Hari ke 7 Invasi Rusia : 2.000 Warga Sipil Tewas di Ukraina dan 830.000 Mengungsi, Pengadilan Kriminal Internasional Mulai Bersidang

Luo Tingting

Pada hari ketujuh invasi Rusia ke Ukraina, lebih dari 2.000 warga sipil di Ukraina tewas dan 830.000 orang mengungsi. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan menggelar sidang pada 7 Maret atas tuduhan invasi Rusia terhadap Ukraina adalah tindakan genosida.

Layanan Darurat Nasional, sebuah badan bantuan Ukraina, memposting di Facebook pada 2 Maret bahwa invasi Rusia telah menewaskan lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina dan menghancurkan ratusan infrastruktur transportasi,  tempat tinggal, rumah sakit, dan taman kanak-kanak.

Sementara departemen itu yang melakukan misi penyelamatan, sebanyak 10 penyelamat tewas dan 13 terluka.

Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2 Maret menunjukkan bahwa sejauh ini, 836.000 warga Ukraina telah mengungsi. Ukraina adalah negara yang berpenduduk sekitar 44 juta jiwa.

Pada 2 Maret 2022, sejumlah besar orang Ukraina tiba di Stasiun Pusat Berlin di Jerman. (Hannibal Hanschke/Getty Images)

Lebih dari 660.000 warga Ukraina telah melarikan diri ke luar negeri dan diperkirakan satu juta warga Ukraina telah mengungsi, kata badan pengungsi PBB. 

PBB memperkirakan bahwa hingga 4 juta pengungsi mungkin membutuhkan bantuan dalam beberapa bulan mendatang, dengan sekitar 12 juta masih menunggu di Ukraina.

Mahkamah Internasional mengatakan pada 1 Maret, bahwa mereka akan menggelar sidang atas tuduhan invasi Rusia terhadap Ukraina adalah tindakan genosida pada 7 dan 8 Maret.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan Washington berharap Mahkamah Internasional akan mengambil tindakan segera atas permintaan Ukraina di persidangan.

“Suatu hari Rusia tidak mengendurkan agresinya, dan suatu hari Ukraina melihat lebih banyak kekerasan, penderitaan, kematian, dan kehancuran,” katanya.

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2 Maret bahwa “setiap tuduhan kejahatan perang di masa lalu dan sekarang, kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida yang dilakukan oleh siapa pun di bagian mana pun di wilayah Ukraina buktinya akan segera dikumpulkan.” 

Militer Rusia menggunakan senjata yang sangat mematikan dalam serangan terbaru, termasuk bom cluster dan bom vakum.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitro Kuleba pada 1 Maret mengutuk penembakan sembarangan Rusia terhadap Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. ”

 

Adegan setelah sebuah kafe dibom di Kharkiv, 2 Maret 2022. (SERGEY BOBOK/AFP via Getty Images)

Tim penyelamat memasukkan orang yang terluka ke dalam ambulans di Kharkiv pada 2 Maret 2022. (SERGEY BOBOK/AFP via Getty Images)

 

Pemandangan di luar setelah pengeboman balai kota Kharkiv pada 1 Maret 2022. (SERGEY BOBOK/AFP via Getty Images)

 

Pada 2 Maret 2022, gedung Universitas Negeri Kharkiv dibom dan terbakar. (SERGEY BOBOK/AFP via Getty Images)

Pemandangan di luar setelah pengeboman balai kota Kharkiv pada 1 Maret 2022. (SERGEY BOBOK/AFP via Getty Images)

Setidaknya 11 warga sipil tewas, menurut walikota kota  Kharkiv. Sebuah sekolah dihancurkan dan halaman depan beberapa surat kabar Inggris menampilkan gambar pembunuhan dua gadis Ukraina.

Amnesty International melaporkan, sebuah bom cluster Rusia menghantam sebuah taman kanak-kanak di timur laut Ukraina pada 25 Februari, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak. 

Pemerintah Inggris memperingatkan pada 1 Maret bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan para komandannya dapat menghadapi tuntutan atas kejahatan perang.

Menteri Kehakiman Inggris Dominic Raab, mantan jaksa kejahatan perang, mengatakan kepada Sky News bahwa tidak peduli berapa lama, Inggris dan sekutunya akan membawa pelanggar ke pengadilan.

Raab kepada BBC mengatakan, Terhadap Putin, para jenderal dan tentara Rusia, “ada risiko nyata bahwa mereka akan dikirim ke  pengadilan Den Haag. 

“Jika ICC memutuskan untuk mengambil tindakan, saya yakin Inggris dan sekutunya akan bersedia mendukungnya, secara praktis dan logistik,” kata Raab. (hui)