Di Tiongkok Makan Mie Harus Pakai Masker, Videonya Beredar Luas dan Blogger Mendapat Ancaman dari Otoritas

oleh Xia Dunhou, Yi Ru dan Liu Fang 

Baru-baru ini, 2 orang polisi Tiongkok masuk ke dalam warung penjualan mie lalu meminta pemiliknya yang sedang makan sendirian untuk memakai masker. Pemiliknya langsung kehilangan kendali atas emosinya lalu memaki kedua orang polisi itu. Setelah diedarkan, video terkait menarik perhatian banyak orang, dan blogger yang upload video telah menerima ancaman dari otoritas untuk mencabut video dari media sosial.

Polisi : “Boss, mengapa Anda tidak pakai masker ?”

Pemilik : “Saya lagi mau makan, Kenapa ? Bagaimana mana makannya ! Apakah makan juga harus pakai masker ?”

Polisi : “Pakai masker saat Anda belum makan, Waktu makan lalu ……”

Pemilik : “Ha, ha, ha … ! Kalian membuat orang jadi gila ! Tahukah kalian ? Kalian sepertinya sudah kerasukan, sudah menjadi setan, iblis ! Ya ampun !”

Insiden tersebut terjadi pada 26 September siang, Adegan di mana pemilik warung penjual mie yang kehilangan kendali mengontrol emosinya karena kesewenangan polisi menjadi gambaran sebenarnya dari warga sipil Tiongkok yang berada di bawah kebijakan pencegahan epidemi ekstrem pemerintah pusat yang Nol Kasus. Video tersebut telah beredar di Internet selama berhari-hari.

Komentar warganet : Kerasukan, sudah menjadi setan, iblis adalah istilah yang paling cocok. Sejak epidemi, banyak sekali orang menjadi kerasukan setan, berubah jadi iblis untuk mendukung kebijakan Nol Kasus PKT. 

Netizen lain menulis : Ini benar-benar gila ! Lebih buruk dari “Tang Ping” (Red. tren populer yang dianut sebagian warga sipil Tiongkok yang menentang penekanan masyarakat untuk bekerja keras akibat kebijakan pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat) karena tidak dapat mencari nafkah.

Pada 1 Oktober, blogger yang mengunggah video tersebut menerima panggilan telepon dari seorang petugas berwenang anonim yang memintanya untuk menghapus video tersebut.

Panggilan telepon anonim itu berbunyi : “Anda tidak perlu tahu dari departemen mana saya berada. Itu tidak perlu Anda tanyakan, mengerti !? Saya tidak akan memberitahu Anda di departemen mana saya berada. Saya telah berulang kali memberitahu Anda tentang hal ini. Segera hapus video itu, mengerti ?”

Blogger mengatakan : “Pertama, saya tidak melanggar hukum. Kedua, saya tidak melanggar disiplin. Saya tidak tahu siapa Anda, dan Anda juga tidak mau memberitahu saya. Apa alasan Anda memaksa saya menghapus video ? Saya tidak akan takut, datang saja ke sini, jika Anda berani datang saja”.

Setelah blogger memposting rekaman ancaman di Weibo, perhatian masyarakat semakin bertambah. Hingga berita ini diturunkan, video tersebut telah mendapat sebanyak 91.000 kali “Like” dari netizen. Namun, semua komentar netizen telah diblokir pihak berwenang.

Wu Shaoping, seorang pengacara hak asasi manusia yang tinggal di Amerika Serikat mengatakan : “Dia (blogger) diancam dan diintimidasi karena menggunakan hak warga negara yang paling dasar untuk kebebasan berbicara, yang juga mencerminkan bahwa lingkungan opini masyarakat Tiongkok dan hak atas kebebasan berbicara sangat buruk, sangat dibatasi”.

Wu Shaoping mengatakan bahwa video tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan Nol Kasus pemerintah komunis Tiongkok di berbagai tempat tidak mengikuti fakta dan logika dasar, yang menimbulkan kemarahan rakyat. Video terbaru ini kembali membuat malu rezim Beijing di masyarakat internasional. (sin)