Epochtimes.id- Sebuah stasiun energi nuklir Jepang mengandalkan pasokan listrik darurat setelah gempa kuat. Guncangan ini menyebabkan padamnya aliran listrik di pulau utara Hokkaido pada Kamis (6/09/2018). Kejadian ini mengingatkan tentang bencana Fukushima pada tujuh tahun silam.
Tiga reaktor nuklir Tomari, yang dioperasikan oleh Hokkaido Electric Power dan dimatikan sejak bencana Fukushima. Pasokan listrik kehilangan kekuatan setelah gempa berkekuatan 6,7 menghantam pulau itu.
Tidak ada terjadi radiasi di pabrik. Regulator atom mengatakan generator diesel memiliki bahan bakar untuk beroperasi selama tujuh hari.
Menurut siaran NHK, lebih dari 100 orang cedera dan 19 orang hilang setelah gempa.
Pada 11 Maret 2011, gempa berkekuatan 9 Magnitudo, yang paling kuat tercatat di Jepang, melanda pantai utara Honshu. Gempa itu memicu tsunami dahsyat yang menghancurkan garis pantai Pasifik dan menyebabkan hampir 20.000 orang tewas.
Gempa itu melumpuhkan listrik ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi dan generator diesel yang diterjang tsunami. Faktor ini menyebabkan serangkaian ledakan dan kehancuran dalam bencana nuklir terburuk dunia selama 25 tahun.
Krisis tersebut menyebabkan penutupan industri nuklir negara itu, yang pernah menjadi yang terbesar ketiga di dunia. Tujuh reaktor telah kembali beroperasi setelah proses relicensing yang panjang.
Mayoritas rakyat Jepang tetap menentang kekuatan nuklir setelah Fukushima disorot mengalami kegagalan dalam regulasi dan prosedur operasional .
Hokkaido Electric telah menutup semua pabrik bahan bakar fosil, memangkas listrik ke hampir 3 juta pelanggannya. Laporan diperoleh oleh seorang juru bicara kepada Reuters melalui telepon.
Menteri Perindustrian Jepang, Hiroshige Seko, telah menginstruksikan Hokkaido Electric untuk memulai kembali pabrik batubara terbesarnya setelah stasiun itu tersandung gempa.
Pemadaman itu menutup Bandara New Chitose Hokkaido, pintu gerbang populer ke pulau-pulau utama paling utara Jepang.
Jepang berada di tengah-tengah ledakan pariwisata. Jepang juga menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2020.
Perdana Menteri Shinzo Abe, tiba di kantornya sebelum 06:00, mengatakan kepada wartawan bahwa menyelamatkan nyawa sebagai prioritas ketika pemerintahnya mendirikan pusat komando untuk mengkoordinasikan bantuan dan penyelamatan.
Kebakaran terjadi di sebuah pabrik baja yang dioperasikan oleh Mitsubishi Steel Manufacturing di kota Muroran. Tetapi sebagian besar telah dikendalikan. Laporan ini disampaikan seorang juru bicara kepada Reuters.
Idemitsu Kosan, perusahaan pengilangan minyak terbesar kedua di Jepang menghentikan semua pengilangan. Laporan yang diperoleh Reuters menyebutkan, pengiriman produk pada 150.000 barel per hari Hokkaido refinery, seorang pejabat mengatakan kepada Reuters.
Oleh William Mallard dan Osamu Tsukimori