EtIndonesia. Gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada 19 Januari berakhir pada Sabtu (1 Maret). Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan telah menerima usulan Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza hingga pertengahan April, selama Ramadan dan perayaan Paskah Yahudi.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa utusan Timur Tengah dari pemerintahan Trump, Steve Witkoff, memahami bahwa lebih banyak waktu dibutuhkan untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata permanen, sehingga ia mengusulkan perpanjangan gencatan senjata saat ini.
Kantor Perdana Menteri segera mengeluarkan pernyataan tengah malam yang menyebutkan, “Israel telah menerima rencana ini yang diajukan oleh utusan Timur Tengah dari pemerintahan Trump, Steve Witkoff,” yang mencakup gencatan senjata sementara selama Ramadan, yang berakhir pada akhir Maret, serta perayaan Paskah Yahudi selama delapan hari pada pertengahan April.
Menurut laporan Reuters, kantor Netanyahu menyatakan bahwa dalam hari pertama implementasi usulan Witkoff, setengah dari sandera yang ditahan di Gaza—baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal—akan dibebaskan. Pernyataan tersebut juga menambahkan bahwa setelah kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai, sandera yang tersisa juga akan dibebaskan.
Kantor Netanyahu juga menegaskan, “Sesuai dengan perjanjian, jika Israel menganggap negosiasi tidak efektif, maka dapat melanjutkan operasi militer setelah hari ke-42,” sambil menuduh Hamas melanggar perjanjian.
Sebelumnya, pada 1 Maret, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyatakan bahwa pihaknya menolak “rencana” perpanjangan gencatan senjata tahap pertama di Gaza oleh Israel, tetapi tidak secara eksplisit menyebutkan usulan Witkoff.
Dalam perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada Januari, Hamas membebaskan 33 sandera Israel dan 5 sandera asal Thailand, sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 2.000 tahanan dan warga Palestina yang ditahan oleh Israel. Langkah ini bertujuan untuk mendorong negosiasi lanjutan dengan dasar kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Negosiasi mengenai gencatan senjata tahap kedua antara Israel dan Hamas telah dimulai kembali pada 28 Februari di Kairo, ibu kota Mesir. Para mediator berharap dapat mengakhiri perang di Jalur Gaza, tetapi hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai. (Hui)
Sumber : NTDTV.com