Kedai Kopi Kedua Terbesar di Tiongkok Tutup Ratusan Toko dalam Setahun

ETIndonesia. Pacific Coffee, yang pernah disebut sebagai kedai kopi terbesar kedua di Tiongkok, namun dalam setahun terakhir ini telah menutup ratusan tokonya di daratan Tiongkok, menarik perhatian publik.

Mengutip laman situs canyin88.com, saat ini Pacific Coffee hanya memiliki tiga toko yang beroperasi di Guangzhou, yaitu toko di lorong barat terminal 1 Bandara Baiyun, toko keberangkatan internasional terminal 2, dan satu-satunya toko di area kota di Jalan Xingang Timur yang masih beroperasi.

Southern Metropolis Daily melaporkan bahwa sejak Juli lalu, Pacific Coffee telah menutup tujuh toko di Zhuhai. Per tanggal 21 Oktober, hanya tersisa dua toko Pacific Coffee di Zhuhai, yaitu toko Ke Chuang dan Lijun Pangdu.

Data dari canyin88.com menyebutkan bahwa di Beijing, hanya tersisa kurang dari sepuluh toko Pacific Coffee, dan di kota-kota seperti Hangzhou, Suzhou, dan Chongqing hanya tersisa satu toko. Kota seperti Hefei sudah tidak memiliki toko lagi.

Saat ini, Pacific Coffee memiliki sekitar 200 toko lebih, di mana sekitar setengahnya berada di Hong Kong.

Melansir laman Consumption Daily Tiongkok, seorang karyawan Pacific Coffee mengungkapkan bahwa Pacific Coffee tampaknya bermaksud menutup semua tokonya di daratan dan hanya mempertahankan pasar Hong Kong.

Informasi publik menunjukkan bahwa Pacific Coffee didirikan di Hong Kong pada tahun 1992. Pada tahun 2010, berkembang menjadi kedai kopi terbesar kedua di Hong Kong.

Pada tahun yang sama, China Resources Enterprise mengakuisisi 80% saham Pacific Coffee, menjadi pemegang saham terbesar, dan secara resmi memperkenalkan Pacific Coffee ke pasar daratan Tiongkok.

Awalnya, Pacific Coffee fokus membuka toko di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen, dengan fokus pada kopi premium. Pada tahun 2015, Pacific Coffee menjadi merek kopi dengan jumlah toko terbanyak di daratan setelah Starbucks.

Menurut data dari Forward Industry Research Institute, pada akhir tahun 2017, pangsa pasar Pacific Coffee di Tiongkok adalah 2.5%, menempati posisi “nomor dua”.

Namun, setelah tiga tahun pembatasan pandemi, Pacific Coffee mulai menutup tokonya secara besar-besaran sejak akhir tahun 2022.

Menurut data dari “canyandata.com ” dan perusahaan “Dian-Ping”, per 16 Oktober 2024, hanya tersisa maksimal 71 toko Pacific Coffee di daratan, dengan penurunan 114 toko dalam 14 bulan.

Belakangan ini, dengan terus memburuknya ekonomi Tiongkok dan degradasi konsumsi, banyak toko merek minuman teh tutup. Menurut laporan Phoenix Net pada 9 September, berdasarkan data pihak ketiga, lebih dari sepuluh ribu toko minuman teh hilang dari Juni hingga Agustus tahun ini.

Seorang pedagang peralatan bekas mengungkapkan, sebuah toko merek utama yang dulu bisa bertahan dua hingga tiga tahun, sekarang toko yang mereka tarik, banyak yang baru buka hanya mampu bertahan dua hingga tiga bulan, atau delapan hingga sembilan bulan. (jhon)

Sumber : NTDTV.com