Katabella Roberts
Pentagon telah menerima hampir 300 laporan tentang fenomena anomali tak dikenal atau benda ter- bang tak dikenal, yang dikenal sebagai unidentified anomalous phenomena (UAP) atau unidentified flying objects (UFO), dalam delapan bulan terakhir, kata para pejabat pada 18 Oktober.
Laporan tersebut diungkapkan dalam Laporan Tahunan Departemen Pertahanan (DOD) dan Kantor Direktur Intelijen Nasional tentang Fenomena Anomali Tak Dikenal (UAP), yang diserahkan ke Kongres pada Kamis (19/10).
Sekitar 291 laporan telah dibuat ke Kantor Resolusi Anomali Seluruh Domain (AARO), yang menyelidiki benda terbang tak dikenal dan fenomena lainnya, antara 31 Agustus 2022 hingga 30 April 2023.
Sebanyak 274 laporan terjadi selama periode delapan bulan tersebut, kata para pejabat, sementara 17 laporan lainnya terjadi pada tahun 2019-2022 namun tidak disertakan dalam laporan tahunan sebelumnya.
Hal ini menjadikan total kasus yang sedang ditinjau AARO menjadi lebih dari 800 per 30 April 2023, kata para pejabat.
Laporan tersebut mencatat bahwa sebagian besar dugaan penampakan tersebut tampaknya terjadi di sekitar pangkalan militer dan wilayah udara terbatas di AS, yang oleh laporan tersebut dikaitkan dengan sesuatu yang disebutnya sebagai “bias pengumpulan”.
Dugaan penampakan tersebut juga dilaporkan secara jelas oleh personel militer, menurut para pejabat.
“Selama periode pelaporan, AARO tidak menerima laporan yang mengindikasikan penampakan UAP dikaitkan dengan dampak kesehatan yang merugikan,” kata laporan tersebut. “Namun, banyak laporan dari saksi militer menunjukkan potensi masalah keselamatan penerbangan, dan ada beberapa kasus di mana UAP yang dilaporkan berpotensi menunjukkan satu atau lebih karakteristik kinerja seperti perjalanan berkecepatan tinggi atau kemampuan manuver yang tidak biasa.”
“UAP di Wilayah Udara Mewakili Potensi Bahaya”
“Meskipun kehadiran UAP di wilayah udara merupakan potensi bahaya terhadap keselamatan pener- bangan, tidak satupun dari laporan ini menunjukkan bahwa UAP bermanuver pada jarak yang tidak aman dengan pesawat sipil atau militer, menempatkan diri di jalur penerbangan, atau menimbulkan ancaman langsung terhadap pesawat sipil atau militer, maupun keselamatan penerbangan dari pesawat yang mengamati,” lanjut laporan itu.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa tidak ada laporan UFO yang dikonfirmasi berasal dari luar negeri atau dikaitkan dengan aktivitas asing, namun kemungkinan tersebut sedang diselidiki.
Selain itu, para pejabat mengatakan, mereka yakin sebagian besar penampakan tersebut disebabkan oleh “fenomena biasa” yang kemungkinan akan “secara signifikan mengurangi jumlah pengajuan kasus UAP”.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (19/10), sekretaris pers Pentagon, Brigjen Pat Ryder mengatakan, menganalisis dan memahami potensi ancaman yang ditimbulkan oleh UFO adalah “upaya kolaboratif berkelanjutan yang melibatkan banyak departemen dan lembaga”.
“Keselamatan personel layanan kami, pangkalan dan instalasi kami, serta perlindungan keamanan operasi AS di darat, di langit, lautan, dan ruang angkasa adalah yang terpenting.Kami menerima laporan adanya serangan ke ruang angkasa, darat, laut, atau wilayah udara yang kami tentukan dengan sungguh-sungguh dan memeriksanya satu per satu,” kata Brigjen Ryder.
Klaim UFO dari Pelapor
Laporan Pentagon menggemakan temuan yang sama dalam laporan NASA yang diterbitkan pada September yang tidak menemukan tanda-tanda penampakan dari luar Bumi. Meski begitu, badan tersebut mengatakan, telah menunjuk direktur penelitian baru untuk mempelajari lebih lanjut fenomena tersebut.
Laporan pada Selasa (17/10) muncul setelah anggota parlemen mengadakan sidang kongres tentang UAP pada Juli menyusul klaim yang dibuat oleh mantan pejabat intelijen yang menjadi pelapor, David Grusch.
Grusch sebelumnya bekerja di Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Badan Pengintaian Nasional AS serta menjadi anggota Satgas Fenomena Udara Tak Teridentifikasi (UAP) pada 2019 hingga 2021.
Dia mengatakan pada sidang kongres bahwa pemerintah AS telah menemukan kendaraan UFO serta “organisme” non-manusia dari pilotnya.
Pelapor juga mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ia yakin pemerintah AS mungkin telah menyadari aktivitas “non-manusia” selama hampir 100 tahun. “Namun ada kampanye disinformasi aktif dalam pemerintahan kita untuk menyangkal keberadaan (fenomena anomali yang tidak teridentifikasi), meskipun Pentagon telah membantah klaim tersebut.”
Dalam pernyataan pada Juni lalu kepada NewsNation, Pentagon mengatakan: “Hingga saat ini, AARO belum menemukan informasi yang dapat diverifikasi untuk mendukung klaim bahwa program apa pun mengenai kepemilikan atau rekayasa balik materi ruang angkasa telah ada di masa lalu atau saat ini.”
“AARO berkomitmen untuk mengikuti data dan penyelidikannya ke mana pun arahnya,” tambah pernyataan itu. (eko)