Bryan Jung
Beberapa negara bagian AS yang melegalkan penggunaan ganja mengalami lonjakan kecelakaan mobil dan kematian terkait lalu lintas, menurut sebuah studi baru-baru ini.
Para peneliti menghubungkan peningkatan 22 persen kecelakaan fatal di jalan raya di negara bagian tertentu dengan legalisasi ganja, menurut sebuah studi baru oleh University of Illinois Chicago School of Public Health.
Tim UIC yang dipimpin oleh Samantha Marinello meninjau data sertifikat kematian guna membandingkan tingkat kematian di negara bagian yang telah melegalkan ganja untuk penggunaan rekreasi dengan negara bagian yang memiliki program ganja medis yang sudah berlangsung lama, sambil melihat tren serupa dalam tingkat kematian sebelum otorisasi obat di pasar tersebut.
“Kami tidak ingin membandingkan negara bagian dengan tren kematian atau ideologi sosial yang sangat berbeda, jadi kami melihat setiap negara bagian dan hasilnya serta mengidentifikasi negara bagian pembanding dengan program ganja medis yang ada dan dengan tren awal yang serupa untuk melakukan analisis kami,” kata Marinello.
Mereka menemukan bahwa kecelakaan lalu lintas yang fatal telah meningkat secara dramatis di empat negara bagian yang mengizinkan ganja untuk rekreasi.
Pasar rekreasi dikaitkan, rata-rata, dengan peningkatan 10 persen dalam kecelakaan kendaraan bermotor yang fatal.
Laporan “The impact of recreational cannabis markets on motor vehicle accident, suicide, and opioid overdose fatalities” atau “Dampak pasar ganja rekreasi terhadap kecelakaan kendaraan bermotor, bunuh diri, dan kematian akibat overdosis opioid” diterbitkan pada bulan Maret di journal of Social Science & Medicine, sementara penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2022 di Journal of Studies on Alcohol and Drugs menemukan hasil yang serupa.
Ganja Menyebabkan Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas
Data tersebut mencakup periode 2009 hingga 2019, dengan fokus pada tiga kategori fatal yang sebelumnya dikaitkan dengan penggunaan ganja, tetapi membutuhkan penelitian lebih lanjut, seperti kecelakaan kendaraan bermotor, bunuh diri, dan overdosis opioid.
“Melihat peningkatan 10 persen kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor yang terkait dengan pasar rekreasi sangat memprihatinkan,” kata Marinello, seorang peneliti pascadoktoral di Divisi Kebijakan dan Administrasi Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat UIC, dalam pernyataan pers Maret 2023.
“Studi sebelumnya menemukan bahwa ganja mengganggu kemampuan mengemudi dan mengemudi sambil mabuk cukup umum di antara pengguna ganja biasa,” katanya.
Tujuh negara bagian yang diselidiki dalam penelitian ini adalah Alaska, California, Colorado, Massachusetts, Nevada, Oregon, dan Washington.
Data menunjukkan lonjakan yang signifikan dalam kematian akibat kecelakaan di Colorado (16 persen), Oregon (22 persen), Alaska (20 persen), dan California (14 persen).
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsekuensi potensial yang tidak diinginkan dari pasar rekreasi adalah peningkatan mengemudi dalam keadaan mabuk ganja dan kematian akibat kecelakaan, dan, oleh karena itu, potensi kebutuhan akan kebijakan yang difokuskan untuk mengurangi mengemudi di bawah pengaruh ganja,” kata Marinello.
Namun, negara bagian yang melegalkan ganja rekreasi mengalami penurunan rata-rata 11 persen dalam perbandingan kematian akibat overdosis opioid, tetapi penurunannya bervariasi dari tiga hingga 28 persen di tujuh negara bagian tersebut.
Marinello menambahkan bahwa penurunan kematian akibat overdosis opioid, yang diakibatkan oleh legalisasi ganja, merupakan hal yang harus ditinjau secara serius di negara-negara bagian yang sedang mempertimbangkan untuk melegalkan ganja.
“Studi ini memberikan bukti potensi manfaat dan bahaya yang harus dipertimbangkan oleh pembuat kebijakan saat melegalkan pasar ganja untuk rekreasi,” lanjutnya.
Anehnya, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa legalisasi ganja berdampak pada tingkat bunuh diri, yang menarik, karena penggunaan ganja telah lama dikaitkan dengan perkembangan gangguan depresi dan pikiran untuk bunuh diri.
Tim UIC menyimpulkan bahwa akan menjadi ide yang baik bagi negara bagian yang melegalkan penggunaan ganja sepenuhnya untuk mempromosikan kebijakan dan program kesehatan masyarakat, yang mana akan membantu mengekang potensi bahaya yang disebabkan oleh zat-zat ini, serta memberi tahu masyarakat bahwa mengemudi di bawah pengaruh ganja bisa mematikan.
Studi Ganja Lainnya Mengkonfirmasi Hasil
Sementara itu, studi tahun 2022 juga menemukan bukti kuat bahwa legalisasi ganja di Amerika Serikat menyebabkan peningkatan kecelakaan mobil yang parah.
Tim mengumpulkan data tentang kecelakaan lalu lintas dan jumlah lalu lintas di 11 negara bagian AS dan dari Administrasi Jalan Raya Federal antara 2009 dan 2019.
Colorado, Washington, Oregon, California, dan Nevada telah melegalkan ganja untuk rekreasi selama periode tersebut, sementara Arizona, Idaho, Montana, New Mexico, Utah, dan Wyoming tidak.
Laporan tersebut menemukan bahwa jumlah kecelakaan, yang menyebabkan cedera, melonjak sekitar enam persen di negara bagian dengan ganja yang dilegalkan, sementara jumlah kecelakaan fatal melonjak empat persen di lima negara bagian yang mengizinkan penggunaan untuk rekreasi.
Meskipun demikian, para peneliti tidak melihat adanya lonjakan pada kelompok pembanding yang terdiri dari enam negara bagian yang belum melegalkan narkoba.
Jumlah kecelakaan fatal meningkat sekitar dua persen setelah ganja dilegalkan dan sekali lagi dengan jumlah yang sama ketika toko-toko mulai menjual narkoba.
Kecelakaan yang menyebabkan cedera meningkat secara keseluruhan, sebesar 6,5 persen setelah legalisasi, tetapi turun sedikit setelah penjualan ganja dilegalkan di toko-toko.
Para peneliti dari University of California-San Francisco pada tahun 2019, meninjau lebih dari 28 juta catatan rumah sakit dari sebelum dan sesudah ganja rekreasi dilegalkan di Colorado pada bulan Desember 2012.
Tim UCSF melaporkan bahwa penerimaan rumah sakit terkait penggunaan ganja telah melonjak 10 persen pasca legalisasi di Colorado dibandingkan dengan negara bagian lain, tetapi menemukan bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan ketika memperhitungkan semua penerimaan dan waktu yang dihabiskan di rumah sakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan lonjakan 5 persen dalam penyalahgunaan alkohol dan overdosis, yang mana mengakibatkan cedera atau kematian dan 5 persen lebih sedikit rawat inap untuk nyeri kronis setelah legalisasi ganja. (asr)