Mengapa Operasi Penyergapan Abu Bakar al-Baghdadi Diberi Nama Operasi Kayla Muelle

Xu Jiang – The Epochtimes

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada hari Minggu 27 Oktober 2019, mengumumkan bahwa pemimpin Negara Islam (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi telah tewas. Pada hari yang sama orang tua dari gadis Amerika Serikat bernama Kayla Mueller menerima panggilan telepon dari Presiden Trump. Apa kaitan Kayla Mueller dengan Baghdadi?

Pada Sabtu 26 Oktober 2019, pasukan khusus Amerika Serikat melancarkan penyergapan terhadap pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Operasi khusus tersebut dinamai Kayla Mueller. Itu adalah, nama seorang gadis Amerika Serikat yang baik tetapi bernasib tragis. 

Melalui ceritanya, orang-orang menyadari bahwa penyergapan oleh militer Amerika Serikat itu adalah sebuah tindakan demi keadilan, tetapi juga penuh kenangan dan kasih terhadap Kayla.

Kayla Mueller pernah bekerja untuk Dewan Pengungsi Denmark (Danish Refugee Council). Ia diculik dalam perjalanan ke rumah sakit di Suriah utara pada tahun 2013 dan jatuh ke tangan Baghdadi pada akhir tahun 2014. 

Kayla Mueller diyakini telah berulang kali mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan. 

Pada tahun 2015, ISIS mengklaim bahwa Kayla Mueller tewas dalam sebuah serangan udara, tetapi jenazahnya sampai sekarang masih tidak diketahui.

Panggilan telepon dari Trump, Robert O’Brien dan Mike Pence

Dalam percakapan telepon yang berlangsung hampir 20 menit, Trump menjawab banyak pertanyaan yang diajukan oleh kedua orangtua Kayla, yakni Carl Mueller dan Marsha Mueller dan menjelaskan tindakan militer. Kedua orang tua Kayla itu menyatakan sangat berterima kasih kepada presiden atas niat baiknya.

Trump mengatakan bahwa dirinya mengetahui apa yang dialami Kayla selama ditawan oleh ISIS dan memahami rasa sakit orang tuanya. Kedua orang tua Kayla merasa sangat terhibur. 

“Presiden sangat baik, hampir sama seperti mengobrol dengan teman”, kata Carl.

Orang tua Kayla menyatakan keinginan terakhir mereka kepada Presiden Trump. Mereka bersedia pergi ke Irak untuk mencari putrinya, karena jenazah belum diketahui dan penyebab kematian Kayla pun masih belum meyakinkan. 

“Baghdadi sudah mati, beberapa pengikutnya telah ditangkap, mungkin beberapa orang tahu apa yang terjadi pada saat itu dan siapa sebenarnya yang membunuh Kayla ?” kata Carl.

Tanpa diduga, tak lama kemudian mereka menerima telepon dari Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien. Ia memberitahu mereka bahwa operasi penyergapan terhadap Baghdadi menggunakan namai putri mereka Kayla. Carl mengatakan bahwa ia sampai menangis mendengar berita itu.

Hari kedua yakni Senin 28 Oktober 2019 pagi sekitar jam 9, telepon rumah Mueller kembali berdering, kali ini yang memanggil adalah Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence yang khusus menyampaikan dukungan terhadap keluarga Mueller.

“Ini benar-benar mengharukan”, kata Muller. Putri mereka tidak dilupakan oleh Amerika Serikat, dan mereka sangat bersyukur.

“Bila Obama sama tegasnya seperti Trump, putrinya mungkin tidak mati.”

Dalam konferensi pers mengenai Abu Bakr al-Baghdadi yang tewas dalam penyergapan pasukan khusus Amerika Serikat, Trump mengatakan bahwa Kayla Mueller, seorang gadis berusia 26 tahun yang menjadi pekerja bantuan kemanusiaan. Dia adalah seorang gadis muda yang cantik, namun ia kehilangan nyawa dalam usaha untuk membantu orang lain. 

“Ia (Baghdadi) telah menawannya dalam waktu yang cukup lama. Kayla dipenjara dan menjadi tahanan pribadi Baghdadi,” katanya.

Pasangan Mueller memuji tindakan tegas Presiden Trump. Marsha mengatakan : “Saya masih berpikir bahwa hidup Kayla tidak semestinya berakhir. Jika Obama sama tegasnya dengan Trump, Kayla mungkin masih hidup. Presiden Obama bisa bertindak heroik, tapi dia tidak”.

Carl mengatakan bahwa ia curiga beberapa pasukan yang terlibat dalam operasi khusus kali ini pernah berpartisipasi dalam penyelamatan 4 orang Amerika Serikat yang disandera ISIS pada tahun 2015. Namun ketika militer Amerika Serikat menyerbu ke kamp tempat penyanderaan, sandera telah menghilang. Dunia luar menuduh pemerintah Obama tidak segera mengambil tindakan sehingga kehilangan kesempatan.

“Sekarang mereka telah menang. Operasi kali ini menggunakan nama Kayla, akan membuat kemenangan terasa lebih manis,” kata Carl. 

Sementara Marsha menyatakan kepada CNN : “Ucapan Trump sangat menyentuh hati kami”. 

Pasangan Mueller juga memuji pasukan khusus Amerika Serikat yang terlibat dalam operasi itu. 

“Mereka bukan  menjalankan tugas karena rasa terima kasih, tetapi untuk Tuhan dan rakyat Amerika Serikat,” kata orang tua Kayla itu.

sin

Trump menonton secara langsung penyergapan Abu bakar Al-Baghdadi (Official White House Photo by Shealah Craighead)