Beijing Mengisolasi Atlet Olimpiade dan Para Ofisial Asing Setelah Tes COVID

Nicole Hao

Lebih dari 200 atlet asing, ofisial, dan personel terkait yang pergi ke Tiongkok untuk Olimpiade Musim Dingin telah diisolasi oleh rezim Tiongkok pada 1 Februari. Ada sedikit kemungkinan orang-orang ini dapat menghadiri Olimpiade karena kebijakan “nol-Covid” oleh Beijing.

Beijing menguji semua atlet, ofisial, dan personel terkait setiap hari, menurut polisi rezim Tiongkok. Jika hasil uji adalah positif, maka orang tersebut akan segera dipisahkan dari orang-orang lain. Orang-orang dengan gejala COVID-19 akan dikirim ke sebuah rumah sakit dan orang-orang tanpa gejala COVID-19 akan dikirim ke sebuah pusat karantina. Atlet-atlet yang dikarantina hanya diizinkan untuk bertanding di Olimpiade setelah mendapatkan dua hasil uji negatif berturut-turut dalam 24 jam.

Pembukaan Olimpiade Musim Dingin tahun 2022 diadakan pada 4 Februari.

Pada 1 Februari, Komite Penyelenggara Beijing 2022 mengumumkan bahwa 8.107 atlet, ofisial, dan personel terkait memasuki Tiongkok dari 23 Januari hingga 31 Januari.

Dari jumlah tersebut, 200 orang atau 2,5 persen dinyatakan positif COVID-19 di bandara atau di gelembung “lingkaran tertutup”, yang merupakan area yang memisahkan orang-orang yang hadir untuk acara tersebut dari penduduk Beijing.

Menurut kebijakan COVID-19 Tiongkok, tidak seorang pun yang dapat terbang ke Beijing tanpa sebuah hasil uji COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 48 jam. 

Dalam minggu terakhir, Beijing terus-menerus melaporkan pasien COVID-19 setempat yang baru didiagnosis, yang menurut rezim Tiongkok tidak ada hubungannya dengan Olympiade.

Para Atlet dan Ofisial Diisolasi

Pada 29 Januari, atlet  speed skater peraih medali Polandia, Natalia Maliszewska diuji positif dan dikirim ke isolasi. Seluncur cepat 500 meter dimulai pada tanggal 5 Februari, dan Natalia Maliszewska sedang berlomba melawan waktu untuk memenangkan kesempatan untuk bersaing.

Komite Olimpiade Polandia mengatakan pada 30 Januari, bahwa delapan atlet Polandia telah dinyatakan positif dan dimasukkan ke dalam isolasi, termasuk tiga rekan Natalia Maliszewska sesama atlet peseluncur cepat, yaitu Natalia Czerwonka, Magdalena Czyszczon, dan Marek Kania.

Komite Olimpiade Australia menyatakan pada hari Minggu, bahwa salah satu anggota delegasi Australia telah dimasukkan ke dalam isolasi setelah dinyatakan positif pada saat kedatangan di bandara Beijing. Anggota itu diuji lagi pada tanggal 30 Januari dan menerima hasil negatif. Pernyataan itu mengatakan: “Anggota tim sekarang akan menjalani sebuah uji akhir besok, yang jika kembali negatif, akan memungkinkan anggota untuk kembali menjalani rutinitas mereka yang biasa.”

Pada 29 Januari, Ketua Komisi Atlet Komite Olimpiade Internasional Emma Terho diisolasi setelah dinyatakan positif COVID-19 di bandara Beijing.

Peraih medali perunggu hoki es ganda Olimpiade berusia 40 tahun itu mengatakan pada 30 Januari bahwa ia “merasa sepenuhnya sehat”, menurut Insidethegames. Karantina dapat menyebabkan Emma Terho tidak dapat berpartisipasi dalam pertemuan, yang termasuk satu pertemuan dengan pemain tenis Tiongkok Peng Shuai.

Peng Shuai membuat tuduhan penyerangan seksual terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Zhang Gaoli pada 2 November. Sejak itu, keberadaan dan keamanan Peng Shuai menjadi keprihatinan global.

Wabah Beijing

Pada 1 Februari, pihak berwenang Beijing mengumumkan pasien COVID-19 yang baru didiagnosis dari distrik Chaoyang dan Fengtai di Beijing. Ini adalah hari ke-16 berturut-turut ketika rezim Tiongkok mengumumkan infeksi setempat yang baru.

Pasien yang terinfeksi ini berasal dari distrik Haidian, Fangshan, Xicheng, Daxing, Chaoyang, dan Fengtai.

Rezim Tiongkok mengkarantina kompleks perumahan dan memindahkan kontak dekat pasien COVID-19 ke pusat karantina.

“Kompleks perumahan kami dikarantina pagi ini … karena satu tetangga dikarantina sebagai kontak dekat di pusat karantina dan diuji positif pagi ini, Saya tidak tahu kapan kami tidak dikarantina lagi.” Ming Hua (nama samaran), seorang penduduk dari distrik Chaoyang, mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin pada 24 Januari. 

Seorang pemuda bermarga Li dari distrik Haidian mengatakan dalam sebuah wawancara telepon pada 27 Januari, bahwa kompleks perumahan tempat ia tinggal dikarantina. 

“Saya tidak tahu apa yang terjadi, dan mengapa kami dikarantina, Saya diminta untuk tetap berada di rumah,” ujarnya. (Vv)