ETIndonesia. Budaya hedonistik yang menjalar di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok berdampak terhadap masyarakat luas di daratan Tiongkok. Baru-baru ini beredar kabar bahwa seorang polisi wanita di Dongying, Shandong, Tiongkok yang terinfeksi HIV, sengaja menyebarkan virus tersebut sebagai bentuk balas dendam terhadap masyarakat. Penyebaran virus ini diduga terjadi melalui hubungan seksual bebas, termasuk kelompok swinger (tukar pasangan) dan prostitusi, sehingga memicu penularan wabah HIV di perusahaan Li Hua Yi Group.
Skandal Menjadi Perbincangan
Berita tentang “Wabah HIV di Li Hua Yi” ramai dibicarakan di internet daratan Tiongkok. Pemerintah PKT belum memberikan bantahan resmi, tetapi secara aktif menyensor informasi tersebut.
Banyak unggahan video dan tulisan di media sosial yang telah dihapus, meninggalkan komentar samar dari netizen. Beberapa pengguna media sosial bahkan bertanya-tanya, “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Li Hua Yi Group, yang berbasis di Kabupaten Lijin, Dongying, adalah perusahaan besar di sektor petrokimia dengan aset RMB.triliunan . Dalam daftar 500 Perusahaan Terbesar Tiongkok 2024, perusahaan ini berada di peringkat 186 dan dijuluki sebagai “perusahaan pusat” Kabupaten Lijin.
Berdasarkan informasi yang beredar, wabah HIV di Li Hua Yi telah mendorong penyelidikan menyeluruh di seluruh perusahaan. Hingga kini, lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi, meski pemeriksaan masih berlangsung.
Asal-usul Penularan HIV
Menurut berbagai sumber yang belum terverifikasi, kasus ini bermula dari operasi razia prostitusi oleh kepolisian setempat. Salah satu individu yang tertangkap diketahui terinfeksi HIV. Melalui pemeriksaan hubungan sosial terkait prostitusi, ditemukan bahwa banyak staf Li Hua Yi juga terinfeksi. Penyelidikan lebih lanjut melacak sumber utama penyebaran ke seorang polisi wanita berusia 20-an di Kabupaten Lijin.
Wanita ini dikabarkan cantik dan sengaja menjalin hubungan seksual dengan banyak orang setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV. Ia bahkan dilaporkan bergabung dengan komunitas swinger di kawasan tersebut. Beredar kabar Li Hua Yi terdapat kelompok swinger serta praktik seksual bebas lainnya. Selain itu, banyak karyawan juga menggunakan jasa prostitusi, yang memperburuk penyebaran virus. Bahkan anggota keluarga karyawan serta pekerja seks komersial di masyarakat sekitar turut menjadi korban infeksi.
Komentar Warganet Tiongkok
Banyak netizen menggunakan istilah sindiran dalam menanggapi berita ini di media sosial Tiongkok. Menanggapi pernyataan yang menyangkal kabar tersebut, seorang pengguna media sosial menulis, “Laut yang tenang, tak mungkin berombak tanpa angin.”
Beberapa warganet juga membagikan pengalaman serupa di perusahaan mereka, tetapi menyatakan bahwa kasus-kasus tersebut biasanya ditutup tanpa penyelesaian.
Warganet lainnya mengungkapkan kekhawatiran bahwa meski semua orang yang terinfeksi ditemukan, identitas mereka akan dirahasiakan oleh pihak berwenang dengan alasan “mencegah diskriminasi.”
Situasi ini membuat masyarakat sulit mengidentifikasi siapa yang terinfeksi, sehingga ada yang menyarankan untuk lebih berhati-hati dan menghindari hubungan seksual bebas.
Ketika berita ini tersebar ke platform luar negeri seperti X, banyak pengguna medsos langsung mengejek kondisi moral di bawah rezim PKT:
“Sungguh jahat,”
“Komunis, tukar pasangan, menuju kehancuran,”
“Satu orang menghancurkan seluruh kelompok mereka,”
“Sulit menjaga diri tetap bersih di lingkungan ini, sudah stadium akhir.”
(Hui)
Sumber : NTDTV.com