Kapal perusak Angkatan Laut AS USS William P. Lawrence baru-baru ini melintasi Selat Taiwan. Ini merupakan kali kedua dalam masa jabatan kedua Trump mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan. Namun, baik militer AS maupun Taiwan tidak mengeluarkan pernyataan resmi dalam tiga hari terakhir. Meski begitu, publik menemukan bahwa saat melintasi selat, kapal Lawrence mengaktifkan sistem identifikasi sepanjang perjalanan. Para ahli menjelaskan bahwa hal ini memiliki makna khusus.
EtIndonesia. Kapal perusak AS USS William P. Lawrence melintasi Selat Taiwan pada 23 April 2025. Komando Indo-Pasifik menyatakan bahwa kapal Lawrence melaksanakan komitmen AS untuk mempertahankan kebebasan navigasi bagi semua negara. Ini merupakan kapal perang kedua yang secara terbuka melintasi Selat Taiwan selama masa jabatan kedua Trump.
“Dari kapal perang AS yang melintasi Selat Taiwan ini, terlihat bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional. Selain itu, tindakan politik dan militer dari AS dan sekutunya memberikan sinyal yang lebih jelas untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Meskipun Taiwan mendapatkan dukungan potensial, hal yang lebih penting adalah memperkuat kemampuan pertahanannya sendiri. Dengan demikian, Taiwan bisa ‘menolong diri sendiri agar orang lain juga menolong’, sehingga memberikan efek pertahanan terbaik,” ujar Direktur Institut Strategi Pertahanan dan Sumber Daya, Institut Pertahanan Nasional Taiwan, Su Tzu-yun.
Publik juga menemukan bahwa kapal Lawrence mengaktifkan sistem identifikasi otomatis (AIS) pada 22 April sore, dan melintasi Selat Taiwan dari utara ke selatan. Sistem tersebut baru dimatikan setelah kapal mencapai perairan lepas pantai Kaohsiung pada 23 April malam.
Su Tzu-yun menambahkan: “Biasanya kapal perang tidak mengaktifkan AIS demi kerahasiaan, kecuali saat masuk atau keluar pelabuhan, atau ketika berada di jalur laut internasional yang sibuk. Jadi kali ini, kemungkinan besar ini adalah cara teknis untuk menekankan fakta objektif bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional.”
Selain itu, satu pesawat nirawak pengintai MQ-4C milik militer AS juga terlihat berpatroli di wilayah barat daya Taiwan selama seluruh proses. Dengan tindakan nyata ini, militer AS menegaskan bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional, bukan laut teritorial milik PKT. Hal ini membuat strategi laut Trump menjadi semakin jelas.
Laporan gabungan oleh Lin Jiawei dan Li Yihong dari NTD Asia Pasifik.