Home Blog Page 24

Dunia Terbelah: Ketika Tentara Korut Siap Bertempur di Ukraina dan Sikap Diam Tiongkok Menuai Kekhawatiran 

ETIndonesia. Dalam sebuah wawancara terbaru dengan media Korea Selatan 31 Oktober 2024, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap respons sekutu Barat terhadap intervensi militer Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina. Zelenskyy menilai bahwa sekutu Barat menunjukkan sikap yang lemah dan bahkan tidak melakukan tindakan konkret atas keterlibatan Korea Utara. Menurutnya, respons minimal ini bisa semakin mendorong Rusia untuk melibatkan lebih banyak pasukan Korea Utara dalam konflik tersebut.

Pasukan Korea Utara Terlibat di Garis Depan Konflik

Informasi dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyebutkan bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara sedang menjalani pelatihan di wilayah Kursk, Rusia. Mereka dipersiapkan untuk dikirim ke garis depan dalam konflik Ukraina. Para tentara ini telah mengenakan seragam militer Rusia dan mendapatkan pelatihan dasar dalam penggunaan artileri serta operasi drone, yang menunjukkan bahwa Rusia bersiap untuk memanfaatkan mereka secara aktif di medan perang. Perkembangan ini semakin memanaskan ketegangan di kawasan, meningkatkan perhatian internasional terhadap konflik yang semakin rumit.

Kekecewaan Zelensky dan Diamnya Sekutu Barat

Di tengah meningkatnya eskalasi, Zelenskyy menyatakan kekecewaannya terhadap sikap diam sekutu Barat. Ia menegaskan bahwa meskipun negara-negara Barat menyampaikan keprihatinan, hingga kini belum ada tindakan nyata untuk meredam keterlibatan Korea Utara. Dalam pandangan Zelenskyy, sikap pasif ini dapat diartikan sebagai bentuk dukungan tersirat kepada Rusia, yang dapat memberikan keberanian lebih bagi Presiden Vladimir Putin untuk melanjutkan aksinya.

Peran Tiongkok dalam Konflik dan Respons Internasional

Sikap Tiongkok dalam situasi ini juga menuai perdebatan luas. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengungkapkan keprihatinannya terhadap bungkamnya Tiongkok, terutama mengingat hubungan dekat antara Tiongkok dan Rusia. Menurut Austin, ketidakpedulian Tiongkok terhadap isu ini dapat menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi stabilitas di kawasan. Zelensky juga mengutarakan keterkejutannya atas sikap diam Tiongkok, dan menilai bahwa keputusan China dapat memengaruhi keseimbangan geopolitik di Asia Timur.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, kemudian merespons bahwa Korea Utara dan Rusia adalah negara-negara berdaulat yang berhak menjalin hubungan sesuai keinginan mereka. Namun, ia menambahkan bahwa Tiongkok berharap agar semua pihak dapat menenangkan situasi. Pernyataan ini tampaknya tidak cukup untuk menghapus keraguan internasional terhadap sikap Tiongkok, yang dianggap kurang proaktif dalam menanggapi ketegangan yang terus meningkat.

Analisis: Dampak Aliansi Korea Utara dan Rusia

Para analis menyoroti bahwa kerja sama yang semakin erat antara Korea Utara dan Rusia bisa memberikan dampak signifikan pada dinamika konflik. Dikhawatirkan, keterlibatan Korea Utara akan memberikan tekanan militer lebih besar pada Ukraina, memperburuk situasi, dan menambah ketegangan di kawasan. Analis juga menyebutkan bahwa Tiongkok mungkin terganggu dengan kedekatan baru antara Korea Utara dan Rusia, yang berpotensi mengurangi ketergantungan Korea Utara pada Beijing.

Tantangan Tiongkok dalam Latihan Militer dan Implikasinya

Di sisi lain, militer Tiongkok menghadapi kendala dalam latihan yang dilakukan baru-baru ini. Angkatan Darat ke-72 Tiongkok mengalami dua insiden yang mengungkapkan adanya kekurangan dalam manajemen material dan penanganan darurat. Salah satu insiden terjadi ketika kendaraan tempur infanteri mengalami masalah teknis setelah latihan tembak langsung, membuat kendaraan itu tidak dapat bergerak dan menghambat jalur pasukan lainnya. Insiden kedua terjadi ketika sistem komando bercahaya kehilangan daya di tengah malam, menyebabkan kesulitan dalam memberikan komando dan berdampak pada evakuasi pasukan.

Para ahli menyatakan bahwa insiden seperti ini dapat menjadi masalah serius jika terjadi di medan perang sesungguhnya, di mana pasukan bisa menjadi sasaran serangan musuh yang lebih besar tanpa adanya dukungan logistik yang memadai.

Kehadiran Kim Ju Ae dan Spekulasi Mengenai Suksesi Kim Jong Un

Di tengah perkembangan ini, spekulasi mengenai suksesi kepemimpinan di Korea Utara semakin ramai dibicarakan. Putri Kim Jong Un, Kim Ju Ae, belakangan ini sering tampil di depan publik, menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin sedang dipersiapkan sebagai penerus ayahnya. Namun, seorang pejabat intelijen Korea Selatan menyatakan bahwa kemunculan Kim Ju Ae di publik bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari anak lelaki Kim Jong Un yang saat ini sedang belajar di luar negeri.

Mantan Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Park Ji-won, juga menegaskan bahwa Kim Ju Ae kemungkinan besar bukan calon penerus. Menurutnya, sejarah di Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan sangat jarang terjadi. Ia menduga bahwa jika Kim Jong Un tidak memiliki anak lelaki, ia mungkin akan mencari cara untuk memiliki keturunan laki-laki sebagai pewaris tahta.

Kesimpulan: Dampak Internasional dan Tantangan Kedepan

Keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina tidak hanya menambah kompleksitas di medan perang, tetapi juga menimbulkan dampak geopolitik yang signifikan. Sikap sekutu Barat yang dianggap lamban oleh Ukraina, serta keheningan Tiongkok  yang menimbulkan kekhawatiran, menunjukkan bahwa respons global terhadap konflik ini belum solid. Sementara itu, tantangan internal yang dihadapi Tiongkok dalam manajemen militer dan spekulasi mengenai suksesi Kim Jong Un menambah lapisan ketidakpastian di kawasan Asia.

Para pengamat internasional akan terus mengawasi perkembangan situasi ini, terutama mengingat implikasi jangka panjangnya terhadap stabilitas regional dan keamanan global. (Kyr)

Sumber : Soundofhope.org 

Hitungan Mundur Perang Timur Tengah: Israel Siap Hantam Iran Sebelum 5 November Pemilu Presiden AS

ETIndonesia. Situasi politik dan keamanan di Timur Tengah semakin memanas di tengah berlangsungnya pemilu Presiden Amerika Serikat. Media AS melaporkan bahwa Iran kemungkinan besar akan melancarkan serangan terhadap Israel sebelum pemilu AS pada 5 November. Intelijen Israel mengindikasikan bahwa Iran sedang mempersiapkan serangan melalui wilayah Irak, yang bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. Seorang pejabat militer Israel menyebutkan bahwa persiapan sudah dilakukan untuk menghadapi potensi serangan drone dan rudal balistik dari Iran.

Ketegangan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih besar, terutama jika serangan tersebut benar-benar terjadi. “Dampaknya bisa mencemaskan semua pihak,” demikian analis Timur Tengah.

Ancaman Iran untuk Serangan Balasan Terhadap Israel

Dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Tasnim pada 31 Oktober, asisten senior pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Mohammad Mohammadi Golpayegani, menyatakan bahwa Iran akan memberikan serangan balasan yang keras kepada Israel. Waktu pasti dari serangan balasan ini masih belum jelas. Beberapa pejabat Iran memperkirakan aksi tersebut akan berlangsung sebelum pemilu AS, sementara yang lain mengatakan bisa terjadi setelahnya.

Israel Tingkatkan Operasi Militer di Wilayah Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya pada 31 Oktober, menegaskan bahwa Israel memiliki kebebasan penuh untuk melakukan operasi militer di dalam wilayah Iran. “Kami bisa mencapai area mana pun di Iran yang kami inginkan,” ujar Netanyahu. 

Netanyahu  juga menambahkan bahwa prioritas utama Pasukan Pertahanan Israel (IDF) adalah untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

AS Tingkatkan Kehadiran Militer di Timur Tengah

Merespons ketegangan yang meningkat, Amerika Serikat mengumumkan pada 1 November bahwa mereka akan menambah kekuatan militernya di Timur Tengah. AS akan mengerahkan pesawat pengebom jarak jauh B-52, jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, serta kapal perusak angkatan laut untuk memperingatkan Iran. Penempatan ini akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan dan menunjukkan fleksibilitas AS dalam manuver militernya di kawasan.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Brigadir Jenderal Patrick Ryder, menyatakan, “Jika Iran atau sekutunya mencoba memanfaatkan situasi ini untuk menyerang personel atau kepentingan AS di Timur Tengah, Amerika Serikat akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi personelnya.”

Kekhawatiran Iran Terhadap Kemungkinan Kemenangan Trump

Dengan hanya empat hari tersisa menjelang pemilu Presiden AS, kepemimpinan Iran dan sekutunya mempersiapkan diri jika Donald Trump memenangkan pemilu. Mereka khawatir Trump akan memberikan lebih banyak kebebasan kepada Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran, termasuk terhadap fasilitas nuklir.

Menurut jajak pendapat terbaru, hasil pemilu AS saat ini masih menunjukkan persaingan ketat antara Donald Trump dan Kamala Harris. Kemenangan Trump pada 5 November dianggap oleh para pemimpin Iran, serta sekutu-sekutunya di Lebanon, Irak, dan Yaman, sebagai potensi ancaman yang bisa menambah ketegangan di kawasan.

Para pejabat Iran, Arab, dan Barat mengatakan bahwa Iran khawatir Trump akan mendukung Netanyahu dalam melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan memberlakukan sanksi lebih keras terhadap industri minyak negara tersebut. Selain itu, Trump diyakini akan memberikan tekanan besar pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, agar menerima perjanjian pencegahan nuklir yang disusun oleh AS dan Israel.

Potensi Dampak Pergantian Kepemimpinan AS Terhadap Timur Tengah

Analis menilai bahwa perubahan kepemimpinan di AS bisa berdampak besar pada keseimbangan kekuatan di Timur Tengah. Kebijakan luar negeri AS yang berubah kemungkinan akan mempengaruhi ekonomi Iran dan posisi geopolitiknya. Menurut para analis, siapa pun yang memenangkan pemilu AS, Iran diperkirakan akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan.Kekhawatiran Terhadap Langkah Tiongkok

Di sisi lain, Calon Wakil Presiden AS dari Partai Republik, J.D. Vance, menyatakan bahwa Tiongkok mungkin akan memanfaatkan periode ini untuk mengambil langkah strategis. “Jika kami menang, saya khawatir dengan apa yang akan dilakukan Tiongkok dalam beberapa bulan ke depan, terutama saat AS berada dalam posisi yang rentan,” ungkap Vance.

AS-Korea Selatan Bahas Ketegangan di Asia Timur

Di tengah situasi Timur Tengah yang memanas, AS dan Korea Selatan mengadakan pertemuan “2+2” antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan pada 1 November. Kedua negara menyampaikan kekhawatiran terhadap provokasi di sekitar Taiwan dan perkembangan situasi di Korea Utara. Dalam pernyataan bersama, mereka mengecam semakin dalamnya kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.

Pertemuan ini juga menyoroti peran penting pasukan AS di Semenanjung Korea dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan akan direspons dengan tindakan tegas oleh aliansi AS-Korea Selatan.

Ancaman Kebocoran Udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Di tengah ancaman geopolitik di berbagai belahan dunia, ada pula perhatian terhadap masalah yang sedang berlangsung di luar angkasa. Ahli keamanan luar angkasa, Dr. David Pope, mengkhawatirkan dampak dari kebocoran udara yang terjadi di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Pope memperingatkan bahwa jika kebocoran ini tidak segera ditangani, keselamatan astronot bisa terancam, dan reputasi NASA bisa terpengaruh secara negatif.

Dengan meningkatnya ketegangan global, baik di darat maupun di luar angkasa, dunia tengah memasuki periode yang penuh ketidakpastian. Situasi ini menjadi perhatian utama bagi berbagai negara, mengingat dampak potensial dari konflik di Timur Tengah dan perubahan kebijakan luar negeri AS yang bisa merombak tatanan geopolitik dunia. (Kyr)

Sumber : soundofhope.org

Makanan Jalanan di Tiongkok yang Viral Mirip Segumpal Rambut Hitam

EtIndonesia. Camilan baru yang disajikan di jalanan Chengdu, Tiongkok, telah menarik banyak perhatian karena penampilannya yang tidak biasa; terlihat seperti segumpal rambut hitam manusia.

Fa Cai atau Fat Choy adalah sejenis cynobacterium kering yang telah lama menjadi bagian dari kuliner Tiongkok. Makanan ini tumbuh sebagian besar di daerah gurun yang kering dan tandus seperti Gansu, Shaanxi, Qinghai, Xinjiang, dan Mongolia Dalam di Tiongkok, dan diproses dengan cara dikeringkan di udara segera setelah dipanen.

Karena bentuknya yang gelap dan berserabut, makanan ini dikenal sebagai “sayuran rambut”.

Fat Choy – nama ilmiahnya Nostoc flagelliforme – paling sering disajikan sebagai bihun hitam dalam berbagai kaldu dan sup, dan disajikan pada Malam Tahun Baru untuk keberuntungan, karena nama Kantonnya terdengar sangat mirip dengan frasa “strack it rich”. Namun, makanan berwarna gelap ini baru-baru ini menjadi viral sebagai camilan jalanan baru yang membuat Anda tampak seperti sedang memakan rambut manusia.

Fat Choy mendapat julukannya, sayuran rambut, dari tampilannya saat dikeringkan, seperti segumpal rambut hitam, tetapi jika rendam sebagai bagian dari sup yang lezat, tampilannya seperti bihun hitam. Namun, beberapa pedagang makanan kaki lima di Chengdu baru-baru ini menemukan cara baru memasak Fat Choy yang mempertahankan tampilannya yang berbulu.

Ternyata Anda cukup memanggang segumpal Fat Choy lalu membumbuinya dengan saus pedas sebelum menggigitnya seperti Anda menggigit segumpal rambut hitam.

Tampilannya aneh, mereka yang telah mencobanya bersumpah bahwa rasanya cukup enak.

Efek visual menggigit sesuatu yang tampak seperti rambut manusia telah menarik banyak influencer dan menyebabkan camilan baru ini menjadi viral di media sosial.

Apakah ini makanan kaki lima paling aneh di Tiongkok? Mungkin tidak. Menurut pendapat kami, sebutan itu pantas diberikan kepada es panggang atau batu goreng. (yn)

Odditycentral

Seorang Wanita Dimangsa oleh Anjing Tetangganya Setelah Terjatuh di Jalan Masuk Rumahnya

EtIndonesia. Seorang warga telah berbagi cerita mengerikan tentang sebuah insiden yang memperlihatkan seorang wanita dimangsa oleh anjing tetangganya saat berada di propertinya sendiri.

Wanita Louisiana tersebut sedang dalam pemulihan di rumah sakit setelah ‘hampir kehilangan kakinya’ selama serangan kejam di mana lebih dari satu anjing mulai mencabik-cabiknya saat dia terjatuh di jalan masuk rumahnya di Livingston Parish, pada hari Selasa (29/10).

Tetangga yang tidak berdaya hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut. Karena anjing-anjing tersebut dikenal agresif dan bahkan menggigit warga di masa lalu, mereka menghubungi 911.

Cheryl Boudreaux, putri dari wanita tetangga tersebut yang tinggal di jalan Randall Avenue, menjelaskan bagaimana ibunya terlalu takut untuk berbicara tentang cobaan itu dan memutuskan untuk berbicara sendiri kepada stasiun TV lokal WBRZ 2.

“Mereka telah menggigit ibu saya dua kali. Ibu saya berusia 85 tahun, kedua kali dia membutuhkan perawatan medis,” katanya.

Ibunyalah yang menelepon layanan darurat beberapa saat sebelum serangan itu, melaporkan bahwa wanita itu terjatuh.

Boudreaux melanjutkan: “Dia harus berdiri di sana dan menyaksikannya. Dia berkata, ‘Kalian semua harus cepat-cepat ke sini. Cepat-cepat ke sini. Mereka memakan wanita ini.’ Kemudian, Mama berkata wanita itu tidak bergerak dan Mama mengira ia sudah mati.”

Dia menjelaskan bahwa ketika polisi tiba, mereka ‘akhirnya membawa pergi anjing-anjing itu’, seraya menambahkan ‘itu pertama kalinya’, seraya menekankan bahwa tidak perlu cedera serius bagi anjing yang dikenal suka menggigit untuk diambil dari pemiliknya.

“Kami sangat marah, Anda tahu, karena kami tidak mengerti mengapa ini harus terjadi,” kata Boudreaux.

Yang mengerikan, Randall Averette, warga sekitar di lingkungan Denham Springs, memberikan perincian lebih lanjut tentang insiden tersebut dan memberi tahu stasiun lokal bahwa wanita itu mencoba untuk bangun ketika anjing-anjing itu menyerang.

Warga senior itu berkata: “Ketika saya ke sana, dia tergeletak di tanah, paramedis membalutnya.”

Sebelum menjelaskan bagaimana dia dimakan sebagian oleh anjing-anjing itu, dia menambahkan: “Paramedis mengatakan bahwa kaki kirinya robek cukup parah di sekitar betisnya, kaki kanannya digigit, lengannya digigit dan anjing itu menggigit bagian belakang lehernya.”

Sheriff Livingston Parish Jason Ard telah mengonfirmasi bahwa dua dari tiga anjing milik tetangga wanita itu dibawa ke tempat penampungan hewan pada hari Rabu (30/10), meskipun belum diketahui apakah mereka telah disuntik mati.

Namun, dia ingat bahwa insiden serupa terjadi belum lama ini, yang melibatkan anjing yang sama.

Ard menambahkan: “Terakhir kali kami memeriksa dokumen untuk membuat anjing itu [dianggap] berbahaya, kami tidak dapat mengidentifikasi anjing itu. Sekarang, kami telah dapat mengidentifikasi anjing itu. Sayangnya, seseorang hampir kehilangan kakinya karena ini.” (yn)

Sumber: unilad

Kota Kuno dari 4.000 Tahun Lalu Ditemukan Tersembunyi di Oasis di Arab Saudi

EtIndonesia. Penemuan kota berbenteng berusia 4.000 tahun yang tersembunyi di sebuah oasis di Arab Saudi modern mengungkapkan bagaimana kehidupan pada saat itu perlahan berubah dari nomaden menjadi kehidupan perkotaan, kata para arkeolog pada hari Rabu (30/10).

Sisa-sisa kota, yang dijuluki al-Natah, telah lama tersembunyi oleh oasis bertembok Khaybar, bintik hijau dan subur yang dikelilingi oleh gurun di barat laut Jazirah Arab.

Kemudian tembok kuno sepanjang 14,5 kilometer ditemukan di situs tersebut, menurut penelitian yang dipimpin oleh arkeolog Prancis Guillaume Charloux yang diterbitkan awal tahun ini.

Untuk sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, tim peneliti Prancis-Saudi telah memberikan “bukti bahwa benteng-benteng ini diatur di sekitar habitat,” kata Charloux kepada AFP.

Kota besar yang dihuni hingga 500 penduduk itu dibangun sekitar 2.400 SM selama awal Zaman Perunggu, kata para peneliti.

Kota itu ditinggalkan sekitar seribu tahun kemudian. “Tidak seorang pun tahu mengapa,” kata Charloux.

Ketika al-Natah dibangun, kota-kota berkembang pesat di wilayah Levant di sepanjang Laut Mediterania dari Suriah saat ini hingga Yordania.

Arabia Barat Laut pada saat itu diperkirakan berupa gurun tandus, dilintasi oleh para pengembara penggembala dan dipenuhi dengan situs pemakaman.

Itu terjadi hingga 15 tahun yang lalu, ketika para arkeolog menemukan benteng yang berasal dari Zaman Perunggu di oasis Tayma, di utara Khaybar.

“Penemuan penting pertama ini membuat para ilmuwan mengamati oasis-oasis ini lebih dekat,” kata Charloux.

Perkotaan yang lambat

Batuan vulkanik hitam yang disebut basal menutupi dinding al-Natah dengan sangat baik sehingga ‘melindungi situs tersebut dari penggalian ilegal’, kata Charloux.

Namun, mengamati situs tersebut dari atas mengungkap jalur potensial dan fondasi rumah, yang menunjukkan lokasi penggalian yang perlu dilakukan para arkeolog.

Mereka menemukan fondasi yang “cukup kuat untuk menopang rumah setidaknya satu atau dua lantai”, kata Charloux, seraya menekankan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memahami situs tersebut.

Namun, temuan awal mereka menggambarkan kota seluas 2,6 hektar dengan sekitar 50 rumah yang bertengger di atas bukit, dilengkapi dengan temboknya sendiri.

Makam-makam di dalam pekuburan di sana berisi senjata logam seperti kapak dan belati serta batu seperti batu akik, yang menunjukkan masyarakat yang relatif maju sejak lama.

“Potongan-potongan tembikar ‘menunjukkan masyarakat yang relatif egaliter’, kata penelitian tersebut. Tembikar-tembikar itu sangat cantik tetapi sangat sederhana,” imbuh Charloux.

Ukuran benteng pertahanan – yang tingginya bisa mencapai sekitar lima meter – menunjukkan bahwa al-Natah merupakan tempat kedudukan semacam otoritas lokal yang kuat.

Penemuan-penemuan ini mengungkap proses “urbanisme lambat” selama transisi antara kehidupan desa nomaden dan kehidupan desa yang lebih mapan, kata penelitian tersebut.

Misalnya, oasis berbenteng bisa saja saling berhubungan di daerah yang sebagian besar masih dihuni oleh kelompok nomaden pastoral. Pertukaran semacam itu bahkan bisa jadi meletakkan dasar bagi “rute kemenyan” yang memperdagangkan rempah-rempah, kemenyan, dan mur dari Arabia selatan ke Mediterania.

Al-Natah masih kecil dibandingkan dengan kota-kota di Mesopotamia atau Mesir selama periode tersebut.

“Namun di hamparan gurun yang luas ini, tampaknya ada jalur lain menuju urbanisasi selain negara-kota seperti itu, yang lebih sederhana, jauh lebih lambat, dan cukup spesifik di wilayah barat laut Arabia,” kata Charloux. (yn)

Sumber: sciencealert

Dulu Pernah Menjadi ‘Pabrik Dunia’, Kini Penutupan Bisnis dan Kawasan Industri yang Terbengkalai Memenuhi Dongguan, Tiongkok

Dulunya penuh dengan pabrik, kota-kota manufaktur terkemuka di Dongguan,  kini dipenuhi etalase kosong dengan papan tertulis “Disewakan” di mana-mana

ETIndonesia. Dongguan, sebuah kota berpenduduk 10 juta jiwa di Delta Sungai Mutiara di selatan Tiongkok, kota ini telah lama memainkan peran penting dalam ekonomi manufaktur dan ekspor Tiongkok. Namun, seiring melambatnya ekonomi Tiongkok, banyak bisnis dan pusat industri di kota besar ini berjuang untuk bertahan, begitu pula dengan para pekerjanya.

Dulunya penuh dengan pabrik, kini Kota Chang’an di Dongguan dipenuhi etalase kosong dengan tanda bertuliskan “Disewakan” di mana-mana. Di kawasan taman industri sekitar Kota Gaobu, hanya sedikit orang yang terlihat di tempat yang dulunya ramai.

Terletak di kota besar yang terdiri dari kota-kota selatan lainnya seperti Guangzhou, Hong Kong, dan Shenzhen, Dongguan dikenal secara global sebagai pusat manufaktur, terutama di industri elektronik, alas kaki, dan furniture. 

Kota ini telah menjadi magnet bagi investor domestik dan asing, namun kini hari-harinya tampak dihitung seiring menurunnya perdagangan antara Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, serta pergeseran Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke model dumping produk yang disubsidi negara.

Sebuah jalan di kota Gaobu di kota Dongguan, Tiongkok selatan. (Gambar: Vision Times Japan via Gan JIng World)

Blogger asal Dongguan, “Lao Chen,” membagikan pengamatannya baru-baru ini setelah bekerja sebentar tahun lalu di sebuah pabrik di Kota Gaobu. Menurut Lao Chen, jumlah tenaga kerja di pabrik ini  menyusut secara drastis.

Dia menggambarkan keadaan Gaobu saat ini: “Tahun lalu, taman industri di Gaobu ramai, dengan banyak orang yang pulang-pergi dan menikmati makan malam larut. Ada banyak pedagang kaki lima di luar taman. Sekarang, hanya tersisa dua atau tiga pedagang, dan mereka hampir tidak mendapatkan keuntungan. Semuanya kosong; jalanan di luar kompleks industri benar-benar gelap, dan tidak ada seorang pun terlihat.”

Pekerja: ‘Persaingan Terlalu Ketat; Saya Tak Bisa Bertahan di Dongguan’

Seorang blogger dari Chongqing, bernama “Xiaoxin,” menggambarkan pada 23 Oktober bahwa dia dan istrinya pindah ke Dongguan untuk bekerja, tetapi dalam waktu seminggu menyadari bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, lalu cepat-cepat kembali ke Chongqing.

Sebuah gang di kota Changan, Dongguan. Sebuah jalan di kota Gaobu di kota Dongguan, Tiongkok selatan. (Gambar: Vision Times Japan via Gan JIng World)

“Kesannya adalah betapa sulitnya mencari nafkah di Dongguan. Setelah berkeliling kota, saya menemukan bahwa menemukan peluang kerja sangat sulit; persaingan sangat ketat.”

Dia menambahkan, “Bukan hanya pekerjaan teknis — banyak sektor manufaktur yang tidak bisa menghasilkan keuntungan, dan persaingan di industri lain pun ketat. Pagi ini [23 Oktober], saat keluar untuk sarapan, saya melihat toko cukur di pinggir jalan yang menawarkan potongan rambut hanya 10 yuan (sekitar USD $1,40). Pemilik toko tetap harus membayar sewa dan biaya tenaga kerja, jadi bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan?”

Pengusaha “Junbao” Asal Dongguan Merefleksikan Kemunduran Chang’an

Blogger “Junbao” dari Dongguan baru-baru ini mengunjungi Chang’an — yang memiliki sekitar setengah juta penduduk dan merupakan salah satu kota terpenting di Dongguan — dan mengambil video untuk mengomentari kemunduran kota tersebut.

Junbao mengenang saat toko-toko di Chang’an selalu ramai, dan mendapatkan etalase sangat sulit. Wilayah ini dikelilingi oleh ratusan pabrik serta banyak rumah sewaan. PDB Chang’an dulu memimpin seluruh Dongguan, diuntungkan dari lokasi strategisnya.

“Sekarang, saat mengunjungi kota ini, Anda akan menemukan deretan toko yang tutup, dengan toko pakaian hampir habis,” kata Junbao dalam sebuah video. “Dulu ada panggung besar di pusat kota, dan malam-malamnya ramai dengan orang-orang yang menari di alun-alun. Tempat itu kini sepi dan diubah menjadi tempat parkir. Menjalankan bisnis menjadi sangat sulit.”

Restoran Cepat Saji Menghadapi Masa Sulit

Chang’an, yang dulunya dipenuhi toko-toko teh susu yang ramai di akhir pekan, kini mengalami gelombang penutupan dalam dua tahun terakhir. Banyak toko tetap tutup, dan jalan-jalan komersial hampir kosong melompong, kata Junbao.

Cuplikan video netizen dari sebuah kantin di kota Changping, Dongguan. (Gambar: Vision Times Jepang via Gan JIng World)

Menurutnya, hanya sedikit toko yang masih beroperasi, dan sebagian besar berjibaku setiap hari untuk menutup biaya dasar seperti sewa, air, dan listrik, menjalankan bisnis dengan kerugian terus-menerus.

Dengan banyaknya pabrik yang tutup dan pekerja yang meninggalkan Dongguan, industri makanan mengalami penurunan besar, dan banyak tempat makan terpaksa ditutup.

Seorang pengguna bernama “Miao Miao Ma” berbagi dalam sebuah video bahwa seorang kerabatnya menginvestasikan lebih dari 2 juta yuan (sekitar USD $280.000) untuk membuka kafetaria di kawasan industri Kota Changping, tetapi bisnisnya sulit. Dengan sedikit pilihan lain, mereka bertahan seadanya.

Sebuah alun-alun di dekat kantin di kota Changping, Dongguan. (Gambar: Vision Times Japan via Gan JIng World)

Dalam video tersebut, Miao Miao Ma menjelaskan situasi kerabatnya: “Saya pergi ke kafetaria kakak ipar saya akhir pekan lalu, dan karena rendahnya tingkat hunian di kawasan industri, kafetaria kesulitan. Lantai dasar adalah supermarket, sedangkan lantai dua adalah kafetaria. Namun, mereka tidak mengetahui cara memanfaatkan lantai dasar yang luas secara maksimal. Mereka telah menginvestasikan lebih dari 2 juta yuan, dan baru buka selama dua tahun.”

Blogger lain asal Dongguan, “San Pao Lifestyle Record,” baru-baru ini mencatat bahwa banyak restoran cepat saji yang tutup begitu saja.

“Dengan semakin sedikit pekerja yang mengunjungi restoran cepat saji, banyak yang tidak bisa bertahan, tutup hanya dalam tiga atau empat bulan setelah dibuka. Kini, hampir tidak ada yang mengunjungi tempat-tempat tersebut, dan semakin banyak yang gagal satu per satu,” ujarnya.

Pabrik Sepatu Ikonik Yue Yuen di Dongguan Juga Terancam

Dongguan, yang dikenal secara global sebagai “pabrik dunia,” dulunya merupakan rumah bagi banyak perusahaan besar yang mempekerjakan puluhan ribu hingga lebih dari seratus ribu pekerja. Salah satunya adalah Pabrik Sepatu Yue Yuen yang dimiliki oleh perusahaan Taiwan.

Papan bertuliskan Kampus Teknologi Tinggi Huangjiang Yue Yuen (Foto: Vision Times Japan via Gan JIng World)

Yue Yuen adalah anak perusahaan dari Pou Chen Corporation (PCG) Taiwan, produsen kontrak sepatu atletik terbesar di dunia, memproduksi sepatu olahraga untuk merek-merek ternama seperti Nike, Adidas, Asics, Reebok, dan Puma.

Rekaman yang diambil oleh seorang pengguna internet di Tiongkok yang menunjukkan kondisi kampus industri Yue Yuen yang semakin ditinggalkan. Sebuah papan bertuliskan Kampus Teknologi Tinggi HUangjiang Yue Yuen (Foto: Vision Times Japan via Gan JIng World)

Produsen alas kaki ini memiliki dua kompleks pabrik di Dongguan, satu di Gaobu dan satu lagi di Kota Huangjiang. Kedua pabrik ini mempekerjakan puluhan ribu pekerja, dengan total karyawan pada satu titik mencapai lebih dari 300.000.

Karena jumlah karyawan yang besar, para pekerja harus bergiliran ke kafetaria untuk makan siang, dan meninggalkan tempat kerja pada akhir shift bisa memakan waktu lebih dari sepuluh menit karena kerumunan. Untuk mendukung semangat karyawan, Yue Yuen menyediakan makanan, perumahan, bahkan mendirikan taman kanak-kanak dan sekolah untuk anak-anak karyawan. Perusahaan juga mengoperasikan rumah sakit, bioskop, dan stasiun pemadam kebakaran sendiri.

Di puncak kesuksesannya, Yue Yuen menduduki separuh wilayah Gaobu dan menyumbang 50 persen dari total ekspor kota tersebut. Pada tahun 2007, nilai produksi tahunan perusahaan mencapai miliaran dolar. Namun, akibat kenaikan biaya tenaga kerja, harga energi, dan pajak di daratan Tiongkok, Yue Yuen mulai memindahkan operasinya dari Dongguan ke Vietnam sejak 2012.

Dengan laporan oleh Vision Times Japan

Sumber : Vision Times 

Hainan, Tiongkok Dilanda Banjir Parah; 100 Lebih Desa Terendam Akibat Bendungan Meluap

ETIndonesia. Dampak Topan Tramy menyebabkan beberapa wilayah di Provinsi Hainan, Tiongkok  mengalami hujan lebat terus-menerus sejak 26 Oktober 2024, yang berujung pada banjir besar di pulau bagian selatan Tiongkok tersebut. Lebih dari 100 desa terendam dan beberapa orang meninggal ketika otoritas setempat membuka bendungan untuk melepaskan kelebihan air hujan.

Hingga 30 Oktober 2024, sebagian besar wilayah di Hainan mencatat curah hujan melebihi 100 mm, dengan beberapa daerah seperti Kabupaten Otonom Li dan Miao Qiongzhong, Kabupaten Tunchang, dan Kota Qionghai mencatat curah hujan lebih dari 250 mm. Karena kenaikan cepat permukaan air di Sungai Wanquan, otoritas memutuskan untuk melepaskan air dari Bendungan Niuluoling dan Bendungan Hongling guna menurunkan permukaan air di hulu.

Pada 30 Oktober pukul 5:00 pagi, pelepasan air dari Bendungan Niuluoling dan Hongling dimulai, menyebabkan banjir di 123 desa di tujuh kota yang terletak di hilir Sungai Wanquan. Area yang paling parah terdampak adalah Kota Shibi dan Longjiang di Qionghai, di mana komunikasi terputus, jalan-jalan rusak, dan telekomunikasi terhenti sementara. Akibat pelepasan air ini, 42 saluran listrik di Qionghai terganggu, ini berdampak terhadap 25.700 rumah tangga; 22 jalan tidak dapat dilalui. Pihak kota mengambil langkah darurat dengan mengevakuasi 7.154 orang.

Qionghai adalah sebuah kota di pantai timur pulau Hainan, dengan sekitar 500.000 penduduk. Provinsi Hainan, yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah tujuan liburan yang populer karena iklim tropis dan pantainya.

Pemandangan banjir di Qionghai, provinsi pulau Hainan di selatan Tiongkok, setelah Topan Tramy pada akhir Oktober 2024. (Gambar: Vision Times Jepang via Gan Jing World)

Video yang diposting di media sosial menunjukkan pemandangan banjir parah di wilayah Qionghai, dengan banyak jalan dan kendaraan yang terendam. Beberapa warga melaporkan bahwa ketinggian air sudah melebihi dua meter  dan masih terus naik.

Seorang pengguna mengeluh, “Kali ini, Qionghai benar-benar parah; dengan dilepaskannya air bendungan, tidak ada tempat untuk berlindung.”

Pelepasan air ini menyebabkan kerusakan luas pada pertanian, perikanan, dan harta benda warga, dengan banyak yang menyesalkan kehilangan “jutaan yuan, semuanya terendam air.”

Di sebuah desa, warga terpaksa berlindung di atap karena naiknya permukaan air, menunggu penyelamatan. Beberapa daerah masih mengalami kekurangan air, listrik, dan makanan, dengan rekaman bencana menunjukkan seluruh desa terendam dan mobil-mobil yang tenggelam.

Selain itu, pada 30 Oktober pagi, tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras menghantam Kabupaten Otonom Li dan Miao Qiongzhong, menyebabkan setidaknya tiga kematian dan empat luka-luka.

Beberapa warga dan pihak oposisi berpendapat bahwa seharusnya permukaan air di bendungan diturunkan sebelum kedatangan topan, mempertanyakan keputusan untuk melepaskan air.

Liu Yinquan, ketua Partai Sosial Demokrat Tiongkok, mengkritik pihak berwenang dengan mengatakan bahwa kurangnya persiapan pelepasan air sebelumnya menunjukkan ketidakpedulian terhadap nyawa dan harta benda masyarakat.

Sheng Xue, wakil ketua Federasi untuk Tiongkok Demokratis yang berbasis di Kanada, juga menyatakan bahwa kelalaian pemerintah membuat warga rentan dalam menghadapi bencana. (asr)

Sumber : Vision Times

Warga Tiongkok Didakwa atas Tuduhan Mencuri Rahasia Dagang dari Perusahaan Investasi Global

0

Terdakwa diduga menggunakan VPN di Tiongkok untuk mengakses jaringan perusahaannya

ETIndonesia. Seorang warga negara Tiongkok didakwa atas dugaan mencuri rahasia dagang dari perusahaannya dan menggunakannya untuk mendirikan perusahaannya sendiri di Tiongkok, demikian diumumkan oleh Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Massachusetts pada 31 Oktober.

Zhang Xiao, 33, dari Shanghai, didakwa oleh juri federal di Boston atas satu tuduhan pencurian rahasia dagang. Saat ini, Zhang masih berada di luar negeri dan belum tertangkap.

Menurut dakwaan, Zhang mulai bekerja di sebuah perusahaan manajemen investasi global di Massachusetts pada Juli 2015, dengan posisi sebagai associate di divisi riset perusahaan tersebut.

Dakwaan tidak menyebutkan nama perusahaan, namun dijelaskan bahwa perusahaan itu menggunakan model perkiraan untuk membantu investor dalam memilih investasi yang “akan mengungguli pasar.”

Pada Agustus 2021, Zhang meninggalkan Amerika Serikat menuju Tiongkok. Untuk menghindari langkah-langkah keamanan perusahaan, Zhang diduga menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengakses jaringan perusahaannya. Ia diduga menyalin kode, riset, dan proyek perusahaannya, lalu mengirimnya melalui aplikasi berbagi file yang berbasis di Tiongkok, yang menurut jaksa memungkinkan Zhang untuk menghindari firewall perusahaan.

Di tahun yang sama, Zhang mendirikan perusahaan investasi di Tiongkok, sesuai dengan dakwaan. Jaksa menuduh bahwa ia mencuri rahasia dagang dengan maksud untuk membantu perusahaannya sendiri.

Jika terbukti bersalah, Zhang dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun, tiga tahun masa percobaan, dan denda hingga $250.000.

The Epoch Times menghubungi Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat untuk meminta komentar, tetapi tidak menerima tanggapan pada saat berita ini diterbitkan.

Kasus Zhang menyoroti upaya gigih Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam mencuri rahasia dagang, kekayaan intelektual (IP), dan teknologi dari AS. 

Kantor Perwakilan Perdagangan AS, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 2018, menyebut Tiongkok sebagai “pelanggar terbesar terhadap kekayaan intelektual Amerika,” yang menyebabkan kerugian ekonomi AS antara $225 miliar hingga $600 miliar setiap tahun.


Pada  April, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan di Vanderbilt Summit bahwa Tiongkok “terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual dan keahlian terbesar dan paling canggih dalam sejarah dunia,” menurut pernyataan tertulisnya.

“Kami telah melihat Beijing menyasar hampir setiap industri yang kami miliki—mulai dari bioteknologi hingga penerbangan, teknologi canggih seperti AI [kecerdasan buatan], berbagai bentuk kesehatan hingga pertanian—untuk mencuri kekayaan intelektual, teknologi, dan riset kami,” kata Wray. 

“Anda bisa menutup mata dan memilih satu industri atau sektor secara acak, dan kemungkinan besar, Beijing telah menargetkannya.”

Terdapat setidaknya 55 kasus spionase terkait PKT di 20 negara bagian AS antara Januari 2021 dan Oktober 2024, menurut laporan baru yang diterbitkan oleh Komite Keamanan Dalam Negeri DPR AS pada bulan lalu.

Pada  September, Song Wu, seorang warga negara Tiongkok yang bekerja untuk salah satu perusahaan pertahanan dan dirgantara milik Tiongkok, didakwa atas tuduhan terkait skema phishing bertahun-tahun yang menargetkan militer AS, NASA, dan entitas AS lainnya. Song diduga mencoba mendapatkan perangkat lunak dan kode sumber secara curang dari targetnya untuk kemungkinan penggunaan militer di Tiongkok.

Juga pada bulan September, Jia Wei, seorang warga negara Tiongkok dan anggota militer Tiongkok, didakwa karena mengakses jaringan perusahaan komunikasi AS secara tidak sah untuk mencuri informasi rahasia atas nama entitas Tiongkok.

Dalam beberapa bulan terakhir, Kongres berupaya mengatasi masalah ini melalui undang-undang baru.

Anggota Kongres AS John Moolenaar (R-Mich.) dan Young Kim (R-Calif.) memperkenalkan RUU Perlindungan Inovasi dan Pengembangan Amerika (PAID) pada Juli. Jika disahkan, salah satu ketentuan undang-undang ini akan mewajibkan Menteri perdagangan untuk mengidentifikasi entitas asing yang menggunakan kekayaan intelektual AS terkait teknologi kritis atau yang sedang berkembang tanpa izin.

Pada  Juni, Senator Marsha Blackburn (R-Tenn.) dan Gary Peters (D-Mich.) memperkenalkan Undang-Undang Pelaporan Kontra-Spionase Tiongkok. Jika disahkan, salah satu aspek dari undang-undang ini akan mewajibkan jaksa agung untuk menyusun laporan tahunan tentang upaya DOJ dalam menangkal upaya PKT mencuri rahasia dagang dan kekayaan intelektual AS lainnya. (asr)

Sumber : The Epoch Times

7 Orang Tewas di Israel Utara Setelah Serangan Roket Hingga Tewasnya Wakil Komandan Pasukan Elit Hizbullah

Kelompok militan tersebut meluncurkan dua serangan terpisah di Israel utara pada Kamis 31 Oktober 2024, menurut pejabat setempat

ETIndonesia. Tujuh orang—termasuk empat pekerja asing dan tiga warga Israel—tewas di Israel utara pada Kamis setelah dua serangan roket terpisah yang diluncurkan dari Lebanon oleh kelompok Hizbullah, demikian pejabat setempat mengonfirmasi.

Seorang petani Israel dan empat pekerja pertanian asal Thailand termasuk di antara korban tewas ketika roket menghantam dekat Metula, kota paling utara Israel di perbatasan dengan Lebanon, kata pejabat Israel dan Thailand.

Beberapa jam kemudian, seorang pria berusia 30 tahun dan seorang wanita berusia 60 tahun tewas ketika Hizbullah menembakkan sekitar 25 roket dari Lebanon, yang menghantam sebuah kebun zaitun di pinggiran kota pelabuhan Haifa di utara Israel. 

Dua orang lainnya terluka dalam serangan roket tersebut, kata Magen David Adom, organisasi medis darurat utama Israel.

Serangan roket pada hari Kamis ini menjadi serangan lintas batas paling mematikan di Israel sejak negara tersebut melancarkan invasi darat ke Lebanon pada awal Oktober. Israel mengatakan invasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menghancurkan senjata dan infrastruktur—termasuk fasilitas penyimpanan dan pos pengamatan—milik Hezbollah, yang didukung oleh Iran.

Militer Israel mengatakan 90 proyektil ditembakkan dari Lebanon pada Kamis. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi tujuh kematian dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X, sambil berjanji untuk tidak membiarkan “serangan mematikan Hizbullah tak terjawab.”

Hizbullah belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket pada Kamis tersebut.

Sehari sebelum serangan tersebut, Angkatan Udara Israel mengatakan telah membunuh wakil kepala Pasukan Radwan elite Hezbollah, Mustafa Ahmad Shahadi, dalam sebuah serangan di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan.

Israel Menewaskan Wakil Komandan Pasukan Radwan Elite Hizbullah

Shahadi “menginisiasi berbagai serangan teroris terhadap Israel dan mengawasi serangan terhadap tentara IDF di Lebanon selatan,” menurut angkatan udara Israel. Dia juga sebelumnya bertanggung jawab atas operasi Pasukan Radwan selama pertempuran di Suriah dari 2012 hingga 2017, menurut pernyataan dari angkatan udara.

Angkatan udara mengatakan eliminasi Shahadi adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk “mengurangi kemampuan Pasukan Radwan Hizbullah untuk mengarahkan dan melaksanakan aktivitas teroris terhadap pasukan IDF dan komunitas di perbatasan utara, khususnya rencana ‘Taklukkan Galilea’.” Pasukan Israel mengatakan Hizbullah merencanakan serangan mirip “gaya 7 Oktober” di Israel.

Serangan Kamis di Israel utara terjadi sehari setelah kementerian kesehatan Lebanon mengatakan 19 orang, termasuk delapan wanita, tewas akibat serangan Israel di dua kota di daerah Baalbek. 

IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa serangan tersebut menghantam “pusat komando dan kontrol serta infrastruktur teroris yang digunakan oleh organisasi teroris Hizbullah” di wilayah tersebut. Mereka tidak mengomentari kematian tersebut.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam konferensi pers bahwa para diplomat senior AS saat ini sedang bernegosiasi dengan Israel tentang gencatan senjata di Lebanon dan Gaza, di mana Israel telah melancarkan invasi lebih dari setahun yang lalu yang menargetkan Hamas.

Blinken mengatakan bahwa negosiator telah membuat “kemajuan” menuju mencapai “pemahaman mengenai apa yang diperlukan” untuk pelaksanaan efektif Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 2006 dengan tujuan menjaga perdamaian di perbatasan antara Hizbullah dan Israel.

Menteri luar negeri AS tersebut mengatakan penting untuk memastikan Washington mendapat kejelasan dari Lebanon dan Israel mengenai apa yang diperlukan di bawah Resolusi 1701 agar pelaksanaannya efektif. Ini termasuk penarikan pasukan Hizbullah dari perbatasan, pengerahan angkatan bersenjata Lebanon, pembentukan otoritas di mana mereka akan bertindak, dan mekanisme penegakan yang sesuai, kata Blinken.

“Saya bisa katakan bahwa berdasarkan perjalanan saya baru-baru ini ke wilayah tersebut, dan upaya yang sedang berlangsung saat ini, kami telah membuat kemajuan yang baik pada pemahaman tersebut,” kata Blinken.

Reuters dan Associated Press berkontribusi pada laporan ini

Sumber : The Epoch Times

AS Akan Kerahkan Lebih Banyak Pesawat Pembom dan Jet Tempur ke Timur Tengah Saat Gugus Tempur Kapal Induk Berangkat

Pentagon mengatakan pasukan tambahan diharapkan tiba di Timur Tengah dalam beberapa bulan mendatang.

ETIndonesia. Amerika Serikat akan mengerahkan lebih banyak pesawat pembom, jet tempur, dan kapal perang ke Timur Tengah untuk meningkatkan postur militernya ketika gugus tempur kapal induk bersiap untuk meninggalkan wilayah tersebut, kata Pentagon pada  Jumat (1/11/2024).

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan kapal perusak pertahanan rudal balistik, skuadron tempur, pesawat tanker, dan beberapa pembom jarak jauh B-52 ke kawasan tersebut, menurut pernyataan juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder.
Ryder menyatakan bahwa pasukan tambahan ini diharapkan tiba dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan keberangkatan gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln dari wilayah tersebut.

“Pergerakan ini menunjukkan sifat fleksibel dari postur pertahanan global AS dan kemampuan AS untuk dikerahkan di seluruh dunia dengan pemberitahuan singkat guna menghadapi ancaman keamanan nasional yang berkembang,” ujarnya.

Ryder juga mengatakan bahwa kepala Pentagon “terus menegaskan bahwa jika Iran, mitra-mitranya, atau proksi-proksinya menggunakan kesempatan ini untuk menyerang personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami.”

Pentagon tidak merinci jumlah pasukan yang akan dikerahkan sebagai bagian dari perubahan ini. Ryder menyebutkan pada Agustus bahwa ada sekitar 40.000 anggota layanan AS yang ditempatkan di kawasan tersebut.

Sebelumnya, Pentagon mengumumkan akan memperkuat kemampuan dukungan udara defensifnya di kawasan itu dan menempatkan pasukan AS tambahan dalam kesiapan tinggi untuk dikerahkan ke Timur Tengah.

Pada 16 Oktober, militer AS menggunakan pembom siluman jarak jauh B-2 untuk menyerang fasilitas penyimpanan senjata Houthi yang didukung Iran di Yaman, menurut Komando Pusat AS (CENTCOM), yang mencakup kawasan Timur Tengah.

Amerika Serikat berupaya meningkatkan kehadiran militernya di kawasan itu saat Israel melanjutkan operasi daratnya melawan Hamas di Gaza sambil membalas serangan dari Hezbollah yang didukung Iran di Lebanon.

Israel juga meluncurkan serangan balasan terhadap target militer di Iran pada 26 Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ketegangan regional dapat semakin meningkat karena Iran mengancam akan membalas.

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa serangan pada 26 Oktober tersebut merupakan tanggapan atas “serangan yang berkelanjutan” dari rezim Iran terhadap Israel. Iran meluncurkan hampir 200 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober, meskipun banyak yang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Israel dengan bantuan kapal perusak angkatan laut AS.

Austin sebelumnya memperingatkan bahwa Iran “sebaiknya tidak membuat kesalahan” dengan menanggapi serangan Israel, melainkan mempertimbangkannya sebagai akhir dari pertukaran serangan kedua negara.


Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat setelah serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, di mana lebih dari 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang disandera. 

Israel meluncurkan serangan balasan di Gaza pada hari yang sama. Kementerian Kesehatan Gaza, yang berada di bawah kendali Hamas, melaporkan bahwa aksi militer Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 43.000 kematian hingga saat ini. (asr)

Sumber : The Epoch Times

Jepang dan Uni Eropa Umumkan Kemitraan Keamanan Baru

0

Jepang dan Uni Eropa meluncurkan kemitraan keamanan baru di tengah meningkatnya agresi dari Rusia, Korea Utara, dan Partai Komunis Tiongkok.


ETIndonesia. Jepang dan Uni Eropa meluncurkan kemitraan keamanan baru untuk meletakkan dasar kerja sama lebih erat dalam berbagai isu pertahanan dan keamanan.

Kemitraan ini adalah yang pertama dari jenisnya antara Uni Eropa dan negara Indo-Pasifik, menurut Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang mengumumkan kesepakatan tersebut pada 1 November 2024.


“Hari ini, kita membuka babak baru dalam hubungan kita. Babak baru ini bukan tentang perdagangan atau ekonomi, melainkan tentang keamanan dan pertahanan,” ujar Borrell kepada wartawan di Tokyo.


“Kerangka politik ini memperdalam kemampuan kita untuk bersama-sama menghadapi ancaman yang muncul dan berupaya menuju masa depan di mana nilai-nilai kita tentang demokrasi, hak asasi manusia, dan tatanan internasional berbasis aturan terus memandu jalan.”

Kemitraan baru ini mencakup pedoman untuk kerja sama dalam keamanan maritim, keamanan ruang angkasa dan pertahanan, isu siber, disinformasi asing, pemberantasan terorisme, non-proliferasi dan perlucutan senjata, inisiatif industri pertahanan, serta partisipasi Jepang dalam misi-misi Uni Eropa.

Kemitraan ini juga menetapkan dialog strategis tahunan Jepang-Uni Eropa di tingkat menteri luar negeri, meningkatkan konsultasi informal yang ada menjadi dialog resmi tahunan, dan mengembangkan dialog baru di bidang-bidang kepentingan bersama termasuk penilaian ancaman di kawasan Indo-Pasifik.

“Keamanan tidak lagi terbatas pada topik-topik militer dan pertahanan tradisional, tetapi mencakup berbagai dimensi yang semakin luas dan saling terkait, seperti ancaman siber dan hibrida, keamanan maritim dan ruang angkasa, serta keamanan ekonomi,” demikian bunyi dokumen tersebut.

Kedua pihak juga akan mempertimbangkan kemungkinan perjanjian berbagi intelijen, mempromosikan pertukaran informasi industri pertahanan, dan bekerja sama dalam upaya perlucutan senjata nuklir.

Yang patut dicatat, kemitraan baru yang luas ini mencakup komitmen untuk melakukan latihan militer bersama dan muncul di tengah meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia.

Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia semuanya telah melakukan manuver agresif di sekitar Jepang dalam beberapa tahun terakhir, karena hubungan antara negara-negara tersebut dan Amerika Serikat semakin memburuk.

Korea Utara menguji coba rudal balistik minggu lalu, ini adalah peluncuran rudal balistik terbaru dalam deretan provokasi regional selama beberapa dekade.

Sementara itu, Tiongkok juga meluncurkan rudal di atas Taiwan dan ke perairan ekonomi eksklusif Jepang, meskipun rudal tersebut jatuh sebelum mencapai wilayah daratan Jepang.

Sedangkan pesawat Rusia, melanggar wilayah udara teritorial Jepang sebanyak tiga kali bulan lalu, yang menyebabkan pasukan Jepang menembakkan suar terhadap penyusup udara untuk pertama kalinya.

Korea Utara juga mulai mengirimkan ribuan pasukan ke Rusia, meningkatkan kekhawatiran tentang kerja sama militer lebih konkret antara negara-negara otoriter di kawasan tersebut.

Oleh karena itu, semakin berkembang keyakinan di antara para pemimpin Uni Eropa dan Jepang bahwa keamanan di kedua wilayah tersebut saling terkait dan bahwa kegagalan untuk menghentikan agresi Rusia terhadap Ukraina dapat mendorong agresi lebih lanjut dari Tiongkok dan Korea Utara di Indo-Pasifik.

Untuk itu, kedua pemimpin tersebut mengungkapkan “keprihatinan yang mendalam” tentang kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia. Mereka menyarankan bahwa peningkatan kemitraan strategis antara Eropa dan Indo-Pasifik diperlukan untuk menjaga keamanan di kedua wilayah.

“Kita hidup di dunia yang sangat berbahaya. Kita hidup di dunia yang penuh persaingan, bencana iklim, dan ancaman perang,” kata Borrell.

“Dan hanya ada satu penangkal untuk dunia yang menantang ini, yaitu kemitraan di antara para sahabat.”

Borrell melakukan tur ke Asia Timur dan menggelar dialog strategis dengan Korea Selatan akhir pekan ini, yang mana menegaskan keterlibatan Uni Eropa dengan kawasan tersebut.

Sumber : The Epoch Times

Wanita di Tiongkok Jalani Tes DNA Setelah Candaan Tentang Penampilannya, Temukan Jati Dirinya yang Sebenarnya

EtIndonesia. Seorang wanita di Tiongkok utara menemukan bahwa dia bukan anak kandung orangtuanya setelah tes DNA dipicu oleh candaan rekan-rekannya bahwa dia “tidak tampak seperti orang lokal”.

Alhasil, ada dukungan luas dari warganet yang mendorongnya untuk mencari orangtua kandungnya.

Pada tanggal 24 Oktober, Henan Broadcasting System melaporkan bahwa wanita berusia 24 tahun, bermarga Dong, dari Xinxiang di Provinsi Henan, berbagi cerita dalam sebuah wawancara tentang bagaimana rekan-rekannya sering mengomentari penampilannya yang khas.

“Saya selalu tinggal di Xinxiang, tetapi setelah saya mulai bekerja, rekan-rekan saya akan berkata, ‘Kamu sama sekali tidak mirip kami. Hidungmu lebar, bibirmu tebal, dan matamu lebih besar dan lebih dalam dari kami. Kamu sama sekali tidak mirip seseorang dari Henan,'” kenang Dong.

Terdorong oleh komentar-komentar ini, Dong mendekati orangtuanya untuk mendapatkan jawaban, tetapi mereka mengelak dan bahkan memberikan informasi yang saling bertentangan tentang tanggal lahirnya.

Didorong oleh rasa ingin tahu dan kebingungan yang semakin besar tentang asal-usulnya, Dong memutuskan untuk menjalani tes genetik.

“Setiap malam, saya terus bertanya-tanya, dari mana sebenarnya saya berasal?” Dong merenung.

Namun, tes tersebut menunjukkan bahwa dia kemungkinan berasal dari Provinsi Guangxi, yang terletak di bagian paling selatan Tiongkok, dan tidak menunjukkan adanya hubungan genetik dengan Provinsi Henan.

Setelah media melaporkan kejadian tersebut, seorang wanita bermarga Qi dari Guangxi menghubunginya, menduga bahwa Dong mungkin adalah putrinya yang telah lama hilang karena kemiripan mereka.

“Kebetulan sekali bahwa wanita muda ini juga berusia 24 tahun. Saya melihatnya dan merasa dia mirip dengan putri saya dalam segala hal, tetapi saya tidak pernah melihat putri saya setelah dia lahir. Saya mengalami rasa sakit yang luar biasa setelah melahirkan dan menangis kepada suami saya setiap hari, bertanya-tanya ke mana putri saya pergi,” kenang Qi.

Putra Qi bahkan mulai menyebut Dong sebagai saudara perempuannya, dengan mengatakan: “Ibu saya hampir 100 persen yakin, dan saya ingin menemukan saudara perempuan saya juga.”

Qi dan Dong memiliki kemiripan yang mencolok, termasuk fitur wajah yang mirip. Nama pemberian Dong juga mengandung kata “Lan”, sama seperti nama putri Qi yang hilang.

“Jika ternyata dia benar-benar keluargaku, maka itu benar-benar berita yang paling menggembirakan,” ungkap Dong.

Saat ini, Qi dan putranya sedang mengatur perjalanan ke Henan untuk bertemu Dong.

Relawan lokal dari Baobei Huijia, sebuah kelompok nasional yang didedikasikan untuk menemukan anak muda yang hilang di Provinsi Guangxi, juga telah dihubungi untuk membantu mengumpulkan sampel DNA dan melakukan pengujian.

Warga internet Tiongkok kagum dengan kebetulan tersebut dan menyuarakan dukungan mereka terhadap upaya Dong untuk menemukan orangtua kandungnya.

“Penting untuk mengklarifikasi dan mencari tahu apakah dia diculik, dijual, atau diadopsi secara sah. Keadaan membuat semua perbedaan!” komentar seseorang.

“Ini sangat dramatis, tetapi saya harap dia hanya tersesat dan tidak ditelantarkan. Itu akan sangat sulit untuk ditanggung! Berharap wanita muda ini segera menemukan keluarga kandungnya dan mengirimkan pelukan untuknya,” komentar yang lain. (yn)

Sumber: scmp

Wanita Tiongkok Datangi Pesta Pernikahan di Hong Kong, Berpura-pura Jadi Teman, Menikmati Jamuan Makan, Memicu Kemarahan Daring

EtIndonesia. Seorang wanita di Tiongkok Daratan yang menyelinap ke pesta pernikahan di Hong Kong, berpura-pura menjadi teman pengantin baru dan mengunggah video dirinya menikmati pesta, telah memicu kemarahan daring.

Wanita itu, yang menggunakan nama @kuailefeizhaidejiejie di media sosial, mengunggah video dirinya sedang mengadakan pesta pernikahan di kota itu pada pertengahan September.

Dalam sebuah video, dia tampak santai, menikmati anggur dan hidangan premium seperti abalon dan babi panggang sambil berbicara dengan tamu lain tentang kameranya dan bertukar detail kontaknya.

Pengantin wanita, yang dikenal dengan nama depannya Angela, mengatakan wanita itu duduk di meja yang digunakan bersama oleh sekelompok teman yang sebelumnya tidak saling kenal. Dia mengira wanita itu adalah teman mereka.

Angela baru menyadari keesokan harinya bahwa tidak seorang pun di pesta pernikahan itu mengenal wanita itu. Dia juga tidak memberikan uang hadiah apa pun.

Para tamu di pesta pernikahan Tionghoa di Hong Kong diharapkan memberikan angpao kepada pengantin baru sebagai hadiah. Jumlah yang lazim untuk hadiah pernikahan biasanya berkisar antara 800 dolar Hongkokg hingga 1.000 dolar Hongkong.

Orang-orang berbondong-bondong ke akun media sosial wanita itu untuk mengecam perilakunya yang “tidak tahu malu”. Beberapa mengatakan dia “kehilangan muka orang-orang daratan”.

Tampaknya pesta pernikahan itu hanyalah tempat wisata biasa bagi wanita dari Provinsi Henan di Tiongkok tengah itu.

Dia terus membagikan video perjalanannya di Hong Kong, mengatakan dia tidak perlu meminta maaf karena seorang teman mengajaknya ke pesta pernikahan itu. Namun, dia tidak dapat menyebutkan nama teman itu.

Dia kemudian menghapus video pernikahan itu untuk “menghindari lebih banyak pertikaian”, menurut outlet berita daratan gznf.net.

Akunnya dengan 2.000 pengikut kemudian dihapus.

Beberapa pengamat daring berspekulasi wanita itu ingin menarik perhatian dengan mengunggah video kontroversial.

Sebelumnya, dia mengunggah foto dirinya mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan pengering rambut di pusat perbelanjaan untuk menguji kualitasnya, dan membobol halaman pribadi di provinsi Hainan.

Wanita itu dilaporkan telah melakukan tindak pidana pencurian dengan “memperoleh harta benda dengan cara menipu”, dan dapat dijatuhi hukuman penjara hingga 10 tahun, menurut hukum Hong Kong.

Wanita itu kemudian menghapus foto-foto tersebut dari akun media sosialnya. (yn)

Sumber: scmp