Zhongnanhai, kompleks kepemimpinan Partai Komunis, pergi diam-diam setelah mendengar kabar baik tersebut, sambil memastikan bahwa puing-puing atau sampah di tanah sekitar mereka telah dibersihkan.

praktisi Falun Gong menggugah kesadaran dunia
Foto diambil ketika praktisi Falun Gong berkumpul di dekat Zhongnanhai untuk mengajukan permohonan damai atas kebebasan berkeyakinan mereka, pada tanggal 25 April 1999. (Foto milik Minghui.org)

Mereka tidak tahu bahwa dalam waktu beberapa bulan, pada 20 Juli, Jiang akan memulai melakukan penganiayaan skala nasional terhadap praktisi Falun Gong, memobilisasi aparat keamanan negara untuk menangkap dan menahan para praktisi.

Lebih dari 4.000 orang dikonfirmasi telah meninggal akibat penyiksaan dan pelecehan saat dalam tahanan, meskipun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi, dikarenakan kesulitan mendapatkan informasi dari Tiongkok, menurut Pusat Informasi Falun Dafa, kantor pers kelompok tersebut. Selain itu, sejumlah besar praktisi telah dibunuh untuk diambil organnya, yang digunakan dalam industri transplantasi organ Tiongkok, menurut para peneliti independen.

Meningkatkan Kesadaran

Sejak 1999, jutaan praktisi Falun Gong di seluruh dunia telah meningkatkan kesadaran kepada para warga dan pemerintah tentang penindasan kekerasan terhadap Falun Gong di Tiongkok tersebut.

Zhao Yufeng adalah salah satu dari beberapa praktisi Falun Gong yang ikut ambil bagian dalam seruan bersejarah 25 April tersebut. Dia telah melakukan perjalanan menuju ke Amerika Serikat.

Pada 22 April, dia dan ratusan praktisi dari daerah New York dan New Jersey berkumpul di Flushing, Queens untuk pawai dan rapat umum dalam memperingati peristiwa 25 April tersebut. Pada malam hari, para praktisi Falun Gong berpartisipasi dalam nyala lilin di depan konsulat Tiongkok untuk mengingat mereka yang telah kehilangan nyawa dalam membela kebebasan berkeyakinan mereka.

praktisi Falun Gong menggugah kesadaran dunia
Marching Band Tianguo, terdiri dari praktisi Falun Gong, pada pawai hari Minggu. (Larry Dai / The Epoch Times)

Zhao, seorang warga Beijing pada saat itu, teringat bahwa ketika dia turun dari bus dan berjalan menuju kantor banding, sudah ada barisan antrian dan barisan antrian praktisi Falun Gong yang berdiri di Jalan Fuyou, dengan tenang berdiri atau duduk di tanah sambil membaca buku ajaran Falun Gong, “Zhuan Falun.” Mereka berkumpul dan memastikan untuk memberikan ruang bagi lalu lintas pejalan kaki dan jalur khusus untuk orang buta.

“Itu adalah suasana yang sangat damai,” kata Zhao. “Pikiran kami sederhana dan murni. Kami hanya ingin memberi tahu pemerintah bahwa mereka telah keliru, bahwa praktisi Falun Gong adalah orang baik yang tidak melakukan perbuatan buruk.”

Zhao mulai berlatih Falun Gong pada Mei 1996; segera setelahnya, penyakit kronisnya seperti hepatitis C dan artritis telah hilang. Dia juga tidak mudah marah lagi. Zhao mengatakan bahwa yang dia rasakan menarik adalah ingin melakukan hal-hal yang benar, untuk mempertahankan latihan setiap harinya yang mengubah dirinya menjadi orang yang lebih baik. “Propaganda [negara] di TV semuanya salah,” katanya. “Saya pikir, mungkin pemerintah salah paham [tentang apa latihan ini].”

Sejak penganiayaan pada tahun 1999, Zhao dilecehkan oleh polisi dan dipaksa masuk ke pusat penahanan dan pusat pencucian otak yang dimaksudkan untuk secara psikologis memaksa para praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka yang ingin menjadi orang baik.

Pada pertemuan bersama hari Minggu tersebut, Zhao merasakan luapan perasaan yang bercampur aduk. Adegan dari hari yang menentukan itu muncul kembali dalam ingatannya. “Di Tiongkok, para praktisi Falun Gong mempertaruhkan hidup mereka untuk mengatakan kebenaran [tentang penganiayaan],” kata Zhao. Di sini, di Amerika, dia bisa berlatih dengan bebas dan memberi tahu orang lain tentang Falun Gong dengan bebas. Itu adalah realitas yang benar-benar berbeda.

praktisi Falun Gong menggugah kesadaran dunia
Praktisi Falun Gong memainkan genderang pinggang tradisional Tiongkok, pada pawai hari Minggu. (Larry Dai / The Epoch Times)

“Saya hidup dalam teror terus-menerus. Polisi bisa datang kapan saja dan melecehkan saya, mengajukan pertanyaan, meminta saya menandatangani surat yang isinya untuk berjanji bahwa saya akan menghentikan latihan tersebut. Tekanan psikologis sangat besar,” katanya.

Dia berharap lebih banyak orang akan mengetahui tentang penganiayaan di Tiongkok dan membantu mengakhirinya. “Sudah terlalu lama,” katanya.

Tokoh masyarakat seperti Senator Negara Bagian New York, Tony Avella, dan pemimpin distrik Queens, Martha Vasquez, juga telah menghadiri rapat umum Flushing untuk memberikan dukungan kepada Falun Gong hampir dua dekade protes terhadap penganiayaan di Tiongkok.

Li Taiping (nama samaran), seorang pengacara hak asasi manusia yang telah membantu membela praktisi Falun Gong di Tiongkok, juga menghadiri pawai hari Minggu tersebut. Dia sangat gembira karena dapat menyaksikan begitu banyak praktisi secara terbuka mengekspresikan keyakinan mereka. “Ini tidak terbayangkan di Tiongkok,” katanya. “Saya berharap suatu hari nanti, adegan ini dapat terjadi di daratan.” (ran)

Lin Dan berkontribusi pada laporan ini.

Rekomendasi video :

https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA&t=27s

ErabaruNews

Menkeu Amerika akan Berkunjung ke Tiongkok demi Meredakan Konflik Dagang

0

EpochTimesId – Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Terner Mnuchin mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Tiongkok, Sabtu (21/4/2018). Media mengatakan bahwa langkah ini mungkin dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan yang sedang terjadi antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam pernyataannya pada hari Minggu (22/4/2018) menyebutkan bahwa pemerintah Tiongkok akan menyambut baik kunjungan pejabat AS.

Reuters melaporkan, Amerika Serikat bermaksud untuk memungut tarif impor tambahan sebesar 50 miliar Dolar AS. Langkah itu untuk memaksa pihak Tiongkok menghentikan pencurian hak kekayaan intelektual dari perusahaan AS.

Pada 4 April, Trump juga menginstruksikan perwakilan dagang AS untuk mempertimbangkan pengenaan tarif impor komoditas Tiongkok. Langkah itu sebagai denda terhadap pelanggaran ‘Special 301 Report’ yang nilainya mencapai 100 miliar Dollar AS.

Hasil analisa Reuters adalah daftar komoditas Tiongkok yang akan dipublikasikan pemerintah AS itu termasuk berbagai jenis produk konsumen. Diantaranya adalah seperti ponsel pintar, komputer, mainan, pakaian, alas kaki, dan furnitur.

Menteri Keuangan Mnuchin dalam siaran pers saat mengikuti pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) pada hari Sabtu mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan sebuah kunjungan ke Tiongkok.

“Saya masih tanpa komentar tentang waktu kunjungan. Saya juga belum memiliki urusan spesifik, tetapi sebuah perjalanan (ke Tiongkok) sedang dipertimbangkan,” kata Mnuchin.

Video Rekomendasi :

Sang mentri juga mengatakan, saat dalam pertemuan IMF dan Bank Dunia, ia bertemu dengan Gubernur Bank Sentral Tiongkok yang baru Yi Gang. Mereka sempat berbincang-bincang soal potensi membuka pasar ke lebih banyak perusahaan asing.

Selama pertemuan pada hari Jumat, Mnuchin mengungkapkan bahwa praktik perdagangan yang tidak adil telah menghambat pertumbuhan ekonomi AS dan global. Hal itu juga masih akan terus melemahkan ekonomi global.

Mnuchin menghimbau agar IMF melakukan lebih banyak upaya untuk membantu mengatasi ketidakseimbangan ekonomi global.

Mnuchin juga mendesak IMF untuk bersuara lebih keras atas isu ‘ketidakseimbangan eksternal’. IMF diharapkan memberikan rekomendasi yang jelas kepada negara-negara dengan surplus eksternal yang besar untuk mendukung pertumbuhan global yang lebih seimbang.

“Memastikan kebebasan perdagangan, keadilan dan saling menguntungkan akan meningkatkan perdagangan global dan mendukung pertumbuhan yang lebih kuat, lebih berkelanjutan,” kata Mnuchin.

Kementerian Perdagangan Tiongkok pada hari Minggu mengatakan bahwa Tiongkok telah menerima informasi bahwa ada pejabat Amerika Serikat yang akan datang berkunjung ke Beijing. “Untuk membahas masalah ekonomi dan perdagangan, kami menyambut baik kedatangannya,” tulis Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Menkeu Mnuchin sedang dalam pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan pihak Tiongkok dan sudah membuat beberapa kemajuan. Dia menolak untuk mengomentari seberapa jauh perkembangan pembicaraan kedua pihak akan dapat menyelesaikan sengketa perdagangan yang ada.

Tetapi Mnuchin bersikap optimis, AS dan Tiongkok akan dapat menyelesaikan sengketa perdagangan dengan Beijing untuk meredakan ketegangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia ini. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Dwayne Johnson Traktir Gadis SMA Penggemarnya untuk Nonton Bareng Gratis Rampage

0

EpochTimesId – Sosok aktor film laga Dwayne Johnson adalah tentang menyebarkan hal-hal positif. Dia sering mengekspresikan niat baik dan sentimen yang optimis di media sosial.

Namun, bahkan dengan standar pribadinya apa yang dia berikan untuk gadis SMA asal Minnesota, Amerika Serikat bagi sebagian orang adalah diluar logika.

Katie Kelzenberg mengirim pesan kepada ‘The Rock’ dengan mengundangnya ke pesta prom atau pesta kelulusan-nya. Johnson tidak bisa datang, dan tidak ingin mengecewakan Kelzenberg.

Johnson pun merekam pesan Instagram khusus hanya untuk Katie.

Dalam pesannya, Johnson mengatakan bahwa dia akan menyewakan sebuah bioskop di kota Katie. Sehingga, dia dan teman-temannya dapat menonton film barunya, ‘Rampage’.

https://instagram.com/p/Bhy0c7RFhaq/?utm_source=ig_embed

Di luar itu, Johnson juga mengirim pesan pribadi lain ke Kelzenberg yang diputar melalui speaker sekolah.

Johnson kemudian menulis pesan yang dia sampaikan di speaker sekolah pada Instagram yang menyertai video.

“Ini adalah ucapan pagi kejutan saya kepada siswa dari Stillwater Area High School di Minnesota, ketika saya menelpon gadis muda yang sangat istimewa yang meminta saya datang ke prom-nya, Nona Katie Kelzenberg yang luar biasa.

“Saya tidak bisa menghadiri ‘prom-nya’ karena saya akan (ada) di produksi (Shoting), tetapi sebagai hadiah kejutan saya memesan teater lokal pada akhir pekan ini sehingga dia dapat membawa 232 sahabat terbaiknya untuk menonton pemutaran khusus ‘Rampage’.”

“Saya adalah pria beruntung yang beruntung memiliki penggemar yang luar biasa seperti Katie, dan momen seperti ini akan selalu menjadi bagian terbaik dan paling keren dari pekerjaan saya. Reaksi dirinya ketika dia mendengar saya menyebut namanya, adalah segalanya (bagi saya)!”

https://instagram.com/p/BhzAmXBlbuZ/?utm_source=ig_embed

Oh, dan Jhonson juga berjanji akan membayar semua popcorn, permen, dan minuman soda, sebanyak yang dapat dimakan dan diminum oleh ratusan anak SMA tersebut!
(John Smithies/Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Video Dramatis Pencuri Gagal Gondol Mesin ATM Dengan Alat Berat

0

EpochTimesId – Kepolisian Inggris merilis video upaya pencurian mesin ATM dengan menggunakan alat berat. Tampak dalam rekaman yang ditangkap CCTV, perampok ATM menggunakan forklift untuk menabrak tembok sebuah toko.

Bagian dalam dari toko tersebut terdapat mesin ATM yang akan dicuri oleh kawanan perampok. Namun, sebelum berhasil menghancurkan tembok toko, mobil polisi tiba dan gerombolan penjahat lari tunggang langgang.

Polisi lokal Derbyshire, Inggris, merilis rekaman kamera keamanan ini dengan harapan memperoleh informasi dari masyarakat. Mereka berharap warga membantu polisi, sehingga para tersangka bisa ditangkap.

Video itu menunjukkan sebuah truk pickup tiba dan berhenti di luar sebuah mesin ATM sekitar pukul 1:45 dinihari pada hari Rabu, 11 April 2018. Sesosok penjahat kemudian muncul memegang sesuatu yang tampak seperti gulungan tali kawat.

Beberapa saat kemudian, seorang penjahat lainnya tiba dengan sebuah forklift.

Sebuah mobil yang berisi penjahat lainnya juga tiba dan bersiap membantu aksi pencurian. Beberapa saat kemudian, forklift mulai menabrak dinding di mana mesin ATM tertanam.

Tiba-tiba, para tersangka melihat mobil polisi datang mendekat. Mereka pun berusaha untuk kabur, berebut untuk masuk ke mobil penjahat yang tiba terakhir tadi.

Sebelum kabur, salah satu penjahat sempat berlari ke kendaraan polisi dan menghancurkan kaca depan mobil patroli. Menurut rilis berita polisi, petugas mengalami luka di wajah mereka. Sementara para tersangka berhasil melarikan diri.

Silahkan tonton videonya, untuk menyaksikan seluruh kejadian dengan detail yang jelas.
(The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Tes Brid

Teror Mobil Toronto Tewaskan Sembilan Orang

0

EpochTimesId – Sebuah mobil van menghantam kerumunan orang di Toronto, Kanada, Senin (23/4/2018) waktu setempat. Sebanyak sembilan orang dikabarkan tewas dalam serangan itu.

Polisi Toronto mengatakan bahwa korban yang dihantam langsung oleh mobil antara 8 hingga 10 orang. Penyerangan terjadi di sekitar kawasan Yonge Street di selatan Finch Avenue.

Mobil yang digunakan menabrak para korban berwarna putih. Pengemudi mengendarainya menuju trotoar yang dipenuhi kerumunan orang.

Sopir mobil pelaku teror kemudian langsung berhasil ditangkap, seperti dikutip The Epoch Times dari CTV.

“Dia mulai membanting mobil ke trotoar dan menabrak serta melindas orang-orang satu demi satu,” kata seorang saksi, Alex Shaker kepada CTV News.

Shaker mengatakan bahwa dia melihat van menabrak seseorang yang sedang mendorong kereta dorong bayi.

“Dia baru saja menghancurkan begitu banyak orang,” tutur Shaker. “Setiap hal yang menghalangi jalannya.”

Jumlah pasti orang-orang yang terluka belum diketahui. Foto-foto yang diposting online menunjukkan beberapa orang lainnya, tampak terluka dan terkapar.

“Itu hanya begitu banyak tubuh,” kata Carol Roberts, seorang saksi, kepada CTV.

Layanan kereta bawah tanah terdekat dihentikan karena insiden itu, BBC melaporkan. Foto-foto yang diambil di tempat kejadian juga menunjukkan polisi bersenjatakan senapan bersiaga di sekitar lokasi kejadian. Sementara paramedis datang untuk membantu dan merawat para korban.

“Laporan terbaru adalah bahwa van putih menerobos ke trotoar, melaju di trotoar di selatan Yonge, selatan Finch, dan menabrak sekitar delapan hingga 10 orang. Tapi angka-angka itu belum dikonfirmasi,” kata jurubicara kepolisian Toronto, Gary Long kepada penyiar Kanada Global News.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan bahwa dia sudah mengetahui informasi teror mobil tersebut.

Video Rekomendasi :

“Jelas kami baru mengetahui situasi di Toronto,” ujar Trudeau kepada BBC.

“Kami turut berduka untuk siapa pun yang terkena dampaknya. Kami akan segera memperbaharui informasinya dalam beberapa jam mendatang.”

Walikota Toronto, John Tory mengatakan dia akan pergi ke area insiden, seperti dikabarkan CBC.

“Konsentrasi saya adalah menangani orang-orang yang terpengaruh oleh insiden ini dan para responden garis depan yang bekerja untuk membantu mereka yang terluka. Saya telah menawarkan setiap dan semua bantuan yang dapat diberikan pemerintahan kota kepada polisi untuk membantu penyelidikan ini.” (Jack Phillips/The Epoch Times)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Banyak Korban Warga Tiongkok dalam Kecelakaan Bus Korea Utara

0

Turis Tiongkok telah menjadi korban dalam kecelakaan bus besar di Korea Utara yang menyebabkan sejumlah besar korban, media pemerintah Tiongkok dan pemerintah mengatakan pada hari Senin, tanpa memberikan penjelasan yang tepat.

Pengunjung Tiongkok menyumbang sekitar 80 persen dari semua wisatawan asing ke Korea Utara, kata sebuah lembaga riset Korea Selatan, Institut Maritim Korea, yang memperkirakan bahwa pariwisata menghasilkan sekitar $44 juta setiap tahun dalam pendapatan untuk negara yang terisolasi tersebut.

Para diplomat Tiongkok bergegas ke tempat kejadian kecelakaan pada hari Minggu tersebut di provinsi Hwanghae Utara, kata kementerian luar negeri.

kecelakaan bus wisatawan tiongkok
(Reuters / CCTV)

Dalam pesan Twitter paling awal di hari Senin, siaran berbahasa Inggris saluran televisi negara Tiongkok mengatakan sebuah bus tur telah jatuh dari jembatan, menewaskan lebih dari 30 orang, tetapi kemudian telah menghapus pesan tersebut.

Saluran berita berbahasa Mandarin televisi utama negara kemudian menayangkan foto bus biru yang jatuh dengan roda di atas, dalam rekaman yang diambil di bawah guyuran hujan di dalam gelap.

Telah menayangkan setidaknya satu orang dirawat di rumah sakit, tetapi juga tidak memberikan rincian korban.

Provinsi Hwanghae Utara yang berbatasan dengan Korea Selatan adalah rumah bagi Kaesong, ibukota Korea kuno yang dipenuhi oleh turis.

Korea Utara adalah tujuan turis yang populer, jika bukan hari biasa, bagi orang Tionghoa, terutama yang berasal dari timur laut negara itu.

Tiongkok mengatakan lebih dari 237.000 orang Tiongkok berkunjung pada tahun 2012, tetapi telah berhenti menerbitkan jumlah angkanya pada tahun 2013.

Tiongkok adalah pendukung ekonomi dan diplomatik yang paling penting bagi Korea Utara, meskipun kemarahan Beijing pada uji coba nuklir dan rudal Pyongyang yang berulang dan dukungan untuk sanksi yang dipimpin AS yang kuat terhadap Korea Utara.

Korea Utara dan Korea Selatan sedang dalam tahap akhir persiapan untuk pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In di desa perbatasan perdamaian Panmunjom pada hari Jumat. (ran)

ErabaruNews

Australia Imbau Negara Kepulauan di Pasifik Tolak Pemasangan Kabel Huawei

0

oleh Qin Yufei

Sehubungan dengan perusahaan telekomunikasi Tiongkok seperti Huawei, ZTE dan lainnya dihalangi perkembangannya oleh negara-negara Barat, Australia menyatakan akan memasang kabel Internet berkecepatan tinggi bawah laut yang menghubungi Kepulauan Solomon, dan secara resmi menggeser Huawei keluar dari proyek tersebut.

Wall Street Journal melaporkan, seiring dengan makin tingginya kekhawatiran Barat terhadap hubungan antara perusahaan Huawei dengan pemerintah Tiongkok komunis, pejabat pemerintah Australia menekan pihak berwenang Kepulauan Solomon untuk menolak tawaran dari Huawei mengenai pemasangan kabel bawah laut.

Pengumuman itu dibuat pada Kamis (19/04/2018) setelah Perdana Menteri Australia Turnbull bertemu di London dengan para pemimpin Pasifik Selatan termasuk menteri Kepulauan Solomon.

Sebagian besar dari biaya pemasangan kabel tersebut akan dikeluarkan oleh pemerintah Australia, meskipun Kepulauan Solomon dan Papua New Guinea yang juga akan tersambung kabel akan terbeban sebagian.

Kabel optik baru tersebut akan selesai dipasangan sebelum tahun 2019 berakhir. Hitungan anggaran proyek tersebut adalah 70 juta Dolar AS, yang akan didanai Bank Pembangunan Asia.

Namun, setelah pemerintah Kepulauan Solomon mengatakan bahwa mereka menyewa Huawei untuk memasang kabel, Bank Pembangunan Asia mencabut keputusannya karena khawatir tentang transparansi.

Baca juga : AS Hajar Kelemahan RRT dengan ZTE Terancam Lumpuh, Paksa Huawei Ganti Jurus ?

Kepulauan Solomon dan Papua New Guinei semakin banyak menerima dana bantuan dari Tiongkok, termasuk pembangunan proyek infrastruktur berskala besar.

Pejabat Australia telah menghabiskan beberapa bulan untuk membahas proyek tersebut. Pada awal bulan April ini, pemerintah Australia dan Papua New Guinea telah menandatangani kesepakatan pemasangan kabel saluran internet ke negaranya.

Bulan Januari lalu, Vocus Group dari Sydney Telecom mengabarkan bahwa pemerintah Australia telah merekrutnya sebagai pihak yang melakukan “studi lapangan” proyek pemasangan kabel bawah laut.

Pada tahun 2012, pemerintah Australia melarang Huawei ikut serta dalam lelang pemasangan  jaringan broadband baru di negaranya.

Meskipun demikian, Huawei masih terus menjual peralatan telekomunikasi ke operator telekomunikasi Australia dan menjual ponsel kepada konsumen Australia. Huawei juga memegang kursi di lembaga penasehat pemerintah untuk proyek 5G di Australia.

Baru-baru ini, para pejabat AS dan Inggris juga mengambil tindakan terhadap raksasa telekomunikasi Tiongkok lainnya yakni, ZTE.

Pada 16 April, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan perintah yang melarang perusahaan AS menjual perangkat keras atau perangkat lunak ke ZTE.

ZTE dituduh gagal memenuhi janji pembelaan yang dicapai dengan pemerintah AS tahun lalu. Pada awal tahun 2016, ZTE dituduh telah menjual produknya ke Iran dan Korea Utara yang sedang menjalani sanksi internasional. Karena itu ZTE dikenakan denda oleh Amerika Serikat sebesar 1,2 milyar dolar AS dan diminta untuk menghukum personil yang terlibat kasus tersebut.

Baca juga : Terungkap! ZTE Bisa Kehilangan Hak Gunakan Sistem Operasi Android, Bagaimanakah Nasib Ponsel Ini?

Pada saat Australia mengumumkan akan mengambil alih pekerjaan pemasangan kabel bawah laut, Komite Kajian Ekonomi dan Keamanan dari Kongres AS juga mengeluarkan laporan yang  membahas dampak dari rantai pasokan Tiongkok terhadap teknologi komunikasi AS (ICT).

Laporan menuding perusahaan Huawei, ZTE dan Lenovo yang sangat mungkin memberikan dukungan atau terlibat dalam kegiatan spionase untuk membantu meningkatkan daya saing perusahaan Tiongkok dan mempromosikan kepentingan pemerintah Tiongkok.

Pada hari yang sama, Richard Spencer, Sekretaris Angkatan Laut AS yang hadir dalam acara dengar pendapat di parlemen juga menyinggung soal perusahaan Huawei, Ia mengatakan bahwa ketika penandatanganan kontrak, ia baru sadar bahwa mitra dagang patungannya adalah Huawei, karena itu ia langsung menyatakan bahwa tidak akan menggunakan produk atau perangkat lunak Huawei.

Pada hari Selasa, Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) mengeluarkan sebuah keputusan yang melarang perusahaan komunikasi seluler AS yang memperoleh dana subsidi dari pemerintah federal membeli peralatan telekomunikasi apa pun yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan ZTE karena dapat membawa potensi ancaman keamanan bagi negara.

Sebelum ini, Kongres AS juga telah melarang Departemen Pertahanan AS membeli perangkat komunikasi buatan Huawei dan ZTE. (Sinatra/asr)

Mahasiswa Tiongkok Tergerak Bunuh Diri karena Pembimbingnya

0

Setelah menderita penindasan jangka panjang dari pembimbingnya, seorang mahasiswa pascasarjana 3 tahun, Tao Chongyuan, dari Wuhan University of Technology (WUT) di Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan kepada ibunya, “Ibu, saya tidak tahan lagi. Saya tidak tahu bagaimana caranya menjauh dari Profesor Pan Wang!” Dia kemudian berlari dan melompat dari lantai 6 gedung asrama, mengakhiri hidupnya. Saat itu pagi hari 26 Maret 2018, dua hari sebelum ulang tahun ke 26.

Kematian Tao dengan cepat menyebabkan kegemparan di media sosial. Menurut saudara perempuan Tao, dia mengalami penindasan jangka panjang dari dosen pembimbingnya, Dr. Wang, yang bahkan memaksa Tao untuk memanggilnya “Ayah.”

Tao adalah mahasiswa yang baik dan menerima gelar kelulusan program sarjananya di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di tahun lanjutan berikutnya yang lebih tinggi di WUT.

mahasiswa bunuh diri
Universitas Teknologi Wuhan mencegah keluarga bertemu dengan dosen pembimbing Tao. (Gambar via pixabay / CC0 1.0)

Pada saat itu, Wang adalah dosennya. Wang berjanji secara tertulis bahwa jika Tao menyelesaikan pekerjaan dosennya di WUT, dia akan membantunya untuk mengejar gelar Ph.D. di luar negeri. Oleh karena itu, Tao memutuskan untuk tinggal di WUT dengan Wang sebagai pembimbingnya.

Berdasarkan catatan-catatan pribadi milik Tao, saudaranya berkata, “Selama waktunya di program pascasarjana, saudara saya sering diminta oleh Wang untuk melakukan pekerjaan rumahnya, mencari kacamatanya, mengantarkan atau menyiapkan makanannya, mencuci pakaiannya, dan menelponnya untuk membangunkannya di pagi hari.”

“Saudaraku harus berada di rumah Wang sekitar jam 8 malam, setiap malam kecuali ada alasan mendesak, dalam hal ini dia harus mendapatkan izin sebelum ketidakhadirannya. Wang bahkan meminta saudaraku untuk memanggilnya Ayah!” ungkapnya.

Menurut rekaman obrolan online, Wang pernah menginstruksikan Tao untuk “mengucapkan enam kata dengan jujur ​​dan terbuka,” yang Tao menjawab, “Ayah, aku akan selalu menyayangi ayah!”

Saat Tao mendekati selesainya kuliah Masternya, Wang tidak menepati janji yang dia buat untuknya. Sebaliknya, ia mengancam akan menghalangi Tao agar tidak lulus dan memakai segala cara untuk menghalangi pilihan pribadi Tao.

Dia menyuruh Tao keluar dari laboratorium, mengeluarkan dia sebagai pemimpin tim, mengusirnya dari tim sepak bola, dan memberinya ultimatum untuk meninggalkan sekolah pascasarjana dalam waktu 3 hari. Parahnya lagi, Wang memanggil para penasihat universitas asing untuk menghentikan studi lanjutan Tao di luar negeri.

Setelah kematian Tao, keluarganya menyampaikan semua informasi ini kepada WUT. Terlepas dari ini, pihak universitas tidak memberikan penjelasan yang masuk akal mengenai kematian Tao, mengklaim, “Pembimbing tidak bertanggung jawab, dan Universitas tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut.”

WUT bahkan mencegah keluarga bertemu tatap muka dengan Wang. Pada saat itu, keluarga Tao memutuskan untuk mengungkapkan rekaman obrolan online antara Tao dan Wang ke publik dan meminta mereka bekerja sama untuk memastikan kebenaran tersebut tidak terkubur. (ran)

ErabaruNews

Video Cara Membuat Kertas Jepang, Semua dari Alam

0

Oleh Joseph Gonzalez

Video ini menunjukkan cara membuat kertas Jepang, pada dasarnya dari awal.

Anda akan memerlukan beberapa alat khusus, tetapi mengingat bahan sebenarnya berasal dari alam itu sendiri, seharusnya tidak terlalu sulit untuk dibuat.

Dan prosesnya tidak hanya keren untuk dilihat, tetapi kedamaian video juga membuat rileks.

Simak video berikut untuk melihat bagaimana itu dibuat.

 

Wanita Karir Luar Biasa dari Tiongkok

0

Wanita di Tiongkok sedang mengubah budaya perusahaan, Anda lebih mungkin untuk menemukan wanita di posisi manajemen senior di Tiongkok dibandingkan dengan negara-negara maju dan berkembang. Rasio antara wanita dan pria di Tiongkok pada dewan perusahaan juga meningkat, dan wanita memegang sekitar 35 persen posisi manajemen teratas dibandingkan hanya 20 persen di AS dan Eropa. Laporan lain menyatakan bahwa sekitar 4,5 persen CEO di perusahaan Tiongkok yang terdaftar adalah wanita.

Tren baru

Dorongan budaya Tiongkok terhadap pentingnya pendidikan telah memaksa pria dan wanita di Tiongkok untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Akibatnya, wanita juga lebih mementingkan memiliki karir pasca universitas. Itu bukan kisah sukses yang hampa, karena Anda masih melihat ruang politik Tiongkok yang didominasi oleh pria. Namun, wanita telah mampu membangun ceruk mereka dalam bisnis dan, khususnya, di sektor teknologi.

Belum lama ini para pemimpin bisnis wanita Tiongkok tidak pernah terdengar. Argumen-argumen yang menentang wanita karir di Tiongkok adalah khas, tekanan keluarga, menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan, dan perspektif patriarkal lainnya. Di sisi lain, karena semakin banyak wanita yang mengejar karier dan benar-benar unggul dalam hal itu, Tiongkok dan pria Tiongkok menjadi lebih terbiasa dengan budaya baru ini.

Meningkatnya perusahaan swasta, serta ledakan teknologi Tiongkok, telah membantu wanita menembus dunia bisnis. Perusahaan swasta baru dan usaha rintisan tidak melakukan diskriminasi atas dasar gender, memungkinkan kualitas dan prestasi untuk melakukan tindakan nyata di dunia tersebut.

Perusahaan swasta tidak selalu memperoleh bakat melalui koneksi tradisional, dan persaingan ketat mendorong mereka untuk menjadi lebih fleksibel dan netral gender. Pada 2016, dunia menyaksikan kekalahan perusahaan Uber di Tiongkok. Bagaimanapun, itu adalah sebuah ilham karena Uber dikalahkan oleh perusahaan ride sharing (nebeng perjalanan) lokal, Didi Chuxing. Narasi itu penting dalam konteks ini karena presiden Didi Chuxing, Jean Liu, adalah seorang wanita dan seorang ibu juga.

wanita karir
Jean Liu, presiden DiDi Chuxing. (Gambar: Saiscuurrr via wikimedia CC BY-SA 4.0)

Terampil dan layak

Para wanita karir Tiongkok tidak hanya di atas papan untuk memenuhi kuota gender, dan mereka tentu saja tidak terbatas pada bagian personalia. Wanita di Tiongkok memegang posisi tinggi, seperti CEO, COO, CFO, dan CTO. Menurut survei, sekitar 80 persen dari peserta di Tiongkok menjawab bahwa mereka memiliki satu atau lebih wanita dengan posisi tingkat tinggi dibandingkan dengan 53 persen di Inggris. Selain itu, sekitar 61 persen perusahaan Tiongkok memiliki lebih dari satu direktur wanita, dibandingkan dengan 34 persen di AS dan 39 persen di Inggris.

Wanita-wanita Tiongkok didorong dan kesuksesan finansial perusahaan mereka sama pentingnya bagi mereka sebagai milik mereka. Bahkan, Tiongkok juga memiliki perusahaan dengan semua anggota dewan adalah wanita. Pada saat yang sama, perusahaan Tiongkok memiliki beberapa program untuk meningkatkan persentase wanita dalam peran kepemimpinan. Menurut sebuah laporan, 63 persen perusahaan Tiongkok telah membentuk program kesetaraan dibandingkan dengan 80 persen perusahaan Inggris yang menyatakan bahwa mereka tidak ada di dalamnya.

wanita karir
Wanita Tiongkok didorong dan kesuksesan finansial perusahaan mereka sama pentingnya bagi mereka sebagai milik mereka. (Gambar: pixabay / CC0 1.0

Juga menggembirakan untuk melihat bahwa wanita karir Tiongkok yang telah diberi wewenang mendukung wanita ambisius lainnya, dan jumlah investor wanita dan mitra perusahaan terus meningkat. Selain itu, wanita karir di Tiongkok tidak perlu merasa harus mengorbankan keluarga. Chen Xiaohong, yang mengendalikan salah satu dana terbesar didunia dikelola oleh wanita, membesarkan tiga anak saat berada di sana. Dia bahkan membawa bayinya ke kantor dan pada sebagian besar rapat dewan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa masih ada kesenjangan gaji berbasis gender. Sayangnya, para wanita karir di Tiongkok dan bahkan para CEO wanita mendapat penghasilan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan para pria, sebuah masalah yang tak kunjung padam berurusan dengan pembatasan-pembatasan.

Meskipun angkanya bagus, Tiongkok masih memiliki jalan panjang bagi wanita untuk sepenuhnya terwakili. Perekonomian Tiongkok membutuhkan reformasi untuk perusahaan milik negara dan lembaga negara untuk memberdayakan lebih banyak wanita. Partai-partai politik Tiongkok juga membutuhkan banyak sekali kepemimpinan wanita. (ran)

ErabaruNews

Ribuan Relik dan Arca Berusia 5.000 Tahun Ditemukan Arkeolog di Afghanistan

0

Epochtimes.id- Kementerian Informasi dan Kebudayaan (MoIC) Afghanistan telah memulai penggalian arkeologi putaran ketiga di tambang tembaga Mes Aynak di Provinsi Logar, Afghanistan.

Lebih dari 4.000 relik telah ditemukan dari situs dalam sembilan tahun terakhir. Pernyataan demikian disampaikan oleh pejabat Menteri informasi dan budaya Afghanistan, Mohammad Rasul Bawari.

Menteri dan timnya mengunjungi situs arkeologi pada Sabtu (21/04/2018).

Melansir dari Tolonews, program ini akan berlanjut selama tiga tahun dan telah didanai oleh Bank Dunia.

“Lebih dari 600 relik dan barang berharga langka ditemukan oleh arkeolog,” katanya.

Di bawah situs di Logar, arkeolog mengatakan, terletak sebuah kota kuno dengan peninggalan kuno dan berharga.

Para arkeolog baru-baru ini menemukan banyak kuil, arca buddha, dan relik di situs tersebut.

Seorang arkeolog dari kementerian, Sultan Massoud, mengatakan beberapa peninggalan dan struktur yang ditemukan selama penggalian di daerah ini berasal dari 5.000 tahun silam.

“Kami dapat memperkenalkan citra Afghanistan yang berbeda kepada dunia melalui kegiatan budaya dan arkeologi,” kata Massoud.

Gubernur Logar Mohammad Omar Ishaqzai mengatakan beberapa relik yang dipulihkan akan dipajang di museum lokal di distrik Mohammad Agha – tempat tambang tembaga Mes Aynak.

“Peninggalan dan penemuan ini menunjukkan bahwa banyak peradaban telah tinggal di sini,” kata gubernur.

Menurut Kementerian Penerangan dan Kebudayaan, pekerjaan ekstraksi tembaga dari tambang Mes Aynak akan dimulai setelah penggalian arkeologi berakhir. (asr)

Mengapa Tiongkok Telah Kalah Perang Dagang

0

Oleh Daniel Lacalle, Kepala Ekonom, Tressis Gestión

Negara-negara maju utama telah memungkinkan Tiongkok lolos bersama proteksionisme dan langkah-langkah intervensinya karena ia adalah mesin pertumbuhan ekonomi dunia.

Banyak yang berbicara tentang perang dagang seolah-olah itu adalah sesuatu yang baru dan tidak terduga, tetapi tidak. Dunia telah berada dalam perang dagang selama bertahun-tahun. Amerika Serikat telah mencela hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh Tiongkok, Uni Eropa, dan negara-negara lain selama bertahun-tahun, dan Organisasi Perdagangan Dunia tidak banyak berbuat. Laporan Perkiraan Perdagangan Nasional 2017 atas Hambatan-hambatan Perdagangan Luar Negeri mengisi lebih dari 70 halaman yang menguraikan hambatan langsung yang dikenakan pada ekspor barang-barang dan jasa AS.

Amerika Serikat juga telah memberlakukan hambatan perdagangan di masa lalu, dari tarif-tarif tahun 2002-2003 oleh pemerintahan George W. Bush hingga kenaikan tertinggi dalam langkah-langkah proteksi antara tahun 2009 dan 2016. Pemerintahan Obama menerapkan langkah-langkah yang lebih proteksionis daripada pemerintah G-20 lainnya dalam periode itu.

Apa yang dilakukan pemerintahan Trump saat ini adalah taktik negosiasi, agresif, tipe buldoser, dan, tentu saja, berisiko. Tetapi itu adalah taktik untuk mengatasi defisit perdagangan besar-besaran dengan Tiongkok, yang terbesar di dunia, pada $375 miliar. Taktik negosiasi melawan Tiongkok tersebut tegas, sebagaimana dibuktikan oleh penangguhan tarif tersebut untuk Uni Eropa, Kanada, Meksiko, dan Korea Selatan.

Ketergantungan Tiongkok

Tiongkok membutuhkan surplus AS lebih banyak daripada Amerika Serikat membutuhkan perdagangan dan keuangan Tiongkok. Dan itulah mengapa perang dagang tidak akan terjadi, karena Tiongkok telah kalah.

Ini adalah duel saat fajar di mana kemungkinan besar tidak ada yang akan menembak, karena pistolnya penuh dengan utang, bukan dengan mesiu.

Perang dagang sesungguhnya, jauh di luar lingkup apa yang telah terjadi dalam dua dekade terakhir, tidak akan terjadi karena berbagai alasan.

Tiongkok sangat membutuhkan surplus dengan Amerika Serikat untuk mempertahankan model pertumbuhannya yang membutuhkan uang yang luar biasa, jauh lebih banyak daripada Amerika Serikat membutuhkan pembelian Tiongkok untuk utang barang-barang.

Tiongkok menambahkan lebih banyak utang pada kuartal pertama 2018 daripada gabungan antara Amerika Serikat, Jepang, dan UE, melampaui 300 persen PDB. Jika tidak menumbuhkan ekspor ke pelanggan utamanya, Amerika Serikat, masalah kelebihan kapasitas dan utangnya akan melambung dan ekonomi runtuh.

Tiongkok tidak dapat memenangkan perang dagang dengan utang tinggi, kontrol modal, dan ketergantungan pada ekspor ke Amerika Serikat. Devaluasi yuan dan default domino yang besar akan melumpuhkan perekonomiannya.

Tidak Ada Opsi Nuklir

Mata uang Tiongkok tidak didukung oleh penggunaan global maupun emas, tidak sama sekali. Sama juga tidak didukung dengan mata uang fiat apa pun, seperti dolar AS, tetapi lebih sedikit diperdagangkan dan digunakan sebagai penyimpan nilai. Cadangan emas Tiongkok adalah bagian kecil dari pasokan uangnya.

Kelemahan terbesarnya berasal dari kontrol modal dan intervensi besar-besaran di pasar mata uang. Namun, bahkan dengan kontrol modal, pelarian modal terus berlanjut hingga $51 miliar dalam arus keluar pada kuartal pertama 2018, menurut bank investasi Natixis.

Juga, bertentangan dengan pendapat umum, Tiongkok tidak memiliki opsi nuklir (kekuasaan untuk menggunakan ukuran yang dianggap sangat drastis) mengenai utang AS. Untuk sekali ini, bukan pemilik utama atas obligasi-obligasi AS, bahkan tidak mendekati; Tiongkok memiliki kurang dari 8,6 persen dari obligasi AS yang beredar.

Amerika Serikat dapat menjamin permintaan atas masalah-masalah utangnya bahkan jika Tiongkok menjual. Selain itu, jika Tiongkok menjual kepemilikan Treasurynya dari mana ia terletak di dalam laporan neraca bank sentralnya, mata uangnya sendiri akan sangat menghargai.

Dan risiko-risiko domestiknya, seperti ekspor yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lebih rendah, lebih besar daripada keuntungan-keuntungan dari menghasilkan barang dengan ancaman kosong. Bahkan jika menjual semuanya, permintaan untuk obligasi AS telah meningkat selama pembicaraan perang perdagangan, dan kapanpun Tiongkok telah mengurangi kepemilikan Treasury, hasil Treasury telah jatuh.

Federal Reserve dan dana Pendapatan Tetap utama AS dapat membeli obligasi dalam waktu yang sangat singkat, paling banyak seminggu. Apakah bank sentral Amerika Serikat atau bank sentral Tiongkok memiliki obligasi Treasury tersebut tidak membuat perbedaan pada pasokan uang AS yang lebih besar.

Di sisi lain, Tiongkok tidak dapat mempertahankan pertumbuhannya, berdasarkan gelembung utang besar, ​​jika ekspornya turun. Dan surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat telah berkembang sementara surplus perdagangannya dengan bagian dunia lainnya telah menyusut, terutama dengan persaingan baru dari Asia.

Penurunan pertumbuhan ekspor Tiongkok akan berarti menguras cadangan mata uang asing. Cadangan ini baru saja pulih sedikit, tetapi telah turun 21 persen sejak tertinggi tahun 2014.

Runtuhnya cadangan mata uang asing akan meningkatkan pelarian modal yang telah terjadi, yang akan mengarah pada peningkatan kontrol modal yang sudah menimbulkan bencana di Tiongkok, dan dengan itu, tiga efek: pertumbuhan yang lebih rendah, utang yang lebih tinggi, dan risiko devaluasi yuan yang sangat penting.

Sejak Treasury AS membangun bagian terbesar dari cadangan devisa Tiongkok, menjual aset yang sebenarnya Tiongkok tidak cukup miliki tidak masuk akal.

Kalah Kalah

Tentu saja, ada hal-hal negatif yang penting bagi Amerika Serikat, tetapi tidak sedramatis itu.

Amerika Serikat mengekspor sangat sedikit (ekspor mencapai 12 persen dari PDB), jadi ancaman apapun yang mengarah ke kesepakatan positif adalah peningkatan eksponensial, tetapi ada risiko tidak masalah yang mana.

Jika ancaman Trump tidak mengarah ke solusi yang telah dirundingkan, Amerika Serikat juga kalah. Pertama, di jalurnya yang mengagumkan menuju kemandirian energi; kedua, dalam konsumsi; dan ketiga, di pasar tenaga kerja.

Perang komersial pada produk-produk teknologi, baja, dan aluminium dapat menghasilkan biaya tambahan yang relevan untuk eksplorasi minyak dan pengembangan energi terbarukan dan produk teknologi. Ini berarti produk yang lebih mahal, lebih sedikit konsumsi, dan lebih sedikit pekerjaan. Tarif Bush Jr tahun 2002 telah menghancurkan hampir 167.000 pekerjaan.

Defisit ganda AS juga merupakan tantangan. Permintaan untuk dolar AS dan aset berdenominasi dolar yang tinggi, tetapi pembiayaan dapat menyebabkan tantangan lain dalam ekonomi, terutama pertumbuhan kredit ke sektor-sektor produktif dan risiko resesi. Dengan utang pemerintah $21 triliun dan pendongkrakan perusahaan di level tertinggi dalam banyak tahun, risiko tersebut tidak dihentikan.

Secara umum, bagaimanapun, ancaman perang dagang tersebut tidak bersifat inflasi. Harga logam, baja, dan aluminium telah turun sejak pengumuman tarif. Sejauh ini, industri tersebut tidak terpengaruh oleh biaya yang lebih tinggi, tetapi ini adalah tahap awal.

Selain itu, Federal Reserve telah mengumumkan kenaikan suku bunga dengan rute yang sangat jelas. Dengan angka 2,75 persen hingga 3 persen pada 2020, probabilitas inflasi komoditas sangat rendah. Jika kita tambahkan ini pengembalian modal tersebut dihasilkan oleh reformasi pajak dan bukti dari perlambatan global tersebut, itu berarti permintaan yang lebih tinggi untuk dolar AS dan nilai tukar dolar yang lebih tinggi.

Perlu Setuju

Sebagai kesimpulan, model pertumbuhan berbasis utang milik Tiongkok yang rapuh berarti telah kalah dalam apapun kemungkinan perang dagang. Jadi tidak dapat masuk ke dalamnya dengan ancaman kosong. Tetapi kita tidak dapat mengabaikan bahwa itu juga dapat mengimbangi efek positif yang telah diperkirakan dari pemotongan pajak di Amerika Serikat, dan mengarah pada resesi yang akan merugikan rata-rata penduduk. Pemerintah AS tahu bahwa pilar dukungannya adalah pembayar pajak dan pencipta pekerjaan. Dan tidak satupun dari mereka akan menang dalam suatu perang dagang.

Kedua belah pihak akan mendapat manfaat dari suatu kesepakatan, dan Tiongkok tidak dapat mengabaikan kebutuhan untuk cepat mengejar transparansi, hak kepemilikan, dan hak intelektual. Itulah mengapa perang dagang besar-besaran adalah tidak mungkin, terlepas dari retorikanya. (ran)

Daniel Lacalle adalah kepala ekonom di Hedge fund Tressis dan penulis “Escape From the Central Bank Trap,” yang diterbitkan oleh BEP.

ErabaruNews

Pelajar Taman Kanak-Kanak Ngantuk Berat Ketika Teman Sekelas Belajar Bernyanyi

0

Video Story Erabaru – Mengantuk dalam kelas ketika sekolah mungkin adalah sesuatu yang wajar. Kebanyakan pelajar pasti pernah mengalaminya. Bahkan ada yang sampai ketiduran.

Terlebih jika guru menerangkan dengan serius, sementara para siswa tidak menyukai apa yang diajarkan. Namun, dalam video ini, seorang pelajar justru mengantuk ketika seisi kelas tengah gaduh belajar bernyanyi.

Seorang pelajar Taman Kanak-Kanak tampaknya sedang mengantuk berat. Di terhuyung-huyung sempoyongan ketika pelajaran sedang berlangsung.

Walau demikian, tampaknya dia tidak mau menyerah terhadap rasa kantung yang mendera. Dia tetap berusaha untuk terjaga, sambil mendengarkan kawan-kawannya belajar bernyanyi.

Barangkali anak ini enggan ketinggalan pelajaran, sehingga dia berusaha keras menahan kantuk.

Atau barangkali karena pelajaran bernyanyi yang membuat seisi kelas gaduh, sehingga dia gagal untuk tertidur dan bermimpi dalam kelas.

Selamat menyaksikan videonya ya. Jangan lupa di bagikan dengan teman-teman yang lain. (Video Story Erabaru/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

BMKG Bantah Indonesia Akan Dilanda Gelombang Panas Mematikan

0

Epochtimes.id- BMKG merilis untuk mengomentai berita Jum’at (20/4/2018) yang beredar di masyarakat pada laman online Deutsche Welle (DW) Indonesia yang berjudul “Indonesia Akan Didera Gelombang Panas Mematikan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal menyatakan tanggapan resmi BMKG :

1. Berita tersebut adalah berita daur ulang yang sudah pernah terbit pada 20 Juni 2017 lalu.

2. Artikel yang ditulis DW Indonesia tersebut didasarkan pada paper ilmiah Camilo Mora et al. (Univ. of Hawai) yang terbit di Jurnal Nature Climate Change Juni 2017 lalu berjudul “Global risk of deadly heat” (www.nature.com/articles/nclimate3322).

3. Paper tersebut mengkaji naiknya risiko ketakmampuan kapasitas tubuh manusia bertahan terhadap panas (thermoregulatory) akibat kenaikan temperatur perubahan iklim.

Kajian menggunakan data kasus kematian terkait gelombang panas (heat waves) dari tahun 1980 – 2014 dan menemukan 783 kasus kejadian gelombang panas berdampak kematian dari 164 kota di 36 negara.

Hasilnya, dengan menghitung indeks threshold global suhu harian udara permukaan dan kelembaban udara (RH) yang menjadi pemicu kematian pada kejadian gelombang panas ditemukan 30% penduduk bumi saat ini terpapar threshold global suhu dan RH tersebut, setidaknya 20 hari dlm setahun.

Proyeksi iklim pada akhir abad 21 (2090 – 2100), dari 30% tersebut akan meningkat menjadi ~48% dibawah skenario penurunan drastis pengendalian emisi GRK (RCP2.6) dan ~74% dibawah skenario pertumbuhan emisi GRK tanpa pengendalian (RCP8.5).

Hal itu meningkatkan ancaman bagi kehidupan manusia akibat peningkatan suhu global dan berdampak besar bila GRK tidak dikurangi emisinya, meskipun saat ini belum tampak nyata dampaknya.

4. Pemberitaan DW Indonesia dengan judul yang bombastis dengan kesan terkonsentrasi pada dampak besar yang akan terjadi di Indonesia sebenarnya tidak cukup relevan dengan kajian ilmiah paper Mora et al (2017) tersebut.

Hal itu dikarenakan, selain paper Mora et al (2017) lebih membahas pada skala global dan tidak menyebut Indonesia secara spesifik, juga data kejadian gelombang panas yang dipakai sebagai dasar analisis dan pengambilan kesimpulan tidak ada satupun yang berasal dari Indonesia, sebagian besar data gelombang panas terjadi di Eropa dan Amerika Utara, sebagian kecil di India, Tiongkok dan Australia. (Indonesia tidak termasuk dari 164 kota 36 negara yang dikaji data gelombang panasnya dalam paper tersebut)

5. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia belum pernah mencatat terjadinya gelombang panas yang berdampak kematian.

Juga belum terdapat kajian dampak gelombang panas dengan menggunakan batas atas (threshold) suhu permukaan dan kelembaban udara tersebut terhadap fisiologi tubuh orang Indonesia (termasuk dalam paper ilmiah Mora et al, 2017).

Bagi orang Indonesia threshold tersebut mungkin belum memberikan dampak mematikan. (asr)