Home Blog Page 93

Perang Dagang AS–Tiongkok ‘Jilid’ 2.0 Dimulai: Taiwan Hanya Punya Jalan Keluar Jika Memilih Amerika Serikat

EtIndonesia. Dalam kebijakan perdagangan global yang didorong oleh Presiden Donald Trump, Taiwan dikenai tarif tambahan sebesar 32%. Hal ini tentu saja memberikan tekanan besar terhadap perkembangan ekonomi Taiwan. Namun, karena keputusan tersebut sudah terjadi, Taiwan perlu mencari strategi untuk menghadapinya dan terus melangkah maju dalam aturan permainan baru ini.

Di tengah dorongan kebijakan perdagangan global Trump, Taiwan dikenai tambahan tarif sebesar 32%, yang jelas memberikan tekanan terhadap perekonomiannya. Namun, menghadapi kenyataan tersebut, Taiwan perlu bersikap proaktif dan mencari celah untuk bertahan serta berkembang di bawah tatanan baru ini.

Peluang yang Bisa Dimanfaatkan Taiwan

Pertama-tama, Taiwan masih memiliki beberapa keunggulan penting. Industri semikonduktor—yang menjadi inti kekuatan ekonominya—untungnya untuk saat ini belum terdampak langsung oleh tarif tambahan. Bahkan jika pada akhirnya dikenakan tarif, dampaknya diperkirakan tetap terbatas karena minimnya pesaing yang benar-benar sepadan. Selain itu, keputusan tarif kali ini diambil berdasarkan kalkulasi sistemik, bukan semata-mata kehendak pribadi Trump. Artinya, tantangan kali ini memiliki pola yang bisa dipetakan dan dianalisis.

Situasinya bisa dianalogikan seperti ujian masuk universitas yang tingkat kesulitannya meningkat. Selama semua peserta diuji dengan soal yang sama, maka siapa pun masih berpeluang lolos asalkan menemukan strategi yang tepat.

Langkah-langkah yang Bisa Ditempuh Taiwan

1. Menurunkan Tarif Impor dan Mendorong Masuknya Produk AS
Salah satu langkah yang bisa diambil Taiwan adalah menurunkan tarif impor—misalnya untuk produk otomotif. Saat pertama kali saya datang ke Taiwan, saya terkejut dengan mahalnya harga mobil buatan Jepang. Industri otomotif lokal Taiwan sendiri kurang kompetitif. Tarif impor yang tinggi hanya akan membuat harga mobil impor makin mahal, dan pada akhirnya, yang dirugikan adalah konsumen.

2. Meningkatkan Impor Energi dari AS
Taiwan sangat bergantung pada impor energi seperti minyak bumi dan gas alam. Mengalihkan sebagian besar impor energi ke Amerika Serikat tidak hanya memperkuat hubungan dagang bilateral, tetapi juga bisa membantu mengurangi surplus perdagangan Taiwan terhadap AS—yang kemudian dapat menjadi modal negosiasi untuk menurunkan tarif.

3. Percepat Transformasi Industri Tradisional ke Teknologi Tinggi
Industri-industri tradisional yang kini terkena dampak tarif sebenarnya sudah cukup lama menghadapi tekanan dari persaingan dengan Tiongkok, negara-negara Asia Tenggara, dan India. Pemerintah Taiwan perlu segera memperkuat subsidi dan insentif untuk mempercepat transformasi ini menuju sektor teknologi tinggi, sehingga daya saing keseluruhan bisa meningkat signifikan.

Yang menarik dan patut diperhatikan adalah saat Trump mengumumkan daftar negara yang dikenai tarif tambahan, dia secara eksplisit menyebut Taiwan sebagai sebuah “negara” (country). Hal ini sangat membesarkan hati dan pantas mendapat apresiasi. Sebaliknya, Tiongkok  yang juga dikenai tarif tambahan mengalami penurunan ekonomi dan bahkan mengancam akan membalas Amerika Serikat.

Selama ini, AS kerap menahan diri karena pertimbangan politik terhadap Beijing, namun Trump tampaknya memilih untuk secara langsung menghadapi Tiongkok. Kini, babak baru dari perang dagang AS–Tiongkok—jilid 2.0—sedang dimulai. Di tengah dinamika ini, satu-satunya jalan yang bisa membawa masa depan cerah bagi Taiwan adalah dengan secara tegas berpihak kepada Amerika Serikat. (jhn/yn)

Microsoft Akan Tinggalkan Pasar Tiongkok? PHK Massal di Shanghai WicreSoft, BGI Genomics Dilarang Gunakan Office

EtIndonesia. Baru-baru ini, media Jepang mengungkap bahwa Microsoft telah menghentikan penyediaan layanan—termasuk perangkat lunak perkantoran dan model bahasa AI—kepada BGI (Beijing Genomics Institute), perusahaan riset genetika asal Tiongkok. Di saat yang sama, rumor bahwa Microsoft akan menarik diri dari pasar Tiongkok juga ramai beredar di dunia maya.

 Microsoft Hentikan Layanan untuk BGI

Dalam laporan yang diterbitkan oleh Nikkei Asia, disebutkan bahwa Microsoft telah mulai menghentikan layanan email dan Office365 untuk perusahaan genetika BGI. Langkah ini mencakup penghentian akses ke berbagai aplikasi populer seperti Word, Excel, PowerPoint, Outlook, Teams, OneNote, dan OneDrive. Banyak karyawan BGI dikabarkan harus lembur hingga malam untuk membackup semua data mereka sebelum beralih ke perangkat lunak perkantoran lokal buatan Tiongkok, seperti WPS Office.

Tak hanya itu, Microsoft juga dikabarkan menyetop akses ke layanan AI seperti GitHub Copilot dan ChatGPT (yang dioperasikan oleh OpenAI) bagi karyawan BGI. Menurut laporan tersebut, salah satu kemungkinan alasan Microsoft mengambil langkah ini adalah karena BGI telah dimasukkan dalam daftar entitas terbatas oleh Departemen Pertahanan dan Departemen Perdagangan AS. Namun, hingga kini belum diketahui apakah pembatasan serupa akan diberlakukan terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok lainnya yang juga masuk dalam daftar tersebut.

Windows untuk Huawei Tak Diperpanjang

Dalam laporan terpisah yang dirilis oleh media Tiongkok “Observer”, disebutkan bahwa lisensi sistem operasi Windows yang diberikan kepada Huawei telah habis masa berlakunya, dan Huawei tidak lagi menerima perpanjangan lisensi dari Microsoft. Hal ini diperkirakan akan mendorong Huawei untuk sepenuhnya mengadopsi sistem operasi buatan dalam negeri, yang menandai langkah menuju “lokalisasi penuh” produk-produk mereka.

Isu PHK Massal di WicreSoft Picu Spekulasi

Seiring dengan merebaknya berita tentang penghentian layanan untuk BGI, cuplikan email internal dari Shanghai WicreSoft Co., Ltd.—perusahaan patungan antara Microsoft dan mitra lokal—juga menyebar luas di dunia maya. Dalam isi email disebutkan bahwa Microsoft akan menghentikan operasinya di Tiongkok per 8 April 2025. Beberapa netizen yang mengaku sebagai karyawan WicreSoft juga mengaku telah menjadi korban PHK.

Menanggapi rumor tersebut, Microsoft merilis pernyataan resmi yang menegaskan bahwa belum ada keputusan untuk keluar dari pasar Tiongkok. Pihak Microsoft juga menyerukan agar masyarakat tidak mempercayai laporan-laporan yang menyesatkan, serta meminta warga Tiongkok yang mengalami masalah terkait operasional WicreSoft untuk langsung menghubungi layanan pelanggan perusahaan tersebut.

Microsoft Sudah Kurangi Kehadiran di Tiongkok

Menurut Observer, sejak Mei tahun lalu Microsoft telah menutup beberapa fasilitas, termasuk laboratorium AI di Shanghai dan sejumlah toko resmi. Meskipun pendapatan Microsoft dari pasar Tiongkok hanya menyumbang sekitar 1,5% dari total global, banyak perusahaan Tiongkok masih sangat bergantung pada produk Microsoft, seperti sistem operasi Windows dan perangkat lunak perkantoran.

Selain itu, disebutkan pula bahwa pasar Tiongkok menyumbang hingga 25% dari pendapatan global OpenAI, yang menunjukkan masih kuatnya ketergantungan Tiongkok terhadap teknologi Amerika.

Menuju Dekade Lokalisasi Digital di Tiongkok?

Meski Microsoft membantah akan mundur dari pasar Tiongkok, realitas di lapangan menunjukkan bahwa hubungan ekonomi digital antara AS dan Tiongkok semakin renggang. Banyak pengamat menilai bahwa dalam beberapa tahun ke depan, aktivitas Microsoft di Tiongkok akan makin terbatas, dan Tiongkok kemungkinan besar akan mempercepat pengembangan teknologi lokal—baik di bidang perangkat lunak maupun perangkat keras—untuk menggantikan ketergantungan terhadap perusahaan-perusahaan teknologi asing.(jhn/yn)

Makhluk Laut Raksasa yang Disangka Pulau oleh Para Pelaut

EtIndonesia. Dalam mitos kuno dan berbagai catatan sejarah, terdapat makhluk laut raksasa bernama Aspidochelone—disebut juga sebagai “kura-kura laut” karena bentuknya. Makhluk ini digambarkan sebagai seekor penyu laut raksasa atau paus kolosal, yang tubuhnya begitu besar hingga saat muncul ke permukaan air, punggungnya disalahartikan sebagai daratan atau pulau kecil. Banyak pelaut yang tertipu dan mengira telah menemukan pulau untuk beristirahat, padahal mereka tengah berdiri di atas makhluk hidup yang bisa kapan saja menyeret mereka ke dasar laut.

Bagaimana Aspidochelone Menjerat Mangsa

Dalam legenda, Aspidochelone digambarkan memiliki kemampuan mengeluarkan aroma manis yang menarik perhatian ikan-ikan laut. Ketika ikan-ikan tersebut mendekat, mereka pun tertelan ke dalam mulut makhluk ini tanpa menyadarinya. Fenomena ini menyerupai jebakan tanaman pemangsa, di mana mangsa tertipu oleh penampilan luar yang menenangkan.

Catatan Tertua: Physiologus

Makhluk ini pertama kali muncul dalam literatur kuno Physiologus, sebuah teks berbahasa Yunani dari abad ke-2 Masehi yang tak diketahui siapa penulisnya. Buku ini memuat berbagai kisah tentang binatang, termasuk makhluk-makhluk fantastis yang tak masuk akal. Dalam versi Physiologus, Aspidochelone disebut sebagai paus raksasa dengan kulit kasar menyerupai pasir. Ketika dia mengapung ke permukaan laut, para pelaut mengira itu adalah pulau. Mereka turun dari kapal, menancapkan pasak untuk menambatkan perahu, menyalakan api, dan mulai memasak. Namun, panas dari api membangunkan makhluk itu. Dia pun segera menyelam ke dasar laut, menenggelamkan kapal beserta seluruh awaknya sebelum mereka sempat menyadari apa yang terjadi.

Kisah dalam Surat Alexander kepada Aristoteles

Cerita serupa juga muncul dalam surat yang diklaim ditulis oleh Alexander Agung kepada Aristoteles, berisi kisah perjalanannya di India dan berbagai peristiwa ajaib yang dia alami. Dalam salah satu bagian, diceritakan bahwa pasukannya pernah mendarat di suatu “pulau”, yang kemudian setelah satu jam mereka menyadari bawah itu adalah tubuh makhluk laut raksasa. Mereka panik dan berteriak, tetapi sudah terlambat. Makhluk itu menyelam ke laut, menenggelamkan sebagian besar dari mereka, termasuk salah satu sahabat terdekat Alexander.

Cerita tentang “Ikan Berpasir” dalam Talmud

Dalam Talmud Babilonia, kitab panduan kehidupan Yahudi yang memuat berbagai aspek budaya dan kisah rakyat, terdapat kisah serupa. Seorang tokoh bernama Rabba bar Bar Hana menulis tentang pengalamannya saat berlayar di laut. Dia menceritakan bahwa mereka menemukan daratan berpasir yang ditumbuhi rerumputan, lalu memutuskan untuk memanggang ikan di sana. Ternyata, daratan itu adalah tubuh seekor ikan raksasa. Dalam puisi karya Samuel ibn Naghrillah, makhluk itu disebut sebagai Qorha, yang dalam bahasa Kurdi berarti “Bulan”.

Puisi Kuno tentang Monster Laut

Salah satu naskah tertua dalam literatur Inggris, yaitu “Exeter Book”, berisi kumpulan puisi alegoris tentang binatang. Dalam salah satu puisi tersebut, digambarkan makhluk laut raksasa yang sangat mengerikan. Berikut adalah penggalan puisi tersebut yang menggambarkan makhluk tersebut dalam gaya puitis:

“Kali ini, aku akan mengungkap sebuah kisah lewat puisi,
Tentang seekor ikan—monster laut yang luar biasa.
Banyak pelaut yang tak sengaja menemuinya,
Dan setiap perjumpaan berarti bahaya dan penderitaan.”

“Ia tampak seperti batu besar yang kasar,
Bagaikan tepi pantai yang dipenuhi alang-alang laut,
Dikelilingi oleh bukit pasir yang tenang.
Para pelaut percaya mereka menemukan pulau,
Lalu menambatkan kapal,
Dan dengan berani naik ke atasnya—
Tanpa menyadari,
Itu adalah mulut kematian yang menanti.”Meski kisah tentang Aspidochelone tergolong mitos, cerita-cerita ini memiliki pesan moral mendalam: jangan mudah tertipu oleh penampilan luar. Kisah ini mencerminkan ketakutan pelaut kuno terhadap lautan yang tak terduga, serta menggambarkan bagaimana alam bisa menjadi tempat yang indah sekaligus mematikan.(jhn/yn)

ICC Kembali Akan Tangkap Pemimpin Negara Pelaku Kejahatan? Penangkapan Duterte Jadi Preseden – CNN: “Dua Tokoh Ini” Juga Terancam…

EtIndonesia. Penangkapan Duterte atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan memunculkan kembali perdebatan publik mengenai apakah ICC benar-benar memiliki kemampuan untuk menindak tegas pelaku kejahatan internasional, termasuk para pemimpin negara. Banyak pakar menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi tonggak penting yang membuka jalan bagi ICC untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin negara yang diduga melakukan kejahatan berat, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Menurut laporan CNN, Rodrigo Duterte dicari oleh ICC karena dugaan keterlibatannya dalam operasi “perang melawan narkoba” yang brutal selama masa jabatannya sebagai presiden Philipina. Operasi tersebut menyebabkan lebih dari 6.000 kematian, dan memicu penyelidikan internasional. Meski ICC dapat mengeluarkan surat perintah penangkapan, pengadilan ini tidak memiliki kekuatan eksekusi secara langsung. Pelaksanaannya sangat bergantung pada kerjasama negara-negara anggota penandatangan Statuta Roma—yang menjadi dasar hukum pembentukan ICC.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa sejak berdiri pada tahun 2002, ICC telah mengeluarkan 60 surat perintah penangkapan terhadap pelaku kejahatan internasional. Namun, dari jumlah tersebut, 31 tersangka masih belum tertangkap hingga saat ini. Dari 29 orang yang telah ditangkap, hanya 11 yang benar-benar dijatuhi hukuman secara resmi. Meski begitu, penangkapan Duterte dinilai sebagai langkah yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kali ini, penangkapan terjadi berkat kerjasama aktif dari pihak kepolisian Philipina dan berlangsung dengan cepat hingga proses pemindahan ke Den Haag.

Laporan CNN menilai bahwa penangkapan Duterte berpotensi menjadi preseden penting bagi tindakan serupa terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang juga dituduh melakukan kejahatan perang. 

Profesor Hukum Pidana Internasional dari Fakultas Hukum Internasional Universitas Peking di Shenzhen, Gregory Gordon, menyatakan kepada CNN:

“Penangkapan Duterte menjadi preseden penting. Publik kini bisa percaya bahwa ICC—sebagai simbol keadilan—memiliki kemampuan untuk menindak pemimpin negara yang telah melakukan kejahatan berat.”

Meski surat perintah penangkapan dari ICC tidak memiliki kekuatan hukum mutlak, kehadirannya tetap mampu memberikan tekanan serius terhadap tersangka. 

Leila Sadat, Profesor Hukum Internasional di Universitas Washington dan mantan Penasihat Khusus Kejahatan terhadap Kemanusiaan di ICC, menyebutkan contoh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Sadat, meskipun Putin telah menjadi buronan ICC sejak Maret 2023 dan belum ditangkap hingga sekarang, ruang geraknya telah menjadi sangat terbatas:

“Kecuali dia benar-benar yakin akan mendapat kekebalan diplomatik, Putin praktis enggan keluar dari wilayah Rusia,” ujarnya.

Gregory Gordon pun sepakat dengan pernyataan Sadat. Dia menjelaskan bahwa selama Putin masih memegang kekuasaan penuh di Rusia dan tetap terlindungi oleh sistem yang ada, kemungkinan besar dia tidak akan bisa benar-benar dimintai pertanggungjawaban oleh ICC.

“Kecuali terjadi perubahan besar dalam situasi politik di Rusia—seperti yang terjadi di Filipina—yang membuat Putin menjadi rentan secara politik,” kata Gordon.

Meski begitu, Gordon menegaskan bahwa penangkapan Duterte bisa dianggap sebagai terobosan besar.

“Ini memberikan harapan bahwa ICC memang memiliki kapasitas untuk meminta pertanggungjawaban terhadap pemimpin negara atas kejahatan internasional,” ujar Gordon.(jhn/yn)

4 Tanda Awal Penyakit Parkinson: Waspada Sejak Usia 50 Tahun +


EtIndonesia. Penyakit Parkinson bukanlah kondisi yang datang secara tiba-tiba. Bahkan 10 hingga 20 tahun sebelum gejala utama muncul, tubuh kita sering kali sudah memberikan sinyal-sinyal peringatan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang yang berusia di atas 50 tahun untuk memahami gejala awal yang mungkin mengindikasikan munculnya Parkinson. 

Berikut ini 4 tanda fisik yang patut diwaspadai:

1. Perubahan Tulisan Tangan

Apakah Anda merasa tulisan tangan Anda semakin kecil dan sulit terbaca, padahal sebelumnya normal dan rapi? Gejala ini dikenal sebagai mikrografia atau “gejala tulisan kecil” dan merupakan salah satu tanda awal paling umum dari Parkinson. Pada kondisi normal, ukuran tulisan tangan cenderung konsisten. Namun Parkinson memengaruhi kontrol otot halus di tangan, menyebabkan koordinasi memburuk sehingga tulisan menjadi semakin kecil tanpa disadari.

2. Kesulitan Memegang Benda Kecil

Ketika mencoba mengambil benda kecil seperti cincin atau koin, apakah tangan Anda justru makin sulit mengontrol gerakan semakin dekat ke objek? Atau bahkan tidak bisa mengambilnya sama sekali? Ini bisa menjadi peringatan. Penyakit Parkinson menyebabkan penurunan kekuatan dan koordinasi otot tangan, yang memicu tremor (gemetar) dan menyulitkan aktivitas yang membutuhkan gerakan presisi.

3. Penurunan Kelincahan Tangan

Tugas-tugas sederhana seperti mengikat tali sepatu atau mengancingkan baju yang dulu mudah, kini terasa sangat sulit dilakukan. Tangan tidak lagi selincah dulu, bahkan setelah dicoba berulang kali, gerakan tetap terasa lamban. Ini karena Parkinson mengganggu fungsi sistem saraf yang mengatur otot tangan, sehingga rentang gerak sendi menyempit dan respons otot melambat.

4. Gerakan Tubuh Menjadi Lambat

Jika Anda merasa gerakan tubuh semakin lambat dibandingkan teman sebaya, atau saat berjalan terasa seperti “menyeret kaki” dengan ayunan tangan yang tidak seimbang, Anda patut waspada. Parkinson sering menimbulkan bradikinesia atau perlambatan gerakan. Ciri khasnya adalah langkah kaki mengecil, sulit memulai atau menghentikan gerakan, serta hilangnya koordinasi dan kelenturan tubuh.

Gejala Non-Motor: Sinyal Awal yang Lebih Dini

Selain empat tanda fisik di atas, Parkinson juga sering menunjukkan gejala non-motor yang bahkan bisa muncul lebih awal dari gejala fisik. Beberapa di antaranya dapat muncul 10 hingga 20 tahun sebelumnya, seperti:

1. Gangguan Penciuman (Anosmia)

Sebanyak 80–90% penderita Parkinson mengalami penurunan fungsi penciuman. Ini ditandai dengan:

  • Kesulitan membedakan bau tertentu
  • Hanya bisa mencium aroma jika sangat kuat
  • Hilangnya kemampuan mengenali bau yang dulu familiar
    Biasanya terjadi pada kedua sisi hidung, dan umumnya lebih parah pada pria.


2. Gangguan Tidur

Ciri-cirinya adalah:

  • Gerakan fisik ekstrem saat tidur seperti menendang, melayangkan pukulan
  • Mengigau, berteriak, bahkan melukai pasangan tidur

Kondisi ini disebut REM Sleep Behavior Disorder dan sering kali menjadi tanda awal gangguan saraf seperti Parkinson.

3. Masalah Konstipasi (Susah Buang Air Besar)

Konstipasi bisa menjadi gejala awal yang muncul hingga 20 tahun sebelum gejala utama. Tanda-tandanya meliputi:

  • Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali seminggu
  • Kesulitan mengejan, feses keras dan kering
  • Rasa tidak tuntas setelah buang air

Penyebabnya adalah Parkinson yang menyerang sistem saraf usus, memperlambat gerakan peristaltik.

4. Perubahan Emosi dan Psikologis

Sekitar 50% pasien Parkinson mengalami gejala depresi pada tahap awal. Gejalanya mencakup:

  • Suasana hati yang selalu murung
  • Kehilangan minat terhadap aktivitas
  • Rasa putus asa atau tidak bersemangat

Kondisi ini disebabkan oleh gangguan kadar dopamin dan neurotransmitter lain di otak.

Kesimpulan: Waspadai dan Tanggapi Sejak Dini

Apabila Anda atau orang terdekat mengalami satu atau beberapa gejala yang disebutkan di atas, jangan anggap remeh. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk evaluasi lebih lanjut. Deteksi dini dan penanganan tepat sangat penting untuk menghambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup jangka panjang. (jhn/yn)

Korban Tewas Gempa  Myanmar Menjadi 3.471 Jiwa, Pengungsi Tidur di Tempat Terbuka Picu Kekhawatiran Wabah Kolera

EtIndonesia. Gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar akhir bulan lalu menimbulkan korban jiwa yang besar. Hingga kini, tercatat sebanyak 3.471 orang meninggal, 4.671 orang terluka, dan 214 orang masih dinyatakan hilang. 

Lembaga-lembaga penyelamat menyebutkan bahwa hujan yang terus-menerus di beberapa daerah bencana dalam beberapa hari terakhir dapat semakin mempersulit upaya penyelamatan. Badan bantuan PBB juga mengungkapkan kebutuhan mendesak akan tenda untuk menampung para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.

Daerah yang terdampak gempa dihuni oleh sekitar 28 juta orang. Menurut laporan Central News Agency (CNA), banyak organisasi bantuan  memperingatkan bahwa curah hujan yang tidak biasa dan suhu ekstrem di Myanmar belakangan ini, dapat menyebabkan wabah kolera dan penyakit lainnya di kalangan para penyintas yang tinggal tanpa perlindungan.

Warga beristirahat di bawah kelambu di tanah di Mandalay, 4 April 2025. (SAI AUNG MAIN/AFP via Getty Images)

Tom Fletcher, kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), yang mengunjungi daerah bencana di Myanmar, menulis di platform media sosial X :  “Banyak keluarga tidur di luar rumah mereka yang hancur, terkena hujan dan angin, dan harus melihat mayat orang-orang terdekat mereka diangkat dari puing-puing. Warga sangat khawatir akan ada gempa susulan lainnya.”

Fletcher menambahkan,  “Kita perlu memberikan mereka tenda dan harapan agar mereka bisa membangun kembali kehidupan mereka yang hancur.”  Ia juga menekankan bahwa aksi yang kuat dan terkoordinasi adalah kunci untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Sejak kudeta militer pada 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, junta militer Myanmar menghadapi banyak kesulitan dalam memerintah. Layanan dasar seperti ekonomi dan kesehatan mengalami kemacetan, dan gempa baru-baru ini semakin memperburuk situasi.

PBB menyatakan bahwa sejak kudeta militer, perang sipil di Myanmar semakin parah, menyebabkan lebih dari 3 juta orang mengungsi. Masyarakat secara umum menghadapi kerawanan pangan, dan lebih dari sepertiga populasi memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Orang-orang tidur di udara terbuka di tanah di Mandalay, 4 April 2025, setelah gempa bumi 28 Maret. (SAI AUNG MAIN/AFP melalui Getty Images)
Anak-anak tidur di tempat terbuka di tanah di Mandalay pada 4 April 2025, setelah gempa bumi pada 28 Maret. (Foto oleh SAI AUNG MAIN / AFP via Getty Images)

Pergantian Langka di Puncak Kepemimpinan Zhongnanhai, Analis: Setidaknya Empat Pukulan Besar bagi Xi Jinping

EtIndonesia. Menteri Organisasi Partai Komunis Tiongkok (PKT) Li Ganjie dan Menteri Departemen Front Persatuan Shi Taifeng bertukar jabatan, dan pergantian posisi langka ini memicu sorotan luas. Menurut sejumlah analis, peristiwa besar ini berkaitan langsung dengan kepentingan pribadi Xi Jinping dan menandai sedikitnya empat pukulan besar terhadap dirinya.

Dalam rapat Politbiro pada 31 Maret, disebutkan perlunya “menormalkan sistem promosi dan degradasi bagi pejabat tinggi”.

Lalu, pada 2 April, media resmi Tiongkok mengkonfirmasi bahwa anggota Politbiro sekaligus Menteri Front Persatuan Shi Taifeng (68 tahun) dipindahkan menjadi Menteri Organisasi. Sementara Li Ganjie (60 tahun), yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Organisasi, dialihkan ke posisi Menteri Front Persatuan. Perombakan ini dianggap sangat tidak biasa dan mencerminkan semakin terbukanya konflik internal di kalangan elite PKT.

Hanya dalam waktu dua tahun sejak Kongres ke-20 PKT, Menteri Organisasi sudah diganti, memicu berbagai spekulasi. Wang Youqun, mantan pejabat di Komisi Disiplin Pusat PKT, dalam artikelnya di Epoch Times pada 5 April, menilai bahwa peristiwa ini “belum pernah terjadi dalam sejarah PKT”, sehingga pasti merupakan persoalan besar yang menyentuh langsung kepentingan Xi Jinping.

Wang merinci empat pandangan utama:

  1. Ini adalah pukulan terhadap kebijakan Xi dalam memilih dan mengangkat pejabat.
  2. Ini adalah pukulan lanjutan setelah kegagalan proyek “militerisasi politik” Xi.
  3. Ini menyusul menghilangnya orang kepercayaan utama Xi di militer, He Weidong.
  4. Ini bisa menjadi tanda kekuasaan Xi mulai dilucuti atau bahkan mendekati akhir masa jabatannya.

Sejak Kongres ke-20, Xi mengangkat sejumlah tokoh ke posisi kunci, termasuk Qin Gang (mantan Menlu), Li Shangfu (mantan Menhan), dan Li Ganjie (Menteri Organisasi). Namun, Qin dan Li Shangfu kemudian tersandung masalah besar. Kini, meski Li Ganjie tidak dicopot, tetapi dipindahkan dari posisi sentral, yang dinilai sebagai tamparan keras lain bagi Xi.

Dalam konteks militer, dua jenderal top yang mendukung proyek “militerisasi politik” Xi, yakni Zhang Yang dan Miao Hua, juga jatuh. Zhang bunuh diri saat diselidiki, sementara Miao Hua ditangkap akhir 2024. Hal ini disebut sebagai kegagalan besar proyek politik Xi dalam militer.

Dengan kekuatan militernya yang semakin lemah, pergantian tiba-tiba Li Ganjie — pejabat tinggi yang diangkat langsung oleh Xi — disebut sebagai pukulan yang mungkin fatal bagi Xi.

Sejak Pleno Ketiga (Juli 2024), rumor mengenai melemahnya kekuasaan Xi dan kembalinya pengaruh Zhang Youxia dalam militer terus beredar. Baru-baru ini, kabar menghilangnya Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, He Weidong, juga menarik perhatian media internasional.

Washington Times bahkan mengutip pejabat Pentagon bahwa intelijen AS percaya He Weidong sudah dicopot. Ketika ditanya tentang kabar ini pada 27 Maret, juru bicara Kementerian Pertahanan PKT Wu Qian menjawab bahwa ia tidak memiliki informasi soal itu.

He terakhir terlihat di publik pada 11 Maret, saat menghadiri penutupan Kongres Rakyat Nasional. Setelah itu, beredar kabar bahwa ia ditangkap. Menyusul kemudian, juga beredar berita tentang penangkapan Komandan Komando Wilayah Timur Lin Xiangyang dan Komandan Pasukan Roket Wang Houbin.

Sebelumnya juga, sejumlah jenderal dari Grup Angkatan Darat ke-31 — seperti Qin Shutong, Wang Chunning, Han Weiguo, dan Zhao Keshi — dilaporkan sedang diselidiki. Menariknya, tidak satu pun dari kabar tersebut dibantah oleh otoritas resmi PKT.

Wang Youqun menyimpulkan bahwa pergantian mendadak posisi Menteri Organisasi mencerminkan eskalasi luar biasa dalam konflik internal elite PKT, hingga mencapai titik paling panas sejak Kongres ke-20. Dengan dipindahkannya Li Ganjie, kekuasaan Xi kini dikatakan telah jauh berkurang, nyaris dikosongkan, bahkan mungkin mendekati pemecatan.

Pada Januari lalu, Yuan Hongbing, seorang pakar hukum liberal yang mengasingkan diri di luar negeri, menyatakan di program Forum Elit bahwa lebih dari 600 jenderal yang berada di bawah Miao Hua akan menjadi target pembersihan, menandakan pukulan terberat terhadap Xi sejauh ini. Ia juga menambahkan bahwa loyalitas militer terhadap Xi semakin melemah.

Pada 6 April, komentator independen Cai Shenkun menyampaikan lewat media sosial pribadinya bahwa seseorang mengirimkan gambar yang mengindikasikan bahwa walaupun Xi Jinping tampaknya memegang kendali mutlak setelah Kongres ke-20, komposisi Komisi Militer ternyata tidak sepenuhnya dari kubu Xi. Xi lalu melancarkan kampanye antikorupsi demi mengontrol militer, tetapi lawan-lawan politiknya tidak tinggal diam. Setelah beberapa putaran pertarungan, kini semua sekutu Xi di militer telah tersingkir. Xi kemudian mencoba melancarkan serangan balasan pasca-Kongres Rakyat Nasional, namun apakah ia bisa merebut kembali kontrol militer sebelum Pleno Keempat masih harus ditunggu.

Cai juga mengungkapkan bahwa Pleno Keempat PKT paling lambat akan digelar pada Agustus tahun ini, dan topik utamanya adalah perombakan jabatan masa depan. Kini, berbagai rumor mengarah bahwa Xi akan dipaksa mundur dalam pleno tersebut, atau paling lambat saat Kongres ke-21. Bila itu benar, masa jabatan Xi yang tersisa bisa disebut sebagai “masa buangan politik”.

Ia menambahkan bahwa begitu Xi kehilangan kendali atas militer, terdepak dari panggung politik hanyalah masalah waktu. 

Sumber : NTDTV.com 

Dampak Tarif Resiprokal Trump : Lebih dari 50 Negara Ingin Berunding dengan AS, India dan Indonesia Tegaskan Tidak Akan Membalas

EtIndonesia. Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April yang mengumumkan tarif resiprokal atau imbal balik secara global  memicu gejolak dalam pasar keuangan internasional. Negara-negara merespons secara berbeda. Tidak seperti Tiongkok dan Uni Eropa yang mengumumkan tindakan balasan, lebih dari 50 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk mencari jalur perundingan. 

Dua kekuatan ekonomi besar Asia, India dan Indonesia, serta Taiwan, memilih untuk tidak membalas dan mencari penyelesaian melalui jalur diplomatik. Presiden Taiwan Lai Ching-te bahkan menyatakan ingin memulai negosiasi dari tarif nol dengan AS, mencontoh perjanjian USMCA (AS-Meksiko-Kanada), serta berencana meningkatkan pembelian dari AS.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih (NEC), Kevin Hassett, dalam wawancara dengan acara politik ABC “This Week”, mengungkapkan bahwa kebijakan tarif Presiden Trump telah mendorong lebih dari 50 negara untuk memulai perundingan dagang dengan AS. Ia juga mengatakan bahwa karena para eksportir mungkin akan menurunkan harga, konsumen diperkirakan tidak akan terlalu terdampak.

“Ini bukan strategi untuk menghancurkan pasar, tapi untuk menciptakan masa keemasan bagi rakyat Amerika,” tambahnya. 

Setelah pengumuman tarif global oleh Trump pada 2 April, pasar keuangan AS anjlok sekitar 10%, menjadi pekan terburuk sejak pandemi COVID-19.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sebuah acara NBC pada  Minggu, meremehkan kekhawatiran terhadap guncangan pasar, dan mengatakan bahwa pasar sering meremehkan Trump. Ia menegaskan bahwa ekonomi AS tidak akan terjerumus ke resesi karena tarif tersebut, dan menunjuk pada data pekerjaan yang kuat minggu lalu sebagai buktinya. 

“Data pekerjaan jauh melampaui ekspektasi, menunjukkan ekonomi kita masih tumbuh,” katanya.

India dan Indonesia Pilih Jalur Diplomatik

Dua kekuatan ekonomi besar Asia, India dan Indonesia, memilih tidak membalas tarif AS dan lebih memilih negosiasi diplomatik.

Seorang pejabat India mengungkapkan bahwa meskipun menghadapi tarif 26% dari AS, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi tidak berencana untuk membalas. Pemerintah India sedang mempelajari klausul pengecualian dalam perintah tarif tersebut dan merasa bahwa negosiasi dagang yang lebih awal dengan AS membuat India berada dalam posisi lebih unggul dibanding negara Asia lainnya. Kedua negara menargetkan tercapainya perjanjian dagang awal sebelum musim gugur 2025.

Sebelumnya, India telah menunjukkan itikad baik dengan menawarkan pengurangan tarif atas lebih dari setengah dari barang impor AS senilai USD 23 miliar. India juga telah menurunkan tarif atas motor premium dan wiski asal AS, serta berencana untuk menghapus pajak layanan iklan digital sebesar 6% untuk perusahaan teknologi besar AS seperti Google, Meta, dan Amazon mulai April 2025.

Sementara itu, Indonesia juga secara tegas menyatakan tidak akan membalas tarif 32% dari AS. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 6 April menegaskan bahwa Indonesia akan mencari solusi yang saling menguntungkan melalui jalur diplomatik dan negosiasi.

Ia mengatakan, “Pendekatan ini mempertimbangkan kepentingan jangka panjang hubungan perdagangan bilateral, serta menjaga stabilitas investasi dan ekonomi nasional.”

Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia akan mendukung sektor yang terdampak seperti industri pakaian dan alas kaki. Indonesia juga akan mengirim delegasi tingkat tinggi ke AS untuk melakukan perundingan langsung dengan pemerintah AS.

Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, sebelumnya menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah balasan seperti Kanada dan Uni Eropa, melainkan ingin menjaga hubungan dagang dengan AS.

 “Kami tidak ingin mengambil langkah balasan terhadap mereka (AS), melainkan ingin tetap menjadi teman agar mereka tetap menerima produk kami,” kata Budi Pada 25 Maret. 

Menurut data pemerintah Indonesia, AS adalah pasar ekspor ketiga terbesar bagi Indonesia, dengan ekspor senilai USD 26,3 miliar pada tahun 2024, terutama berupa barang elektronik, pakaian jadi, dan sepatu.

Zimbabwe Hapus Tarif Impor Produk AS

Selain itu, Wakil Presiden Brasil, Geraldo Alckmin, menyatakan bahwa tarif Trump mungkin akan mempercepat pengesahan perjanjian dagang antara Amerika Selatan dan Uni Eropa. Ia menyebut bahwa Brasil tidak berencana segera mengambil langkah balasan, tetapi berharap melalui dialog dapat “menghindari eskalasi konflik antara Utara dan Selatan.”

Secara mengejutkan, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, yang negaranya dikenai sanksi oleh AS, mengumumkan bahwa semua tarif impor untuk produk AS akan dihapus sementara, demi “mendorong perdagangan dengan AS dan mencari pembebasan dari sanksi.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Kematian Mendadak di Tiongkok Semakin Menyerang Kaum Muda, Warga Curigai Efek Samping Vaksin COVID-19

0

Wabah di Tiongkok masih terus menyebar. Bahkan, rumah sakit di berbagai daerah terus dipenuhi pasien. Banyak warga di berbagai wilayah melaporkan bahwa selama tiga tahun kebijakan lockdown, rezim Komunis Tiongkok (PKT) memaksa seluruh rakyat untuk menerima vaksin COVID-19, yang menyebabkan banyak orang mengalami berbagai efek samping parah. Kini, rumah sakit dipenuhi pasien dengan gejala berat yang diduga akibat vaksin, dan kematian mendadak kini makin sering terjadi pada orang muda.

EtIndonesia. Baru-baru ini, warga dari berbagai daerah di Tiongkok mengatakan kepada reporter NTD bahwa banyak orang di sekitar mereka mengalami penyakit berat atau penyakit mematikan setelah divaksin, bahkan menyebabkan kematian.

“Belakangan ini banyak yang meninggal, termasuk rekan kerja saya yang masih muda. Banyak yang tiba-tiba kena kanker, atau leukemia. Orang-orang bilang ini akibat vaksin. Efek samping vaksin sangat besar—gangguan kardiovaskular, gula darah tinggi, dan macam-macam penyakit lainnya. Yang dulunya bertugas menangani COVID malah meninggal duluan di usia 50 tahun. Dia suntik tiga kali, dan selalu antusias tiap kali disuruh vaksin,” ujar Warga Xuzhou, Jiangsu –  Wang. 

“Saya sendiri bertahan sampai akhir, baru suntik satu kali. Kalau tidak suntik, saya akan dipindahkan dari posisi pimpinan. Akhirnya saya terpaksa suntik. Semakin banyak disuntik, efek sampingnya semakin parah. Setelah lockdown dicabut, rumah duka antri panjang. Musim dingin ini rumah duka kembali padat,” katanya. 

Wang juga menambahkan bahwa ketika pergi ke rumah sakit, dokter menyebut itu flu biasa, tapi sebenarnya masih infeksi COVID. Banyak yang mengalami paru-paru putih (white lung) dan akhirnya meninggal.

“Di sini banyak kasus paru-paru putih, serangan jantung, terjadi pada usia 20-an, 30-an, 40-an. Semua orang tahu ini karena vaksin, tapi pemerintah tidak akan mengakuinya. Rumah duka penuh, tapi tidak dilaporkan media. Informasi sangat dikontrol ketat,” kata Warga Wuxi, Jiangsu –  Lu. 

Warga Duolun, Xilin Gol, Mongolia Dalam –  Zhao:  “Banyak orang paham ini terkait vaksin. Setelah divaksin, dalam dua tahun terakhir mereka merasa cepat lelah jika bekerja berat. Topik hangat sekarang adalah kematian muda. Anak muda kena penyakit aneh dan cepat. Kalau orang tua yang meninggal, orang tidak terlalu mempermasalahkannya.”

Sejak awal tahun 2000 hingga akhir 2022, selama masa lockdown, PKT memaksa vaksinasi massal. Banyak orang mengalami efek samping serius, namun media dan otoritas resmi diam seribu bahasa tentang banyaknya kasus kematian mendadak.

Warga Nanyang, Henan –  Zhang:  “Di sini ada kabar kalau kematian itu terkait vaksin. Tetangga, kolega, teman sekolah, dan rekan tentara saya semua percaya hal itu. Saya punya kenalan dokter di rumah sakit, mereka enggan bicara soal ini. Sepertinya ada instruksi untuk diam. Rumah sakit penuh, rumah duka juga sibuk.”

Warga Shenzhen – An:  “Banyak orang setelah divaksin mengalami efek samping, tapi pemerintah bilang itu gejala akibat infeksi virus, bukan karena vaksin. Setelah dosis pertama, gejalanya muncul, lalu mereka bilang harus suntik kedua. Setelah dosis kedua, muncul gejala baru, lalu disuruh suntik ketiga. Orang-orang mulai bertanya: sampai kapan kita harus disuntik? Katanya dosis ketiga mencegah gejala berat. Tapi setelah suntik tiga kali, bahkan empat kali, banyak yang tetap meninggal. Usia 30-an, 40-an, 50-an meninggal dunia. Ini seperti pembantaian. Mati digaruk, sakit juga digaruk. Iblis sedang menyeret umat manusia ke neraka.”

Warga Jingzhou, Hubei – Yuan:  “Di rumah sakit kami penuh sesak. Dokter bilang terus terang: itu efek samping vaksin. Di rumah sakit besar dan rumah sakit kelas tiga, hampir semua pasien punya gejala seperti flu, paru-paru putih, nodul paru, dan semacamnya. Semua orang yang sudah divaksin menyesal, kondisi tubuh jadi lebih buruk.”

Warga Jiaxing, Zhejiang –  Gao:  “Saya rasa vaksin Sinovac memang punya efek samping. Banyak orang muda kena stroke otak kecil dan meninggal, tapi tidak pernah diumumkan. Tetangga saya juga banyak yang meninggal, baik yang muda maupun tua. Tapi kebenarannya tidak pernah disampaikan.”

Gao juga menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami stroke dua kali, dan kemudian mendapat saran dari seorang praktisi Falun Gong untuk mengucapkan “Falun Dafa Hao, Zhen-Shan-Ren Hao” (Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar itu Baik). Kini, katanya, kesehatannya membaik.

 Gao menambahkan:  “Saya sudah dua kali kena stroke, usia saya sudah lebih dari 70 tahun, tekanan darah tinggi dan diabetes. Cara untuk bertahan hidup adalah dengan mengucapkan sembilan kata itu. Ketika saya ingat, saya ucapkan. Itu melindungi saya. Adik ipar saya usia 68 tahun, saya suruh dia mengucapkan sembilan kata itu juga, tapi dia tidak mau. Empat bulan kemudian, dia meninggal.”

Situs Minghui juga melaporkan banyak kasus di daratan Tiongkok di mana orang-orang yang dalam bahaya atau sakit parah bisa sembuh dan selamat setelah dengan tulus mengucapkan “Falun Dafa Hao, Zhen-Shan-Ren Hao”.

Sumber : NTDTV.com 

Pertunjukan Shen Yun di Seattle, Amerika Serikat  Penuh Sesak, Penonton: Kita Butuh Sang Pencipta

EtIndonesia. Pada 4 April 2025 malam, grup seni internasional Shen Yun Performing Arts menggelar pertunjukan kedua di Marion Oliver McCaw Hall, Seattle, AS, yang kembali dipadati penonton. Pertunjukan yang penuh warna dan memukau ini disambut tepuk tangan meriah berkali-kali dari para penonton. Mereka memuji Shen Yun karena menampilkan gambaran sejati Tiongkok dan secara indah menyampaikan pesan dari Tuhan.

Mantan pejabat federal, Robert Gregori, mengatakan:  “Pertunjukannya luar biasa, saya sangat menikmatinya. Kostumnya indah, efek visual di latar sangat bagus, dan ceritanya sangat menarik.”

Istrinya, Victoria Gregori, menambahkan:  “Saya sangat menyukai cara para penari wanita berjalan, mereka seperti melayang, bukan berjalan. Sementara para penari pria terlihat gagah dan tampan.”

Kimberley Pitcher, Kepala Kantor Administratif Boeing, mengatakan:  “Saya sangat menyukai Shen Yun. Pertunjukannya indah, penuh warna, dan sangat memikat. Dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh para penari, Anda bisa merasakan emosi mereka. Kostumnya membuat pertunjukan terasa lebih hidup, dan pesan tentang cinta, harapan, serta perdamaian tersampaikan dengan kuat.”

Suaminya, Michael Pitcher, berkata:  “Ini pertunjukan yang sangat indah, tapi yang paling berkesan bagi saya adalah pesan di baliknya—bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dan menjunjung tinggi moralitas.”

Para penonton menyatakan kegembiraan mereka bisa melihat budaya tradisional Tiongkok yang tidak terpengaruh oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pada 4 April 2025, Kimberley Pitcher (kanan), direktur kantor eksekutif Boeing, dan suaminya Michael Pitcher (kiri) menonton pertunjukan Shen Yun di Teater Marion Oliver McCaw di Seattle, Amerika Serikat. (NTD)

Robert Gregori:  “Saya sangat senang bisa melihat budaya tradisional Tiongkok yang tidak dikontrol oleh PKT. Tiongkok memiliki sejarah ribuan tahun dan mengembangkan gaya hidup serta budayanya sendiri. Shen Yun menunjukkan wajah sejati Tiongkok, tidak dipengaruhi oleh pemerintah. Ini sangat menyenangkan untuk disaksikan dan mudah diterima.”

Victoria Gregori:  “Kami datang untuk menyaksikan Shen Yun karena ingin melihat Tiongkok sebelum komunisme. Kami sangat tertarik dengan sejarah Tiongkok yang sudah ada selama 5.000 tahun, sangat panjang dan dalam.”

Kimberley Pitcher:  “Shen Yun mengingatkan kita bahwa ada jalur yang menyimpang dari tradisi dan seharusnya tidak kita tempuh. Tampaknya kita sekarang justru sedang berjalan di jalur itu. Kami merindukan jalan Tiongkok tradisional sebelum komunisme.”

Michael Pitcher:  “Shen Yun menyampaikan bahwa kita perlu tahu lebih banyak tentang hal ini, dan saya senang bisa merasakannya melalui pertunjukan.”

Pesan tentang Sang Pencipta yang disampaikan dalam pertunjukan sangat menggugah hati para penonton.

Pada 4 April 2025, mantan pejabat pemerintah federal Robert Gregori (kanan) dan istrinya Victoria Gregori (kiri) menonton shen yun di Teater Marion Oliver McCaw di Seattle, Amerika Serikat. (NTD)

Kimberley Pitcher:  “Kami sangat menyukai bagian pertunjukan yang membahas tentang Sang Pencipta. Ini selaras dengan keyakinan kami. Saya tidak tahu kalian menyebut Sang Pencipta dengan nama apa, tapi kami menyebutnya Tuhan. Shen Yun menyampaikan pesan-pesan mendalam dengan cara yang mudah dipahami. Pesan dari Tuhan itu disampaikan secara indah dan memberi pencerahan bagi semua orang, karena kita semua membutuhkan Sang Pencipta.”

Robert Gregori:  “Suara dan lirik dari penyanyi bariton sangat menyentuh hati, karena itulah yang dunia butuhkan. Dunia ini memiliki kekuatan ilahi. Kita bukan berasal dari evolusi atau berubah dari hewan menjadi manusia. Teori evolusi itu omong kosong. Kita diciptakan oleh suatu makhluk ilahi. Kita datang ke dunia ini untuk menjalankan misi dari-Nya, dan kita tidak boleh menekan iman kepada Tuhan. Karena pada akhirnya, kita semua akan kembali ke dunia Tuhan. Kita tidak akan kembali ke dunia ini, melainkan ke surga.”

Robert Gregori mengajak:  “Datanglah menyaksikan Shen Yun, rasakan dan nikmati keindahannya.”

(Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs resmi Shen Yun dan informasi pemesanan tiket.)

Laporan oleh Li Wei dan Shu Can, wartawan NTD dari Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Si Suami Disiksa Hingga Menjadi Vegetatif dan Meninggal Dunia,  Si Istri Diculik oleh Polisi Dalian

0

EtIndonesia. Menurut laporan terbaru dari situs Minghui, praktisi Falun Gong asal Distrik Jinzhou, Kota Dalian, Provinsi Liaoning, Tiongkok yang bernama Yan Qinghua, diculik oleh polisi dari kantor polisi setempat pada 21 Maret 2025. Saat ini secara ilegal ditahan di dalam kota Dalian.

Sebelumnya, pada Juli 2019, Yan Qinghua pernah diculik dan kemudian divonis secara tidak adil selama tiga setengah tahun penjara serta denda sebesar 8.000 yuan. Saat itu, karena suaminya, Ding Guochen, menjadi vegetatif akibat penyiksaan dan anak mereka masih di bawah umur, ia belum dimasukkan ke penjara. Kini, suaminya telah meninggal dunia dan anak mereka masih duduk di bangku SMA. Aparat hukum Dalian kini berniat kembali memenjarakannya.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah disiplin spiritual yang menampilkan latihan meditasi dan ajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Ding Guochen setelah dianiaya. (Minghui.org)

Latihan ini menjadi sangat populer di Tiongkok pada akhir tahun 1990-an, dengan perkiraan resmi yang menyebutkan bahwa jumlah praktisi mencapai lebih dari 70 juta orang pada saat itu. Khawatir bahwa pengikut yang sangat besar dari latihan ini dapat mengancam kekuasaannya, Partai Komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan kampanye pemberantasan pada Juli 1999, menjebloskan para praktisi ke dalam penjara, kamp kerja paksa, dan fasilitas lainnya.

Sejak saat itu, jutaan orang ditahan, dengan ratusan ribu orang disiksa selama dipenjara dan jumlah yang tak terhitung banyaknya dibunuh, menurut Falun Dafa Information Center.

Yan Qinghua dan suaminya adalah praktisi Falun Gong yang hidup rukun dengan tetangga dan teman. Suaminya, Ding Guochen, lulusan jurusan teknik elektro Universitas Teknologi Dalian, dulunya menderita hepatitis B dan stroke yang menyebabkan kelumpuhan. Namun sejak mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996, semua penyakitnya hilang, dan ia menjadi karyawan teladan di tempat kerja.

Namun sejak 20 Juli 1999, ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Falun Gong, pasangan ini pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi demi keadilan. Akibatnya, mereka berdua dipecat dari pekerjaan. Ding Guochen kemudian membuka kelas bimbingan belajar dan mendapat banyak dukungan dari murid serta orang tua murid.

Foto keluarga Qu Hui dan Liu Xinying sebelum mereka dianiaya. (Minghui.org)

Namun, pada 11 Juli 2019, saat sedang mengajar, Ding Guochen diculik oleh polisi dari kantor polisi dan unit keamanan nasional. Di hari yang sama, Yan Qinghua juga diculik. Rumah mereka dan tempat les digerebek, serta dokumen penting seperti KTP, kartu kredit, dan kartu bank disita.

Ketika Yan Qinghua pulang, ia menemukan rumah berantakan. Suaminya ditahan, dua anak sedang sekolah, dan ibu mertuanya yang sudah berusia lebih dari 70 tahun tinggal bersama mereka. Ia bertanya-tanya, “Bagaimana keluargaku bisa bertahan?”

Ia berkali-kali pergi ke kantor polisi untuk meminta pembebasan suaminya. Namun seorang kepala tim bermarga Li menarik rambutnya, mendorong-dorongnya, dan mengancam akan menangkapnya ketika anaknya berusia 18 tahun. Setelah kejadian itu, rambut Yan Qinghua rontok parah saat disisir.

Sementara itu, suaminya Ding Guochen dipukuli hingga kehilangan kesadaran dan pendengarannya hilang sepenuhnya saat ditahan di rumah tahanan Jinzhou. Setelah dipulangkan, kondisi fisiknya sedikit membaik namun tetap tidak bisa mendengar.

Tahun 2020, pasangan ini dijerat ke pengadilan dan kejaksaan distrik Jinzhou. Pengadilan hendak mengadili mereka secara ilegal, namun mereka menolak bekerja sama. Aparat terus-menerus datang mengganggu ke rumah mereka.

Akibat tekanan terus-menerus, kondisi Ding Guochen memburuk. Pada 27 Januari 2021, ia mengalami pendarahan otak, koma, dan hampir tidak sadarkan diri, menjadi vegetatif.

Saat Ding Guochen koma selama sebulan, keluarga mereka menerima “putusan pengadilan”: Ding dijatuhi hukuman 2 tahun penjara dan denda 5.000 yuan, sedangkan Yan Qinghua divonis 3,5 tahun dan denda 8.000 yuan.

Tiga orang dari pengadilan datang ke rumah untuk “mengecek keadaan”. Yan menunjuk suaminya yang tak sadarkan diri dengan selang di hidung dan berkata, “Lihat sendiri akibat penyiksaan kalian! Biaya rumah sakit terlalu tinggi, kami hanya bisa merawatnya di rumah.”

Yan Qinghua menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk biaya pengobatan suaminya, sebagian besar bahkan dibantu oleh keluarga dan teman-teman. Karena harus merawat suami sepenuhnya di rumah, mereka jatuh dalam krisis keuangan.

Pada 30 April 2022, setelah berbagai gangguan, Ding Guochen akhirnya meninggal dunia dengan penuh penderitaan.

Kurang dari tiga tahun setelah kepergian suaminya, Yan Qinghua kembali diculik. Di rumah hanya tersisa seorang anak perempuan yang masih SMA, tanpa ada yang merawat.

Selama lebih dari 20 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong oleh PKT, sudah tak terhitung keluarga yang hancur, orang tua kehilangan anak, anak menjadi yatim piatu—dan kasus Yan Qinghua dan Ding Guochen hanyalah satu dari banyak contoh tragis.

Kisah Serupa: Liu Xinying dan Qu Hui

Praktisi Falun Gong lainnya asal Dalian, Liu Xinying, juga mengalami nasib serupa. Satu bulan setelah suaminya, Qu Hui, meninggal, ia dua kali diculik, lalu divonis 5,5 tahun penjara dan ditahan di Penjara Wanita Provinsi Liaoning mulai 24 Maret 2015. Setelah dibebaskan, ia terus-menerus diawasi dan diintimidasi, hingga meninggal dunia pada 22 April 2023.

Setelah penganiayaan Falun Gong dimulai tahun 1999, mereka pergi ke Beijing pada Januari 2000 untuk mengajukan petisi dan ditangkap di Lapangan Tiananmen. Qu Hui dipukuli di dalam mobil polisi dan didenda 9.700 yuan. Ia dipecat dari pekerjaannya dan dipenjara di tahanan Dalian. Liu Xinying dijatuhi kerja paksa 3 tahun, Qu Hui 1 tahun.

Pada 19 Maret 2001, hanya 25 hari sebelum masa tahanan selesai, Qu Hui dipaksa menghadiri sesi penyiksaan kejam di kamp kerja Dalian, karena menolak menandatangani “surat pertobatan”. Ia disetrum dan dipukuli dari jam 9 malam hingga jam 8 pagi. Lehernya patah, mengalami kelumpuhan total, dan alat vitalnya membusuk. Ia dibawa keluar dengan tandu dalam kondisi sekarat.

Sejak itu, Liu Xinying merawat suaminya selama 13 tahun hingga ia meninggal dunia pada 19 Februari 2014.

Sebulan kemudian, 21 Maret 2014, Liu Xinying kembali diculik saat keluar rumah. Karena kondisi tubuhnya, ia ditolak oleh rumah tahanan. Namun pada 23 September, ia kembali dijebak dan diculik.

Pada 29 September, ia diadili secara ilegal di pengadilan Distrik Zhongshan. Saat itu ia memakai borgol dan rantai kaki, sangat lemah, dan tak bisa berjalan. Ayah dan anaknya dilarang hadir di sidang.

Ia dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara, dan saat memperingati satu tahun kematian suaminya, ia menerima putusan banding yang tetap mempertahankan hukuman tersebut. Pada 24 Maret 2015, ia dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Liaoning meski tekanan darahnya 240 saat pemeriksaan.

Setelah keluar dari penjara pada akhir Maret 2020, ia terus diawasi dan dianiaya hingga meninggal pada 22 April 2023. 

Sumber: Minghui.org / Dajiyuan 

Banjir Bandang yang “Menghancurkan” Akan Melanda AS Bagian Tengah dan Timur,  Jumlah Korban Tewas Meningkat Menjadi 17 Jiwa

EtIndonesia. Badai dahsyat melanda wilayah tengah dan timur Amerika Serikat, menewaskan sedikitnya 17 orang,  jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. Badan Cuaca Nasional AS (National Weather Service) memperingatkan kemungkinan terjadinya banjir bandang yang “menghancurkan”.


“Malam ini hingga dini hari besok, beberapa wilayah di Tenggara dan sepanjang Pesisir Teluk Meksiko masih menghadapi ancaman hujan deras dan banjir bandang,” demikian Badan Cuaca Nasional AS pada 6 April. 

Para peramal cuaca menyebutkan bahwa peringatan banjir masih berlaku, khususnya di negara bagian Kentucky, Tennessee, dan Alabama.

Yang paling parah terdampak adalah Tennessee bagian barat, di mana 10 orang telah dilaporkan meninggal dunia. Kentucky dan Missouri masing-masing melaporkan dua korban jiwa, sementara Arkansas, Indiana, dan Mississippi masing-masing satu korban. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.

Menurut laporan wartawan AFP, bangunan-bangunan di Jeffersontown, Kentucky hancur akibat tornado. Gubernur Kentucky, Andy Beshear, menulis di media sosial pada 5 April 2025. 

“Banjir di banyak komunitas telah mencapai rekor tertinggi.”

 Ia mengimbau warga untuk “menghindari bepergian dan jangan pernah mengendarai kendaraan melewati genangan air.”

Menurut situs pelacak pasokan listrik PowerOutage.us, pada  6 April, sekitar 140.000 rumah di lima negara bagian terdampak mengalami pemadaman listrik. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Bursa Saham Tiongkok Dihantam Hebat: Lebih dari 5.000 Saham Anjlok, Ribuan Saham Batas Bawah

0

EtIndonesia. Dampak dari kebijakan tarif memicu gejolak pasar saham global. Pada Senin pagi (7 April), tiga indeks utama A-share di daratan Tiongkok anjlok tajam. Indeks Shanghai (Shanghai Composite Index) menembus ke bawah 3100 poin, jatuh 7,24%. Secara keseluruhan, terdapat 5.360 saham yang turun dan lebih dari 1.000 saham mencapai batas bawah harian (limit down).

Menurut laporan dari media keuangan Tiongkok, pada Senin pagi, tiga indeks utama A-share dibuka rendah dan terus melemah.

  • Indeks Shanghai turun 7,24% dan kehilangan level 3.100 poin.
  • Indeks Shenzhen anjlok 9%.
  • Indeks ChiNext (indeks startup) anjlok 11,07%.
  • Lebih dari 1.000 saham mencapai batas bawah harian.

Indeks lainnya:

  • CSI 300 turun 6,41% ke 3.614,15 poin.
  • STAR Market 50 turun 6,67% ke 950,12 poin.
  • Beijing Stock Exchange 50 turun 12,33% ke 1.115,54 poin.
  • Total nilai transaksi dari bursa Shanghai, Shenzhen, dan Beijing mencapai 6.512,59 miliar yuan.
  • Total saham yang turun di seluruh pasar: 5.360 saham.

Sektor yang paling terpukul: Otomotif, mesin, peralatan rumah tangga, logam non-besi, dan minyak.

Reaksi investor sangat emosional. Banyak investor yang mengeluhkan kerugian besar:

  • “Limit down sepanjang masa, investor bangkrut total.”
  • “Benar-benar hari Senin yang menakutkan.”
  • “Ya Tuhan, semuanya merah.”
  • “Saham saya, yang punya bobot 71,5% di portofolio, limit down.”
  • “Tak sanggup melihat layar.”

Komentar lain di media sosial:

  • “Saham limit down, mau kabur pun tak bisa, menyedihkan.”
  • “Pasar anjlok, investor seperti naik roller coaster.”
  • “Yang paling sakit itu investor kecil. Mau beli baju gagal, mau beli perhiasan gagal, mau beli mobil pun gagal—semuanya habis disumbangkan ke pasar saham.”
  • “Bisakah kita bertahan di atas 3.000 poin?”

Ada juga komentar yang lebih sinis:

  • “Sudah bisa ditebak. Masa iya ada yang percaya A-share bisa selamat dari perang dagang ini?”
  • “Beberapa hari lalu banyak yang sombong, sekarang semua bungkam.”

Pada Siang, indeks ChiNext turun lebih dari 12%, indeks Shanghai hampir 8%, dan indeks Shenzhen hampir 10%.

  • Hampir 4.500 saham di Shenzhen dan Beijing turun lebih dari 9%.
  • Sekitar 1.600 saham turun lebih dari 15%.

Latar belakang:

  • Pada 2 April, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal 34% atas produk dari Tiongkok, yang meningkatkan tarif efektif menjadi 54%.
  • Pada 4 April, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengumumkan langkah balasan, mengenakan tarif 34% atas produk dari AS.
  • PKT juga meluncurkan propaganda domestik yang membangkitkan sentimen anti-AS.

7 April: Pasar saham Asia serempak jatuh.

  • Hong Kong: Hang Seng dibuka turun 9,28%, Indeks Teknologi turun 11,15%.
  • Jepang: Nikkei 225 turun cepat 8,03% pada pembukaan, menembus ke bawah 31.000 poin, terendah sejak Oktober 2023. Indeks Topix sempat turun lebih dari 12%, kemudian pulih ke penurunan 7,51%.
    • Perdagangan berjangka Nikkei dan Topix sempat dihentikan karena menyentuh batas bawah.
  • Korea Selatan: Kospi turun 4,34% pada pembukaan, sementara Kosdaq (berbasis saham kecil) turun 3,48%. Korea Selatan menghentikan sementara perdagangan otomatis di pasar KOSPI.
  • Taiwan: Pasar dibuka anjlok lebih dari 2.000 poin, mencapai titik terendah di 19.212,02 poin. Lebih dari 1.000 saham mencapai batas bawah.
  • Australia: Indeks S&P/ASX 200 turun 6,07% pada pembukaan.
    • Sejak puncaknya di Februari, indeks telah turun 11% — memasuki wilayah koreksi teknikal.

Sumber : NTDTV.com 

Tarif Resiprokal AS Picu Kepanikan Pasar Global, Saham Asia Hingga Australia Rontok, Harga Minyak Mentah Turun

 Kebijakan tarif resiprokal (tarif yang setara) oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kepanikan global. Lebih dari 50 negara menghubungi Gedung Putih, memohon agar kebijakan tersebut ditunda, namun tanggapan dari pemerintah AS adalah bahwa strategi tarif akan tetap dilaksanakan “pasti selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu ke depan.” Akibatnya, pasar saham global pada Senin 7 April mengalami kejatuhan secara mendalam.

EtIndonesia. Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick, menyatakan pada  6 April bahwa strategi tarif Trump tidak akan ditunda, dan akan diterapkan selama beberapa hari hingga minggu.

Pejabat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, mengatakan bahwa lebih dari 50 negara telah memulai negosiasi dagang dengan AS, namun kebijakan tarif tetap berjalan. 

“Ini pasti akan berlaku selama beberapa hari atau minggu. Hal ini sudah jelas,” katanya.

Pasar Saham Asia Dibuka dengan Kejatuhan Besar

  • Jepang: Indeks Nikkei 225 anjlok lebih dari 2900 poin setelah pembukaan, menembus di bawah 31.000 poin – penurunan terbesar ketiga dalam sejarah pasar saham Jepang. Pada sesi pagi, indeks turun 2188,74 poin (6,5%). Bursa Osaka mengaktifkan mekanisme “circuit breaker” pada pukul 08:45 waktu setempat, menghentikan perdagangan selama 10 menit.
    • Indeks Nikkei 225 ditutup turun 2644 poin atau 7,83%, pada 31.136,58 poin.
    • Indeks Topix turun 193,40 poin atau 7,79%, ditutup pada 2288,66 poin.
  • Tiongkok : Pasar A-share dibuka rendah dan terus turun. Indeks Shanghai turun hampir 6% dalam setengah jam pertama, dan Shenzhen turun hampir 8%. Meskipun ada intervensi pemerintah untuk menstabilkan pasar, tiga indeks utama tetap ditutup dengan penurunan besar: Shanghai turun 7,34%, Shenzhen turun 9,66%, dan indeks startup turun 12,5%.
    • Lebih dari 5.000 saham turun, dan lebih dari 1.000 saham mencapai batas penurunan harian.
  • Korea Selatan: Indeks KOSPI anjlok 5,26% atau 129,57 poin setelah pembukaan, mencapai 2.335,85 poin, dan untuk pertama kalinya dalam 8 bulan memicu penghentian sementara perdagangan otomatis.
  • Taiwan: Setelah libur Qingming, pasar Taiwan dibuka dengan tekanan jual yang besar. Indeks saham gabungan anjlok 2086 poin atau lebih dari 9,7%, menembus di bawah 20.000 poin hingga mencapai titik terendah 19.212,02 poin. Saham TSMC sendiri menyumbang penurunan sekitar 750 poin.
    • Nilai tukar dolar Taiwan terhadap dolar AS merosot lebih dari 1,2 sen, menembus 33,2.
    • Indeks ditutup turun 2065,87 poin di 19.232,35, mencetak rekor penurunan tertinggi dalam sejarah. Nilai transaksi hanya NT$147,2 miliar – terendah dalam lebih dari 2 tahun. Para analis khawatir pasar saham Taiwan masuk perangkap likuiditas.
  • Hong Kong: Pasar dibuka dengan kejatuhan sekitar 2000 poin. Dalam 5 menit setelah pembukaan pukul 09:30, Indeks Hang Seng turun 2067 poin atau 9,05%, menjadi 20.782 poin.
    • Ditutup anjlok 3021 poin atau 13,22%, di 19.828 poin.
    • Semua jenis saham terjun bebas, terutama perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Hong Kong: saham teknologi, bank, asuransi, semikonduktor, dan restoran turun 10–20%.
      • Alibaba turun 17,97% menjadi HK$101,3
      • Tencent turun 12,53% menjadi HK$435
      • BYD turun 15,9% menjadi HK$315
    • Indeks Hang Seng Tech anjlok 17,61%, ditutup di HK$4.401.
  • Singapura: Investor panik terhadap dampak kebijakan tarif Trump. Indeks Straits Times turun lebih dari 7% setelah pembukaan dan sempat turun hingga 8,7% – penurunan terbesar sejak krisis keuangan 2008.
  • Australia: Saham unggulan (blue-chip) anjlok 6% setelah pembukaan.
  • Arab Saudi: Indeks Bursa Saham Saudi pada 6 April turun 6,78%, penurunan harian terbesar sejak pandemi COVID-19.
  • Harga minyak: Minyak dunia juga ikut turun lebih dari 3% pada 7 April.
    • Minyak mentah Brent turun US$2,28 (3,5%) menjadi US$63,30 per barel.
    • Minyak WTI AS turun US$2,20 (3,6%) menjadi US$59,79 per barel — harga terendah sejak April 2021.

Sumber : NTDTV.com