300 Orang Ditangkap dalam Kericuhan di Columbia University, Gedung Putih Mengecam Demonstrasi dengan Kekerasan

Demonstrasi anti Israel terjadi di sejumlah kampus Amerika Serikat. Walikota New York, Erics Adams, mengatakan pada Rabu (1 Mei) mengatakan bahwa polisi menangkap 300 orang dalam operasi penegakan hukum di berbagai perguruan tinggi dan universitas, termasuk Columbia University. Sekretaris pers Gedung Putih, Jean-Pierre, juga mengutuk demonstrasi yang diwarnai kekerasan di kampus

Zhao Fenghua dan Rong Yu – NTD

Pada  Rabu 1 Mei, Walikota New York City, Erics Adams, mengatakan bahwa polisi menangkap sekitar 300 orang dalam operasi penegakan hukum di Columbia University dan City University of New York.

“Mereka [pihak universitas] mengakui bahwa para penghasut dari luar sedang mempersiapkan diri untuk melakukan aksi dan benar-benar membajak gerakan tersebut. Atas permintaan mereka, kami masuk ke kampus untuk melakukan operasi untuk mengeluarkan mereka yang telah mengubah protes damai di Columbia menjadi kampanye anti-Semit dan anti-Israel,” kata Walikota Erics Adams.

Pada Selasa (30 April) malam, polisi Kota New York memasuki Columbia University, atas permintaan pihak kampus dan membersihkan sebuah tenda kemah serta sebuah bangunan yang ditempati oleh para demonstran anti-Semit.

“Kami tidak punya pilihan lain setelah mengetahui semalam bahwa Gedung Hamilton telah diduduki, dirusak, dan disegel,” kata pihak universitas dalam sebuah pernyataan.

Di Universitas California, Los Angeles (UCLA), polisi tiba untuk memisahkan demonstran pro-Palestina dan demonstran kontra setelah bentrokan terjadi pada Selasa malam.

“Ada juga perkelahian. Mereka mulai saling memukul dengan tongkat, meninju dan menendang, menyemprotkan merica,” ujar Edgar Gomez, mahasiswa UCLA.

Ketenangan kembali pulih di kampus pada Rabu pagi.

Gubernur California Benjamin Newsom mengatakan pada Rabu mengatakan bahwa siapa pun yang terlibat dalam kerusuhan di Universitas California, Los Angeles, akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk penuntutan pidana, skorsing atau dikeluarkan.

Pada Rabu, juru bicara polisi kampus Universitas Wisconsin, Mark Lovecott, mengatakan bahwa empat petugas polisi terluka ketika mereka membongkar tenda pengunjuk rasa di Universitas Wisconsin-Madison. Setidaknya belasan orang ditangkap.

Para pengunjuk rasa terus meneriakkan slogan-slogan dan mendirikan lebih banyak tenda beberapa jam kemudian. Polisi akan terus memantau kegiatan para mahasiswa.

Pada  Rabu, Sekretaris Pers Gedung Putih Jean-Pierre mengutuk demonstrasi kekerasan dan protes anti-Semit, dan menekankan bahwa Presiden Biden memantau situasi dengan cermat.

“Kami di sini untuk terus menekankan bahwa anti-Semitisme adalah ujaran kebencian. Itu salah. Itu memuakkan dan kami akan terus bersuara,” ujarnya. (Hui)