Baru-baru ini, kasus kamp penipuan dan penculikan di Myanmar Utara terus menjadi sorotan. Beberapa warganet di Tiongkok mengungkapkan bahwa setelah menerima telepon penipuan, mereka dipanggil ke kantor polisi, bahkan diancam dengan pembekuan rekening bank. Hal ini menimbulkan kecurigaan tentang peran kekuatan Partai Komunis Tiongkok (PKT) di balik skema tersebut. Sebuah artikel menyebutkan bahwa Myanmar Utara adalah cerminan nyata dari kondisi di Tiongkok yang tidak menjamin hak asasi manusia
ETIndonesia. Pada 13 Januari 2025, seorang warganet memposting keluhan setelah menerima telepon penipuan dan memutuskan sambungan, dia menerima panggilan dari polisi yang memintanya datang ke kantor polisi untuk registrasi. Karena alasan keluarga, dia menolak, tetapi polisi mengancam akan membekukan rekening banknya jika tidak datang. Dengan terpaksa, dia pergi ke kantor polisi dan memberikan informasi pribadinya, termasuk nama, alamat, dan nomor identitas, serta difoto sambil memegang formulir registrasi.
Dia menyatakan, “Yang saya tidak pahami adalah, seseorang yang diganggu telepon penipuan tidak hanya tidak mendapatkan perlindungan tetapi malah diancam pembekuan rekening dan dipaksa ke kantor polisi untuk memberikan data pribadi. Mengapa mereka tidak mengejar para penipu?”
Dia juga mengungkapkan bahwa selama dua hari berikutnya, pusat anti-penipuan terus meneleponnya, yang menurutnya sangat mengganggu.
Komentar warganet
Banyak netizen berbagi pengalaman serupa di kolom komentar. Ada yang menulis, “Saya juga mengalami hal yang sama. Ketika saya tidak mau pergi, mereka menyuruh ibu saya yang menandatangani. Saya tidak tahu bagaimana mereka tahu tempat kerja ibu saya.”
Seorang lainnya berkata, “Ibu saya menerima panggilan FaceTime yang mengaku dari layanan pelanggan WeChat. Karena tahu itu penipuan, ibu saya langsung memutuskan panggilan. Keesokan harinya, teleponnya diblokir dan harus membawa kartu identitas ke gerai layanan untuk membuka blokir.”
Warganet lain berkomentar, “Lucu sekali, orang yang gagal investasi dan membeli properti mangkrak sudah cukup menderita, tetapi mereka tetap diawasi ketat.”
Kecurigaan Terhadap Peran PKT
Kasus penculikan aktor Tiongkok Wang Xing yang dibawa ke Thailand dan Myanmar baru-baru ini memicu perhatian pemerintah. Sebuah dokumen menunjukkan banyak orang, terutama kaum muda, tertipu dan dibawa ke Myanmar. Sementara beberapa waganet bersimpati dengan para korban, mereka juga mempertanyakan peran pemerintah PKT dalam masalah ini.
Artikel berjudul “Apakah Pegawai Operator Dalam Negeri yang Membantu Penipuan Sulit Ditangkap atau Tidak Mau Ditangkap?” mempertanyakan bagaimana penipu bisa mendapatkan nomor telepon tanpa batas padahal setiap nomor di Tiongkok harus terdaftar dengan nama asli.
Fenomena Myanmar Utara, Cerminan Tiongkok
Beberapa warganet menilai bahwa fenomena di Myanmar Utara adalah cerminan dari kurangnya jaminan hak dan hukum bagi warga Tiongkok. Sebuah artikel berjudul “Myanmar Utara adalah Bagian yang Tak Terpisahkan dari Nasib Orang Tiongkok” menyebut bahwa situasi yang dialami warga sering kali lebih mengerikan, tanpa perlindungan hukum atau hak asasi manusia yang jelas.
Artikel itu menegaskan bahwa jika Tiongkok tidak memperbaiki perlindungan terhadap informasi pribadi dan hak-hak warganya, “Myanmar Utara” akan terus muncul sebagai “tempat uji coba” skema-skema tersebut. (Hui)
Sumber : NTDTV.com