Home Blog Page 23

Krisis Populasi Shanghai Memburuk di Tengah Eksodus Migran dan Menurunnya Angka Kelahiran

0

 oleh Alina Wang -Visiontimes.com 

Dikenal sebagai salah satu pusat keuangan utama Tiongkok, Shanghai kini menghadapi krisis populasi ganda yang membuat para pejabat dan pakar khawatir. Berdasarkan data terbaru, jumlah pekerja non-residen (atau migran) yang tinggal di kota ini telah turun di bawah angka 10 juta untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.

Angka tersebut berasal dari “Buletin Statistik Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Shanghai 2024” yang dirilis oleh otoritas Shanghai pada 25 Maret. Per akhir tahun 2024, jumlah total penduduk tetap Shanghai tercatat sebanyak 24,8 juta jiwa, mengalami penurunan sebesar 72.000 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Yang paling mencolok adalah penurunan populasi non-residen sebesar 237.900 jiwa, menyisakan 9,83 juta — ini merupakan kali pertama jumlahnya turun di bawah 10 juta.

Apa yang memicu eksodus ini?

Populasi migran di Shanghai mencapai puncaknya pada tahun 2020 dengan 10,48 juta orang. Sejak saat itu, jumlahnya terus menurun tiap tahun: 10,32 juta pada 2021, 10,06 juta pada 2022, 10,07 juta pada 2023, dan kini di bawah 10 juta pada 2024.

Alasan di balik tren penurunan ini sangat kompleks. Perlambatan ekonomi dan perubahan struktur industri di Shanghai telah mengurangi permintaan akan tenaga kerja migran. Seperti yang dijelaskan dalam data resmi dari pemerintah Shanghai, “Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap pekerja migran di sektor manufaktur tradisional dan industri jasa tingkat rendah mengalami penurunan.”

Sementara itu, meskipun industri teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan (AI) tengah berkembang, jumlah lapangan kerja untuk tenaga terampil masih terbatas dan belum mampu mengimbangi menurunnya peluang kerja untuk pekerja dengan keterampilan rendah.

Selain itu, biaya hidup yang melonjak—terutama harga perumahan— membuat banyak orang kesulitan untuk menetap jangka panjang di kota ini. Para analis mencatat bahwa tingginya harga sewa tetap menjadi penghalang utama bagi para migran muda untuk menetap di kota ini. Banyak dari mereka akhirnya memilih untuk kembali ke kampung halaman atau pindah ke kota-kota yang lebih kecil, di mana biaya tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari lebih terjangkau.

Hambatan lainnya datang dari norma budaya yang mengharuskan kepemilikan rumah sebelum menikah dan membentuk keluarga. Dalam budaya Tiongkok, umum bagi kaum muda untuk menargetkan kepemilikan rumah sebagai prasyarat menikah dan memiliki anak. Namun, di kota-kota seperti Shanghai, bahkan menyewa apartemen sederhana pun bisa sangat mahal. Akibatnya, banyak migran muda menunda pernikahan dan memiliki anak tanpa batas waktu yang pasti.

Angka kelahiran makin anjlok

Meski penurunan populasi migran cukup mengkhawatirkan, angka kelahiran yang makin merosot di Shanghai menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar lagi. Menurut laporan dari Komisi Kesehatan Kota yang dirilis pada Juni 2024, tingkat fertilitas total (TFR) menurun dari 0,7 pada tahun 2022 menjadi 0,6 pada tahun 2023 — angka yang jauh di bawah tingkat penggantian ideal sebesar 2,1, dan bahkan lebih rendah dari Korea Selatan, negara dengan tingkat fertilitas terendah di dunia.

Di beberapa distrik pusat Shanghai seperti Huangpu, Xuhui, Changning, Jing’an, Putuo, dan Hongkou, tingkat fertilitas bahkan telah jatuh di bawah 0,5, yang berarti dua pasangan suami-istri tidak lagi memiliki satu anak pun secara rata-rata.

Penundaan usia melahirkan juga mencerminkan tren penurunan ini. Rata-rata usia ibu yang pertama kali melahirkan di kalangan penduduk terdaftar Shanghai terus meningkat, dari 29,01 tahun pada 2015 menjadi 31,66 tahun pada 2023. Sementara itu, usia rata-rata keseluruhan untuk melahirkan kini mencapai 32,56 tahun.

Meskipun pemerintah Tiongkok telah melonggarkan kebijakan keluarga berencana yang ketat selama bertahun-tahun dan bahkan mendorong pasangan untuk memiliki lebih banyak anak, keinginan generasi muda di Shanghai untuk memperbesar keluarga tetap rendah. Survei sebelumnya yang dilakukan oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menemukan bahwa alasan utama wanita usia subur enggan memiliki lebih banyak anak adalah “beban ekonomi yang berat.”

Kota yang menua dengan cepat

Biaya membesarkan anak di Shanghai tidak hanya bersifat finansial. Banyak perempuan juga mengeluhkan sulitnya menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, terutama ketika memiliki anak kecil. Bahkan dengan bantuan keuangan dari pemerintah, waktu dan energi emosional yang dibutuhkan untuk mengasuh anak, ditambah lagi dengan biaya pengasuhan dan pendidikan yang terus meningkat, menjadi penghalang utama.

Kini, dengan populasi non-residen yang menyusut dan tingkat kelahiran yang termasuk terendah di dunia, Shanghai mengalami proses penuaan yang cepat. Kota ini tengah menghadapi tantangan demografi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan laporan dari Biro Urusan Sipil Kota Shanghai, tingkat penuaan penduduk di kota ini kini sebanding dengan Jepang — negara yang dikenal dengan masyarakatnya yang cepat menua dan angka kelahiran yang sangat rendah.

Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, 40 persen penduduk terdaftar di Shanghai akan masuk kategori lansia. Pada tahun 2050, angka itu bisa meningkat menjadi 44,5 persen, menjadikan Shanghai sebagai salah satu kota dengan populasi paling tua di dunia. Hal ini dapat berdampak besar tidak hanya terhadap tenaga kerja, tetapi juga sistem kesehatan, pensiun, dan layanan sosial lainnya di kota tersebut.

Alina, yang berasal dari New York, memiliki gelar Sarjana Komunikasi Korporat dari Baruch College dan menulis tentang hak asasi manusia, politik, teknologi, dan masyarakat.

“Tarif AS –Tiongkok akan Jadi Perang Jangka Panjang”, Ucapan Pejabat Tiongkok Tuai Sindiran, Sementara Pengusaha Menjerit

EtIndonesia. Tindakan balasan dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap tarif Amerika Serikat justru membuat pelaku industri Tiongkok, khususnya sektor e-commerce dan manufaktur, berada dalam tekanan besar. Di tengah gelombang pembatalan pesanan dari pelanggan asing, banyak pabrik terpaksa meliburkan karyawan secara massal. Para analis menyebut, kebijakan balasan PKT yang sembrono ini justru memperburuk krisis ekonomi dalam negeri.

Seorang pemilik usaha di Tiongkok mengeluhkan: “Banyak pesanan kami terpaksa dibatalkan. Saya punya lebih dari seratus pekerja—saya sungguh tidak tahu harus bagaimana.”

Para pengusaha e-commerce di Tiongkok juga melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi terus memburuk, dengan tingkat pengangguran yang tetap tinggi. Kebijakan pemerintah untuk “menghidupkan kembali ekonomi” dinilai tidak membawa hasil nyata. Kini, dengan dimulainya perang tarif melawan Amerika, banyak perusahaan justru semakin terpuruk.

Li Hengqing, ekonom dari Washington Institute for Information and Strategy, mengungkapkan: “Kondisi ini bisa sangat mematikan. Amerika sebelumnya mengimpor barang senilai 400 hingga 500 miliar dolar AS dari Tiongkok setiap tahunnya. Jika kondisi ini berlanjut, perusahaan-perusahaan itu akan kehilangan pesanan dengan sangat cepat.”

Sejumlah pemilik pabrik perhiasan menyatakan bahwa biasanya pada waktu seperti ini, pesanan Natal dari Amerika sudah mulai masuk. Namun, tahun ini, belum ada satu pun pesanan yang datang dari pelanggan AS.

Seorang warga Tiongkok mengaku:“Pabrik kami belum pernah sepi seperti ini. Susah sekali mendapatkan pesanan.”

Para analis melihat bahwa strategi tarif Presiden Trump bertujuan untuk memperbaiki ketimpangan perdagangan global, menghidupkan kembali industri manufaktur dalam negeri, dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi warga Amerika—sebuah langkah untuk “Membuat Amerika Hebat Kembali”. Sebaliknya, konfrontasi yang dilakukan PKT dinilai hanya demi mempertahankan sistem otoriternya, meski harus mengorbankan perekonomian nasional.

Li Hengqing kembali menambahkan:“Jika PKT bersikeras terus menjalankan konfrontasi ini, maka perusahaan-perusahaan akan kehilangan pesanan. Itu sama saja menambah beban bagi ekonomi Tiongkok yang sudah rapuh.”

Pada hari Kamis (10/4), seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi kepada New Tang Dynasty TV bahwa dengan tambahan tarif 20% terkait isu fentanyl, total tarif Amerika terhadap produk Tiongkok kini mencapai 145%.

Menteri Keuangan AS, Bessent, pada Rabu (9/4), menyatakan bahwa tarif tinggi ini sejatinya tidak akan meningkat jika negara-negara lain tidak mengambil langkah balasan. Dia menegaskan bahwa Pemerintah Tiongkok sendirilah yang memilih untuk memperkeruh situasi.

Selama beberapa hari terakhir, selain membalas dengan tarif tinggi, PKT juga memberlakukan pembatasan ekspor terhadap bahan-bahan penting yang digunakan oleh perusahaan Amerika untuk produksi chip dan produk pertahanan. Tiongkok juga menggunakan regulasi dan penyelidikan untuk mengintimidasi dan menghukum perusahaan-perusahaan Amerika.

Tak hanya itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok beberapa kali menyatakan akan “melawan sampai akhir.” Pada 10 April, juru bicara Kemenlu Mao Ning bahkan menggunakan platform X (dulu Twitter) untuk mengutip ucapan Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Tiongkok terdahulu—yang diduga kuat merupakan isyarat bahwa perang tarif dengan AS akan menjadi “perang jangka panjang.” Unggahan tersebut justru memicu gelombang sindiran dari warganet.Li Dayu, pembawa acara US-China Focus with Dayu, mengomentari dengan tajam: “PKT saat ini tidak sedang menyelamatkan rakyat. Mereka hanya sedang menyelamatkan kepentingan elit penguasa dan keluarga-keluarga partai. Ini bukan demi rakyat Tiongkok, tapi justru mengorbankan rakyat demi kelangsungan kekuasaan partai.” (jhn/yn)

Pertaruhan yang Dikalkulasi PKT: Mengapa Beijing Meningkatkan Pertarungan Dagangnya Dengan Pemerintahan Trump?

oleh Wang He

Total tarif Amerika Serikat terhadap barang-barang asal Tiongkok mencapai angka mengejutkan sebesar 145 persen per 11 April. Padahal, Presiden Donald Trump baru kembali menjabat di Gedung Putih kurang dari tiga bulan. Lalu mengapa tarif terhadap Tiongkok melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya?

Alasan Pertama: Fentanyl

Beijing menolak membatasi aliran fentanyl ke Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, bahan prekursor untuk memproduksi narkoba mematikan ini berasal dari Tiongkok. Meski rezim Tiongkok bisa saja campur tangan untuk menghentikan ekspor tersebut, mereka memilih untuk tidak melakukannya. Mengapa?

Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan fentanyl sebagai alat tawar untuk menekan Washington. Namun, pemerintahan Trump memutuskan bahwa kesabaran telah habis, sehingga mereka secara signifikan menaikkan tarif terhadap barang-barang asal Tiongkok. Tarif 145 persen tersebut sudah termasuk tarif sebelumnya sebesar 20 persen yang terkait dengan penyelundupan fentanyl ke Amerika Serikat.

Alasan Kedua: Tarif Resiprokal

Hingga saat ini, Beijing juga menolak bernegosiasi dengan Washington mengenai tarif timbal balik. Pada 2 April, Trump mengaktifkan International Emergency Economic Powers Act (IEEPA), undang-undang tahun 1977 yang memberi wewenang kepada presiden untuk memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap negara asing. Melalui IEEPA, Trump memperkenalkan tarif timbal balik terhadap puluhan negara, dengan tarif untuk Tiongkok ditetapkan sebesar 34 persen—yang bahkan bukan yang tertinggi.

Tarif-tarif ini bukan dimaksudkan sebagai solusi akhir, melainkan sebagai alat untuk mendorong negara mitra berdagang agar mau duduk di meja perundingan guna menghapuskan tarif serta hambatan non-tarif terhadap Amerika Serikat.

Faktanya, sebagian besar negara yang dikenakan tarif timbal balik bersedia untuk bernegosiasi. Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social pada 9 April, Trump mengatakan bahwa “lebih dari 75 negara” telah menghubungi pejabat AS untuk membahas tarif. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Fox Business bahwa Trump akan “turun langsung dalam negosiasi-negosiasi tersebut.”

Trump juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai pemimpin asing pertama yang secara langsung membahas perdagangan dengan Trump. Netanyahu sepakat untuk menghapus defisit perdagangan Israel dengan AS, membongkar hambatan perdagangan, dan menghapus tarif atas barang-barang asal Amerika.

Alasan Ketiga: Sikap Menantang dari Beijing

Alasan utama lainnya bisa jadi adalah sikap pembangkangan Beijing. Menanggapi tarif dari AS, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka akan “berjuang sampai akhir.”

Sebagai balasan, PKT menetapkan tarif 125 persen atas barang-barang asal AS pada 11 April. Selain itu, mereka juga melarang 12 perusahaan Amerika melakukan aktivitas ekspor-impor dengan Tiongkok, dan memberlakukan kontrol ekspor baru terhadap tujuh unsur tanah jarang (rare earth).

Bessent sebelumnya sudah memperingatkan negara-negara mitra dagang AS:

“Saran saya untuk semua negara saat ini adalah: jangan membalas. Duduklah diam, amati dulu, lihat bagaimana hasilnya, karena jika Anda membalas, maka akan terjadi eskalasi. Jika tidak, inilah titik tertinggi dari tindakan ini.”

Perkembangan ini menunjukkan bagaimana PKT berulang kali mengabaikan kekhawatiran inti Washington, menolak undangan untuk bernegosiasi, dan tetap berpegang pada sikap konfrontatif ala “diplomasi petempur serigala”—dengan risiko memicu perang dagang besar-besaran dengan pemerintahan Trump.


Cara Pandang Strategis Beijing

Menurut pandangan penulis, pemikiran strategis Beijing tampaknya sebagai berikut:

  1. AS sebagai Rintangan Global Beijing memandang Amerika Serikat, khususnya pemerintahan Trump, sebagai hambatan utama bagi ambisi globalnya, dan percaya bahwa pemerintahan ini memahami sifat sejati PKT. Oleh karena itu, Beijing bertekad untuk mengganggu, melemahkan, dan merusak kepresidenan Trump. Rezim Tiongkok berharap bahwa setelah empat tahun, ketika masa jabatan Trump berakhir, pemerintahan AS yang baru akan lebih lunak, sehingga PKT bisa menyesuaikan strateginya.
  2. Bertaruh pada Masalah Domestik AS Rezim Tiongkok juga bertaruh pada tantangan domestik AS. Ekonomi AS sedang menghadapi tekanan inflasi, dan utang nasional bruto telah melampaui $36 triliun—dengan pembayaran bunga tahunan kini melampaui anggaran pertahanan. Upaya Trump untuk melakukan reindustrialisasi menghasilkan hasil yang campur aduk, dan defisit barang mencapai rekor $1,21 triliun pada 2024.

    Sementara itu, kebijakan Trump yang luas mendapat kritik dan tantangan—hal yang dipercaya Beijing akan sangat membatasi efektivitas Trump.
  3. Menggoyang Tatanan Ekonomi Global Kebijakan luas Trump terkait tarif timbal balik dirancang untuk mengatur ulang tatanan ekonomi global, membongkar norma-norma perdagangan yang mengakar, dan memberi tekanan bahkan kepada sekutu dekat. Hal ini bisa menjauhkan banyak negara dari AS. PKT melihat ini sebagai peluang untuk menggalang dukungan internasional. Mereka tampaknya percaya bahwa sikap keras terhadap AS bisa mendorong negara lain untuk bergabung dalam “front persatuan” melawan Washington, mengikis pengaruh Amerika, dan lebih mengisolasi AS.

    Namun pertaruhan geopolitik ini tidak realistis—lebih seperti harapan kosong.

Salah Hitung Ekonomi

Beijing salah menilai kekuatan ekonomi Tiongkok dan meremehkan Amerika Serikat. Kesenjangan PDB antara keduanya menyempit dari $11,1 triliun pada 2007 menjadi $5,9 triliun pada 2021. Namun sejak 2022, kesenjangan melebar kembali, mencapai $10,3 triliun pada 2024. PDB Tiongkok yang sempat mencapai 75,3 persen dari PDB AS pada 2021, kini turun menjadi 64,86 persen pada 2024—memicu pembicaraan soal “puncak ekonomi” Tiongkok sejak 2023.

Meski data resmi Tiongkok menunjukkan bahwa porsi perdagangan luar negeri Tiongkok dengan AS turun dari 14,2 persen (2017) menjadi 11,2 persen (2023), sementara pangsa ekspor Tiongkok di pasar global naik dari 12,8 persen menjadi 14,2 persen, yang seolah menunjukkan ketahanan ekonomi, tren ini tidak berkelanjutan. Surplus perdagangan Tiongkok melonjak menjadi $992,2 miliar pada 2024, menimbulkan kekhawatiran internasional tentang kapasitas produksi berlebihan di negara itu.

Sementara itu, Amerika Serikat, sebagai pasar konsumen terbesar di dunia, mengimpor sekitar $3,29 triliun barang pada 2024—sekitar 15 persen dari total impor global—meski mengalami defisit perdagangan sebesar $1,21 triliun. Hal ini menjadikan AS sebuah pasar yang tidak bisa diabaikan oleh negara manapun.


Reaksi Trump dan Kesimpulan

Dalam pertemuannya dengan Netanyahu, ketika ditanya apakah tarif AS akan mendorong mitra dagang beralih ke Tiongkok, Trump hanya mengangkat bahu dan berkata:

“Saya tidak khawatir. Mereka ingin berada di tangan AS. Mereka tidak ingin berada di tangan Tiongkok.”

Walaupun Amerika Serikat memiliki masalah internal yang perlu diatasi, pondasi ekonominya tetap kuat. Reformasi ekonomi Trump mungkin terasa sulit dalam jangka pendek, tetapi bertujuan untuk pertumbuhan jangka panjang. Sebaliknya, ekonomi Tiongkok telah menurun signifikan sejak 2022, dan dengan kebijakan Beijing yang tidak dapat diprediksi, kemungkinan akan semakin memburuk. Perang dagang dengan Amerika hanya akan memperparah situasi.

Rezim Tiongkok terlalu fokus pada kerentanan Amerika sambil mengabaikan kelemahannya sendiri yang serius. Dengan memilih untuk meningkatkan konflik dagang, PKT bukan sedang bertindak secara strategis—melainkan sedang mengundang bencana.

Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak selalu mencerminkan pandangan dari The Epoch Times.

Utusan Khusus Trump Bertemu Putin di Saint Petersburg untuk Membicarakan Ukraina

Pertemuan ini berlangsung saat Trump berupaya mendorong Moskow untuk duduk di meja perundingan guna mencapai kemungkinan gencatan senjata di Ukraina.

EtIndonesia. Utusan Khusus Presiden Trump, Steve Witkoff pada 11 April 2025 bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menormalisasi hubungan antara Washington dan Moskow.

 Pertemuan ini terjadi ketika Presiden Donald Trump berusaha merancang kesepakatan gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran sementara waktu di Ukraina, di tengah invasi Rusia yang masih berlangsung.

Witkoff terekam sedang berjabat tangan dengan Putin sebelum keduanya bertemu di perpustakaan kepresidenan di Saint Petersburg untuk membahas Ukraina dan berbagai isu lainnya.

Witkoff dengan cepat menjadi sosok penting dalam strategi diplomatik pemerintahan Trump, bekerja untuk mendorong tercapainya kesepakatan dalam perang Rusia-Ukraina, serta konflik Israel-Hamas.

 Putin sebelumnya  menyetujui secara prinsip dorongan Trump untuk gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina, namun belum menunjukkan komitmen penuh terhadap kesepakatan tersebut. Pemimpin Rusia itu telah mengeluarkan berbagai tuntutan yang sering berubah setiap kali kesepakatan tampak akan tercapai.

 Dalam hal ini, Putin  menuntut agar Ukraina secara resmi dilarang bergabung dengan NATO, agar kekuatan militer Ukraina dibatasi, dan agar Rusia diberikan seluruh wilayah dari empat daerah Ukraina yang diklaimnya sebagai milik Rusia, meskipun Moskow belum sepenuhnya menguasai satu pun dari wilayah tersebut.

Pemerintahan Trump sempat berhasil mendorong Kyiv dan Moskow untuk secara tentatif menyetujui dua gencatan senjata terbatas: satu untuk melindungi infrastruktur energi dan satu lagi untuk melindungi perdagangan maritim di Laut Hitam.

Namun kedua kesepakatan itu nyaris langsung runtuh, dengan pasukan Ukraina dan Rusia saling menuduh melanggar larangan menyerang lokasi energi, dan Moskow mengajukan tuntutan baru terkait kesepakatan Laut Hitam.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Moskow tidak bernegosiasi soal gencatan senjata dengan itikad baik dan menuduh Rusia dengan sengaja memperlambat proses untuk mendapatkan keuntungan militer lebih besar sebelum bersedia berunding.

“Mereka mengulur-ulur pembicaraan dan mencoba membuat AS terjebak dalam diskusi tak berujung dan tak berguna mengenai ‘syarat-syarat’ palsu hanya untuk menunda waktu dan kemudian mencoba merebut lebih banyak wilayah,” kata Zelenskyy di Paris bulan lalu.

Trump sendiri juga tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap usulan tandingan dari Moskow.

 “Rusia harus segera bergerak,” tulis Trump di platform media sosial Truth Social miliknya pada Jumat. “Terlalu banyak orang yang MENINGGAL, ribuan setiap minggu, dalam perang yang mengerikan dan tidak masuk akal – Perang yang seharusnya tidak pernah terjadi, dan tidak akan terjadi jika saya yang menjadi Presiden!!!”

Sementara Amerika Serikat berusaha membujuk Rusia untuk masuk ke dalam negosiasi gencatan senjata, Moskow justru sibuk memperkuat aliansi de facto-nya dengan Iran dan Tiongkok.

 Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexey Overchuk, mengatakan saat kunjungan ke Tiongkok bulan lalu bahwa Moskow sedang berupaya menyeimbangkan pendekatannya yang kembali akrab dengan Washington di satu sisi, dan aliansi yang kian erat dengan Beijing di sisi lain.

“Mengenai hubungan antara Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, kita tidak boleh membina hubungan dengan satu negara dengan mengorbankan negara lainnya, dan sebaliknya,” kata Overchuk.

Moskow dan Beijing terus memperluas kemitraan strategis menyeluruh yang telah memperdalam hubungan ekonomi, diplomatik, dan militer mereka, termasuk dengan meningkatkan latihan militer gabungan Rusia-Tiongkok di seluruh dunia.

Putin dan Trump belum pernah mengadakan pertemuan langsung sejak awal masa jabatan kedua Trump pada bulan Januari.

 Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Putin dan Witkoff mungkin akan membahas kemungkinan pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin tersebut.

Peskov mengatakan kepada media pemerintah Rusia bahwa tidak ada terobosan yang diharapkan dalam negosiasi gencatan senjata selama pembicaraan Witkoff-Putin. Sebaliknya, Peskov mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan menjadi kesempatan bagi Rusia untuk menyampaikan “keprihatinannya” kepada Washington.

Sumber : Theepochtimes.com

Pertemuan Rahasia AS–Tiongkok: Beijing Mengaku Dalangi Serangan Siber terhadap Infrastruktur Amerika

EtIndonesia. Menurut laporan The Wall Street Journal, pejabat Tiongkok secara diam-diam mengakui bahwa Beijing berada di balik serangkaian serangan siber mengejutkan yang menargetkan infrastruktur penting di Amerika Serikat. Pengakuan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan rahasia antara pejabat Tiongkok dan AS pada Desember 2023.

Pertemuan yang berlangsung setengah hari di Jenewa, Swiss, dihadiri oleh perwakilan dari kedua negara. Dalam forum tersebut, pejabat tinggi bidang siber dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Lei, mengungkapkan bahwa serangan siber terhadap infrastruktur AS merupakan respons atas dukungan militer Washington terhadap Taiwan.

Pernyataan Wang Lei dianggap tidak langsung dan samar, namun sebagian besar anggota delegasi AS menafsirkannya sebagai bentuk pengakuan diam-diam sekaligus peringatan keras terkait kebijakan AS terhadap Taiwan.

Sebelumnya, pada Januari 2024, WSJ juga mengungkap bahwa kelompok peretas Tiongkok bernama “Volt Typhoon” dan “Salt Typhoon” telah menyusup ke lebih banyak sistem telekomunikasi AS dari yang sebelumnya diketahui. Para peretas itu memanfaatkan kerentanan pada perangkat jaringan dari perusahaan Fortinet yang belum ditambal, serta menyusup ke router skala besar milik Cisco Systems.

Kelompok peretas Tiongkok ini tidak hanya menyusup ke jaringan milik AT&T dan Verizon, tetapi juga ke Lumen Technologies dan T-Mobile, menunjukkan skala infiltrasi yang sangat serius.

Dalam pertemuan rahasia Gedung Putih pada musim gugur 2023, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan memperingatkan para eksekutif perusahaan telekomunikasi dan teknologi bahwa peretas Tiongkok telah memiliki kemampuan untuk menonaktifkan puluhan pelabuhan, jaringan listrik, dan infrastruktur vital lainnya di AS secara sewenang-wenang.

Situasi ini memperburuk hubungan antara AS dan Tiongkok yang kini berada di titik beku. Para pejabat dan anggota parlemen AS menegaskan bahwa Beijing terus menggunakan dua kelompok peretas tersebut untuk mendapatkan akses ke jaringan telekomunikasi Amerika.

Menanggapi hal ini, mantan pejabat tinggi pemerintahan Trump menyatakan bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) akan meluncurkan lebih banyak serangan siber ofensif terhadap infrastruktur digital milik Partai Komunis Tiongkok sebagai bentuk balasan. (jhn/yn)

Identitas Tentara Tiongkok yang Ditawan di Ukraina Terungkap

EtIndonesia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina berhasil menawan dua tentara berkewarganegaraan Tiongkok yang bergabung dengan militer Rusia dan terlibat dalam pertempuran di wilayah Donetsk, Ukraina.

Dalam pernyataannya di platform X pada tanggal 8 April, Zelenskyy menulis: “Pasukan kami telah menahan dua warga negara Tiongkok yang bergabung dengan militer Rusia untuk berperang di Ukraina. Identitas mereka dikonfirmasi melalui dokumen, kartu identitas, dan kartu bank yang ditemukan pada mereka.”

Menurut laporan, kedua orang tersebut direkrut secara terpisah—satu di wilayah Tiongkok, dan satu lagi di Rusia—dengan bayaran sebesar 2 juta rubel, atau setara 170.000 yuan (sekitar Rp 375 juta).

Pada tanggal 10 April, Zelenskyy menyampaikan bahwa Ukraina telah mengidentifikasi setidaknya 155 warga Tiongkok yang direkrut melalui media sosial oleh Rusia untuk ikut serta dalam perang. Dia meyakini jumlah sebenarnya bisa jauh lebih besar, dan menyebut bahwa para tawanan warga Tiongkok ini dapat digunakan dalam pertukaran tawanan perang dengan Rusia di masa mendatang.

Salah satu tentara Tiongkok yang ditawan, Wang Guangjun, menyebut: “Tiga orang lainnya—dua dari Tiongkok dan satu orang asing—pergi ke suatu tempat yang saya sendiri tidak tahu di mana.”

Identitas mereka telah dikonfirmasi, satu berasal dari Jiangxi, dan yang lainnya dari Henan. Keduanya direkrut dengan iming-iming kompensasi yang menggiurkan.

Tentara lainnya, Zhang Renbo, mengatakan: “Sejak awal hingga akhir, saya tidak pernah sekalipun menembakkan senjata.”

Ukraina saat ini sedang menyelidiki apakah keberadaan para tentara Tiongkok ini merupakan bagian dari instruksi resmi pemerintah Beijing dalam mendukung invasi Rusia ke Ukraina. (jhn/yn)

Gedung Putih: Tarif Impor untuk Tiongkok Naik Jadi 145%, Mulai Berlaku 

EtIndonesia. Pada hari Kamis (10 April), Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif impor terhadap produk-produk dari Tiongkok melonjak hingga 145%. Presiden Donald Trump, dalam rapat kabinet yang digelar sore hari, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi “penataan ulang.” Berikut laporan dari koresponden Gedung Putih.

Reporter Tao Ming: “Pada hari Kamis, Gedung Putih mengonfirmasi kepada media kami bahwa pengumuman Presiden Trump sehari sebelumnya mengenai tambahan tarif sebesar 125% terhadap Tiongkok adalah tarif ‘resiprokal’, yang diberlakukan di atas tarif 20% yang telah diterapkan sebelumnya. Dengan demikian, total tarif menjadi 145% dan mulai berlaku pada 10 April.”

Presiden AS Donald Trump menyatakan :“Kita lihat saja bagaimana langkah yang akan diambil pihak Tiongkok. Mereka sudah terlalu lama mengambil keuntungan dari negara kita. Eksploitasi yang mereka lakukan terhadap Amerika melampaui batas kewajaran.”

Dalam perkembangan yang mengejutkan, Trump sementara menurunkan tarif tinggi terhadap puluhan negara, termasuk Taiwan. Langkah ini dianggap sebagai perubahan besar dalam arah kebijakan, dan langsung memicu lonjakan tajam di pasar saham global.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu (Lin Chia-lung), saat diwawancarai di depan gedung parlemen Taiwan pada hari Kamis, menyatakan bahwa Taiwan akan terus meningkatkan pembelian dan investasi di Amerika Serikat serta berupaya mengurangi surplus perdagangannya dengan AS.

Lin Chia-lung mengatakan: “Kami berharap dapat memanfaatkan besarnya pasar Amerika, dengan keunggulan mereka dalam bidang teknologi, modal, dan sumber daya manusia, untuk membentuk aliansi Taiwan-AS yang kuat.”

Di hari yang sama, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan kepada media bahwa Pemerintah Amerika tengah mempertimbangkan proposal kesepakatan tarif dari 15 negara.

Kevin Hassett mengatakan: “Kami sedang menelaah semua proposal tersebut dan menilai apakah layak untuk diajukan kepada Presiden.”

Hassett memperkirakan bahwa dalam waktu tiga hingga empat minggu ke depan, akan ada kemajuan pesat dalam perundingan dagang.

“Proses ini sebenarnya telah dimulai sejak lama, bukan baru hari ini atau kemarin, dan sekarang perkembangannya sangat cepat,” tambahnya.Reporter: “Dengan percepatan perundingan di Gedung Putih, dunia kini menanti apakah Amerika Serikat bisa mencapai kesepakatan tarif dengan lebih banyak negara dalam waktu dekat, demi membawa sinyal stabilitas bagi pasar global.” (jhn/yn)

Gagalnya Upaya Pembunuhan: Pelaku Ingin Beli Senjata Ukraina untuk Tembak Jatuh Pesawat Trump

EtIndonesia. Tahun lalu, Presiden Donald Trump dilaporkan mengalami dua kali upaya pembunuhan. Berdasarkan hasil penyelidikan terbaru, salah satu tersangka bahkan berusaha memperoleh senjata anti-pesawat dari Ukraina untuk menembak jatuh pesawat pribadi Trump.

Menurut kesaksian jaksa federal, tersangka bernama Ryan Wesley Routh berencana melaksanakan aksi pembunuhan tersebut pada bulan September tahun lalu saat Trump sedang bermain golf. Dia disebut-sebut juga mencoba mendapatkan senjata pertahanan udara untuk menarget pesawat Trump.

Mengutip laporan Fox News, dokumen pengadilan yang dirilis pada Senin (7/4) menunjukkan bahwa pada Agustus tahun lalu, Routh berupaya memperoleh senjata dari seseorang yang diyakini sebagai warga Ukraina dan merupakan rekan konspiratornya. 

Dia mengatakan kepada rekannya: “Kirimkan padaku satu peluncur granat roket atau rudal Stinger, biar kulihat apa yang bisa kulakukan. Trump memperlakukan Ukraina dengan buruk.”

Routh menambahkan bahwa senjata militer sering kali hilang di medan perang, dan satu unit yang “hilang” takkan terlalu diperhatikan.

Ia bahkan terang-terangan berkata: “Aku butuh perlengkapan itu, supaya Trump tidak bisa terpilih kembali.”

Selain itu, Routh juga disebut mencoba membeli senapan kaliber 50, senjata dengan daya tembak sangat tinggi yang kerap digunakan dalam operasi militer untuk menembus kendaraan lapis baja atau sasaran jarak jauh.

Saat insiden percobaan pembunuhan terhadap Trump terjadi, agen Dinas Rahasia Amerika Serikat yang berjaga di luar Trump International Golf Club di West Palm Beach, Florida, melihat seorang pria berjongkok di balik semak-semak sambil memegang senapan AK-47 yang dilengkapi dengan teropong bidik dan diarahkan ke arah lokasi Trump berada. Routh langsung ditangkap dan didakwa atas berbagai tuduhan, termasuk:

  • Kepemilikan senjata api oleh pelaku tindak kejahatan berat (felon),
  • Kepemilikan senjata api dengan nomor seri yang sudah dihapus.

Pada Kamis (10/4), Jaksa Agung Negara Bagian Florida menyatakan bahwa Routh juga akan dikenai dakwaan tambahan, termasuk terorisme tingkat negara bagian dan percobaan pembunuhan.

Catatan masa lalu Routh menunjukkan bahwa dia pernah divonis bersalah pada tahun 2002 karena kepemilikan senjata pemusnah massal.

Pada Senin (7/4l), pengacara pembela Routh mengajukan dokumen ke pengadilan, menuding aparat penegak hukum menggunakan taktik sugestif dan manipulatif terhadap saksi mata, serta menyatakan bahwa kesaksian tersebut melanggar Konstitusi. Oleh karena itu, mereka meminta hakim untuk mengeluarkan kesaksian itu dari proses persidangan yang dijadwalkan dimulai pada 8 September mendatang.

Tim pembela juga mengutip Amandemen Kedua Konstitusi AS—yang menjamin hak warga untuk memegang senjata api—dalam permohonan mereka kepada pengadilan federal agar membatalkan dakwaan atas kepemilikan senjata api ilegal yang dikenakan kepada Routh.Pengadilan dijadwalkan memberikan tanggapan atas permohonan ini paling lambat tanggal 21 April. (jhn/yn)

Mengapa Anda Harus Berhenti Menggunakan Alarm untuk Bisa Bangun Tepat Waktu, Menurut Penelitian Baru

EtIndonesia. Jika hari Anda dimulai dengan suara alarm yang keras dan memekakkan telinga, Anda mungkin perlu memikirkan kembali rutinitas bangun tidur Anda.

Penelitian baru dari Fakultas Keperawatan Universitas Virginia menunjukkan bahwa cara Anda bangun tidur dapat memberikan tekanan yang tidak perlu pada jantung Anda.

Mahasiswa doktoral keperawatan Yeonsu Kim mempelajari 32 peserta dan menemukan bahwa dipaksa bangun—seperti oleh alarm ponsel yang keras—dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah pagi yang signifikan. Lonjakan ini, yang terjadi ketika tubuh Anda tiba-tiba tersentak dari tidur ke keadaan terjaga, ditemukan 74% lebih tinggi pada peserta yang terbangun oleh alarm setelah hanya lima jam tidur dibandingkan dengan mereka yang bangun secara alami. Dan itu bukan masalah kecil—lonjakan tekanan darah pagi telah dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang serius, termasuk stroke dan serangan jantung.

Lonjakan tekanan darah mengaktifkan sistem saraf simpatik Anda—sistem yang sama yang memicu respons “lawan atau lari”. Hal itu dapat menyebabkan detak jantung cepat, kecemasan, kelelahan, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala dan mimisan.

Kabar baiknya? Ada cara yang lebih baik dan lebih sehat untuk menyambut hari.

Cara yang Lebih Baik untuk Bangun Tidur

Daripada mengandalkan alarm yang mengagetkan, banyak orang beralih ke metode yang lebih lembut—dan penelitian mendukungnya. Salah satu pilihan yang populer adalah alarm cahaya bertahap, yang juga dikenal sebagai jam alarm matahari terbit. Perangkat ini meniru matahari terbit dengan meningkatkan kecerahan secara perlahan selama periode waktu tertentu. Cahaya lembut membantu memberi sinyal pada tubuh Anda untuk mengurangi produksi melatonin dan beralih ke kondisi terjaga secara lebih alami, mengurangi rasa grogi dan stres di pagi hari.

Ada juga aplikasi alarm yang menggunakan melodi lembut atau suara alam yang secara bertahap semakin keras, membantu Anda bangun tanpa mengejutkan sistem tubuh Anda. Sebuah studi tahun 2020 bahkan menemukan bahwa suara melodi—seperti lagu yang dapat Anda senandungkan—membantu mengurangi inersia tidur, perasaan grogi dan berat yang dapat bertahan selama berjam-jam setelah bangun tidur.

Perubahan kecil dapat membuat perbedaan besar dalam cara tubuh Anda memulai hari—dan jantung Anda akan berterima kasih karenanya!

Jika Anda berpikir untuk mencoba jam alarm matahari terbit, kami menemukan satu di Amazon yang dinilai tinggi dan terjangkau. Ini adalah cara yang lembut dan efektif untuk memulai hari Anda secara alami. Klik di sini untuk mencobanya. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Video: ‘Old Man Challenge’ Menjadi Viral – Bisakah Anda Melakukannya?

EtIndonesia. Seorang pemilik pusat kebugaran di Pennsylvania telah memicu tren kebugaran viral dengan ‘Old Man Challenge’ miliknya, dan jutaan orang menonton—dan mencoba—untuk melihat apakah mereka juga bisa melakukannya!

Dalam video berdurasi 20 detik, pemilik pusat kebugaran berusia 55 tahun itu memperagakan tantangan tersebut, dengan menegur para pria tua yang fokus pada otot dan perut tetapi mengabaikan kardio dan mobilitas.

Judulnya berbunyi: “OLD MAN CHALLENGE! Lucu sekali bagaimana pria berusia di atas 50 (saya 55) hanya peduli pada otot dan perut tetapi tidak memperhatikan kondisi kardiovaskular atau MOBILITAS!”

Video tersebut telah menggemparkan internet, dengan orang-orang dari segala usia menguji fleksibilitas dan daya tahan mereka.

Jadi, apakah Anda siap untuk tantangan ini? Bagikan postingan ini dan tantang teman-teman Anda! (yn)

Sumber: sunnyskyz

Restoran China di Spanyol Tutup Setelah Penemuan Mengerikan Tentang Apa Sebenarnya ‘Bebek Panggang’ Mereka

EtIndonesia. Penggerebekan di sebuah restoran China mengungkap bahwa pelanggan yang memesan hidangan ‘bebek panggang’ mereka mungkin telah memakan sesuatu yang sama sekali berbeda.

Jin Gu terletak di distrik Usera, Madrid, ibu kota Spanyol, dan menjelang akhir Maret, polisi menggerebek tempat itu setelah menerima berbagai keluhan.

Setelah penggerebekan polisi, restoran itu kemudian ditutup setelah ditemukan telah melanggar banyak aturan kesehatan.

Polisi menemukan dapur yang dipenuhi kecoak dan produk-produk, seperti daging dan ikan, tidak memiliki label. Baunya sangat menyengat sehingga seorang petugas Polisi Kota Madrid bahkan mengomentarinya.

“Semuanya berbau seperti makanan laut busuk; hampir tak tertahankan,” kata mereka kepada kantor berita lokal El Mundo. Namun, bukan itu saja yang mereka temukan.

Polisi menemukan burung merpati yang dicabuti bulunya, dan dilaporkan oleh El Mundo bahwa staf menangkap burung itu dari jalanan dan ‘menendangnya sampai mati’.

Selain itu, ada delapan lemari pembeku yang diduga berisi produk tanpa label, tanpa tanggal kedaluwarsa yang tertera dan tidak dapat dilacak.

Alat pemadam kebakaran juga tidak disimpan dengan benar – tidak memenuhi ketinggian minimum yang diperlukan untuk penempatannya – sementara pintu darurat ditutup dengan tempat sampah.

Fasilitas penyimpanannya juga tidak memiliki termometer untuk mengukur dan memantau suhu, yang merupakan persyaratan hukum di Spanyol.

Dan itulah yang mereka temukan di bagian bangunan yang diketahui.

Sebuah ‘ruang rahasia’ yang terletak di belakang rak di toilet penyandang cacat juga ditemukan yang tidak ada dalam rencana, berisi hingga 300 kg makanan busuk di dalam lemari pembeku berkarat, menurut polisi.

Potongan daging dibiarkan kering di tali jemuran, sementara petugas menemukan perangkap tikus dengan daging sebagai umpan dan kipas angin yang dilapisi minyak.

Penemuan ini akhirnya menyebabkan restoran itu ditutup, dan pemilik Jin Gu tengah diselidiki atas dugaan kejahatan yang berkaitan dengan kekejaman terhadap hewan, kejahatan terhadap kesehatan masyarakat, dan hak konsumen.

Penduduk setempat mengklaim bahwa mereka telah melaporkan restoran itu kepada pihak berwenang beberapa kali.

“Tak seorang pun dari kami makan di sana,” kata seorang penduduk setempat kepada media berbahasa Spanyol itu. “Baunya tak sedap, dan kami melihat makanan dibawa dengan kereta dorong dan ditinggalkan di depan pintu di siang bolong.”

Mungkin mengejutkan bagi sebagian orang bahwa restoran itu membanggakan 4,2 bintang di Google – meskipun, seorang pengulas mengomentari betapa kurusnya ‘bebek panggang’ itu.

“Menurutku bebek itu agak kering dan banyak tulangnya, tidak begitu enak,” tulis mereka lima tahun lalu. (yn)

Sumber: unilad

Permen Karet Antivirus Baru Dapat Membantu Mencegah Infeksi Flu dan Herpes

EtIndonesia. Ilmuwan dari Finlandia dan Amerika Serikat telah mengembangkan jenis permen karet khusus yang dapat ‘menjebak’ dan menetralkan beberapa virus influenza dan herpes.

Ketika diminta untuk memikirkan cara terbaik untuk melawan flu dan herpes, kebanyakan orang mungkin tidak akan mengatakan ‘permen karet’, tetapi menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Therapy, permen karet sederhana ini terbukti sangat efektif dalam melawan virus tertentu.

Permen karet bermutu medis yang dibuat terutama dari bubuk kacang lablab yang digiling dari biji spesies Lablab purpureus, yang mengandung protein perangkap virus alami yang disebut FRIL, telah menunjukkan potensi besar untuk menetralkan jenis virus tertentu, termasuk virus penyebab influenza dan herpes, dalam uji laboratorium.

“Protein antivirus berspektrum luas (FRIL) yang terdapat dalam produk makanan alami (bubuk kacang) untuk menetralkan tidak hanya virus flu manusia tetapi juga flu burung merupakan inovasi yang tepat waktu untuk mencegah infeksi dan penularannya,” kata Henry Daniell, PhD, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Gigi UPenn. “Dengan menargetkan virus di tempat penyebarannya yang paling efisien, di rongga mulut, produk ini dapat mengatasi kesenjangan besar dalam perawatan kesehatan.”

Dalam uji lab yang melibatkan mulut mekanis, lebih dari 50% protein FRIL penetral virus dilepaskan hanya dalam waktu 15 menit setelah dikunyah. Para peneliti menunjukkan bahwa hanya 40 miligram FRIL dalam tablet permen karet seberat 2 gram sudah cukup untuk mengurangi jumlah virus hingga lebih dari 95 persen untuk flu, sedangkan untuk virus penyebab herpes HSV-1 dan HSV-2, hanya diperlukan masing-masing 160 miligram dan 74 miligram.

Para peneliti mencatat bahwa saat merumuskan permen karet inovatif mereka, mereka mematuhi standar obat dan standar makanan tingkat klinis, memastikan keamanannya untuk dikonsumsi manusia. Uji stabilitas juga menunjukkan bahwa permen karet antivirus dapat disimpan pada suhu ruangan selama hampir 800 hari tanpa rusak atau kehilangan protein FRIL yang dikandungnya.

Daniell dan timnya menemukan ide permen karet penjebak virus pada puncak pandemi COVID-19 sebagai cara untuk membatasi penularan SARS-CoV-2. Mereka menargetkan air liur, tempat virus dapat bereplikasi dan menyebar melalui bersin, batuk, dan berbicara. Mereka mengetahui tentang sifat antivirus kacang lablab, jadi yang tersisa hanyalah cara untuk memasukkan protein FRIL ke dalam permen karet untuk memastikan efektivitasnya.

Setelah hasil uji lab mereka yang menjanjikan, para ilmuwan berharap untuk segera memulai uji coba pada manusia, sambil juga menguji efektivitas permen karet dalam melawan virus berbahaya lainnya.(yn)

Sumber: odditycentral

Video : Saat Helikopter Hancur di Udara dan Jatuh dari Langit Langsung ke Sungai Hudson

0

EtIndonesia. Sebuah video yang diunggah ke platform media sosial menunjukkan saat helikopter wisata jatuh ke Sungai Hudson di New York pada hari Kamis, menewaskan keenam orang di dalamnya, termasuk tiga anak-anak. Helikopter itu terlihat jatuh dari langit langsung ke sungai.

“Kecelakaan tragis” itu menewaskan semua orang di dalam heli: pilot dan sebuah keluarga dari Spanyol. Dua korban awalnya dibawa ke rumah sakit tetapi kemudian meninggal karena luka-luka mereka.

“Saat ini, keenam korban telah dikeluarkan dari air. Dan sayangnya, keenam korban telah dinyatakan meninggal,” kata Wali Kota Eric Adams dalam sebuah pengarahan. Sebelumnya dia menyebutnya sebagai “kecelakaan yang memilukan dan tragis”.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyebut kecelakaan itu “mengerikan”. Saat menyampaikan belasungkawa di platform media sosial Truth Social, dia menulis bahwa “rekaman kecelakaan itu mengerikan”.

“Tuhan memberkati keluarga dan teman-teman para korban,” tambahnya.

Administrasi Penerbangan Federal menyebutkan dalam sebuah pernyataan bahwa helikopter itu adalah helikopter Bell 206, model yang banyak digunakan dalam penerbangan komersial dan pemerintah, termasuk oleh perusahaan wisata.

Helikopter itu dioperasikan oleh sebuah perusahaan bernama New York Helicopters. Pesawat itu lepas landas dari heliport Wall Street pada pukul 14.59 (waktu setempat) dan jatuh dalam hitungan menit di dekat Lower Manhattan.

Rekaman video menunjukkan pesawat yang terbalik itu tenggelam di sungai. Perahu penyelamat mengitarinya di dekat ujung dermaga pemeliharaan panjang untuk menara ventilasi yang melayani Terowongan Holland di sisi New Jersey di Sungai Hudson.

‘Tidak ada pilot yang dapat mencegah kecelakaan itu’

Seperti dikutip oleh The Associated Press, Justin Green, seorang pengacara penerbangan yang merupakan pilot helikopter di Korps Marinir, mengatakan bahwa rekaman video kecelakaan itu menunjukkan bahwa “kegagalan mekanis yang dahsyat” membuat pilot tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan helikopter.

Dia mengatakan bahwa ada kemungkinan rotor utama helikopter menghantam boom ekor, mematahkannya dan menyebabkan kabin jatuh bebas.

“Mereka tewas begitu saja setelah apa yang terjadi terjadi. Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka memiliki kendali atas pesawat itu. Tidak ada pilot yang dapat mencegah kecelakaan itu setelah mereka kehilangan daya angkat. Ini seperti batu yang jatuh ke tanah. Sungguh memilukan,” tambah Green. (yn)