Dari Univesitas Harvard Hingga Infiltrasi PKT ke Berbagai Universitas AS

Qian Baidu

Seiring dengan pemerintah Amerika Serikat mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing, hubungan antara Harvard dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) menjadi sorotan masyarakat.

Seperti yang diketahui, Universitas Harvard dan PKT memiliki sejarah kerja sama yang panjang, mereka memiliki hubungan sangat erat serta bersama-sama mendirikan sejumlah proyek penelitian dan pertukaran. Di antara mahasiswa internasional, mahasiswa asal Tiongkok yang terdaftar di Harvard pada 2024 berjumlah sekitar seperlima dari total penerimaan.

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS menduga Harvard melakukan pelanggaran karena melakukan kolaborasi jangka panjang dengan PKT.

Misalnya, PKT melibatkan Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC), sebuah organisasi paramiliter PKT dalam tindakan genosida terhadap suku Uighur. Namun setelah Kementerian Keuangan AS memasukkan XPCC ke dalam daftar sanksi pada tahun 2020, Harvard tetap memberikan pelatihan bagi para pejabat tersebut.

Selain itu, Harvard bekerja sama dengan pihak PKT untuk melaksanakan proyek-proyek yang didanai oleh agen-agen Iran, dan bekerja sama dengan universitas-universitas berlatar belakang kemiliteran PKT, termasuk menggunakan dana dari Kementerian Pertahanan AS untuk melaksanakan penelitian kedirgantaraan dan optik.

Harvard juga bekerja sama dengan individu-individu yang terkait dengan basis industri pertahanan PKT, dan mengembangkan penelitian tentang penggunaan robot demi keperluan militer PKT.

Jelas tidak sulit untuk menemukan bayang-bayang infiltrasi PKT dalam kerja sama kolaboratif jangka panjang dengan Universitas Harvard.

Faktanya, bukan cuma Harvard yang disusupi oleh PKT, banyak universitas di Amerika Serikat juga mengalami hal serupa. 

Seperti diketahui, universitas-universitas Amerika Serikat merupakan sumber penting dari pemikiran, teknologi, dan opini publik dunia. Inilah alasan yang mendasari ketertarikan PKT untuk berusaha keras menyusup ke dalamnya.

Secara khusus, infiltrasi ini terutama memiliki 4 tujuan. Pertama, untuk memperoleh teknologi canggih melalui kerja sama akademis dan pertukaran bakat, serta memperoleh hasil mutakhir di bidang kecerdasan buatan, bioteknologi, komputasi kuantum, dll. Kedua, untuk memengaruhi wacana opini publik dengan menggunakan dana koperasi dan platform akademis untuk memudarkan kritikan Barat terhadap hak asasi manusia di Tiongkok, Hongkong, Xinjiang, dan isu-isu lainnya. Ketiga, menekan suara-suara yang tidak sejalan dengan PKT melalui memperluas kendalinya atas opini publik di kampus-kampus luar negeri, menekan suara-suara demokrasi dan kebebasan. Keempat, menciptakan citra “kebangkitan PKT” di dunia internasional melalui pertukaran pendidikan, memperindah sistem politik PKT dan bersaing untuk meraih landasan moral internasional yang tinggi.

Jadi, bagaimana cara PKT menyusup ke universitas-universitas di AS?

Terutama lewat 4 cara berikut:

Uang Berbicara: Sumbangan Dana dan Kerja Sama Penelitian

Banyak orang mungkin tidak mengetahui bahwa otoritas PKT atau perusahaan terkaitnya telah menyumbangkan banyak dana ke universitas-universitas Amerika Serikat melalui yayasan atau lembaga koperasi. Misalnya, beberapa universitas Tiongkok telah bekerja sama dengan Harvard untuk mendirikan proyek-proyek penelitian dan pusat-pusat akademik, tetapi sumber dananya sering kali tidak transparan, bahkan tidak didaftarkan secara jujur di Kementerian Pendidikan AS.

Kendati dana-dana tersebut berhasil mendorong pengembangan penelitian akademis, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran: Ketika dana penelitian dikaitkan dengan topik-topik tertentu (seperti “kisah sukses kinerja ekonomi PKT”), apakah kenetralan dari para peneliti masih terjamin?

“Rompi” Infiltrasi Ideologis: Institut Konfusius

Ada sejumlah besar Institut Konfusius memasuki kampus-kampus Amerika Serikat. Dari permukaan itu hanya terlihat sebagai lembaga yang mempromosikan budaya leluhur Tiongkok dan bahasa Mandarin, tetapi pada kenyataannya Institut Konfusius adalah alat yang digunakan oleh PKT untuk “mengekspor ideologi PKT” ke Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 50 universitas di Amerika Serikat telah menutup Institut Konfusius-nya karena berbagai alasan termasuk: Mengganggu kebebasan akademis, membatasi diskusi tentang isu-isu sensitif seperti Tibet, Taiwan dan Uighur, serta menerima arahan langsung dari kedutaan dan konsulat PKT untuk Amerika Serikat. 

Program Ribuan Bakat: Merekrut Bakat dengan Gaji Tinggi sekalian Membawa Pulang Teknologi

Melalui rencana perekrutan bakat tingkat tinggi atau “Program Ribuan Bakat” yang diluncurkan oleh PKT dengan menawarkan gaji tinggi kepada para cendekiawan di seluruh dunia untuk menarik mereka mengabdi pada lembaga penelitian ilmiah PKT. Dalam banyak kasus, para peserta ini tidak mengungkapkan tentang “identitas kedua” mereka kepada baik universitas atau lembaga pemerintah Amerika Serikat.

Contoh yang paling kontroversial adalah Charles Lieber, mantan kepala jurusan kimia di Universitas Harvard. Ia dihukum oleh pengadilan AS karena menyembunyikan hubungan kerja samanya dengan Universitas Teknologi Wuhan, Tiongkok. Insiden ini telah menjadi peringatan keras bagi masyarakat Amerika Serikat tentang “pencurian teknologi” oleh PKT.

Di Balik Organisasi Mahasiswa Terbayang Adanya Pengawasan dan Kontrol dari PKT

Banyak mahasiswa asal Tiongkok menyatakan bahwa kebebasan berbicara dan berperilaku mereka di kampus-kampus Amerika Serikat menjadi terbatas gegara adanya “tekanan tidak kasat mata.” Beberapa Asosiasi Mahasiswa dan Cendekiawan Tiongkok (Chinese Students and Scholars Association. CSSA) mengaku bahwa mereka memiliki hubungan dekat dengan kedutaan dan konsulat PKT untuk AS, bahkan kedubes atau konsulat juga melakukan pemantauan, pelaporan, dan memberikan tekanan-tekanan dalam insiden-insiden tertentu.

Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa asal Tiongkok dilaporkan ke kedubes oleh teman sekelasnya gegara mengkritik otoritas PKT di kelas. Bahkan siswa tersebut terancam mendapat hukuman setelah kembali ke Tiongkok kelak. Kasus-kasus semacam ini membuat orang berpikir ulang: Apakah Partai Komunis Tiongkok juga sedang membangun jaringan kendali yang diperluas sampai ke Amerika Serikat?

Infiltrasi PKT ke universitas-universitas Amerika Serikat merupakan aspek penting dari infiltrasi dan manipulasi menyeluruh Partai Komunis Tiongkok terhadap Amerika Serikat. Yang semestinya mendapatkan perhatian dan kewaspadaan serius pemerintah dan masyarakat AS terutama karena infiltrasi tersebut sudah berlangsung sejak lama dan memiliki tren peningkatan, tetapi juga telah menyebabkan dampak yang tidak dapat diabaikan pada keamanan nasional Amerika Serikat.

Konsekuensi Serius Infiltrasi PKT Terutama Tercermin Dalam Hal:

Kerugian teknologi: Kebocoran beberapa teknologi canggih yang melibatkan penggunaan ganda militer dan sipil dapat secara langsung melemahkan keunggulan Amerika Serikat di bidang pertahanan dan sains serta teknologi. 

Sensor diri akademis: Setelah menerima dana dari PKT, apakah perguruan tinggi dan universitas tersebut masih berani melakukan penelitian tentang isu-isu seperti Insiden Tiananmen 4 Juni, tuduhan mengenai gerakan kemerdekaan Taiwan, perlindungan hak asasi, dan sebagainya?

Opini publik menjadi terdilusi: Ketika perguruan tinggi dan universitas menjadi tempat propaganda untuk mengelu-elukan keberhasilan PKT, bagaimana generasi muda dapat mengidentifikasi batas antara fakta dan propaganda?

Risiko tidak langsung mengenai kegiatan spionase: Perguruan tinggi dan universitas telah menjadi mata rantai yang lemah dalam kegiatan intelijen. FBI pernah memperingatkan bahwa universitas telah menjadi garis depan dari kegiatan spionase PKT.

Amerika Serikat adalah negara yang dikenal dengan keterbukaannya. Baik itu mahasiswa asal Tiongkok yang datang untuk belajar di universitas-universitas AS atau pertukaran pendidikan dan akademis antara kedua negara, itu adalah hal yang normal dan bukan masalah. Namun, ini tidak berarti bahwa Amerika Serikat dapat membiarkan PKT menyusup ke universitas-universitas Amerika Serikat dengan berbagai nama dan melalui berbagai cara untuk mencapai motif tersembunyinya. Demi menjaga keamanan nasional Amerika Serikat, pemerintah AS harus mengambil langkah-langkah yang kuat dan tegas untuk memutus tangan-tangan hitam PKT yang telah merambah ke universitas-universitas AS, baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Universitas-universitas Amerika Serikat juga harus membangun “tembok-tembok tinggi” untuk menghalau pengaruh PKT. Seperti yang dikatakan seorang anggota kongres Amerika Serikat: “Kami menyambut mahasiswa asal Tiongkok, tetapi kami tidak menyambut sistem penyensoran pemerintah Tiongkok yang komunis untuk memasuki kampus-kampus kami.” (***)

FOKUS DUNIA

NEWS