Dilaporkan Ada Orang yang Tewas dalam Dugaan Penembakan di Tiongkok Tengah
EtIndonesia. Laporan mengenai penembakan fatal sangat jarang terjadi di Tiongkok, di mana Partai Komunis Tiongkok (PKT) umumnya melarang kepemilikan senjata api oleh warga sipil dan secara ketat mengontrol informasi yang dianggap merugikan citranya.
Setidaknya satu orang tewas dalam insiden yang oleh para saksi mata disebut sebagai penembakan di luar sebuah restoran di kota Wuhan, Tiongkok bagian tengah.
Dua orang lainnya mengalami luka-luka di luar restoran yang terletak di Jalan Chongren, distrik Qiaokou—sebuah area yang dipenuhi gerai makanan dan restoran barbeku malam hari dengan tempat duduk di luar—pada 18 Mei pukul 21.37 waktu setempat, menurut pernyataan kepolisian yang dirilis pada 19 Mei.
Pihak berwenang setempat menyebut insiden tersebut sebagai “cedera yang disengaja” akibat suatu perselisihan, dan menyatakan bahwa tersangka telah ditangkap, namun tidak mengungkapkan jenis senjata yang digunakan dalam serangan itu.
Unggahan yang beredar di media sosial dalam negeri sejak 18 Mei menyebut insiden itu sebagai penembakan. Beberapa pengguna membagikan gambar dan video yang menunjukkan seorang pria terkulai di kursi dengan darah terlihat di wajah dan kausnya, sementara seorang individu lain tampak tergeletak di tanah.
Tiga warga setempat juga menggambarkan insiden itu sebagai penembakan saat berbicara dengan edisi bahasa Mandarin dari The Epoch Times sebelum jumlah korban resmi diumumkan, dengan salah satu dari mereka mengutip keterangan seorang teman yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Mereka meminta agar identitas mereka dirahasiakan karena takut akan pembalasan dari pihak berwenang.
Salah satu warga mengatakan bahwa korban yang tewas mengelola sebuah tempat permainan arcade yang menampilkan permainan terkait perjudian.
Warga lain menyebutkan bahwa penembakan itu dilakukan oleh seorang pria bersenjata tunggal yang datang dengan bersepeda.
The Epoch Times tidak dapat memverifikasi klaim mereka secara independen.
Tiongkok memiliki salah satu peraturan senjata api paling ketat di dunia, umumnya melarang kepemilikan senjata api oleh warga sipil, kecuali bagi mereka yang bekerja di profesi tertentu, seperti pemburu, yang diizinkan menggunakan senjata api di area yang telah ditentukan. Pihak berwenang secara rutin melakukan kampanye untuk menyita senjata. Dalam serangkaian kejahatan kekerasan acak tahun lalu, pisau sering digunakan sebagai senjata dalam banyak kejadian.
Partai Komunis Tiongkok (PKT) secara ketat memantau diskusi publik setelah tragedi besar, dengan cepat menghapus kesaksian saksi mata dari platform media sosial untuk mengendalikan narasi. Beijing sering menonjolkan angka resmi rendah terkait kejahatan bersenjata api untuk dibandingkan dengan tingginya tingkat pembunuhan di Amerika Serikat, sebagai cara untuk mengalihkan kritik terhadap pelanggaran hak asasi manusianya.
Hingga 19 Mei, video dan gambar terkait insiden di Wuhan masih beredar di platform media sosial luar negeri seperti X, tetapi banyak yang telah dihapus di balik sistem sensor internet Tiongkok, yang dijuluki Great Firewall (Tembok Api Besar).
Tagar seperti “penembakan Wuhan” telah disensor di Weibo, versi Tiongkok dari X, sementara pencarian untuk kata kunci lain yang berkaitan, termasuk “Distrik Qiaokou Wuhan,” sebagian besar hanya menampilkan pernyataan resmi. (asr)
Yusuf Muhammad Martak: “Saya Tantang 9 Naga untuk Memberikan 25% Hartanya untuk Bangsa ini”
Surabaya – Yusuf Muhammad Martak adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai keponakan dari Faradj bin Said bin Awad Martak, seorang saudagar Arab kelahiran Hadramaut, Yaman, pada tahun 1897. Faradj Martak merupakan figur penting dalam sejarah Indonesia karena kedekatannya dengan Presiden Sukarno. Rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, (yang saat ini menjadi berganti nama jalan menjadi Jalan Proklamasi No. 56 Jakarta), menjadi lokasi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, yang kemudian dihibahkan pada negara Indonesia melalui Bung Karno, sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia.
“Kami, para keturunan Yaman yang hidup di negara manapun menganggap negara itu adalah tanah airnya, bahkan tidak pernah membangun apapun di Yaman walau hanya Mushola,” kata Yusuf saat diwawancarai The Epoch Times.

Sesuai dengan pepatah klasik yang menyatakan “Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung” (seseorang harus bisa beradaptasi dengan tempat tinggalnya (bukan hanya tempat asal), untuk dapat diterima dengan baik).
Latar belakang keluarga Martak yang kaya akan nilai nasionalisme dan pengabdian kepada negara menjadi fondasi bagi Yusuf dalam menjalani perannya sebagai pengusaha dan pengamat politik. Meski tidak terlibat langsung dalam partai politik, Yusuf aktif dalam berbagai event politik, dengan tujuan mendorong pergantian kepemimpinan untuk kemaslahatan bangsa.
“Saya kepingin adanya pergantian kepemimpinan demi maslahat bangsa dan negara karena kita sama-sama tahu kalau kita mau bicara banyak kekurangan atau kelebihan, semua manusia pasti ada kekurangan dan ada kelebihan tapi ada dua sisi Kalau kemarin waktu 2019-2024 memang kita ingin adanya pergantian kepemimpinan tapi setelah sekarang 2024 kita tidak membicarakan lagi tentang kepemimpinan presiden yang sudah lewat tidak lagi tapi yang kita bicarakan, apa tindakan dan langkah presiden yang sekarang setelah menerima mandat dari rakyat setiap programnya harus di siapkan sejak awal lakukan evaluasi konsolidasi menjalankan program jangka pendek jangka menengah jangka panjang ini yang perlu dijelasan dari pemerintah kita yang baru yaitu Prabowo Subianto yang mana dia sangat berambisi ingin jadi Presiden dan telah tercapai keinginannya setelah 4 kali mengalami kegagalan, Lalu mau kemana negara ini akan di bawa?” ungkapnya.

Kiprah dalam Dunia Politik dan Bisnis
Yusuf Muhammad Martak mengidentifikasi dirinya sebagai seorang pengusaha yang konsisten menjaga jarak dari partai politik. Namun, ia tidak ragu untuk terlibat dalam hajatan politik, terutama yang bertujuan untuk memperjuangkan perubahan kepemimpinan nasional. Pada pemilihan Presiden di tahun 2019 Yusuf Martak termasuk salah satu tokoh yang vokal mendorong Prabowo Subianto menjadi Presiden. Namun, memasuki era 2024, ia lebih fokus pada evaluasi kebijakan dan kinerja pemerintah yang baru, alih-alih membahas masa lalu.
Dalam wawancaranya, Yusuf menekankan pentingnya konsolidasi dan program jangka panjang bagi pemerintahan Prabowo Subianto. Ia berharap Prabowo, sebagai figur yang berpengalaman di era Orde Baru dan reformasi, mampu membawa Indonesia keluar dari berbagai masalah struktural, seperti:
1. Isu Ijazah Palsu – Yusuf menyoroti perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam rekam jejak pemimpin.
2. Ketergantungan pada Tenaga Kerja Asing – Ia mendorong pemerataan lapangan kerja bagi warga lokal. Pengaturan ketenagakerjaan yang berpihak pada rakyat.
3. Pengelolaan Hutang Negara – Yusuf menyarankan agar Indonesia mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
“Negara ini adalah negara kaya, hasil bumi dan tambangnya sangat luar biasa, jika dikelola dengan profesional dan jujur maka kita yang harusnya memberi hutang pada negara lain bukan malah sebalik nya. Saya prihatin kalau menteri keuangan dalam paparannya menargetkan pendapatan negara Sekitar 70 % dari pajak? Yang artinya seolah negara tidak punya target penghasilan lain selain dari memeras rakyatnya sendiri dari sektor pajak,” ungkapnya sambal menghela napas.
Pandangan tentang Nasionalisme dan Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah
Yusuf Martak adalah sosok yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme. Semangat pejuang dan warisan keluarga sebagai bagian dari keluarga yang pernah berjasa pada negara Indonesia, Yusuf mewarisi semangat orang tua nya dan paman nya Faradj Said Martak dalam berjuang tanpa Pamrih. Ia mengkritik fenomena memudarnya semangat kebangsaan, yang menurutnya hanya tersisa 10% di kalangan rakyat Indonesia. Baginya, nasionalisme harus dibangun melalui:
– Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
– Kecintaan terhadap tanah air.
– Penyelamatan aset dan rakyat Indonesia.
Ia juga menyoroti kebijakan pembangunan seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dinilainya tidak efisien dan membebani APBN. Menurut Yusuf, investasi semacam ini berpotensi menjerumuskan Indonesia ke dalam ketergantungan asing, mirip dengan kasus Sri Lanka yang kehilangan kendali atas pelabuhannya akibat utang ke RRT.
Hubungan dengan Dinamika Kekuasaan dan Figur Politik
Yusuf tidak segan mengkritik para pemimpin, termasuk Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Ia menyayangkan keputusan Prabowo untuk melanjutkan kebijakan Jokowi, yang menurutnya bisa menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan inovasi. Namun, ia mengakui kecerdasan Prabowo sebagai mantan petinggi militer dan menantunya Soeharto.
Yusuf juga mengingatkan bahaya intervensi orang-orang dekat dalam kepemimpinan. Ia mencontohkan bagaimana tiga orang kepercayaan Prabowo bisa memengaruhi kebijakannya. “Prabowo sebenarnya mampu, tapi jika terpengaruh oleh lingkaran dalam yang salah, itu bisa menjadi masalah,” ujarnya.
Semangat Pejuang dan Warisan Keluarga
Sebagai bagian dari keluarga yang berjasa bagi Indonesia, Yusuf mewarisi semangat Faradj Martak dalam berjuang tanpa pamrih. Ia menegaskan bahwa kecintaannya pada Indonesia tidak diragukan, meski secara keturunan ia memiliki darah Arab. “Hubbul wathon minal iman (Cinta tanah air adalah bagian dari iman). Saya lebih mencintai Indonesia daripada mereka yang mengaku pribumi tapi tidak peduli pada negara dan bangsa ini,” tegasnya.
Yusuf juga menantang generasi muda dan konglomerat untuk lebih peduli pada bangsa. “Saya kenal dengan para konglomerat Tionghoa itu, saya tantang 9 naga dan konglomerat apabila kita benar mencintai NKRI mari secara bersama sama kita sumbangkan harta kita untuk negara dan bangsa ini, mereka kan sudah kenyang dan kaya mengeruk isi perut bumi bahkan sebagian besar mereka lakukan secara ilegal, bila di banding dengan kekayaan saya yang mungkin hanya bernilai ratusan juta, mereka lebih kaya mereka lebih menikmati apa yang diambil dari isi perut bumi negara ini, saya berani menyerahkan 25% apa yang saya punya, apakah seribu juta, satu miliar kita serahkan bersama-sama. Karena rakyat pribumi juga harus dijaga harus diperhatikan kehidupannya. Semua kita lakukan demi maslahat Bangsa dan negara dan tentu harus sesuai dengan penggunaan nya. Tantangan untuk anak muda anak muda harus berbuat jangan cuman ribut dengan media dan lain sebagainya terpengaruh oleh youtuber-youtuber atau medsos yang tidak tahu maksudnya, anak-anak muda ini harus berbuat sesuatu untuk bangsa ini,” jelasnya.
Sosok yang Konsisten Memperjuangkan Perubahan
Yusuf Muhammad Martak adalah figur unik yang menggabungkan jiwa pengusaha, kritikus politik, dan nasionalis sejati. Meski tidak duduk di kursi kekuasaan, suaranya kerap menjadi pengingat bagi para pemimpin untuk tidak melupakan amanat rakyat. Warisan keluarganya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia menjadi bukti bahwa kontribusi nyata tidak selalu harus melalui jalur formal, tetapi bisa dilakukan dengan semangat dan keteguhan prinsip.
OJK Jawa Timur Gelar Media Briefing, Soroti Stabilitas dan Pertumbuhan Sektor Keuangan
Surabaya, 14 Mei 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur bersama Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan menggelar media briefing bertajuk “Memperkuat Pilar Nusantara melalui Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan”. Acara ini menegaskan komitmen kolaboratif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kinerja Sektor Keuangan Jawa Timur: Solid dan Berkelanjutan
Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, memaparkan capaian positif sektor jasa keuangan hingga Maret 2025:
– Perbankan: Kredit tumbuh 6,37% (yoy) menjadi Rp609 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp793 triliun (+2,94% yoy). Stabilitas tercermin dari rasio NPL terkendali di 3,29% dan CAR kuat sebesar 30,43%.
– Pasar Modal: Jumlah emiten Jawa Timur meningkat dari 38 (2019) menjadi 58 perusahaan (2025), dengan total investor mencapai 1,8 juta SID (terbanyak ketiga nasional).
– Fintech & Pembiayaan: Outstanding fintech lending melonjak 27,66% (yoy) ke Rp10,03 triliun, sementara pembiayaan modal ventura dan gadai tumbuh masing-masing 16,56% dan 55,03%.
Literasi Keuangan dan Inklusi untuk Ekonomi Inklusif
OJK Jawa Timur memperkuat program edukasi melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau 288.000 peserta. Inisiatif seperti Kredit Melawan Rentenir (K/PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) berhasil mencatatkan Rp4,66 triliun simpanan di 8,77 juta rekening. Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga digencarkan untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
Proyeksi dan Komitmen Ke Depan
Yunita menekankan, tantangan global memerlukan sinergi berkelanjutan: “OJK berfokus pada stabilitas sistem keuangan, peningkatan literasi, dan inovasi sektor jasa keuangan untuk mendukung pertumbuhan inklusif.”
Rusia Luncurkan Serangan Drone Terbesar, Utusan AS: Harus Segera Gencatan Senjata
Pada Minggu (18 Mei) dini hari, Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke Ukraina sejak perang besar dimulai pada tahun 2022, yang menyebabkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka. Pada hari yang sama, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, mendesak agar pembantaian ini segera dihentikan dan dicapai kesepakatan gencatan senjata.
EtIndonesia. Militer Ukraina mengkonfirmasi bahwa hingga pukul 08.00 waktu setempat pada hari Minggu, Rusia telah meluncurkan total 273 drone serang, dengan target utama wilayah Kyiv di bagian tengah, serta Dnipropetrovsk dan Donetsk di bagian timur.
Seorang wanita berusia 28 tahun tewas dalam serangan tersebut, dan setidaknya tiga orang terluka. Tim pemadam kebakaran tengah berjuang keras memadamkan api.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat, menyatakan bahwa ini adalah serangan drone terbesar yang diluncurkan Rusia sejak perang dimulai. Ia menyebut malam tersebut sebagai malam yang sangat berat, dengan sirene serangan udara meraung selama sembilan jam tanpa henti.
Seorang warga Kyiv, Shybenko, mengatakan: “Kami bergegas masuk ke ruang bawah tanah, lalu terdengar ledakan besar. Kami melihat rumah kami sudah tidak ada lagi.”
Warga Kyiv lainnya, Lyubov, menambahkan: “Lihat apa yang dilakukan Rusia. Untuk apa semua ini? Sekarang saya tidak punya rumah, tidak punya apa-apa lagi.”
Pada Jumat (16 Mei), perwakilan Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan langsung pertama dalam lebih dari tiga tahun, bertempat di Turki. Kedua pihak sepakat untuk melakukan pertukaran tawanan perang, namun gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara seperti yang telah lama didesak oleh Kyiv dan para sekutunya.
Utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, dalam wawancara pada Minggu menekankan pentingnya memperkecil perbedaan antara Rusia dan Ukraina untuk mencapai gencatan senjata — hal yang saat ini sedang diupayakan oleh Amerika Serikat.
“Yang paling penting adalah kita harus mencapai kesepakatan damai final. Seperti yang Anda tahu, saat ini Rusia dan Ukraina saling menyerang. Kedua belah pihak penuh emosi, diliputi kebencian, dan pembantaian ini harus dihentikan,” ujarnya.
Pada Senin (19 Mei), Presiden Trump dijadwalkan mengadakan percakapan telepon secara terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, guna mendorong diakhirinya perang.
Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang menghadiri pelantikan Paus baru pada Minggu, mengatakan bahwa beberapa pemimpin Eropa telah sepakat untuk berbicara terlebih dahulu dengan Trump sebelum ia menghubungi para pemimpin Rusia dan Ukraina pada Senin. Merz akan berbicara bersama para pemimpin dari Inggris, Prancis, dan Polandia.
Merz menyatakan: “Saya yakin bahwa Eropa dan Amerika Serikat bertekad untuk bekerja sama secara terarah demi mengakhiri perang mengerikan ini sesegera mungkin.”
Pada hari yang sama, Presiden Zelensky bertemu dengan Wakil Presiden AS, J.D. Vance, dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di Vatikan. Pertemuan tersebut berlangsung selama 40 menit. Foto-foto di lokasi menunjukkan para pejabat Ukraina dan AS tersenyum, dan suasana pembicaraan terlihat santai.
Zelenskyy kembali menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata penuh dan tanpa syarat. (Hui)
Laporan oleh Yi Jing, New Tang Dynasty Television
Terungkap “Rantai Industri Panen Organ” PKT di Sepanjang Inisiatif Belt and Road Terbongkar
World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) atau Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan Terhadap Falun Gong merilis laporan terbaru yang mengungkap sejumlah bukti penting. Laporan ini membongkar bagaimana Partai Komunis Tiongkok (PKT) menyebarkan model panen organ hidup ke dunia internasional melalui inisiatif “Belt and Road” atau “Sabuk dan Jalan”. Senator AS Ted Cruz mengecam tindakan ini di media sosial dan menyatakan bahwa industri panen organ hidup yang didukung negara oleh PKT seharusnya sudah lama dibasmi.
EtIndonesia. Pada 10 Mei, organisasi WOIPFG mengeluarkan laporan investigasi penting yang mengungkap bagaimana PKT mengekspor model panen organ hidup melalui inisiatif “Sabuk dan Jalan”.
Laporan ini merinci bagaimana sistem transplantasi organ yang dijalankan secara industri digunakan untuk mengekspor teknologi, melatih dokter, dan membangun rumah sakit kerja sama di negara-negara sepanjang jalur inisiatif tersebut. PKT juga menutupi kejahatan sistematis panen organ hidup ini melalui pendekatan regional.
Pada 13 Mei, Senator Amerika Serikat Ted Cruz membagikan unggahan dari Falun Dafa Information Center tentang perayaan global Hari Falun Dafa di platform X (dulu Twitter), serta mengecam keras penganiayaan brutal PKT terhadap praktisi Falun Gong. Ia menyatakan:
“Industri pencabutan organ hidup yang didukung negara oleh PKT seharusnya sudah lama dibasmi.”
Juru bicara organisasi tersebut, Wang Zhiyuan, mengatakan: “DPR Amerika Serikat telah dengan suara bulat mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong, bersamaan dengan undang-undang yang melarang pengambilan paksa organ hidup. Pengesahan ini pertama-tama menegaskan adanya kejahatan terhadap kemanusiaan berupa panen organ dari praktisi Falun Gong yang dilakukan oleh PKT. Kedua, Undang-Undang Perlindungan Falun Gong menegaskan perlindungan atas kebebasan beragama dan hak asasi kelompok keagamaan ini. Ini merupakan tonggak penting dalam sejarah umat manusia.”
Sejak PKT melancarkan penganiayaan besar-besaran terhadap praktisi Falun Gong pada tahun 1999, jumlah transplantasi organ di Tiongkok melonjak secara drastis. Waktu tunggu untuk mendapatkan organ sangat singkat, dan sumber donor sangat dirahasiakan—berbeda jauh dari sistem donasi yang transparan di dunia internasional.
Lai Jianping, mantan pengacara di Beijing dan Ketua Aliansi Demokrasi Rakyat Tiongkok di Kanada, mengatakan: “Pengesahan undang-undang ini menunjukkan bahwa pemerintah AS memberikan respons kuat terhadap kebiadaban PKT, terutama pencabutan organ dari praktisi Falun Gong yang sangat keji dan tidak manusiawi. Dengan menjadikannya hukum nasional, AS menunjukkan tekad negaranya untuk melawan PKT, menuntut dihentikannya penganiayaan dan pencabutan organ terhadap praktisi Falun Gong. Ini adalah dukungan kuat bagi Falun Gong, sekaligus mencerminkan pengakuan AS terhadap pentingnya perlindungan HAM universal, terutama kebebasan beragama, serta respons yang tegas.”
Lai Jianping menambahkan bahwa langkah ini juga akan mendorong lebih banyak negara lain untuk mengikuti jejak AS dalam menekan kediktatoran PKT.
Sebagai anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Senator Republik Ted Cruz adalah salah satu penggagas Undang-Undang Perlindungan Falun Gong. Ia menyatakan bahwa undang-undang ini bertujuan untuk membasmi industri pencabutan organ hidup yang didukung negara oleh PKT serta pelanggaran HAM lainnya.
Lai Jianping: “Pengesahan undang-undang ini juga menandakan bahwa perlindungan atas kebebasan beragama dan hak asasi praktisi Falun Gong di negara-negara Barat seperti AS kini telah mencapai tingkat baru dan membuka babak baru dalam sejarah.”
Wang Zhiyuan mengatakan: “Langkah selanjutnya adalah penyelidikan menyeluruh terhadap semua kasus ini. Kita harus mengusut dan mengadili semua pelaku kejahatan ini. Kami sangat menantikan hari itu segera tiba.”
Menurut data resmi PKT, dari tahun 1998 hingga 2019, jumlah transplantasi organ di Tiongkok melonjak dari 1.049 menjadi 19.454 kasus—peningkatan lebih dari 17 kali lipat. Namun ini hanya berdasarkan data resmi, dan jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih besar.
Wang Zhiyuan mengatakan: “Sejauh ini, 20 negara di dunia telah mengesahkan undang-undang yang melarang warganya pergi ke Tiongkok untuk transplantasi organ. Dunia internasional seharusnya bersatu untuk mengepung dan membongkar PKT serta mengadili semua pelaku pencabutan organ hidup. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh umat manusia.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com
Tentara Israel Luncurkan Operasi Darat Babak Baru, Saudara Sinwar Diyakini Tewas
Militer Israel pada Minggu (18 Mei) mengumumkan bahwa mereka telah memulai operasi darat secara besar-besaran di wilayah utara dan selatan Gaza secara bersamaan, dengan sandi operasi “Gideon’s Chariots” (Kereta Perang Gideon).
EtIndonesia. Kementerian Pertahanan Israel sebelumnya menyatakan bahwa pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar, telah tewas dalam serangan tersebut.
Dalam pernyataan pada Minggu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi dimulainya operasi “Kereta Perang Gideon”, yang bertujuan untuk menyelamatkan sandera dan mengakhiri kekuasaan Hamas. Saat ini, lima divisi militer Israel sedang beroperasi di Gaza.
“Selama operasi ini, kami akan memperkuat dan memperluas kendali atas wilayah Gaza, serta memisahkan wilayah tersebut menjadi beberapa bagian,” kata juru bicara militer Israel, Effie Dverin.
Dverin juga menekankan bahwa operasi ini berlandaskan pada tiga prinsip utama:
Pertama, menghancurkan keberadaan Hamas, baik di permukaan maupun infrastruktur teror bawah tanah.
Kedua, memisahkan warga sipil dari zona operasi demi keselamatan mereka, serta melemahkan kendali Hamas atas penduduk sipil.
Ketiga, menargetkan komandan dan sisa kekuatan Hamas hingga kelompok tersebut benar-benar runtuh.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada Sabtu (17 Mei) menyatakan bahwa semua indikasi menunjukkan bahwa Mohammed Sinwar, pemimpin militer Hamas di Jalur Gaza, telah tewas.
Mohammed Sinwar adalah saudara dari pemimpin Hamas yang telah tewas, Yahya Sinwar. Setelah kematian Yahya oleh pasukan Israel, Mohammed mengambil alih sebagai kepala militer Hamas.
Sementara itu, pejabat Hamas pada Minggu menyatakan bahwa mereka bersedia membebaskan 7 hingga 9 sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata selama dua bulan.
Selain itu, utusan khusus Amerika Serikat, Dan Shapiro, menyampaikan bahwa Israel telah menyatakan akan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. (Hui)
Laporan oleh Yu Liang, New Tang Dynasty Television
Terbongkar! Dokumen Hamas dan Perebutan Arab Saudi: Siapa Dalang di Balik Kekacauan Timur Tengah?
EtIndonesia. Persaingan strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok di kawasan Timur Tengah kian memanas, menjadikan Arab Saudi sebagai medan perrebutan paling strategis. Dalam perkembangan terbaru, upaya Washington untuk mendorong normalisasi diplomatik antara Saudi dan Israel kembali menuai tantangan besar, seiring temuan dokumen rahasia Hamas yang menguak skenario geopolitik di balik konflik berkepanjangan tersebut.
Arab Saudi di Persimpangan Dua Kekuatan Besar
Arab Saudi kini menjadi bidak utama dalam percaturan geopolitik global. Amerika Serikat, sebagai sekutu tradisional Riyadh, berusaha keras mengajak Saudi masuk ke dalam orbit aliansi anti-Tiongkok. Gedung Putih bahkan secara aktif menekan Saudi agar bersedia menormalisasi hubungan dengan Israel, sebuah langkah yang dinilai krusial untuk menegaskan kembali hegemoni Barat di Timur Tengah.
Di sisi lain, Tiongkok berhasil mengukir prestasi diplomatik penting dengan memediasi pemulihan hubungan antara Saudi dan Iran pada tahun 2023. Beijing juga terus memperluas pengaruhnya di kawasan melalui mekanisme BRICS, mempererat poros anti-AS, dan menawarkan alternatif kerja sama ekonomi serta keamanan yang semakin menarik bagi negara-negara Timur Tengah.
Dokumen Rahasia Hamas: Bukti Perang Dingin Baru
Ketika Donald Trump, presiden AS yang kini kembali menguatkan sikap anti-Komunisnya, melakukan lawatan ke Timur Tengah, militer Israel menemukan sejumlah dokumen penting di jaringan terowongan bawah tanah milik Hamas di Gaza. Temuan ini langsung menjadi sorotan dunia internasional.
Menurut laporan investigasi Wall Street Journal tanggal 17 Mei 2025, dokumen internal yang berhasil disita menunjukkan bahwa Hamas telah merancang serangan besar ke Israel pada awal Oktober 2023, dengan motivasi utama mencegah Arab Saudi berpihak ke Barat melalui normalisasi hubungan dengan Israel.
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, tercatat dalam notulen rapat tanggal 2 Oktober 2023, memerintahkan langkah ekstrem agar negosiasi Israel-Saudi gagal total. Dia menilai bahwa hubungan kedua negara itu sudah hampir mencapai kesepakatan bersejarah yang akan mengubah peta politik regional.
Salah satu dokumen juga mengungkap strategi Hamas untuk meningkatkan ketegangan di Tepi Barat, dengan harapan memperkeruh situasi dan menggagalkan upaya rekonsiliasi Israel-Saudi. Dokumen ini menyoroti bahwa Saudi secara diam-diam bekerja sama dengan Israel untuk menyingkirkan pengaruh Hamas dari proses perdamaian Timur Tengah. Meski Hamas belum memberikan pernyataan resmi terkait kebocoran dokumen ini, sejumlah pejabat intelijen Arab yang dikonfirmasi oleh Wall Street Journal menganggap dokumen tersebut kredibel dan sesuai dengan dinamika politik selama setahun terakhir.
Serangan 7 Oktober 2023: Titik Balik Diplomasi Timur Tengah
Puncak dari skenario ini terjadi pada 7 Oktober 2023. Hamas meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel, yang direspons oleh Israel dengan serangan balasan yang sangat masif. Akibat eskalasi kekerasan tersebut, Arab Saudi segera menghentikan proses normalisasi hubungan dengan Israel. Saudi secara terbuka kembali menegaskan dukungan pada prinsip solusi dua negara dan menuntut diakhirinya kekerasan terhadap warga Palestina.
Dengan berhentinya proses negosiasi, upaya rekonsiliasi Saudi-Israel yang didorong oleh Amerika Serikat mengalami kebuntuan. Para analis menilai, keberhasilan Hamas dalam menggagalkan agenda diplomatik ini merupakan salah satu kemenangan strategis Iran dan, secara tidak langsung, Tiongkok.
Dinamika Global: AS vs Tiongkok di Balik Layar
Konflik yang terjadi di Gaza dan seluruh kawasan Timur Tengah pada hakikatnya mencerminkan rivalitas dua adidaya dunia. Pemerintah AS, khususnya selama masa kepemimpinan Trump, sangat aktif melobi Saudi agar mengakui Israel. Bahkan, Washington sempat menawarkan kerja sama pengembangan teknologi nuklir sipil dan jaminan keamanan militer sebagai imbalan jika Riyadh mau berpaling dari pengaruh Beijing.
Washington menargetkan agar Saudi ikut menandatangani Abraham Accords—sebuah inisiatif yang sebelumnya telah sukses memediasi normalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan. Tujuannya jelas: memperkuat blok pro-Barat dan menghalau laju ekspansi Tiongkok di kawasan.
Namun di sisi seberang, Tiongkok justru berhasil memediasi rekonsiliasi antara Saudi dan Iran, yang selama ini dikenal sebagai rival abadi di Timur Tengah. Riyadh pun akhirnya menerima undangan Beijing untuk bergabung dalam forum BRICS bersama Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Langkah ini secara signifikan memperkuat posisi poros anti-Barat di kawasan.
Trump Kembali ke Timur Tengah: Upaya Mengembalikan Dominasi AS
Kembalinya Trump ke Timur Tengah bukan sekadar kunjungan simbolis, melainkan sinyal tegas bahwa Amerika Serikat masih berambisi mengembalikan pengaruh dominan di kawasan. Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News pada 16 Mei, Trump menegaskan bahwa era di mana negara-negara Timur Tengah beralih ke Tiongkok telah berakhir. Dia mengklaim, di bawah kepemimpinannya, AS akan kembali menjadi penentu utama arah geopolitik Timur Tengah.
Trump menyoroti bahwa “Tiongkok sempat hampir merebut hati negara-negara di kawasan ini. Namun, Amerika kini kembali bangkit dan tidak akan membiarkan itu terjadi.” Sikap keras anti-Komunis dan pro-Israel yang kembali digaungkan Trump menjadi cerminan upaya Amerika untuk mempertahankan posisinya dari gempuran pengaruh ekonomi dan diplomasi Tiongkok.
Kesimpulan: Timur Tengah sebagai Panggung Perang Dingin Abad ke-21
Pertarungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok di Timur Tengah tidak lagi sebatas isu ekonomi dan energi, melainkan telah berkembang menjadi perang pengaruh dan aliansi global. Arab Saudi, dengan segala kekuatan ekonomi dan posisi geopolitiknya, kini benar-benar berada di titik kritis sejarah. Hasil akhir dari tarik-menarik kekuatan besar ini bukan hanya akan menentukan masa depan Timur Tengah, tetapi juga konstelasi kekuatan global dalam beberapa dekade ke depan.