Beijing Panik! Pemimpin Eastern Turkistan Islamic Movement (ETIM) di Militer Suriah, Bersumpah Balas Dendam di Barat Laut Tiongkok

EtIndonesia. Kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), yang baru saja membentuk pemerintahan baru di Suriah, telah memberikan pangkat militer tinggi kepada sejumlah militan asing, termasuk pemimpin Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM). Langkah ini semakin menegaskan hubungan erat antara HTS dan ETIM, yang selama ini dianggap sebagai organisasi teroris.

ETIM di Suriah: Dari Tentara Bayangan ke Pemimpin Militer

Selama perang saudara di Suriah, sejumlah besar militan ETIM dilaporkan menyusup ke Suriah dan aktif bertempur selama bertahun-tahun. Setelah rezim Assad digulingkan, para militan ini secara bertahap naik ke posisi penting dalam militer Suriah yang baru, bahkan menjadi bagian dari pemerintahan baru.

Para pengamat mencatat bahwa selama beberapa dekade, kelompok seperti ETIM menggunakan berbagai nama untuk beroperasi di seluruh dunia, sering kali memengaruhi stabilitas sosial dan perubahan rezim di negara-negara tempat mereka beroperasi.

Tanggapan Beijing terhadap Ancaman Baru

Pada 8 Januari, dalam pertemuan terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Suriah, Wakil Tetap Tiongkok di PBB, Fu Cong, menegaskan bahwa Tiongkok memiliki “nol toleransi” terhadap terorisme, terlepas dari bagaimana situasi di Suriah berkembang. Fu mengkritik keras keputusan militer Suriah untuk memberikan posisi tinggi kepada militan asing, termasuk pemimpin ETIM yang masuk dalam daftar teroris PBB.

Fu Cong mengatakan: “Tindakan semacam ini mengabaikan kekhawatiran keamanan Tiongkok dan dapat menjadi ancaman besar bagi penyebaran terorisme di masa depan.”

ETIM dan Ancaman terhadap Tiongkok

Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM), bagian dari Partai Islam Turkestan (TIP), didirikan pada tahun 1993. Organisasi ini bertujuan untuk mendirikan negara Islam di wilayah Xinjiang dan Asia Tengah. ETIM telah diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Tiongkok, Uni Eropa, dan PBB. Namun, pada tahun 2020, Amerika Serikat mencabut status ETIM sebagai organisasi teroris, yang memicu kecaman keras dari Beijing.

Di media sosial, pendukung ETIM secara terang-terangan mengancam akan kembali dari Suriah ke wilayah barat laut Tiongkok untuk melancarkan aksi balas dendam. Salah satu akun di platform X (sebelumnya Twitter) dengan nama uyunistar menyatakan bahwa pengalaman tempur para militan Uyghur di Suriah akan digunakan dalam aksi melawan Tiongkok di masa depan. Akun tersebut juga memperingatkan bahwa wilayah barat laut Tiongkok akan menghadapi tantangan serius.

Langkah Antisipasi Tiongkok

Menghadapi situasi yang berkembang di Suriah dan ancaman yang meningkat, para ahli Tiongkok menyarankan agar tidak mengambil tindakan langsung terhadap Suriah dalam waktu dekat. Namun, mereka menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kembalinya militan ke Tiongkok. Peningkatan langkah-langkah anti-terorisme dan pengendalian keamanan domestik menjadi prioritas utama.

Menurut para pengamat, meskipun ancaman ini belum berkembang menjadi masalah besar, pemerintah Tiongkok perlu terus memantau situasi global dan regional untuk mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin muncul dari kelompok militan seperti ETIM. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS